...ini adalah murni karya pertama saya, jika ada nama tokoh, peristiwa yang kebetulan sama, itu hanya kebetulan...
Happy Readyng
...Ketika perasaan dan perbuatan tidak berjalan dengan selaras maka batin akan tersiksa....
Dinda roses adalah seorang gadis cantik yang memiliki kepribadian baik jujur lemah lembut dan tidak sombong. Walaupun dia dibesarkan oleh orang tua yang berkecukupan iya tidak pernah membangga-banggakan harta orang tuanya. Selain cantik Dinda yang sekarang berumur 17 tahun la juga memiliki otak yang cerdas terbukti dari di usianya yang sekarang ia sudah menduduki dunia perkuliahan.
Dunia Dinda berubah ketika ibundanya meninggal 1 bulan yang lalu karena serangan jantung di saat itu ibunya mendapatkan kabar dari Ayah Dinda bahwa perusahaan yang ia rintis dari nol terancam mengalami gulung tikar.
Flashback on
" assalamualaikum bunda"Ayah dinda
"Waalaikumsalam ayah"
"kenapa pulang pulang mukanya kusut ayah, apakah diperusahaan ada masalah" tanya ibu dinda
"iya bun, perusahan terancam gulung tikar, karena ada beberapa klien yang tiba tiba menarik sahamnya dari perusahaan kita." Jawab ricad roses, ayah dinda
"ayah jangan bercanda, itu tidak mungkin ayah. Katakan ayah, itu tidak benar kan!!! " bunda berkata dengan menyala nyala. " ayah!!!".
"ssshhuutt, memang kabarnya begitu bunda, memang takdir kita seperti itu, nanti ayah akan usahakan supaya para stakeholder tetap menanamkan sahamnya di perusahaan kita" kata ayah dengan sangat lembut dan menenangkan istrinya itu supaya tidak terlalu panik lagi
Stakeholder adalah semua pihak dalam masyarakat termasuk individu atau kelompok yang memiliki kepentingan atau peran dalam suatu perusahaan atau organisasi yang saling berhubungan dan terikat. termasuk para penanam saham.
bunda dinda yang tiba tiba mendengar kabar tersebut dari suaminya seakan runtuh, tidak rela mendengar ucapan tersebut.
Namun tiba tiba ibunda dinda menyentuh dadanya yang terasa sesak , "auuh sakit" suara bunda dengan memegang dadanya. Mendengar suara rintihan kesakitan istrinya, ayah dinda langsung membopong istrinya kedalam mobil.
"dinda, ayo kita kerumah sakit sekarang" suara bariton ayah yang menggelegar mengagetkan dinda diruang tengah yang sedang menonton film kecintaannya. Buru buru dinda mengambil kunci mobil dan mengekor dibelakang ayahnya.
"ayah, dinda saja yang didepan, ayah dibelakang saja sama bunda...!!" kata dinda sambil membuka pintu mobil nya. saat ini perasaan dinda sangat kalut. ia takut kalau bundanya terjadi apa apa
"Ayo nak cepat, kasihan bunda!!" Suara bariton ayah dari jok belakang sambil memangku bunda
"iya ayah, sabar" kata dinda dengan nada panik"
Sesampainya di IGD ayah dan dinda dengan tergesa gesa langsung berlari ke dalam. ayah menggendong bunda sambil melafalkan doa yang sekarang ia ingat dikepalanya. dinda pun juga sama walaupun ia saat ini hanya mengekor dibelakang ayah nya, ia juga melafalkan doa doa yang ia bisa
" *dokter, tolong istri saya dok,cepat " kata papa ayah sambil membaringkan istrinya di ranjang rumah sakit
"Maaf pak bapak tunggu didepan" kata dokter* sambil mendorong bangakr itu untuk masuk kedalam kamar IGD.
"lakukan yang terbaik untuk istri saya, saya akan membayar berapapun biayanya, asalkan istri saya selamat."kata ayah dengan suara menggebu gebu, pikiran ayah saat ini sudah melayang kemana mana. fikirannya pun juga bercabang cabang, ia masih memikirkan perusahaan tapi ia juga harus fokus dengan kedaan istri tercintanya itu
"berdoa saja pak, semoga istri anda selamat." Dokter berkata sambil berlalu menutup ruang pemeriksaan.
Beberapa menit menunggu, dinda tampak kacau, dari tadi tak henti hentinya melafalkan doadan juga menangis sambil memeluk ayahnya.
Namun tidak beberapa lama dokter yang memeriksa bunda keluar menemui dan ayahnya. Dengan penasaran ayah dinda bertanya.
" bagaimana keadaan istri saya dok..?"
"Maaf pak, kami sudah berusaha sekuat tenaga, namun takdir berkata lain, allah lebih sayang istri bapak. Ikhlaskan pak" kata dokter sambil memegang pundak ayah, tanda ia sedang menenangkan keadaan ayah dinda itu
"Tidak, tidak, ini tidak mungkin istri saya masih hidup, dengan kasar ayah dinda masuk ruangan dimana istrinya dirawat. Bun, bunda bangun bun, jangan bercanda, jangan tinggalkan ayah sama dinda sendiri bund. Bunda bangun ...!!!!" kata ayah yang tambah kalut, ia masih shock dengan apa yang tadi dikatakan oleh dokter itu.
Dinda menyusul ayahnya dibelakang sambil mengusap punggung ayah yang sedang bergetar karena menangis, dinda berkata
"sudah ayah, biarkan bunda pergi, allah lebih sayang sama bunda, tolong ikhlaskan bunda ayah..., biarkan bunda tenang disana...” walaupun dinda sedih tapi ia tetap berusaha tegar. mengingat pelajaran agama islam yang diajarkan oleh ustad yang mengajar ngaji dinda, kalau orang sudah meninggal itu tidak boleh diratap, boleh sedih, tapi tidak boleb berkepanjangan
"ya sudah, ayah akan mengurus administrasinya dulu, kamu disini dulu ya nak...". Kata ayah sambil memeluk dinda dan sesekali mengusap air mata anak semata wayangnya.
"iya ayah dinda tunggu disamping bunda". kata dinda yang masih menampakan muka sedihnya, tak hanya itu air matanya juga masih mengucur sangat deras.
Sementara ayah mengurus biaya administrasi, dinda duduk disamping bundanya yang telah tiada. Dengan tatapan kosong dan menangis dinda berkata
" bunda, kenapa bunda ninggalin dinda, sekarang dinda sendirian disini, gimana kalau ayah tidur dikantor, dinda gak punya teman bunda.. bund bangun bun, hanya bunda yang bisa ngertiin dinda, hanya bunda yang bisa buat dinda tertawa." tangan bunda memegang wajah ayu nan sayu milik bundanya itu. ia terus mengelus pipi bundanya.
Sementara Ayah dinda yang sudah selesai mengurus administrasi dan ingin menghampiri dinda, saat mendengar dinda berkata Dia urungkan untuk masuk. Ayah dinda yang mendengar semua curahan hati didepan pintu, hatinya terasa teriris. Tak terasa air matanya meleleh.
“ya tuhan semoga kedepannya saya menjadi ayah sekaligus ibu yang baik untuk anak saya.”
.beberapa saat, Ayah dinda masuk dengan perlahan " ayo nak, pulang, habis ini kita kebumikan bunda."
Walaupun sama sama terpuruk tapi ayah berusaha untuk kuat.
Sampai dipemakaman, ibunda dinda langsung dikebumikan. DIsaat semua kerabat sudah pulang dan hari sudah mulai gelap, ayah dinda mengajak anaknya untuk pulang.
“ayo nak kita pulang, hari sudah mulai gelap”
“Iya ayah, sebentar, kasih waktu 5 menit untuk dinda berbicara berdua sama bunda.”
“ya sudah, ayah tunggu dimobil.
Setelah kepergian ayah dinda pun berkata dengan mengelus batu nisan bundanya.
”Bunda, terima kasih selama 17 tahun sudah mau merawat dinda, terima kasih sudah melahirkan dinda, dinda janji setelah ini dinda akan jadi anak yang sukses. Demi cita cita bunda dinda akan jadi dokter.
Flasback off
..."semua mahkluk yang diciptakan allah, semua akan kembali kepadanya. kita tidak bisa menentukan sampai kapan kita hidup, tetapi kita hanya bisa menentukan bermanfaat atau tidak kah kita untuk hidup."...
...😘 Happy Reading😘...
maaf kalau ada yang typo...
..."Cinta ibu adalah yang paling menenangkan. Ia tak banyak wujud dan meneduhkan seperti oase di padang panjang nan gersang."...
..."Orangtuamu tidak pernah ingin kamu menjadi seperti mereka tapi mereka ingin kamu menjadi lebih baik dari mereka."...
Sampai dipemakaman, ibunda dinda langsung dikebumikan. DIsaat semua kerabat sudah pulang dan hari sudah mulai gelap, ayah dinda mengajak anaknya untuk pulang. “ayo nak kita pulang, hari sudah mulai gelap”
“Iya ayah, sebentar, kasih waktu 5 menit untuk dinda berbicara berdua sama bunda.”
“ya sudah, ayah tunggu dimobil.
Setelah kepergian ayah dinda pun berkata dengan mengelus batu nisan bundanya.”Bunda, terima kasih selama 17 tahun sudah mau merawat dinda, terima kasih sudah melahirkan dinda, dinda janji setelah ini dinda akan jadi anak yang sukses. Demi cita cita bunda dinda akan jadi dokter.
Flasback off
Selama sebulan ini, dinda hidup seperti tidak ada gairah hidup. Hidupnya penuh dengan kekosongan. Aktifitasnya hanya dihabiskan kuliah, setelah itu ia masih terpuruk dikamarnya. Ditambah lagi ayah dinda yang masih disibukkan dengan perusahaannya, sehingga ayah dinda pulang larut bahkan terkadang tidak pulang hingga beberapa hari. Seperti pada malam hari ini, Dengan termenung dan menangis di depan jendela kamarnya, dinda berkata " bunda, dinda sudah tidak kuat. Dinda mau ikut bunda saja disurga... disini dinda sendirian bunda, tidak ada siapa siapa lagi bunda.
Tiba tiba, disaat dinda termenung, ada suara ketukan pintu dari luar,
Tok, tok, tok dinda tolong bukain pntunya nak, ini ayah, ayah mau bicara sama dinda.
Ceklek, dibukalah pintu tersebut dari dalam oleh dinda dan dinda pun berkata,” ada apa ayah,. Tumben ayah sudah pulang.biasanya kan ayah tidak ingat kalau dinda ada.”
Ayah pun menjawab
“maafin ayah nak, selama ini ayah hanya sibuk memikirkan perusahaan, perusahaan itu juga kedepannya akan menjadi milikmu kan.” Kata ayah sambil duduk ditepi ranjang.
“dinda gak butuh itu semua ayah, dinda hanya butuh teman. Toh kuliah pun dinda juga dapat beasiswa.” Kata dinda dengan sedikit emosi,karena setelah beberapa bunda meninggal baru ini ayahnya mau masuk kekamar dinda.
“Nak, ayah mau bicara serius sama kamu, tolong bantu ayah nak, hanya kamu yang bisa membantu perusahaan bisa kembali seperti semula” kata ayah sambil memegang kedua tangan dinda.
“ apa yang bisa dinda bantu ayah. “ walaupun dinda saat ini sedang marah, dia tetap menyembungikan kemarahannya.
“ menikahlah dengan CEO Bintang.” Jawab ayah
“maksudnya ayah...., berati ayah lebih memilih perusahaan, dari pada dinda, dari pada anak ayah sendiri!!!!. Disini dinda marah, menangis karena dia merasa bahwa ayahnya menjual dirinya.
“hanya kamu harapan ayah nak, tolong ayah nak, ayah sudah tidak memiliki siapa siapa”. Kata ayah sambil memohon.
“ Ayah jahat!!!!. Lebih baik dinda mati, dari pada dijual kepada casanova itu.”
Dinda sudah tau kalu Bintang itu termasuk casanova, karena beberapa kali ayahnya ada pertemuan bisnis dengannya, dia dan ibunya selalu dibawa oleh ayahnya untuk ikut diacara tersebut.
“Plak. Tiba tiba ayah menampar dinda
“jaga mulutmu dinda, ayah tidak suka kamu ngomong seperti itu, setelah kepergian bundamu, kamu jadi anak pembangkang. Kata ayah nampak emosi.
“ dinda tidak seperti ini kalau ayah tidak seperti itu, ayah yang jahat, ayah rela menukar dinda dengan harta, ayah gak punya waktu untuk dinda, dipikiran ayah hanya perusahaan, perusahaan. Tidak ada nama dinda dihati ayah !!!!. Kata Dinda dengan emosi dan menangis sesenggukan menatap ayahnya.
“Terserah kamu mau bilang apa, persiapkan diri, mau tidak mau satu minggu lagi kamu nikah.” Kata ayah sambil berlalu pergi.
Setelah kepergian ayahnya, dinda duduk termenung di samping ranjang
Sambil menangis dan menekuk lututnya dia berkata.
“ya tuhan, bolehkah dinda memilih untuk mati saja, dinda ingin hidup bahagia didalam surga saja bersama bunda, dari pada didunia dinda hanya tersiksa.”
Tak terasa hari mulai malam, jam dinding menunjukkan pukul 12 malam. Karna lelah menangis, dinda tertidur sambil memeluk lututnya disamping ranjang.
Namun baru beberapa jam tertidur, dinda didatangi oleh ibunya.
Sambil mengelus kepala dinda dengan rasa sayang dalam mimpi dinda, bunda berkata
“Dinda, anak bunda yang cantik, yang sabar ya nak. Dinda harus jadi dokter yang hebat, bunda yakin dinda kuat. Dinda harus bangkit dari keterpurukan, masa depan dinda masih panjang. “
Tidak bund, dinda ingin ikut bunda, dinda disini sudah tidak kuat.” saat dinda berkata seperti itu ibunda dinda pergi menuju jalan yang sangat indah.
"Bun, bunda, bunda, dinda ikut bunda. " Jangan tinggalkan dinda. Tiba tiba dinda melonjak kaget terbangun dari mimpinya.
..."Orangtuamu tidak pernah ingin kamu menjadi seperti mereka tapi mereka ingin kamu menjadi lebih baik dari mereka."...
..."Jika kamu menjatuhkan orang lain agar terlihat hebat, berarti tanpa sadar kamu sedang merendahkan dirimu sendiri."...
......HAPPY READING......
maaf kalau ada yang typo
kawan bantu dengan vote, like, dan berikan hadiah secangkir kopi biar mimin semangat..
..." Terkadang kita harus berterima kasih karena sudah sampai dititik ini, bahkan untuk mencapai dititik ini, banyak rintangan rintangan yang sudah dilalui"...
Sambil mengelus kepala dinda dengan rasa sayang dalam mimpi dinda, bunda pun berkata
“Dinda, anak bunda yang cantik, yang sabar ya nak. Dinda harus jadi dokter yang hebat, bunda yakin dinda kuat. Dinda harus bangkit dari keterpurukan, masa depan dinda juga masih panjang." suara bunda dengan nada sangat lembut terngiang ngiang antara ada dan tiada. namun tampak jelas di mata dinda, mungkin hanya halunasi saja, bunda ada didepannya memakai baju putih yang begitu bersih dan memancarkan cahaya nya
“Tidak bund, dinda ingin ikut bunda, dinda disini sudah tidak kuat.” saat dinda berkata seperti itu ibunda dinda pergi menuju jalan yang sangat indah.
"Bun, bunda, bunda..!!!, dinda ikut bunda. Jangan tinggalkan dinda." kata dinda mengigau teriak teriak di kamar, seharusnya jika orang ngaigau seperti ini ada orang tua yang menghampiri kita untuk menenangkan , namun saat ini dinda nihiltidak ada siapa siapa
Tiba tiba dinda terbangun dari mimpinya. “ternyata hanya mimpi. kenapa juga aku harus bangun, kalau memang ber mimpi aku bisa bertemu bunda, lebih baik aku tidur biar bisa bertemu bunda kembaki ah" kata dinda berbicara sendiri.
Ke esokan harinya, Dinda mulai membuka matanyadengan perlahan ia melihat sinar matahari yang masuk melalui celah celah jendela yang tidak tertutup dengan korden. kamar bernuansa putih duduk lah seorang gadis,di pinggir ranjang nya
“ arghh, dinda memegang kepalanya merasakan pusing," dinda baru ingat kalau tadi malam ia nanagis sejadijadinya karena mengingat mendiang ibundanya tercinta
Setelah pusingnya hilang, Dinda pelan pelan berdiri lalu menuju kearah balkon kamarnya, lalu tapannya lurus kedepan, sesaat ia termenung sambil menatap lurus kedepan, saat itu ia melihat ada 3 burung yang sedang bercengkrama dibalkon kamar dinda.
Burung tersebut terlihat begitu bahagia. seolah ia sedang bercengkrama dengan anggota keluarganya, terlihat seperti keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
“cuit cuit cuit cit” suara burung itu bersautan satu sama lain, mereka juga terlihat mematuk matukan paruh nya ke dahan pohon seperti menyapa dinda. dinda pun terlihat sedikit terhibur
"Waah indahnya, burung itu sepertinya terlihat seperti keluarga harmonis, tidak seperti keluargaku sekarang yang sudah sangat sangat berantakan, aku memiliki ayah tetapi tak seperti memiliki ayah, karena ia rela menjual anaknya, yang kupunya hanya bunda, walaupun bunda sudah tiada tapi aku yakin bunda diatas sana selalu ada disekitarku.
“ kata dinda bergumam sendiri sambil memandangi burung burung tersebut. selain burung terlihat sepasang kupu kupu yang masih mengitari burung tersebut
Dinda teringat kalau dia harus bangkit, harus bisa menjadi wanita kuat, untuk menyemangati dirinya sendiri ia bergumam lagi
“semangat dinda, raih cita citamu, kamu harus jadi dokter hebat seperti keinginan ibunda, jika memang takdirmu besok harus menikah itu juga sudah digariskan oleh allah. Yang kamu bisa hanya berdoa semoga dipernikahanku aku bisa hidup bahagia.” kata dinda menyemangati dirinya sendiri. karena setelah ibundanya meninggal, rasa semangat dan menggebu gebu dinda seakan luntur. ia merasa tidak ada tempat untuk bersandar,
Hari ini kebetulan hari libur, sehingga hari libur dinda hanya dihabiskan di dalam kamar, hanya sesekali saja dia keluar kamar. dinda hanya berleha leha di dalam kamar
Kruncuk krucuk terdengar suara perut dinda sangat keras
“ wah lapar sekali perutku, ada makana nggak ya..?”. Lalu dinda turun kebawah mencari bahan makanan untuk dimasak. Dinda sedari kecil sudah dibiasakan oleh bundanya untuk mandiri. Saat bundanya masih hidup disaat bundanya sudah sering mengakjarkan dirinya untuk memasak.
Bahkan dulu disaat usianya 10 tahun dia sudah pandai membuat brownish.
Ketika dinda membuka lemari pendingi, dinda hanya menemukan sebutir telur sama satu mie instan.
“ ah semua bahan makanan sudah habis semua, hanya ada ini yaudah lah ya makan ini aja. Besok setelah kekampus mampir ke super market dulu." gumam dinda sendiri sambil memulai memasak
Saat dinda memasak mie instan sam telur yang hanya tinggal satu tersebut tiba tiba dinda merasakan ada tangan melingkar dipinggang dindadan tak lama terdengar siara ditelinga dinda, masak apa sayang, hemm baunya wangi sekali sewangi badan kamu
” bintang berkata sambil mengendus leler jenjang dinda.
“hah." dinda terperanjat kaget , karena itu refleks dinda langsung menghentakkan tangan bintang. sebentar ia tertegun menatap bintang, bintang memilihi paras yang sempurna, badan nya tinggi, memiliki rupa yang ganteng, ditambah lagi hidung yang mancung dan mata bulat yang berwarna biru muda.
Dinda membalikan badan nya lalu pun berkata “ jangan kurang ajar kamu ...!!, kamu siapa berani mengancam saya ingat ...!! tidak punya hak atas diri saya. Lagian kita bukan muhrim..!!." kata dinda sambil menunjukan jari telunjuknya didepan mata bintang
Bintang yang dibentak seperti itu oleh dinda merasa geram ia melengkinkan sudut bibirnya. lalu ia memojokkan tubuh dinda ke meja dapur. Sambil mencengkram dinda bintang berucap
“ jangan sok suci sayang..., aku sudah berhak atas tubuhmu....., ingat, ayahmu sudah menjual kamu kepada saya....!! Kalau pun saya mau saya bisa melakukannya sekarang...!!!. Namun, karna saya menghargai anda, sehingga satu minggu lagi kita akan menikah sayang...., persiapkan diri dengan baik.., "Bintang melepas cengkraman didepan muka dinda dan beralih pergi.
bintang pun beralih pergi, dengan santai ia berjalan menjauhi dinda namun saat beberapa melangkah, bintang kembali lagi ia mulai mendekati dinda lagi, dinda yang dari tadi sudah terpojokan bisa bisa berkutik lagi
“ ingat jangan coba coba anda kabur. Kalau anda sampai kabur ke ujung dunia pun saya bisa menemukan anda...!!. Oh ya nanti sore kita akan fitting baju..., nanti sore kamu akan dijemput oleh asisten saya...” kata bintang dengan kata kata mengintimidasi yang masih menatap dinda.
binang yang notaben nya seorang mavia ahu, bagaimana cara nya untuk menggertak para musuhnya yang berhadapan dengan dia.
dinda pun merasa kesal. ia yang tadinya lapar, sekarang menjadi tak selera, ia memaksakan diri untuk memakannya, walau pun sekarang rasanya tidak enak.
sedikit demi sedikit mie tersebut masuk didalam perut dinda, cacing cacing yang dari tadi demo untuk menurunkan harga minyak sekarang sudah pada berdiam diri, cacing tersebut seolah seperti para penguasa yang baru mendapatkan suap dari orang yang curang
..."Dimanapun kita berada, kita harus bisa menjaga harkat martabat seseorang."...
..." jika kita ingin dihargai, maka harus menghargai orang lain dahulu."...
bersambung...., jangan lupa vote nya, komen
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!