NovelToon NovelToon

Khilaf Terindah

Bercinta Dengan Wanita Itu

Malam itu Felicia berjalan gontai di bawah cahaya sinar rembulan yang mengiringi perjalanan menuju ke rumahnya. Setelah seharian bekerja, di tambah harus lembur setiap hari demi mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari dan juga untuk biaya pengobatan ibunya yang saat ini sedang di rawat di rumah sakit karena gagal ginjal.

Ibunya yang bernama Jane sakit parah, dan Feli harus banting tulang bekerja keras agar bisa mencarikan donor ginjal untuk ibu yang sangat di sayanginya itu.

Felicia hanya hidup bersama ibunya karena mereka telah di usir oleh keluarga dari Ayahnya yang bernama Brandon. Ya, Felicia di anggap sebagai anak haram hasil hubungan Ayah kandung dan juga ibunya. Tetapi Jane (Ibunya) bukan sengaja menjadi orang ketiga. Ayah Felicia lah yang telah menipu ibunya dan mengatakan bahwa dia adalah pria lajang. Lalu mereka pun berhubungan sampai akhirnya memiliki bayi yang sangat cantik, parasnya perpaduan antara sang Ibu dan Ayah, memiliki hidung mancung, bibir merah alami dan kulit seputih susu.

Awal kehidupan mereka sangat bahagia, hingga akhirnya istri sah dari Ayahnya mengetahui keberadaan mereka. Tentu saja hal itu membuat Jene sangat shock, ternyata selama ini dia telah di tipu oleh Brandon yang ternyata sudah memiliki istri dan satu anak perempuan usianya hampir sama dengan Felicia.

Sebenarnya Felicia adalah anak dari orang kaya dan sangat berpengaruh di kota X, karena Brandon adalah seorang CEO muda dari perusahaan Bellerick, salah satu perusahaan terkenal di kota itu. Tetapi statusnya sebagai anak haram sudah melekat semenjak keberadaannya di ketahui oleh istri sah dari sang Ayah dan akhirnya merekapun di usir karena tidak mau ada yang tahu skandal Ayahnya (Brandon) terbongkar.

Felicia dan Ibunya memutuskan pergi dari kota x untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Dan setelah hari-harinya yang terlewati dengan penuh suka cita bersama Ibunya di sebuah desa terpencil, hingga sebuah berita mengejutkan menghampiri nya, Ibunya di vonis gagal ginjal.

Keadaan Jane semakin melemah dan harus di rawat di rumah sakit besar, karena tidak mau penyakit Ibunya semakin parah, akhirnya Felicia membawa Jane kembali ke kota x untuk berobat.

Mengingat hal itu Felicia bertekad akan bekerja lebih keras lagi untuk mencari biaya agar Ibunya bisa sembuh.

Dengan berjalan kaki karena menghemat biaya akhirnya Felicia hampir sampai di rumahnya yang berukuran kecil. Masih harus melewati gang sempit di depannya untuk sampai di rumah. Rumah itu di sewa selama setahun dengan biaya yang telah di kumpulan oleh Felicia selama dia bekerja.

"Hei, jangan lari! Sialan, berhenti kamu!"

Felicia terkejut mendengar suara-suara segerombolan orang berteriak seperti sedang mengejar seseorang.

Tiba-tiba ada seorang yang menabrak Felicia, karena tidak siap akhirnya tubuhnya limbung dan terjatuh bersama orang yang telah menabraknya tadi.

Mata Felicia mengerjap tidak percaya, ada seorang pria tampan dengan penampilan berantakan berada di atasnya. Gadis itu siap berteriak sebelum pria itu menutup mulutnya dengan tangan

"Ssttt, jangan berteriak, aku sedang di kejar orang-orang itu." Bisik pria itu masih dengan posisi berada di atasnya.

"Fernando Alvares, keluar kamu!! Jangan jadi orang yang pengecut!! Aku tahu kamu bersembunyi!! Teriak salah seorang dari orang-orang itu.

"Emmhh, lepas!" Felicia menyuruh pria itu untuk melepaskan tangannya. Pria yang bernama lengkap Morgan Fernando Alvares itu menatap gadis di bawahnya, tubuhnya terasa panas, dia mengutuk siapa saja yang telah memberikannya obat perangsang dengan dosis yang begitu tinggi itu. Morgan harus bisa menyalurkan hasratnya sekarang juga, kalau tidak, bisa di pastikan pria itu akan sangat tersiksa dan berujung pada kematian.

Sepertinya Morgan bisa meminta tolong pada gadis cantik ini, apalagi melihat kemolekan tubuh gadis yang masih berada di bawahnya ini benar-benar membuat hasratnya tidak tahan.

"Tolong selamatkan aku nona, aku akan memberikanmu uang 1 miliar kalau kamu mau menyelamatkan ku." Dengan berbisik, pria tersebut memohon pada Felicia.

Sebenarnya siapa pria ini? Apakah dia bisa di percaya? Tapi kasian juga kalau pria setampan dia harus mati muda. Batin Felicia.

"Fernando Alvares, keluar kau!!"

Felicia masih mendengar orang-orang itu meneriaki nama pria yang berada di atasnya itu.

Fernando Alvares, nama yang sangat familiar. Batin Felicia.

"Tolong bantu aku Nona, selamatkan aku, aku berjanji akan memberikan mu uang 1 miliyar itu, percayalah padaku?" Morgan tampak frustasi karena merasa sudah tidak tahan dan kepalanya sangat sakit.

Felicia masih berfikir apakah pria ini bisa di percaya, kalau dia menyelamatkannya pasti akan diberikan uang 1 miliyar. Jujur Felicia sangat membutuhkan uang itu untuk pengobatan ibunya.

Sepertinya pria ini bisa menepati janjinya, dari namanya saja sangat tidak asing, Fernando Alvares, CEO dari Sky Alvares Corp. Tuan muda dari keluarga besar Alvares. Batin Felicia.

"Baiklah tuan, tapi tolong menyingkir lah dari atas tubuhku." Ucap Felicia membuat pria itu langsung memindahkan tubuhnya.

"Mereka sudah pergi." Ucap Felicia melihat segerombolan orang-orang itu yang sudah semakin menjauh.

"Tapi mereka pasti masih ada di sekitar sini," ucap Pria itu.

"Baiklah aku akan menyembunyikan mu di dalam rumahku, tapi kamu berjanji akan memberikanku uang itu kan?" Tanya Felicia serius.

"Iya, tenang saja, kamu tidak perlu khawatir aku pasti akan membayarnya?" Jawab Morgan serius.

Akhirnya setelah mengetahui identitas dari pria itu membuat Felicia yakin dan percaya kalau pria ini adalah orang yang kaya dan pasti tidak akan menipunya. Siapa yang tidak mengenal nama Fernando Alvares, pria nomer satu di negara bagian Amerika yaitu Florida.

"Ikut ke rumahku tuan, lewat gang sempit ini, aku yakin mereka tidak akan menemukanmu." Morgan hanya mengangguk dan pasrah.

Setelah melewati gang sempit itu akhirnya Felicia sampai di depan rumahnya yang berukuran sangit kecil. Bahkan Morgan bisa menduga kalau rumah itu ukurannya sama dengan kamarnya di mansion.

"Silakan masuk," ucap Felicia saat pintu rumahnya sudah di buka. Morgan melangkah masuk ke dalam rumah, tempatnya bersih dan rapi.

"Silahkan duduk tuan, aku akan membuatkan mu minuman." Felicia menyuruh Morgan untuk duduk di sofa kecil di ruang tamu.

Morgan langsung melepaskan kancing baju atasnya karena merasa panas. Efek obat itu membuat sesuatu yang bergejolak dari dalam dan meronta-ronta untuk segera di salurkan. Kepalanya sangat sakit dan seluruh tubuhnya panas.

"Tuan, kau kenapa?" Seru Felicia saat setelah melihat Morgan yang terlihat sangat tersiksa. Wajahnya merah padam, keringat sudah bercucuran di dahinya.

Felicia mendekat dan m berusaha memeriksa keadaan Morgan. "Tuan, apa kau baik-baik saja." Morgan menatap Felicia yang berada di depannya dengan tatapan berkabut.

"Tolong, aku nona, aku sangat tersiksa dan bisa mati kalau di biarkan saja." Ucap Morgan dengan suara parau. Felicia akhirnya paham bahwa pria itu dalam pengaruh obat perangsang, dan Morgan memaksanya untuk melakukan hubungan badan.

Morgan langsung mencium bibir Felicia dengan penuh hasrat, bahkan tangannya langsung meraba kemana-mana. Felicia awalnya memberontak, tapi setelah menyadari bahwa Morgan dalam pengaruh obat yang menyiksa nya, akhirnya gadis itu memilih pasrah. Apalagi sentuhan dari pria itu benar-benar membuatnya melayang.

Morgan membawa Felicia ke arah tempat tidur dengan ala bride style, Felicia benar-benar luluh dengan pesona pria yang sangat tampan itu.

Setelah membaringkan Feli di atas tempat tidur tanpa melepaskan tautannya, Morgan melepaskan seluruh pakaian mereka dan malam itu menjadi saksi bahwa Felicia telah kehilangan kesuciannya demi menyelamatkan pria yang bernama Morgan Fernando Alvares.

Bersambung.

Hai akak reader, novel ini sekuel dari Khilaf Terdalam ya, menceritakan kisah dari cucu Darren, putra Aland dan Regina yaitu Morgan Fernando Alvares. Jangan lupa like dan bunganya ya 🥰

Menolak Menikah

Sinar matahari menyinari korden kamar dan menembus celah jendela menyinari wajah cantik seorang gadis. Felicia mengerjab saat sinar mentari itu mengusik tidurnya. Gadis itu pun membuka matanya dan merasakan seluruh tubuhnya luluh lantah bahkan tulang-tulangnya terasa seperti rontok.

Gadis itu baru ingat bahwa semalam dia di gempur habis-habisan oleh seorang pria asing yang meminta tolong kepada nya. Ngomong-ngomong soal pria asing, sepertinya gadis itu langsung sadar dan menoleh ke arah samping tempat tidurnya.

Kosong, Felicia langsung duduk dan sangat terkejut saat tidak melihat pria yang tadi malam di tolongnya itu tidak ada di sampingnya. Felicia hanya melihat sebuah kartu nama dan nomer telepon yang di tinggalkan oleh pria itu.

"Fernando Alvares, Chief Executive Officer Sky Alvares Corporation." Gumam Felicia membaca kartu nama itu.

Felicia mengepalkan tangannya, gadis itu merasa sangat geram dan marah dengan perbuatan yang di lakukan oleh Morgan kepadanya tadi malam.

"Dasar pria tidak tahu diri, brengsek, setelah berhasil membuat ku kehilangan kehormatan ku, dengan seenaknya tiba-tiba dia pergi begitu saja!" Geram Felicia.

Akhirnya gadis itu mengambil ponsel dan menghubungi Morgan.

Tuut,, tuutt,, tuutt!

"Halo!"

"Hei, pria brengsek, buaya darat, spycopat! enak sekali hidupmu, setelah memaksaku berhubungan badan dan membuat tubuhku hancur, lalu dengan seenaknya sendiri langsung pergi begitu saja!! Apa kamu menganggap ku wanita murahan yang bisa di beli dengan uang!! Aku menyesal telah menolongmu! Semuanya sudah hilang, kamu telah merenggutnya dan kemudian pergi begitu saja!! Seharusnya aku tidak pernah menolongmu! kalau perlu tidak usah bertemu denganmu sekalian!!" Teriak Felicia memarahi pria itu lewat telepon.

"Tenanglah nona, aku tidak bermaksud kabur ataupun lari dari tanggung jawab, masalahnya aku harus segera pulang karena ada urusan yang sangat penting, bukankah aku sudah meninggal kan nomor telepon, itu artinya aku tanggung jawab, bahkan bila perlu aku bersedia menikahimu saat ini juga."

Felicia mengepalkan tangannya, dia benar-benar merasa telah di lecehkan dan di anggap sebagai wanita murahan saja.

Felicia berteriak memaki pria yang ada di sebrang telepon itu.

"Hahaha, enteng sekali kamu bilang akan bertanggung jawab dengan manikahiku!! Maaf tuan psycopat, anda tidak perlu bertanggung jawab dengan menikahi saya, saya bukan wanita murahan yang bisa menggunakan alasan dan cara seperti itu untuk bisa menjadi istri anda, meskipun anda adalah seorang Fernando Alvares,, ingat tuan, bukan saya yang memulai dan memaksa saya, tapi anda."

"Iya, aku tahu,, maka dari itu aku akan bertanggung jawab atas semua kesalahan ku, karena aku bukan orang pengecut seperti yang kamu kira, ayo kita menikah dan begitu semuanya impas bukan!"

Felicia semakin geram dengan jawaban pria itu, dia bilang impas!! Benar-benar pria brengsek dan buaya darat! Felicia mengeluarkan makian dan umpatan kasar pada pria itu.

"Mudah sekali anda langsung berkata seperti itu..! Anda kira hanya dengan bertanggung jawab Semuanya sudah impas!! Maaf, tuan buaya darat!! anda tidak perlu repot-repot menikahi saya, terima kasih, aku harap kita tidak perlu bertemu kembali!"

Tut, tut, tut!

Felicia memutuskan panggilan nya dan melempar ponselnya ke atas ranjang. Gadis itu menarik rambutnya frustasi dengan keadaan nya yang seperti ini, hanya karena terjerat rayuan dari buaya darat Fernando Alvares membuat hidupnya sekarang benar-benar hancur. Tapi bukan namanya Felicia kalau dia sampai terpuruk dengan keadaan nya yang seperti ini, Feli harus bangkit, sang Ibu masih sangat membutuhkan nya, dia tidak mau kalau sampai down dan membuat Ibunya semakin menderita.

"Ibu, aku bisa kuat seperti mu, kita akan membuktikan pada mereka bahwa kuta bukan orang lemah, ya aku harus kuat." Gumam Felicia.

Gadis itu segera bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri dari bekas percintaan semalam dengan pria yang baru saja di temui nya tadi malam. Fernando Alvares, nama itu benar-benar sebuah musibah.

Gadis itu menatap pantulan tubuhnya di cermin, banyak sekali bekas tanda merah di sekujur tubuhnya. Gadis itu merasa sangat marah dan emosi.

Felicia tidak akan pernah mau mendapatkan tanggung jawab dari Fernando Alvares. Biarlah pertemuan itu untuk yang pertama dan terakhir kalinya bersama pria itu. Felicia akan menganggap semuanya tidak pernah terjadi. Toh seberapapun dia menyesal tetap saja kehormatannya sudah hilang dan tidak akan pernah kembali.

Setelah selesai membersihkan diri, Felicia segera memakai pakaiannya karena rencananya hari ini dia akan menjenguk ibunya di rumah sakit.

Sedangkan di sisi lain.

Di sebuah Mansion milik keluarga Fernando Alvares.

"Kamu cari tahu tentang gadis itu, aku ingin tahu latar belakangnya." Ucap Morgan kepada Asisten pribadinya yang bernama Jackson.

"Baik tuan, tapi kenapa anda tertarik dengan gadis itu, tidak biasanya anda tertarik seperti ini apalagi dengan seorang gadis yang baru anda temui?"

"Bukan urusanmu, cepat cari tahu siapa dia, bagiku gadis itu benar-benar unik, tidak ada yang bisa menolak pesona seorang Morgan, tapi gadis yang semalam mendesah di bawahku menolak untuk ku nikahi, lihat saja, aku pastikan tidak ada dua puluh empat jam lagi dia pasti akan menghubungi ku." Ucap Morgan sambil mengeluarkan smirknya.

Jakcson benar-benar tidak menyangka kalau bosnya yang terkenal dingin dan arogan itu bisa tertarik pada seorang gadis yang di temuinya semalam itu. Gadis yang menurutnya telah di ambil keperawanan nya tetapi tidak mau di nikahi. Apa benar pesona bosnya itu kini sudah tidak mempan untuk seorang gadis biasa. Jackson hanya bisa geleng-geleng kepala.

Felicia baru saja sampai di rumah sakit dan bergegas menuju ke ruang rawat Ibunya. Pada saat gadis itu sudah sampai di depan pintu, tiba-tiba terdengar suara wanita berteriak dan sedang memaki Ibunya.

"Dasar wanita penggoda, pelakor Tidak tahu diri! Sukanya menggoda suami orang, lebih baik kalian tidak pernah kembali ke kota ini! Tidak perlu berpura-pura sakit hanya untuk mendapatkan belas kasihan dari suamiku! Dasar pelakor, bisanya cuma merampok harta suamiku! Seharusnya kamu mati saja bersama anakmu itu, Aaakkkk kalian sudah menghancurkan kehidupan rumah tanggaku dan membuat suamiku berpaling."

Ibu Felicia (Jane) hanya bisa menangis tanpa membalas segala caci maki yang dikeluarkan oleh istri sah dari Brandon (Ayah kandung Felicia) dia juga sadar dan mengaku salah karena terjerat cinta pria yang ternyata sudah memiliki istri, tapi semua itu bukan salah Jane sepenuhnya.

Sedangkan Felicia sudah geram dengan segala ucapan dari istri sah Ayahnya tersebut, tiba-tiba terdengar sebuah suara tamparan keras dari dalam kamar itu.

PLAK!

"Ibu!!"

Bersambung.

Di tunggu kelanjutannya ya 🥰

Memikirkan Tawaran

PLAKK!!

Felicia terkejut ketika mendengar suara tamparan keras itu.

"Ibu!!" Felicia masuk ke dalam kamar rawat ibunya dan melihat sang Ibu yang sedang memegang pipinya bekas tamparan istri sah Ayahnya.

Felicia tidak terima dan langsung mendatangi perempuan itu.

PLAKK!!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi perempuan seusia Ibunya itu.

"Kurang ajar!! Berani sekali kamu menampar saya!" Bentak Perempuan itu.

"Kenapa saya tidak berani? Anda telah menampar ibu saya yang sedang sakit parah! Jadi saya yang membalas menampar anda!" Jawab Felicia dengan tenang.

Perempuan itu menjadi murka dan semakin marah.

"Dasar anak haram tidak tahu diri, memang dia pantas mendapatkan semua ini dan penyakitnya itu karena dia telah menggoda suami saya, dia pelakor dan kamu anak haram, kalian semuanya pantas mati!" Tunjuk wanita itu.

"Jangan menyalahkan ibu saya, suami andalah yang patut untuk di salahkan karena ibu saya tidak tahu apa-apa, dialah yang telah merayu dan menggoda ibu saya hingga terjerumus ke dalam hubungan itu, dia juga membohongi ibu saya mengatakan bahwa dia masih lajang, jadi sekarang anda harus tahu diri dan jangan mengusik kami lagi," ucap Felicia menatap tajam ke arah perempuan itu.

"Kamu..!"

"Oh, apakah anda takut kalau saya dan ibu saya akan mengambil alih semua harta suami anda? Tenang saja nyonya Alice, saya juga tidak sudi dengan semua harta kalian! Kalian semua hanyalah orang-orang jahat yang suka menindas dan memperdaya orang kecil seperti kami, jadi kalau anda masih merasa menjadi orang besar seharusnya anda tidak perlu lagi mencari kami, karena kami bukanlah apa-apa di bandingkan anda! Sekarang silahkan pergi dari sini dan jangan pernah muncul kembali!" Ucap Felicia sambil menunjuk ke arah pintu keluar.

Wanita yang bernama Alice itu mengepalkan kedua tangannya menahan emosi.

"Lihat saja, aku tidak akan melepaskan kalian begitu saja! Dasar pelakor dan anak haram! Akan ku buat kalian menderita!" Wanita itu berteriak-teriak seperti orang kesetanan.

Ada dua perawat masuk karena mendengar suara keributan di dalam ruang rawat itu. "Ada apa ini?" Wanita yang bernama Alice itu langsung diam setelah melihat dua perawat masuk, tentu saja dia tidak akan memperlihatkan kemarahannya pada orang lain karena selama ini Alice begitu menjaga citra dirinya yang terkenal baik dan santun.

Alice langsung melangkah pergi begitu saja setelah melihat ada orang yang masuk itu.

Felicia langsung memeluk ibunya yang tengah berderai air mata itu. "Ibu, tenang saja, ada aku yang akan selalu membelamu, kita tidak akan pernah bisa di tindas oleh mereka." Felicia memeluk ibunya erat, mereka berdua menangis dalam setiap kesakitan yang sudah mereka rasakan selama ini.

"Maafkan ibu ya nak, gara-gara ibu yang tidak bisa membela hakmu, kamu jadi seperti ini, maafkan ibu, hiks!"

"Sstt, jangan bicara seperti itu bu, semua ini sudah takdir, ibu tidak bersalah, Feli bangga bisa menjadi putri ibu, Feli bahagia bisa lahir di dunia ini dari rahim ibu, Feli janji akan membuat ibu bahagia, semua orang itu harus mendapatkan balasan yang setimpal!" Ucap Felicia lembut.

Dia tidak ingin ibunya sedih dan menyesali semua perbuatannya dulu, setiap kali ibunya sedih memikirkan nasib mereka, ia pasti merasa menyesal karena telah terjerumus ke dalam lembah dosa hubungannya bersama Brandon Bellerick dan melahirkan Felicia.

Jane hampir putus asa kalau tidak mengingat Felicia putrinya yang tumbuh cantik dan pintar, hanya Feli yang bisa membuat hidupnya bersemangat.

"Aku akan memindahkan ibu ke kelas VIP, agar mereka tidak bisa mengganggu ibu lagi." Ucap Felicia menatap ibunya.

"Tolong pindahkan kamar rawat ibu saya ke kelas atas," ucap Felicia kepada dua perawat itu.

Kedua perawat itu saling memandang, mereka tidak mengerti maksud dari Felicia, untuk membayar kelas bawah saja terkadang sampai jatuh tempo, apalagi harus di kelas atas? Batin dua perawat itu.

"Kalian tenang saja, aku pasti akan membayarnya, sekarang tolong siapkan kamar kelas atas untuk ibu saya dan pindahkan hari ini juga!" Seru Felicia menatap kedua perawat itu.

"Baik, baik akan kami siapkan." Kedua perawat itu takut melihat tatapan tajam dari Felicia.

"Nak, dari mana kamu akan mendapatkan uang, bukankah kamar rawat kelas atas itu mahal?" Ucap Jane pada putrinya.

"Tenang saja Bu, Feli akan bekerja untuk bisa membiayai perawatan ibu dan mendapatkan donor ginjal yang tepat." Jawab Felicia tersenyum.

Sepertinya aku harus menagih janji pria buaya darat itu, bukankan Fernando Alvares sudah menjanjikan aku uang satu miliar kalau aku menolongnya. Ya aku harus merelakan egoku demi ibu, aku harus bisa membiayai ibu agar cepat sembuh daj mendapatkan donor ginjal, dengan uang segitu aku juga masih bisa merintis usaha, aku tidak akan membiarkan Alice dan keluarga nya menghinaku, cukup sudah selama ini kami menderita. Sebaiknya aku harus segera menelepon Fernando Alvares! Batin Felicia.

"Bu, aku keluar sebentar ya, sementara kamar baru biar di siapkan oleh perawat." Ucap Felicia.

"Iya nak," Felicia mencium pipi Jane dan kemudian keluar dari ruang rawat itu untuk menghubungi Morgan. Felicia tidak ingin ibunya sampai tahu kalau dia pernah berurusan dengan pria yang terkenal Arogan itu.

"Cih, apanya yang Arrogant, dia bahkan sangat mesum dan buaya darat!" Gerutu Felicia.

Setelah sampai di ujung, gadis itu mengambil ponselnya dan melihat layar panggilan keluar. Masih ada nomer Morgan yang belum dia simpan.

Felicia hanya akan meminta janji Morgan yang mengatakan akan memberinya uang satu miliyar dan menagih uang itu secepatnya. Setelah itu dia tidak akan mau berurusan dengan pria itu lagi.

"Aku harap dia tidak percaya diri ketika aku menghubungi nya!" Gumam Felicia sambil menekan tombol calling pada layar ponselnya.

Tuuttt ,,, tuuutt ,,

"Halo."

Cepat sekali dia mengangkat nya. Batin Felicia.

"Halo, aku mau meminta hakku!"

"Sudah ku duga kamu pasti akan menghubungi ku lagi kan."

Felicia merasa geram mendengar suara tertawa dari pria itu. Sungguh kalau bukan karena sang ibu dia juga tidak sudi untuk meminta bantuannya lagi.

Tut, tut, tut.

Felicia mematikan teleponnya.

Bersambung.

Makin seru kan?? Jangan lupa like komen bunga dan kopinya ☕🌹🌹☕🥰

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!