...Selamat datang di story tentang sebuah arti dari sebuah Cinta tak bertuan...
...Happy Reading dan mohon koreksi untuk penulisan....
...jangan lupa komentar untuk menjadi yang lebih baik lagi...
..........❤️..........
..."Penantian panjang pun tak sanggup mengembalikan apa itu peristiwa hati lara dalam misteri pertemuan dan perpisahan di akhir cerita manusia dalam merenggut apa itu cinta"...
...khibban Nurcahyo ...
"Mas kau jaaaaahhhhhaaaattttt!!." Teriak nya sambil memukul-mukul dada bidang nya cowok tersebut.
"Dik saya dan dia tidak pernah melakukan apapun." pasrah di pukul pukul dadanya.
Sakura tersebut hanya bisa tersenyum
Ketika Dia tumbang dalam pertempuran untuk mendapatkan hatinya kembali, sedih? Mungkin juga bisa di kongkrit kan hancur tanpa bisa kembali utuh, mungkin perpisahan bukanlah duka meskipun luka terlalu banyak untuk mengucapkan awal pertemuan pasti akan menjadi perpisahan hebat.
"Mas sama dia saja, Aku saja yang mundur." Isak tangisnya pecah.
"Tapi? Kamu penantian ku dari dulu !!!." Sambil mengguncangkan bahunya.
"Mas kita mungkin bisa merasakan kerinduan yang begitu hangat saat pertama kali menjalin kasih saat itu tapi saat ini aku sunyi untuk menerima mu kembali." tangisnya pecah di bahuku.
"dik andai saja waktu bisa di putar kembali saat itu aku ingin bertemu dengan mu terlebih dahulu." sambil mencium kening cewek pendek itu.
"jadi mas menyalahkan waktu? jadi mas tidak bisa memilih antara dia dan aku?." buliran bening turun di sudut matanya.
"aku hanya ingin memiliki mu dik tanpa ada siapapun yang menghalangiku untuk mendapatkan kamu." mengusap lembut tangisan cewek tersebut.
"mas dulu awal bertemu kamu berjanji tak ada yang selain aku kan? tapi?." tersenyum pahit sambil menatap wajah laki laki itu.
Andai dia tau yang sebenarnya terjadi saat itu mungkin dia akan paham akan posisiku saat itu , ya saat bertemu dengan dia dengan posisi ada hati yang harus aku jaga untuk kedua keluarga besar yang menginginkan aku dan dia untuk bersatu dalam sebuah ikatan cinta dan pernikahan.
Sebuah perasaan yang tak bisa di paksa akan berakhir dengan sebuah perasaan yang penuh tanya dengan adanya misteri hidup yang nantinya akan bahagia di akhir cerita? jujur saat ini aku tak ingin terulang kehilangan dia, seorang yang aku miliki dalam pilihan antara benar dan salah mencintai dua insan.
Mungkin Sakura itu sudah tak bisa mekar kembali untuk seorang seperti cowok itu. Bagai rintihan gerimis yang mengudang sepi saat sepasang kekasih bersama kembali.
Bintang di ciptakan untuk menemani bulan saat malam tiba, begitu eratnya bulan dan bintang menyatu dengan kekuatan sinar matahari yang di serap, terlalu indah bulan dan bintang itu. Sambil duduk termenung di sekitar danau Kampus lidah wetan tak sengaja melihat wallpaper foto kekasihku itu, mengingat kejadian pertama kali bertemu hingga hari ini sungguh indah.
Saat ini kenangan itu telah hilang dalam alunan hati ini, hanya berubah menjadi semua timbunan pasir yang di tengah gurun yang di terpa badai gurun cinta hanya bisa menangis meratap kepergiannya. sungguh terlalu indah kesenanganku dengannya.
sering terlihat manis saat aku duduk termenung di tepi danau, mengingat dengannya menunjuk bintang yang selalu bercerita akan cintaku dengannya Sakura ku.
.............................♥️❤️❤️...............................
Jauh hari sebelum kejadian di atas, sebuah pertengkaran hebat menghiasi dua insan yang menjalin kasih hampir 3 tahun lamanya dan itu bukan waktu yang sebentar untuk saling mengenal antara dua insan tersebut.
terkadang cinta sulit di pahami tetapi terkadang juga cinta itu menimbulkan sebuah pertengkaran dalam sebuah hubungan.
"Kenapa kamu mengkhianati aku hah?" Teriaknya sambil memegang dada cowok tersebut.
"Kita sudah putus dan kenapa harus di kembalikan kaca hubungan kita yang sudah pecah itu?" Tandas cowok tersebut.
"Hei kamu ya kita sudah jalan dua tahun dalam menjalin semua ini" sambil melempar cincin couple nya di depan cowok tersebut.
"Kita sudah selesai, cerita cinta kita sudah selesai karena dia menginginkan kamu" cowok itu mengambil cincin tersebut.
"Enak ya jadi cowok, memainkan hati seenaknya sendiri" sambil menitik kan air mata.
"Sudah kamu jangan nangis lagi, ini tempat umum juga" cowok itu sambil mengusap air matanya.
"Kasih satu alasan kenapa kamu memilih dia daripada aku." sambil menatap cowok itu lekat lekat.
"Perlu kah? Bukanya kamu sendiri sudah sering merasakannya sendiri dalam hatimu?." Cowok itu mengambil rokok dan Sambil memegang Zippo kesayangan nya.
"Perlu dan sangat perlu, kasih alasannya biar nanti keluargaku dan keluargamu juka tahu kenapa kita putus." sambil meminum air mineral di dekatnya.
"Yang pertama kamu terlalu mengekang aku dalam hal pertama merokok, kedua aku ikut organisasi mahasiswa segitu banyak nya kamu kekang juga....." cowok itu Belum selesai bicara.
"Oh itu oke kita lihat nanti siapa yang bertahan untuk kamu, aku atau dia!" Tekan cewek itu.
"jangan pernah mengancam untuk kesekian kalinya" jawab sinis cowok itu.
"aku atau dia yang akan menang untuk kamu kelak dan aku tidak akan pernah melepaskan mu dari hidup ku" jawabannya dengan mendorong dada bidang cowok tersebut.
"aku tau kamu dan dia gak ada yang salah dalam pertemuan kita tapi kita harus menyalahkan siapa? waktu?" sambil mematik api untuk menyulut sebatang rokok nya.
"kamu tak pernah tahu akan terimakasih, kamu hanya mempermainkan aku, karir organisasi hingga pekerjaan mu melonjak tajam karena turut andil dari diriku juga" emosi cewek tersebut meluap.
"kamu bisa tenang dulu? kenapa harus emosi? apakah kamu tidak ingin aku jelaskan kenapa aku harus rasakan sepenting itukah cintamu ke aku? aku ingin cinta yang mengakhiri semuanya karena aku sudah gak kuat akan semua aturan mu" seru laki laki itu.
"aku atur kamu karena kita nantinya menjalin ke jenjang yang serius tapi...." mulut cewek itu terdiam karena jari telunjuk laki laki menempel di bibir nya.
"biarkan cinta dan cerita yang berbicara bukan kamu" senyumnya simpul sambil meninggalkan cewek tersebut.
..............................❤️.............................
...なぜ私はあなたを愛しています...
^^^Surabaya, 06 April 2103^^^
Good bye my sunshine.......
I have to go and leave you alone
Good bye brown eyes
Good bye for now and take care of yourself
But always know, you always be my first love story for me.
^^^Surabaya 6 April 2013^^^
Sebuah rindu yang tak pernah berujung selain ingin melihat kamu sakura ku dalam senja kini hanya bisa memeluk mu dalam angan dan asa
Apakah ini karma dari kamu
Apakah ini guratan amarahmu
Apakah ini inginmu untuk ku
Apakah ini kemauan mu untuk ku
Selamat jalan sakura ku
Selamat jalan rembulan ku
Hingga sampai detik ini aku mencintaimu dalam senja
^^^Surabaya 23 November 2014^^^
..............................❤️.............................
...Mohon maaf jika banyak kesalahan menulis dan maka dari itu mohon koreksi untuk penulisan....
...jangan lupa komentar untuk menjadi yang lebih baik lagi...
...Tunggu kelanjutannya nanti dan semoga menikmati...
..............................❤️.............................
..........................❤️.........................
...Selamat datang di story tentang sebuah arti dari sebuah Cinta tak bertuan...
...Happy Reading dan mohon koreksi untuk penulisan....
...jangan lupa komentar untuk menjadi yang lebih baik lagi...
..........................❤️.........................
"sebuah cerita cinta itu adalah sejarah kehidupan manusia karena cinta itu tak tahu kapan memanggil dan berpisah"
khibban Nurcahyo
......❤️.......
Cling (suara korek api merk zippo di buka)
"Sial rokokku tinggal satu pula, belum juga nanti masih lama pulang Ospek ini" gerutu laki-laki itu sambil memainkan Zippo nya.
Namanya Ridwan, seorang cowok baru lulus SMA dan sekarang sedang ospek di PTN Surabaya, sifatnya pendiam dan misterius membuatnya di SMA dulu di sebut Chairil Anwar, dia suka berpuisi dan menulis sebuah yang berbau tentang romantisme #bucin juga ternyata karakternya.
"Eh boleh duduk sebelah sini?" sambil menaruh tas dan rokok nya di sebuah Gazebo Fakultas tersebut.
"Silahkan saja tidak ada juga yang duduk di sini juga" sahut cewek berperawakan pendek dan sedikit mancung hidung nya.
" Ridwan dari Gresik dan senang bertemu dengan kamu, nama mu?" mengulurkan tangan di ikuti sebuah rokok di bibirnya yang siap untuk di sulut oleh api zippo nya.
#sok imut dan sok keren sekali
"Lidia dan senang bertemu kamu juga" jawabnya judes sambil melihat rokok ku yang ingin di remasnya.
"Nama lengkap ada??" Ridwan mempertegas nada bicara nya.
"Hei kamu itu yang sopan jadi orang, jangan sok cool kamu" emosinya cewek itu memuncak.
Mungkin ketika seorang cewek atau wanita atau hawa ketika emosi pada saat perkenalan awal tidak semuanya seperti itu juga tapi tak apalah mungkin dia wanita yang sangar dalam perkenalan pada seorang pria.
"Hei hei santai aja gak usah nyolot gitu juga" sambil menghembuskan asap rokoknya merk Surya 12.
"Punya sopan santun tata Krama kah kamu? Di depan wanita saja kamu merokok apalagi di depan cewek mu" ketusnya sambil melotot ke arah Ridwan.
" maaf ini saya matikan rokoknya" sambil melempar rokok kebawah kemudian menginjaknya.
..............................❤️..............................
Citari
"Maaf terlambat sayang datang ke Gresik, habis ospeknya lama juga" Ridwan meminta maaf dengan kekasih nya yang bernama Citari.
Ya Citari adalah Pacar atau bisa di sebut kekasih yang menemani Ridwan sejak di SMA Swasta kota Gresik tersebut.
Dengan Citari sebelum lulus Ridwan berhasil menorehkan catatan tinta emas dalam pertandingan beladiri jadi bisa dibilang mereka pasangan saling melengkapi.
"Mbuh lah mas aku males denger alasan lagi" sahutnya sekenanya.
" Asem tenan Dino Iki aku apes tenan, ping loro aku di senen i arek wedok (asem beneran hari ini aku malang benar, dua kali di marahi anak perempuan)" gerutunya dalam hati.
"Menggerutu lagi? Alasan apalagi setelah ospek nya lama nanti? Jangan jangan kamu selingkuh ya" selidik ya sambil menatap tajam ke arah Ridwan.
"Astaghfirullah sayang selalu saja kamu berfikir negatif tentang aku" sambil memberikan air mineral ke Citari.
"Semoga saja" jawabnya singkat.
" Kita jalan kemana ini kan kebetulan besok Minggu jadi besok latihan atau ndak?" Sambil memegang tangan Citari.
"Ndak aku halangan perut dilep dan pengen emosi" cerca nya.
"Pantes bawaannya marah marah melulu dari tadi" tandas Ridwan.
"Kamu itu ya mas, sudah datang terlambat gak pengertian dan selalu ingin menang sendiri" sambil memukul bahu Ridwan.
"Lho salah lagi, lagi salah aku" guraunya.
"Gak lucu, aku pengen batagor pedes dan bakso urat alun alun sekarang" sambil menggigit bahu Ridwan.
"auww iya iya ayok berangkat sekarang" sambil menonyor lembut kepala Citari.
Berbicara tentang cinta berbicara tentang sayang itu mungkin kebimbangan dalam diri manusia begitu juga Citari dan Lidia, kenapa dia hadir dalam otak ku kali ini.
"Sayang nanti setelah lulus kamu mau langsung melamar aku atau gimana?" Citari sambil mengaduk es campur nya.
"Hah melamar?" Setengah kaget dengan kata kata "melamar".
"Iya melamar, kenapa? Hahahaha" candanya.
"Gak lucu sayang, aku sendiri aja masih kuliah belum siap berfikiran sampai situ" sambil mengaduk es teh.
...........................❤️.........................
Note diary Ridwan:
Entah kenapa antara lidia dan Citari tak bisa aku pisahkan dalam waktu dekat ini? Apakah nantinya aku bisa melepaskan ini semua Tuhan? Apakah perlu ada hati yang tersakiti lagi nantinya Tuhan?
Antara hati dan logika tak pernah bisa bersatu dalam satu alunan cinta Tuhan dan apakah luka itu nantinya tak ku pedulikan lagi?
Lidia atau Citari? Kedua hanya berbeda 11:12 tapi tapi kenapa Lidia hadir begitu secepatnya ini Tuhan? Kenapa tidak bisa kamu tunda Tuhan??
Ku rasa getaran cinta
Di setiap tatapan matanya
Andai ku coba tuk berpaling
Akankah sanggup ku hadapi kenyataan ini
Oh Tuhan tolonglah aku
Janganlah kau biarkan diriku
Jatuh cinta kepadanya
Sebab andai itu terjadi
Akan ada hati yang terluka
Tuhan tolong diriku
Walaupun terasa indah
Andaikan ku dapat juga dirinya
Namun ku harus tetap bertahan
Menjaga cinta yang t'lah lebih dulu ku jalani
Oh Tuhan tolonglah aku
Janganlah kau biarkan diriku
Jatuh cinta kepadanya
Sebab andai itu terjadi
Akan ada hati yang terluka
Tuhan tolong diriku
Sebab andai itu terjadi
Akan ada hati yang terluka
Tuhan tolong
Derby song Tuhan tolong
...........................❤️..........................
...Mohon maaf jika banyak kesalahan menulis dan maka dari itu mohon koreksi untuk penulisan....
...jangan lupa komentar untuk menjadi yang lebih baik lagi...
...Tunggu kelanjutannya ya kawan kawan nanti dan semoga menikmati...
...........................❤️..........................
Bruk
Suara itu benturan itu terdengar sampai ke telinga Ridwan yang sedang asik menghisap nikotinnya sambil di temani secangkir kopi sachet yang di belinya di kantin kampus.
"Onok opo sih iku ? (ada apa sih itu?" Sambil menggendong tas nya hanya satu bahu saja.
Kejadian di koridor kampus itu membuat Ridwan entah ingin tertawa, membantu bahkan kasihan pun tercampur menjadi satu.
Ya seorang cewek yang pernah berkenalan dulu jauh tempo telah bertemu Ridwan kembali tapi keadaan saat ini berbeda karena cewek itu sedang jatuh di hadapan Ridwan tanpa ada seorang pun di sekitar koridor tersebut.
"Kamu lagi kamu lagi" Ridwan dengan sok kenal nya.
"Hah emang kenal kita?" Sahut cewek tersebut sambil membereskan buku bukunya.
"Hanya Ingat wajahnya lupa namanya" Ridwan sambil menyalakan rokok nya kembali.
"Lu aja sok kepedean bilang begitu padahal kamu aja cuek ada yang butuh pertolongan" sambil menatap benci Ridwan.
Tatapan kedua lawan jenis itu bertemu dengan seizin mereka berdua tanpa Ridwan berfikir ada hati yang di jaga dia di Gresik.
Apakah Tuhan memang sering merubah dan membolak-balik hati yang sedang menjaga hubungan yang sedang terjalin antara Ridwan dengan Citari? Entahlah kenapa Ridwan selalu berusaha mencari cewek itu dan tak sengaja bertemu dengan-nya saat ini.
"Sini tak bantu" Ridwan sambil mengambil alih buku yang di tata nya di lantai.
" Gak usah dan terimakasih atas bantuannya" sambil tersenyum tipis menunduk.
"Kenapa? Ada yang keberatan kah?" Sambil membenarkan letak buku tersebut untuk di serahkan ke cewek itu.
"Makasih dan Gak ada dan tak pernah ada juga yang keberatan kok ......" Sambil mengusap air matanya.
"Kok nangis? Ada masalah? Maaf kalau saya salah" ucap Ridwan se formal mungkin.
"Berat mau cerita ke siapa juga karena di sini aku sendiri tanpa ada teman dari SMA ku" menatap kosong hamparan Savana di depannya.
"Hah kok seperti tak memiliki pendirian saja kamu itu" celetuk Ridwan sambil meminum sisa kopi nya hingga berakhir ampas kopi saja yang tersisa.
"Jangan sok tahu dan kenapa belum balik ke kos?" Selidik cewek itu sambil menatap kembali mata Ridwan lebih dalam.
Ya cewek itu adalah Lidia yang di cari Ridwan sampai rela bertapa sampai sore di area fakultas nya.
Ridwan terlahir dari keluarga yang sangat mampu dalam materi dan apapun bahkan ketika Ridwan ingin barang apapun langsung terwujud saat itu juga tapi sayang dia pecandu rokok dan kopi yang berat bukan karena keren atau ingin di pandang keren tapi Ridwan selalu sendiri meskipun dia memiliki banyak teman bahkan sahabat di sampingnya.
Tiba tiba telfon Ridwan berdering membuyarkan kedua tatapan mata itu yang bertemu lama dan sangat dalam.
"Lapo telfon dik" tanya Ridwan sambil memandang Lidia.
"Gak moleh mas? ( Tidak pulang mas), aku ngajak awakmu ngopi bar Maghrib *** (aku mengajakmu minum kopi selepas Maghrib ***)" sahut suara itu dari telfon di seberang kota.
"Besok aku pulang dik, salam ke mama ayah ya" sambil menutup telfon.
"Adikmu wan?" Tanya Lidia sambil menenteng tas.
"Hemm aku di suruh pulang nanti gak tau ada apa katanya di ajak nongkrong" sambil mematikan rokok.
"Boleh tanya?" Selidik Lidia.
"Apa?" Sambil menatap lekat Lidia.
Tatapan itu bertemu kembali tanpa sadar Lidia melempar permen untuk Ridwan.
"Kenapa harus merokok? Tuh rokoknya ganti permen, sama diri aja merusak apalagi sama pasangan mu nanti" sambil berjalan melewati Ridwan.
"Anak ini benar benar mengesalkan kan" gerutu Ridwan sambil memakan permen dari Lidia.
Sambil melihat punggung yang berlalu meninggalkan Ridwan yang berdiri sambil tersenyum kearah Lidia berjalan.
Ridwan termangu melihat Lidia dari jauh sambil tersenyum penuh arti untuk dia namun peristiwa ini mungkin membuat Citari pasti sakit nantinya.
"Eh wan ngapain di sini?" tanya Alvan sambil menepuk bahu Ridwan.
"Eh gak ada apa apa, ngopi van?" Sahut Ridwan.
"Ada apa lagi wan? Jangan bilang kamu penasaran dengan seseorang wan" serius Alvan.
"Aku bingung van harus gimana dengan semua ini" sambil berjalan memainkan korek Zippo nya.
"Yauda yok ngopi wan biar gak galau lagi" seru Alvan.
Alvan sahabat Ridwan dari SMP hingga kuliah mereka bersama entah itu takdir atau kebetulan belaka.
Alvan tau apa yang di rasakan Ridwan karena dia sejak SMP sering mendampingi serta menasihati Ridwan jika sudah jatuh maupun sudah membaik keadaan hati si Ridwan.
"Van pesankan kopi Robusta gulanya dikit ya aku beli rokok sek Van" sambil memberikan ratusan ribu ke Alvan.
"Tumben pesan Robusta tuh anak" gerutu Alvan.
Pikiran Ridwan berkecamuk sedemikian hebatnya antara Lydia atau Citari saat ini karena dia tau nantinya akan di cap playboy nantinya.
"Wan sudah rokok nya hampir setengah jam kamu diam asik dengan lamunanmu sendiri, cerita aja ada apa sebenarnya?" Selidik Alvan sambil mengambil satu batang rokok dari kotaknya.
" Sulit Van dan aku gak tau harus gimana tentang mereka" pikiran nya melayang ke Lidia dan Citari.
"Citari?" Selidik Alvan sambil menghembuskan asap rokok nya.
"Bukan Citari saja tapi....." Sambil menatap cewek yg lewat barusan.
"Dia? Lidia maksud mu wan?" Menampar pelan pipi Ridwan.
"Kok tahu Van? Sejak kapan jadi peramal kau?" Ketus Ridwan.
"Tuh barusan lewat Lidia oon lu wan Ridwan, lu sama aku berapa lama ***" canda Alvan.
Sebaris puisi mungkin tak bisa membantu untuk menjaga perasaan ini untuk orang terakhir kah dalam perjalanan hidup kita kelak? Entahlah.
Mungkin cinta dan sayang se bercanda itu di perjalanan hidup? Entahlah. Apakah yakin akan adanya cinta sejati itu?
"Wan woi wan kau tak apa ***?" Melempar korek tepat di dahi.
"Sakit ***, sekarang tanggal berapa Van?" Mengalihkan pembicaraan.
" 2 September 2010 kenapa? Ada janji dengan seseorang wan?" Selidik Alvan.
"Van mau tanya boleh? Tapi jangan di bantah dulu ***,oke gan?" Pinta Ridwan.
"Suka suka kau lah asal jangan tanya kenapa aku gak punya pasangan lagi macam kau yang lagi perang dua hati ***" sambil menghisap rokok nya dalam dalam.
"Kalau Citari tak putus terus aku gandeng Lidia gimana menurut mu?" Selidik Ridwan sambil memesan kopi.
"Ada dua saran wan mau saran baik atau buruk?" Sambil menatap serius ke wajah Ridwan.
to be Continued .............
..........................❤️.........................
...jangan lupa komentarnya untuk membangun dan kritik nya juga, terimakasih dan tunggu kelanjutannya ya karena cerita ini bagaikan puzzle yang berantakan....
..........................❤️.........................
..........................❤️.........................
...Selamat datang di story tentang sebuah arti dari sebuah Cinta tak bertuan...
...Happy Reading dan mohon koreksi untuk penulisan....
...jangan lupa komentar untuk menjadi yang lebih baik lagi...
..........................❤️.........................
..."cinta ibarat dua dunia yang berkunjung tanpa kabar dan pergi tanpa perasaan begitu juga kamu manis ku" By Khibban NurCahyo....
Sore itu masih dalam tempat cafe dimana dua sahabat sedang berkomunikasi dalam sebuah alunan lagu gerimis di bulan September yang di luar cafe, terdengar samar samar lagu Cinta Kita yang di bawakan oleh Teuku Wisnu dan Shiren sungkar.
“ wan are you okay? Sadarkan Alvan sambal menepuk pundak Ridwan.
“ lagunya mendukung sekali seperti saat ini ya van” celetuk Ridwan
“ kau saja aku kagak, dari dulu kamu melankolis banget dengan namanya perasaan wan” menatap sinis ke arah Ridwan.
“ entahlah van, mungkin ini kah yang di namakan takdir perasaan” seloroh Ridwan sambal membakar rokok nya.
“ sudah habis rokok berapa hari kau wan?” mencabut korek dari tangan Ridwan.
“ baru dua bungkus, why? Masih normal kan? Sini koreknya!” Gerutu Ridwan sambal merebut korek dari Alvan.
“ Matamu normal, cuman mengingatkan saja, merokok boleh tapi jangan lupa kapan berhentinya. Itu kan……..” sambil melirik seorang cewek yang telah berlalu.
Serentak dua cowok tersebut melihat cewek dengan tatapan tanpa berkedip dan mereka mengenal cewek tersebut, dan tanpa di sadari cewek tersebut menoleh ke arah nya kembali.
“ Van itu kan Lidia” sambil meminum kopi nya.
“ hem kalau cewek baru di ingat terus, woi apa kabar citari yang menjaga hatimu di Gresik *** lah” emosi alvan.
"itu yang aku pertanyakan untuk diriku saat ini dan kamu katanya ada saran untuk aku" sambil memandang Lidia yang sedang memesan sebuah kue dan secangkir teh panas.
"apa yang aku saran kan tak kamu perduli kan wan, percuma nantinya bakal ada hati yang tersakiti" menatap kosong ke arah Ridwan.
"saran mu apa Van? gak mungkin juga aku memiliki dua insan tersebut kan Van?" sambil memasang jaket Hoodie nya agar tidak ketahuan Lidia.
"kamu kenapa memasang Hoodie mu? takut kalau di omeli Lidia?" selidik Alvan.
"bener sekali karena dia lebih menakutkan dari mama ku Van" sambil terus menerus menghisap rokoknya.
"sudah males kalau jawab mu gitu terus" sambil beranjak ke kasur untuk memesan segelas capuccino.
Ridwan dan perasaan nya tak pernah bisa berlabuh akan dimana kisah cinta nya nanti saat menemukan yang cocok di hatinya, apakah benar benar tidak bisa berdamai? entahlah.
SEMENTARA ITU DI DALAM CAFE
"Lidia bukan nya itu Ridwan dan Alvan?, kenapa mereka berdua di sini?" tanya Vita sambil menunjuk ke arah Ridwan dan Alvan.
"Hust woi jangan di tunjuk tunjuk gitu lah, malas berurusan dengan cowok perokok gitu" rajuk Lidia.
"Halah nanti jatuh hati pada nya baru tau rasa dan nantinya sama dengan cerita mu dengan siapa namanya? Mas Prika? atau mas Paprika?" ledek Vita.
"udah jangan bahas dia, dia sudah ada yang baru Vit" sambil menoleh ke arah Alvan dan Ridwan.
"Kamu sedikit tertarik dengan Ridwan ya lid?, kok sepertinya kamu banyak yang liat lagi ngasi permen untuk Ridwan?" selidik Vita.
"bukan tertarik tapi lebih tepatnya Empati Vita Sareng binti Maimunah" mata Lidia sambil melotot.
"tapi tak liat liat Ridwan dan Alvan anak orang berada deh Lid" Sambil menaruh kagum ke Alvan
"mau orang berada mau orang kurang mampu tapi otak yang di pakai Vita Vita" mengaduk es bubble gum nya.
Tak terasa kedua mata saling bertatapan meskipun hanya sepersekian detik tetapi Lidia tersenyum juga ketika melihat Ridwan dari dalam ruang Cafe tersebut dan Vita yang melihat nya hanya geleng kepala.
"permisi kak, benar dengan kak Lidia?" tanya waiters Cafe.
"iya benar ada yang bisa di bantu?" sahut Lidia sambil menatap waiters tersebut.
"maaf ini pasta dan spaghetti dari meja 14 yang di luar ruangan dan untuk billing nya sudah di bayar oleh Kak R yang di luar sana tadi ya kak, terimakasih" sambil menaruh satu piring pasta dan spaghetti.
"wuih Lidia keren baru saja lepas dari mas paprika sekarang ada yang mendekati kembali" sambil mengambil sepiring pasta dari hadapan Lidia.
"eh Vita namanya mas Prika sekali lagi namanya mas Prika bukan Paprika, faham?" sambil melihat harga pasta dan spaghetti di daftar menu.
"Vit, bentar bentar liat harga dua menu ini" sambil menunjuk harga nya.
" apa yang aku bilang Lidia binti Maimunah mereka berdua tajir lho dan kenapa gak kamu dekati?" sambil melahap pasta tersebut.
"vit aku masih trauma dengan yang sudah ku lalui dengan mas Prika Vit dan aku gak mau di sebut perebut pacar orang lagi vit" sambil mengelap air mata yang tiba tiba jatuh.
"Lidia, kamu nangis? itu kan yang salah mas Paprika lid bukan kamu lid dan kamu korban dari seorang laki laki yang pembohong" dengan mulut penuh pasta.
" Vit, setelah ini temani ke Gramedia ya, mau beli buku dulu sebelum pulang, bisa kan? nanti tak belikan Masker wajah deh" rayu Lidia.
" Halah pakai ke Gramedia dan alasan pula ingin beli buku padahal ingin melihat mas Paprika kan?" sambil menunjuk tepat di hidung Lidia.
"hahahaha salah satunya itu Vit" tawanya renyah.
SEMENTARA DI GRAMEDIA
"permisi mas ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang penjaga di Gramedia.
" mau cari buku filsafat mas karangan Aristoteles apa ada?" tanya Ridwan.
"sebentar saya cari stok bukunya dulu ya mas" pamit penjaga dengan ramah.
" eh wan, ngapain cari buku filsafat? bukankah jurusan mu Bahasa Inggris ***" sambil melotot ke arah Ridwan.
"bosan baca buku bahasa Inggris terus Van, tau sendiri kan kau minat ku ke filsafat gimana?" sambil memegang buku puisi karangan Chairil Anwar.
"sudah taruh buku itu, kau udah mirip Chairil Anwar lama lama dan nanti kau seperti binatang ****** dari kumpulan yang terbuang" sambil berpuisi di hadapan Ridwan.
"Van rokok satu batang,mumpung masih di Carikan bukunya" merogoh saku Alvan yang sudah pasrah.
" bocah edan, ketika melihat buku milik Chairil Anwar langsung berpose seperti Chairil Anwar.
SEMENTARA ITU
"Lid lid Lidia woy, itu kan Ridwan? ngapain dari tempat kerjanya mas Paprika?" selidik Vita.
" kau cari tau sana, aku ingin cari mas Prika bentar" berlalu meninggalkan Vita.
Mereka berdua yang tak di sengaja bertemu di tempat yang tidak pernah direncanakan dan Lidia hanya ingin ketemu dengan Prika nya, seorang cowok yang dingin terhadapnya ketika lulus SMA bulan Agustus 2010 kemarin, dan pada akhirnya ratusan purnama yang menjawab di toko Gramedia dengan adanya Ridwan,Alvan,Vita, Lidia dan tentunya mas Prika.
Ada apa di bulan September 2010 ini? apakah dua jiwa ini akan bersatu? apakah dua jiwa ini akan menjadi ribuan hari yang sering berpuisi untuk ratusan purnama cinta mereka?
to be continued...........
..........................❤️.........................
...jangan lupa komentarnya untuk membangun dan kritik nya juga, terimakasih dan tunggu kelanjutannya ya karena cerita ini bagaikan puzzle yang berantakan....
..........................❤️.........................
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!