“Ahhhkkk!!!”
Mata Athena terbelalak membesar. Napasnya memburu sesak. Seolah seluruh udara tiba-tiba saja lenyap di sekelilingnya. Hal itu tentu membuatnya panik dan segera memberontak untuk menyelamatkan dirinya. Dia berusaha untuk menggapai apa pun yang ada di sekitarnya. Mencoba melepaskan diri dari rasa ketat dan sakit di sekitar lehernya terasa begitu nyata. Jari jemari kokoh itu sekarang terus menekan tenggorokannya agar tidak membiarkan sedikit pun udara masuk ke dalam paru-parunya.
Athena terus berontak, tetapi tubuh kekar yang sekarang menindih tubuhnya. Duduk tepat di dadanya dengan tangan terjulur mengunci lehernya itu tampak begitu begis, penuh dengan dendam, bergeming mencekik Athena dengan segala kemampuannya. Tak ada sedikit pun keraguan dalam matanya.
“Berikan penawar racunnya, wanita iblis!” desis pria itu dengan penuh amarah yang tertahan. Seolah dia benar-benar sedang dikuasai oleh rasa marah yang amat sangat.
Athena tentu tidak bisa menjawab apa yang dikatakan oleh pria itu. Jangan kan untuk berkata, sekarang saja dia sudah mulai merasa lemas dan juga tidak bisa bergerak sama sekali. Upayanya untuk melepaskan diri ternyata menjadi boomerang bagi dirinya. Dia kehabisan napas dan tenaga, terbuang sia-sia.
“Bagaimana bisa kau meracuni, Arabella!” ujar pria itu kembali dengan sorot mata memerah pada Athena. Athena bahkan tidak mengerti apa yang dikatakan oleh pria ini dan bagaimana dia bisa dalam situasi seperti ini?
Malam ini seperti malam biasanya. Setelah seharian melakukan rutinitasnya, dia memutuskan untuk menghabiskan waktunya duduk di dekat jendela kamarnya yang dia tata sedemikian rupa agar menjadi nyaman. Tempat untuk menyalurkan hobinya dalam membaca.
Malam itu dia ingin menghabiskan waktu untuk menyelesaikan sebuah novel yang dipinjamkan oleh temannya. Athena sudah membaca beberapa bab awal dan juga membaca bab akhir dari novel itu. Tapi, setelah itu Athena tidak lagi ingat apa pun. Dia yakin dia tertidur seperti biasanya.
“Wanita ular! Aku menyesal membawamu ke rumah ini! Kau hanya anak pembawa malapetaka! bagaimana bisa aku membawa anak sepertimu ke keluargaku! kau sengaja meracuni Arabella hanya karena ingin dia tidak pergi ke pesta! berikan penawarannya atau kau juga akan mati bersamanya!” desis pria itu kembali.
Athena mengerutkan dahinya dalam. Dengan sisa-sisa tenaga dan telinga yang mulai mendengung, dia mencoba mendengar semua perkataan pria dengan umur pertengahan ini.
Dengan kepala yang pusing dan tubuhnya yang sudah meronta ingin mendapatkan udara bahkan paru-parunya terasa ingin meledak. Athena mencoba untuk menganalisa seluruhnya. Kembali pertanyaan itu muncul di benaknya, kenapa dia ada di situasi seperti ini?
Tiba-tiba otaknya yang sudah kekurangan oksigen itu, berputar untuk terakhir kalinya. Salah membawa anak? meracuni Arabella agar tidak bisa ke pesta? Arabella?
Mata Athena membesar sekali lagi, sepertinya dia familiar dengan nama itu dan juga jalan cerita itu. Bagaimana mungkin? bukankah itu adalah cerita novel yang baru saja dia baca sebelum dia tidur?
Novel itu bercerita tentang seorang gadis, Arabella, yang punya nasib tertukar sejak kecil oleh seorang gadis lain, Athena. Ya, gadis itu punya nama yang sama dengan namanya. Athena di novel itu adalah seorang antagonis yang merasa iri dan membenci Arabella saat tahu bahwa dia bukanlah anak kandung dari orang tuanya.
Athena semakin meradang ketika ayah dan ibunya menemukan Arabella dan akhirnya menjemput Arabella ke rumah mereka. Athena yang sejak bayi dimanja, dicintai, dihujani dengan segala kasih sayang dan tentunya materi dari keluarga Delaveto yang terkenal begitu kaya raya tak ingin semua itu jatuh ke tangan Arabella sehingga dia selalu menyiksa Arabella.
Athena ingat tentang peristiwa ini. Ini ada di bab dua dari novel itu. Pria yang sekarang mencekiknya adalah ayah angkatnya, Jullian Delaveto. Pria pekerja keras yang sangat disiplin dan juga mencintai keluarganya. Walaupun dia terkesan garang di luar, tapi bagi seorang Jullian Delaveto, keluarga adalah segalanya. Karena itu, saat mengetahui bahwa selama ini putri yang dia besarkan dengan segala kemampuan dirinya bukanlah anak kandungnya. Jullian begitu terpukul dan sebisa mungkin mencari anaknya. Sebenarnya, walaupun dia sudah menemukan Arabella, dia tetap mencintai Athena karena sudah membesarkan Athena dari kecil. Tapi sikap Athena yang ada di dalam novel itu, membuatnya menjadi membenci Athena.
Dan saat ini kenapa Jullian mencekik Athena? Itu semua karena Athena yang ada di dalam novel memberikan sebuah obat kepada Arabella agar Arabella tidak bisa pergi ke sebuah pesta bersama dengan keluarganya. Athena tidak punya niat untuk membunuh Arabella. Tapi sialnya, perbuatan Athena diketahui oleh pembantu rumah itu yang segera memberitahukan pada Jullian.
Namun, Athena yang sudah membaca cerita ini tahu, bahwa sebenarnya Arabella hanya berpura-pura pingsan. Dia bekerja sama dengan seorang pembantu rumah yang memang menjadi kaki tangannya di rumah itu yang menyebarkan bahwa Athena telah meracuni Arabella dan menginginkan Arabella mati. Hal itu tentu dilakukan oleh Arabella agar semua orang membenci Athena dan menjadi simpati oleh sosok Arabella yang sebenarnya juga tidak sebaik dan selugu apa yang dipikirkan oleh keluarganya.
“Ahkk ….” Athena kembali menarik napasnya yang tetap saja tidak lagi bisa melewati tenggorokannya yang tertutup oleh remasan ayah angkatnya. Tubuhnya sudah tidak bisa lagi mentolerir kekurangan oksigen yang dia derita. Pandangannya sudah mulai mengabur dan gelap. Jika dia tidak melakukan apa pun, dalam beberapa detik lagi, dia akan kehilangan nyawanya. Athena mencoba mengumpulkan sisa-sisa tenaganya.
“Aku … berikan … penawarnya. Jangan bunuh aku,” lirih suara Athena terdengar dengan napas yang tinggal satu-satu.
Mendengar hal itu tentu membuat Jullian segera melepaskan tangannya dari leher Athena. Bagaimana pun dia tidak punya niat untuk membunuh Athena. Jika dia membunuh Athena maka anak kandungnya yang begitu dia sayangi sekarang akan mati jika tidak mendapatkan pernawar dari wanita iblis ini. Entah bagaimana, dia sudah membesarkan wanita iblis ini?
Athena menarik napasnya kuat. Akhirnya udara bisa melewati tenggorokannya dengan leluasa. Tetapi kerena terlalu lama tidak mendapatkan udara membuat udara yang masuk bagaikan jarum-jarum kecil yang menusuk paru-paru Athena. Nyerinya hingga dia harus terbatuk-batuk. Athena terus menarik napasnya dalam-dalam hingga akhirnya dia bisa merasakan tubuhnya kembali normal.
“Berikan aku penawarnya sekarang!” ujar Jullian yang tak ingin menunggu lebih lama. Baginya semakin lama maka anak kesayangannya, Arabella akan semakin parah.
“Akupuntur! penawarnya hanya dengan akupuntur,” ujar Athena dengan suara seraknya. Masih terengap akibat cekikan tadi.
“Kalau begitu kau harus cepat melakukannya!” ujar Jullian yang segera memegang kasar tangan Athena yang masih lemas. Menariknya turun dari ranjangnya dan segera membawa Athena yang masih sempoyongan ke arah kamar Arabella.
Athena mengerutkan dahinya. Apakah dia sekarang sedang bermimpi? Ya, mungkin saja dia sedang bermimpi masuk ke dalam cerita novel karena tertidur saat membaca novel ini.
Tapi, bagaimana cekikan itu bisa sangat nyata? bagaimana dia bisa merasakan sensasi hampir mati dan nyeri yang sangat jika ini hanya mimpi? tapi tidak mungkin bukan jika dia masuk ke dalam dunia novel ini?
Ujung runcing nan tajam dari jarum akupuntur itu tampak berkilau di bawah sinar kuning dari lampu yang ada di kamar Arabella. Athena melihat wajah bak malaikat itu tampak tertidur tenang.
Athena menyipitkan matanya, wajah Arabella yang ada di depannya tepat seperti apa yang terlintas di pikirannya saat dia membaca novel itu. Wajah lugu yang menyamarkan kebusukan hatinya. Dalam cerita itu, Arabella memang hidup di jalanan dan penuh kesusahan hingga dia sangat ingin mengambil tempat Athena. Tapi bukan salah Athena jika dia mengambil tempat Arabella, juga bukan salah Athena jika dia berubah menjadi membenci Arabella. Siapa pun akan marah jika hidup indahnya terusik.
Yang seharusnya disalahkan adalah kedua orang tua ini. Bagaimana bisa mereka bisa salah mengambil seorang anak dari rumah sakit? bodoh sekali, pikir Athena yang memang dari awal malah tidak bersimpati dengan tokoh-tokoh protagonis dari novel yang dia baca ini.
Athena sekilas melirik ke arah Jullian dan juga Renata yang tampak sangat cemas melihat putri kandungnya yang selama ini mereka telantarkan hanya bisa diam tertidur. Melihat itu Athena menjadi emosi. Bagaimana bisa mereka begitu khawatir melihat keadaan Arabella yang hanya pura-pura pingsan, sedangkan pria tua ini, beberapa menit yang lalu benar-benar ingin membunuhnya. Bahkan Athena saja masih bisa merasakan remasan erat itu. Dia sampai kesulitan dalam menelan air liurnya.
“Kenapa kau tidak melakukannya dengan cepat?!” tanya Jullian tentu dengan nada yang tak ada ramah-ramahnya.
Oh? ingin cepat-cepat ya? baiklah! pikir Athena.
Athena, dalam kehidupan aslinya memang mahasiswa kedokteran dan akupuntur adalah salah satu hal yang sangat dikuasai oleh Athena. Tapi untuk saat ini dia tidak akan melakukan keahliannya itu. Wanita seperti ini! harus diberikan pelajaran.
Athena segera menaikkan tangannya ke atas. Dengan gerakan cepat dan kuat dia segera menusukkan jarum akupuntur yang cukup panjang itu ke bagian bahu Arabella yang terbuka. Athena menancapkan jarum itu sampai hampir habis. Athena tersenyum puas melihat perubahan wajah Arabella. Dia pasti kesakitan sekali, apalagi Athena mulai mengeluarkan jarumnya dan memasukkannya kembali.
“Apa yang kau lakukan!” suara Jullian kembali menggelegar. Dia tahu bahwa itu bukanlah cara orang melakukan akupuntur. Biasanya jika seseorang ingin memasukkannya, dia harus pelan-pelan dan jika ingin memasukkannya lebih dalam, jarum itu akan diputar-putar. Lagi pula belum pernah dia melihat seseorang memasukkan jarum akupuntur sedalam itu. Wanita ini pasti hanya ingin membunuh anaknya!
“Kau ini ingin membunuh anakku ya!” desis Renata melihat ke arah Athena, wajahnya dari cemas berubah memerah marah.
Plakk!!!
Sebuah tamparan keras langsung mendarat di pipi Athena yang seketika membuat telinga Athena kembali berdengung. Awalnya pipinya terasa seperti tersengat listrik tapi rasanya tiba-tiba menjadi panas dan nyeri. Athena menatap marah pada pria ini. Kasar sekali! Bagaimana Athena yang ada di dalam novel ini mengagumi sosok ayahnya?
Athena tidak berlama menikmati rasa sakitnya. Dia sekali lagi mengambil jarum yang ada di dekatnya dan dengan cepat dan asal menusukkan jarum lain ke tubuh Arabella dan segera mencabut kembali ke duanya, tentu hal itu membuat sakit Arabella bertambah. Jullian membesarkan matanya melihat tingkah Athena. Apalagi wajah Athena seperti menantang dirinya.
“Kau!” ujar Jullian semakin naik darahnya.
“Ayah?” lirih suara lembut itu terdengar.
“Arabella! Arabella! Akhirnya kamu sadar sayang!” ujar Renata masih dengan nada cemasnya yang menurut Athena sangat berlebihan.
Jullian yang tadinya ingin sekali lagi menampar wajah Athena langsung menatap ke arah putri kandungnya yang tampak berakting lemah. Athena melirik sinis ke arah Arabella. Kenapa cepat sekali bangunnya sedangkan Athena masih tidak puas menyiksa wanita ini.
Arabella juga hanya melirik sekilas ke arah Athena lalu pandangannya yang sayu beralih ke arah ibu dan ayahnya. Dia yang memang pura-pura pingsan sebenarnya hanya ingin menyingkirkan Athena yang sudah mengambil tempatnya. Seumur hidupnya dari kecil dia hidup menderita dengan segala kemiskinan yang seharusnya dirasakan oleh Athena. Dia juga tidak ingin Athena ada di sini. Dia tidak ingin membagi kasih sayang orang tuanya yang sudah direnggut oleh Athena dari dirinya. Karena itu dia menyusun rencana seperti ini agar ayahnya menyingkirkan Athena.
Tak disangka, Athena yang bisanya adalah sosok manja yang tidak bisa apa-apa malah sekarang menyiksanya dengan jarum akupuntur itu. Awalnya Arabella ingin sekali menahan sakitnya, tapi setelah jarum kedua ditusukkan ke tubuhnya. Arabella sudah tidak tahan lagi. Nyerinya seperti sampai ke tulangnya.
“Arabella? bagaimana keadaanmu?” tanya Jullian yang langsung duduk di pinggir ranjang. Menggeser tempat Athena. Athena yang tak ingin melihat drama kasih sayang ini segera bangkit, menyambar alat-alat akupunturnya dan berjalan pergi. Dia harus cari tahu apa yang sudah terjadi dengannya hingga dia ada di sini?
Athena yang berjalan ke arah pintu keluar kamar sedikit tersentak kaget ketika dia berpapasan dengan seorang pria dengan tubuh tinggi dan juga berambut hitam. Dari wajahnya sebenarnya tampak menarik, tapi Athena tidak mengenali pria ini. Pria itu juga tampak terkejut melihat sosok Athena di depannya, lalu setelah itu dia memindahkan pandangannya ke arah Arabella dan kedua orang tuanya, seolah Athena yang ada di depannya sudah lenyap begitu saja.
“Paman? Bibi? Arabella?” suara pria itu terdengar memanggil Jullian dan Arabella yang masih dengan perannya yang lemah.
“Bram, masuklah,” ujar Jullian.
Athena mengerutkan dahinya melihat ke arah pria yang masih ada di depannya sekali lagi. Bram, ya! dia ingat, pria ini adalah tunangan Athena yang ada di dalam novel. Tapi ketika tahu bahwa Athena bukan anak kandung dari Jullian dan hanyalah anak dari keluarga miskin. Perangainya yang awalnya begitu baik dan romantis pada Athena berubah menjadi sangat membencinya. Dia sekarang malah mencoba untuk mendapatkan hati Arabella. Mereka memang pasangan yang cocok! pikir Athena yang langsung saja melangkah pergi.
Arabella menyipitkan sedikit matanya melihat kepergian dari Athena. Jullian dan Bram pun melihat kepergian Athena.
“Pamani, apa yang terjadi pada Arabella?” tanya Bram berdiri tak jauh dari Arabella.
“Athena memberikannya sesuatu hingga dia tidak sadarkan diri.”
“Arabella, apakah ada yang sakit, sayang?” tanya Renata lagi dengan penuh perhatian.
“Bahuku sakit, Ibu,” keluh Arabella lagi memegangi bekas akupuntur yang sudah dikeluarkan oleh Athena. Bercak darah dan kemerahan tampak jelas di bahunya yang putih.
“Ya, ini tidak apa-apa. Nanti Ayah akan meminta dokter untuk memeriksa keadaanmu,” ujar Renata lagi melihat suaminya.
“Ayah, aku takut jika nantinya Athena akan melakukan sesuatu yang lebih parah dari ini. Ayah, bisakah ayah meminta Athena untuk keluar dari rumah ini?” tanya Arabella to the point. Rasanya berpura-pura seperti ini malah membawa penderitaan bagi dirinya sendiri.
Jullian mendengar itu terdiam. Dia sebenarnya memang pernah memikirkan tentang hal itu, hanya saja sebelumnya dia masih tidak tega. Bagaimana pun, dia sudah membesarkan Athena dari sejak dia bayi sendirian. Sedikit banyaknya, perasaannya sudah terpaut dengan gadis itu. Tapi apa yang sudah dilakukan oleh Athena malam ini sangat keterlaluan. Dia juga tak ingin lagi wanita itu ada di dalam keluarga ini.
“Ayah, Ayah bisa menjadikan alasan bahwa ayah tidak ingin ada nona palsu dalam keluarga Delaveto,” rayu Arabella lagi.
“Benar Paman. Aku rasa Arabella benar,” ujar Bram mengangguk. Jika Athena tidak ada di sini, dia bisa lebih leluasa bersama dengan Arabella tentunya.
“Ya, aku juga setuju. Keberadaaan Athena akan membuat keluarga kita menjadi gunjingan. Seorang nona palsu yang melakukan hal semena-mena, itu tidak akan baik.”
Jullian semakin mengerutkan dahinya. Dia melihat ke arah Arabella yang tampak lihai mengeluarkan wajah memelasnya. Permintaan anak kandungnya yang selama ini hidup susah karena dirinya. Tentu harus dia dahulukan dari pada perasaannya pada anak yang sama sekali tak ada hubungan darah dengannya.
“Baiklah, ayah akan mengusirnya malam ini,” tegas Jullian yang langsung disambut senyuman lega dari Arabella, Renata dan juga Bram.
****
Athena meremas kedua tangannya. Athena sangat geram dengan apa yang dikatakan oleh Jullian yang terang-terangan mengusir dirinya dengan alasan yang tidak masuk akal. Apa masalahnya jika dia jadi nona palsu di keluarga Delaveto? bukannya Jullian sendiri yang sudah membawanya ke sini? memangnya mereka kira Athena akan mengemis untuk tinggal di sini seperti yang memang dilakukan oleh Athena yang ada di dalam novel?
Tidak! Athena yang ini tidak akan mengemis! dia bahkan tidak ingin berhubungan dengan keluarga kejam ini. Dia menatap pria yang dari wajah dan matanya tak terlihat sedikit pun belas kasihan dan juga keraguan.
Athena segera berdiri dan memandang Jullian dengan tatapan menantang. “Sepertinya kalian salah bicara! bukan kalian yang tidak membutuhkan aku! tapi aku yang tidak membutuhkan kalian!”
Athena segera melangkah ingin keluar dari ruang tengah megah bak istana. Tetapi, langkahnya tiba-tiba terhenti seketika.
“Kau kira kau ini siapa? masih berlagak seperti Nona muda keluarga Delaveto? kau ini tidak ada apa-apanya jika bukan karena keluarga ini. Kau hanya anak dari keluarga miskin. Aku yakin kau bahkan tidak bisa bertahan semalam pun di luar sana!” ejek Bram yang tiba-tiba muncul menghalangi langkah Athena. Pria itu memandang dengan tatapan remeh pada wanita yang dulu sangat dia puja ini.
Athena sekali lagi menggenggam tangannya erat hingga kuku-kukunya yang cukup panjang menusuk daging di telapak tangannya.
Athena yang sebenarnya dan Athena yang ada di dalam novel ini memang memiliki kepribadian yang begitu bertolak belakang. Athena yang digambarkan di dalam novel ini hanyalah gadis lemah, manja dan juga tidak bisa apa-apa dikarenakan selalu hidup enak di bawah naungan nama keluarganya. Dia juga digambarkan hanya bisa mengikuti egonya dalam merebut kedudukan nona muda di keluarganya. Maka tak salah jika Bram mengatakan bahwa Athena tak akan bisa bertahan tanpa keluarga Delaveto.
Sedangkan, Athena di kehidupan nyata adalah wanita yang paling tidak bisa diusik harga dirinya. Jadi hinaan ini tentunya sangat melukai perasaannya. Tentu dia tidak bisa ambil diam ketika dirinya dihina seperti itu. Pria ini sudah membuat dirinya sangat kesal.
Athena segera menendang tulang kering kaki Bram yang seketika langsung membuat pria itu kaget dan kesakitan. Tanpa buang waktu lagi dan gerakan yang cepat, Athena segera melakukan pitingan dan kuncian pada tangan kiri Bram sehingga membuat Bram kesakitan karena Athena menekuk pergelangan tangan Bram begitu keras. Bahkan saat Athena menekuknya, terdengar suara tulang beradu. Athena juga langsung menyerang belakang lutut Bram yang tentunya membuat pria itu jatuh ke depan dengan posisi berlutut. Bram tampak begitu kesakitan dengan aksi Athena yang memang punya dasar bela diri.
Jullian, Renata dan Arabella membesarkan matanya dan ternganga melihat aksi cepat dari Athena. Tak menyangka Athena bisa merobohkan Bram dengan begitu cepat dan mudah. Mereka kaget karena selama ini yang mereka tahu adalah Athena seorang wanita yang sangat manja. Bagaimana bisa tiba-tiba saja Athena menjadi sekuat ini?
Athena yang menangkap pandangan tak percaya dari Jullian, Renata, Arabella dan juga Bram hanya menyipitkan matanya dan tersenyum sinis. “Kalian hanya tidak tahu siapa aku sebenarnya!”
Athena mendorong tubuh Bram hingga tersungkur jatuh. Bram langsung melihat Athena dengan tatapan penuh ketakutan dan tentu hal itu membuat Athena puas. Jullian dan Arabella langsung menolong Bram dan tak henti menatap kaget ke arah Athena.
Kembali dengan senyuman puas nan sinis yang mengembang di wajahnya. Athena segera pergi meninggalkan rumah megah itu. Dalam hatinya, dia bersumpah dia tidak akan lagi menginjakkan rumah itu.
****
Athena menendang batu kerikil yang ada di jalanan. Dingin angin berbalut embun malam itu menimpa kulit putihnya membuat pori-pori Athena menjadi kasar dan bulu-bulu halus tubuhnya berdiri.
Athena merogoh saku celananya. Tidak ada uang sama sekali di dalamnya. Saat dia merogoh saku bagian belakangnya matanya membesar karena merasakan menemukan selembar uang kertas. Tapi binar mata Athena langsung hilang berganti dengan wajah kecewa, itu hanya uang kecil. Bahkan tidak akan cukup untuk naik bis.
Athena menghembuskan napasnya kasar. Dia melihat sekeliling kota yang masih saja sibuk walaupun sudah hampir tengah malam. Dia asing sekali dengan kota ini. Awalnya Athena berpikir mungkin kota ini akan sama dengan kota di kehidupan nyatanya. Tapi malah berbeda sama sekali. Athena sekarang bingung harus pergi ke mana.
Athena memutar otaknya. Pertama sekali dia harus mencari tempat untuk bernaung. Esok hari dia baru menjelajahi kota ini dan mencari pekerjaan. Dia memang harus mencari cara untuk kembali ke dunia asalnya tapi siapa yang tahu seberapa cepat Athena bisa kembali. Bagaimana pun dia harus bertahan di tempat ini. Untungnya Athena yang berasal dari dunia nyata adalah wanita yang tangguh dan pemberani. Dia memang berasal dari keluarga berkecukupan tapi dia bukanlah wanita yang manja. Dia sering melakukan pekerjaan paruh waktu. Jadi, dia rasa dia pasti bisa bertahan di sini.
Athena yang berjalan tidak tentu arah, sayup-sayup mendengar suara orang sedang berkelahi di sebuah lorong yang tak jauh dari dirinya. Athena memang orang yang cukup tidak suka dengan ketidakadilan. Tapi dia juga orang yang tidak suka mengurusi permasalahan orang lain. Jadi daripada ikut campur dengan hal itu, Athena segera membalikkan tubuhnya.
Namun, saat Athena ingin melangkah pergi. Tiba-tiba saja seorang anak laki-laki yang tadinya sedang dihajar oleh dua orang pria berlari ke arah Athena dan tersungkur jatuh tepat di depan Athena. Athena tentu kaget dan urung melangkah. Apalagi bocah itu dengan cepat memeluk kaki Athena. Athena membesarkan matanya melihat tingkah pria itu.
“Hei! lepaskan!” ujar Athena langsung. Tentu dia tidak ingin bermasalah di kota ini. Baru juga dia sampai dia harus berurusan dengan hal seperti ini.
“Tolong … tolong aku,” lirih dan lemah suara bocah itu memelas ke arah Athena. Wajah bocah itu sudah babak belur. Matanya bengkak hingga tidak bisa lagi terbuka. Hidung dan bibirnya juga sudah mengalirkan darah segar.
Athena tentu tidak ingin mencari masalah, tapi melihat wajah bocah yang sudah lemah seperti ini, dia tentu tidak tega jika meninggalkannya dan bisa-bisa bocah ini akan mati nantinya dihajar oleh kedua pria yang lebih tua darinya. Athena hanya berwajah bimbang.
“Hei! Nona, jangan ikut campur! cepat pergi dari sini atau kami akan melakukan sesuatu padamu,” ancam seorang pria yang tampak begitu marah. Wajahnya bengis.
“Iya! tapi kau cantik juga. Sedang apa nona muda sepertimu malam-malam berjalan di luar, ingin menarik perhatian kami ya?” goda salah seorang lagi sambil mencolek dagu Athena yang langsung membesarkan mataya. Pria ini! cari mati ya! kata Athena dalam hati.
“Lepaskan!” perintah Athena menendang sedikit tubuh pria yang memeluk kakinya. Tentu karena sudah lemah pelukannya itu dengan mudah terlepas.
“Wah, ternyata nona muda ini sangat galak. Aku suka wanita yang tampak garang. Ayo! temani kami malam ini. Setelah menghajarnya, kami ingin bersenang-senang,” kata pria yang pertama. Tentu makin membuat Athena naik darah.
Entahlah, malam ini malam paling aneh dalam hidupnya. Dia tiba-tiba masuk ke dalam dunia novel yang aneh, terbangun dan hampir mati tercekik, tengah malam begini diusir tanpa belas kasih. Lalu tiba-tiba dia bertemu dengan orang-orang ini! seberapa kacau lagi dunia ini! Athena benar-benar tidak habis pikir.
“Oh, kau ingin bermain-main denganku? boleh saja! kebetulan juga aku butuh sesuatu untuk melampiaskan amarahku!” ujar Athena yang disambut senyuman remeh dari dua pria di depannya.
Athena mengulas senyuman manisnya sebelum dia melayangkan sebuah tendangan yang langsung telak mengenai perut pria yang kedua hingga pria itu tersungkur, bersamaan dengan itu Athena langsung memberikan pukulan keras ke arah pipi pria itu.
Kaget melihat serangan dari wanita yang mereka kira adalah wanita yang lemah, pria penyerang pertama hanya membesarkan matanya melihat temannya tersungkur kesakitan. Melihat itu tentu Athena tidak ambil waktu lama. Dia segera menyerang pria pertama yang masih kaget dan bengong dengan hal ini. Athena kembali menendang ke arah pria pertama, sayangnya tendangannya sedikit meleset sehingga dia masih bisa berdiri. Tapi Athena tidak ingin berlama-lama, dia segera menyerang dan kali ini di area vital sang pria sehingga membuatnya bahkan tidak sanggup untuk berdiri. Walau begitu Athena sekali lagi memastikan agar pria penyerang tidak bisa lagi berkutik. Dia menghadiahkan kembali pukulan keras ke arah wajah pria itu.
“Hyaaa!!!” suara itu tiba-tiba membuat Athena kaget. Athena melihat ke arah suara. Athena melihat pria kedua itu sudah bangkit dan ingin menyerang dirinya. Tentu Athena langsung menangkis dan juga menghindarinya. Pada satu kesempatan, Athena langsung memukul sisi leher pria yang menyerangnya. Dia ingat itu adalah salah satu dari tujuh titik kelemahan tubuh manusia. Dia Saat pria itu tersungkur. Athena langsung memukul bagian belakang kepala pria itu, dan seketika saja tubuhnya roboh. Athena menyipitkan matanya. Untung saja dulu ayahnya memaksanya untuk belajar bela diri. Ternyata tidak berguna di dunia nyatanya, berguna di dunia novel ini, pikirnya sambil melihat bocah yang tadi memegang kakinya. Dia tampak kaget dengan aksi dari Athena. Tak menyangka wanita cantik bertubuh kurus itu bisa menghajar dua orang pria yang sudah membuatnya babak belur seperti ini.
“Apa yang kau lihat?” tanya Athena pada bocah itu yang tampak ketakutan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!