NovelToon NovelToon

Terpaksa Menikahinya

Awal

Diandra Putri begitu menyanyangi ibunya karena hanya dia orang yg peduli dengan Diandra. Seolah dunia ini sungguh gelap baginya tak ada cahaya yg meneranginya.

"Betapa jijiknya mereka padaku ,mungkin aku seperti kotoran ayam yg kecil sehingga banyak orng yg menginjakku.

sungguh tak adil bagiku,ini sungguh kejam,aku juga ingin di cinta dan di sayang seperti gadis lainnya." Batinnya yg meronta kesakitan.

Hari hariku penuh dengan hujatan, tak ada yg memandang ku baik, semua terasa menyakitkan. Oh Tuhan berikan aku hati yang lapang dan pikiran yg dingin, agar aku mampu bertahan hidup.

Diandra gadis cantik yg berjuang demi masa depannya. Belajar,, bekerja dan bekerja, seolah tak ada waktu untuknya bermanja manja, tak ada waktu untuknya bersantai.

Setiap pagi Diandra selalu bangun pagi, membantu Ibunya membereskan rumah dan memasak. Selesei membereskan pekerjaan rumah Dindra langsung berangkat sekolah berjalan kaki.

Sedangkan Susana tidak pernah sedikitpun iba atau peduli dengan adiknya. Ia anak manja, namun ayahnya menyanyanginya sepenuh hati apa yg Ia inginkan selalu di turuti.

Diandra dan Susana bagaikan langit dan bumi jauh berbeda bahkan tidak sedikitpun ada kesamaan.

"Ayah, Ibu, aku berangkat ke sekolah dulu ya ." Diandra selalu berpamitan pada ibu dan ayahnya, meskipun Ia tau jika ayahnya tak pernah perduli dan tak pernah membalas salamnya.

"Pergilah Nak, hati hati di jalan. Kamu harus jadi ank yang pinter supaya kelak kamu jadi anak yg sukses." Ibunya selalu membalas ucapan Diandra dengan kata kata yg lembut, tak ingin membedakan antara Susana dan Diandra.

"Amin, terimakasih Bu, untuk ucapan dan doanya, aku janji aku pasti akan sukses." Diandra begitu bersemangat menjawab ucapan ibunya, meskipun hatinya saat itu sangat hancur berkeping keping.

Ayahnya hanya diam tak perduli bahkan tk sedikitpun ingin menolehnya.

Dindra berlalu meninggalkan Ibunya.

Ia melangkah menyusuri jalan yg penuh polusi, namun Ia tak pernah menghiraukan ucapan atau pandangan orang yg sinis terhadapnya.

terus melangkah karena tujuannya hanya satu (harus sukses).

Sedangkan Susana kesekolah selalu di antar Ayahnya naik sepeda montor. Susan cwek yg sombong dan angkuh, Namun Ia pandai bergaul dan punya banyak teman. Banyak laki laki yg jatuh hati padanya karena Susana pandai berdandan merias dirinya.

Diandra dan Susan satu sekolah, satu angkatan tapi beda jurusan. Umur mereka hanya selisih satu tahun.

_____Di Sekolah

Sampai di sekolah Diandra lagsung masuk kelas tidak seperti yang lainnya.

"Pagi Rosi." Diandra menyapa teman sebangkungnya. Rosi gadis baik meskipun ia kaya tapi dia tidak sombong, hanya Rosi dan Jaka teman Diandra di sekolah maupun di rumah.

"Ndra nanti siang jalan yuk, bukannya hari ini kamu libur kerja." Rosu merengek ngajak Diandra jalan, karena mereka udah lama ngk jalan-jalan.

"Ngk bisa Ros, uangku udah habis buat bayar ujian. Aku juga harus rajin belajar, kurang seminggu lagi kita kan ujian." Diandra menjawab dengan jujur. Sebenarnya dia juga ingin jalan jalan, mungkin dengan jalan bisa mengurangi stres dan beban hidupnya yg selama ini Ia pikul. Begitu berat dan melelahkan, sungguh rapuh jiwanya, tak ada tempat untuknya menumpang hidup.

Tak lama berselang Guru pembimbing datang.

Diandra dengan telaten mendengarka dan memperhatiakan setiap pelajaran yg di sampaikan oleh Guru, Ia sering bertanya jika ada soal yg Ia tidak mengerti.

Ia gadis yg pintar dan selalu dapat juara kelas .

Pelajaran selesei, semua murid berhamburan keluar kelas hanya Diandra yg duduk diam di kelas. Ia tak punya banyak uang untuk jajan, Ayahnya tak pernah memberi sedikitpun hartanya untuknya. Hasil kerjanya cuma cukup untuk biaya hidup dan biaya sekolah, sebagian di kasihkan ibunya. Sungguh malang nasib gadis ini, bagai hidup di dalam neraka yg jauh dan sangat dalam. Inilah takdir tak ada yang tau rencanaa-Nya

___Siang Hari

Diandra pulang dengan langkah yg payah, sungguh berat langkah kakinya. Terik matahari membuatnya semakin tak berdaya, langkahnya terhenti dan Ia duduk di bangku taman. Menghela nafas panjang mencoba melepaskan lelahnya dan memandang jauh ke arah yg tak menentu. Pikiranya melayang tak tentu arah dan hatinya semakin gusar tak menentu.

"Permisi Nona, bolehkah saya duduk di sebelah Nona." Suara itu sungguh lembut dan nyaman di dengar, laki laki ini sungguh tampan dan sopan.

"Silahkan Tuan." Diandra mempersilahkan laki-laki itu duduk di sebelahnya. Ia melirik pelan dan mengangguk.

"Dia sungguh tampan seperti Pangeran. Oh Tuhan baru kali ini ada orang yg menyapaku dengan senyuman yg menawan." Batinnya.

"Siapa nama Nona, perkenalkan saya Raffa." laki laki itu memperkenalkan diri dengan senyuman yg menawan hingga membuat hati Diandra meleleh.

Bagaikan tersambar petir di siang bolong, tak ada angin tak ada hujan ada pangeran tampan menyapaku.

"Nyatakah ini atau aku hanya mimpi." Diandra mencupit pipinya palan dan merasakan sakit yg sungguhan.

"Oh Tuhan, ternyata ini sungguh nyata." Diandra berguman dalam hati.

"Saya Diandra kak. Kenapa kakak mau duduk di sampingku, aku kan bauk dan kusut??Diandra mencoba membuat suasana mencair.

"Siapa bilang kau bau dan kusut. Kamu cantik seperti bunga mawar." ucap Raffa tersenyum tipis. Sungguh ajaib senyumnya mampu membuat hati para wanita meleleh beneran.

"Aku ngak suka mawar, mawar itu memang cantik dan wangi tapi mudah layu dan berduri." Jawaban Diandra hingga membuat Raffa tertawa kecil.

"Hehehe....lalu kamu suka bunga apa."tanya Raffa lirih.

" Ngak tau, mungkin aku terlalu sibuk dengan hidupku, sampai aku tak pernah tau bunga apa yang aku sukai." Jawabnya yg membuat orang laen bertanya tanya. Apa hidupnya berantakan ataukah dia gadis yg teranianya?

"Kakak sering ke sinikah." Tanyanya pelan sembari menggigit bawah bibirnya.

Mungkin ini pertanyaan yg konyol dan sok akrab.

"Tidak, tapi akhir akhir ini aku sering ingin kesini karena ada gadis cantik yg membuat ku ingin kesini terus." Raffa berbicara lembut seolah Ia sedang menunggu gadis pujan hatinya.

"Entah siapakah gadis yg mampu memikat hatinya, hanya dia dan Tuhan yang tau. Yg jelas bukan gadis bau dan kusut seperti ku."

Batin Diandra.

🙏🙏🙏

terimaksih kak udah mau mampir ke novel aku.

jangan lupa mapir ke novel aku yg satunya ya

yg berjudul "tujuan hidup"

selesei membaca jangan lupa like,komen dan kirim sarannya.

tekan tanda ❤️ jika kakak suka , kirim bintang dan votnya ya kak.

berteman

Siang ini sungguh hari keberuntungan Diandra, bisa bertemu dengan pria tampan itu lagi. Setelah bertahun tahun lamanya baru kali ini ada pria yang mau mengajaknya berbicara. Dunia terasa indah jika semua pria mempunyai sifat sepertinya. Hidup terasa sempurna jika suatu hari nanti aku memiliki kekasih sepertinya.

"Siapa gadis beruntung itu, pasti dia cantik dan kaya, sehingga membuatmu terpesona." Diandra bertanya, merasa penasaran dengan gadis itu.

"Oh..sungguh beruntungnya gadis itu,ada pria baik mendambakannya.

uuh...Diandra bangunlah dari mimpimu jangan iri padanya. Sudah nasibmu jadi gadis bau dan kusut, mana ada pria yg mau mendambakanmu, kucing saja enggan melihatmu hahaha." Batinnya.

"Hehehe dia cantik dan dia gadis sederhana. Dia sangat berbeda dengan gadis lainnya, Ia baik dan sanagat lembut." Tutur Raffa lembut dan menghayati, seolah gadis ini sungguh spesial di matanya. Cantik bukan di nilai dari parasnya, cantik itu di nilai dari kebaikan dan ketulusan hatinya, itu menurut pendapat Raffa.

Diandra mengangguk tersenyum.

"Sungguh wanita itu sangat beruntung.tak sepertiku.

mungkin aku hanya setetes embun di pagi hari dan akan hilang di siang hari."

pikirnya dalam hati.

"semoga kakak beruntung dan bisa berjodoh dengannya. Semangat kakak." Diandra mengucapkan penuh nada dan irama yg mengelegar.

"Hehehe kau gadis pintar, doamu pasti di dengar Allah. Oh ya, bisakah mulai hari ini kita berteman??" Raffa mengacungkan jari kelingkingnya sebagia tanda persahabatan.

"Tentu saja kita teman." Diandra membalas dan menempelkan jari kelikingnya sebagai tanda persahabtan di terima.

Terima kasih Tuhan sudah kau kirimkan Pria ini untuk jadi sahabat ku, semoga persahabatan ini akan abadi.

"Kak aku harus pulang, jika aku telat Ayah pasti akan memarahiku. Maaf kak aku duluan ya." Diandra beranjak dari tempat duduknya dan berlari kecil meninggalkan Raffa.

"He'em hati hati, semoga kita bisa bertemu lagi." Raffa berbicara agak keras,

kuharap ini bukan pertemun pertama dan terakhir.

tuhan izinkan aku hidup lebih lama lagi, agar aku bisa hidup dengan gadis itu.

"Ok..." Diandra berterik dan berlari, berharap laki laki tua itu belum sampai di rumah.

habislah aku jika dia tau aku belum pulang. Tak bisakah aku hidup sehari tanpanya. Dia a

Ayahku tapi terasa seperti monster bagiku, sungguh kejam dia padaku.

"An.. Tolong cari tau tentang gadis itu lebih jelas,.aku ingin tau jatinya dan usahakan secepatnya." Raffa memperintahkan asisten An untuk segera mencari tau tentang jati diri gadis sederhana itu. Geram rasanya melihat Ayahnya yg kejam dan tak punya hati terhadap gadis itu.

Sungguh bi*dap laki laki tua itu ingin rasanya aku menghukumnya.

"Baik Tuan, akan ku laksankan. Hari sudah siang mari saya antar pulang."

Raffa mengangguk dan melangkah masuk ke dalam mobil.

Asisten An begitu menyayangi Tuannya bukan karena di byar tapi Tuannya sungguh laki laki yang patut untuk di sayangi karena Ia berhati lembut dan baik.

______

Diandra lari dan terus berlari, keringatnya jatuh bercucuran. Berhenti di depan pintu menata nafasnya yg tak beraturan. Berharap laki laki itu tak akan bersuara. Ocehannya membuat telinga terasa terbakar dan sikapnya membuat hati terluka.

Pelan tapi pasti, Diandra membuka pintu, menoleh kekanan dan kekiri berharap todak ada yang tau akan kedatangganya.

Satu langkah, dua langkah,,, Astaga suara itu mulai membakar telingaku.

"Dari mana kamu jam segini baru pulang

Apa kamu siwer, Ibumu banyak jahitan bukannya bantuin malah keluyuran. Cepat bantu ibumu atau kamu ngak akan dapat makan hari ini." ucapan ayahnya sungguh kejam dan membuat hatinya terluka.

Tak perduli dengan alasan putrinya, dia bukan robot, yang seenak jid*tnya di suruh suruh, dia adalah putrimu kenapa kau memperlakukannya selayaknya budakmu.

Ayah macam apa kau ini,,sungguh biad*p perlakuaanmu.

"Iya Yah," Diandra berlari kekamar dan berganti pakaian, selesei berganti Diandra melangkah menuju meja makan Ia membuka tudung saji berharap ada makanan yg bisa Ia makan.

"Astaga...kenapa dia tak menyisakan lauk untukku, apa aku harus makan nasi dengan garam lagi. Sungguh sial hidupku kenapa Ia tega lakukan itu padaku Sungguh kejam." Diandra sungguh ingin marah dan mencabik cabiknya tapi apalah daya dia yang kuat dan dialah yang berkuasaa di rumah ini.

Selesei makan Diandra menuju mesin jahit dan mulai menggenjot mesin jahitnya.

Sesungguhnya ia sangat lelah namun melihat Ibunya tiap hari kerja keras, rasa lelah itu Ia kubur dalam-dalam.

"Ndra, gimana lauknya enakkan? Tadi ibu sengaja memasak makanan kesukaan mu??"

Ibu laela bertanya berharap Diandra akan suka sama masakannya.

"Enak kok Bu,.sangat enak kok ." Diandra terpaksa berbohong karena tak ingin membuat ibunya bersedih. Sesungguhnya Ia tadi hanya makan nasi sama garam saja bukan sama lauk yg di masak Ibunya.

Maafkan aku Tuhan, tiap hari aku membohonginya ibu ku, jangan hukum aku lebih dari ini tapi hukumlah Ayahku yg telah membuat ku seperti ini.

Diandra menjahit hingga larut malam. Ia tidak tega melihat ibunya bekerja sendirian. Sedangkan Susana dan Ayahnya sudah terlelap, mungkin kini mereka sudah bermimpi bertemu setan, tapi entah setan apa yang merasukinya hingga ia mempunyai sifat yang kejam dan tak punya rasa prikemanusian seperti itu.

____pagi hari

Diandra berangkat ke sekolah dengan terburu buru. Di tengah perjalanan Ia menabrak seseorang.

"bruuuk."

Diandra jatuh di atas tubuh pria tampan itu.

"Ma..maaf Tuan aku tidak sengaja." Diandra bangun dan memohom maaf, berharap dia memaafkannya.

"Sial kenapa aku ceroboh, Tuhan cobaan apa lagi ini." Batinnya.

"Hee...Nona, kalau jalan pakek mata jangan pakek dengkul." Pria itu marah tak jelas.

"dasar gadis bod*h beraninya kamu membuat baju ku kotor." Makinya kesal.

"Maaf Tuan, bukankah saya sudah minta maaf, lalu kenapa cuma masalah sepele seperti ini kau besar besarkan."

"Dasar Pria tak punya ot*k, sombong, aku berharap tak akan bertemu lagi dengannya." batinnya.

"H,,,e apa kau bilang, kau pikir baju q ini murah dan siapa juga yg ingin bertemu lagi denganmu, aku berharap ini terakhir kalinya.

(pria itu pergi meninggalkan Diandra).

"Apa dia dengar ucapanku, apa dia punya indra ke enam kok tau pikiran ku??""

Dasar pria sombong, dia pikir dia itu siapa , Raja atau Presiden yang seenak jidatnya ngatain aku bo*oh. Raja dan Presiden aja baik dan tidak sombong seperti dia.

"Oh Tuhan kenapa hari hariku penuh dengan kata kata yang terdengar menyedihkan. Tidak bisakah kau kirimkan satu kata saja yg indah dan berirama merdu untuk aku dengar hari ini."

???????

siapakah kira kira pria yg di tabrak Diandra .

apa di pria yg di kirim untuk menjadi pendamping hidupnya atau kah dia pria yang akan menghancurkan hidupnya???

tunggu di episod selanjutnya.

🙏🙏🙏🙏

terimaksih kak udah mau baca karya aku.

jangan lupa mampir ke karya aku yang berjudul "tujuan hidup"

selesei membaca jangan lupa tinggalkan 👍like komen dan saran.

tekan tanda ❤️ dan kirim vote serta bintang 5 ya kak jika kalian suka ceritanay.

bertemu lagi part 1

Pagi ini sungguh sial bagiku. Betapa cerobohnya aku, karena kecerobohan ku laki- laki itu memaki ku. Sungguh tak adil bagiku, masih adakah tempat bersandar untuk ku hanya sekedar menghilangkan penat dan lelah ku.

Diandra terus berlari berharap dewi keberuntung masih berpihak padaku. Pasti aku sudah telat, ah matilah aku. Gerbang pasti sudah di tutup, huh gimana ni." Batinny meronta.

Gerbang sudah tertutup rapat, dua petugas penjaga berdiri tegap memandang ke arah berlawanan.

"Alamat aku pasti di suruh balik ni, semoga masih ada kesempatan untuk ku agar aku bisa masuk."

"Pagi pak? Bolehkah saya masuk, saya mohon pak tolong izinkan saya masuk." Diandra memohon dengan memelas agar si penjaga membuka kan pintu gerbang itu.

"Maaf Nona, tapi ini sudah aturan sekolah, sebaiknya Nona kembali pulang saja." jawaban petugas itu sungguh menyayat hati.

Diandra mulai memutar otak mencari alasan yg tepat untuk melabuhi dua petugas itu.

"Maaf Pak, saya terlambat bukan karena telat bangun, tadi waktu berangkat ke sekolah ada kakek tua jatuh, jadi saya menolongnya dulu makanya saya terlambat datang. Gimana kalau kakek itu Orang Tua Bapak, apa Bapak tega membiarkannya tergeletak di pinggir jalan." Diandra terus merayu petugas itu dengan berbagai rayuan gombalan. Bukan Diandra namanya jika tidak bisa membuat petugas itu luluh begitu saja.

Kedua petugas itu saling beradu pandang dan saling menaikan bahunya pelan. Berfikir sejenak untuk mengambil keputusan yg tepat.

"Baiklah Nona, saya izinkan kmau masuk tapi besok jangan telat lagi ya?"

Akhirnya Diandra berhasil juga merayu mereka, sungguh dewi keberuntungan berpihak padanya.

"Maafkan aku jika aku sudah berbohong sama bapak ini, tapi aku lakukan ini semua kerena terpaksa kok Ya Allah." Batinnya.

"Terimakasih Pak." Diandra berlari secepat kilat sebelum keduluan guru pembimbing.

Nafasnya terdengar ngos ngosan, keringat keluar jatuh bercucuran, tubuhnya terasa lemas tak berdaya, Diandra melempar tubuhnya di kursi secara kasar dan langsung menyadarkan tubuhnya di gununungan kursi

itu.

Dua temannya hanya memperhatikan sambil menggelengkan kepalanya pelan.

"Apa kamu habis di kejar setan, kenapa kamu telat." tanya Rosi heran karena tumben si gadis kusut ini telat masuk sekolah. Ngak biasanya Diandra telat datangnya.

"Ceritanya panjang nanti aku ceritakan di kantin saja." Diandra enggan bercerita jika ingat pria sombong itu, ingin rasanya Ia mencabik cabiknya hiiii.

___Di kantor

Pria sombong itu membuang kasar jasnya di lantai. Asisten iwan memungut jas mahal itu. "Sungguh seperti itukah orang kaya memperlakukan barang seenak jid*tnya.

Sesungguhnya Ia tidak tau di luar sana masih banyak orang miskin berjuang demi mendapatkan sesuap nasi." Batin iwan.

"Wan buang jas itu."

Pria itu sungguh sombong masa iya baru terkena tubuh Diandra jas semahal itu harus di buang, segitu baunya kah gadis itu.

"Baik Tuan." Asisten Iwan berjalan menuju sampah dan membuang jas mahal itu dengan gelengan kepalanya

Sungguh sangat di sayangkan jika jas semahal itu harus di buang begitu saja.

"Tuan nanti ada meeting jam 10.00." Asisten Iwan hanya sekedar mengingtkan.

"Ada apa dengan dia kelihatannya sangat marah. Siapa yg berani membuatnya naik darah seperti itu?"Batinnya.

Pria itu enggan untuk berbicara, Ia hanya mengangguk tanpa bersuara. Rasa kesal masih berkecambuk di dalam hati.

"Sungguh sial aku hari ini, beraninya cewek bau itu memakiku. Semoga saja aku tidak pernah bertemu dengannya lagi, sialll." ucapnya dalam dalam hati.

___Di kantin sekolah

Jam istirahat Diandra, Jaka dan Risi sedang menikmati makanannya. Diandra makan dengan sangat rakus karena tadi pagi Ia tak sempat makan.

"Ndra apa yg terjadi padamu, kenapa kau makan serakus ini, trus tadi pagi kenapa kamu telat."Cecar Rosi penasaran.

"Tadi pagi aku nabrak orang."jawaban diandra membuat Jaka dan Rosi terpereangah tak percaya.

"Apa nabrak orang, apa dia mati." Jaka bertanya dengan nada tinggi karena terkejut.

"Hee... aku ini pejalan kaki mana ada orang ketabrak badan kurusku ini langsung mati." Diandra menceritakan kejadian tadi pagi muali dari awal hingga akhir tanpa ada yg terlewatkan.

Mereka berdua tertawa renyah ketika mendengar Diandra merayu petugas sekolah tadi.

"Hahaha.... sumpah bikin ngakak, cowok seganteng itu kamu bilang kakek. Sungguh tega kau, Ndra." Rosi dan Jaka membayangkan ekspresi pria sombong dan kedua petugas itu, sungguh tak bisa di bayangkan hahaha.

Bel berbunyi tanda jam istiraht selesei.

Jam kedua ini para Guru ada rapat jadi semua murid bersorak gembira karena pihak sekolah memulangkan mereka lebih awal. Itu adalah kegembiraan tersendiri bagi semua murid saat jam kosong.

Diandra berjalan santai menyusuri trotoar, terik matahari sungguh menyengat kulit, butiran keringat jatuh bergantian membasahi tubuhnya. Ramenya kendaraan membuat suasana semakin panas.

Kini Diandra menghentikan langkahnya dan duduk di bawah pohon rindang yg ada di taman itu. Pohon itu seolah menjadi tempatnya bersandar ketika dirinya sedang di landa kesedihan.

Kriing...

suara hp diandra berdering.

"iya hallo,ada apa??

"Aku mau shoping jadi jangan kasih tau Ayah kalau hari ini ada jam kosong. Jika kau berani ngomong akan ku robek mul*tmu." Ketus Susana.

Suara itu terdengar sadis, tak disangka gadis secantik dia sangatlah galak. Kakak yg aneh tidak pernah sedikitpun Ia berbicara lembut pada adiknya sendiri.

Diandra menikmati semilirnya angin yg menerpa wajahnya. Ia sandarkan tubuhnya di pohon sembari mengikuti alunan lagu yang ia mutar lewat hpnya.

"Siang Nona." Sapa Tuan tampan itu. Suara itu membuat Diandra terbangun dari lamunannya. Dia begitu bahagia melihat teman tampannya duduk di sampingnya, namun kini wajahnya agak berbeda pria itu kelihatan pucat dan lesu.

"Siang kak, apa kakak sakit kom wajah kakak pucat." Sungguh tak disangka pangeran tampan ini berada di sampingnya. Meskipun wajahnya pucat tapi Dia masih kelihatan tampan.

"Aku sehat kok, mungkin karena kecapean saja jadi aku terlihat kurang sehat."Pria itu berucap sangat lembut membuat hingga suasana hati Diandra meleleh. hehehe....

"Kakak kenapa di sini??tanya Diandra.

"Hanya ingin menyapamu saja."jawab Raffa singkat

"Astaga,,ingin menyapaku. Sungguh mimpikah aku atau nyata hehehe." Batinnya tersenyum girang.

"Oh.. ya kak, apa kakak sudah bertemu gadis sederhana itu?" Diandra sangat penasaran dengan gadis itu.

"Semoga tuhan menyisakan satu orang tampan dan baik seperti pangeran ini untukku." Ucapnya dalam hati.

"Iya aku sudah bertemu dengannya. Hampir setiap pagi aku melihat semangat dan wajah cantiknya. Dia sangat sederhana tapi Dia begitu istimewa di mataku." Raffa begitu mengagumi gadis itu.

"Benarkah? Kenapa kakak tidak menikahinya saja, kelihatannya kakak menyukainya?"Pertanyaan Diandra membuatnya Raffa ketawa kecil.

"Menikah,,, pasti aku akan menikahinya namun belum waktunya. Aku masih menunggu dia lulus sekolah dulu." Raffa mulai menceritakan ciri ciri gadis itu dengan semangat.

Diandra mulai berfikir siapa gadis yg beruntung itu.

"Kenapa ciri cirinya seperti aku, masak iya aku. Ah,,, ngak mungkin mana ada orang setampan dan semapan dia mau dengan si bau dan kusut seperti aku. Apa lagi aku hanya gadis miskin, kau jangan bermimpi diandra, sadarlah dan bangunlah dari tidurmu." Batinnya

"Tuan kita harus segera menemuinya karena Beliau sudah menunggu " Suara Asisten An membuyarkan lamunan Diandara.

Raffa mengangguk paham.

dua orang ini sungguh ajaib, hanya dengan bahasa tubuh dan kata kata tidak jelas pun mereka saling paham sungguh ajaib bukan.

"Aku harus pergi, semoga lain kali kita bertemu lagi." Raffa berdiri dan mengelus rambut Diandra pelan.

Diandra membalas dengan senyuman bahagia.

"Alangkah bahagianya aku bisa bertemu dengan orang sebaik dia. Belaiannya sungguh membuatku salah tinggkah, semoga kau panjang umur agar kita bisa berjumpa lagi."

Raffa pergi meninggalkan Diandra, sedangkan Diandra masih enggan pulang kerumah. Dia lebih memilih menikmati suasana siang hari di dekat taman dari pada harus bertemu singa kelaparan (Ayahnya). Dia bermaksud langsung ke Restoran di tempatnya bekerja tanpa mampir ke rumah dahulu.

Sekitar setengah satu siang Diandra bangun dari duduknya dan mulai melangkahkan kakinya menuju tempatnya mencari nafkah.

Sesampai di Restoran Diandra berganti pakaian seragam ala pelayan, hee ya emang dia pelayan Restoran.

"Ndra tolong kamu antarin makanan ni ke meja no 45." Perintah seseorang kepala pelayan itu ke Diandra.

"Iya kak." Diandra mengambil nampan yg berisikan beberapa makanan.sungguh nikmatnya makanan ini,pasti dia sangat kaya,inikan makanan mahal,mungkin gajiku sebulan baru bisa beli ini hee.itulah kebiasaan diandra suka berbicara sendiri.

tiba tiba ada anak kecil berlari dan menabrak diandra.

Bruaakk..

Nampan yang berisi makanan itu terjatuh dan menimpa pria yang duduk tepat di depan Diandra.

_____

kira kira siapa ya pria itu???

🙏🙏🙏🙏🙏🙏

terimakasih kawan sudah mau mampir ke novel aku semoga kalian suka.

jangan lupa mampir ke novel aku yg berjudul

"tujuan hidup ya.

salam hangat dari saya dwi rinawati

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!