NovelToon NovelToon

Mafia In The School

Dimana Aku.

"Hei, kau! Cepat periksa dia!" ucap ketua pembully yang bernama Jenika, meminta salah satu bawahannya untuk mengecek seorang gadis yang tergeletak tak bergerak di lantai, orang tersebut menggunakan seragam yang sama dengannya.

Ya, mereka baru saja melakukan pembullyan kepada salah satu teman sekelasnya, mereka memukulnya tanpa ampun, hingga murid tersebut tidak bergerak lagi. Mereka dengan sengaja membawanya menjauh dari sekolah mereka.

"Apakah dia sudah mati?" Mereka semua saling pandang, saat melihat murid yang mereka pukuli tak bergerak lagi. Mereka hanya menakut-nakutinya tak berniat membunuhnya.

"Hai, kau! periksa dia!" seru Jenika meminta salah satu temannya.

Perlahan orang yang ditunjuk oleh Jenika  mendekat dan ingin mencoba memeriksanya, apakah benar ia telah mati atau masih hidup. Ia berjalan begitu lambat karena takut, sehingga membuat Jenika kesal.

"Cepat! Apa yang membuatmu takut? Si cupu itu tak akan menyakitimu," seru Jenika merasa geram.

"Ayah …." Tiba-tiba suara teriakan gadis itu menggema, masih tergeletak di lantai.

Semua melihat kearahnya.

Bawahan Jenika yang tadinya berjalan mendekat, menghentikan langkahnya. Ia benar-benar terkejut dan melihat ke arah ke Jenika, seolah berkata jika Kinara masih hidup.

Jenika tersenyum sinis, "Oh, ternyata kau masih hidup ya?" ucap Jenika berjalan mendekat menuju Kinara, gadis yang sudah tak bergerak sedikitpun dari tempatnya itu.

Kinara gadis yang lemah dan selalu menjadi sasaran mereka, meskipun sering di sakiti ia tak pernah melawannya, bukan karena tak mau, ia menang terlahir sebagai gadis yang lemah dan penakut. Hanya bisa menerima hinaan dan hujatan yang tertuju padanya.

"Kau pikir dengan berpura-pura mati kau akan menakutiku, Ha?" bentak Jenika kesal dan kembali menendang kaki Kinara yang masih tak bergerak seinci pun.

"Dengar ya, Kinara! Jangan coba-coba kau mendekati Adam ku lagi! Dia itu milikku! jika sekali lagi aku mendengar kau mendekatinya akan kupastikan aku tak akan memaafkan mu, aku akan kembali membuatmu seperti ini, mungkin aku bahkan akan melenyapkan mu hingga kau tak bisa memanggil Ayahmu lagi!" ancam Jenika memandang rendah pada Kinara.

Jenika terus berjalan memutari Kinara,

"Jangan sok cantik kau, dasar cupu! Adam itu milikku, jangan berani-berani kau merebutnya dariku!" ucap Jenika berjongkok dan ingin menampar Kinara.

Tiba-tiba Kinara menangkap tangan Jenika. Jenika tersentak, meringis kesakitan, ia tak menyangka jika pegangan tangan Kinara begitu kuat hingga merasa pergelangan tangannya akan patah karenanya.

"Apa yang kalian lakukan?" Jenika melihat bawahannya yang terlihat masih terkejut dengan kejadian di depannya.

 "Cepat jauhkan dia dariku!" perintah Jenika berteriak, menyadarkan bawahannya dari keterkejutannya.

Kinara yang semakin mencengkram tangan Jenika dan melayangkan tatapan membunuhnya, membuat nyali Jenika seketika menciut. Jenika meringis merasakan sakit di pergelangan tangannya.

Beberapa bawahan Jenika langsung mencoba menjauhkan Kinara dari ketua mereka.

Jenika berpikir para bawahannya akan dengan mudah menyingkirkan Kinara si gadis lemah dan pengecut yang selama ini hanya menerima dalam diam apapun yang dilakukan dan diperintahkan olehnya. 

Beberapa bawahan Jenika mendekat dan mencoba menyerang Kinara. Tanpa melepas genggaman tangannya, Kinara menghajar mereka yang mendekatinya dengan sangat mudah.

Mata Jenika membulat sempurna melihat apa yang baru saja terjadi, Kirana memukuli bawahannya, menghajar mereka hanya dengan satu tangannya.

Mereka mendapat beberapa luka akibat tendangan Kinara, semua merasa tersudut dan kalah, mereka berlutut minta ampun pada Kinara. Itulah jalan aman untuk mereka agar bisa selamat. pikir mereka semua.

Tanpa Kata Kinara menghempaskan Jenika ke arah teman-temannya yang sedang berlutut meminta maaf padanya.

Jenika tak terima apa yang terjadi padanya, ini pertama kalinya ia diperlakukan seperti ini, ia sangat kesal. Jenika segera pergi dari sana membawa teman-temannya sambil terus menggerutu.

"Kalian sebanyak ini mengapa kalian tak bisa menghadapinya, dasar kalian benar-benar tak berguna," hardik Jenika.

"Dari mana Kinara mendapatkan ilmu beladiri, apa selama ini ia mempelajari secara diam-diam?" tanya salah satu dari mereka.

Semua hanya mendengar, tak ada yang menjawab begitu juga dengan Jenika.

Kinara hanya melihat mereka semua berjalan menjauh darinya dengan tatapan yang masih sama. Ingin rasanya Kinara  menghabisi mereka semua.

Tiba-tiba dia mendengar suara robot masuk ke dalam telinganya, suara-suara yang terasa aneh. Ia menutup telinganya merasakan sakit di kepalanya.

"Ada apa ini, ada apa denganku?" batin Kinara yang terus mengerang kesakitan saat suara-suara itu begitu menyakitkan terdengar di telinganya.

Semakin lama sakitnya semakin berkurang dan menghilang.

"Di mana aku," gumam Kinara melihat sekelilingnya, melihat tubuhnya, memegang wajahnya, dan melihat kedua tangannya.

"Ada apa ini, di mana aku," batinnya merasa tak mengenali dirinya sendiri.

*****

Kinara mengernyitkan keningnya saat sekilas ingatannya berlarian hingga terkumpul  di otak nya, memutar kembali setiap kejadian demi kejadian yang terakhir dialaminya. Ia baru mengingat jika  terakhir Ia dipanggil oleh atasannya mengatakan jika ada hal yang penting yang mau didiskusikan nya, Kinara yang sangat disiplin dan patuh kepada bosnya dengan cepat menghampiri di markas mereka, meninggalnya pekerjaannya.

Kinara mengingat, jika waktu ia memasuki salah satu ruangan di dalam markasnya.

Kinara berlari memasuki sebuah ruangan markas mereka, tak ingin membuat si pemanggil menunggu dirinya. 

Begitu membuka pintu dan melangkah masuk, Kinara sangat terkejut saat melihat apa yang ada di hadapannya, tadinya ia mengira ia akan bertemu dengan bosnya yang sudah di anggap seperti ayahnya.

Bukannya Ia melihat bos yang memanggilnya, ia justru melihat ayahnya tergantung tak jauh darinya. Kinara tanpa ragu langsung melompat untuk menyelamatkan ayahnya, Kinara tak merasa curiga sedikitpun. Ini adalah markas mereka, yang ada dalam pikirannya saat itu ialah ia harus menolong ayahnya. Namun, tak disangka-sangka ternyata itu semua hanyalah jebakan.

Kinara baru menyadarinya jika dirinya telah di jebak saat ia berhasil menyelamatkan ayahnya. Namun, semua Sudah terlambat, semua berakhir saat sebuah ledakan terjadi, meluluhlantakkan tempat itu bersama mereka berdua.

Kinara memeluk erat tubuh ayahnya, ia tak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa memejamkan matanya menunggu akhir dari kehidupannya.

*****

Begitu Ia membuka matanya kembali, ia menemukan dirinya hidup kembali di badan seorang gadis SMP, yang pengecut dan lemah. Yang paling membuatnya terheran, beberapa orang tadi memanggilnya dengan nama yang sama, Kinara.

Kinara mengepal tangannya ia tak menyangka jika orang yang selama ini dipercaya dan sudah dianggap sebagai ayahnya sendiri bisa melakukan itu semua padanya.

Kepalanya kembali terasa sakit, Kinara mengerang kesakitan. Sakitnya hanya  langsung sepersekian detik. Namun, mampu membuat Kinara merasa sebuah peluru menghujam kepalanya dan seketika sakit itu tiba-tiba menghilang dengan cepat.

Kinara bisa merasakan sakit disekujur tubuhnya akibat pukulan anak-anak tadi.

"Siapa gadis ini? Apakah gadis ini begitu lemah sehingga ia mengalami luka ini hanya karena ulah mereka semua," gumam Kinara yang menganggap lawan-lawannya tadi bukanlah apa-apa.

💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖

Terima kasih sudah membaca 🙏

Salam kenal, kak 🤗

Jangan lupa like, vote dan komennya ya 🙏

💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖

Perubahan Kinara

Kinara melihat kekiri dan kekanan mencoba mencari tahu di mana dia sebenarnya sekarang, apa yang terjadi kepadanya. "Dimana aku sebenarnya, tempat apa ini," batinnya tak mengenal tempat itu. Saat akan berjalan tiba-tiba ia dikejutkan dengan munculnya layar transparan di hadapannya.

Kinara memundurkan langkahnya, terkejut. "Apa ini," gumamnya tersentak melihat layar tersebut. Ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya. "Darimana datangnya layar ini?" bertanya dalam hati, Kinara masih mencari dari mana Sumber benda tersebut.

"Selamat Anda telah di hidupkan kembali," tertulis jelas di layar yang ada di depannya. 

Kirana membaca tulisan di layar transparan tersebut dengan saksama, membuat ia semakin tak mengerti apa yang di maksud tulisan itu. 

"Siapa yang terlahir kembali ke dunia," gumamnya. Tiba-tiba ingatannya kembali terlintas saat ledakan di markasnya.

"Apa yang dimaksud hidup kembali itu aku? Apakah aku sudah mati," pikirnya bertanya-tanya dalam hati masih terus mencari sepenggal demi sepenggal ingatannya.

"Jika aku sudah mati, dimana aku sekarang, kenapa aku bisa hidup kembali? Kenapa aku berada di tubuh anak ini?" batinnya bertanya-tanya dan terus bertanya membuat ia pusing sendiri dengan masalah yang dihadapinya, semua ini sungguh tak masuk akal baginya. Mana mungkin orang yang sudah mati bisa dihidupkan kembali, "Aku pasti sudah tidak waras, ini hanya mimpi," ucapnya memukul pipinya yang sialnya terasa sakit.

Di tengah kebingungannya, layar transparan tersebut kembali tertera beberapa tulisan yang menjelaskan bahwa ia harus menyelesaikan transformasi hidup wanita yang sedang Ia tinggali saat ini dan dia bisa mendapatkan skor transformasi dengan berpura-pura keren dan menghajar musuhnya. Setelah transformasi selesai sistem dapat membantunya memenuhi 1 keinginan.

Kinara tergelak membaca semua itu. "Konyol," ucapnya. "Apa-apaan ini. Aku sama sekali tak tahu siapa anak ini, mana aku tahu siapa musuh-musuhnya! Tunggu apa maksudnya jika aku menyelesaikan misi ini sistem dapat membantuku memenuhi 1 keinginan. Apakah aku bisa mengajukan permohonan dan dikabulkan oleh sistem, begitu kah maksudnya?" Kinara terus bergumam sendiri bertanya sendiri kemudian menjawab sendiri pertanyaannya.

Semakin dipikirkan semakin ia tak mengerti, hidup kembali, sistem,  mengabulkan permintaan.  Jika dipikir lagi memang itu semua tak masuk akal. Namun, melihat kejadian saat ini, itulah yang ia alami. Ia hidup kembali dan pindah ke tubuh seorang anak SMP dan layar transparan yang ada di depannya ia, tidak bisa di pungkiri semua itu benar-benar terjadi saat ini padanya. Layar itu nyata di depannya dan ini semua bukanlah sebuah mimpi belaka apalagi khayalan.

"Baiklah kita lihat apakah sistem ini dapat mengabulkan permohonan ku, kita lihat siapa musuh anak ini. Mari kita kumpulkan skor secepat mungkin," ucapnya menyemangati dirinya sendiri kemudian mengambil tas yang tergeletak tak jauh darinya. Ia yakin tas itu adalah milik tas anak ini mengingat di sana sudah tak ada siapa-siapa lagi kecuali dirinya.

Kinara pun kembali ke sebuah gedung sekolah yang ia yakini itu adalah sekolahnya, melihat pakaian seragam yang ia gunakan.

Semakin berada di dalam tubuh anak ini Kinara semakin merasa jika ia bisa mengetahui tentang anak ini, sepertinya ingatan anak ini masih tersimpan, terekam jelas di otaknya dan ia bisa mengetahui apa yang anak ini alami selama ini.

Iya merasa mereka terhubung, hati dan pikiran mereka menyatu.

Kinara berjalan menuju ke kelasnya, entah dari mana ia tahu kalau itu adalah kelasnya, ia hanya mengikuti instingnya.

Kemana ia membawanya.

Di dalam kelas para pembully yang memukuli Kinara tadi mengadu kepada wali kelas mereka, bertujuan agar Kinara bisa di hukum. 

"Pak, ini semua ulah Kinara, pak! Ia memukuli kami hingga jadi seperti ini," ucap Jenika memperlihatkan pergelangan tangannya yang lebam, menunjukkan beberapa bekas luka pada wajah teman-temannya yang juga di hajar oleh Kinara tadi. 

"Mana mungkin Kinara memukulmu! memukuli kalian sampai babak belur seperti ini!" ucap wali kelas melihat beberapa dari siswa itu memiliki luka lebam di wajah mereka.

Bahkan teman-temannya yang lain juga tak percaya jika luka-luka mereka disebabkan oleh Kinara. Kinara gadis yang lemah, lugu, tak mungkin dapat melakukan semua itu pada mereka, yang jelas-jelas jumlah dan kekuatan mereka lebih unggul.

Kinara yang baru sampai di dalam kelasnya, langsung masuk kedalam kelas setelah mengetuk pintu.

Melihat  kedatangan Kinara, wali kelas memanggilnya untuk ikut bergabung dengan beberapa siswa yang luka tadi.

"Kinara, Jawab dengan jujur, apa  benar kamu yang telah membuat mereka seperti ini?" tanya wali kelas menunjuk beberapa orang teman Kinara yang meringis kesakitan memegangi wajahnya.

"Iya, Pak. Saya yang melakukannya," jujur Kinara membuat semua teman-teman Kinara tersentak kaget mendengar apa yang baru saja Kinara katakan, tak ada percaya, tentu saja mereka tak satupun yang percaya begitu juga dengan wali kelasnya.

"Saya hanya melindungi diri saya, Pak! Mereka duluan lah yang memukuli saya, mereka membawa saya ke sebuah hutan dan memukul saya beramai-ramai," jelas Kinara.

"Bohong," sanggah Jenika.

" Pak, kalau bapak tidak percaya Bapak bisa memeriksa luka-luka saya," ucap Kinara yang membuka jaket hoodie yang dipakainya terlihat jelas di sana beberapa luka bahkan terlihat jelas di tangan dan kakinya.

Anak-anak di dalam ruangan semua heboh melihat luka pada Kinara. Berbisik-bisik merasa kasihan. Namun, terselip rasa tak percaya jika Kinara mampu membalas Jenika si pembuat onar di sekolah mereka.

"Bohong, Pak. Dia duluan yang melakukan pemukulan kepada kami," ucap Jenika.

Kinara yang mendengar ucapan Jenika langsung menatapnya dengan tatapan yang sama saat mencengkram pergelangan tangannya, seolah ia berkata Apakah cengkraman ku tadi kurang keras, apakah perlu ku patahkan pergelangan tanganmu.

Sesaat Jenika tersentak dan memundurkan langkahnya melihat tatapan membunuh dari Kinara. Namun,  ia kembali membusungkan dadanya, ia tak ingin terlihat lemah dihadapan Kinara, gadis lemah dan pengecut itulah yang ia pikirkan tentang Kinara.

Kinara tersenyum kecut dengan tatapan yang masih sama, mengintimidasi mereka semua, beberapa bawahan Jenika bahkan menunduk tak berani menatap mata Kinara. "Apa ini musuh utama gadis kecil ini, oke kita pusatkan kan pencarian poin pada mereka semua, kita lihat berapa poin yang aku dapatkan apabila membuat kalian semua berlutut di hadapanku," batin Kinara sang mafia.

"Apa yang terjadi dengan Kinara, mengapa aku merasa Kinara berubah menjadi lebih kuat. Apakah selama ini dia memang kuat dan menyembunyikan jati dirinya, aku harus lebih berhati-hati padanya sepertinya Ia mempunyai rencana pada kami semua," batin Jenika melihat ekspresi wajah dari Kinara melihat mereka semua.

Wali kelas mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka, dia mencoba membandingkan luka mereka, "Jenika, mana mungkin Kinara mampu mengalahkan kalian semua. Jumlah Kalian lebih banyak, apa memungkinkan Kinara melakukan itu semua?" tanya wali kelas mereka.

"Tapi itulah kenyataannya, Pak. Luka yang kami dapatkan adalah perbuatan Kinara, bukankah Kinara sendiri sudah mengakui nya," jawan tegas Jenika yang di angguki oleh teman-teman sekaligus bawahannya.

Kinara tersenyum sinis melihat mereka semua.

💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖

Terima kasih sudah membaca 🙏

Bagaimana dengan bab ini? Ada kritik dan saran🤗

Jangan lupa like, vote, dan komennya 🙏

Salam kenal Author M Anha ❤️

Love you all 💕💕💕💕

💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖

Sang Mafia

Pak, saya mohon maafkan Kinara, ini pasti hanya salah paham. Saya yakin Kinara nggak bersalah dalam hal ini, Pak," ucap Tiara.

Wali kelas berpikir sejenak, sebenarnya ia sendiri masih belum yakin dengan apa yang terjadi,

" Baiklah, Kinara untuk kali ini bapak akan memaafkanmu. Namun, tidak untuk lain kali. Jika Bapak mendengar kau melakukan hal ini lagi, Bapak tidak akan segan-segan memberi hukuman sesuai peraturan sekolah."

"Terima kasih, Pak. Saya akan berusaha memastikan jika Kinara tak akan melakukannya lagi," ucap Tiara.

"Baiklah, kalian semua obati luka kalian, begitu juga dengan kamu, Kinara. Kita akhiri pelajaran hari ini," ucap wali kelas mereka kemudian keluar dari ruangan kelas, berhubung bel jam istirahat telah berbunyi.

****

Semua orang di sekolah tahu jika Kinara terlahir setelah ibunya menjebak ayahnya. Membuat Kinara semakin di pandang hina oleh orang sekitarnya karena kesalahan ibunya.

Sebuah kecelakaan menewaskan Ibu Kinara.

membuat Kinara harus tumbuh tanpa kasih sayang dari seorang ibu saat ia masih kecil.

Ayah Kinara juga jarang pulang ke rumah, karena terlahir dari wanita yang tak dicintainya dan dengan cara di jebak, ayah Kinara tak terlalu menyayanginya.

Beberapa bulan Setelah ibu Kinara meninggal, Ayah Kinara membawa pulang Tiara dan Diana menggantikan istrinya, ayah Kinara meminta Diana untuk merawat kinara, anak kandungnya.

Diana pun menerima Kinara dan membesarkannya bersama dengan Tiara, mencoba untuk bersikap adil pada mereka berdua. Kehidupan mereka kembali harmonis.

Tiara adalah adik tiri dari Kinara, mereka seusia dan duduk di kelas yang sama. Mereka berdua sangatlah berbeda. Paras dan sifat mereka sangatlah jauh berbeda.

Tiara terlahir dengan paras yang cantik, wajah cantiknya mampu membuatnya jadi idola para murid di sekolahnya ataupun di sekolah tetangga .

Selain cantik, Tiara juga anak yang pintar, sehingga ia menjadi kebanggaan para guru, tidak hanya di sekolah Tiara juga membanggakan guru-guru dengan memenangkan berbagai lomba, membuat Tiara menjadi murid favorit dan kesayangan semua guru. Maka tak heran saat ia memohon pada wali kelasnya untuk memaafkan Kinara, permohonannya langsung dikabulkan.

Kinara sendiri hanya gadis biasa, paras dan kecerdasannya juga biasa saja dan yang paling membuatnya sering di-bully adalah dia selalu menyendiri dan tidak suka bergaul. Disaat yang lain bercanda gurau di kantin ia lebih memilih untuk menghabiskan waktu di perpustakaan.

****

Setelah melihat wali kelasnya keluar dan mendapat kesempatan, Jenika ingin membalas perbuatan Kinara padanya, ia melangkah cepat ingin menyakiti Kinara yang akan berjalan keluar. Namun, tanpa sengaja ia menginjak tali sepatunya sendiri, membuat ia tersungkur ke lantai dan membuat beberapa murid tertawa melihatnya.

Semua kembali diam setelah Jenika menatap mereka semua dengan tatapan mengancam, dalam sekejap ruang kelas menjadi sunyi tak ada yang berani menertawakannya lagi.

"Sebaiknya kamu belajar dulu mengikat tali sepatumu, sebelum kau berani menggangguku," ucap Kinara tersenyum sinis pada Jenika lalu berbalik berjalan meninggalkan Jenika yang masih memegang kakinya yang terasa sakit.

"Dasar ******," teriak Jenika bergemah di ruang kelas, membuat semua anak menjadi takut. Kinara menghentikan langkahnya.

"Tidak heran kalau tingkah mu sangat ****** seperti itu, semua sifat dan tingkahmu itu pasti menurun dari ibumu 'kan. Lahir dari rahim wanita ****** tentu saja kamu juga seperti ibunya, tak ada bedanya. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya."

Kinara mengepal tangannya, Ia tahu jika yang sedang dihina adalah dirinya, ia berbalik dan menatap Jenika.

Jenika memerintah berapa bawaannya untuk membantunya berdiri.

Walau kakinya masih sakit, tapi Ia tetap berusaha untuk berjalan seangkuh mungkin, menuju pada Kinara yang berdiri tak jauh darinya jika ia tak takut padanya.

"Seharusnya kau berterima kasih kepada Tiara, kaena telah menolong mu dari hukuman dan juga ibunya mau membesarkan mu," kata Jenika.

Jenika terus melontarkan beberapa hinaan yang ditujukan kepada ibu kandung Kinara.

Kinara terus mencoba menahan emosinya, berusaha tetap tenang mendengar semua hinaan demi hinaan yang ditujukan kepada ibunya.

Jenika yang melihat Kinara semakin marah, semakin menambah kata-kata yang dapat menyakiti hatinya. Ia merasa diatas angin karena telah berhasil membuat Kinara tersudut dan malu di hadapan semua teman-temannya, itulah yang dipikirkan Jenika saat melihat raut wajah Kinara.

Namun, tanpa disangka tangan Kinara melayang ke leher Jenika, perlahan cengkeramannya membuat Jenika kesakitan dan berusaha melepaskan cengkraman tersebut. Namun, usahanya sia-sia.

Kinara mencekik leher Jenika tanpa ampun.

Semua kata-kata yang dilontarkan oleh Jenika mengingatkan Kinara si mafia yang sekarang berada di tubuh Kinara si gadis cupu, akan kedua orang tuanya.

Mereka orang yang berbeda. Namun, memiliki banyak kesamaan. Nama mereka sama, nasib kehidupan mereka juga hampir sama, mereka tumbuh tanpa kasih sayang kedua orang tua. Yang membedakan hanyalah sifat mereka, si mafia kejam dan si cupu pengecut, itulah julukan mereka dari orang yang mengenal mereka yang sesuai dengan karakter mereka.

Kinara si mafia juga tak kalah malangnya dengan Kinara si cupu, jika Kinara si cupu dibesarkan oleh ibu tirinya, Kinara si mafia dibesarkan oleh organisasi mafia.

Saat dirinya besar dan mengetahui Siapa ayah kandungnya, Kinara si mafia pun terus mencari keberadaan orang tuanya itu. Kinara sangat senang saat mengetahui dimana ia bisa menemui ayahnya. Namun, takdir berkata lain, sebelum ia bertemu dirinya malah mati dijebak oleh kawannya sendiri Kinara dan ayahnya diledakkan bersama.

****

Jenika yang merasa benar-benar tercekik mencoba meminta bantuan kepada teman-temannya hanya dengan isyarat, ia sudah tak bisa berbicara lagi.

Mereka semua mencoba membantu membujuk, menarik Kinara agar melepaskan cekikannya dari Jenika. Namun, Kinara begitu kuat sehingga mereka semua tak mampu melepaskan cekikan Kinara.

"Kinara lepaskan, kau bisa membunuh Jenika," teriak beberapa teman kelasnya terdengar jelas di telinga Kinara.

Beberapa teman kelasnya ingin membantu menghentikan apa yang dilakukan oleh Kinara pada Jenika

Mereka terus meneriaki Kirana agar melepaskan Jenika. Namun, dalam hati mereka malah memuji kehebatan Kinara.

Jenika selama ini selalu mem-bully mereka, membuat mereka semua tunduk apapun yang diminta oleh Jenika. Mereka senang, sekarang sudah ada yang berani melawan pada si ketua pembully Itu.

"Kinara lepaskan, aku mohon lepaskan dia," kata Tiara mencoba melepaskan cekikan Kinara pada Jenika. "Kinara, aku mohon lepaskan dia, jangan membuat dirimu lebih dipojokkan lagi dengan melakukan semua ini," bujuk Tiara dengan mimik wajah yang dibuat memelas.

Tiara terus mencoba membujuk sampai Kinara benar-benar melepaskan cekikan nya.

Tiara sebenarnya bukan mengkhawatirkan jika Kinara akan kembali mendapat masalah, Namun ia justru mengkhawatirkan sesuatu terjadi di pada Jenika.

Tiara khawatir Jenika yang merupakan bawahannya akan kenapa-napa akibat ulah Kinara.

💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖

Terima kasih sudah membaca 🙏

Salam dariku Author M Anha ❤️ IG: anha5569

💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!