NovelToon NovelToon

Master Of Elements

ME 1 Usia Sepuluh Tahun di Dunia Lain

Mattew memandang bosan ke arah Jasper, saudara kembarnya, yang saat ini tengah memerah susu monster yang berbentuk seperti sapi. Monster itu sudah menjadi peliharaan keluarga mereka sejak Matthew dan kedua saudara kembarnya terlahir di dunia ini.

Matthew bisa melihat beberapa bola cahaya berputar di sekeliling tubuhnya. Itu adalah bola-bola elemen yang Matthew lihat sejak dirinya terlahir di dunia ini. Sejak dirinya berumur tiga tahun, Matthew sudah mencoba berteman dengan para elemen dan membuat mereka mau mengikuti permintaannya.

Hasilnya, setelah tujuh tahun berlatih, Matthew berhasil memiliki lima elemen. Ketika Matthew dan kedua saudara kembarnya berusia delapan tahun, mereka berhasil memaksa Ayah mereka untuk memberikan sebuah latihan fisik.

Hasilnya, berkat latihan fisik itu mereka bisa lebih leluasa menggerakkan elemen-elemen di sekitar mereka. Sayangnya, kedua orang tua mereka belum mengajari mereka bagaimana caranya membuat elemen yang mereka miliki bergerak menjadi sebuah serangan.

Dari buku yang Matthew baca, mereka membutuhkan sebuah rune untuk bisa mengubah elemen yang mereka miliki untuk menjadi bentuk lain. Contohnya elemen api, Matthew tidak bisa mengeluarkan api tanpa bantuan rune meski dirinya sudah memiliki elemen api.

Tetapi Matthew mau bersabar untuk menunggu hal itu. Orang tuanya sudah berjanji bahwa mereka akan mengajari Matthew dan kedua saudara kembarnya mengenai rune ketika usia mereka sudah sebelas tahun. Itu hanya kurang beberapa bulan lagi.

Lalu ketika usia mereka dua belas tahun, orang tua mereka juga berjanji akan mengirim Matthew dan kedua saudara kembarnya ke akademi sihir terbaik di Benua Adradius, Akademi Sihir Adradius. Matthew sudah tidak sabar menunggu waktu itu tiba.

Matthew ingin segera memperkuat dirinya. Semenjak dirinya lahir di dunia ini, sudah tiga kali kawanan monster menyerang Desa Sogremon, tempatnya tinggal. Banyak yang gugur dalam serangan tersebut. Hal itu membuat Matthew bertekat memperkuat dirinya.

Sebenarnya sebelum terlahir di dunia ini, Matthew adalah seorang manusia yang hidup di Planet Bumi. Meskipun Bumi tidak terlalu damai, tetapi kehidupan di Bumi jauh lebih nyaman daripada di sini.

Di Bumi, ke mana pun ia ingin pergi, ia bisa memanggil taksi. Kursinya empuk, bagian dalamnya pun dingin. Meski tidak taksi, angkutan umum pun masih lebih nyaman daripada di dunia ini.

Di sini, semuanya memakai kereta kuda. Beberapa kereta kuda memang memiliki kursi yang empuk. Tetapi kekurangannya adalah di dalam sana sangat panas. Tidak hanya itu, di sini tidak ada yang mengenal pegas. Jadi, ketika kereta melewati jalan bergelombang, akan terasa goncangan yang kuat.

Lalu masalah air juga jauh lebih nyaman di dunianya yang dulu. Tinggal membuka keran dan air akan mengalir. Di sini Matthew perlu menimba air dulu jika ingin mandi atau memasak.

Meski kehilangan semua kenyamanan itu, Matthew tidak terlalu keberatan. Terlahir kembali di dunia yang penuh bahayalah yang membuatnya merasa berat.

….

“Matt, apakah Kau bisa membantuku membawa susu-susu ini ke sana?” Suara Jasper membuyarkan lamunan Matthew.

“Tentu.”

Matthew pun mengambil salah satu kendi yang berisi susu masuk ke dalam rumah. Dalam perjalanan masuk ke rumah, Jasper kembali mengajaknya berbicara.

“Matt, apakah Kau mau ke balai desa setelah ini? Aku dengar sebuah kelompok karavan pedagang akan datang ke desa kita. Pasti ada beberapa hal-hal baru yang bisa kita dapatkan di sana.” Ajak Jasper.

“Entahlah Jasper. Aku tidak yakin kita akan mendapatkan ijin untuk pergi dari rumah. Kau tahu, Ibu tengah sibuk dengan kedai miliknya. Ayah juga begitu, dia sibuk melatih tim patroli desa. Sebentar lagi perburuan tahunan di Hutan Morento akan dilaksanakan.”

“Dengan semua kesibukan mereka yang seperti itu, aku yakin Ayah dan Ibu tidak akan mengijinkan kita untuk keluar dari rumah.” Jawab Matthew.

Selama sepuluh tahun tinggal di dunia ini, Matthew hanya beberapa kali keluar dari rumah. Tidak lebih dari sepuluh kali. Mereka hanya keluar dari rumah jika ada acara besar di desa. Itu pun kedua orang tua mereka selalu ada di samping mereka mendampingi.

Cukup aneh memang menurut Matthew. Awalnya ia mengira orang tuanya khawatir akan bahaya yang mungkin saja mengancam keselamatan mereka. Tetapi itu menjadi cukup aneh ketika hanya Matthew dan kedua adiknya saja yang tidak keluar dari rumah.

Matthw terkadang melihat anak-anak yang lainnya dengan bebasnya keluar rumah mereka. Orang tua mereka tidak ada yang melarangnya. Lalu kenapa dengan mereka yang diperlakukan berbeda seperti itu?

“Kenapa sih kita tidak bisa keluar rumah dengan bebas. Kita sekarang seperti tahanan saja. Tidak bisa bebas seperti yang lainnya.”

“Aku yakin orang tua kita memiliki alasan melakukan hal itu Jas. Tidak mungkin mereka memenjarakan kita di rumah seperti ini.” Jelas Matthew mencoba memberi pengertian kepada Jasper.

“Tetapi apa alasannya? Ketika kita bertanya, mereka sama sekali tidak mau menjawabnya.” Ucap Jasper kesal.

“Kenapa Kau kesal begitu Jasper?” Tanya seorang anak perempuan yang ada di dapur rumah mereka. Itu adalah Ellie, saudara kembar Matthew yang lainnya.

“Hari ini aka nada karavan pedagang yang berkunjung ke desa kita Ellie. Aku ingin sekali pergi ke balai desa untuk melihat barang yang dibawa oleh para pedagang itu. Mungkin saja di sana kita bisa menemukan buku mengenai rune.”

“Jika kita mendapatkan buku mengenai rune seperti itu, aku yakin kita bisa segera menguasai sihir. Aku sudah bosan hanya berlatih meditasi dan fisik saja. Aku sudah menginginkan pertarungan sesungguhnya.” Jelas Jasper.

Mendengar ucapan Jasper, Matthew hanya menggelengkan kepalanya perlahan. Jasper adalah adiknya yang tidak sabaran. Dia ingin sekali bisa mengusai sihir dan melakukan pertarungan. Cita-citanya adalah membunuh sebanyak mungkin monster yang ada dan menjadi ahli pedang yang kuat.

Jika Matthew lebih memilih menjadi seorang penyihir, maka Jasper memilih menjadi seorang ahli pedang. Sedangkan Ellie, adik perempuannya itu memilih hal yang sama dengannya.

“Itu sangat tidak mungkin terjadi Jasper. Harga buku yang menampilkan sebuah rune biasanya sangat mahal. Tidak mungkin itu dijual bebas oleh karavan pedagang. Biasanya itu dijual dalam lelang di kota besar.”

“Meski Kau bisa menemukannya sekali pun, Kau tidak akan bisa menggunakan rune sebelum berusia tiga belas tahun.” Ucapan Ellie ini membuat Jasper semakin kesal.

“Ah kenapa Kau juga tidak mendukungku Ellie? Apakah Kau tidak ingin menjadi lebih kuat lagi?” Tanya Jasper kepada Ellie.

Melihat kedua adiknya yang akan berdebat, Matthew langsung menengahi keduanya.

“Sudahlah jangan bertengkar. Jasper Kau harus belajar bersabar. Tiga bulan lagi Ayah dan Ibu sudah berjanji akan mengenalkan kita pada beberapa rune yang mereka miliki bukan? Jadi jangan terlalu terburu-buru seperti itu.”

“Lagipula, Kau nanti akan menjadi sangat kuat daripada yang lainnya ketika sudah memiliki rune bukan? Kau sekarang sudah menguasai empat elemen. Tidak banyak anak seusiamu memiliki kemampuan itu. Jadi bersabarlah.” Jelas Matthew.

Selama ini, Matthew tidak hanya menggunakan pengetahuannya untuk memperkuat dirinya sendiri. ia membaginya dengan dua saudara kembarnya ini.

Matthew mengajari mereka bagaimana caranya berteman dengan para elemen dan membuat para elemen mau mengikuti permintaan mereka. Hasilnya cukup memuaskan.

Jasper saat ini sudah menguasai empat eleman yaitu eleme udara, api, gelap, dan ruang. Lalu Ellie saat ini juga menguasai empat elemen yaitu elemen air, api, cahaya, dan ruang. Sedangkan elemen yang dikuasai Matthew adalah elemen air, udara, api, cahaya, dan petir.

Dengan elemen yang mereka miliki sekarang, sudah jelas mereka adalah jenius di antara anak seusia mereka. Jika mereka sudah menguasai rune nantinya, kekuatan mereka juga akan jauh lebih besar daripada yang lainnya.

ME 2 Elisa dan Albert

“Baiklah, baiklah. Aku akan menurut dan tidak datang ke balai desa. Sebagai gantinya, Matt Kau harus membuatkan makanan yang enak untukku.” Pinta Jasper sembari mengembungkan pipinya.

“Wah ide yang bagus itu Jasper. Kau harus membuatkan kami makanan yang lezat Matt. Aku ingin makan pizza buatanmu. Aku yakin Ibu masih menyisahkan beberapa daging untuk kita.” Imbuh Ellie.

Inilah salah satu sifat yang sama yang dimiliki oleh kedua adiknya. Mereka sama-sama penyuka makanan. Keduanya ini bisa makan tiga hingga lima kali porsi orang dewasa sejak usia mereka tujuh tahun.

Dari pengamatannya, Matthew tahu bahwa perubahan ini terjadi setelah adik-adiknya menguasai elemen ruang. Dari situ Matthew menyimpulkan bahwa pemilik elemen ruang akan memiliki porsi makan yang cukup tinggi daripada orang pada umumnya.

Lalu, kedua adiknya ini sangat menyukai makanan yang Matthew buat. Hal ini terjadi saat Matthew rindu dengan makanan dari Bumi. Saat itu dengan bumbu seadanya, Matthew memasak steak untuk dirinya dan kedua adiknya.

Hasilnya tidak terlalu buruk di lidah Matthew. Tetapi bagi Jasper dan Ellie yang hidup di dunia di mana makanannya tidak terlalu beragam, makanan buatan Matthew adalah makanan yang paling lezat. Ayah dan Ibu mereka pun juga mengakui rasa masakan buatan Matthew.

Hal itulah yangmembuat Matthew beberapa kali kebagian tugas untuk memasak makan siang atau makan malam untuk keluarganya. Yang sering meminta Matthew memasak adalah kedua adiknya. Mereka seakan sudah tidak bisa lagi memakan makanan buatan orang lain selain Matthew.

“Aku ingin steak Matt. Aku yakin pizza milik Ellie dan steak milikku bisa matang di waktu bersamaan.” Pinta Jasper.

“Tidak masalah menurutku. Tetapi, aku ingin kalian membantuku dalam memasak.”

“Tentu saja.”

Sementara Matthew dan kedua saudara kembarnya sibuk memasak, di tempat lain orang tua mereka terlibat sebuah pembicaraan yang cukup serius. Mereka tengah membicarakan mengenai masa depan anak-anak mereka.

“Albert aku tidak tau lagi bagaimana kita harus mengontrol pertumbuhan mereka. Ini terlalu cepat Albert.” Ucap Elisa dengan cukup serius.

“Aku tau itu sayang. Sejak kita merasakan pergerakan elemen pada mereka, aku mengkhawatirkan hal yang sama denganmu.”

Jika saja kita masih seperti dulu aku yakin aku akan sangat senang ketika mengetahui bahwa kita memiliki dua orang anak jenius seperti mereka. Tapi pertumbuhan kekuatan mereka semakin cepat.”

“Kau tidak melihatnya Albert. Pagi ini apa yang mereka lakukan bukan lagi latihan dasar, tetapi latihan untuk para profesional.”

“Mereka berhasil menggabungkan latihan mereka dengan pengumpulan elemen. Dan Kau tau, pergerakan elemen di sekitar mereka sangat besar. Itu bukan pergerakan elemen yang bisa dilakukan oleh seorang pemula Albert. Aku yakin mereka sudah masuk ke tingkat Besi I pagi ini.”

Elisa kemudian mencoba mengingat kembali kejadian tadi pagi. Ketika ketiga anaknya melakukan latihan fisik sebagai latihan dasar mereka. Ketiga anaknya tadi menggabungkan meditasi dan latihan dasar bernafas mereka menjadi satu.

Baik Elisa maupun Albert sama sekali tidak mengajari mereka hal itu. Ketiga anak itu menemukan sendiri celah tersebut. Apa yang mereka lakukan tadi sama halnya dengan yang dilakukan oleh mereka yang serius untuk menjadi seorang penyihir dan ahli senjata.

Elisa sangat mengkhawatirkan hal ini. Belum saatnya bagi mereka untuk melakukan latihan profesional. Bahkan latihan pernafasan pun biasanya dimulai jika seseorang sudah mencapai usia sebelas tahun.

Tetapi ketiganya yang menguasai elemen lebih cepat dari anak pada umumnya, membuat Elisa dan Albert memajukan jadwal latihan mereka.

Jika anak pada umunya baru membangkitkan elemen mereka pada usia delapan hingga sepuluh tahun, tetapi anaknya sudah membangkitkan salah satu elemen pada usia tiga tahun. Tidak hanya itu, semakin tahun jumlah elemen yang mereka miliki bertambah banyak.

“Aku juga melihatnya siang ini sayang. Kau benar, mereka sudah masuk ke tingkat Besi I. Meski mereka belum memiliki teknik-teknik untuk para profesional tetapi mereka sudah memiliki kekuatan itu sayang.”

“Jika mereka mendapatkan buku tentang rune untuk para profesional, aku yakin mereka akan bisa dengan mudah masuk ke dunia profesional. Setidaknya kita harus mencegah itu terjadi sayang.” Jawab Albert.

“Tentu saja Albert. Mereka terlalu muda untuk hal itu. Aku ingin mereka menikmati masa kecil mereka. Namun, mereka sepertinya tidak sepemikiran denganku”

“Kita harus melakukan langkah pencegahan agar mereka tidak mendapatkan buku-buku itu. Matthew sudah pernah bilang bahwa ia ingin meminjam beberapa buku koleksiku. Aku yakin dia sudah memiliki kecurigaan tentang buku-buku koleksiku.”

“Aku takut sebuah kemungkinan terburuk sayang. Dengan perkembangan mereka saat ini mereka akan menyelinap keluar dari rumah. Cepat atau lambat mereka akan melakukannya. Terutama Jasper, anak itu sangat tidak sabaran. Dia yang paling membahayakan dari semua anak kita.”

Kecemasan tergambar jelas di wajah Elisa. Ia meremas dengan sekuat tenaga rok yang sekarang ia pakai. Melihat hal itu Albert segera menggenggam tangan istrinya.

“Tenanglah sayang. Kita harus tenang untuk mencari solusi atas semua ini.”

“Lalu apa yang harus kita lakukan Albert? Kita tidak mau mereka menjadi seorang profesional di usia yang sangat muda bukan?”

“Kau tahu bukan masih ada beberapa orang yang mengawasi gerak-gerik kita. Sejak kita mengasingkan diri di sini, mereka sudah mengirim orang untuk mengawasi kita. Aku yakin mereka mulai menaruh kecurigaan besar kepada ketiga anak kembar kita.”

“Kita bisa saja menghabisi mereka dan meringankan ancaman yang ada untuk saat ini. Tapi hal itu malah akan membuat mereka memusatkan perhatian mereka kepada anak-anak kita. Itu malah akan memberikan ancaman yang lebih besar Albert.”

Albert mengelus pelan punggung Elisa, mencoba menenangkan istrinya itu. “Aku tau itu sayang. Aku juga paham maksud dari kekhawatiranmu. Tapi untuk saat ini yang bisa kita lakukan hanya memperketat pengawasan kita kepada anak-anak.”

“Kau juga bisa memperkuat barier yang melindungi rumah kita. Setidaknya tambahkan mekanisme perlawanan jika ada yang mencoba menyerang barier yang Kau buat.”

“Tapi anak-anak kita masih bisa keluar dari rumah ini jika mereka sedikit berusaha Albert. Aku takut mereka lepas dari pengawasan kita dan menyelinap keluar rumah. Jika Matthew, Jasper atau pun Ellie menyelinap keluar, kita tidak akan lagi bisa melindungi mereka Albert. Yang menjadi musuh kita bukan organisasi biasa. Dan itu membuatku semakin mengkhawatirkan anak-ana kita Albert.”

“Aku paham sayang. Aku juga paham bahwa ketika aku mengajarkan teknik pernafasan itu kepada mereka aku malah lebih mendekatkan mereka ke dunia profesional. Aku juga tidak mau mengambil resiko mereka mencoba-coba dan melakukan kesalahan yang bisa membahayakan mereka sendiri.”

“Kau tau kejadian yang terjadi dengan sepupuku bukan? Di bereksperimen dengan latihannya namun hal itu malah berdampak buruk. Sekarang dia tidak lagi bisa menjadi seorang profesional. Jika mereka tidak memiliki kemampuan, akan seperti apa jadinya mereka hidup di dunia ini?”

“Hanya jadi orang yang menggantungkan hidupnya kepada orang lain ketika kawanan monster menyerang. Meski dunia profesional lebih berbahaya dari kehidupan orang normal, setidaknya mereka akan memiliki kemampuan untuk meindungi diri mereka sendiri.”

Albert mengela nafas pelan. Ia mengingat akan sepupunya, dulu sepupunya itu adalah seorang yang jenius. Dia menguasai empat elemen sekaligus.

Namun ketika sepupunya itu yang sering melihat pamannya yang melatih para penjaga, memutuskan untuk meniru mereka. Padahal ada teknik-teknik tertentu yang perlu diperhatikan.

Meski mendengar dengan jelas apa yang di ucapkan oleh Pamannya ketika melatih para penjaga, sepupunya itu memilih berlatih diam-diam tanpa diketahui oleh kedua orang tuanya. Akibatnya suatu ketika ia melakukan kesalahan dalam latihan yang mengakibatkan luka pada tubuhnya.

Luka itulah yang membuat sepupunya tidak bisa lagi masuk ke dunia profesional. Dan usia sepupu Albert pada saat itu tidak jauh berbeda dengan usia ketiga anaknya pada saat ini.

Oleh karena itu Albert dan Elisa memutuskan melatih mereka teknik pernafasan dan mengawasi latihan mereka. Albert juga mewanti-wanti Matthew, Jasper dan Ellie untuk tidak berlatih tanpa pengawasan dirinya ataupun Elisa. Ia juga menjelaskan bahaya yang bisa saja terjadi jika mereka berlatih sendirian tanpa adanya pengawasan.

Biasanya, seorang anak yang ingin masuk ke dunia profesional umumnya memulai latihan sejak usia sepuluh tahun. Namun beberapa anak bangsawan atau keluarga besar yang lebih dari setengahnya adalah seorang professional, mereka akan mulai melatih anak-anak mereka lebih awal yaitu pada usia delapan atau sepuluh tahun.

Dan usia mereka tidak jauh beda dengan ketiga anaknya. Ini juga yang menjadi pertimbangan Albert melatih mereka. Namun, yang membedakan antara anak-anaknya dengan anak-anak dari keluarga bangsawan atau keluarga besar profesional itu adalah, Matthew, Jasper, dan Ellie sudah bisa membangkitkan elemen mereka.

Meski Albert tidak mengetahui berapa banyak elemen yang mereka miliki, yang dapat Albert rasakan elemen-elemen itu lebih banyak dari pada elemen yang dimilikinya. Matthew, Jasper, dan Ellie sudah sangat jauh mendahului anak seusia mereka yang kebanyakan baru berhasil membangkitkan elemen mereka di usia sembilan atau sepuluh tahun.

Lalu, beberapa anak bangsawan pun harus meminum ramuan obat terlebih dahulu agar mereka bisa membangkitkan elemen dari dalam diri mereka. Menurut Albert, kejeniusan Matthew, Jasper, dan Ellie yang bisa membangkitkan elemen mereka bahkan sebelum mereka berumur lima tahun merupakan sebuah anugrah dalam keluarga mereka.

Setidaknya awalan yang baik dapat membantu mereka membangun pondasi yang bagus untuk perjalanan mereka dalam dunia profesional.

ME 3 Diskusi di Pagi Hari

“Lalu apa yang harus kita lakukan Albert. Apa yang harus kita lakukan agar mereka tidak menyelinap keluar dari rumah nantinya.”

Suara Elisa membuyarkan lamunan Albert. “Apakah kita jujur saja kepada mereka sayang. Tentang siapa kita dan juga tentang bahaya yang tengah mengintai mereka dibalik pagar rumah kita. Setidaknya jika kita jujur kepada mereka, mereka tidak akan lagi memiliki keinginan untuk keluar dari rumah. Tidak ketika mereka tahu bahayanya.”

“Tapi Albert aku hanya ingin mereka menikmati masa kecil mereka. Aku ingin tiap hari mereka bangun dan menyapaku dengan senyuman. Tidak dengan raut wajah kekhawatiran tentang apa yang akan terjadi nantinya.”

“Kau tahu Albert, Matthew pernah sekali bertanya padaku dengan wajah yang penuh dengan kekhawatiran, tentang apakah mereka aman hidup di desa Sogremon ini.”

“Aku tidak dari siapa dia mendengarnya, yang jelas dia mengetahui bahwa desa kita ini sangat berbahaya karena berbatasan langsung dengan hutan Morento, tempat tinggal para monster. Dia beberapa kali bertanya kapan kawanan monster yang tinggal di sana akan menyerang desa kita lagi.”

“Aku tidak mau anak-anak kita menukjukkan raut kecemasan Albert. Aku ingin mereka menjalani hari mereka tanpa beban, ancaman monster sudah cukup untuk menjadi beban meraka. Mereka masih sangat kecil Albert. Aku tidak mau menambah kecemasan mereka dengan mengatakan bahwa mereka saat ini sedang diawasi oleh organisasi gelap yang bisa kapan saja menculik mereka.”

Albert mengela nafas pelan. “Tidak ada lagi yang bisa kita lakukan Elisa. Ini adalah satu-satunya jalan. Setidaknya dengan kita jujur seperti ini mereka akan lebih giat berlatih. Mereka akan siap dengan kemungkinan yang ada. Dalam diri mereka mengalir darah seorang Dawnson, Elisa. Mereka seorang Dawnson Elisa.”

“Seorang Dawnson akan mampu mengatasi rasa kecemasan itu dan menjadikannya sebagai motivasi agar menjadi lebih kuat. Itu sudah tergaris di dalam diri seorang Dawnson.” Ucap Albert dengan tegas.

Ruangan yang ada di kedai Elisa menjadi hening ketika Albert selesai berbicara. Yang terdengar hanyalah hembusan nafas mereka yang saling bersahutan. Setelah terdiam cukup lama Elisa menghembuskan nafas panjang.

“Baiklah Albert. Sepertinya hanya itu yang bisa kita lakukan untuk saat ini.”

*****

Dengan penuh Matthew bangkit dari ranjangnya. Ia bergegas mengganti pakaiannya dengan pakaian berlatihnya. Setelah itu ia masuk ke dalam kamar mandi untuk membasuh mukanya. Ia baru akan mandi nanti setelah melakukan latihan paginya. Jika dirinya sekarang mandi, maka nanti dia juga tetap masih perlu mandi setelah berkeringat ketika latihan.

Setelah melakukan rutinitasnya di kamar mandi Matthew bergegas menuju halaman samping rumah mereka. Suasana masih gelap di luar sana. Meski tidak segelap ketika malam hari namun cahaya mentari belum juga menampakkan diri.

Di keadaan remang-remang ini Matthew melihat Jasper dan Ellie tengah menyapu beberapa dedaunan yang berada di halaman. Memang sejak mereka berusia enam tahun mereka sudah tidur di kamar masing-masing. Jadi mereka tidak selalu keluar dari kamar berbarengan.

Matthew, Jasper, dan Ellie sudah membuat kesepakatan sejak mereka mulai dilatih Albert, yaitu siapa pun yang bangun terlebih dahulu akan menyapu halaman yang akan mereka pakai berlatih. Lalu sebagai gantinya, yang terlambat akan mencuci piring kotor setelah selesai sarapan. Cukup adil bagi mereka.

“Selamat pagi Jasper dan Ellie.” Sapa Matthew.

“Pagi Matthew. Kau Nampak bersemangat sekali hari ini.” jawab Jasper.

“Tentu saja Jas. Semalam aku tidak lagi merasakan sakit lagi. Dan lagi aku merasa tubuhku semakin kuat setiap harinya. Aku merasa senang latihan kita selama ini membuahkan hasil.”

Ellie yang sudah menyelesaikan tugasnya itu kini berjalan mendekati Matthew setelah menaruh sapu yang dipegangnya. “Kau benar Matthew. Aku juga merasa semakin kuat. Sekarang aku bisa makan lebih banyak daripada biasanya.”

“Makanan saja yang Kau pikirkan.”

“Matt benar El, jangan hanya memikirkan makanan saja. Cobalah memikirkan bagaimana caranya agar kita bisa menggunkan elemen. Setidaknya bantu aku menyusun rencana untuk membujuk Ayah dan Ibu untuk mengjarkan kita cara menggunakan elemen lebih cepat dari janji mereka.”

“Mungkin kita bisa mencoba memulai dengan bertanya-tanya mengenai elemen kepada mereka. Setelah mereka membicarakan elemen kita bisa bertanya bagaimana seorang profesional menggunakan elemen mereka dalam pertarungan.”

“Kenapa Kau masih terburu-buru sekali Jas. Itu hanya tiga bulan lagi. Bersabarlah. Lagi pula, kita tidak akan kemana-mana setelah ini bukan? Jadi tidak ada salahnya kita menunggu tiga bulan lagi. Meski aku juga ingi menjadi lebih kuat seperti dirimu, aku masih mau bersabar.”

“Kau ingat bukan cerita Ayah mengenai sepupu jauhnya, jadi kita tidak bisa tergesa-gesa dalam berlatih. Pelan tapi pasti.” Ucap Matthew memperingatkan Jasper untuk tidak gegabah.

Seharusnya yang sangat terburu-buru untuk menjadi kuat adalah Matthew. Meski sudah sepuluh tahun lebih hidup di dunia ini, dirinya masih belum terbiasa dengan ancaman bahaya yang ada di dunia ini.

“Baiklah-baiklah. Kau yang selalu benar Matt. Aku akan menuruti semua ucapanmu itu.” Jawab Jasper.

“Ngomong-ngomong dimana Ibu? Kenapa aku tidak melihatnya. Lalu, apakah Ayah juga sudah berangkat kerja?” Tanya Matthew.

Jasper menggelengkan kepalanya. “Mana aku tahu. Ketika aku bangun rumah masih dalam keadaan sepi. Aku tidak mendengar suara apapun ketika bangun. Mungkin mereka masih tidur saat ini. Sekarang apa yang akan kita lakukan?”

Matthew terdiam sebentar untuk berpikir. Mereka tidak bisa melakukan latihan seperti biasanya tanpa pengawasan orang tuanya. Meski Matthew merasa dirinya sudah bertambah kuat, tetapi ia tidak mau mengambil resiko itu. Sebelum orang tuanya memperbolehkan mereka berlatih tanpa pengawasan, Matthew tidak akan melakukannya.

Matthew akhirnya memutuskan sesuatu. Ia akan melatih fisiknya sembari menunggu orang tuanya. Ia akan berlatih fisik seperti latihan yang ada di dunianya yang dulu. Setidaknya ini bisa sedikit membantu meningkatkan stamina mereka.

“Kita akan latihan fisik versiku untuk saat ini. Kau ikuti saja semua gerakanku. Sebelum Ayah atahu Ibu datang kita bisa berlatih ini dulu.”

Setelah berkata demikian, Matthew mengajak Jasper dan Ellie pemanasan terlebih dahulu. Setelah sepuluh menit pemanasan, Matthew masih belum juga melihat tanda-tanda keberadaan orang tua mereka. Melihat hal itu Matthew memutuskan untuk melanjutkan rencana berlatihnya.

Setelah pemanasan, Matthew mengajak Jasper dan Ellie berlari mengelilingi rumah mereka sebanyak lima puluh kali. Jika dihitung, Matthew dan kedua adiknya sudah menempuh jarak sembilan kilometer dari lima puluh kali mengelilingi rumah mereka itu.

Mereka berhenti bukan karena merasa lelah dan tidak dapat melanjutkan. Namun Matthew masih ingin melakukan latihan lain.Mereka beristirahat selama lima menit sembelum melanjutkan dengan push up sebanyak lima puluh kali, sit up selama lima puluh kali.

Matthew sendiri sangat kaget dengan pencapaiannya. Ia tidak menyangka memiliki stamina yang sebesar ini. Setelah melakukan serangkaian kegiatan itu nafasnya juga tidak seperti orang yang sudah melakukan latihan berat.

“Ellie, apakah Kau merasa lelah?” Tanya Jasper.

“Tidak. Aku tidak lelah Jas. Gerakan yang Matthew ajarkan tadi cukup menyenangkan untukku. Apakah Kau mau berlomba dengan Jas? Berlomba siapa yang lebih banyak melakukan push up.” Ajak Ellie.

“Tentu saja aku tidak takut denagn tantanganmu itu. Tadi itu cukup menyenangkan. Matthew, kenapa selama ini Kau tidak memberitahuku jika Kau memiliki gerakan semenyenangkan itu untuk latikan. Terkadang aku bosan hanya berdiri terus.” Keluh Jasper

Melihat Jasper dan Ellie yang masih sangat bersemangat membuat Matthew yakin bahwa mereka memiliki stamina yang besar. Mungkin ini adalah stamina yang dimiliki oleh orang dewasa di dunianya yang dulu.

Tapi mereka ini adalah anak kecil berusia sepuluh tahun. Mungkin jika Matthew memiliki kekuatan seperti ini ketika masih hidup di dunianya yang dulu ia akan menjadi pembicaraan orang secara online. Ia akan menjadi terkenal dengan julukan anak kuat, keturunan Samson, keturunan Herkules dan seterusnya.

“Kalian lanjutkan saja kompetisi push up itu. Aku ingin mencari keberadaaan Ayah dan Ibu. Kenapa mereka sampai saat ini masih belum juga terlihat. Kita sudah lama berlatih fisik di sini tetapi mereka belum juga datang.” Ucap Matthew yang saat ini tengah menengadahkan kepalanya melihat langit yang mulai diterangi oleh cahaya mentari.

Tidak biasanya orang tuanya terlambat seperti sekarang ini. Bahkan mereka selalu terbangun terlebih lebih awal dari Matthew, Jasper, dan Ellie. Bahkan sebelum ketiganya menyapu halaman, Albert biasanya sudah duduk di bawah pohon yang ada di samping rumah mereka.

Matthew baru saja akan membuka pintu menuju ke rumah ketika pintu itu terbuka dari dalam. Dari sana terlihat Albert dan Elisa keluar dari dalam rumah dengan raut wajah yang cukup serius. Matthew tidak pernah melihat kedua orang tuanya memasang raut wajah seserius itu.

“Pagi ini kalian tidak akan latihan. Ada hal yang ingin kami bicarakan dengan kalian.”

Mendengar hal itu Matthew sadar bahwa apa yang akan mereka bicarakan cukup serius. Raut wajah kedua orang tuanya saja sudah menyatakannya.

Meski Matthew tidak tahu apa yang akan mereka bicarakan tetapi Matthew yakin hal ini menyangkut hal yang berhubungan dengan latihan mereka. Semoga saja semuanya akan baik-baik saja.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!