NovelToon NovelToon

Bukan Salah Jodoh (R2)

Pengenalan tokoh

>>>Keevanzar Radityan Al-faruq<<<

(Bang Anzar pas usia 18 tahun yoo😙)

Keevanzar Radityan Al-faruq-atau keluarga dan orang orang dekatnya sering memanggilnya Anzar. Lelaki tampan berperawakan tiggi, dengan manik elang tajamnya mirip bapaknya. Hidung mancungnya, plus bibir kissablenya yang dibingkai oleh rahang kokoh miliknya, tentu saja menjadi pesona utama bagi banyak kaum hawa yang menggilainya. Lelaki dengan gelar magister dengan nilai lulusan tertinggi disalah satu universitas ternama Harvard university ini, dewasanya ia akan melanjutkan kepemimpinan sang ayah diperusahaan milik keluarganya.

Sifatnya yang datar dang terkadag irit bicara, tak lantas mengurangi pesonanya sedikitpun. Buktinya, selama mengeyam pendidikan di candridge, massachusetts, Amerika Serikàt.

Ia memiliki seorang kekasih bernama Natalia Gracya Kim. Seorang primadona cantik asal negri Kincir angin, Belanda.

>>>Aurra Putri Haidan<<<

Aurra Putri Haidan-'atau akrab disapa Aurra ini, adalah gadis cantik berhijab syar'i yang memiliki sejuta pesona dari balik pakaian syar'inya. Manik hazel jernihnya yang mempesona, selalu menjadi daya tarik utama bagi para kaum Adam. Bukan saja cantik, pribadinya yang baik hati juga taat akan agama membuatnya disegani banyak orang. Gadis cantik ini dewasanya menjadi seorang dokter, seperti profesi mulia yang di jalani oleh Ayahnya Dimas, selama ini. Gadis cantik yang menuntut ilmu di King's college London-Universitas tinggi kedokteran, yang memiliki riset/penilitian yang teruji dan diakui sebagai universitas kedokteran tebaik di dunia. Menjadi salah satu lulusan terbaik di tahun angkatanya, juga menjadi lulusan termuda di Angkatanya. Semasa remajanya, Aurra memang menghabiskan waktunya untuk belajar, supaya kelak ia bisa melanjutkan profesi mulia seperti sang ayah.

>>>Keevan'ar Radityan Az-zzioi<<<

(Ini Van'ar pas masih SMP ya👐)

Keevan'ar Radityan Az-zzioi-pemuda jangkung ini biasa dipanggil abag Van'ar atau Evan oleh keluarga dan teman teman terdekatnya. Pemuda jangkung dengan kepribadian yang baik hati juga taat beragama, walaupun memiliki perangai yang cenderung datar dan menakutkan. Pemuda ini menuntut ilmu didunia kemiliteran semenjak masih belia. Ia mengabdikan dirinya kepada negara, karena ingin mengikuti jejak sang kakek-Ibra Radityan. Kedisiplinan juga ketegasanya menjadikan ia pemuda yang matang diusianya yang masih belia. Latar belakang militer yang dimilikinya, membuat sosoknya yang gagah juga berwajah rupawan membuat dirinya mempunyai pesona tersendiri bagi lawan jenisnya. Walaupun ia terpaut usia 5 tahun dengan sang kakak-Anzar, namun kedewasaanya dalam setiap situasi menjadikanya sosok yang terkadang jauh lebih dewasa ketimbang usianya.

>>>Natalia Gracya Kim<<<

Nata, paggilan akrab yang disematkan kepada gadis cantik berdarah Korea-Belanda ini. Primadona cantik di universitas tempatnya menuntut ilmu. Pesonanya yang kuat menarik para kaum Adam, nyatanya mampu juga menaklukkan hati seorang Keevanzar Radityan Khutbi. Dewasanya ia tumbuh menjadi wanita cantik yang memiliki karir cemerlang didunia modelling. Perbedaan keyakinan di antara ia dan sang kekasih-Anzar sering kali membuat hubungan mereka terguncang. Namun dengan tekad dan cinta yang ada diantara keduanya, hubungan mereka bertahan hingga lima tahun lamanya. Namun ia menjadi gelisah ketika sang kekasih kembali ketanah airnya, di karenakan ia akan dinikahkan dengan putri sahabat ayahnya. Hingga membuat Nata nekad untuk menyusul sang kekasih ke tanah air.

\=\=\=\=

**Ini sih visual menurut Authoor saat mereka masih berusia kisaran 18 tahun. Nanti pas dewasa sih pasti ada perubahan ya. Intinya kalau visualnya gak sesuai sama imajinasi readers sih gak papa, sesuai imajinasi aja visualnya😊😊

Disarankan membaca Bukan Salah Khitbah sebelum membaca novel ini ya:)

\=\=\=\=

Salam dari Author😙

Sukabumi 09 April 2020

13.58**

Prolog

سم الله الرحمن الرحيم

bismi-lāhi ar-raḥmāni ar-raḥīmi

"Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Kita awali semua niat baik dihari ini."

**

Cerahnya mentari pagi hari ini, menyambut kesibukan seorang wanita yang tengah melepas kepergian putra sulungnya. Sang fajar yang sudah meninggi, membuatnya harus menerima kenyataan sedih dipagi hari ini. Setahun yang lalu ia juga merasakan rasa sèdih seperti ini, saat akan melepas kepergian putra sulungnya tersebut. Terlebih lagi, kini putranya itu akan benar benar pergi dalam kurun waktu yang cukup lama.

Ramainya bandara internasional Soekarno Hatta pagi ini, akan menjadi saksi bisu kepergian putra tampanya ini.

"Van'ar belum juga datang bun?" Tanya sang putra.

Wanita yang masih terlihat cantik walaupun sudah berkepala empat itu menggeleng. Putra keduanya memang tidak datang bersama mereka tadi. Van'ar-sang putra tadi izin untuk pergi kerumah sahabatnya terlebih dahulu. Pemuda itu bilang, ia ada jadwal presentasi dimata pelajaran Sejarah hari ini. Karena ia kemungkinan akan terlambat masuk, Van'ar berinisiatif memberikan makalah yang akan di presentasikan kepada sahabatnya, karna ia kebetulan bertugas meng-print out makalah hasil kerja kelompok mereka.

"Belum, mungkin sebentar lagi bang."

Sementara itu, seorang pemuda berseragam putih biru baru saja turun dari ojol pesanannya. Setelah membayar ojol pesananya, pemuda itu berlari tergesa gesa sambil melirik arloji hitam yang bertengger apik dipergelangan tangan kirinya.

Bruk

"Astagfirullahaladzim, maaf. Saya gak sengaja kak!" Ucapnya merasa tak enak kepada perempuan yang baru saja ia tabrak.

"Tidak apa apa."

Lirih suara lembut nan merdu yang dilontarkan dari perempuan berhijab syar'i pulus mengenakan penutup wajah tersebut.

"Sekali lagi saya minta maaf ya kak, saya buru buru jadi tidak hati hati." Ucap Van'ar sambil membantu menegakkan koper milik perempuan tersebut.

"Ra, kamu tidak apa apa?" Tanya pria baya yang menghampiri keduanya tersebut.

"Aurra tidak apa apa Di." Ucapnya lembut.

"Om Dimas?" Panggil Van'ar terkejut.

Sama halnya dengan Van'ar, pria baya yang di panggil namanya itu juga dibuat terkejut oleh panggilan pemuda rupawan dihadapanya ini. Manik hitam tajamnya terasa familiar, tapi siapa dia?

"Kamu-" Jeda Dimas sejenak, mencoba mengingat ingat kembali.

"Saya Keevan'ar om, putra kedua ayah Vano dan bunda Kia." Ucap Van'ar memperkenalkan diri.

Pria tampan berkacamata itu langsung tersenyum hangat, saat ingatanya kini berputar tepat pada tebakanya.

"Kamu.... sikembar?" Tanyanya ragu.

"Iya om, saya Keevan'ar abangnya Lunar."

Dimas kini ingat, pemuda ini yang dulunya bayi kembar yang sangat imut saat pertama kali ia menggendonya. Ketika itu Van'ar maupun Lunar masih bayi, dan kini mereka sudah tumbuh dewasa setelah 12 tahun berlalu. Terakhir ia bertemu dengan pemuda ini sekitar empat tahun lalu. Oleh karena itu, Dimas sempat tak mengenali pemuda gagah yang kini berdiri tegap dihadapanya.

"Kamu sudah besar ya, om sampai tidak mengenalimu!" Ujar Dimas, sambil memegang bahu pemuda dihadapanya.

"Kamu sekolah dimana sekarang van?"

"Saya sekolah di Golden Start Internasional Junior High School atau biasanya di sebut SMP GSI om."

"Wah, udah SMP ya. Lunar juga?"

"Iya om, kita satu sekolah." Ujar Van'ar ramah.

Ia memang hafal dengan Dimas, dikarenakan dulu saat rumah mereka masih di Bandung, Van'ar dan Lunar sering diajak main kerumah dokter baik ini. Namun saat Vano dan Kia memutuskan untuk pindah rumah ke Jakarta, mereka tidak pernah bertemu kembali. Van'ar juga sering mengajak orang tuanya main ke Bandung untuk bermain kerumah Dimas.

Spot paforit Van'ar adalah kolam ikan mujair milik Dimas di belakang rumahnya. Semenjak kecil, Van'ar selalu diajak memancing oleh Dimas. Oleh karena itu, Van'ar jadi akrab dengan Dimas karena kesamaan hobby mereka akan dunia memancing.

Van'ar juga tiba-tiba menjadi rindu akan putri Dimas yang dulu selalu berbaik hati menemaninya dan Lunar bermain. Seingatnya, putri Dimas itu seusia dengan abangnya-Anzar. Gadis mungil yang selalu menutup syar'i auratnya semenjak kecil. Jika diingat ingat, putri Dimas itu juga sangat akrab dengan bundanya. Bahkan ia juga memanggil bundanya dengan sebutan 'bunda' pula.

"Oh iya, om mau kemana?"

Tanya Van'ar, pasalnya mereka bertemu di bandara.

Jika tidak mau pergi kesuatu tempat, ia pasti akan menjemput seseorang. Karena begitu umumnya orang berpikiran tentang pergi ke bandara. Jika tidak pergi plus melepaskan, ya pasti menunggu kedatangan seseorang.

"Om mau mengarntar putri om."

Kata Dimas, sambil menatap Van'ar yang terlihat terkejut.

"Ini Aurra, putri om. Kamu ingatkan?"

Deg

Pemuda berusia 12 tahun itu menelan salivanya susah payah. Jadi perempuan yang ditabraknya tadi putri Dimas, gadis yang secara tidak langsung ia rindukan sejak dahulu. Sungguh kebetulan yang tak terduga.

"Ini kak Aurra?" Tanyanya pelan.

Bisa dilihat olehnya, gadis bercadar itu tengah tersenyum di balik kain penutupnya. Mata hazel indah yang teduh dengan sejuta pesonanya itu kini sudah menjelma menjadi gadis yang tentu cantik dimatanya. Tak ada yang banyak berubah, bahkan tinggi badan mereka kini hampir sama.

"Iya, Aurra mau meneruskan pendidikanya di luar negri Van." Katanya, sambil mengusap lembut ujung khimar sang putri.

Sama halnya dengan sang abang, ternyata gadis ini juga akan menuntut ilmunya diluar negri. Terbesit rasa tak iklas didadanya, baru saja mereka berjumpa semenjak bertahun tahun lamanya, kini ia akan berpisah lagi dengan gadis yang usianya lima tahun diatasnya ini.

Bunyi suara informasi pemberangkatan calon penumpang, mengembalikan kesadaran pemuda tampan tersebut. Ia ingat tujuan utamya berada disini, mengantar kepergian sang kakak.

"Om, kayaknya saya harus pergi. Bunda sama yang lain pasti udah nunggu."

"Iya, titip salam buat orangtuamu ya van."

Pemuda jangkung itu tersenyum.

"Iya om, buat kak Aurra hati hati dijalan. Semoga selamat sampai tujuan." Ungkapnya sambil tersenyum kecil.

Entah mengapa pagi ini ia menjadi Van'ar yang berbeda. Banyak tersenyum dan juga banyak berekspresi, hanya karena bertemu dua orang ini. Lebih tepatnya si pemilik mata hazel cantik itu.

"Terimakasih." Jawab siempunya Nama, sambil menganggukkan kepalanya.

"Kalau gitu Van'ar duluàn ya om."

Jedanya, sambil meraih punggung tangan Dimas untuk disalaminya.

"Asalamuaikum." Uluk salamnya.

"Waalaikumsalam."

Diantara kesedihan harus mengantarkan sang kakak pergi untuk beberapa tahun lamanya, ada kesenangan sendiri yang muncul di hati pemuda yang baru saja bertemu orang orang dari masa kecilnya itu. Siapa sangka, diantara ketertarikan yang ada, Van'ar tidak pernah melupakan ketertarikannya kepada gadis bermanik teduh tersebut.

Entah semenjak kapan, yang pasti Van'ar sekarang masih meyakini ia memiliki ketertarikan kepadanya. Entah karena masa cinta monyetnya di masa masa putih biru, atau ketertarikan yang akan bertahan hingga beranjak dewasa nanti. Entahlah, cuma Allah yang tahu akan semua itu.

Pesawat tujuan Jakarta-New york itu sudah lepas landas. Membawa dua orang buah hati dari dua keluarga, yang siap menyongsong masa depan diantara kerasnya hidup dinegri orang. Sulitnya barang berjuang di tanah orang, jauh dari rumah. Keduanya akan mengarungi kerasnya hidup, demi kehidupan yang layak mereka cecapi dari hasil kerja kerasnya saat ini.

\=\=\=\=Universitas Harvard candridge, massachusetts, Amerika Serikàt.\=\=\=\=

Pagi hari yang cerah, menyambut ribuan bakal calon mahasiswa didik baru di universitas yang popoler didunia pendidikan tersebut. Ribuan umat berbeda suku, agama, ras, warna kulit juga bahasa kini berkumpul dalam sebuah aula besar di universitas tersebut. Ini adalah hari pertama penyambutan bakal calon mahasiswa baru, sebelum nantinya memasuki masa ospek.

Di antara banyaknya manusia yang berlalu lalang,pemuda yang sudah setahun belakangan menge yam pendidikan diuniversitas tersebut, menagkap sebuah objek yang begitu mencolok dimatanya. Seorang gadis berhijab syar'i yang berdiri di arah jam 9 darinya. Mengobrol santai dengan seorang dosen dari universitasnya.

Ia tahu, dari penampilanya gadis itu bukan mahasiswa Hardvard se-tingkatanya atau pun kakak seniornya. Ah, mungkin calon mahasiswa baru pikirnya.

"Hey Keevan, sedang apa kamu disini?"

Sapa seorang gadis cantik yang mengalihkah pandanganya.

"Tidak ada." Jawabnya datar.

"Mr.Breakllien mencarimu. Katanya ada urusan penting." Ujar gadis berwajah khas orang Eropa tersebut.

"Hm."

"Kalau begitu, ayo pergi."

Ajak gadis bernama Laura tersebut, yang tak lain adalàh Asdos dari dosen yang memanggil pemuda tampan bermanik tajam tersebut.

Pemuda tampan itupun memilih berlalu, mengikuti teman satu angkatanya. Meninggalkan rasa penasaranya akan gadis berhijab syar'i yang berhasil menarik sebagian perhatianya.

***

Ruangan yang kini hening dan senyap akan suara bising itu, terlihat diisi oleh lebih dari 120 mahasiswa jurusan managemen bisnis.

Sorotan cahaya dari proyektor, menjadi satu satunya cahaya yang kini menerangi ruangan tersebut. Di atas podium, berdiri seorang dosen besar dari universitas kesehatan ternama dari Inggris. Beliau di undang sebagai tamu kehormatan sebagai motivator.

Dosen muda yang masih aktif mengajar di Universitas King's college London itu sengaja diundang karena kejeniusanya didunia managemen bisnis sekaligus kepandaianya di dunia medis. Seperti hidup di dua dunia, pria berusia awal 30-an tahun itu juga begitu terkenal akan kejeniusanya di dalam mengembangkan bisnis juga profesinya di dua jalur yang berbeda.

"Itu Asisten dosennya motivator kita hari ini ya?" Bisik seorang perempan asal New york tersebut.

"Iya, syar'i sekali cara berpakaianya."

Komentar perempuan lainya.

"Iya, aku dengar dia satu angkatan dengan kita."

"Iya, dengar dengar dia juga gadis jenius asal Indonesia. Dia pernah memenangkan tes lulus beasiswa berprestasi di universitas kita, tapi dia menolak tawaran itu."

"Oh iya, aku ingat. Gadis berçadar dari Asia itu yang menolak tiga universitas yang terkenal juga kan?"

"Iya. Dari sekian banyak universitas yang sudah ia ikuti tes beasiswa berprestasinya, cuma Universitas King's college London, di Inggris yang akhirnya dipilih."

"Benarkah? Berarti dia itu pintar sekali ya."

Pemuda tampan yang sedari tadi mencuri dengar pembicaraan tersebut menyerngitkan alisnya. Apa benar gadis bercadar itu berasal dari tanah air yang sama denganya?

Begitu besarkah pesonanya, sehingga bayak dari teman seangkatanya yang memperbicarakanya. Pemilik manik hazel jernih nan teduh yang menutup hampir seluruh permukaan wajahnya itu, membuat sebagian orang terkagum kagum akan rumor tentang kèjeniusanya, juga terpana akan pesona manik teduhnya yang memikat.

Mungkin Anzar juga termasuk golongan orang orang yang terpesona pada pandangan pertama pada gadis berhijan syar'i ini. Gadis yang merupakan salah satu mahasiswi di Universitas King's college London, Inggris itu nyatanya punya sejuta pesona yang sulit di tolak. Hanya karena melihat manik hazel teduhnya, tak lebih.

Namun bagi Anzar ketertarikan itu hanya murni ketertarikan biasa. Tanpa tahu benang takdir yang akan mengikat keduanya dibeberapa hari, minggu, bulan ataupun tahun ke depan.Karena tidak ada yang tahu, apa yang kita abaikan kini bisa jadi memiliki jalinan benang takdir yang kuat dengan kita di kemudian hari.

**

To Be Continue

Holla....readerss😄😄

I'am come back againnn😅😅

Gimana guys....ada yang mau kritik dan saran nih buat prologgg??

Maaf juga kalau masih banyak typo ya readers🙏🙏

Apa mau komen jejak aja gitu??

Cuslah....jangan lupa komen,dan bantu dukung yaa readess🤗🤗

Pokoknya Author ILY All readers😙😙

Bonus visual Van'ar pas 17 tahun

Sukabumi 11 April 2020

14.42

BSJ 01 : (Bukan) Pertemuan Pertama

"Didalam sebuah kisah selalu diawali dengan pertemuan. Senang atau tidaknya, itu adalah awal menuju pŕoses yang entah bisa atau tidak kita tebak alurnya."

...BSJ 01 : (Bukan) Pertemuan Pertama...

...****...

Sinar mentari menghiasi langit kota ini sebulan penuh. Memberikan tiap tiap penduduk di penjuru kota menikmati sengatan cahayanya. Dedaunan yang sempat menguning, kini kembali terganti oleh dedaunan baru. Musim yang sudah berganti, membawa hawa tersendiri bagi tiap penikmatnya.

Pagi hari yang cerah ini, dengan riuhan orang orang yang saling bercenkrama di jalanan. Di tambah deru beberapa mesin kendaraan beroda empat, menyambut pagi seorang pemuda tampan yang baru saja bagun dari pulau mimpinya.

"D**ear, kamu sudah bangun?"

Sapa suara lembut yang senantiasa menjadi list wajib yang harus di dengarnya tiap pagi.

"Good morning dear." Ucap suara lembut itu kembali mengalun.

Dari manik jelaganya, ia bisa melihat kekasih hatinya itu tengah sibuk merias dirinya di depan meja rias.

"Hm."

"Bangunlah dear, bukanya kamu harus ke kantor pagi ini?" Ingatkan wanita yang masih berusaha mengenakan anting anting mungil kecuping telinganya tersebut.

"Kamu ada meeting jam 09.00 bukan?"

"Five minute again, okay." Jawab lirih pria bertubuh peluk-able tersebut.

"Baiklah, tapi aku harus pergi dulu dear. Aku ada jadwal pemotretan pagi ini."

Ucap wanita cantik tersebut, sambil tergesa gesa memasang cincin dijari manisnya.

Ia menatap bahagia cincin yang di jadikan lambang cinta sang kekasih kepadanya semalam. Ya, semalam adalah hari jadi hubungan mereka yang ke-lima tahun. Natalia Gracya Kim-patutnya bangga akan hubunganya yang masih bisa bertahan hingga tahun kelima, walaupun goncangan juga ujian bertubi tubi menghampiri hubungan keduanya.

Namun, semua itu dapat mereka lalui hingga saat ini. Hubungan mereka di mulai sejak mereka masih berkuliah diuniversitas yang sama, berlanjut hingga kini. Wanita cantik berdarah Belanda-Korea itu tersenyum kecil, melihat sang kekasih yang masih terlelap diatas ranjang. Pria itu pasti kelelahan pikirnya, oleh karena itu sàng raja belum juga bangun dari alam mimpinya.

"Kalau begitu aku pergi dulu dear. Sarapan ada dimeja makan. See you dear.

Ucapnya sambil memberikan kecukan singkat di udar.

"Hm." Gumam kecil pria yang kini sudah bangun sempurna dari alam mimpinya tersebut.

Dengan sedikit kantuk dikedua kelopak matanya, pria berbalut celana boxer selutut dan kaos oblong polos itu duduk ditempat tidurnya. Menatap kepergian sang kekasih dengan kedua manik tajamnya. Wanita itu, wanita yang sudah resmi menjadi kekasihnya semenjak 5 tahun lalu.

Kisah asmara mereka yang dimulai sejak bangku kuliah. Dimana keduanya sama sama berkuliah di universitas yang sama. Namun saat itu ia berniat memendam rasanya. Saat ia selesai dengan kulias S2 nya, ia memberanikan dirinya untuk mengutarakan perasaan yang selama ini ia pendam. Dan hebatnya lagi, ternyata wanita itu juga mempunyai perasaan yang sama denganya. Semenjak itu mereka merajut kasih, menanggalkan banyaknya tentangan akan perbedaan keyakinan diantara keduanya. Buktinya hubungan mereka bertahan hingga lima tahun lamanya.

Dengan enggan, pria tampan berusia 28 tahun itu berlalu menuju kamar mandi. Berendam air hangat dipagi hari ini, sepertinya cocok untuknya. Seperkian puluh menit berikutnya, ia sudah duduk dimeja makan.Menatap penuh bahagia sarapan yang tertata rapih diatas meja. Sarapan yang pasti dibuat sang kekasih sebelum pergi meninggalkan apartemenya.

Ia memang kelelahan akibat semalam. Pasca pesta Anniversary ke-5 tahun hubungan mereka, di lanjutkan dengan acara dinner dengan keluarga sang kekasih ditempat lain. Jadi pantas saja tubuhnya seakan remuk, pulang dari kantor ia langsung mempersiapkan segalanya kemarin.

Derrt

Derrt

Di tengah acara sarapan paginya, suara notifikasi dari ponsel pintarnya menganggu aktivitasnya. Membuat fokusnya kini beralih.

Bunda👪

Abang kapan pulang?

Abang sudah tidur??

Sudah shalat isya dulu kan bang?

Abang beneran sudah tidur?

Ya sudah, tidur yang cukup ya bang.

Jangan lupa, kalau sempat pulanglah kerumah.

Bunda dan yang lain kangen.

Yasudah, selamat malam putra bunda.

Assalamualaikum.

Rentetan pesan singkat itu seakan menampar sebagian jiwanya. Dari tanggal dikirimnya pesan pesan tersebut, dari kemarin malam. Dan ia baru saja membacanya pagi ini. Jangankan membalas, Anzar baru saja membacanya detik ini.

Dia Keevanzar Radityan Al-faruq-menatap miris fhoto profil yang menampilkan seorang wanita baya berhijab syar'i bersama tiga anaknya disana. Terlihat cantik diusianya yang sudah tidak muda lagi, ia juga terlihat sangat bahagia ketika tersenyum kearah kamera.

Anzar hapal betul, fhoto itu diambil 6 tahun lalu. Tepatnya saat ia merayakan wisuda S2 nya bersama keluarganya. Setelah itu, ia kembali tidak bisa bersama mereka. Enam tahun, enam kali ramadhan juga enam kali idul fitri ia lewatkan tanpa mereka. Enam tahun pula, ia seakan akan menjadi burung yang lupa akan jalan pulangnya.

Ia mengadu nasih di bumi orang lain. Mengembangkan sayap ditanah air orang lain. Bukan Anzar lupa jalan pulang, hanya saja ia tidak bisa memilih untuk saat ini. Jika ia kembali ketanah air, jarak akan memisahkanya dengan sang kekasih. Ya, Anzar menngorbarkan terpisah jauh dari keluarganya agar tetap dekat dengan sang kekasih. Egois memang.

Di dunia ini memang di penuhi orang orang egois. Mungkin Anzar salah satunya. Ia berbohong juga menyembunyikan hubunganya dari orang orang terkasihnya. Pengaruh budaya western dari tempatnya menimba ilmu dulu, setidaknya mempengaruhinya sedikit banyaknya. Tak dapat di pungkiri, banyak berubah dalam dirinya kini. Maksudnya bukan dalam segi negatif ataupun positifnya. Namun yang jelas, terlalu banyak hati yang ia kesampingkan sejak dahulu.

Terlalu banyak kepercayaan yang mulai sedikit demi sedikit ia nodai. Ia dan sang kekasih memang tidak tinggal satu atap, namun terkadang sang kekasih menginap di unitnya. Sebenarnya hubungan mereka juga terbilang hubungan yang normal. Pegangan tangan, pelukan, atau sekedar ciuman itu hal lumrah disana. Namun bagi orang tuanya juga keluarganya, pasti akan kecewa berat jika tahu Anzar sudah berani sampai tahap seperti itu. Tapi itu masih tarap aman, karena mereka tidak sampai berbuat yang melebihi sebatas ciuman. Tak lebih, karena bayangan sang bunda selalu muncul di benaknya. Jika saja ia terlalu jauh melakukan semua hal hal 'itu' dalam hubunganya, ia pasti akan memberikan luka yang mendalam bagi keluarganya, terutama bunda tercintanya.

Inilah dirinya, Keevanzar Radityan Al-faruq yang kini mulai meniti selangkah demi selangkah untuk hidup terbaik demi masa depanya. Namun, dibalik image seorang CEO hebat dan juga kekasih seorang model terkenal Natalia Gracya Kim, ia pada dasarnya adalah seorang putra yang mulai merangkap menjadi seorang pengecut karena belum berani mengungkap tabiatnya selama tinggal jauh dari keluarganya selama ini.

Inilah dia, dengan segala kebohongan yang mendasari hubungan asmaranya lima tahun ini. Lancarnya hubunganya, tanpa ada satu pun pihak keluarganya yang tahu akan semua itu.

**

"Stop here. Okay, thank you mr."

Ucap lembut gadis berhijab Syar'i yang baru saja keluar dari taxi yang di tumpanginya tersebut.

Gamis semi peachnya yang longgar berkibar kibar dengar santainya saat ternena hembusan angin. Hijab panjang juga cadar yang menutupi sebagian wajahnya, nyatanya mampu membuatnya menjadi pusat perhatian saat ini. Di negara ini memang cuku awam bagi warganya saat melihat seseorang yang berpakaian tertup sepertinya.

Belum lagi issu tentang ******* dan beberapa lembaga yang terkait di dalamnya, membuat sebagian orang orang seperti mereka terkadang menatap penuh selidik kepada umat muslim yang tertutup sepertinya.

Namun, bukanlah Aurra Putri Haidan yang takut akan lontaran tatapan mengintimidasi namanya, gadis berusia 28 tahun itu selalu tenang dan santun dalam berbagai situasi yang terasa menyudutkanya. Menuntut ilmu lebih dari lima tahun di London, Inggris. Membuatnya menjadi terbiasa akan tatapan penuh selidik akan orang orang yang baru pertama kali bertemu denganya.

Gadis cantik bermanik hazel teduh itu menghembuskan napasnya pelan. Sebelum melangkahkan kaki mungilnya yang terbalut sepatu slip on berwarna putih.

RADITYAN CROP'S

Nama perusahaan yang terpangpang di depan pintu masuk gedung yang tinggi menjulang tersebut. Ia datang kesini bukan tanpa alasan, ia singgah kemari untuk menemui seseorang yang berjanji akan bertemu denganya di lobby perusahaan cabang milik Radityan Crop's yang ada di Indònesia.

Aurra tahu, perusahaan ini milik keluarga suami bundanya-Arkia. Semenjak dulu, Aurra memang sudah sangat akrab dengan Arkia sejak kecil. Oleh karena itu jangan heran jika ia memanggil Arkia dengan panggilan 'bunda'. Aurra juga mendengar, bahwa putra sulung Kia yang kini menjabat sebagai CEO di perusahaan besar ini. Keevarzar-ah Aurra ingat nama anak laki laki yang dulu pernah bermain kerumahnya beberapa kali saat masih di Bandung. Tetapi itu sudah berpuluh puluh tahun lamanya, Aurra saja sudah lupa akan wajah putra sulung Arkia tersebut.

Bruk

"Astagfirullahaladzim, maaf saya tidak sengaja Mr." Ucap Aurra refleks, sambil menjauhkan tubuhnya yang tanpa sengaja menabrak dada bidang milik pria yang menjulang tinggi di hadapanya kini.

"Hm, tidak masalah." Ucap suara bariton berat itu datar.

Aurra mundur dua langkah, sebelum mendongrakkan wajahnya sejenak. Menatap wajah pemilik tubuh tinggi tegap yang tidak sengaja tertabrak oleh dirinya.

Karena ketidak sengajaanya berbahasa Indonesia tadi, Aurra juga menjadi tahu jika pria dihadapanya ini pasih berbahasa Indonesia.

"Maaf mr, tadi saya tidak sengaja menabrak anda." Ucap lirih suara lembutnya kembali melantun.

Pria bermanik tajam itu menatap perempuan di hadapanya langsung, suara lembutnya yang membuat pria itu langsung menatapnya. Untuk sejenak manik tajamnya beradu pandang dengan manik hazel teduh milik lawan bicaranya kini. Hening diantara keduanya, pertemuan kedua iris ini mengingatkan keduanya akan pertemuan yang pernah terjadi diantara keduanya.

'Astagfirullahaladzim, maafkan hambamu ini ya-Allah.' Batin Aurra sambil memutuskan kontak mata diantara keduanya.

Pria dihadapanya pun sama halnya dengan Aurra. Ia menggaruk tegkuknya yang tak gatal, merasa kikuk akan atmosfir diantara keduanya.

"Sekali lagi saya, minta maaf Mr. Saya benar benar tidak sengaja." Tuturnya lembut, masih dengan tutur kata santun khas miliknya.

Belum sempat pria dihadapanya itu menjawab, sebelum sebuah suara mengintrupsi keduanya.

"Dèar?" Panggil suara familiar yang kini datang kearah mereka berdua.

"Nata?"

Nampak jelas raut keterkejutan di wajah si pria. Pasalnya tadi sang kekasih bilang ada pemotretan pagi ini, lalu kenapa sekarang dia ada disini.

Cup

"Suprise."

Ucapnya manja, sambil mengecup singkat pipi sang kekasih di hadapan Aurra.

Ekspresi Aurra, jangan ditanya lagi. Gadis berhijab syar'i itu refleks mengalihkan pandanganya keobjek lain.

'Astagfirullahaladzim.' Gumamnya berulang ulang.

Si pria-Keevanzar Radityan Al-faruq. Menatap akward, keadaan ketiganya kini. Entah mengapa melihat gadis dihadapanya itu memalingkan wajahnya saat Nata-sang kekasih menciumnya, membuat sebagian hatinya terasa tertampar.

"Saya minta maaf soal tadi. Jika Mr sudah memaafkanya terimakasih. Kalau begitu saya pamit terlebih dahulu." Pamit Aurra tanpa mau kembali menatap sepasang kekasih dihadapanya.

"Assalamualaikum."

Salamnya sebelum menangkupkan kedua tanganya di dada, sebelum berlalu.

"Wa-alaikum salam."

Cicit Anzar kecil, sambil memusatkan pandanganya kepada punggung mungil gadis berhijab syar'i tersebut.

"Hey Dear, apa yang kamu lihat?"

Tanya Nata-wanita yang kini tengah bergelayut manja dilengan kokohnya tersebut.

"Tidak,cuma sesuatu yang menarik." Ucapnya tanpa sadar.

'Ada yang menarik dari sorot mata teduhnya.' Lanjutnya dalam hati.

Yeah, sesuatu yang menarik bagi Anzar. Sorot mata hazel itu, suaranya, aura mempesonanya, semuanya terasa menarik bagi sebuah pertemuan pertama. Bahkan Anzar rasa mereka sudah pernah bertemu sebelumnya. Atau mungkin, akan ada pertemuan berikut berikutnya lagi.

Padahal, tanpa ia sadari sebuah poros lingkaran takdir tengah bekerja. Menjerak setiap individu yang nantinya akan ikut ambil bagian dalam kisahnya. Menarik setiap unsur yang akan ia aduk dalam sebuah pintalan takdir sebelum di beri tambahan bumbu ujian dalam prosesnya.

**

To Be Continue

Holla....readerss🖑🖑

Gimana buat pembukaanya??

Ada yang mau komen gak nih??

Cus lah, kritik saran dan dukunganya. Author tunggu😊😊

Bonus visual Nata

Ok, sampai jumpa di part berikutnya.

Sukabumi 11 April 2020

20.22

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!