YANG KASIH LIKE, KOMEN, VOTE DAN HADIAH DI KARYA INI. THOR SUMPAHIN SUPAYA HIDUPNYA SELALU DITIMPA REZEKI YANG BERLIMPAH. AMINN🤲🤲
LOVE SEKEBUN❤️ BUAT PARA READER YANG UDAH NGIKUTIN CERITANYA DARI AWAL SAMPAI AKHIR🤗 TIDAK ADA YANG LEBIH BERHARGA DARIPADA PEMBACA DAN DUKUNGAN KALIAN SEMUA BAGI PENULIS JADUL INI😉. TOLONG KASIH KOMEN DAN LIKE YA SEMUANYA🥺, JANGAN LUPA DI VOTE JUGA TIAP MINGGU NYA🥺🙏🙏
SEMOGA KALIAN SUKA.🥺🤗
****
Namaku Yuna berusia 25 tahun lewat 3 bulan 10 hari 2 jam 47 detik sebelum aku sadar jika terperangkap ke dalam novel yang di karang oleh sahabatku sendiri. Semuanya memang sudah seperti di takdirkan oleh Tuhan padaku.
Entah harus bahagia atau sedih saat aku menyadari jika sekarang aku berada di tubuh sosok yang kusukai, karena hidupnya yang malang. Aku selalu menunggu-nunggu setiap momen kehadiran Nyura Ariskel, putri kaisar yang terabaikan.
Gambaran kalimat dalam novel tentang putri yang kurasuki sekarang memang tidak banyak terekspos. Karena memang dia bukan pemeran utama dalam novel yang di buat sahabatku. Nyura hanyalah seorang extra yang beberapa kali terekspos dalam novel namun setiap momen kehadirannya selalu membuatku paling geregetan.
Karena Nyura adalah seorang putri yang cerdas namun bodoh dalam pergaulan dan berekspresi, dia terlalu introvert. Namun sejak ia berusia 14 tahun, kaisar memberikannya pada Grand Duke yang terkenal dengan tiran Medan perang. Yang berarti pemindah asuhan Nyura akan terjadi sebentar lagi.
Pertama kali aku melihat wajah putri yang kurasuki aku hampir tidak sadarkan diri karena terlalu terpukau dengan kecantikannya. Dia adalah putri paling sederhana dari sekian banyaknya putra dan putri kaisar yang berjumlah belasan orang.
Dia terlalu mewah untuk diabaikan, walaupun memang semua karakter yang di ciptakan oleh imajinasi sahabatku tidak ada yang dekil dan jelek, kecuali para pengemis dan masyarakat miskin. rambut emasnya yang kadang juga terlihat berwarna perak, menjadi ciri unik tersendiri, hingga membuatnya dikucilkan oleh semua orang, bahkan oleh para pelayan kerajaan.
Tubuhnya yang kurus dan ringkih terlihat sangat menyedihkan seperti gambaran kalimat di novel buatan sahabatku. Kerajaan besar dengan banyak kemewahan menjadikan putri Nyura semakin terlupakan oleh semua orang. Bahkan membuat para pelayan berani untuk bertindak kurangajar padanya.
"Kuharap aku segera keluar dari kastel ini!"
Untuk pertama kalinya setelah merasuki tubuh Nyura aku mengeluhkan kepiluan hidup di kastel selatan yang terlalu dingin namun menenangkan ini. Aku bosan dengan kegiatanku yang hanya tidur, bangun dan makan-makan sisa para pelayan brengsek yang semakin brengsek setelah di pikirkan.
Aku tidak ingat pasti tanggal berapa Grand Duke membawa Nyura kewilayahan kekuasaan Grand Duke yang suram. Tapi yang jelas kuharap dalam waktu ini Grand Duke membawaku pergi dari sini. Karena aku hampir mati kebosanan di tempat aku tidak bisa bebas melakukan segala hal yang kuinginkan.
Jika sedang bosan seperti ini, aku selalu mencoba mengingat lagi kenapa aku bisa terlempar ke kehidupan ini.
***
Jika tidak salah sebelum aku terlempar ke dunia ini, saat itu hari Senin dimana hari paling sibuk dalam hidupku terjadi. Sejak pagi aku sudah bersiap-siap ke kantor dengan gembira, tapi setelah sampai di kantor aku merasa menjadi pelayan seorang bos baru yang walaupun masih muda dan tampan tapi sangat angkuh.
Aku tidak tahu jelas bagaimana bisa perusahaan BMKG milik pemerintahan menjadi milik pengusaha muda. Yang jelas sejak hari itu perusahaan dimana aku bekerja bukan lagi menjadi perusahaan milik pemerintah tapi milik pribadi seorang pengusaha muda.
"Sebutkan nama!" tiba-tiba pengusaha muda itu berdiri di depanku dan menanyakan nama
"Saya Yura karyawan dagian personalia, pak!"
"Mulai sekarang kau akan menjadi asisten ku"
"...." semua orang terdiam dan menganga tak terkecuali aku
"Semuanya kembali bekerja, dan kamu ikut denganku"
"Baik pak!" entah kenapa aku hanya menurut
Sadar tidak sadar yang jelas saat ini kakiku terus melangkah mengikuti bos baru ini. Punggungnya yang lebar dan gagah itu memunggungi ku dengan angkuh yang sedang bingung. Setibanya di ruangan kantor kepala, bos baru itu memberikan sebuah agenda hariannya kepadaku.
"Pelajari itu, dan ingat semua yang harus kamu kerjakan sebagai seorang asisten"
"Baik pak!" anehnya aku hanya menurut lagi
"..." bos baru menatapku yang artinya memintaku untuk keluar dari ruangannya
Aku yang mengerti kebiasaan itu karena banyak membaca novel romantis tentang CEO muda pun segera keluar menuju meja sekretaris yang ada di depan ruangan bos baru. Setelah duduk di kursi sekretaris aku baru tersadar dengan apa yang barusan terjadi. Bukankah rasanya barusan aku seperti di hipnotis oleh bos baru itu, apakah karena pembawaannya yang terlalu mendominasi?.
Di depanku sekarang setumpuk berkas yang tidak lain adalah agenda harian bos baru sedang menunggu untuk di baca. Sehingga kuabaikan saja walaupun memang benar jika ini adalah hipnotis dari bos baru itu. Yang jelas aku tidak boleh kehilangan pekerjaan ini hanya karena tidak siap ditunjuk sebagai asisten secara tiba-tiba.
Untuk agenda hari ini, bos baru itu memiliki banyak kegiatan di luar kantor. Saat sedang asik-asiknya membaca agenda sambil mencatat di buku harian ku, tiba-tiba telpon di atas meja berdering.
"Keruangan saya sekarang..."
"Baik pak!"
"Tutt...tuuttt..." panggilan di matikan dan aku bergegas masuk ruangan bos baru setelah mengetuk pintu
Pak bos terlihat sedang sibuk menelepon seseorang dengan salah satu ponselnya. Masih ada dua ponsel genggam di atas meja yang modelnya sama semua, elegan dan tegas menggambarkan sosok beliau.
Walaupun aku dulunya bukan seorang sekretaris ataupun asisten sebelum perusahaan ini di ambil alih. Tapi pekerjaan ku dulu tidak ada bedanya dengan pekerjaan seorang sekretaris yang sedang ku tekuni sekarang.
"Katakan jadwal saya pagi ini!"
"Untuk pagi ini, tepatnya pukul 9 pagi bapak akan menghadiri rapat di kantor pusat, yang akan membahas tentang pembagian saham perusahaan dan setelahnya..."
"Kamu ikut dengan saya"
"Baik pak"!"
Rasanya aku benar-benar seperti terkena hipnotis, atau memang karena aku memiliki sifat yang tidak bisa mengabaikan pekerjaan? Entahlah yang jelas aku tidak ingin dipecat. Aku masih memiliki kelurga di kampung yang harus kutanggung walaupun ayah tidak ingin aku bekerja demi keluarga.
Tapi sebagai anak tertua aku merasa memiliki tanggung jawab akan kebutuhan keluargaku di kampung. Setidaknya aku tidak bisa membiarkan keluargaku kelaparan karena masalah keuangan keluarga yang tidak stabil.
Usaha kecil ayah sebagai tukang jahit sepatu kurasa tidak akan cukup untuk membiayai kebutuhan keluargaku. Dan aku tidak bisa mengharapkan adik-adik ku untuk bekerja membantu ayah mencari nafkah dan mengabaikan pendidikan mereka.
"Sekretaris Yu..."
"Ada yang saya bantu pak?"
"Masuk..."
"Baik pak!"
Sebenarnya aku ingin berangkat sendiri dengan mengikuti mobil pak bos dengan taksi, karena pemikiran ku mengatakan jika bos baru ini tidak suka berbagi mobil dengan orang baru. Tapi siapa yang menyangka jika beliau lah yang memintaku untuk masuk ke mobilnya saat aku ingin menggunakan taksi yang baru menurunkan seorang karyawan di depan gedung.
Di dalam mobil pak bos terlihat sibuk memeriksa beberapa berkas lewat iPad dengan serius. Seperti tidak ingin di ganggu sama sekali. Sebenarnya aku sangat ingin menanyakan kenapa beliau malah menunjuk ku secara tiba-tiba sebagai asisten.
Mungkin bukan hanya aku yang ingin menanyakan hal itu, tetapi seluruh karyawan perusahaan. Karena semenjak aku dan bos baru keluar dari pintu lift di lantai satu, semua orang memandang ke arah pak bos dengan tatapan penuh tanya namun segan.
Aneh juga memang, sebab aku bekerja di perusahaan ini baru 17 bulan 20 hari 13 jam 30 detik saat di tunjuk menjadi asisten. masih terbilang sebagai anak bawang di bandingkan dengan para senior yang sudah lebih berpengalaman dan lama bekerja di perusahaan ini.
Sesampainya di kantor pusat yang ternyata kantor terbesar di kota ini, pantas saja perusahaan di pindahkan menjadi perusahaan swasta bukan perusahaan negri lagi. Mungkin pemerintah menggadaikan perusahaan tempatku bekerja pada perusahaan bos baru ini, atau bos baru yang berhasil mengakuisisi perusahaan BMKG tempatku bekerja.
Wajahku memang terlihat datar dan bisa saja saat melangkah masuk ke dalam perusahaan paling mewah di seluruh kota ini. Tapi sejujurnya hatiku meronta-ronta kegirangan karena akhirnya bisa berkunjung ke perusahaan impianku. Bukan hanya aku yang memimpikan hal ini, mungkin semua karyawan di seluruh kota juga ingin berkunjung ke perusahaan ini.
Saat sedang menunggu lift terbuka beberapa petinggi perusahaan, sepertinya, menuju ke arah lift yang sedang Kami tunggu. Aku melihat gelagat meremehkan para petinggi saat menatap pak bos.
Lift terbuka dan semua yang menunggu lift segera masuk ke dalam, tapi aku tau jika sepertinya pak bos tidak akan suka jika berada dalam satu lift dengan orang-orang yang sudah jelas meremehkannya.
"Maaf pak, tali sepatu bapak lepas"
Aku segera jongkok pura-pura mengikatkan tali sepatu pak bos yang sebenarnya tidak lepas. Sengaja aku melambat-lambat kan waktu agar pintu lift tertutup kembali yang bersamaan dengan terbukanya pintu lift di sebelah.
"Sudah selesai, silahkan pak!"
"Sepertinya kamu sengaja mengulur waktu" ternyata ketahuan
"Mana mungkin saya berani, mungkin hanya kebetulan pak!" aku berusah menjawab selogis mungkin
Kulihat pak bos tersenyum tipis saat melangkah masuk ke dalam lift yang kosong diikuti olehku yang segera berdiri di belakang beliau setelah menekan lantai tujuan.
Setelah selesai dengan kesibukan sebagai asisten bos baru yang tidak ada jedanya dalam satu hari itu, aku pulang dengan tubuh yang sangat kelelahan. Namun sayang rasa lelah itu seakan-akan memaksa mataku untuk tetap terjaga di dalam rumah kos yang berukuran 4x6 meter.
Saat itulah aku kembali membuka naskah novel sahabatku yang katanya ingin mendapatkan penilaian dariku. Aku suka dengan cerita yang di buat olehnya, sangat suka malah apalagi saat momen Nyura selalu di tindas oleh saudaranya yang lain.
Saat itu aku juga berandai-andai jika aku yang menjadi Nyura mungkin aku akan memilih hidup dengan bebas di kediaman Grand Duke yang seakan-akan menjadi tempat paling menyeramkan baginya. Bukankah sesuatu itu menyeramkan jika kita berpikiran seperti itu, andai saja Nyura bukan sosok yang introvert mungkin ia akan hidup dengan lebih bahagia di kediaman Grand Duke.
***
"Tokk...ttookkk..." terdengar ketukan pintu beruntun dari luar kamar
Dengan tubuh ringkih ini aku melangkah dengan tertatih-tatih membuka pintu yang cukup besar dan berat. Saat pintu terbuka aku hampir kehilangan kesadaran saat melihat siapa yang ada di depan kamarku sekarang.
Sebelum aku sempat terjatuh sosok orang yang membuatku hampir pingsan itu segera menahan tubuhku dengan tangannya yang dingin. Tatapannya terlihat dingin dan mengintimidasi walaupun ia tersenyum tipis padaku. Tanpa sadar tanganku terulur menyentuh bekas luka yang terlihat baru dan entah kenapa aku meneteskan air mata.
Aku teringat dengan sosok Grand Duke yang ada dalam deskripsi novel, yang katanya mengorbankan wajahnya demi meminta ijin pada kaisar untuk menjemput Nyura. Grand Duke yang tidak lain adalah paman dari Nyura, kakak dari ibunda Nyura yang telah tiada.
"Paman!" lirihku tidak bisa menahan haru
"Tidak apa-apa, semuanya akan baik-baik saja..."
Grand Duke memeluk dan menepuk-nepuk pundak ku untuk membuatku tenang. Padahal di dalam cerita aslinya saat Nyura di jemput Grand Duke dikamarnya, Nyura terlihat ketakutan saat melihat wajah sang paman yang memiliki bekas luka mengerikan di wajahnya.
"Maaf... Maaf... karena aku, paman... paman..."
"Sudahlah, yang terjadi biarkan menjadi masalalu!"
Walaupun Grand Duke mengatakan hal tersebut, tetapi aku tahu jelas apa yang di pikirkan beliau, karena aku mengetahui dengan jelas bagaimana pembalasan dendam yang mengerikan itu terjadi. Di dalam novel, Di tahun pertama Nyura ikut ke wilayah kekuasaan Grand Duke, ia menghembuskan nafas terakhir.
Yang membuat Grand Duke marah besar pada kekaisaran yang telah membuat keponakannya hidup menderita selama belasan tahun, hingga mengakibatkan trauma besar bagi Nyura. Tapi hal dalam novel yang di tulis oleh sahabatku itu tidak akan terjadi, karena aku akan mengubah nasib ku dan Grand Duke yang malang.
Setelah aku tenang dan berhenti menangis, Grand Duke memberikan makanan enak yang baru pertama kali kumakan setelah datang ke tempat ini. Dan sebenarnya aku tidak tahu jika hari ini adalah hari yang di janjikan itu. Rasanya mati sekarang pun tidak masalah bagiku setelah menikmati makanan selezat ini setelah beberapa hari hanya makan makanan sisa yang hampir basi.
"Mulai sekarang biarkan paman yang akan merawatmu!"
"Aku tidak ingin di rawat oleh paman... karena aku bukan senjata yang akan membunuh orang yang tidak paman sukai"
"Hahaha... Baiklah, baiklah... biarkan kamu merawat dirimu sendiri!"
Setelah aku merasa lebih baik, paman segera membawaku keluar dari kastel selatan yang menyiksa ini. Di sepanjang koridor yang kami lewati para pelayan istana berbisik-bisik membicarakan tentang kepergian ku yang akan membawa kedamaian di istana kaisar.
"Syukurlah dia pergi dari kastel ini, setidaknya aku tidak akan repot-repot memberikannya makan lagi"
"Akhirnya benalu di kastel ini akan pergi jauh..."
"Aku akan berdoa agar dia mati dengan tenang..."
Mendengar semua perkataan mereka membuatku geram dan tanpa sadar aku mencengkram jubah Grand Duke. Tapi semua suara cicitan tikus itu terhenti saat mendapatkan tatapan membunuh dari Grand Duke yang menyadari kemarahan ku, yang mungkin dipikirnya sebagai ketakutan ku.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!