Sunyinya malam ditemani sinar bulan, terlihat sebuah pedang menancap di kaki ku.
Lolongan serigala yang lapar terdengar jelas di telingaku, aku berusaha bangkit namun tertahan oleh sakitnya tangan kiri ku yang terbelah tergeletak di tanah bersimbah darah
"ah, mungkin ini akhir hidupku. aku tidak akan menyalahkan tuhan atas takdir yang di berikan padaku" ucapku sambil menahan sakit dan airmata yang berusaha membasahi pipi. aku berusaha melihat ke arah kanan tetapi terhalang oleh helm besi yang di pakai oleh ku.
mencoba untuk membuka helm itu dengan tangan kanan ku yang tertusuk panah, dengan rasa sakit ku paksa tanganku untuk bergerak melawan semua itu. setelah berhasil membuka helm tersebut, aku tidak terkejut lagi mendapati diriku yang di kepung oleh monster-monster yang mengerikan.
"baiklah, ini kematian terbaik menurut tuhan kepadaku" sembari melihat ke arah monster-monster yang bersiap membunuhku dengan senjata mereka.
aku tertawa terhadap takdir yang begitu kejam,
"jikalau aku dapat bertahan dari semua ini, aku akan berusaha menjadi orang yang terkuat dan terbaik" ucapku yang tau bahwa itu sangatlah mustahil
seperti seseorang yang sudah gila, aku tertawa terbahak-bahak mengingat aku hanya pecundang yang bertahan mengahadapi kematian.
ya, aku adalah orang yang berusaha menjadi perisai hidup untuk teman-temanku.
beberapa waktu yang lalu, aku sedang berpetualang menyelesaikan misi dari sang raja bersama "teman-teman" ku, aku di tugaskan bersama 3 orang kesatria untuk mengantarkan surat kepada kerajaan sebrang. entah kenapa sang raja menugaskan kesatria untuk mengirimkan surat yang sangat di rahasiakan dengan berjalan kaki.
"tuanku, apakah kita tidak di perbolehkan menunggani kuda untuk menuju ke sana" ucapku kepada sang raja
"tidak, ini misi penting dan harus tersembunyi. jikalau menunggangi kuda, akan menarik perhatian para petualang. terlebih mereka bisa saja ada yang berniat menyerang kalian" ucap Raja Farlov von Grief
"baiklah, jikalau itu keinginan tuanku, hamba akan melaksanakannya" ucapku sambil menahan rasa aneh yang tertahan.
membuka pintu kerajaan dan berjalan menuju rumahku untuk bersiap. aku melihat 3 orang kesatria, mereka teman-teman ku semasa pelatihan kesatria,
si kuat Demio, si lincah Rufus, si pintar Merlin.
terlihat mereka seperti sudah menyiapkan segala yang di butuhkan dalam perjalanan. "apakah kau sudah siap Desmon? kita akan berangkat sebelum matahari terbenam"
ucap Rufus dengan semangat yang membara.
"ayolah, kau tak perlu sebahagia itu Rufus, lagipula ini perjalanan panjang dan kamu sudah kehabisan tenaga karena cerewet" ucap Demio sembari tertawa ringan.
"baiklah, jikalau sudah semuanya, ayo kita berangkat mengirimkan surat tersebut" ucap Merlin dengan senyum ringan nya.
"Desmon, kau yang membawa surat itu ya?aku percaya kepadamu karna kau yang terbaik di pelatihan" ucap Merlin sembari memeriksa barang bawaannya,
"hahaha, kau masih sama dari waktu itu ternyata, mukamu tak berubah dan badanmu makin kekar" Demio sembari memakan kentang favorit nya.
"kau juga hahaha, tidak berubah malah bertambah gemuk" dengan nada cemooh. waktu demi waktu kita lewatkan dengan canda tawa sepanjang jalan.
hari mulai gelap, kitapun bersiap untuk beristirahat
"aku akan berjaga malam ini, ini akan menjadi malam yang sangat panjang mengingat kita berada dalam hutan yang tidak aman" ucap Demio,
"tidak, sebaiknya kita semua berjaga untuk malam ini" ucap Merlin sembari mengasah pedangnya
"baiklah" ucapku, Demio, dan Rufus
bulan sudah berada pada puncaknya, aku dan teman-teman ku tetap siaga melihat hutan yang sunyi.
"aku ingin buang air kecil sebentar" ucapku dengan nada rendah
"akan ku temani" Rufus dengan raut wajah yang serius,
"tidak usah, aku akan mencari tempat terdekat"
"baiklah jika itu maumu" Rufus menyimpan kembali belati nya.
aku berjalan mencari tempat yang aman untuk membuang air kecil,setelah beres dengan semua itu. aku melihat sesuatu yang berkilau di depan mataku .
sembari bersiap untuk menyerang, ku dekati cahaya itu dengan perlahan. ternyata itu adalah peti yang tertutup dengan ilalang.
dengan rasa penasaran, aku memberanikan diri untuk mendekati peti itu, "2 senjata yang berbeda, perisai dan belati, terkadang sesuatu tidak dinilai dari penampilan" .
bingung dengan maksud yang tertulis pada atas peti, aku mencoba untuk memberitahu teman-temanku. kalah dengan rasa penasaran, tanpa pikir panjang aku membuka peti tersebut.
ternyata berisi 2 buah cawan. 1 berisi air putih, 1 lagi berisi air hitam. tanganku mengarahkan ku terhadap cawan hitam, tapi aku tidak begitu yakin dengan itu.
meneguk cawan yang berisi air hitam, membuat pikiranku kabur seolah akan pingsan. "raja menjebak kalian" suara yang terdengar dari kepalaku dengan samar samar, aku pun bingung terhadap apa yang baru saja terjadi kepadaku.
separuh tak percaya terhadap apa yang baru saja ku dengar, aku bergegas menemui teman-temanku yang sedang berjaga di camp dekat dengan peti itu.
"kenapa agak lama di dalam hutan? apa kau terluka?" ucal Merlin yang cemas.
"tidak, aku tidak apa apa"
"paling dia habis melemaskan burung miliknya" ucap Rufus sebari tertawa kecil.
malam itu aku berusaha untuk bertingkah seolah tidak terjadi apa apa.
malam yang sunyi seketika berubah setelah sekelompok goblin menyerang, aku berusaha menyerang mereka dengan pedang ku. tanpa ku sadari, sekeliling ku sudah terkepung oleh monster bersenjata, tidak hanya goblin, ada pula monster berbadan besar seperti minatour dan beruang.
"kita tidak akan selamat jikalau berada di sini" merlin dengan muka cemasnya
"tapi kita tidak bisa kemana mana, kita terkepung!" teriak Demio.
"aku akan menjadi umpan mereka" ucap Rufus
"tidak,aku saja" ucapku "kalian pergi dan bawa surat ini"
"kau bodoh, apa kau tidak berfikir?!" ucap merlin dengan nada marah
"ayolah percaya padaku, aku akan baik-baik saja dan menyusul kalian" ucapku dengan santai
"baiklah, kita percaya padamu" ucap Demio "jikalau kita tetap di sini, kita hanya akan mati sia sia"
"baiklah jikalau itu memang keinginan mu" ucap merlin sembari berlari ke belakang ku
"ku tunggu kau di luar hutan" teriak Rufus
menghadapi takdirku, aku berusaha sekuat tenaga mengalahkan mereka semua. pedang ku mendadak patah setelah menahan serangan beruang yang menggunakan palu. aku pun berusaha tetap tenang, tetapi tangan kanan ku di panah oleh goblin, akupun tergeletak di tanah dan kaki ku di tancap pedang orc.
berusaha lari sekuat tenaga, tanganku di tarik dan di putuskan oleh minatour menggunakan kapak nya,
kesakitan dan tidak tau harus berbuat apa. aku hanya bisa berdoa dan memejamkan mata, seketika para monster pun meninggalkan ku dan bergegas menuju teman-temanku, aku pun tidak bisa berbuat apa apa dan hanya memohon bahwa mereka baik baik saja.
setelah semua yang ku alami. aku sudah pasrah dan menutup mataku perlahan, akan tetapi suara misterius itu datang kembali seperti berusaha untuk berkomunikasi kepadaku
"siapa kau sebenarnya?" ucapku
"mereka ingin kalian mati"
"tapi siapa?"
"orang yang memerintah mu" ucapnya
"apakah kau ingin mati seperti ini?,apakah kau ingin mati tak berbuat apa apa?" ucapnya
"tapi ini memang sudah menjadi takdir" ucapku
"kau bisa mendapatkan kekuatan yang tidak terkalahkan" ucapnya sembari tertawa kecil,
"apa kau bercanda?aku sudah sekarat dan tak bisa berbuat apa apa" ucapku dengan nada marah
"ya, kau bisa mendapatkan itu. tetapi dengan satu syarat" ucapnya kepadaku,
"syarat?syarat apa?" ucapku
"kau harus memiki amarah yang cukup untuk mengeluarkanya" ucapnya sembari tertawa kecil,
"tapi aku tidak memiliki amarah tersebut"
"*apakah kau tak marah dengan semua kejadian ini?,apakah kau tak marah dengan takdir yang di berikan ini?"
"ya,aku kesal dan agak marah*" ucapku
" gunakan itu sebagai kekuatanmu"
tubuhku seperti terbakar oleh api, perlahan kesadaranku mulai memudar, tanganku yang sakit tiba tiba berasa ringan, dan kaki ku menjadi sembuh kembali, akupun kehilangan kesadaranku dan menjadi sesuatu yang di takutkan.
"setelah amarahmu hilang, kau akan kehilangan sedikit jiwamu" ucap nya dalam pikiranku sembari tertawa.
akupun menyadari bahwa ini adalah efek air hitam yang ku minum, merubahku menjadi sesuatu yang mengerikan dan tak terkendali, dan "sesuatu" yang berbicara padaku adalah amarah yang di hidupkan oleh air tersebut.
Kesal, Marah, hatiku seperti ombak laut tak terkendali. mencoba untuk mengendalikan hasrat membunuh ku, namun gagal karna kekuatan yang terlalu besar dari hatiku.
"apa yang baru saja kau lakukan?apa yang terjadi pada tubuhku?aku tidak bisa mengendalikannya" ucapku pada amarah yang meluap, "bukankah ini yang kau inginkan?kekuatan sejati mu baru saja keluar dari hatimu?bukankah ini hal yang bagus?" ucap Fury.
entah kenapa amarah yang hidup di dalam diriku kunamakan Fury, terdengar cocok dan mudah di ucap saja.
"kekuatan sejati maksudmud?ini hanya kutukan agar terus membunuh" ucapku dengan nada kesal, "apa kau pikir aku benar benar memberikan kekuatan tersebut?aku hanya membuka kekuatan yang tertidur di dalam dirimu. ya, ini adalah kekuatanmu yang sebenarnya" ucap Fury.
"bagaimanapun ini aku tetap tidak percaya, aku tidak pernah mempunyai kekuatan mengerikan ini" ucapku,
"sebutsaja dengan takdir" ucap Fury sambil tertawa terbahak-bahak, "ingat,kau pernah berharap untuk menjadi yang terkuat saat kau sekarat?, tuhan sangat baik padamau".
"maksud mu aku diberi kutukan ini saat berharap menjadi yang terkuat pada tuhan?"
"ya, dan aku iri dengan itu"
hatiku terus berbicara dengan amarah ku yang hidup, namun badan ku berbeda, mengamuk seperti seorang monster kepada segerombolan monster yang menyerangku tadi tanpa mengetahui apa yang baru saja ku lakukan.
"bagaimana caraku untuk mengendalikan kekuatan mengerikan tersebut?" ucapku
"tidak, kau tidak bisa, amarah mu hanya akan selesai jika semua telah mati, tentusaja yang membuatmu marah pastinya"
"jadi kau bilang aku tak dapat mengendalikan kekuatanku saat amarah meluap?"
"ya" ucapnya dengan nada serius.
"dan ada yang perlu di ingat"
"apa?" ucapku
"kekuatanmu akan bertambah dengan membunuh, semakin banyak kau membunuh, semakin besar kekuatanmu"
akupun terdiam sejenak, "kekuatan apa yang kau maksud?"
"kekuatan aslimu, bukan di saat kau menjadi monster kejam, dan kamu tidak dapat mati dengan mudah karna regenerasi cepat yang kau miliki. anggap saja ini hadiah dari sesuatu yang kau minum, bukan dari tuhan yang kau sembah".
akupun hanya terdiam, berusaha mengendalikan tubuhku sekuat tenaga namun gagal. aku hanya melihat tubuhku dengan mataku yang masih bisa ku kendalikan, betapa kejamnya diriku. monster monster yang berusaha membunuhku disaat aku sedang melindungi teman-temanku di bunuh dengan sangat kejam dan brutal.
tubuhku mengambil kapak minatour yang membelah tanganku dengan tangan kiri ku yang sudah tumbuh kembali, membelah kaki dan kepala minatour tersebut menjadi 4 bagian, segerombolan orc yang menyerangku ku habisi dengan tebasan kapak, tepat di leher mereka. tidak cukup dengan itu, aku membawa mereka menjadi gundukan daging tak berdaya dan mencincang habis dengan pedang mereka. akupun berlari ke arah depan untuk menghabisi beruang dan goblin yang menyerangku, aku menusuk beruang tersebut tepat di bagian perutnya dan merobek menjadi 2 bagian, usus beruang tersebut ku gunakan untuk mencekik nya dengan lilitan kuat, terlihat goblin ketakutan dan berusaha berlari menuju hutan, tetapi ku halangi dengan tebasan kilat, 1 goblin yang ku sisakan adalah goblin yang memanahku dan membuatku sekarat,
rasa amarah yang sudah tak terbendung membuatku menbunuhnya dengan palu beruang yang besar, kaki goblin ku pukul dengan keras membuat kakinya seperti kertas siap untuk di tulis, panah goblin itupun ku pakai untuk menusuk mata goblin tersebut, pedang orc yang ku pakai untuk membuat daging cincang ku pakai untuk menusuk dada goblin yang sekarat dan menjerit kesakitan. ah, lagu yang indah barusaja terdengar dari kematian mereka.
perlahan amarahku mereda dan dapat ku kendalikan, semua yang membuatku sekarat telah ku bunuh dengan kejam. "aku masih tak percaya kekuatan ini telah lama tersimpan dalam tubuhku"
"kau menikmatinya bukan?"
"....", terdiam dan tak bisa berkata apa apa, aku melihat sekeliling dengan rasa puas dan takut."bagaimana jika aku tiba tiba seperti ini kepada keluarga atau orang orang yang ku sayangi?".
"itu tergantung padamu",
sangat amat sadar dengan apa yang barusaja ku lakukan, akupun bergegas berlari menemui teman temanku, sebuah pemandangan mengerikan terlihat di depanku.
teman temanku mati dengan sangat kejam oleh monster-monster yang baru saja ku bunuh, tatapan kosong dan terdiam seperti patung, tangisan yang ingin ku teriakan dan keluarkan seperti tertahan oleh sesuatu di dalam.
"*jadi, bagaimana menurutmu? kau membunuh mereka dengan cara mereka membunuh teman-temanmu"
"aku.....tidak tau harus berkata apa*"
"hahahaha, Desmon sang kesatria berhati lembut, barusaja membunuh sekelompok monster seorang diri dengan cara yang keji" ucap Fury sembari tertawa kecil.
akupun berusaha menguburkan teman-temanku dengan layak, tak sengaja melihat tas gendong milik Merlin. akupun teringat dengan misi yang ku lakukan, dengan rasa penasaran, aku mengambil surat sang raja.
teringat dengan perkataan amarahku tentang sang raja, akupun mencoba membuka surat tersebut, ternyata tak tertulis apapun didalam surat tersebut.
"sudah ku bilang bukan?raja sengaja menjebak kalian"
"tapi....kenapa?" ucapku yang kebingungan
"*kalian kesatria yang sudah tak lagi di butuhkan"
"kalian memang hebat, tetapi ada yang berusaha membuat kalian tiada dengan menggunakan sang raja*"
"siapa!?" ucapku kesal dan setengah tidak percaya
"kaca melihat kebawah, langit jingga bersinar rembulan, cantik bagaikan bunga mawar dan kuat seperti perisai besi"
"*apa maksudmu?"
"kau akan tau suatu saat nanti*"
dengan rasa bingung, akupun berjalan perlahan meninggalkan teman temanku yang sudah beristirahat dengan tenang, lapar dan haus ku tahan untuk keluar dari wilayah mengerikan ini.
sembari berjalan, aku menemukan goa yang tertutup derasnya air terjun.
"haha, hari keberuntungan mu masih saja mengalir, betapa baiknya tuhan yang kau sembah hahaha",
"apa maksudmu?" ucapku kebingungan.
"kau akan tau saat kau masuk dalam pintu tersebut"
akupun mencoba memasuki goa yang tertutup air terjun didepanku, cahaya yang indah menyelimuti dinding dinding goa tersebut, rasa penasaran membawaku lebih dalam, melihat pintu yang terkunci didalam goa tersebut, aku berusaha membuka dengan kekuatan yang ku dapatkan. sia sia, semua cara tidak membuat pintu itu terbuka. dengan kesal aku menendang pintu tersebut dan alangkah terkejutnya, pintu itu terbuka.
"apa yang barusaja ku lakukan?",
"kau menggunakan sedikit kekuatan amarahmu, jujur saja aku tertawa melihatnya" ucap Fury dengan nada cemooh.
akupun masuk kedalam, ruangan yang membuat hatiku seperti ingin berusaha kembali tetapi kulawan karena rasa penasaran, terlihat di tengah ruangan tersebut. terdapat sesuatu yang nampak tak asing. ya, peti dengan hiasan emas terlihat mengkilap di depanku.
"tak dapat di kalahkan, bermandikan emas dan kekuatan, gunakan dan kau akan merasakan apa yang kau lakukan" . tulisan peti itu membuatku penasaran dengan apa isi didalamnya.
tidak sempat membuka peti itu, tanganku di belah kembali menjadi 2. aku tau betul apa yang akan ku hadapi, tetapi berbeda dengan yang ku rasakan ketika sekarat, rasa amarah dan senang mulai menyelimuti tubuhku.
aku melihat sebuah kumbang raksasa dengan kilapan seperti berlian siap menyerangku, tanganku yang putus kembali beregenerasi dengan cepat.
tangan ku berubah menjadi pedang dengan besi yang sangat amat tajam menyatu bersama daging dan darah.
bersiap melawan kumbang dengan tanduk seperti gunting, akupun mencoba kekuatan yang barusaja ku dapatkan, amarah meluap dan kesenangan barusaja di mulai.
Panas tubuhku membuatku sedikit bersemangat, melihat kearah mata kumbang tersebut membuatku merasa ada yang janggal.
"apa-apaan tatapan kosong bersinar itu? kenapa dia terlihat seperti patung yang bergerak?"
"kau salah, itu adalah binatang yang telah lama hidup, bahkan sebelum kau terlahir," ucap Fury.
"maksudmu itu adalah kumbang kuno begitu?".
"ya...begitulah," ucapnya seperti sedang bingung.
"hei, sebaiknya kau berhenti berbicara padaku atau pada dirimu sendiri, kumbang itu telah maju kearah depanmu," ucap Fury.
Akupun melihat kearah kumbang yang sedang berlari kearahku, entah kenapa rasa amarah dan senang didalam hatiku kian memuncak.
Bersiap dengan serangan yang akan datang, akupun mengambil kuda kuda untuk berlindung. Tekanan dari tabrakan tersebut membuat tubuhku terdorong kebelakang.
"Sial," ucapku sembari memuntahkan darah dari mulutku, "Sepertinya aku terlalu meremehkan kumbang jelek ini."
Akupun berusaha menyerang kearah kaki kumbang tersebut dengan tangan pedang ku, tetapi kaki itu sangatlah keras seperti batu, nampaknya bukan hanya penampilannya yang mirip dengan berlian, tubuhnya pun keras seperti sifat berlian, "Sepertinya aku harus mencari celah untuk mengalahkan kumbang jelek ini".
Pertarungan ini tidak semudah yang aku bayangkan, dengan mendapatkan semua kekuatan ini membuat diriku sadar bahwa semua ada batasan. "kenapa amarahku tidak merubah kekuatanku? bukankah kau bilang bahwa amarah ku membuat tubuhku tak terkendali?" tanyaku pada Fury, "hei, kau sendiri yang menahan amarah tersebut dengan berusaha mengendalikan tubuhmu, tubuhmu dan pikiranmu masih terikat dan membuat amarahmu tertahan."
akupun berusaha untuk tidak mengendalikan tubuhku, namun aku di serang oleh kumbang tersebut, terdorong secara mendadak kearah tembok di belakangu dan tanduk kumbang itu menancap di dadaku. Rasa sakit yang sama persis seperti tusukan pedang di kaki ku sangat menggangu, tapi masih dapat ku tahan dengan regenerasi dan membuat rasa sakit tersebut perlahan menghilang, pikiranku seolah menghilang dan hanya dapat melihat apa yang terjadi.
Amarahku lepas dan tak terkendali untuk kedua kalinya, namun kali ini aku sengaja melakukan itu agar dapat bertahan hidup melawan kumbang raksasa, tangan pedang ku mengayun dengan sendirinya ke arah lutut kumbang tersebut hingga terputus, aku menyadari bahwa kelemahan kumbang tersebut terdapat pada persendiannya.
Tangan kiri ku berusaha membelah kepala kumbang tersebut sementara tangan kanan ku menusuk mata nya, spontan tanduk kumbang itu membelah tangan kiriku seperti gunting kilat, regenerasi yang cepat menyembuhkan tangan ku yang putus.
"kenapa aku tidak merasakan apapun? padahal tangan ku di potong?" ucapku dengan rasa penasaran, "pikiranmu tidak terhubung ketika amarah mu sedang mengamuk" jawab Fury.
Akupun melihat dengan sangat jelas mata kumbang yang tertusuk oleh tanganku, ternyata didalam matanya terdapat bola merah menyala, tubuhku mencoba mengancurkan bola tersebut dan pikiranku merasa ada yang janggal.
berhasil menghancurkan bola tersebut, kumbang yang bergerak dengan sangat kuat perlahan melemah dan tidak bergerak, " apakah aku berhasil mengalahkannya?".
"ya,"
amarahku perlahan mereda setelah kumbang itu mati dengan cara yang kejam, tubuhku dapat ku kendalikan seperti semula, tanganku berubah dari bentuk pedang dengan darah menjadi seperti manusia semula, rasa sakit yang tidak ku rasakan saat mengamuk mulai terasa.
"ku harap isi peti tersebut sepadan dengan apa yang baru saja ku alami."
Kubuka peti tersebut dengan perlahan, tampak sebuah armor dan helm besi berwarna hitam putih seperti kegelapan didalam cahaya membuatku takjub, aku mencoba mengenakan armor tersebut menggantikan armor lamaku yang sudah setengah rusak karena pertarungan tadi.
Setelah Aku menggunakan helm dan armor tersebut, akupun melihat kapak dan pedang seperti sudah disediakan untuk seseorang yang berhasil membuka peti tersebut, kantung kecil yang ku temukan tidak lupa aku kenakan.
isi kantung tersebut kosong, tetapi terdapat tulisan di dalam peti tersebut, "pelindung dan senjata akan mengikuti kekuatanmu, kantung kecil itu akan menjadi sesuatu di luar akal sehat."
aku dapat mengerti apa yang di maksud dengan armor dan senjata ini, tetapi aku masih bingung dengan kegunaan kantung kecil yang aku kenakan ini.
Aku berusaha mengambil sesuatu yang ada di dalam kantung tersebut, tetapi yang aku rasakan hanya kepingan seperti koin di dalam kantung itu, dengan rasa bingung dan heran aku pun melihat kembali isi kantung tersebut, ternyata masih kosong dan tidak ada yang berubah.
Aku coba mengambil kembali apa yang ku rasakan saat memasukan tanganku kedalam kantung kecil ini, terasa sama seperti koin, akupun menarik koin tersebut. Terkejut dengan apa yang aku lihat, aku tak mempercayai bahwa koin platina ada di dalam kantung kosong ini.
"apa apaan ini? apa maksud dari semua ini?"
"kau baru mendapatkan uang yang tak terhitung nilainya hahaha, tuhan yang kau sembah sangat baik ternyata."
koin platina adalah koin yang sangat langka, 1 koin platina senilai 1.000.000 koin emas, dan 1 koin emas senilai 1.000.000 koin perak, dan seterusnya.
disaat aku sedang memeriksa semua yang aku dapat dari peti emas, akupun tak sengaja melihat sebuah pintu terbuka di arah depan ku, penasaran dengan apa yang aku lihat, akupun memberanikan diri memasuki ruangan tersebut, ternyata ruangan tersebut berisi makanan dan minuman yang terlihat lezat.
rasa lapar dan haus seketika menghilang setelah melihat semua makanan di meja, tanpa pikir panjang akupun menyantap hidangan yang di sediakan. setelah perutku terisi penuh akupun berjalan ke arah luar, melewati goa yang bersinar dan air terjun yang deras.
malam yang dingin membuatku terpaksa membuat api unggun kecil, akupun mencari ranting ranting dan daun yang mudah di bakar untuk menghangatkan tubuhku, setelah semua siap akupun duduk di depan api unggun.
sunyinya hutan dan terangnya tembulan membuat diriku tertidur, tetapi semua itu menghilang setelah aku mendengar suara dari kejauhan, akupun berusaha mencari arah dari suara tersebut.
dari arah barat suara tersebut makin terdengar jelas, sepeti seorang wanita yang menangis dan berteriak. namun tidak hanya suara wanita yang kudengar, sekelompok lelaki terdengar dari arah tersebut.
rasa penasaran membuat diriku mencari lebih dalam.
Aku menemukan sumber suara tersebut dan sangat terkejut dengan apa yang baru saja ku lihat, 4 orang lelaki sedang memerkosa seorang wanita yang terlihat sebaya denganku.
aku dapat melihat dengan jelas raut wajah wanita tersebut, seperti meminta tolong kepadaku dan muka para lelaki bajingan yang gembira berhasil memerkosa seorang wanita.
"hei ******, jangan berhenti mendesah, ayo lebih keras, berteriaklah" ucap orang yang sedang menusuk kelamin wanita itu dengan burung miliknya.
"hei ayolah, sekarang giliranku," ucap lelaki yang sedang memainkan payudara wanita malang itu.
tanpa pikir panjang, aku menyerang para lelaki bajingan tersebut dengan kekuatan penuhku, amarahku masih dapat kukendalikan.
setelah semua mati dengan cukup tragis, aku pun berusaha mendekati wanita itu.
aku berusaha melihat wajah wanita itu tetapi terhalang oleh rambut yang acak acakan. dengan jaket yang aku dapatkan dari peti emas, akupun menyelimuti tubuh nya.
"siapa namamu?" ucapku dengan lembut.
dia tidak mau menjawab, sepertinya masih ketakutan karena kejadian yang sangat menyedihkan ini. Tubuhnya gemetar dan terlihat lemas.
"tak apa apa, aku tidak akan menyakitimu, aku hanya ingin menolongmu sekuat tenaga," ucapku kepadanya
dia masih tidak mau berbicara, tetapi tubuhnya berusaha bersandar kepada ku, akupun membuka helm dan berusaha merangkul dirinya.
"Namaku Fiora" ucapnya dengan nada lelah.
namanya seperti tidak asing di ingatanku.
aku masih penasaran dengan nya, dengan perlahan aku meraih rambutnya dan melihat wajahnya, wajah seorang wanita sempurna terlihat di depan mataku, akupun teringat dengan seseorang yang dulu bersamaku.
"apakah kau Fiora Rose ?"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!