NovelToon NovelToon

Istri Pura - Pura ( Bukan Perawan Tua )

Sister Brother

Sudah menginjak usia 24 tahun, namun sifat manja Sharen belum bisa hilang. Menjadi anak dan cucu perempuan satu-satunya memang membuat dirinya diistimewakan oleh keluarganya. Salah satu yang menjadi korbannya adalah Javas, adiknya yang usianya hanya terpaut satu setengah tahun dengannya.

"Vas.., lagi dimana? jemput kakak ya?",

"Javas lagi sibuk kak..",

"Sibuk ngapain? balapan? kakak aduin Oma...",

"Mana ada balapan siang-siang begini. Javas cuma test Drive aja, nyobain motor setelan baru..",

"Boong.., pasti kebut-kebutan.., mendingan kesini deh, jemput kakak. Temen kakak cantik, model papan atas. Nanti kakak kenalin..",

"Kakak nggak pake sopir? asisten kakak dimana?",

"Nggak usah cerewet sih.., mau jemput apa nggak?"

"Oke..oke.., karena Javas takut kakak ngadu sama Oma., jadi Javas jemput. Kakak dimana?",

"Kakak lagi pemotretan di studio, nanti kakak share loc..",

"Nggak gratis ya tapi..",

"Kamu mau apa?",

"Kenalin sama temen kakak..",

"Ckckck..dasar buaya..",

"Mau dijemput nggak nih..?",

"Oke.., dua jam lagi sampai sini ya Vas..",

"Siap...",

Tidak kuasa menolak permintaan kakaknya. Javas memang menjadi adik sekaligus sahabat yang selalu siap sedia jika Sharen sedang membutuhkannya. Sebagai adik laki-laki, Javas merasa berkewajiban melindungi kakak perempuannya.

Queen Sharen Belvanya Perdana atau akrab disapa Sharen, Sha, atau Queen. Adalah seorang gadis high class, tidak hanya berwajah cantik. Tetapi juga cerdas. Dia salah satu Direktur perusahaan Prime grup yang memiliki usaha di bidang property serta ratusan hotel di dalam dan luar negeri.

Tidak hanya menekuni profesi sebagai wanita karir yang membantu mengurus bisnis keluarga Perdana, namun Sharen juga menekuni profesinya sebagai seorang model. Pekerjaan yang dijalaninya sejak lama, bahkan saat usianya belum genap satu tahun. Tidak hanya itu, kecintaannya pada dunia fashion juga dia salurkan dengan meneruskan bisnis Oma Widya. Butik yang didirikan Oma Widya berkembang pesat setelah Sharen terjun di dalamnya.

"Nih Vas..kenalin.., ini Valerie.., temen kakak. Dia ini model..",

"Halo...Javas..",

"Valerie.., pacarnya Sha..?"

"Pacarnya? amit-amit..",

"Ini adik aku Va..",

"Seriously..?",

"Kenapa?",

"Handsome.., kapan-kapan jalan ya..",

"Boleh..",

"Boleh minta WhatsApp ?",

"Aku nggak hafal..,

Kak..Javas tunggu di luar aja ya..",

Valerie tidak menyangka jika Javas menolaknya secara halus. Sharen sampe tidak enak hati dengan temannya itu.

"Sorry Val..,adik aku kayaknya lagi sensi. Nanti aku kirim nomornya ya.., see you..", pamitnya meninggalkan Valerie.

Dengan menyeret sebuah koper kecil, Sharen dengan setengah berlari, mengejar Javas.

"Kamu jemput kakak pakai motor?",

"Iyalah.., kakak nggak lihat? nih helmnya dipake..",

Sharen masih berdiri mematung. Padahal Javas tahu betul jika dirinya sangat tidak suka naik motor. Sharen trauma karena pernah terjatuh saat mencoba belajar mengendari motor scooter.

"Ayo..., cepetan helmnya dipake. Langsung naik kak, kita pulang sekarang..",

"Terus koper kakak gimana Vas?",

"Tinggal disini dulu.., nanti suruh orang kakak ngambil. Apa sekalian Javas teleponin sopir aja, biar jemput kakak disini?",

"Jangan..., kakak kan pengen dijemput sama kamu..",

"Ya udah.., titipin sama Resepsionist..",

Sharen memeluk erat Javas ketika adiknya itu mulai menjalankan mesin Mogenya. Salah satu yang tidak Sharen suka ketika naik motor adalah suaranya mesinnya yang bising menganggu pendengarannya.

"Kenapa nggak jemput kakak pake mobil sport kamu aja yang pintunya dua itu sih? padahal kakak pengen banget loh Vas naik mobil kamu yang itu..",

"Enak aja.., perempuan pertama yang Javas bawa naik mobil itu, cuma perempuan istimewa.., nggak boleh sembarangan...",

"Kakak berarti nggak istimewa Vas?",

" Bukan lah.., kakak cuma spesial..",

"Bedanya apa?",

"Kalo spesial telurnya 3, kalo istimewa telurnya 5..",

"Martabak kali ah..",cubitnya pada perut sang adik.

"Hahaha...., kak pegangan kenceng lagi dong..",

"Kenapa?",

"Sumpah nggak enak banget naik motor sport kayak gini, tapi jalannya kayak scooter pink punya kakak yang ada di rumah.."

Tidak mengeluarkan protesnya, Sharen mengeratkan pelukannya.

"Hati-hati Vas.., kakak belum nikah..", ucap Sharen kencang.

"Sama.., Javas juga belum ngerasain surga dunia kak.., tenang aja.., mudah-mudahan kita pulang selamat..",

"Jangan nakut-nakutin kakak dong......!!!!!",

Bukan kecepatan penuh, Javas hanya menambah sedikit laju kendaraannya. Sharen bahkan masih bisa mendengar suara dering ponselnya.

"Halo..., iya?",

"..................",

"Apa.., bisa diulang Miss?

Vas..pelanin lagi motornya..",

"..................",

"Oh..begitu ya? baik Miss...",

Sharen menutup ponselnya lalu meminta adiknya untuk mengambil jalan belok kek kanan.

"Kita ke sekolahan Eljaz dulu ya Vas..",

"Ngapain?",

"Jemput dia.., ngambek..",

"Ada-ada aja anak itu...",

Seorang guru dengan sabarnya membujuk Eljaz yang merajuk karena kalah dalam perlombaan tadi. Sampai-sampai Jaz, begitu akrab dia disapa. Tidak mau diajak pulang oleh Maid dan sopir. Dia hanya mau dijemput oleh Sharen.

"Jaz..kenapa?", tanya Sharen lembut.

Eljaz tidak menjawab, dia memandangi Sharen dan Javas secara bergantian.

"Kita pulang sekarang ya..?",

Jaz menggeleng.

"Kenapa? takut sama dia?", tunjuk Sharen kepada Javas.

Jaz menganggukkan kepalanya.

"Kak Javas baik, ini aja mau jemput Jaz ke sini kan?",

Eljaz mendekatkan mulutnya pada telinga Sharen dan membisikkan sesuatu.

"Oke.., let's go...",

Hanya dengan sedikit rayuan yang Sharen berikan, Eljaz akhirnya setuju untuk pulang. Senyum Eljaz mengembang ketika melihat Javas yang sudah bertengger di atas motor besarnya. Eljaz memang sudah lama ingin menaiki motor milik Javas.

Eljaz kembali membisikkan sesuatu di telinga Sharen. Entah apa yang diucapkan anak laki-laki yang berusia 4 tahun itu.

"Vas.., Jaz pengen naik di depan, nggak apa-apa ya?",

"Di depan? dimana? ditangki sini?",

"Iya.., boleh ya Vas.., nanti dia ngambek lagi..",

"Jaz kan nggak bawa helm. Lagian ini udah siang kak.., panas. Biarin aja dia ditengah biar nggak kepanasan...",

"Kamu denger sendiri kan? Jaz sama Moma aja ya dibelakang ?", ucap Sharen.

Eljaz menganggung setuju.

Tidak langsung untuk pulang, Sharen meminta Javas membelokkan motornya di sebuah kedai es krim tidak jauh dari sekolah Eljaz.

Terlihat serasi, cantik dan ganteng. Seringkali, membuat orang-orang salah paham dengan mereka berdua. Seringkali Sharen dan Javas disebut sebagai sepasang kekasih.

"Selamat siang, bapak ibu..",

"Siang mbak.., mau es krim asap 1, rasa coklat 1, kamu mau apa Vas..?",

"Samain aja coklat..",

"Es krim asap 1, coklatnya 2 mbak..",

"Kami memberikan diskon 10% untuk customer yang kesini datang bersama keluarganya dengan formasi lengkap seperti ini Bu, ayah, ibu dan anak..",

"Heh..kamu pikir kita.....",

Ucapan Javas langsung di sela oleh Sharen.

"Iya mbak terima kasih.., ayo sayang kita duduk disitu..", Sharen langsung menggandeng Javas dan Eljaz untuk duduk.

Sharen tahu betul sikap adiknya. Andai saja tidak cepat menyela ucapannya, sudah tentu pegawai kedai dimaki oleh Javas.

"Enak aja ngatain kita ini ibu bapak sama anak..",

"Jangan biasakan emosi kayak gitu Vas...nanti Jaz tambah takut sama kamu..",

"Emangnya tampang aku ini udah keliatan tua ya kak..? udah pantes gitu punya anak?",

"Hmmmm.. tapi kita serasi ya Vas, udah kayak suami istri..",

"Najis..",

"By the way, kenapa tadi nggak ngasih nomor kamu ke Vale?",

"Itu tadi temen model kakak yang katanya cantik? ",

"Iya..primadona loh Vas..",

"Primadona apaan? mukanya aja kayak ondel-ondel gitu.., make up-nya tebel banget..",

"Emang konsep make-upnya gitu, dodol..",

"Cantikan juga kamu..",

"Kakak cantik ya Vas..",

"Tapi bohong...",

"Jawab jujur...",

"Iya cantik..., aku lebih suka perempuan yang dandannya natural.., nggak menor kayak tadi. Kayak badut..",

"Makasih.."

"Alhamdulillah, pasti es krimnya nanti dibayarin kan..?",

"Iya..jangan khawatir, kakak yang bayar. Jangan kayak orang susah...",

"Iyalah, punya perusahaan, punya butik, model pula..",

"Perlu kakak sebutin usaha kamu?",

"Nggak perlu..,dunia juga udah tau..",

"Halah..sombong..",

"Udah ayok makan.., keburu cair es krimnya..",

Secret Admirer

Eljaz sangat senang bisa naik motor sport milik Javas. Meskipun keinginannya untuk duduk di depan ditolak oleh Javas, setidaknya dia sudah pernah merasakan.

"Jaz.., happy nggak?",

Eljaz mengangguk, memperlihatkan kedua lesung pipinya.

"Hari ini Jaz harus tidur siang ya..",

"Iyah..", ucapnya imut.

"Ayo turun sayang..", ucap Sharen membantu Eljaz turun dari motor.

Di depan pintu, sudah ada Maid yang menunggu kedatangan Eljaz.

"Jaz sama mbak dulu ya.., Moma mau ganti baju. Jaz ganti baju, makan, abis itu bobok siang, oke..",

Jaz mengangguk mengerti.

Tidak langsung masuk kedalam rumahnya. Ada sesuatu yang membuat Sharen penasaran. Sharen langsung menghampiri Javas yang sudah berdiri di depan karangan bunga besar. Adiknya itu menggelengkan kepalanya heran. Tidak ada yang menikah, ataupun seseorang yang meninggal.

"Vas, ada apa sih?",

"Tuh kakak baca sendiri aja..",

For Sharen... the most beautiful woman in the world. Have a nice day. From the beloved.

Sharen tersenyum sipu ketika membaca ucapan pada karangan bunga. Yah, memang ini ditujukan kepadanya.

"Kenapa senyam senyum, Queen...",

"Hehehe nggak apa-apa..",

"Seneng?",

"Ya seneng lah.., masa nggak..",

"Javas kira tadi karangan bunga duka cita..",

"Ih..mulutnya..?",

"Lah kan biasanya karangan bunga kayak gini juga buat orang meninggal, kalo nggak ya nikahan...",

"Ya..pacar kakak kan beda..."

"Masuk yuk..",

"Bentar, kakak foto dulu karangan bunganya. Mau bilang makasih sama pacar kakak..",

"Hmm..., bucin..",

"Vas..fotoin kakak dong....", ucapnya manja.

"Bayar 10 juta..fotografer mahal nih..",

"Hmmmm..kakak bayar 100 juta Vas..tapi lusa kamu mau ikut kakak jadi model pemotretan, gimana?",

"Ogah..., mau difotoin nggak nih?",

"Iya-iya..bawel..",

Rupa Javas yang tampan serta badannya yang tinggi proporsional memang kerap ditawari untuk terjun di dunia entertain seperti Sharen. Tapi, pemuda itu menolak. Sharen sering dihubungi oleh rekan-rekannya untuk membujuk Javas. Tapi, adiknya menolak.

"Kakak nggak bosen LDRan terus?",

"Nggak, kan tiap hari bisa teleponan, chatan , video call-an..",

"Nggak kesepian gitu?",

"Nggak lah..,kan ada kamu..ada Eljaz juga..",

"Yakin pacar kakak setia?",

"Yakinlah.., emangnya kamu.., udah punya pacar cantik.., tapi matanya masih jelalatan..",

"Cuma liat aja apa salahnya? Gini-gini Javas setia..",

"Setiap tikungan ada, maksudnya?",

"Hahaha nggak lah,,setia kak. Javas bentar lagi juga LDRan...",

"Pacarmu jadi kuliah di luar?",

"Iya.., jadi lah..",

"Kamu nggak pengen ngelanjutin S2?? kuliah di kampus yang sama kayak pacar kamu..",

"Hmmm, Javas nggak mau kemana-mana. Kakak sendiri, kenapa nggak mau ngelanjutin S2..?",

"Kakak kan punya tanggung jawab disini.., terutama sama Eljaz..",

"Selalu jawab kayak gitu..",

"Ya gimana..emang bener..",

"Dad, kapan pulangnya?",

"Lusa kayaknya..",

"Oh..",

"Oh doang...",

"Ck..udah ah Javas mau ke kamar dulu...",

Sharen melihat jam tangannya. Ingin menghubungi kekasihnya untuk mengucapkan terima kasih tapi belum saatnya, kekasihnya masih sibuk dengan kegiatannya.

" Jaz udah tidur siang bik?",

"Sudah non..barusan..",

"Makan..?",

"Sudah tapi sedikit..",

"Nggak apa-apa yang penting mau makan..",

Ketika ponselnya berdering, Sharen bergegas mengangkat panggilan video dari kekasihnya. Sharen memang sudah mengirimkan fotonya yang berdiri disamping karangan bunga yang dikirimkan untuknya.

"Lagi apa, yang?",

"Selesai mandi.., udah sampe apartement yang?",

"Udah.., capek banget...",

"Kasian.., ya udah istirahat dulu aja..",

"Maksud kamu apa sih kirim foto kayak gitu, yang?",

"Foto yang mana sih?",

"Yang barusan kamu kirim ke aku..",

"Kan biar kamu tau kalo aku udah terima bunganya...",

"Yang, aku nggak pernah ya kirim itu, kamu selingkuh dari aku? kamu salah kirim atau gimana?"

"Loh..kok kamu malah nuduh aku selingkuh sih, kan disitu juga ada tulisannya dari yang tercinta. Pacarku kan cuma kamu, emangnya siapa lagi?",

"Tapi.., aku nggak pernah kirim itu...",

"Terus siapa?",

"Ya nggak tau.., coba kamu tanya sama orang di rumah yang terima karangan bunganya..",

"Apa Javas ya yang ngerjain aku..?",

"Mungkin.., atau itu dari fans kamu..?",

"Hmmmm...,bisa jadi. Jangan marah ya yang.., aku bener-bener nggak tau..",

"Nggak kok...",

"Kapan balik indo? aku kangen...",

"Kangen ya? sabar ya cantik.., bulan depan aku pulang..",

"Beneran?",

"Iya.., tunggu ya..",

Sharen masuk ke dalam kamar Javas tanpa permisi. Javas yang sepertinya sedang melakukan panggilan video Dengan kekasihnya, terlihat kaget.

"Queen..., kenapa nggak ngetuk dulu sih..?",

"Kakak mau ngomong sama kamu, stop dulu video callnya..",

"Baru aja mulai kak..",

"Nggak usah video call, samperin aja ke rumahnya. Mumpung belum LDRan..",

"Iya-iya..

Beb..udah dulu ya. Queen ngambek nih...",pamitnya kepada kekasihnya.

"Vas.., kamu ngerjain kakak ya?"

"Ngerjain apaan?",

"Itu..karangan bunganya kamu kan yang kirim?",

"Karangan bunga yang mana? yang di depan?',

"Iya..yang mana lagi?",

"Itu kan dari Bian, pacar kakak. Kenapa jadi Javas?",

"Tapi Bian bilang bukan dia yang kirim...",

"Terus siapa? hantu?",

"Kakak serius ya Vas.., hampir aja kakak sama Bian berantem..",

"Javas juga serius kak.., nggak percayaan jadi orang..",

"Vas.., terus siapa?",

Javas menaikkan bahunya.

"Ya udah deh.., beneran kamu nggak tau?",

"Nggak kak..",

Setelah mengantarkan Jaz pergi sekolah, Sharen mengarahkan mobilnya menuju kantor Prime grup.

"Pagi om..",sapa Sharen kepada Aldo.

"Pagi Sha.., om taruh beberapa file di meja kamu. Tolong periksa kalo udah, tanda tangani ya..",

"Iya om.., Sha masuk dulu ya..",

Sharen masuk ke dalam ruangan. Dia dikejutkan oleh Nathan yang berdiri menyambut Sharen dengan membawa 1 buket bunga.

"Untuk kamu...", ucap Nathan.

Sharen mengambilnya dari Nathan, lalu membaca ucapan yang tertera disana.

For Sharen... the most beautiful woman in the world. Have a nice day. From the beloved.

Kata-kata yang sama dengan karangan bunga yang ditujukan untuknya.

"Than.., ini dari kamu..?", ucapnya dengan nada kecewa.

"Aku pikir selama ini kita sahabatan, kita saudara, kita rekan kerja..,tapi kamu...",

Nathan yang awalnya tersenyum lebar, berubah mendatarkan bibirnya.

"AKU KECEWA...",

"Sha.., kamu ngomong apa sih? Ini bunga bukan dari aku..",

"Bukan dari kamu? ",

"Tadi ada OB yang nganter kesini.., ya udah aku terima.., bukannya ini dari Bian?",

"Bukan Than...",Sharen duduk di kursinya dengan sedikit menghentakkan tubuhnya.

"Terus dari siapa?",

"Aku juga nggak tau. Kemarin ada karangan bunga..gede.., dikirim ke rumah. Sekarang buket bunga..",

"Kamu nggak tau siapa yang ngirim..?",

"Nggak tau.., apa jangan-jangan OB ya Than..?",

"OB nya udah tua.., daripada kirim bunga buat kamu..mending buat anak istrinya..",

"Bikin penasaran aja..kira-kira pengirimnya cowok apa cewek?",

"Nggak tau..",

"Terus dari siapa Than..?",

"Kamu kan artis, mungkin dari fans...",

"Bisa minta tolong nggak Than? kamu cari tau..",

"Yah..nambah lagi kerjaanku Sha..",

"Kerjaan kamu bisa dibantu sama Om Aldo..",

"Kasian papah dong Sha..",

"Hehehe..ya atur waktu aja lah Than..",

"Oke..bos siap..",

"Schedule ku hari ini apa?",

"Nggak ada meeting, nggak ada pertemuan juga. Hari ini full time di kantor..",

"Oke..",

Sharen dan Nathan hendak pergi untuk menikmati makan siang. Namun, langkah mereka berdua langsung berhenti ketika resepsionist tergopoh mengejar Sharen dan Nathan yang hendak masuk ke dalam mobil.

"Maaf mbak Sharen.., mas Nathan..",

"Iya.., ada apa?", ucap Nathan.

"Ini tadi ada delivery order , buat mbak Sharen..",

"Loh.., aku nggak pesen. Kamu pesen Than?",

"Nggak Sha..",

"Lah ini?",

"Terima kasih ya mbak..", ucap Nathan yang mengambil paper bag yang bawa oleh Resepsionist tersebut.

It's time to eat my queen, you don't be late to eat

"Dari siapa Than..?",

"Nggak ada pengirimnya..",

"Tuh kan..",

"Jadi makan siang di luar, atau makan lunch box ini aja? menunya dari cafe yang mau kita datengin Sha..",

Memang Cafe yang akan mereka datangi adalah Cafe yang paling dekat dengan kantor Prime grup.

"Nggak ah.., takut diracun atau dipelet sama orang. Buat kamu aja Than..",

"Ini dua box Sha.., mana kuat makan semuanya..",

Nathan yang sedang berkonsentrasi mengemudi, menoleh ke arah Sharen yang duduk di sebelahnya.

"Tetap ke Cafe Than..aku pengen minum mocha late..",

"Tuh dipaper bag nya ada minuman kesukaan kamu..",

"Siapa sih yang ngirim Than?",

"Secret Admirer..",

"Kok dia tau minuman kesukaan aku?",

"Kalo bukan orang yang dekat sama kamu,ya Fans kamu..",

"Kalo fans.., kenapa dia sampe tau minuman favorit aku coba..?",

"Coba inget-inget, pernah ditanya wartawan tentang minuman atau makanan favorit nggak? kayaknya kamu juga pernah deh QnA di waktu jadi bintang tamu di podcastnya temen kamu.., iya kan?"

"Oh iya..bener Than..kalo gitu kita ke sekolahnya Jaz aja, sebentar lagi dia pulang..",

"Oke..

Katanya takut dikasih racun? kok dimakan?", tanyanya heran karena melihat Sha yang dengan lahapnya makan.

"Laper banget Than..tadi pagi cuma sarapan dikit..", jawabnya meringis.

Nathan menggelengkan kepalanya, melihat tingkah laku sahabat serta bossnya itu. Karena secret Admirer yang mengirimkan bunga serta makanan untuk Sharen, Nathan jadi mempunyai tambahan tugas untuk mencari tahu siapa sebenarnya seseorang di balik ini semua.

Baru tahap awal teman-teman, harap bersabar kalau alurnya lambat ( seperti sebelumnya✌️)

Cek IG yak.., besok dikasih spoiler.

Berat

"Sha..mampir ke rumah dulu nggak apa-apa kan?",

"Iya..., nggak apa-apa sih, Jaz juga keluarnya masih satu jam lagi.., hmmmm tapi mau ngapain ke rumah Than..?",

"Mau ambil baju, nanti sore langsung mau kencan..",

"Oh.., oke.., enak ya nggak LDR.., kencan terus.., beda sama aku..",

"Ya sabar aja..bentar lagi Bian pulang kan?",

"Hmmm...., bulan depan..",

"Asyik..berarti tugasku berkurang Sha..",

"Maksudnya?",

"Ya nggak perlu nyopirin kamu lagi..",

"Enak aja..., kalo kita ketemu klien juga tetep kamu yang nganterin aku.."

Nathan menghentikan mobilnya tepat di depan pintu rumahnya. Sharen yang awalnya enggan untuk turun, mendadak berubah haluan setelah melihat adik kesayangannya.

"Itu Javas kan..?",

"Iya siapa lagi...",

"Aku turun deh Than, ada Tante juga nggak enak kalo disini..",

Sharen menyapa Tante Farah dengan sopan. Sudah cukup lama dia tidak bertemu dengan mamanya Nathan.

"Siang Tante..", salam sopan Sharen. Dia mencium tangan Farah lalu cipika cipiki.

"Kamu kok baru keliatan Sha..",

"Iya Tante..,sibuk..",

"Sok sibuk..", sahut Javas.

"Emangnya kamu, kerjaannya pacaran mulu..", balas Sharen.

"Kan Mine sama kak Javas mau LDRan kak Sha..", jawab Yasmine, adik Nathan sekaligus kekasih dari Javas.

"Ini juga Javas mau lanjut kerja Queen, cerewet...",

"Vas.., jemputin Eljaz, pasti dia seneng banget..",

"Ogah.., Javas udah telat..

Javas pamit dulu Tante..", pamitnya pada Farah.

"Hati-hati Vas.., jangan ngebut bawa motornya..",

"Iya Tante..

Kerja dulu ya sayang..", pamitnya pada Yasmine dengan mengelus kepalanya dengan sayang.

"Iya.., jaga hati jaga pandangan ya. Awas.., nggak boleh nakal..",

"Cinta ku cuma buat kamu aja, Bebi...",

"Halah - halah bokis banget sih. Bohong tuh Mine.., dia aja kemarin mau kenalan sama temen kak Sha..",

"Model kak?",

"Iya..",

"Bohong beb.., aku nolak kok..",

"Tuh kan.., kak Javas bohong deh sama Mine..",

"Nggak cantik.., Queen bohong. Dia tuh iri.., karena LDRan.., nggak kayak kita..",

"Tapi bentar lagi, kakak nggak LDRan lagi dong.., kan gantian kalian..",

Yasmine murung , sedangkan Sharen langsung tersenyum tipis karena niatnya menggoda calon adik iparnya berhasil.

"Mine.., udah biar kak Javasnya kerja. Kak Sharen bohong..",

"Awas aja ya kak kalo bohong..",

"Nggak Bebi.., nggak usah percaya kata-kata Queen..",

Ponsel Javas berbunyi, dan dia buru-buru merespon panggilan masuk.

"Tuh.., siapa?",tanya Mine curiga.

"Tante Vina, nih..", Javas menunjukkan layar ponselnya.

"Halo Tante..",

"..........",

"Iya-iya.., Javas kesana sekarang...",

 

 

"Kenapa?", tanya Yasmine lagi.

"Udah ditungguin sama Tante Vina..",

"Jangan nakal ya..",

"Nggak Bebi..,

Kak Javas pergi dulu ya..",

Javas bak Valentino Rossi yang langsung tancap gas mengingat dirinya yang sudah ditunggu oleh Vina.

"Mine.., lain kali nggak boleh gitu, kasian Javas..",

"Iya abisnya kak Javas juga gitu mah..",

"Maaf ya Mine.., kak Sha bohong.., tadi niatnya cuma iseng ngerjain Javas aja kok..",

Yasmine mengangguk dengan senyuman manisnya yang mempertontokan kedua pipinya yang berlesung.

"Yok Sha..", ajak Nathan yang baru keluar dari dalam.

"Loh..,mau kemana? nggak makan dulu?",

"Nggak mah, ini udah buru-buru mau jemput Jaz..",

"Terus kalian pulang, mau ngapain?", tanya Tante Farah lagi.

"Mau ambil baju, nanti Nathan pulang agak malem ya, mau kencan dulu..",

"Gitu? tapi jangan malem-malem ya pulangnya..",

"Iya mah.., Nathan pamit dulu ya..", ciumnya pada pipi sang Mama.

"Sharen pamit dulu Tante..,

Mine.., kakak pamit dulu, jangan diambil hati. kak Sharen tadi cuma bercanda..",

"Hati-hati ya.., nggak usah ngebut Than..",

"Kapan-kapan kesini lagi ya kak..",

"Shopping bareng aja ya..",

"Oke..siap..

Bye-bye..",

Sharen dan Yasmine memang sangat akrab, selain karena mereka calon saudara ipar. Kedua orang tua mereka masing-masing juga bersahabat dekat. Ditambah lagi, sekarang Sharen lah yang memegang perusahaan Prime grup, tempat Aldo bekerja.

"Halo ganteng..., gimana sekolahnya.., asyik nggak..?",

"Asyik..",

"Jaz, udah makan belum?",

Jaz menggeleng.

"Pasti menu makanan disekolah nggak enak ya? makanya kamu nggak mau makan?",

Jaz mengangguk.

"Let's go.., kita cari makanan yuk..",

Nathan menggendong Jaz menuju ke mobilnya. Jaz terlihat lebih nyaman di dekat Nathan dibandingkan dengan Javas yang selalu bersikap dingin kepadanya.

"Jaz mau duduk di depan atau dibelakang?", tanya Nathan.

Jaz menunjuk pintu mobil bagian belakang yang artinya dia ingin duduk di kursi bagian belakang.

"Moma pakein seat beltnya dulu..",

Jaz memang pelit bicara, dia tidak seperti balita pada umumnya yang banyak berbicara atau mengoceh atau berceloteh tidak jelas.

"Jaz laper? mau makan itu?", tanya Nathan yang melihat Jaz melihat fokus pada makanan yang tadi dikirim oleh secret Admirernya Sharen.

"Itu kan punya kamu Than..",

"Nggak apa-apa, kalo Jaz mau biar dimakan dia aja..",

"Terus kamu makannya gimana? belum makan siang loh..",

"Gampang, aku kan bisa makan di rumah kamu..",

"Oh.., gitu..,modus lu..",

"Hahaha biarin..",

Nathan melajukan kendaraannya menuju rumah Sharen. Menjemput Eljaz adalah salah satu kegiatan yang sering mereka berdua lakukan. Tak jarang, Nathan sendiri lah yang menjemput Eljaz sekolah. Itulah sebabnya Eljaz terlihat sengat nyaman dengan Nathan.

"Mau gini terus Sha?",

"Apanya?",

"Nggak pengen ada yang bantuin urus Jaz?",

"Belum Than.., paling dibantu sama maid di rumah..",

"Kalo pas kamu nggak bisa jemput sekolah, gimana?",

"Kan ada kamu..",

"Kalo kita lagi meeting di luar?",

"Ya yang jemput Maid sama driver di rumah..",

"Iya.., tapi sering nggak maunya kan? ujung-ujungnya kamu..aku.., atau kita lagi..",

"Ya gimana, Jaz kan tanggung jawabku..",

"Aku tau.., tapi paling nggak ada yang lebih perhatiin dia..",

"Karena jaz speech delay..?",

"Jaz nggak speech delay, dia cuma mau ngobrol sama orang tertentu aja..,buktinya sama aku juga dia mau ngomong. Kalo aku pas jemput dia sendiri, Jaz mau ngomong banyak. Ya.., nggak banyak juga.., cuma lumayan lah.., dia selalu respon kalo aku tanya..",

"Maksud kamu, Jaz kurang perhatian gitu?",

"Ya.., aku sih nggak bisa bilang gitu Sha, karena aku tau kamu perhatian banget sama dia. Tapi, kan kamu nggak bisa 24 jam sama dia.., ya kan?",

"Terus aku harus gimana?",

"Cari baby sitter buat Jaz, kalo bisa yang umurnya masih muda.., biar Jaz tuh kayak punya temen ngobrol gitu..",

"Aku belum bisa.., aku nggak tega..",

"Seleksi aja dulu Sha...., nggak usah buru-buru, cari referensi dulu maksudnya..",

"Iya sih.., nanti aku pikir-pikir dulu..",

Sharen menghela nafasnya dalam-dalam.

"Kenapa?",

"Nggak apa-apa.., berat jadi aku..",

"Ya.., aku tahu. Jangan sungkan cerita kalo ada yang ngeganjel di hati kamu..",

"Banyak Than..",

"Mau cerita abis ini? kita antar Jaz pulang dulu..",

"Nggak usah.., aku udah biasa.

Jadi anak pertama, berat ya..?",

"Ya.., tanggung jawabnya emang lebih gede..",

"Tapi aku bisa..", Sharen tersenyum kecut.

"Minggu depan aku ke KL, ikut yuk.., sekalian jalan-jalan..",

"Kamu tau kan? kenapa aku nggak mau pergi jauh dari Indo?",

"Cuma 3 hari Sha..",

Sharen menggeleng.

"Kamu tau kan? Sebenarnya aku pengen banget nerusin kuliah keluar, apalagi pacar aku juga disana. Tapi, aku nggak bisa..",

"Jangan mengorbankan diri kamu sendiri Sha..",

"Semuanya buat Jaz, Javas, Oma, Dad..., aku sayang mereka..",

"Your mom?",

"Of course, my mom.., dia alasan terkuat..",

"You're the greatest woman I've ever known, after my mother of course.."

"Hahaha thank you...",

Masih ada teka-teki ya?

Siapa Eljaz? kenapa sama Sharen? dimana Aira sama Rendra?

Wait.., alurnya emang lemot..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!