NovelToon NovelToon

Cinta Pertama Direktur

Kisah Awal mula

Aku Riesta Shaenatta saya awal nya dari Keluarga Konglomerat. Tetapi sejak Perusahaan Shae yang Ayah pimpin mengalami kebangkrutan dan kemudian ayahku bunuh diri karena stress. Dan ibuku sudah lama meninggal 1 tahun yang lalu karena penyakit, ayahku tidak menikah lagi karena dia sangat mencintai Ibuku. Dan kemudian aku menjual Rumah ayahku untuk membayar hutang - hutang mendiang ayahku, dan juga untuk melunasi hutang ayahku untuk membayar gaji karyawan nya di perusahan nya. Aku yang ingin menghilangkan Stress lalu aku memutuskan untuk pergi ke Bar. Setelah dibar aku terlalu banyak minum hingga membuatku mabuk kemudian aku kehilangan kendali ketika ingin pergi ke toilet karena aku yang sudah merasa sangat pusing tanpa sengaja aku menabrak seorang pria berjas hitam mewah dan tingginya 1,9m. Juna Sebastian, karena kandungan minuman yang aku minum tadi membuat kesadaranku hilang dan kemudian aku pingsan di depannya Pria asing itu. Walaupun aku masih mendengar suara langkah kaki banyak, dan seseorang menepuk-nepuk pipi saya agar saya sadarkan diri.

Tetapi saya tidak bisa kendalikan diri saya dan kemudian hanya bayangan hitam yang muncul.

"Hei! Bangun jangan kotorkan bajuku. Wanita" perintah pria berjas yang tadi di tabrak nya, sambil menepuk - nepuk pipi nya.

Tetapi hasil nya nihil. Kemudian pria tersebut membawa ku ke mobilnya yang berada di parkiran belakang bar, kemudian tiba - tiba saya sadar tapi tidak sadar sepenuh nya aku ke hilangan kendali, Tanpa saya ketahui saya menarik dasi Pria berjas.

Wanita itu mengoda Pria

"Panas....Panas!! Tolong saya, saya mohon tolong saya!". pinta Riesta kepada pria tersebut.

"Sabar kamu akan saya bawa ke rumah sakit". jawab Juna pria berjas tadi.

"Panas... saya sudah tidak kuat lagi saya mohon". ucap Riesta dia tidak sengaja menarik dasi Juna, kemudian mencoba untuk membuka jas dan menarik dasi nya agar dia bisa membuka kancing kemeja nya.

"Wanita ini tidak sabar sekali ya! Sungguh seperti seekor kucing liar". batin Juna sambil membenar kan dasi nya.

Dan Juna meminta Supir nya Pak Gino untuk memutar arah ke rumah kediaman nya karena kalo harus kerumah sakit akan membutuhkan waktu yang lebih lama.

"Pak Gino, mutar balik Kita tidak jadi ke rumah sakit dan kita langsung ke rumah saja,". perintah Juna kepada supirnya.

"Baik, Bos". jawab Pak Gino.

Setelah sampai di rumah Juna, Juna membopong wanita tersebut masuk ke kamar tidur utama yang berada di rumah milik nya.

Brak... Juna menendang pintu sambil membopong Riesta yang sedang mabuk

Pembantu rumah Juna kaget melihat tuan rumah nya pulang dengan membawa seorang gadis yang sangat cantik untuk pertama kali nya.

Juna menyuruh pembantu yang umur - nya sudah itu kepala empat untuk membawa es batu, dan kemudian dia membaringkan pelan - pelan wanita yang dibopong tadi di sofa panjang.

Dengan cepat Riesta menarik lengan kanan milik Juna, hingga membuat Juna ter dorong ke sofa, Riesta mulai melepaskan jas yang dikenakan Juna, kemudian membuka satu per satu kancing kemeja Juna hingga membuat dada bidang atletis yang ditutupi oleh kemeja nya tersingkap.

"Nyaman, ini sangat nyaman seperti tidur di atas bantal empuk". jawab Riesta

"Nyaman, yah. Dan juga kamu ingin tidur di bantal empuk? Oke saya bawa kamu ke kamar tidur saya," sahut Juna meninggalkan Jas nya yang tergletak di atas sofa kemudian membopong wanita itu pergi ke kamar nya

Setelah sampai di kamar tidur Juna

Dan kemudian dia membaringkan wanita tersebut di ranjang kamar nya.

"Ck! Dasar kau wanita! Kau membuatku merasa gerah, " suara Juna yang seperti orang ke gerahan.

"Mending saya mandi dulu, " lanjutnya dan kemudian dia ke kamar mandi.

Setelah dia mandi, wanita tersebut mulai kehilangan kendali karena pengaruh minuman di bar tadi.

"Gerah sekali di sini... Saya mohon tolong saya," pinta dia sambil membuka baju yang ia kenakan.

Dan Juna hanya melihat dengan pandangan dari atas kasur dengan senyum menyeringai. Karena adik kecil Juna yang mulai merasa tegang kemudian dia langsung menindihi wanita tersebut sambil berkata.

"Ini yang minta kau, Wanita," Juna mulai mencium bibir merah Riesta. Dan memberi tanda di leher Riesta. Riesta yang merasa dia sudah tidak gerah lagi kemudian ia mendesah

Riesta yang sudah berada di atas kasur King Size yang sangat empuk itu Riesta mulai bergerak seperti cacing yang sedang kepanasan dengan baju yang sudah terbuka karena dia merasa sangat gerah padahal Ac di ruangan itu sudah di nyalakan dan dia merasa bingung kenapa dia bisa ada di ruangan kamar yang sangat luas itu, di dalam hati nya dia sangat takut kepada pria yang di hadapan nya yang sedang melakukan hal yang sangat di luar nalar manusia. Riesta hanya memohon dan terus menangis agar Pria yang di hadapan nya ini melepaskan nya.. tetapi pria itu tidak akan melepaskan wanita yang membuat nya mood nya menjadi sangat buruk... Riesta seperti sudah masuk ke kandang harimau yang akan melahap nya habis

.

Dangerous!

"sa...sakit". Suara Riesta yang sedang kesakitan

Juna mulai mengigit leher Riesta dan meninggal kan tanda merah di leher tersebut kemudian Juna mencium bibir mungil Riesta serta melumatkan nya sambil tangan kanan memegang kepala Riesta agar lebih dekat

Riesta yang sempet menolak untuk di cium oleh Juna dan kedua tangan nya berusaha mendorong dada Juna sekuat tenaga tetapi hasil nya nihil karena walau Riesta dengan sekuat tenaga mendorong Juna yang seorang pria dan pun Juna mengikat kedua tangan Riesta menggunakan baju kemeja Juna agar tangan Riesta bisa diam.

Akhir nya karena Riesta terdiam untuk sementara karena tenaga nya sudah habis untuk mencoba mendorong pria itu. Riesta hanya menangis tanpa bersuara

Setelah mereka melalui malam yang sangat panjang hingga membuat mereka berdua sangat lelah mereka pun tertidur berdampingan di kasur yang sangat empuk dan nyaman itu. Tak lupa Juna mencium kening wanita itu dengan sangat lembut mengusap rambut nya yang tergerai panjang hingga menyentuh kelopak mata ganda Riesta

"Maafkan aku, karena sudah melakukan hak seperti ini kepadamu. Hingga membuatmu dibanjiri oleh airmata yang membasahi semua pipimu," gumam Juna memandangi wanita itu yang sudah terlelap menutup mata nya dan juga terlihat tenang tidak seperti seseorang terkena pengaruh alkohol, walaupun kadang Riesta mengerutkan dahi nya mungkin dia sedang bermimpi buruk.

"Ibu, ayah! jangan pergi tinggalkan aku sendirian!," gigau Riesta yang di jam 12 malam mengigau memanggil orang tua nya. Kedua pipinya mulai basah oleh airmata nya.

Juna yang berada di samping nya terbangun karena suara tangisan dari wanita yang berada di samping nya. Kemudian Juna memeluk erat wanita itu agar bisa membuat wanita itu sedikit tenang dan hangat.

Memang benar wajah Riesta sedikit tidak mengerutkan dahi nya dan dia terlihat sangat nyaman dalam pelukan pria asing itu.

Secarik cahaya muncul di balik gorden jendela besar. Riesta mulai sadarkan diri dan kemudian dia mendengar suara air di kamar mandi , seseorang sedang mandi.

"Di mana ini," pikir Riesta bingung.

Dia begitu terkejut mendapati diri nya tidak memakai sehelai pakaian dan di seluruh anggota tubuh nya terdapat bekas tanda kecupan merah. Riesta segera bangkit dan mulai memakai pakaian yang berserakan dan langsung bergegas kabur.

sesaat setelah Riesta sudah pergi dari kamar itu. Juna keluar dari kamar mandinya sambil menggosok rambut dengan handuk. Dia sontak kaget saat menyadari wanita itu sudah tidak ada di kamarnya. Juna menelepon Asisten pribadinya.

"Dasar kau wanita! Setelah semalam kau tampak menikmati malam indah kita. Kau seenak

nya pergi menghilang begitu saja!" Juna berkata marah.

Juna pun melihat dompet kecil berwarna biru pastel yang tergeletak di lantai putihnya. Juna pun mengambil dompet itu dan melihat isinya hanya ada kartu identitas dan juga uang yang jumlah nya sangat sedikit. Karena Riesta pergi dengan sangat terburu - buru dia menjatuhkan benda berharga untuk bertahan hidup, sampai menunggu datang nya tanggal muda yang paling dinantikan oleh seluruh karyawan.

"Cari tau tentang si Riesta Shaenatte!! Secepat nya, " bentak Juna lewat telepon. Dia tersenyum memandangi kartu identitas dan juga dompet kecil itu. Dia merasa bahwa dia bisa menemukannya dengan cepat. Mungkin menurut Juna ini sudah di takdirkan oleh Tuhan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!