Suami Satu Malam Bagian 1
Oleh Sept
Rate 18 +
"Jangan mengharap lebih dari pernikahan ini! Aku sama sekali tidak pernah menyukaimu," cetus Rayyan dengan nada dingin di malam pertama pernikahannya. Baru tadi siang ia mengucap janji di depan penghulu dan para saksi. Dan sekarang, ia kembali menyakiti hati wanita yang baru ia nikahi beberapa jam lalu.
Rayyan Dirgantara, pria berusia 35 tahun itu memang sangat benci pada istri barunya tersebut. Sebuah perjodohan dari orang tuanya, membuat ia sangat marah. Itu semua karena ia sudah menambatkan hati pada seorang gadis. Tapi sayang, orang tuanya malah memilih Elvira, si perawan tua itu.
Elvira Sahira, wanita berusia 30 tahun tersebut, meremass gaun pengantin yang masih belum ia lepas. Ya, bahkan baru beberapa saat lalu ia mengumbar senyum di malam resepsi pernikahan mereka. Menampakan wajah bahagia, tapi lucu. Kadang apa yang terlihat tidak seperti kelihatannya.
Bibirnya mengumbar senyum, tapi hati perawan tua itu dirundung pilu. Bagaimana tidak, harusnya ia bahagia di hari yang istimewa ini. Tapi kenyataan memang sering tak sejalan dengan harapan.
"Tidak usah khawatir, saya tahu posisi saya!" suara Elvira tegas dan penuh nada dendam serta marah. Akan tetapi, ia tetap mencoba untuk bertahan. Seolah ia kuat menghadapi cemooh dari Rayyan selanjutnya.
Pria itu tidak akan bisa membuatnya tumbang hanya dengan kata-kata pedas. Dia adalah Elvira, wanita mandiri, tangguh dan tidak pernah peduli dengan ucapan orang. Dan kini, suasana kamar pengantin itu pun menjadi terasa dingin untuk sesaat. Apalagi Rayyan kembali mengeluarkan mantra-mantra pedasnya.
"Bagus! Bagus bila kamu tahu tempatmu!" cetus Rayyan dengan ketus.
Wajah pria itu sama sekali tidak bersahabat, ia seolah-olah ingin pergi dari kamar hotel presidential suite tersebut. Rasanya muak, satu atmosphere dengan Elvira. Satu oksigen dengan Elvira hanya membuatnya ingin muntah.
Rayyan terpaksa menikahi Elvira karena permintaan sang mama. Ini semua demi Radika, Radika Dirgantara 37 tahun. Pria dewasa yang bersikap seperti bocah itu adalah kakak Rayyan. Karena Radika, Rayyan harus mengubur impiannya menikahi kekasih hatinya. Kini, tanpa pamit atau bicara, Rayyan menyambar kunci mobil yang ada di atas nakas. Dari pada menghabiskan malam pertama, Rayyan memilih melepaskan stres di luar sana.
KLEK
Bruakkk
Elvira tersentak, ia terhenyak. Kaget karena Rayyan menghempaskan daun pintu kamar begitu kencang. Membuat Elvira harus megelus dadaa dan menggeleng kepala pelan. Setelah kepergian pria itu, Elvira pun melepaskan semua pritilan apa saja yang melekat pada tubuhnya. Melepaskan dengan perasaan kesal.
Ingin melepaskan rasa penat, marah, sakit hatinya, Elvira kemudian memilih berendam di dalam bathtub yang penuh dengan kelopak mawar, ia juga sempat menengelamkan diri untuk sesaat. Kemudian muncul dengan terbatuk-batuk karena hampir tengelam. Elvira tersenyum getir, meratapi malam pertamanya yang harus ditinggal pergi Rayyan.
***
The Red Box Hause
Di sebuah klab malam di tengah kota, hingar bingar kehidupan malam mulai terasa. Rayyan duduk tepat di depan gadis bartender. Ia sudah meminum banyak, dia yang menikah dia pula yang terlihat sangat patah hatinya.
Ini semua karena seorang wanita. Eriska Kazoe 28 tahun (Perfectionist) pemilik Brand E n K jewelry. Desainer perhiasan yang terkenal. Gadis blesteran Indonesia-Jepang, cantik, cerdas, kekasih rahasia rayyan selama ini. Mereka kencan diam-diam dari public. Karena Eriska tidak mau bisnisnya disambung-sambungkan dengan Dirgantara Group Perusahaan di bidang otomotif milik pacar rahasianya itu. Sebuah perusahaan besar yang memiliki cabang di beberapa negara di Asia.
Bagi Eriska, mendompleng nama besar kekasihnya, itu bukan gayanya. Ia ingin membuktikan pada dunia, bahwa ia bisa berdiri di atas kakinya sendiri. Namun, ketika melihat beberapa media memberitakan pernikahan CEO Dirgantara group tersebut, saat itu juga Eriska memutuskan hubungan mereka. Tidak mau mendengar penjelasan apapun, Eriska merasa sudah ditusuuk dari belakang.
Sekarang, Rayyan malah menuangkan rasa frustasinya pada minuman. Siapa tahu ia bisa lupa, lupa dengan pernikahan sialann ini. Lupa dengan Eriska Kozoe. Tiga tahun pacaran diam-diam, membuatnya tidak bisa melupakan begitu saja sosok gadis yang terlanjur melekat pada hatinya itu.
***
"Astaga!"
Krisna berkacak pinggang, pria 35 tahun itu menatap sinis pada bosnya yang sudah pingsan karena mabuk. Perasaan baru tadi ia mengantar Rayyan dan Elvira ke sebuah hotel. Mengapa sekarang Rayyan malah terkapar di klab malam?
Kesal, akhirnya Kris pun membawa Rayyan kembali ke hotel. Lagian sangat bahaya, kalau ada media yang menyadari hal ini, bisa-bisa besok ada berita hangat dari pewaris Dirgantara yang dipuja-puja ini.
***
Hotel Rich Emerald
Tok tok tok
Sambil memapah Rayyan, Kris terus mengetuk pintu. Wajahnya sudah tidak sabar menunggu pintu itu segera terbuka.
"Lama sekali!" batin Kris.
Sedangkan Elvira, ketika mendengar suara pintu diketuk berulang kali, ia langsung bergegas memeriksa.
"Sebentar!" seru Elvira sambil membetulkan handuknya. Ya, ia baru saja selesai berendam. Entah sudah berapa lama ia menghibur diri berendam dalam bathtub.
KLEK
Elvira terkejut, Kris langsung masuk dan melempar kasar tubuh atasannya itu di atas ranjang yang penuh dengan kelopak bunga yang masih segar.
"Jangan biarkan tuan Rayyan keluar malam ini, di luar sana masih banyak awak media yang mencari cela. Tolong kunci kamarnya!" ujar Kris dengan wajah yang sudah mengeras. Elvira tidak paham, mengapa sekretaris suaminya itu nampak begitu geram.
Elvira lantas mengangguk pelan, ia tidak berani menatap mata pria yang sedang bicara padanya itu. Elvira juga bahkan tidak mengantar kepergian Krisna. Ia menghampiri pintu dan menguncinya setelah Kris sudah jauh.
Ceklek
Elvira berbalik dan dilihatnya Rayyan malah sibuk mengigau.
"Aku bisa jelaskan semuanya ... Aku tidak pernah menyukai perawan tua itu ... Aku tidak pernah menyukainya. Aku tidak pernah mendua .. tidak. Hanya kamu ... hanya kamu, Ris."
Rancauan Rayyan lama-lama membuat Elvira jenggah. Ia mencoba munutup kedua telinga. Namun, pria itu terus saja berbicara tak jelas. Meskipun ia paham betul, apa yang dikatakan suaminya itu. Pasti tentang Eriska Kazoe. Rayyan dan Eriska, bagi Elvira adalah pasangan ideal. Sama-sama memiliki keunggulan. Dan bagi Elvira, dirinya dan Eriska bagaikan bumi dan langit. Sangat-sangat berbeda jauh.
"Jangan tinggalkan aku!" ucap Rayyan dengan mata terpejam.
Mendengar itu, wajah Elvira seketika jadi hampa. Sepertinya, ia sama saja seperti pungguk yang merindukan bulan. Tidak mau larut dalam nasib yang menjebaknya dalam perjodohan ini, Elvira memutuskan tidur. Karena ranjang begitu luas, ia pun tidur di sisi tepi yang paling ujung sendiri.
Beberapa saat kemudian
Elvira sudah terlelap, mungkin karena sangat lelah, banyak serangkaian acara sejak pagi hingga malam. Namun, tidurnya mulai terusik saat merasakan kehangatan di balik tubuhnya. Apalagi lengan Rayyan sudah berada di atas perutnya. Menyadari hal itu, Elvira langsung beranjak. Akan terapi, Rayyan tidak mengijinkan wanita itu lepas sama sekali.
"Sudah ku bilang, aku tidak mencintai perawan tua itu ... apa harus aku buktikan padamu, Ris?" bisik Rayyan lirih.
Rupanya pria itu masih mabuk, karena ia pikir sekarang yang dipeluk adalah Rriska Kazoe, bukan Elvira Sahira si perawan tua. Dengan pandangan mata yang buram, dan kepala yang masih pusing, ia membelai pipi wanita yang ia pikir Eriska, kemudian ...
CUP
Bersambung
Jangan lupa tap Love/Favorite ya gaes terlopeee ... Xixixixi Agar ada notification saat Novel ini update. So ... pencet gambar hatinya ya.
Novel lain yang sudah TAMAT dari SEPT
Rahim Bayaran
Suamiku Pria Tulen
Menikahi Majikan
Mencari Daddy
Dea I Love You
Istri Gelap Presdir
Kesetiaan Cinta
Wanita Pilihan CEO
Terima kasih sudah meluangkan waktunya, salam hangat, sehat selalu. Yuk, kenalan sama Mbak S E P T
Heheheh ....
FB : Sept September
IG : Sept_September2020
Baca juga novel Sept yang lain
Dinikahi Milyader
suami Satu Malam
Dipaksa Menikah
Wanita Pilihan CEO
Dea I love you
Pernikahan Tanpa rasa
The Lost Mafia Boy
Menikahi pria Cacat
suamiku Pria Tulen
dokter Asha and KOMPOL Bimasena
crazy Rich
KEKASIH BAYARAN
selengkapnya kalian bisa klik profile Sept
Terima kasih
Suami Satu Malam Bagian 2
Oleh Sept
Rate 18 +
"Dia bilang tidak menyukaiku, lalu apa ini?" suara hati Elvira yang dilanda resah dan gelisah, batin Elvira bergejolak saat merasakan kelembutan bibir Rayyan. Ingin menolak, tapi Rayyan terlanjur menyesapnya dengan dalam, terasa begitu lembut dan hangat. Gila! Elvira merasa sudah terpedaya. Hatinya menolak, tapi tubuhnya justru berhianat.
"Siall!" maki Elvira dalam hati saat ia benar-benar tidak mampu menolak dan dibuat tak berdaya oleh pria seperti Rayyan. Pria tampan, gagah dan perkasa itu sudah memulai aksinya. Menekan Elvira pada titik kelemahan gadis tersebut. Ingin rasanya Elvira menepis rasa panas yang sudah mulai terasa di wajah. Pria dengan tinggi 180 cm itu nyatanya sudah membuat Elvira dilema.
Elvira yakin, ini bukan yang pertama buat Rayyan, tapi bagi Elvira, ciumann Rayyan saat ini adalah sentuhan paling intiim, yang pernah ia rasakan dengan seorang pria. Ya, ini adalah ciumann pertama bagi wanita berusia 30 tahun tersebut.
"Mari kita lakukan ... biar kamu percaya. Aku hanya menyukaimu," bisik Rayyan sembari sibuk menciptakan jejak di leher jenjang Elvira. Meninggalkan bekas ruam-ruam merah yang sangat kentara. Karena halus, dan putihnya kulit gadis tersebut.
Tangan Rayyan pun sudah menjalar bak ubi jalar di musim hujan. Merambat dengan cepat, membuat mata bening Elvira membulat sempurna. Gadis itu sampai bergidik, akibat sensasi aneh yang belum pernah ia rasa sebelumnya.
Tidak mau terbawa arus, Elvira yang sudah dibuat mengeliat tak karuan langsung mendorong dadaa bidang, lebar dan kokoh yang semula memeluknya dengan hangat tersebut. Aroma minuman bercampur dengan wangi khas pria hampir membuat Elvira mabuk kepayang.
[Sadar, Viraa! Dia pikir kamu adalah Eriska! Mana harga dirimu? Jangan biarkan dia menyentuhmu!] bisikan tajam terdengar jelas di telinga Elvira. Seolah mengingatkan pada gadis tersebut untuk tidak goyah. Karena suaminya kini sedang mabuk, dan pria itu pikir ia adalah Eriska, kekasih suami barunya itu.
[Dia suamiku! Bukankah aku berhak mendapat hak ku?] Hati Elvira mulai gamang. Ia menelan ludah, saat tangan Rayyan terus saja mendesak ingin masuk ke dalam bajunya.
[Jangan jadi wanita gampangan, hanya karena kau tidak pernah disentuh pria. Malam ini dengan mudah kau berikan semuanya!]
Elvira menggeleng keras kepalanya, bisikan demi bisikan datang menganggu. Membuatnya tidak bisa berpikir dengan jernih lagi. Ia benar-benar berada di antara dua cabang. Antara nafsuu dan harga diri yang mulai ia pertanyakan.
"Rayyan! Stop! Saya bukan Eriska!" ujar Elvira kemudian saat tangan pria itu sudah mulai macan-macam dan tidak terkendali lagi.
"Jangan marah, sayang! Sudah ku bilang. Pernikahan ini hanya perjodohan sialann. Ide mama. Kamu jangan marah. Aku bahkan bersumpah tidak akan menyentuh perawan tua itu!"
Shock, Elvira langsung menepis lengan Rayyan keras. Gadis yang dicap sebagai perawan tua itu langsung turun dari ranjang.
"Sayang! .... Sayang!!" teriak Rayyan.
Elvira langsung ke kamar mandi. Ia mengunci diri di sana. Sedangkan pria itu, ia kembali merancau. Berbicara sendiri, terus berceloteh yang bukan-bukan. Karena masih terpengaruh minuman. Namun, lama-lama matanya perlahan terpejam. Hitungan menit, pria itu sudah terbang ke alam mimpi.
***
KLEK
Satu jam sudah Elvira menunggu di dalam kamar mandi. Setelah memeriksa keadaan, dan terlihat aman terkendali. Elvira lantas keluar dengan sedikit jinjit, takut membuat pria itu terbangun lagi. Ia kemudian berjalan ke arah sofa. Lebih baik tidur di atas benda empuk itu dari pada seranjang dengan Rayyan, ia takut pria tersebut kembali berulah.
Mungkin karena dilanda rasa kantuk yang berat, tidak menunggu waktu lama, mata Elvira akhirnya terpejam juga. Tidurnya sangat lelap, hingga dering ponsel berkali-kali tidak mampu mengusik tidurnya yang nyenyak tersebut.
Drettt drettt drettt
Banyak pesan yang masuk, tapi bukan ke ponsel milik Elvira. Sejak tadi smartphone milik Rayyan terus saja berdering dan bergetar berkali-kali. Hal itu membuat tidur Rayyan yang lelap perlahan terusik. Masih dengan mata separuh terpejam, tangannya meraba-raba ke atas nakas.
"Hallo?" Suara serak yang khas keluar dari mulut pria yang bau minuman tersebut.
Rayyan masih mengantuk dan setengah tersadar ketika mengangkat telpon. Namun, matanya langsung terbuka lebar ketika mendengar suara tangis di seberang telpon.
"Ris? Apa yang terjadi?" Rayyan langsung membetulkan posisi duduknya. Pria yang semula mengantuk itu kini perlahan mendapat kesadarannya kembali.
"R-ray, bagaimana ini Ray?" tanya Eriska Kazoe sambil terisak. Suaranya terbata, gadis itu sedang dilanda ketakutan luar biasa. Matanya menatap takut pada jasad pria yang bersimbah darah di depannya.
"Apa yang terjadi? Katakan dengan jelas!"
"Ray aku takut Ray, aku nggak mau dipenjara ...!" Wajah Eriska terlihat panik. Bulir keringat memenuhi dahi wanita 28 tahun tersebut.
"Eriska! Tolong bicara pelan-pelan. Apa yang terjadi, tolong tenanglah!" sentak Rayyan yang tidak sabar karena menghadapi Eriska yang hanya mampu menangis saja di telpon.
"Aku menusuk orang! Aku membunuhh orang ... dia mati Ray! Dia mati ... aku pembunuhh!" tangis Eriska pecah. Ia tidak pernah menyangka, bahwa nasib siall menghampiri dirinya. Ditinggal pacar menikah, dan terlibat dalam peristiwa pembunuhann.
Flashbacks
Beberapa jam yang lalu, Eriska begitu patah hati. Hingga ia datang ke sebuah club VIP langanan. Di sana tidak sengaja ia malah bertemu dengan teman lamanya saat kuliah di Jepang. Karena mabuk, akhirnya mereka berakhir di apartment Eriska.
Singkat cerita, mereka saling mencumbuu. Eriksa yang patah hatinya karena ditinggal nikah, saat itu sedang mencari pelarian. Namun, sesaat kemudian ia sadar. Ini salah, ia tidak mau terjerumus terlalu dalam. Sedangkan si pria, ia merasa tidak terima saat Eriska menolak menemaninya di atas ranjang. Takut, Eriska berlari untuk menghindari pria tersebut.
"Gio! Please ... jangan Gio. Don't touch me!" Eriska mencoba menghindar, tapi pria dengan posture tinggi besar itu begitu mudah membuat Eriska tertangkap. Dengan kasar, pria itu mencoba memperkusi sang gadis.
Panik, Eriska meronta dan terus menendang. Hingga akhirnya ia bisa lepas dari kungkungan pria tinggi besar itu. Dengan cepat mantan kekasih Rayyan tersebut lari ke dapur. Ia meraih pisauu dan mengacungkan ke arah Giovan.
"Jangan mendekat! Aku bisa menusukmu!" ancam Eriska.
"CIH!" Dengan sekali tepis, Gio mampu membuang benda itu jauh. Ia melempar benda yang berujung tajam itu menjauh dari jangkauan Eriska. Pria bule Jerman-Idonesia itu malah menyeringai. Membuat Eriska makin panik.
"Jangan!" Eriksa menggeleng keras. Sudut matanya mulai berair ketika Gio berhasil meraih tubuhnya dan merobek pakaian gadis itu. Pria tersebut juga berhasil merampas bibir si wanita dengan kasar.
Ketika Gio terlalu terbakar oleh api gairahh, Eriska pun mencari cela. Dengan keras ia menendang tengah-tengah pusat tubuh si pria. Membuat pria itu meringis merasakan sakit yang luar biasa. Eriska lantas mencoba untuk berlari sekuat tenaga. Namun, Gio berhasil menangkap kakinya.
Tidak mau menyerah, mantan kekasih Rayyan itu berjuang mengapai pisau yang terlihat oleh matanya. Dengan susah paya ia mencoba meraih benda itu. Ia menendang hingga tangan Gio mungkin terluka. Dan begitu tangannya sudah bisa meraih benda itu, tiba-tiba Eriska membabii buta. Ia bangkit dan merangsek Gio.
"Rasakan ini!" teriaknya frustasi.
Setttt setttt setttt
Jrushhhh .... jrushhhh .... jrushhhh
Flashbacks END
Suami Satu Malam Bagian 3
Oleh Sept
Rate 18 +
"Mau ke mana?" suara Elvira mencegah Rayyan untuk meneruskan langkahnya yang nampak terburu-buru itu.
Elvira mengamati sosok pria yang kini sudah menjadi suaminya itu, ia melihat Rayyan yang akan pergi meninggalkan kamar pengantin mereka. Rupanya barusan ia juga ikut terbangun setelah mendengar suara berisik di dalam kamar hotel tersebut. Suara telpon antara Rayyan dan Eriska membuatnya ikut terjaga dari tidurnya yang semula begitu lelap dan nyenyak.
Sedangkan Rayyan, ketika ditegur oleh istrinya yang ingin tahu ia hendak ke mana. Pria itu malah memasang muka acuh.
"Bukan urusanmu! Lanjutkan tidurmu!" ketus Rayyan. Seperti bediding di awal musim kemarau. Sikap pria itu begitu dingin dan menusuk menembus tulang ekor.
Pria itu pun bicara tanpa menoleh pada Elvira yang sejak tadi menatapnya penuh selidik. Sikapnya sama sekali tidak ada lembut-lembutnya pada Elvira. Selalu kasar, kaku dan kejam. Seolah Elvira itu wanita yang tidak memiliki hati. Dan Elvira hanya mampu menahan napas kesal menghadapi sikap suaminya itu.
"Kamu mau menyetir? Kamu bahkan masih mabuk!" Elvira menatap kunci yang dipegang suaminya. Ia menduga pasti Rayyan mau keluar sambil membawa mobil.
"Jangan ikut campur!" sentak Rayyan dengan nada tinggi. Seolah-olah Elvira adalah musuh abadinya.
Mendapat perlakuan tak mengenakkan, Elvira tidak membalas. Ia hanya menahan napas dengan kesal. Kemudian berjalan mendekat.
"Aku antar!" Elvira langsung merebut kunci dari tangan suaminya dengan cepat. Membuat Rayyan kehilangan benda tersebut dengan sekejap mata.
"Hey! Apa yang kamu lakukan?" Bola mata hitam itu seolah mau meloncat dari tempatnya. Rayyan protes atas tindakan istrinya itu, ia pun marah karena Elvira mulai ikut campur. Padahal ia sudah tegaskan berkali-kali, bahwa Elvira harus tahu posisinya. Mereka hanya suami istri di atas kertas. Tidak berhak mencampuri urusan masing-masing.
Sedangkan Elvira, ia seolah tidak mendengar protes apapun dari suaminya, Elvira malah meraih jaket dan pergi mendahului sang suami. Wanita itu berjalan tanpa peduli dengan ocehan Rayyan yang terus memaki sambil menyusul dari belakang.
"Wanita gila! Apa yang dia lakukan! Hey! Berikan kunci mobilnya!" protes Rayyan. Namun, Elvira benar. Ia masih sedikit pusing karena effect minuman belum hilang sepenuhnya. Terlihat dari pandangan matanya yang sedikit kabur, tapi bukan karena rabun.
Akhirnya ia pun terima saja tawaran sopir pengganti tersebut. Lagian ia juga sangat buru-buru. Sebelum Eriska kenapa-kenapa. Di dalam kepalanya hanya Eriska, Eriksa dan Eriska. Tidak ada tempat sedikit pun untuk Elvira. Kalau pun ada, itu masuk dalam katagori orang yang paling ia benci dalam hidupnya.
***
Di dalam sebuah mobil warna kuning yang mencolok, Rayyan duduk di sebelah kemudi. Sedangkan Elvira, ia duduk di balik kemudi dengan tenang. Namun, wajahnya sangat tegas sekali. Wanita yang dicap perawan tua oleh suaminya sendiri itu, mengendara dengan kecepatan penuh. Seolah-olah ia adalah pembalap F1.
Sebenarnya Elvira sangat jengkel, saat tahu ke mana tujuan mereka. Apakah ini adalah rasa cemburu? Bisa jadi. Tapi entahlah, yang jelas dadaa Elvira terasa nyeri ketika harus menyerahkan suaminya pada wanita lain di malam pertama mereka.
"Sialll!" Elvira terus mengumpat sembari menekan pedal gas.
"Hey! Kau mau membunuh suamimu?" maki Rayyan sambil berpegang erat. Jantungnya hampir copot karena Elvira mengemudi seperti mau balap liar. Benar-benar wanita gila, itulah yang ada dalam benak Rayyan.
"Suami?" batin Elvira mencibir.
"Suami brengsekkk!" maki balik Elvira dalam hati. Seolah kebal dengan umpatan Rayyan, Elvira semakin semangat memacu kendaraan limited edition tersebut. Terserah mau nabrak, toh ia sama sekali tidak peduli.
Jujur, bagaimana pun dia tetaplah sebagai seorang wanita. Dan wanita mana yang mau suaminya dibagi dua? Perjodohan ini, bila mau, Rayyan bisa saja menolak. Terlalu klise hanya karena dipaksa orang tuanya ia tidak bisa menolak. Prettt! Pria tidak memiliki pendirian. Tidak gentleman, bukan pria sejati! Semakin marah, Elvira malah semakin menjadi. Ia mengemudi bagai kerasukan arwah pembalap.
WUSHHHH
"Kurangi kecepatannya!" teriak Rayyan. Perutnya terasa mual. Elvira benar-benar membuat kepalanya tambah pusing dan mualnya bertambah parah.
Chittttt
Mobil berwarna kuning itu mendadak menepi, Elvira berhenti dan membuka pintu.
Huek .... Huekkkk .... huuuekkk...
"Sialannnn!"
Sambil memegangi perutnya yang sakit, Rayyan melirik ke arah depan mobilnya. Ia sangat kesal dan jengkel pada istrinya tersebut.
"Awas kau, Vira!"
KLEK
BRUAKKK
Rayyan membuka dan menutup pintunya dengan keras. Seolah memberitahu pada Elvira bahwa ia sedang marah pada wanita tersebut.
"Kau mau jadi JANDA?" tantang Rayyan dengan muka merah seperti kepiting rebus. Sumpah, dari pagi sampai larut malam ini, ia merasa dibuat jengkel oleh orang yang sama.
"Jangan berlebihan," jawab Elvira enteng. Ia kemudian menyalakan mesin.
"Sudah hampir dekat, awas kau!" Rayyan terlihat sudah amat sangat jengkel.
Elvira tersenyum tipis.
"Awas apa?" tanya Elvira. Namun, hanya dalam hati.
Mobil pun kembali memasuki jalanan utama, melengang bebas di atas pekatnya aspal. Setelah menempuh beberapa belas kilo, mereka akhirnya sampai di sebuah apartment mewah di pusat kota. Bangunan tinggi dan elite itu nampak gagah dan wah. Sebuah hunian impian bagi mereka yang tak berduit. Karena tempat seperti itu pasti sangat mahal. Hanya bisa dibeli oleh mereka yang kaya, kalangan atas dan berpenghasilan yang cukup lumayan.
KLEK
Rayan turun dari mobil. Pria tersebut bergegas turun. Namun, kemudian berbalik. Ia menutup pintu samping saat Elvira juga mau ikut turun.
"Stop! Sana! Pulang," titah Rayyan dengan tatapan yang tajam.
Wajah Elvira langsung memerah, ia sangat-sangat jengkel. Sakit hati sekali, ia pun langsung memundurkan mobik milik Rayyan tersebut. Dengan emosi, Elvira meninggalkan kawasan apartment yang besar dan wah tersebut.
Akan tetapi, baru sampai beberapa ratus meter, Elvira merasa sangat bodohhh! Mengapa ia meninggalkan suaminya di apartment wanita lain. Secara hukum, ia adalah istri sah. Entah mengapa, ia ingin melihat suaminya dan wanita itu secara langsung. Agar ia bisa membenci Rayyan setelah melihat suaminya mencumbuu wanita lain di depannya.
Ia ingin membuat hatinya membenci Rayyan dengan total. Karena ia tidak mau terlena oleh perjodohan ini. Meski kedua orang tua mereka sangat senang dengan pernikahan ini. Apalagi Radika, kakak dari Rayyan. Pria dewasa yang seperti anak kecil itu, menjadi salah satu alasan sang mertua begitu memaksa perjodohan ini. Ingin menguatkan hati, Elvira memilih putar arah. Ia berbalik menyusul suaminya yang saat ini berada di apartment Eriska.
***
Apartment nomor 088
Tok tok tok
"Ris! Buka pintunya ... ini aku!" teriak Rayyan.
KLEK
Bukkkk
Eriska langsung memeluk sosok yang berdiri di depan pintu tersebut. Tubuhnya masih bergetar saat Rayyan memeluknya.
"Ada apa? Coba jelaskan!"
"Aku ... A-ku ... Aku pembunuhh!" isak Eriska sembari memeluk erat Rayyan.
Dengan terbata, Eriska menceritakan kejadian awal. Dari pertemuan tak sengaja dengan Gio dan berakhir di apartment.
"Apa dia sudah mati?" tanya Rayyan sambil melepas pelukan Eriska. Wajahnya nampak serius, matanya juga mulai memindai semakin dalam. Menatap seluruh ruangan apartment milik Eriska.
"Entah, Ray! A-aku belum me-meriksanya." Masih dengan suara gemetaran.
Rayyan pun berjalan ke arah dapur, ia sepertinya mau muntah saat melihat banyak darah di lantai. Bau amis menyeruak, perutnya yang semula memang mual gara-gara Elvira, tambah semakin parah. Tapi ... Tapi di mana mayat Gio?
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!