NovelToon NovelToon

Touch Me Please My Uncle

Bab 1

Brak

Duag

Daaarrr

Sebuah mobil mewah berwarna hitam tampak menabrak pembatas jalan tol dan terpelanting jauh menghantam jalanan dan jatuh ke dalam jurang yang ada disana. Mengakibatkan dua orang yang berada di dalamnya terluka sangat parah.

Suara sirine ambulan dan mobil polisi tampak memengkakan telinga orang - orang yang ada disana. Banyak orang - orang tampak berkerumun melihat kejadian itu, bahkan beberapa orang tampak mengambil foto dan vidio kejadian itu dengan ponsel yang mereka bawa

Sementara di sebuah kafe yang lumayan besar tampak seorang gadis cantik dengan kulit putih mulus dan mata yang agak sipit dengan bibir dan hidung yang mungil tampak sedang tertawa senang bersama dengan teman nya.

Namanya Yemi Arsyavina, putri dari pasangan Davin dan Dinda Alfano pemilik Alfano Corp. Sebuah perusahaan yang lumayan besar di Jakarta.

" Bagai mana hubungan lo sama uncle lo itu ?" gadis di hadapan Yemi yaitu Mia bertanya dengan nada mengejek nya

" Ish, udah lo jangan bahas itu. Males gue" Yemi memutar bola matanya malas

" Kenapa? Biasanya lo paling semangat kalau bahas uncle ganteng lo itu" Mia menatap Yemi dengan tatapan menyelidik

" Lo tahu, hari minggu kemarin gue datang ke apartemen uncle gue dan gue nyatain persaan gue sama dia. Lo tahu apa yang dia bilang?" Yemi menyuapkan cemilan pada mulutnya

" What? Lo gila ya?" Mia tampak berteriak seraya membulatkan bola mata nya saat mendengar ucapan sahabat gila nya itu.

Bagaimana Mia tak menganggap sahabat nya itu gila, saat dia jatuh cinta pada unckle nya yang usianya terpaut 18 tahun lebih tua dari nya. Dan dengan lebih gila nya lagi ternyata sahabat nya itu berani mengungkap kan perasaan nya. Sungguh Mia dibuat geleng - geleng kepala dengan tingkah sahabat nya itu.

" B aja kali muka lo" Yemi memutar bola mata nya malas

" Terus - terus gimana?" Mia bertanya dengan wajah antusias nya

" Nabrak gue, kalau terus" Yemi terkekeh

" Yey, gue srius dodol. Terus gimana, lo diterima?"

" Boro - boro, dia malah bilang gini" Yemi bersiap memeragakan gaya dari uncle nya "Ha ha ha... Yemi sayang, kamu itu masih kecil untuk cinta - cintaan. Kamu belajar yang rajin dan jangan mikir yang macam - macam" Yemi tampak menyentil udara memeragakan uncle nya yang menyentil kepala nya

" Ha ha ha" Mia tampak tertawa lepas mendengarkan cerita dari Yemi

" Dasar sahabat lucnut lo" Yemi mendengus kesal seraya melempar cemilan yang ada di tangan nya pada Mia. " Lagian gue udah kelas 12 sekarang, berarti gue bukan anak kecil lagi kan" Yemi mengerucutkan bibir nya

" Tapi bagi uncle lo , lo itu masih kecil. Kan dia nya udah tua" Mia tampak terkekeh saat mengucapkan nya.

" Ish, walaupun dia sudah tua tapi dia masih terlihat sangat hot bukan" Yemi mengedipkan sebelah mata nya sedangkan Mia memutar bola mata nya malas.

Derrt

Derrt

Derrt

Ponsel Yemi tiba - tiba berbunyi menandakan ada panggilan masuk pada ponsel nya. Tak lama Yemi pun mengambil ponsel yang ada pada tas nya dan melihat siapa yang memanggilnya.

" Siapa" Mia bertanya seraya meminum minuman yang ada di hadapan nya

" Gak tahu" Yemi tampak mengerutkan kening nya melihat layar ponsel yang ada di tangan nya

" Coba angkat" Mia memberi solusi dan Yemi pun menganggukan kepala nya dan langsung menerima panggilan itu dan menempelkan benda pipih itu pada telinga nya

" Halo" Yemi bersuara dengan ramah

" ................."

" Apa? Bagai mana bisa?" Yemi tampak membulatkan bola mata nya dengan wajah yang tampak memucat saat mendengarkan kabar dari orang yang ada disebrang sana

" ................."

" Baiklah , saya akan ke sana sekarang" Yemi pun terburu - buru beranjak dari duduk nya dan langsung menyambar tas yang ia letakkan di atas meja

" Ada apa? Kenapa kamu panik?" Mia tampak ikut khawatir melihat sahabat nya itu

" Aku buru - buru, kamu tolong bayarkan makanan nya " Yemi tampak melangkahkan kaki nya . "Nanti aku cerita kan oke" setelah mengatakan itu Yemi pun melesat keluar dari kafe itu dan menaiki mobil nya pergi ke tempat yang tadi di katakan oleh pemanggil pada ponsel nya tadi

Yemi menjalankan mobil nya dengan kecepatan tinggi menuju ke rumah sakit kota Jakarta. Ya tadi yang menghubungi nya menyuruh Yemi datang ke Rumah Sakit untuk melihat kedua orang tua nya yang mengalami kecelakaan di jalan tol arah Bandung ke Jakarta

" Semoga saja itu bukan mereka" gumam Yemi dengan tangan yang sudah gemetar dan jantung yang berdetak sangat kencang serta air mata yang sejak tadi sudah mengalir membasahi wajah cantik nya.

Hanya membutuh kan waktu dua puluh menit saja untuk Yemi sampai ke rumah sakit tujuan nya. Dengan tergesa - gesa Yemi turun dari mobil nya dan berlari masuk ke meja recepsionist yang ada di sana.

" Di mana korban kecelakaan mobil yang baru saja terjadi" Yemi berkata dengan nafas yang tersengal - sengal karena dia berlari dari tempat parkir ke sana.

" Mereka masih di UGD mbak" suster yang bertugas di sana menjawab dengan ramah

" Terima kasih" Yemi pun langsung berlari menuju UGD setelah mengatakan nya

Yemi tampak terpaku di depan ambang pintu ruangan UGD melihat kedua orang yang sangat dia cintai dan dia sayangi terbujur kaku di atas blangkar yang berdampingan. Disana juga tampak seseorang yang sangat dia kenali tampak menundukan wajah nya dengan tubuh yang bergetar di samping blangkar ayah nya

" Ayah, Ibu" Yemi berteriak histeris berlari menghampiri kedua orang yang sangat berharga dalam hidupnya yang kini terbujur kaku dengan luka di sekujur tubuh nya sedangkan orang yang dari tadi duduk dengan kepala menunduk tampak menolehkan pandangan nya pada gadis yang kini menangis histeris di hadapan nya

" Ayah , ibu, jangan pergi! Jangan tinggalin Yemi sendirian , kalau tidak ada ayah dan ibu Yemi sama siapa?" Yemi berteriak histeris dengan tubuh yang bergetar sangat hebat seiring isakan tangis yang keluar dari bibir nya

" Ayah, ibu bangun!" Yemi terus mengguncang tubuh kedua orang tua nya bergantian. Ini tidak lucu yah, bu, ayo bangun hiks...hiks.." Tubuh Yemi luruh di lantai antara kedua blankar orang tua nya dengan keadaan yang sangat menyedih kan

" Kamu masih punya uncle, kamu tidak sendirian. Uncle akan selalu menjagamu" Sosok yang sedari tadi terdiam dengan wajah yang tertunduk seraya menangis dalam diam, kini menghampiri tubuh rapuh Yemi dan memasukan nya kedalam dekapan nya. Dia adalah Kenzi Nakamura, uncle yang selalu ada dalam hati Yemi dan membuat nya tergila - gila setengah mati

Yemi tak menolak perlakuan uncle nya itu dan terisak dalam dekapan nya, jujur ini adalah hal yang paling Yemi butuhkan saat ini.

Jangan lupa Like, Vote dan Komen. Terima kasih 🙏🙏

Bab 2

Keesokan pagi nya tampak orang - orang berjejer mengelilingi dua gundukan tanah tempat mereka mengantarkan Davin dan Dinda, kedua orang tua Yemi ketempat peristirahatan terakhir nya.

Seiring berjalan nya waktu beberapa orang tampak mulai beranjak meninggalkan tempat itu satu per satu. Dan kini hanya tersisa Yemi yang masih menangis ditengah kedua gundukan tanah yang ada disamping kiri dan kanan nya. Kepala nya tertunduk dengan tubuh yang bergetar hebat seiring tangisan yang keluar dari bibir nya, wajah nya penuh dengan air mata yang tidak berhenti mengalir sedari malam tadi.

Di belakang nya tampak berdiri Mia dengan sesekali mengusap mata nya yang mengeluarkan air mata nya dan juga Kenzi, sang uncle yang telah masuk ke dalam hati Yemi sejak dia menginjak usia remaja tengah memandang punggung yang tak berhenti bergetar itu dengan sesekali mengusap sudut mata nya yang ikut basah

" Hiks hiks" hanya suara tangisan yang amat memilukan yang sedari tadi terdengar di area pemakaman umum itu

" Ayah dan ibu jahat , kenapa kalian meninggalkan aku sendiri hiks hiks.." Yemi tiba - tiba berteriak histeris seraya memukul kedua gundukan tanah itu dengan tangan nya. " Aku sekarang harus tinggal dengan siapa ha, aku bahkan tidak punya keluarga lain selain kalian berdua di sini" Yemi terus berteriak histeris meluapkan isi hati nya membuat Mia juga ikut terisak semakin kencang sedangkan Kenzi hanya bisa membiarkan gadis itu meluapkan isi hati nya

" Aku...."

Bruk

Tiba - tiba tubuh Yemi ambruk begitu saja ditempat dia berjongkok tadi.

" Yemi" Ucap Mia dan Kenzi bersamaan seraya berlari menghampiri tubuh tak berdaya itu. Tak menunggu lama. Kenzi langsung menggendong tubuh Yemi yang pingsan ke dalam mobil nya dan membawa Yemi kembali ke rumah nya.

Setelah menempuh waktu beberapa menit, mobil yang ditumpangi Kenzi dan yang lain nya sampai di pekarangan rumah keluarga Yemi. Rumah yang lumayan besar bernuansa modern dengan warna dominan hitam dan abu - abu dengan pagar tinggi berwarna hitam di depan rumah.

Setelah mobil Kenzi terparkir rapi di halaman, Kenzi pun tak menunggu lama dan langsung menggendong tubuh Yemi yang masih belum sadarkan diri kedalam kamar Yemi yang berada di lantai dua sedangkan Mia juga tampak ikut berlari mengikuti langkah Kenzi yang membawa tubuh Yemi

" Aku akan ambil minyak angin dulu" Mia membuka laci nakas yang ada diruangan itu dimana Yemi biasa meletakkan minyak kayu putih di sana. Ya Mia tahu betul di mana sahabat nya itu biasa meletak kan benda - benda yang ada di kamar nya. " Ini uncle" Mia menyodorkan minyak kayu putih pada Kenzi

Kenzi pun menerima nya dan langsung mengoleskan nya pada kening dan tengkuk Yemi, dia juga mendekatkan minyak kayu putih itu pada hidung Yemi agar Yemi bisa mencim nya dan cepat sadar dari pingsan nya.

" Ngggh" Dan benar saja, tak lama Yemi tampak melenguh dan mulai membuka mata nya

" Minum lah!" Kenzi menyodorkan gelas berisi air putih pada Yemi dan sedikit mengangkat bagian atas tubuh gadis itu untuk memudahkan nya untuk meminum air dalam gelas itu

" Aku kenapa? Aw, kenapa kepalaku sakit sekali" Yemi memegang kepala nya yang terasa berat dan berdenyut. Sepertinya Yemi kelelahan karena semalaman dia menangis tanpa henti dan lagi dia belum mengisi perut nya sama sekali dari pagi

" Kamu terlalu kelelahan, sehingga tadi kamu pingsan" Mia tampak mengulurkan tangan nya menyentuh pundak Yemi

" Kelelahan? Pingsan?" Yemi tampak mengingat apa yang terjadi pada nya dan sepersekian detik kemudian air mata Yemi kembali tumpah, dan isakan juga terdengar kembali dari bibir mungil itu.

" Mia, ayah dan ibu sudah pergi jauh meninggalkan ku" tubuh Yemi bergetar hebat saat mengatakan nya

Mia langsung merengkuh tubuh sahabat nya itu yang tampak bergetar dan terus terisak itu. " Gue sekarang sendirian Mi" Yemi tampak menatap kosong kearah depan

" Lo gak sendiri Yem, ada gue disini" Mia ikut terisak seraya tangan nya mengelus punggung Yemi dengan lembut sedangkan Kenzi tampak menatap kedua nya dengan tatapan yang sulit untuk di artikan

Lama mereka dalam keadaan seperti itu sampai Yemi tertidur dalam dekapan Mia. Kenzi pun mengambil alih tubuh Yemi yang sudah tertidur pulas dan membaringkan nya di tempat tidurnya seraya memasangkan selimut pada tubuh nya

" Uncle, aku pamit pulang dulu. Besok aku akan datang lagi" Mia pamit pada Kenzi karena hari sudah mulai sore dan Mia belum pualang sejak pagi tadi.

" Pulang lah!" Kenzi berkata dengan wajah datar nya

" Tolong jaga Yemi dengan baik" Setelah mengatakan itu, Mia pun langsung melangkahkan kaki nya ke luar dari kamar Yemi untuk pulang meninggalkan Kenzi yang kini sedang duduk di tepi ranjang seraya menatap Yemi yang tertidur pulas dengan tatapan sendu nya

" Apa yang harus aku lakukan sekarang?" Gumam Kenzi seraya menyugar rambut nya frustasi.

Dia mengingat kembali kejadian kemarin saat dirinya tiba di rumah sakit dan mendapati Davin ayah nya Yemi yang sedang sekarat berbicara pada nya.

Ya Kenzi datang kerumah sakit jauh lebih dulu di bandingkan dengan kedatangan Yemi kesana. Saat Kenzi datang Dinda memang sudah meninggal namun Davin masih sadar dan masih sanggup berbicara pada Kenzi

Flash back on

" Kenzi" Davin memanggil nama Kenzi yang kini sedang memegang tangan nya dengan tubuh yang bergetar dengan suara yang lemah

" Aku disini, apa yang anda butuh kan?" Kenzi betkata dengan bibir yang bergetar menahan tangis yang ingin keluar dari bibir nya. Sungguh Kenzi tidak sanggup melihat orang yang sudah delapan belas tahun membantu dan selalu mendukung nya sampai dia mencapai kesuksesan nya yang sekarang ini.

" Berjanjilah padaku, kamu akan menjaga Yemi dengan baik" Davin berkata dengan terbata dan nafas yang tersengal

" Anda tenang saja, aku akan menjaga Yemi sampai anda sembuh" Kenzi semakin mengeratkan genggaman tangan nya pada tangan Davin yang sudah sangat lemah

" Menikahlah dengan Yemi, agar kamu bisa menjaganya dengan leluasa. Lagi pula aku tahu, kamu belum pernah mempunyai hubungan dengan wanita mana pun. Jadi tidak ada alasan untukmu menolak keinginanku" Davin berbicara serius menatap pada pria di hadapan nya dengan sisa kekuatan nya. Sedangkan Kenzi tampak kaget saat mendengar permintaan orang yang sudah dia anggap sebagai kakak kandung nya itu

" Berjanjilah! Uhuk... uhuk.." Davin tampak terbatuk beberapa kali dengan darah yang tampak keluar dari mulut nya dan tak lama mata nya pun tertutup dan tangan nya lemas. Bahkan monitor yang ada diruangan itu sudah menunjukan sebuah titik dengan suara yang lumayan membengkakan telinga bagi orang yang ada di ruangan tersebut. Dokter yang sedari tadi berdiri di samping Kenzi pun langsung bergerak cepat memeriksa keadaan Davin

Kenzi sangat panik melihat keadaan Davin yang seperti itu dengan dokter yang tampak sedang memeriksa keadaan nya

" Innalillahi, wainnailaihi rooji'un" Dokter tampak menggelengkan kepalanya

" Tidak" Kenzi menggeleng - gelengkan kepala nya dengan tubuh yang sudah luruh dilantai dengan air mata yang sudah menetes pada pipi nya

Flash back off

Jangan lupa ,Like, Vote dan Komen. Terima kasih 🙏🙏

Bab 3

Satu minggu sudah berlalu setelah kejadian kecelakaan yang menimpa orang tua Yemi sehingga menyebabkan mereka meninggal dunia. Sudah satu minggu juga Yemi tidak masuk sekolah padahal hari senin besok mereka akan ujian awal semester.

Mia dan teman - teman sekelas Yemi yang lain nya selalu datang bergantian untuk menghibur dan memberi semangat pada Yemi agar Yemi tidak terus terpuruk dalam kesedihan nya. Namun usaha mereka seperti sia - sia saat melihat Yemi yang masih saja terpuruk dalam kesedihan nya.

Kenzi selama satu minggu ini hanya bisa melihat Yemi saat pagi sebelum berangkat jerja dan sore hari setelah pulang kerja dan tidak bisa menjaga Yemi selama 24 jam karena lingkungan di sana tidak memungkinkan untuk dua orang berbeda jenis yang bukan mukhrim tinggal dalam satu atap yang sama. Kenzi hanya menitipkan Yemi pada dua orang pelayan wanita yang ada di sana. Kenzi bahkan hampir tidak pernah bertemu dengan Yemi karena seminggu ini dia sering lembur membuat dia pulang malam dan Yemi sudah tertidur saat dia melihat nya.

Hari ini sepulang dari kantor seperti biasa Kenzi akan ke rumah Yemi untuk melihat keadaan Yemi. Sepanjang perjalanan dari kantor menuju rumah Yemi, Kenzi terus memikirkan akan wasiat yang di katakan oleh mendiang Davin ayah nya Yemi.

" Apa aku harus menuruti perkataan pa Davin ya agar aku bisa menjaga Yemi dengan lebih leluasa?" Gumam Kenzi seraya terus menjalankan mobil mewah nya.

" Tapi dia masih sekolah dan aku tidak ingin menghancurkan masa depan nya" Kenzi merasa ragu karena Yemi yang masih duduk di bangku SMA yang tinggal setengah tahun lagi untuk Yemi menyelesaikan sekolah nya. Dan Kenzi berfikir kalau dia tidak pantas untuk Yemi karena umur nya yang sudah tidak muda lagi alias sudah tua sedangkan Yemi masih sangat muda dan lebih pantas bila bersandingan dengan pria seusia nya atau senior nya nanti saat dia berkuliah nanti.

Tak lama mobil yang dikendarai oleh Kenzi sampai juga di halaman rumah Yemi yang lumayan luas. Dengan langkah yang terburu - buru, Kenzi berlari menaiki tangga untuk menemui gadis yang selalu saja membuat dia merasa khawatir akhir - akhir ini. Kenzi hari ini pulang lebih awal dan hari masih sore karena dia berharap kali ini dia akan bertemu dengan Yemi

Tok

Tok

Tok

" Ini aku Yem" Kenzi mengetuk pintu kamar Yemi namun tidak ada suara dari dalam sana. Kenzi pun mengulangi nya beberapa kali dan hasil nya masih sama, tidak ada suara dari dalam membuat Kenzi akhir nya membuka pintu kamar itu yang ternyata tidak di kunci

" Yemi, uncle masuk ya" Kenzi melangkah kan kaki nya masuk ke dalam kamar Yemi namun tidak ada sosok Yemi sama sekali di sana.

" Apa dia sedang di kamar mandi ya" gumam Kenzi seraya melangkah mendekati kamar mandi namun pintu kamar mandi terlihat terbuka dan tidak ada siapa - siapa di dalam sana.

Kenzi menjadi panik karena Yemi tidak ada di kamar nya maupun di kamar mandi sehingga dia berlari keluar kamar sambil berteriak memanggil kedua pelayan yang ia tugaskan untuk menjaga Yemi selama dia tidak ada di rumah itu.

" Bi Ipah, bi Inah" suara Kenzi terdengar menggema di seluruh rumah besar itu

" Ada apa tuan?" Bi Inah dan bi Ipah tampak terbopoh - bopoh menghampiri tuan nya itu

" Dimana Yemi, kenapa dia tidak ada di kamar nya?" Ucap Kenzi dengan nada yang tinggi.

" Tadi ada di kamar sedang tidur tuan" Jawab bi Inah dengan perasaan takut. Karena memang terakhir kali mereka memeriksa Yemi tadi. Yemi sedang tertidur pulas.

" Kalau Yemi ada dikamar, aku tidak mungkin mencari nya dan memanggil kalian kesini" Kenzi menyugar rambut nya frustasi. " Sekarang aku tidak mau tahu kalian cari di sekitar rumah ini sampai dapat!" Ucap Kenzi dengan kilatan amarah yang nampak pada mata nya membuat semua langsung berlari mencari keberadaan Yemi di sekitar rumah. "Aku akan melihat ke kamar pak Davin dan bu Dinda siapa tahu Yemi ada di sana"gumam Kenzi seraya berlalu pergi ke kamar mendiang ayah dan ibu nya Yemi yang berada tak jauh dari kamar Yemi berada sedangkan para pelayan dan security mencari di lantai bawah dan halaman rumah.

" Yemi, apa kamu ada di dalam?" Kenzy berteriak sebelum membuka pintu kamar Davin dan Dinda.

Ceklek

Pintu dibuka oleh Kenzi dan ternyata didalam nya kosong. " ****" umpat Kenzi seraya menggebrak pintu kamar dengan sangat keras.

" Yemi kamu dimana?" Kenzi meraup wajah nya kasar " Jika aku menemukan mu aku berjanji akan mengikat mu agar kau tidak bisa pergi dariku" gumam Kenzi seraya beranjak turun untuk menayakan keberadaan Yemi pada yang lain nya.

🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓

Sementara di pinggir jalan, jalanan ibu kota tampak seorang gadis dengan memakai pakaian rumahan sedang berjalan dengan langkah gontai entah akan pergi kemana. Mata nya sembab karena terlalu sering menangis bahakan wajah nya pun tampak pucat, mungkin karena kurang asupan makanan yang masuk kedalam tubuh nya.

" Aku lapar tapi aku bosan makan sendiri, uncle tidak ada waktu untuk ku karena terlalu sibuk dan seperti nya dia melupakan ku" gadis itu yang tak lain adalah Yemi memegang perut nya sendiri sambil melangkah gontai menyusuri jalan ibu kota.

" Ish, kenapa aku jadi bodoh begini. Seharus nya aku tadi pergi dari rumah naik motor atau mobil biar cepet sampe" Yemi memukul pelan kepala nya sendiri.

" Semangat Yemi sebentar lagi kamu sampai" Yemi memberi semangat pada diri nya sendiri.

Yemi terus berjalan walau dia sudah sangat lemas karena selama satu minggu ini Yemi makan tidak teratur dan sering kali menangis mengingat kematian orang tua yang sangat dia sayangi. Tapi kini Yemi sadar bahwa dia harus bangkit dari keterpurukan nya dan jika Yemi terus seperti itu dia takut kedua orang tua nya akan sangat sedih saat melihat keadaan Yemi sekarang ini. Jadi Yemi bertekad akan menjalani hidup nya dengan keceriaan seperti biasa nya agar kedua orang tuanya merasa tenang di surga sana.

Tadi Yemi tertidur setelah jam makan siang dan bangun setelah dua jam dia tertidur, Yemi yang merasa bosan hanya sendirian dirumah pun memutuskan untuk keluar dari rumah tanpa memberi tahukan para pelayan terlebih dahulu.

Setelah lebih dari dua jam berjalan akhir nya Yemi sampai ke tempat tujuan nya. Sebuah gedung pencakar langit tampak dihadapan nya.

Sebuah gedung apartemen mewah yang hanya orang tertentu saja yang bisa tinggal di sini

Yemi pun masuk tanpa menghiraukan pandangan orang - orang yang tampak melihat nya dengan tatapan yang sangat aneh saat melihat penampilan Yemi saat ini. Wajah yang pucat dan rambut yang acak - acakan dengan pakaian tidur bergambar doraemon dan sandal jepit yang dia gunakan membuat nya tampak seperti gembel.

" Tunggu, kamu tidak boleh masuk kesini" seorang satpam tampak mencegat Yemi yang hendak masuk ke dalam

" Ish, pak Dadang. Ini aku Yemi, apa pak Dadang melupakanku" Yemi mendengus kesal karena diri nya tidak dikenali oleh satpam disana yang bahkan Yemi mengenal nya dengan baik

" Non Yemi? Maaf non bapak tidak mengenali non, habis nya penampilan non?" pak Dadang tidak melanjutkan ucapan nya

" Aku seperti gembel begitu" Yemi mengerucutkan bibir nya sedangkan pak Dadang tampak nyengir kuda " sudahlah aku masuk dulu pak" setelah mengatakan itu Yemi pun melangkahkan kaki nya menuju lift yang tersedia di sana.

Yemi masuk kedalam lift dan memencet angka 12 untuk sampai di tempat tujuan nya. Setelah sampai di lantai 12, Yemi pun langsung menuju sebuah pintu yang dia hafal betul bagaimana cara membuka nya.

Dengan menekan beberapa angka, pintu pun langsung terbuka dan tak menunggu lama, Yemi pun masuk dan merebahkan tubuh nya yang terasa lelah di tempat tidur salah satu kamar di tempat itu. Dan tak perlu waktu lama untuk Yemi bisa masuk ke alam mimpi nya.

**Hayo, Yemi pergi ke mana ayo?

Jangan lupa Like, Vote dan Komen. Terima kasih 🙏🙏**

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!