Hai teman-teman ini adalah karya novel pertama author. Maaf jika ada kata-kata yang masih belum sempurna dan banyak kekurangannya.
Mohon untuk dimaklumi, karena author masih pemula🙏 Tolong bijak dalam membaca karena akan ada adegan 18+😁
Happy reading🥰
****
Seorang perempuan cantik tengah menangis di pelukan seorang pemuda yang terbaring di sampingnya dengan hanya balutan bed cover yang menutupi tubuh polos mereka. Ya, perempuan cantik itu adalah Lisa Evania Wijaya, atau biasa di panggil dengan nama Lisa dan pemuda itu adalah Riyaldi Darien Eadric, yang biasa di panggil dengan nama Aldi atau yang lebih akrab di panggil dengan nama Al.
“Hiks, Lepasin gue Al.” Lisa yang sedari tadi terus berusaha memberontak dari pelukan Aldi.
“Uuusstt, kamu diem aja deh sayang. Emangnya kamu nggak capek hem?” ucap Aldi begitu lembut.
“Brengs*k! Gue benci sama lo Al, hiks!” teriak Lisa di depan wajah Aldi sambil menangis dan memukul dada Aldi.
*FLASHBACK ON*
Lisa dan Aldi mendapat tugas berkelompok dalam salah satu mata kuliah nya. Mereka berkuliah di salah satu kampus terkenal di Kota Jakarta. Di kampusnya Lisa dan Aldi mengambil Fakultas yang sama, yakni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen.
Siapa yang tidak kenal dengan Aldi? Lelaki keturunan Indonesia-Jerman ini, memiliki perawakan tinggi sekitar 183cm, berkulit putih, berhidung mancung, berahang tegas, memiliki kornea mata berwarna cokelat. Dan Aldi merupakan lelaki terpopuler atau the most wanted di kampusnya.
Ia banyak dikagumi oleh kaum hawa. Karena ketampanan, kepintaran dan kekayaan yang ia miliki. Namun di balik kesempurnaan yang ia miliki, Aldi mempunyai kebiasaan buruk, yakni ia selalu pergi ke klub malam jika dirinya sedang memiliki masalah.
Aldi ke klub malam itu hanya untuk minum-minum saja. Yah, walaupun dia laki-laki normal dan otaknya yang agak sedikit mesum, namun ia masih mempunyai otak untuk tidak sampai bermain-main dengan perempuan bayaran disana. Yah bisa di bilang kalo Aldi itu masih perjaka ting-ting.
Dan siapa mahasiswa yang tak kenal dengan Lisa? Perempuan yang memiliki paras wajah yang cantik, dengan tinggi badan sekitar 165cm, memiliki rambut panjang yang lurus, berhidung agak mancung, memiliki bulu mata yang lentik, memiliki kulit putih susu dan ia juga memiliki sifat periang, ceria dan sedikit manja. Ia manja hanya dengan orang terdekatnya saja.
Di kampusnya Lisa memiliki banyak penggemar, terutama kaum adam. Lisa juga dikenal sebagai perempuan yang ramah dan baik hati.
Sehingga banyak sekali laki-laki yang ingin mendekatinya, namun itu hanya angan-angan bagi mereka, karena tidak ada yang berani untuk mendekatinya. Karena Lisa memiliki seorang pengawal atau bodyguard yang selalu menjaga dan melindunginya di kampus yang tak lain adalah Aldi, sahabatnya.
Aldi dipercayakan oleh kedua orang tua Lisa untuk menjaga dan melindungi Lisa. Akan tetapi sifat Lisa berubah menjadi pendiam semenjak sang kekasih tidak pernah menghubunginya lagi. Dan itu sangat berbanding terbalik dengan sifat Lisa yang dulu.
Aldi sendiri sudah lama mengagumi sahabat masa kecilnya itu yang tak lain adalah Lisa. Ia mengagumi Lisa sejak mereka berumur 14 tahun. Ketika itu adalah pertemuan Aldi dan Lisa untuk pertama kalinya, semenjak Lisa pindah ke Kota Bandung.
Pada saat bertemu kembali dengan Lisa, Aldi langsung mengagumi sosok Lisa. Entah itu hanya mengagumi Lisa sebagai seorang sahabat atau mengagumi Lisa seperti seorang lelaki mengagumi seorang perempuan yang disukainya. Aldi pun bingung akan hal itu. Dan umur mereka berdua kini sudah menginjak 22 tahun.
Namun selalu tolakan yang Aldi terima dari Lisa, ketika mengungkapkan perasaanya kepada Lisa, karena Lisa menganggap Aldi itu sudah seperti saudaranya sendiri.
"Gue suka sama lo Lis," ucap Aldi menatap Lisa dengan tatapan yang dalam seraya menggenggam kedua tangan Lisa.
"Sorry Al, gue nggak bisa," tolak Lisa melepaskan tangan Aldi dan ingin meninggalkan Aldi, namun dengan cepat Aldi menahan tangannya.
"Kenapa Lis? Gue kurang apa di mata lo? Sampai-sampai lo nolak gue terus," lirih Aldi. Lisa menghela nafas panjangnya.
"Lo itu udah gue anggap kayak saudara gue sendiri Al dan lo tau kan kalo gue itu masih pacaran sama Kiki. Sekali lagi maafin gue Al, gue nggak bisa nerima lo." Lisa melepaskan tangan Aldi, lalu pergi meninggalkan Aldi sendirian.
Yah, alasan Lisa menolak Aldi juga karena ia sendiri telah memiliki seorang kekasih yang tengah melanjutkan pendidikannya di Inggris. Kekasihnya itu bernama Rifqi Hadi Kusuma, biasa di panggil dengan nama Kiki.
Kiki dan Lisa sudah menjalin hubungan sejak mereka kelas 3 SMA sampai sekarang, dan Kiki masih bisa dibilang sahabat Aldi dari SMA sampai sekarang.
Karena tolakan yang selalu Lisa berikan kepada Aldi, hal itu membuat Aldi frustasi dan berambisi untuk memiliki Lisa bagaimana pun caranya. Yah, walaupun itu dengan cara yang licik sekalipun.
Sepulang kuliah, Aldi mengajak Lisa untuk mengerjakan tugas itu dirumahnya dan juga dengan alasan Tante Anne atau mommy dari Aldi ingin bertemu dengannya.
Lisa dan Aldi memang sudah bersahabat sejak mereka kecil dan bisa di bilang sejak mereka masih dalam kandungan ibu mereka. Karena orang tua Lisa dan Aldi berteman baik, dan juga kebetulan rumah orang tua mereka pun dulu itu bersebelahan atau bertetanggaan.
Ketika Lisa berumur 10 tahun, orang tua Lisa memutuskan untuk pindah dari Jakarta ke Bandung karena sang Papa akan membuat sebuah perusahaan barunya di Bandung. Dan ketika Lisa umur 15 tahun, kedua orang tuanya memutuskan untuk pindah kembali ke Kota Jakarta.
“Masuk dulu yuk Lis.” Aldi mengajak Lisa masuk ke dalam kamarnya.
“Lah kok jadi ke kamar lo sih? Tante Anne mana Al?” tanya Lisa heran karena Aldi malah mengajak Lisa untuk masuk ke dalam kamarnya bukannya di ruang tamu atau di ruang keluarganya.
“Em, mommy masih arisan kalo hari sabtu gini. Bentar lagi juga pulang kok, kita belajar di kamar gue aja. Soalnya entar kalo udah ada Claudia pasti tuh anak ganggu mulu,” elak Aldi membawa nama adiknya sebagai alasan agar Lisa percaya dengannya.
“Oh gitu Al, ya sudah yuk biar cepet selesai tugasnya,” ucap Lisa tanpa rasa curiga sama sekali dengan Aldi.
”Lo duluan aja masuk ke kamar gue. Gue ke bawah dulu, mau buatin minuman buat lo.” Aldi kembali menuruni anak tangga. Lisa menghela nafas, lalu masuk ke dalam kamar Aldi.
“Berantakan banget sih kamar dia, udah macam kapal pecah aja ini kamar. Huh, dasar cowok pemalas.” Lisa mendengus kesal saat melihat suasana kamar Aldi yang sangat berantakan, seperti kapal yang baru saja menabrak batu karang yang sangat besar.
“Gue bantu beresin dulu aja deh kamarnya,” gumam Lisa, lalu mulai merapikan kamar Aldi.
Sementara itu di dapur, Aldi tengah mengaduk minuman untuk Lisa. Tapi anehnya, dia memasukkan cairan berwarna putih dari botol kecil itu ke dalam minuman milik Lisa.
“Sorry Lis, mungkin cuma cara ini yang bisa buat lo jadi milik gue seutuhnya,” gumam Aldi lirih.
Setelah itu ia berjalan menuju kamarnya dengan membawa dua gelas minuman untuknya dan Lisa.
“Wow, kamar gue kok jadi rapi gini sih?” tanya Aldi heran melihat suasana kamarnya yang terlihat rapi dari biasanya.
“Iya-iyalah, orang gue yang rapihkan. Asal lo tau? Tadi kamar lo udah kayak kapal pecah tau nggak sih! Baju sampai pakaian dalam kotor lo berserakan dimana-mana. Sumpah, jorok banget sih lo jadi orang!” ucap Lisa kesal sambil mengelap keringat yang berada di dahinya.
“Hehe maklumlah, namanya juga kamar anak cowok Lis. Eh iya, nih minum dulu, lo pasti haus kan?” ucap Aldi cengengesan seraya menyodorkan minuman itu untuk Lisa.
“Thanks ya Al.” Lisa langsung meminum minuman yang diberikan oleh Aldi hingga tandas. Aldi yang melihat itu langsung tersenyum evil dan ia pun juga meminum minuman yang dibuatnya tadi.
“Kena lo! Maafin gue Lis, hanya dengan cara ini gue bisa miliki lo seutuhnya,” batin Aldi.
“No problem, gue ke kamar mandi dulu ya. Gue udah kebelet banget nih,” ucap Aldi seraya menaruh bekas gelas minumannya di meja samping tempat tidurnya. Lisa pun hanya mengangguk.
'Gotcha! Sorry Lis, hanya dengan cara ini gue bisa miliki lo,' batin Aldi. Ia pun juga segera menghabiskan jus jeruk yang dibuatnya tadi.
"No problem. Oh ya gue ke kamar mandi dulu ya. Gue mau ganti baju sebentar," ujar Aldi seraya menaruh bekas gelas minumannya di afas meja. Lisa pun hanya mengangguk.
Beberapa saat kemudian, Lisa merasa tubuhnya kepanasan dan kepalanya tiba-tiba saja terasa sakit.
"Kok gerah banget ya? Terus kenapa kepala gue jadi pusing gini," gumamnya. Bahkan inti sensitifnya berdenyut, entah apa yang membuatnya seperti itu.
"Umhh gerah banget sih." Tanpa berpikir panjang Lisa langsung membuka baju blouse nya dan hanya menyisakan tank top hitam mini mungkin orang akan mengira itu adalah seperti bra. Kini bagian atas Lisa memperlihatkan perut dan dadanya yang sedikit menyembul keluar.
Pintu kamar Aldi terbuka. Mata laki-laki itu terbelalak ketika melihat gadis yang berada di ruang tengah apartemennya.
"Lisa!" Aldi sangat terkejut melihat Lisa yang hanya mengenakan tank top yang sangat seksi menurutnya. Junior Aldi langsung menegang melihat penampilan Lisa, padahal jika ia pergi keluar negeri dan melihat perempuan berpenampilan seperti itu bahkan lebih sexi lagi, ia tidak sama sekali tidak tertarik dan malah menghiraukannya.
Ia sampai susah menelan salivanya, apalagi melihat dada putih nan mulus milik Lisa malu-malu menyembul dari dalam tank topnya itu.
'Damn she's so hot!'
Aldi menghampiri Lisa yang sedang mengipasi tubuhnya dengan salah satu majalah di atas meja.
"What's wrong with you, Lis?" tanya Aldi basa-basi, lalu duduk di samping Lisa.
"AC di kamar lo mati ya, Al? Kok panas banget sih?" tanya Lisa.
"Nope, AC-nya menyala kok. Malah gue nyalain suhunya di angka 20 derajat."
"Ngghh, tapi gue masih kepanasan Aldi," ujar Lisa sedikit mendesah sambil menatap Aldi dengan mata sayunya.
Libido Aldi semakin meningkat mendengar desahan dan tatapan mata sayu dari Lisa, pikirannya pun sudah dipenuhi dengan gairah dan nafsu.
Sudah tidak bisa menahannya lebih lama lagi, Aldi berangsur mendekati Lisa. Tanpa basi-basi, tangan kiri Aldi meraih tengkuk Lisa dan langsung meraup bibir Lisa dengan kasar dan rakus, sambil tangan kanannya menyibakkan rambut Lisa yang memperlihatkan leher jenjang Lisa yang putih mulus.
"Euummpptt a-pa yang lo lakukan Al? Lepas eemmhh …" Lisa mencoba untuk memberontak dengan cara memukul dan mendorong dada Aldi. Namun nihil, pelukan Aldi sangat erat, membuat dirinya tidak bisa bergerak sama sekali.
Lisa pun hanya bisa pasrah memejamkan matanya sambil mendesah dan mengerang saat Aldi menciumi dan mengigit lehernya. Lalu Aldi membaringkan tubuh Lisa di sofa.
"Lo nikmati aja baby, suara lo jangan ditahan. Desah kan terus nama gue," bisik sensual Aldi di telinga Lisa seraya menjilati dan menggigitnya. Seketika tubuh Lisa langsung bergetar, seperti disengat aliran listrik.
"Akhhh Al!" pekik Lisa. Tangan Aldi semakin tak terkendali, kini ia membuka sisa pakaian yang melekat di tubuh Lisa dan bergantian membuka pakaiannya sendiri. Kini mereka berdua sudah polos seperti bayi yang baru lahir.
Permainan Aldi semakin liar dan menjadi-jadi, membuat Lisa hanya bisa pasrah menikmati dan mengikuti alur yang dilakukan oleh Aldi kepadanya. Dan apa yang di inginkan oleh Aldi pun terjadi.
Bersambung. .
Jangan lupa untuk di like, komen, beri hadiah dan di vote ya teman-teman. Dan jangan lupa untuk di favorit kan juga, agar author nya lebih semangat lagi dalam membuat novelnya. Terimakasih banyak🙏
Mampir yuk ke novelku yang lain, dijamin seru🤗
Ig : @mutiakim09
*FLASHBACK OFF*
"Kenapa lo ngelakuin hal ini ke gue Al, hiks," ucap Lisa yang semakin terisak di pelukan Aldi.
“Hey, dengerin gue. Gue ngelakuin ini karena gue cinta sama lo. Gue nggak mau lo jadi milik orang lain. Lo itu cuma milik gue Lis!” ucap Aldi sambil menahan tubuh Lisa yang terus memberontak dan menatap Lisa dengan tajam.
“KALO LO CINTA SAMA GUE HARUSNYA LO BISA LIAT GUE BAHAGIA DENGAN ORANG LAIN!” teriak Lisa di depan wajah Aldi.
“Gue nggak akan pernah rela liat lo bahagia dengan orang lain, termasuk KIKI,” ucap Aldi sambil menekankan nama kekasih dari Lisa itu.
“Hiks. Lo itu sahabatnya Kiki Al. Kenapa tega lo khianati dia hiks, hiks,” isak Lisa.
“Cih! Dalam hal cinta, Kiki tetap saingan gue,” ucap Aldi sinis.
“Cuih! Lo ngasih obat apa ke minuman gue hah?!” sentak Lisa seraya meludahi wajah Aldi. Aldi tersenyum sinis, seraya mengusap ludah Lisa yang berada di wajahnya.
“Obat perangsang,” bisik Aldi ke telinga Lisa seraya semakin mengeratkan pelukannya sehingga tubuh polos Lisa menempel ke tubuhnya.
“Memang laki-laki brengs*k! Bajing*n! Bangs*t lo Al! hiks hiks,” maki Lisa sambil memukul dada Aldi dan dengan tangisan yang semakin menjadi-jadi.
“Hah, terserah apa kata lo Lis. Lo mau maki-maki gue, lo hina gue kek. Yang jelas lo sekarang sudah menjadi milik gue seutuhnya, bukan milik Kiki lagi,” ucap Aldi tersenyum miring dengan penuh kemenangan di wajah tampannya itu.
“Hiks, lo jahat Al! Gue nggak cinta sama lo. Lo itu sahabat gue Al. Dan gue cintanya cuma sama Kiki!”
Aldi sangat geram mendengar ucapan Lisa. Lalu ia langsung mencengkram bahu Lisa.
“Apa yang lo harapkan dari Kiki hah?! Hampir 3 tahun dia pergi, dan 2 tahun belakangan ini dia nggak ada kabar sama sekali! Gue disini yang selalu nungguin lo, selalu ada buat lo saat lo butuh gue.
Tapi kenapa lo nggak pernah mikirin perasaan gue Lis?! Gue kenal dan mengagumi lo jauh sebelum lo kenal Kiki, Lis. Lo nggak tau kan gimana dan apa yang Kiki lakukan saat ini? Bisa aja dia sekarang lagi bersenang-senang bareng cewek lain disana,” ucap Aldi menggebu-gebu mengingat Lisa yang masih mengharapkan Kiki yang sudah tidak pernah menghubunginya itu lagi.
Lisa pun langsung terdiam mendengar ucapan dari Aldi. Benarkah Kiki disana seperti itu? Entahlah hanya Tuhan lah yang tahu.
“Tolong pikirkan itu Lis. Gue udah kenal lo dari kecil. Gue sayang sama lo jauh sebelum lo kenal Kiki,” lirih Aldi menatap dalam mata Lisa.
“Hiks, kalo lo sayang sama gue, kenapa lo hancurkan masa depan gue Aldi,” isak Lisa.
“Karena gue pengen lo jadi milik gue seutuhnya Lis,” ucap Aldi tegas.
“Tapi nggak harus seperti ini Aldi!” sentak Lisa.
"Kalo gue nggak ngelakuin ini, lo nggak bakal pernah nerima gue Lis!"
BRAKKK!
Tiba-tiba pintu kamar Aldi di buka dengan keras.
“Astaghfirullah Aldi!”
Tante Anne yang baru pulang dan mendengar suara ribut di kamar putranya, ia pun bergegas ke kamar Aldi dan langsung membuka pintunya, tanpa mengetuk terlebih dahulu. Aldi yang terkejut itu pun langsung melepas pelukannya dan bangun dari tidurnya diikuti dengan Lisa.
“Hiks, Tante ...” Lisa memanggil Tante Anne dengan memegang ujung bed cover yang menutupi tubuh polosnya.
“Lisa!” pekik Tante Anne.
“Hiks Tante, Aldi jahat. Dia.. Hiks.. dia ...” ucap Lisa dengan sesenggukan hingga ia tidak bisa melanjutkan perkataannya.
PLAKKK!
“Apa yang telah kamu lakukan Aldi?!” bentak Tante Anne setelah ia menampar pipi Aldi. Aldi hanya diam seraya memegangi pipinya yang memerah akibat tamparan dari Mommy nya itu.
“Jawab Mommy Aldi! Apa yang telah kamu lakukan sama Lisa hah?!” sentak nya lagi.
“Aldi udah tiduri dia,” jawab Aldi dengan wajah dan suara yang datar.
“Apa?! Ya Tuhan Aldi apa yang telah kamu lakukan,” ucap Tante Anne frustrasi seraya memijat pelipisnya, air matanya pun kini sudah mengucur keluar dari kedua matanya, karena ia sungguh tak percaya mendengar ucapan dari putranya itu.
“Hiks, hiks.” Lisa terus terisak di samping Aldi dengan terus memegang erat bed cover yang menutupi tubuh polosnya itu.
Tante Anne berjalan menuju lemari Aldi lalu mengambil handuk kimono milik Aldi.
“Pake ini dulu ya, sayang?” Lisa hanya mengangguk pelan. Tante Anne langsung memakaikan kimono itu kepada Lisa, lalu membantu Lisa untuk berdiri.
“Arrrggghh, ssstttt sakit ...” Lisa merintih menahan sakit pada selangkangannya.
“Apa sangat sakit nak?” Lisa hanya menjawab dengan anggukan dan tangisannya. Tante Anne langsung memeluk dan menenangkannya.
“Mommy tunggu kamu dibawah,” ucap Tante Anne menatap Aldi dengan tajam sebelum beliau benar-benar keluar dari kamar putranya.
“Aaarrghh sial!” Aldi menjambak rambutnya frustrasi.
“Tuhan... Maafkan hamba mu ini,” batin Aldi lirih.
***
BUGH!
Aldi tersungkur saat mendapat pukulan dari Rama, kakak pertama dari Lisa.
Lisa merupakan anak terakhir dari 3 bersaudara, ia mempunyai 2 orang kakak laki-laki. Kakak pertamanya bernama Rama dan kakak kedua nya bernama Edwin.
Rama, kakak pertama dari Lisa membantu perusahaan Papanya yang berada di Indonesia. Sedangkan Edwin, kakak kedua dari Lisa membantu perusahaan Papanya yang berada di luar negeri, tepatnya di Hongkong.
Dan saat ini keluarga Lisa dan Aldi tengah berkumpul dirumah orang tua Aldi.
“Brengs*k lo! Kenapa lo lakuin ini sama adek gue hah! Kenapa Al?!” bentak Rama emosi setelah mendengar cerita Tante Anne. Aldi hanya diam ketika di pukuli oleh Rama.
“Karena gue cinta sama adek lo,” jawab Aldi dengan santai membuat Rama semakin geram dan semakin mencengkeram erat kerah baju Aldi.
BUGH!
Lagi-lagi Rama kembali menghantam wajah Aldi. Terlihat sudut bibir Aldi sudah mengeluarkan darah segar akibat pukulan dari Rama.
“Cih! Lo pikir dengan cinta, lo bisa ngelakuin hal itu sama adek gue hah?!” Rama mencengkram kerah baju Aldi. Aldi hanya diam, enggan untuk menjawab.
“Benar-benar sangat memalukan kamu Aldi! Daddy nggak pernah mendidik kamu jadi lelaki bejat seperti ini!” geram Om Darwin yang tak lain adalah Daddy dari Aldi.
“Sudah cukup! Jangan memperbesar masalah lagi. Aldi, Om benar-benar kecewa dengan perlakuan kamu terhadap putri Om. Padahal Om sudah percayakan sepenuhnya kepada kamu untuk menjaga Lisa, tapi apa yang kamu lakukan pada putri Om? Om bener-bener tidak habis pikir dengan kelakuan kamu, Aldi!” Om Hendra selaku Papa dari Lisa angkat bicara dengan suara tegasnya.
“Maafin Aldi Om,” ucap Aldi sedikit menunduk.
“Kata maaf tidak bisa mengembalikan semuanya Aldi! Kamu harus bertanggung jawab atas apa yang kamu lakukan ini. Om, Tante dan orang tua kamu akan segera mempersiapkan untuk pernikahan kalian minggu depan.” ucapan Om Hendra mampu membuat semuanya tersentak, termasuk Lisa yang berada di pelukan Mamanya.
“Tapi Pa ...” ucapan Lisa pun langsung terpotong oleh Papanya.
“Tidak ada tapi-tapian dan tidak ada penolakan Lisa! Sebelum hal buruk terjadi akibat perbuatan kalian berdua!” tegas Om Hendra. Lisa kembali menangis tanpa suara di pelukan Tante Nila, yakni Mama dari Lisa.
Disana Aldi diam-diam menyunggingkan senyum evil nya.
“Well, impian yang gue harapkan selama ini akan terwujud. Lisa, you will be mine.”
Bersambung..
Jangan lupa untuk di like, komen, beri hadiah dan di vote ya teman-teman. Dan jangan lupa untuk di favorit kan juga, agar author nya lebih semangat lagi dalam membuat novelnya. Terimakasih banyak🙏🤗
Ig : @mutiakim09
***
Sesampainya di rumah, Lisa berlari menuju ke kamarnya tanpa menanggapi panggilan dari orang tua dan kakaknya. Sesampainya di kamar, ia pun langsung masuk ke dalam kamar mandinya.
Disana Lisa menangis sejadi-jadinya sambil mengguyur seluruh badannya di bawah shower. Air shower yang membasahi tubuhnya itulah menjadi saksi kepedihan hatinya.
“Hiks, gue udah nggak suci lagi, gue perempuan kotor. Kenapa lo tega ngelakuin hal itu ke gue Al? Gue benci sama lo, hiks,” isak Lisa terduduk di lantai kamar mandi yang dingin sambil menggosok tubuhnya dengan kasar hingga membuat kulitnya memerah.
“Kiki, kamu dimana? Aku butuh kamu, hiks hiks, hiks,” lirih Lisa yang terus terisak sambil mengingat sang kekasih yang jauh disana.
“Dek, kamu dimana?” terdengar suara bariton milik Rama memanggil Lisa, namun Lisa tak menjawabnya.
“Lisa tolong jawab kakak,” ucap Rama lagi. Namun tetap sama, Lisa hanya diam. Karena ia tengah membayangkan kejadian yang telah menimpa dirinya tadi sore saat dirumahnya Aldi.
“Aaarggh! GUE BENCI LO ALDI!” teriak Lisa frustrasi seraya menjambak rambutnya sendiri.
CEKLEK!
Pintu kamar mandi Lisa dibuka oleh Rama.
“Ya ampun dek,” pekik Rama langsung mematikan shower yang mengguyur tubuh sang adik.
“Kakak,” lirih Lisa menatap kakak pertamanya dengan mata yang memerah dan sembab.
“Please jangan seperti ini dek, kakak nggak suka liat kamu seperti ini.” Lengan kokoh Rama langsung memeluk Lisa. Tidak peduli walau keadaan Lisa yang basah kuyup. Ia berusaha untuk menenangkan adiknya itu.
“Aldi jahat kak, dia bajing*n hiks, hiks,” isak Lisa dalam pelukan sang kakak.
“Uusstt, nggak boleh ngomong seperti itu dek. Takutnya nanti yang ada kamu malah jatuh cinta loh sama dia,” ucap Rama sedikit menggoda sang adik.
“Kakak aku serius!” Lisa menyentak Rama dan mendorongnya sedikit keras hingga membuat pelukan kakaknya terlepas.
“Hey! Sejak kapan kamu berani bentak kakak hah?!” Rama memegang bahu sang adik dan mengguncangkan-nya.
“Hiks. Maafin aku kak,” lirih Lisa menunduk, Rama pun kembali memeluk Lisa.
“Kakak tau ini sangat berat buat kamu dek. Tapi kamu harus pikirkan akibat dari perbuatan kalian berdua ini, tidak menutup kemungkinan jika suatu saat nanti di dalam rahim kamu akan tumbuh sebuah janin anak dari Aldi,” ucap Rama begitu lembut.
“Tapi Kiki gimana kak? Aku masih pacaran sama dia, gimana nantinya kalo dia tau aku nikah sama Aldi,” lirih Lisa.
“Kakak sarankan kamu untuk ngelupain dia. Kiki udah lama kan nggak ngabarin kamu? Mungkin memang Kiki bukan jodoh kamu. Coba kamu terima kehadiran Aldi di hati kamu dek.” Rama berucap lembut.
“Tapi dia bajing*n kak, dia udah buat masa depan aku hancur. Dia udah tega mengambil mahkota yang aku jaga selama ini. Hiks,” lirih Lisa kembali terisak.
“Aldi pasti punya alasan kenapa dia ngelakuin hal itu kepada kamu dek. Lagian dia mau kan tanggung jawab kan atas perbuatannya,” ucap Rama. Lisa memejamkan matanya, menahan rasa sakit dihatinya.
“Haruskah kenangan indah kita berakhir sampai disini Ki?” batin Lisa lirih sambil mengingat kenangan indah bersama sang kekasih dan terus menangis hingga membuat matanya menjadi kecil seperti biji kacang almond.
***
1 minggu pun berlalu…
Kini adalah waktu yang ditunggu-tunggu oleh Aldi telah tiba. Namun tidak dengan Lisa yang terlihat pasrah dengan semuanya.
Akad nikah mereka dilaksanakan pada pagi hari di kediaman mewah orang tua Lisa.
Kini di tempat akad nikah sudah kedatangan bapak penghulu, mempelai pria, yang tak lain adalah Aldi. Dan tak lupa pula Om Hendra selaku sebagai wali Lisa, Om Darwin dan Rama yang menjadi saksi kedua mempelai serta keluarga inti dari Aldi dan Lisa. Acara akad nikah Lisa dan Aldi ini hanya dihadiri oleh kerabat dekat saja.
Tak ketinggalan juga kakak kedua dari Lisa, yakni Edwin yang datang jauh-jauh datang dari Hongkong hanya untuk menyaksikan adik perempuan satu-satunya itu menikah, ia datang bersama istrinya yang bernama Maura dan anak perempuan nya bernama Wina yang baru berusia 1 tahun.
Dan untuk rekan kerja dari orang tua Aldi dan Lisa dan tak lupa juga teman-temannya, di undang pada saat acara resepsi pernikahannya nanti. Dimana resepsi pernikahan akan di langsungkan pada sore hari, bertempat di salah satu hotel bintang lima milik Daddy Aldi.
“Bagaimana? Apa bisa kita mulai?” tanya pak Penghulu.
“Silahkan di mulai saja pak, biar cepat selesai acaranya,” jawab Aldi dengan cepat, membuat Om Darwin dan Om Hendra terkekeh mendengar sang anak dan calon mantunya yang sangat tidak sabaran itu.
"Ck, anak itu. Kok bisa sama seperti aku dulu, yang nggak sabaran untuk nikahin mommy-nya," batin Om Darwin yang mengingat masa lalunya ketika ia akan menikah dengan Tante Anne.
“Kamu sudah siap nak Aldi?” tanya pak Penghulu itu lagi.
“Insyaa Allah saya siap pak,” ucap Aldi mantap dengan semangat empat limanya.
“Baiklah kalau begitu nak Aldi, silahkan jabat tangan calon mertua kamu,” ucap pak Penghulu. Aldi mengangguk lalu menjabat tangan Om Hendra, yakni papa dari Lisa.
“Bismillahirrahmanirrahim, saya nikahkan dan kawinkan engkau Riyaldi Darien Eadric Bin Darwin Eadric dengan anak saya Lisa Evania Wijaya binti Hendra Wijaya dengan mas kawin berupa uang sebesar 500 juta dan perhiasan berlian 24 karat seberat 15 gram dibayar tunai,” ucap Om Hendra tegas.
“Saya terima nikah dan kawinnya Lisa Evania Wijaya binti Hendra Wijaya dengan mas kawin tersebut dibayar tunai,” ucap Aldi lantang.
“Bagaimana para saksi?” tanya pak Penghulu.
“SAH,” ucap semuanya.
“Alhamdulillah,” ucap pak Penghulu dan di akhiri dengan doa.
“Akhirnya Lisa sekarang sudah sah menjadi milik gue seutuhnya,” batin Aldi tersenyum penuh kemenangan di wajahnya.
Sedangkan di kamar Lisa..
TES!
Air mata Lisa langsung jatuh seketika, ketika Aldi mengucapkan kata “SAH”. Sekarang ia telah sah menjadi nyonya Riyaldi Darien Eadric. Pupus sudah harapannya untuk merajut masa depan bersama sang kekasih.
“Kiki, maafin aku …” batin Lisa lirih seraya mengusap air mata yang terjatuh dari pelupuk matanya.
“Sayang ayo kita turun,” ajak Tante Nila pada Lisa.
Namun ketika melihat sang anak menangis, Tante Nila mengurungkan niatnya untuk mengajak Lisa keluar dari kamar, ia mencoba untuk menghiburnya putrinya itu terlebih dulu. Karena ia sangat tau putrinya itu bukan nangis karena bahagia atas pernikahannya, tetapi malah sebaliknya.
“Uh, anak Mama yang cantik ini sekarang sudah jadi istrinya orang, padahal baru kemarin nangis-nangis merengek minta di beliin lollipop sama main curut di got,” goda Tante Nila pada Lisa.
“Apaan sih Ma, nggak lucu tau.”ucap Lisa menatap sang Mama seraya memanyunkan bibirnya. Tante Nila pun langsung terkekeh.
“Nak, Mama harap kamu bisa menjadi istri yang baik buat Aldi. Jadilah istri yang berbakti sama suami, layani lah suamimu dengan baik, karena ridho Allah terletak pada ridho suamimu. Turuti lah apa yang dikatakan oleh suamimu,” nasehat panjang dari Tante Nila kepada sang anak sambil memegangi tangan Lisa. Dengan linangan air mata yang keluar dari kedua matanya yang kini sudah memperlihatkan sedikit kerutan.
“Insyaa Allah Lisa akan menjalani semua nasehat dari Mama,” ucap Lisa yang kembali menitikkan air matanya.
“Sudah nak, jangan nangis nanti make-up kamu luntur loh,” goda Tante Nila kembali sambil menghapus air mata yang mengalir di wajah putrinya itu.
Tiba-tiba kakak ipar atau istri dari Rama bernama Ika, masuk ke dalam kamar Lisa.
“Aduh adiknya kakak yang cantik ini sekarang sudah jadi istrinya orang, yah nggak ada yang bantuin kakak jagain Raka dong. Raka juga pasti kangen banget sama tantenya yang cerewet ini.” goda Ika. Raka adalah anak dari Rama dan Ika atau keponakan dari Lisa yang baru berusia 2 tahun. Lisa langsung mendengus kesal mendengar ucapan kakak iparnya itu.
“Ih kak Ika ngomongnya kayak Lisa nggak bakalan pernah pulang aja kek bang toyib. Tenang aja kali, Lisa bakalan sering-sering berkunjung ke rumah mama papa kok.” Ika dan Tante Nila langsung terkekeh mendengar ucapan Lisa.
Tak lama kemudian Tante Anne masuk ke kamar Lisa dan langsung menghampiri Lisa yang kini telah menjadi menantunya itu.
“Masyaa Allah menantu Mommy cantik banget sih,” puji Tante Anne sambil memeluk Lisa sebentar dan langsung melepas pelukannya.
“Terima kasih Tante Ann,” balas Lisa dengan senyum yang agak di paksakan.
“Jangan panggil Tante lagi dong sayang, panggilnya Mommy seperti Aldi dan Claudia. Kan sekarang kamu udah jadi menantunya Mommy,” jelas Tante Anne.
“Baiklah Mommy Ann.”
“Nah gitu dong sayang, Mommy kan jadi senang mendengarnya. oh iya, selamat datang di keluarga kami sayang. Jangan bersedih lagi, oke. Mommy sudah menyayangi kamu seperti anak kandung Mommy sendiri,” ucap Tante Anne seraya tersenyum sambil mengusap pipi Lisa.
Lisa yang mendengar perkataan dari ibu mertuanya hanya bisa tersenyum dan berusaha untuk tegar. Padahal di dalam hatinya sangat sakit dan rapuh.
Mengingat dirinya sekarang sudah menikah dengan Aldi, sahabatnya sendiri. Ia tak pernah menyangka akan menikah dengan orang yang sudah ia anggap seperti saudaranya sendiri.
“Wah kakak ipar cantik banget, pantas aja kak Aldi sampai tergila-gila sama kakak,” ucap Claudia, adik dari Aldi yang tiba-tiba datang ke kamar Lisa.
“Kamu bisa aja Clau,” ucap Lisa tersenyum tipis.
“Ayo sayang kita turun, suami mu sudah menunggu di bawah, takutnya kalo dia lama menunggu bisa-bisa acara kalian habis berantakan karena pengantin laki nya mengamuk,” goda Tante Anne. Lisa hanya menanggapinya dengan senyuman. Senyuman yang sangat menyakitkan bagi orang yang bisa tau isi pikiran dan hati Lisa saat ini.
Bersambung..
Jangan lupa untuk di like, komen, beri hadiah dan di vote ya teman-teman. Dan jangan lupa untuk di favorit kan juga, agar author nya lebih semangat lagi dalam membuat novelnya. Terimakasih banyak🙏🤗
Ig : @mutiakim09
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!