Seorang gadis berlari menuju kelas, hari ini benar-benar celaka bagi gadis itu karena terlambat datang ke kelas. Itu disebabkan dirinya harus menerima hukuman sebelum masuk ke kelas. Saat dirinya tengah berlari tak sengaja dibalik kelas 11 IPA 1, gadis itu berhenti berlari dan melihat seorang cowok yang tengah serius mendengar materi yang disampaikan guru didepan kelas. Saat gadis itu tengah terlena dengan cowok itu. Tiba-tiba..
“Alisya!” nyeletuk seseorang di samping gadis itu.
Gadis tersentak kaget.
Nama gadis itu Alisya lebih tepatnya Auristella Alisya. Anak tunggal dari keluarga yang cukup terkenal. Karena pekerjaan Ayah yang seorang pebisnis dan memiliki perusahaan besar. Namun, bagi Alisya kekayaan orang tuanya tidak membuat dirinya sebagai anak manja yang hanya dimanjakan oleh kekayaan orang tuanya.
“Eh bapak.” Kata Alisya sambil nyengir gak jelas.
“Kamu ini udah datang terlambat bukannya masuk ke kelas malah berdiri disini lagi, kamu ngelihatin apa hah!” Kata Pak guru yang tadi menghukum Alisya.
“Ah maaf pak. Kalau begitu aku permisi dulu.” Kata Alisya sambil berlari kencang menghindari Pak guru yang menurutnya galak itu, supaya tidak terkena hukuman lagi.
Alisya berdiri di samping pintu kelasnya dan mengintip keadaan kelasnya. Ternyata Bu Rina sudah ada di kelas sedang memberikan materi. Alisya menghela nafasnya. Mencoba menenangkan diri sebelum menghadapi Bu Rina. Alisya lalu masuk ke kelas.
“Selamat pagi bu.” Sapa Alisya denga takur.
“Pagi. Alisya kamu terlambat lagi?” tanya Bu Rina.
“Iya bu. Maaf sudah terlambat datang ke kelas. Soalnya tadi dapat hukuman dari pak Edo.” Kata Alisya sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
“Yasudah kamu duduk sana. Lain kali jangan terlambat lagi.” Kata Bu Rina.
“Makasih bu.” Kata Alisya sambil berjalan menuju ke tempat duduk.
Alisya mengeluarkan buku di dalam tasnya.
“Tadi malam nonton konser Seventeen gak?” Bisik Bunga yang merupakan teman sebangku Alisya. Yang juga termasuk kpopers akut. Begitulah julukan Alisya untuk Bunga teman sebangkunya.
“Nonton dong. Itulah alasan ku datang terlambat hari ini. Kata Alisya.
“Bukannya kamu memang sering terlambat. Jangan jadikan Oppa ku sebagai alasan telat mu itu.” Kata Bunga.
“Hush.. gak usah ngajak ku ngobrol lagi. Nanti malah kena hukuman dari bu Rina lagi.” Kata Alisya.
Mereka berdua kembali fokus mendengar materi yang sedang disampaikan ibu Rina. Saat pelajaran sedang berlangsung Bel tanda istirahat berbunyi.
“Baiklah anak-anak, materi ibu sampai disini dulu. Sampai ketemu minggu depan.” Kata Ibu Rina pergi meninggalkan kelas.
Saat Alisya memasukan bukunya ke dalam tas. Tiba-tiba Bunga kembali mengajaknya berbicara.
“Al, kamu simpankan video konsernya.” Tanya Bunga.
“Gak. Kamu ini yah katanya kpopers masa nonton konser online aja kagak mampu.” Kata Alisya.
“Iya aku tak mampu. Karena uangku habis terkuras membeli barang-barang Kpop. Soalnya lucu.” Kata Bunga sambil mempout bibirnya.
“Hmm. Makan tuh lucu.” Kata Alisya dengan tatapan jijik.
“Beneran kamu gak simpan videonya?” tanya Bunga lagi.
“Simpan kok. Nanti aku baru kasi filenya. Aku mau ketemu kak Dafa dulu.” Kata Alisya.
“Bilang aja mau ketemu pacarnya.” Kata Bunga menggoda Alisya.
“Maaf ya bu pecinta Oppa-oppa. Aku dan Dafa cuman teman. Dan kami berteman dari kecil.” Kata Alisya berjalan keluar kelas meninggalkan Bunga.
“Teman sejak kecil tapi lengket kayak perangko.” Kata Bunga saat Alisya sudah tidak ada dihadapannya.
Saat Alisya sedang berjalan menuju belakang kelas. Yang telah menjadi tempat pertemuan dirinya dengan Dafa. Tak sengaja dia bertemu dengan Cowok tadi. Cowok itu bernama Adrian. Saat ini dihadapan Alisya, Adrian sedang berdiri dengan kekasihnya Tania yang merupakan kakak kelas mereka. Alisya hanya terpaku melihat kemesraan mereka. Hatinya terasa sakit. Bagaimana tidak, Adrian merupakan cowok yang sangat disukai oleh Alisya.
Alisya sudah menyukainya secara diam-diam sejak lama. Namun, tak disangka Adrian memilih berpacaran dengan Tania kakak kelas mereka. Tak sanggup melihat kemesraan mereka, Alisya berlari dari hadapan mereka. dia berlari menuju belakang sekolah. Disana sudah terdapat Dafa yang tengah duduk sendiri. Alisya berlari menghampiri Dafa.
“Al, kamu kenapa?” tanya Dafa yang begitu bingung saat Alisya menghampirinya dengan menangis.
“Aku tak tahan kak melihat kemesraan Adrian dengan Tania. Tapi aku sangat mencintainya.” Kata Alisya.
Dafa hanya terdiam mendengar keluhan Alisya. Setiap hari Alisya selalu membicarakan Adrian, bahkan hatinya ikut sakit melihat ceweknya yang dicintainya itu menangis untuk cowok yang tak memandangnya sama sekali.
“Kamu yang sabar Al.’ kata Daffa.
Hanya kata sabar yang selalu Raffa ucapkan untuk Alisya. Ketika cewek itu merasa sedih.
“Kak, kapan Adrian bisa putus dengan kak Tania?” tanya Alisya.
“Kenapa kamu menanyakan itu padaku?” tanya Dafa yang terlihat bingung akan pertanyaan Alisya. Kenapa Alisya menanyakan itu padanya. Sudah jelas jika dirinya tak tahu menahu akan hubungan Adrian dan Tania.
“Mungkin saja kakak tahu. Kakak kan sekelas dengan Kak Tania.” Kata Alisya.
“Walaupun aku sekelas, tak mungkin juga aku ikut campur hubungan mereka.” Kata Dafa.
“Iya juga si. Tapi aku gak suka melihat selalu mesra terus seperti itu.”
“Ya udah, kagak usah dibahas lagi. Kamu tunggu disini. Aku mau ke kantin untuk membeli beberapa makanan.” Kata Dafa.
“Kagak usah kak, aku lagi gak mood makan. akau mau ke kelas.” Kata Alisya.
“Kalau begitu, aku antar kamu ke kelas.” Ajak Dafa.
Mereka berdua kembali berjalan menuju kelas Alisya kelas 11 IPA 2. Lagi-lagi saat berjalan melintas kelas 11 IPA 1 tak sengaja pula Alisya melihat Adrian bersama Tania. Hatinya kembali sakit. entah sampai kapan sakit itu akan hilang. Dafa lalu menepuk pundak Alisya seolah mengatakan tak usah menghiraukan dua insan yang tengah dimabuk cinta itu.
“Makasih ya kak, udah anterin aku ke kelas.” Kata Alisya.
“Iya. Sama-sama. Nanti aku antar kamu pulang yah” Kata Dafa sambil tersenyum.
“ boleh kak.” Kata Alisya mumpung hari ini abang sopir tak menjemput Alisya di sekolah.
Alisya masuk ke kelas. Dimana di dalam sudah ada Bunga yang tengah duduk memakan snack sambil menonton video di hpnya.
“Nonton apa tuh? Ketahuan kamu bawa hp dalam kelas.” Kata Alisya menggoda temannya itu.
“Ya.. Alisya jangan aduin dong.”
keluh Bunga.
“Gak, tenang saja. Sama aku mah aman, tapi belum tentu sama teman-teman yang lain. Emang kamu nonton apaan si.” Kata Alisya.
“Aku lagi streaming musik video terbaru Seventeen yang Rock with you.” Kata Bunga yang terlihat senang saat melihat oppa-oppa tercintanya sedang menari-menari di video itu.
“Oh itu toh.” Kata Alisya.
“Iya, disini Vernon ganteng banget. Eh, kamu jadikan kasih aku copyan Video konsernya.” Kata Bunga.
“Jadi dong. Untuk teman ku tercinta yang Bucinnya setengah mampus.” Kata Alisya mengejek.
“Apaan si kamu. Gak setengah mampus juga kali.” Kata Bunga sambil cemberut.
“O ya, nanti kita ke mall yuk.” Ngajak Bunga.
“Emang mau beli apa? Aku hari ini mau pulang bareng kak Dafa.” Kata Alisya.
“Kalau gitu ajak sekalian kak Dafa aja ke Mall.” Kata Bunga.
“Ya udah, nanti aku beritahu kak Dafa.”
Kata Alisya.
Bel tanda masuk sekolah sudah berbunyi. Siswa-siswi kembali berhamburan menuju kelas masing. Begitu pula Tania yang sedari tadi berada didepan di kelas 11. Segera keluar dari kelas dan menuju ke kelasnya.
“Ad, nanti jadi pulang bareng kan?” Tanya Tania.
“Jadi kak.” Kata Adrian.
Meski mereka berpacaran, Adrian masih memanggil Tania dengan sebutan Kakak. Itu karena Adrian malu memanggil Tania dengan sebutan sayang di sekolah.
Adrian merupakan siswa terpandai disekolahnya. Dia juga cukup terkenal di kalangan cewek-ceweknya di sekolahnya. Bagaimana tidak terkenal, Adrian anak yang cerdas bukan hanya cerdas tetapi wajahnya juga tampan. Ditambah lagi dia terkenal sebagai anak yang kaya. Karena orang tuanya merupakan pebisnis terbesar.
Tania adalah cinta pertamannya. Sehingga Adrian sangat mencintai Gadis itu. meski banyak godaan tetapi dirinya tidak akan tergoda. Karena Adrian sangat mencintai Tania. Adrian duduk di kelas, kembali memfokuskan dirinya untuk mendengarkan materi yang disampaikan guru di depan kelas.
Pelajaran terus berlanjut. Hingga tanda bel yang menghentikan pembelajaran. Adrian memasukan bukunya kedalam tas. Dia segera keluar dari kelasnya. Kali ini dia bersama Tania akan pulang bersama. Sekaligus mereka akan makan siang bersama. Adrian menunggu Tania di halaman kelasnya. Tania menghampirinya dan tersenyum.
“Maaf ya, kamu harus nunggu lama.” Kata Tania.
“Gak apa-apa kok kak.” Jawab Adrian.
“ yuk Kita jalan.” Ajak Tania sambil mengalungkan tangannya di tangan Adrian. Adrian hanya tersenyum melihat perlakuan manis Tania padanya.Tanpa mereka sadari sepasang mata melihat dengan perasaan sedih.
Adrian dan Tania menuju arah mobil Adrian yang sudah terparkir. Mereka berdua menaiki mobil itu. Adrian membawa mobil itu menuju tempat makan yang sering dia dan Tania kunjungi.
“O ya sayang. Setelah makan, bisa kita ke mall sebentar. Aku mau beli sesuatu.” Kata Tania.
“Iya, Nanti setelah makan yah. Kata Adrian.
“Iya sayang.” Kata Tania sambil menyenderkan kepalanya ke bahu Adrian.
Mobil melaju ke tempat makan yang sering mereka kunjungi. Adrian lalu memarkir mobilnya. Mereka berdua turun dari mobil dan masuk kesebuah rumah makan. Tania dan Adrian duduk dan memesan makanan. Pelayan lalu mengantar makan yang mereka pesan.
Tania tersenyum ke Adrian, sebaliknya Adrian juga tersenyum kepada kekasihnya itu. mereka memakan makanan yang sudah mereka pesan tati. Setelah makan, Adrian pergi kekasir untuk membayar makanan yang mereka berdua telah cicipi. Mereka berdua kembali ke mobil.
“Jadi ke Mall kan?” tanya Adrian.
“Jadi dong.” Kata Tania.
Mobil kembali berjalan menuju Mall.
Disisi lain Alisya, Bunga dan Dafa sedang mengelilingi Mall.
“Sebenarnya kamu mau beli apa si Bunga. Aku udah capek keliling tau gak.” Kata Alisya dengan nada kesal.
“Kamu gimana si! Baru keliling itu saja udah mengeluh.” Kata Bunga.
“Jelaslah jika aku mengeluh dari tadi kita udah keliling dan aku tuh belum makan sejak tadi.” Kata Alisya.
“Yaudah, gak usah berantem. Lebih baik kita mencari makan.” kata Daffa.
“Tapi, kakak yang traktir kan?” tanya Bunga dengan sedikit malu-malu.
“Eh, situ yang ngajak kita kesini. Jadi dirimu yang traktir dong.” Kata Alisya.
“Tapi.. aku lagi krisis keuangan. Uang ku habis terkuras beli photocard member Seventeen. Belum lagi aku mau beli boneka karakter seventeen gitu.” Kata Bunga dengan nada pelan.
Alisya hanya menepuk jidatnya mendengar penuturan dari Bunga. Dia begitu heran dengan Bunga yang segitu cintanya dengan idol korea itu. namun, Daffa hanya tertawa melihat ekspresi kedua orang di depan ini.
“Yaudah. Hari ini aku yang traktir. Yuk kita cari makan.” Kata Dafa lalu berjalan mencari tempat makan.
“Yes!” seru Bunga yang begitu senang mendengar jika dirinya ditraktir Daffa.
Bunga lalu berjalan mengikuti Dafa. Sedangkan Alisya masih terdiam mendengar Daffa yang metraktir mereka. Padahal Alisya ingin sekali mengerjai Bunga temannya itu.
“ Eh, tungguin.” Kata Alisya saat dirinya sudah ditinggali oleh Daffa dan Bunga.
Mereka bertiga sampai di sebuah tempat makan. Daffa sedang memesan makanan. Tinggal Alisya dan Bunga yang tengah duduk.
“Kamu beneran gak pacaran sama kak Dafa?” tanya Bunga kepada Alisya.
“Gaklah, kita cuman temenan kali. Aku udah menganggap kak Dafa seperti abangku sendiri.” Kata Alisya.
“Emang kamu gak ada perasaan sebagai seorang cowok sama sekali gitu ma Kak Daffa.” Tanya Bunga lagi.
“Ya gaklah. Kan udah aku bilang aku udah menganggap Kak Daffa seperti abangku sendiri.” Jawab Alisya.
“Padahal kak Dafa itu udah ganteng, baik pula. Kamu malah gak ada rasa cinta sama sekali sama dia.” Kata Bunga.
“Emang kenapa? Kamu suka ma kak Dafa. Mau aku comblangin?” tanya Alisya.
“Gak lah, aku cuman mau bilang doang. Lagian aku masih mau pengen setia sama Vernon oppa.” Kata Bunga.
Mendengar ucapan Bunga, Alisya memutar bola matanya.
“Setia? Belum tentu VERNON OPPAMU yang di korea sana itu setia. Kenal aja kagak.” Kata Alisya dengan nada penuh penekanan pada kalimat Vernon oppamu.
Daffa menghampiri mereka berdua.
“Maaf yah lama, bentar lagi makanan pesanan kita diantar.” Kata Dafa.
“gak apa-apa kok kak.” Kata Bunga sambil tersenyum.
“Sebelumnya terima kasih ya kak atas traktirannya.’ Lanjur Bunga.
“ Iya, sama-sama.” Kata Kak Daffa sambil tersenyum.
Adrian dan Tania sudah sampai di mall yang dituju. Mereka berdua keluar dari mobil. Mereka berdua memasuki mall.
“Kamu mau membeli apa?” Tanya Adrian.
“Nanti kamu juga tahu. Ayuk.” Ajak Tania untuk mengelilingi Mall.
Disisi lain Alisya, Bunga dan Daffa sedang menikmati makanannya. Setelah selesai makan, Daffa menyuruh mereka keluar sedangkan dirinya ke kasir untuk membayar makanan. Saat tengah berdiri menunggu Daffa. Tanpa sadar mata Bunga melihat Adrian dan Tania yang sedang berjalan mengelilingi mall.
“Al, bukannya itu Adrian sama Kak Tania yah.” Kata Bunga sambil menunjukan letak Adrian dan Tania berada.
Alisya mengarahkan matanya sesuai dengan arah tangan Bunga. Dilihatlah Tania sedang mengandeng mesra tangan Adrian. Hatinya benar-benar sakit melihat pasangan itu. Alisya lalu pergi begitu saja meninggal Bunga.
“Al, tungguin.” Teriak Bunga.
Mendengar teriakan Bunga, Daffa lalu segera keluar setelah membayar makanan. Dilihatlah Tania dengan Adrian disana.
“Tania!” seru Daffa dengan suara pelan sambil menatap tajam kearah pasangan itu.
Dafa lalu segera menghampiri Alisya dan Bunga.
Tania menyungging senyumnya.
“Sayang, sebenarnya kamu mau beli apa?” Tanya Adrian yang begitu bingung karena dari tadi Tania hanya mengajak mengelilingi mall tanpa membeli sesuatu.
“Ah, gak jadi. Yuk kita pulang.” Kata Tania.
Alisya terus berlari dengan air mata yang sudah menetes dipipinya. Kenapa dia harus bertemu mereka disini? Kurang sakit apa lagi melihat kemesraan mereka di sekolah. Begitula yang dipikiran Alisya saat ini.
Rencana untuk berbelanja di Mall, akhirnya batal sudah dikarenakan Alisya ingin segera pulang ke rumah. Raffa mengantar mereka ke rumah masing-masing. Namun, Bunga masih bergelut dengan fikirannya. Ada hubungan apa Alisya dengan Adrian dan Tania sehingga Alisya memilih meninggalkan mall saat melihat mereka berdua. Dan ada penyesalan dalam diri Bunga seharunya dirinya tak mengatakan keberadaan Adrian dan Tania kepada Alisya. Mungkin jika Bunga tak memberi tahu, Bunga masih bisa membeli beberapa barang Kpop yang dinginkannya di mall itu.
“Al, kamu udah gak apa-apa kan?” Tanya Bunga.
“Gak apa-apa.” Jawab Alisya yang tersenyum ke arah Bunga.
“Sebenarnya ada apa sii? Kenapa saat aku memperlihatkan Adrian dan Kak Tania sama kamu. Kamu malah pergi gitu saja. Dan memutuskan untuk segera pulang.” Tanya Bunga yang merasa heran.
“Ah, itu aku ingat Kucing kesayangan aku di rumah belum aku kasi makan siang. Makanya aku buru-buru ingin segera pulang.” Jawab Alisya bohong kepada Bunga. Meski dirinya tahu bohongnya itu gak masuk akal.
Dafa yang mendengar jawaban Alisya itu langsung terkekeh. Mana ada seseorang tiba-tiba keingat kucing yang belum diberi makan begitu yang difikiran Dafa.
“Apaan sih! Kucing doang sampe segitunya. Kamu tahu gak kita malah gak jadi beli barang Kpop tauk! Padahal aku mau beli boneka yang mukanya mirip Vernon Oppa. Nanti kalau kehabisan gimana?” Kata Bunga sambil mempout bibirnya kesal.
“Hadeh, gak mungkin habis. boneka begituan mah cuman kalian para kpopers aja yang suka.” Kata Alisya jengah. Meski dirnya sakit hati, namun setiap ada Bunga rasa sakit itu sedikit meredah. Disebabkan kelakuan serta perkataan Bunga yang terkadang lucu namun juga menyebalkan.
“Hmm. Itu mah pikiranmu. Kamu tahu Vernon Oppa itu ganteng tauk! Jadi mana mungkin gak ada yang naksir.” Kata Bunga.
“Cuman boneka doang kali Bunga. Yaudah nanti kalau ada kubeliin banyak deh, biar kamu pajang seisi kamar.” Kata Alisya kesal.
“Gak perlu banyak-banyak kok. Cukup satu saja. Hehe.” Kata Bunga sambil terkekeh pelan.
Dafa yang tadi mendengar percakapan kedua sahabat itu terkekeh.
Dafa dan Alisya duluan mengantarkan Bunga ke rumah. Bunga turun dari mobil. Dia melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan dan tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Dafa.
“Terima kasih ya kak.” Kata Bunga.
“Sama aku gak ni?” Tanya Alisya.
“Ya gaklah, kan gak jadi beli tadi. Jadi makasih cuman sama kak Dafa aja. Lah kak Dafa udah traktir makan sama nganterin aku ke rumah. Week..” Kata Bunga kemudian menjulurkan lidah kearah Alisya sebagai tanda mengejek sahabatnya itu.
“Apaan sih! Yuk kak pulang..” Kata Alisya.
Dafa hanya tertawa melihat pertikaian Alisya dan Bunga. Melihat Dafa yang dari tadi masih tertawa, Alisya mulai merasa kesal.
“Udah dong kak ketawanya.” Kata Alisya dengan nada kesal.
“Hahaha.. maaf ya Al, habis kalian berdua lucu si.” Kata Dafa.
“Hmm.” Jawab Alisya.
“Jangan marah dong.” Kata Dafa.
“Gak kok.” Kata Alisya cuek.
“Gimana perasaanmu?” tanya Dafa.
“Udah mendingan gara-gara Bunga.” Kata Alisya.
“Hahaha. Yaudah aku langsung antar pulan kan.” Kata Dafa.
“ Iya kak.” Jawab Alisya.
Dafa mengantarkan Alisya sampai ke rumah. Alisya turun dari mobil tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Dafa yang sudah mengantakannya. Mobil Dafa melaju meninggal halam depan rumah Alisya. Alisya masuk kedalam rumah. Disana dia sudah disambut oleh ibunya.
“Al, tumben pulang agak telat nak.” Tanya Ibu Alisya.
“Maaf Mah, tadi aku ke mall sebentar sama teman.” Kata Alisya.
‘Udah makan?” tanya Ibu Alisya lagi.
“Udah kok mah, tadi aku makan di mall sama Dafa. Aku ke kamar dulu yah.” Kata Alisya.
Saat Alisya hendak menaiki tangga menuju kamarnya. Ibunya menyuruhnya untuk duduk sebentar. Ada yang ingin disampaikan sama ibunya.
“Ada apa Mah?” tanya Alisya.
“Sayang, nanti malam kamu gak ada acara keluar dengan teman kan?” Tanya ibu Alisya.
“Gak kok Mah, emangnya nanti malam ada acara apa?” Tanya Alisya.
“Nanti malam kita akan makan bersama dengan sahabat yang termasuk patner bisnis Ayahmu. Dan kammu wajib ikut. Karena ada hal penting yang akan diomongkan di malam nanti.” Kata Ibu Alisya.
“Apa sepenting itu sampe Alisya juga harus ikut?” Tanya Alisya.
“Iya Sayang, karna ini juga menyangkut masa depan kamu.” Kata ibunya Alisya.
“Maksud Mama?” tanya Alisya yang tak paham dengan perkataan ibunya.
“Nanti malam kamu bakal tahu, sekarang kamu istirahat dulu.” Kata Ibunya Alisya.
Alisya berdiri dari tempat berjalan menuju tangga untuk pergi ke kamarnya. Dalam fikirannya apa yang dimaksud dengan ibunya. Apa yang diomongkan malam itu, dan apa kaitannya dengan masa depan Alisya. Sebernarnya apa yang orang tua Alisya rencanakan? Begitu pertanyan demi pertanyaan yang muncul difikiran Alisya. Dan jawaban akan ada di malam pertemuan nanti.
Alisya membaringkan badannya di kamr. Dirinya melihat sebuah foto yang dipotret dari hp itu. Ya, siapa lagi kalau bukan fotonya Adrian. Dia mengamati foto cowok itu. Sampai kapan Alisya terus memendam perasaan. Ingin dia utarakan namun Adrian sudah punya pacar. Namun, dirinya ingin egois merebutkan Adrian dari Tania. Tapi bagaimana caranya? Adrian terlihat mencintai Tania. Tanpa sadar air matanya mengalir. Secercal kalimat keluar dari mulut kecilnya I Need You.
Malam telah tiba, malam pertemuan akan dimulai. Alisya sudah mempersiapkan dirinya. Dirinya sudah memakai baju dress pendek agar terlihat elegan tak lupan dirinya memakai make up yang tak terlalu tebal. Sedari tadi ibunya Alisya menyarankan Alisya untuk tampil cantik. Kata Ibu Alisya, dia tak mau anaknya terlihat jelek di depan sang patner kerja suaminya sekaligus sahabat dekatnya.
Alisya keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga. Dibawah Ayah dan ibunya sudah rapi.
“Sayang, kamu terlihat cantik sekali.” Puji Ayah Alisya.
“Makasih Yah.” Kata Alisya lalu tersenyum.
“Yaudah, mari kita jalan. Mobil sudah ada di depan.’ Kata Sang Ayah.
Mereka bertiga menaiki mobil yang sudah menunggu dihalaman rumah mereka. Mobil mulai berjalan menuju tempat yang dijanjikan untuk pertemuana tadi.
“Ma, sebenarnya ada pertemuan apa? Kenapa Alisya mesti ikut ma?” Tanya Alisya pada ibunya.
“Nanti kamu juga bakal tahu kok sayang.” Kata Ibunya sambil tersenyum.
Sang sopir memberhentikan mobil. Dan ternyata mereka sudah sampai ke tempat yang dituju. Tempat itu merupakan restoran mewah. Alisya bersama Ayah dan ibunya memasuki restoran tersebut. Mereka menuju tempat yang sudah dipesan. Disana sudah terdapat sebuah keluarga beserta anak laki-lakinya yang telah duduk menunggu kehadiran orangtua Alisya.
“Selamat malam Pak Bagas.” Sapa Ayah Alisya.
Alisya nampak terkejut. Karena anak laki-laki seusianya yang duduk disitu merupakan Adrian. Alisya tertunduk malu.
“Silakan duduk Pak Rendi.” Kata Ayahnya Adrian.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!