NovelToon NovelToon

Jadikan Aku Milikmu

Awal kisah.

Hello, ketemu lagi ma Author tersayang..Eaak. baiklah nggak usah panjang lebar kayak Taplak meja Cuss kita simak cerita baru yang menyesakan.

HAPPY READING, BABY🔛

.........

Usiaku 20 Tahun, wajahku cantik dengan rahang tirus dan mata yang agak sipit tapi sangat pas dengan porsi wajah yang ku punya, kulit putihku selalu menjadi incaran mata pria hidung belang diluar sana seakan aku adalah Sesosok empuk nan pulen untuk wajib disantap setiap harinya.

Sayangnya, aku tak puas dengan apa yang selalu aku capai, tak ada yang menghargai kerja kerasku dan tak ada yang tahu siapa dan bagaimana aku hidup.

Aku punya satu permintaan pada Tuhan, bisakah kau buat mereka semua menyayangiku seperti mereka menyayangi Saudariku? dan bisakah aku dicintai seperti yang mereka berikan pada Wanita cupu itu?

Cihh, sayangnya aku terlalu buruk, aku punya kelebihan fisik yang menawan tapi aku tak bisa menandingi prestasi yang selalu membanggakan dari Saudariku, terlalu sulit rasanya untuk keluar dari ke sunyian ini.

....

Begitulah isi buku harian dari seorang Cleo Apulla Ivander Si wanita berparas bak Dewi rupawan yang selalu mengemis Kasih dan Perhatian dari Keluarganya.

Seperti sekarang, Wanita itu menatap geram semua orang yang berkumpul dengan wajah-wajah bahagianya menatap seorang wanita Cupu yang mirip dengannya, bedanya hanya Kacamata, tai lalat didekat dagu serta wajah polos nan lugu itu yang sangat dibenci Cleo.

"Waahh!! Selamat, Sayang!"

"Iya, Clara! kau sangat cerdas hingga bisa mengait Tuan Muda Dewantara!!!"

Ucapan selamat yang dilontarkan gembira oleh Paman Hendra, Bibik Sumiati dan tak lupa kedua orang tuanya Tuan Besar Frenico dan Nyonya Quishi Ert atau sering disebut Nyonya Ert yang merupakan Blasteran asal Tailand.

Mereka saling berpelukan bersuka ria seakan tak ada hal lain yang lebih penting selain Lamaran dari Tuan Muda tampan itu, bahkan tak ada yang memperdulikannya sama sekali di Keluarga Ivander ini.

"Teruslah puji dia sampai kalian mati!"

Umpat Cleo menyambar tas kecilnya, lalu memperbaiki tatanan rambut bergelombangnya yang ditata begitu indah disempurnakan dengan Mini Dress yang menampakan paha dan belahan dadanya hingga ia memasang wajah datarnya lalu melangkah keluar sana.

Setibanya disana semua orang yang sedang menyuapi Kue ke mulut Clara seketika membelo jengah melihat Cleo yang begitu terlihat sangat menyebalkan, cantik sih cantik tapi wanita ini sama sekali tak berguna dikeluarga Ivander ini.

"Jadi Perempuan itu begini, cantiknya itu didalam bukan diluar hanya menjalang saja!"

"Bik!"

Clara memelas menatap Bibik Sumiasti yang hanya acuh membuat Clara merasa bersalah pada Cleo yang hanya diam dengan gestur santainya mendekati Clara, wanita lugu satu ini hanya tersenyum menatap Saudarinya.

"Selamat! Putri Kesayangan kalian sudah terjual!"

"CLEO!!!"

"Aku Pergi!!"

Cleo hanya santai pamit lalu melangkah pergi ke Pintu utama meninggalkan Tuan Frenico yang benar-benar merah padam menatap murka Cleo, wanita tak berguna itu hanya menjadi sampah disini dan tak ada untungnya sama sekali.

"Pa! Sudahlah, jangan terlalu diambil hati!"

"Dia selalu bersikap tak senonoh, entah berapa Club yang dia jajahkan sekarang!"

"Sudahlah, dari pada susana ini hancur hanya karna dia, ayo kita rayakan Pertunanganmu dan Tuan Tampan itu!"

Bibik Sumiati yang mengarahkan Kakaknya untuk ke meja makan yang sudah ditata berbagai makanan, namun Clara tak tenang karna Cleo selalu marah padanya.

"Hey, Nak! Tak usah dipikirkan! Dia hanya iri padamu dan jangan sampai dihari Pernikahanmu yang tinggal beberapa hari lagi, kau malah sakit!"

"Tapi, Mah! Kita sudah keterlaluan!"

"Papa, tidak mau kau membahas dia lagi! sekarang makan-makananmu!"

Clara akhirnya pasrah memakan hidangannya meski ia beberapa kali melihat Pintu dan pelayan yang berderet rapi dibelakang mereka, Kediaman ini sangat megah tapi tak hidup sama sekali.

.........

Degupan musik itu berlalu keras dengan kelipan lampu yang begitu memusingkan, hentakan musik yang beradu seirama dengan liukan tubuh para Wanita berpakaian sangat minim sedang berjoget ria memeggang segelas Alkohol dengan mendampingi para Prianya malam ini.

"Woww!!!"

Keriuhan itu terjadi saat para Model pameran untuk malam ini sedang menunjukan pose-pose menggairahkan diatas Panggung sana, para lelaki yang haus akan kenikmatan itu seakan menjadi hewan buas disini.

"Hehey!! Cleo-ku sayang, kau datang juga akhirnya!"

"Kau pikir aku akan melewatkan Pesta malam ini, ha?"

Suara lembut Cleo mengalun membuat remangan bulu roma para lelaki sana, mereka menatap berhasrat tubuh Cleo yang selalu menjadi Fantasi liar yang Epik, tapi sayangnya mereka hanya bisa melihat tanpa bisa memeggangnya sama sekali.

Reychal mempersilahkan Cleo duduk di Mini Bar dekat Panggung seraya memberikan segelas Alkohol dan beberapa camilan ringan, ia selalu mengaggumi Dewi Rupawan ini bahkan rela untuk menjadi Pelayan untuk Cleo sendiri.

"Kau tak ikut diatas sana, Cel?"

"Hm, Aku tak berminat! Wanitanya terlalu biasa!"

"Ouhh, lalu kenapa kau tak ikut saja membasahi keringat bersama Tamu-Tamuku, hm?"

Cleo hanya terkekeh kecil menjawab pertanyaan dari Martin Maneger Club ini sekaligus Teman karibnya, ia tak punya teman wanita sama sekali karna mereka hanya menganggap Cleo musuh berat dalam Dunia nakal ini.

Namun, Reychal dan Martin saling pandang lalu menggeleng karna mereka sudah tahu kalau Mood Cleo sedang rusak, terbukti wanita itu hanya Minum dan menatap datar para lelaki yang menggodanya disamping sana.

"Si Culun itu membuat ulah lagi?"

"Tidak juga, aku hanya ingin memerah darah Pria Tua itu!"

"Cleo! kau ini Sangat-Sangat cantik, Primadona Club ini dan kau memiliki Karir Dunia Malam yang sangat bagus, bahkan tak segan banyak orang yang membookingmu tapi kau tak mau, itu Prestasi Cleo!"

Cleo hanya menyunggingkan senyum kecilnya mendengar ucapan Martin yang selalu merayunya agar melayani Satu Tamu saja dan ia akan melejit pesat, bahkan ia sudah ditawari bermain aksi Vidio Dewasa di Web tertentu dengan bayaran yang Fantastis.

Entahlah, Cleo tak berminat karna ia hanya suka Kenakalan yang tak merugikan dirinya sama sekali.

"Dimana, Kemal?"

"Lihat disana?"

Cleo terkekeh kecil melihat Kemal si pria belasteran Turkis yang sedang berbagi kehangatan diatas Sofa sana dengan seorang wanita yang sudah berteriak nikmat tanpa busana dipangkuannya.

"Akhh, Baby!!"

"Hmm, Lebih keras! Sayang!!!"

"Dasar penjahat kelamin!"

Umpat Cleo mendekat membawa sebotol Minumannya menepis tangan-tangan nakal yang ingin menyentuh kulitnya, ia menatap geli Kemal yang tampak asik melakukan kegiatan panas yang sangat menjadi Hobbynya.

"Hey, Cleo Sayang, Akhhs!"

"Biar aku bantu!"

Cleo menuangkan minuman ditangannya ke dada wanita itu hingga Kemal lansung melahapnya liar membuat ia terhibur dengan Aksi Ples Temannya ini.

"Akhh, Ouuuu!!"

"Sudahi Perndakianmu!"

"Me..Akhss, Memangnya kenapa?"

Tanya Kemal si pria berbrewokan agak tipis itu terus mendesah halus menatap Cleo memohon, namun Cleo menolak membuat ia lansung pasrah.

Brugh..

"Auu!"

"Pergilah!"

"Ta..Tapi aku..!"

"Cari pria lain! puaskan dirimu!"

Kemal melempar satu Kartu Gold kewajah wanita yang tampak sangat haus akan kenikmatan yang ia berikan, padahal mereka sudah hanpir mencapai pendakian.

"Kemal! tapi aku mau kau?"

"Tak sekarang, Baby! Ratuku sudah datang!"

Wanita itu akhirnya pasrah melangkah pergi kemeja satunya untuk memuaskan hasratnya hingga Kemal menggeleng saja.

"Pakai celanamu!"

"Cihh, kau seperti tak merasakannya saja, Sayang!"

Bugh..

"Aaass!!!"

Kemal memeggangi pusakanya yang dihantam botol kaca itu membuat Martin terbahak melihat wajah merah Kemal menahan sakit.

"Pasti pecah!"

"Pecah kepalamu!! Semoga Lord Jeki ku tak mencabut keperkasaannya!"

Umpat Kemal pada Martin dan lansung memakai celananya dengan sangat hati-hati karna Helem Yamaha dibenda sakral itu sudah bengkak dibuatnya.

"Kenapa Ratuku ini malah cemberut, hm? apa Si Culun itu berulah lagi?"

"Tidak! tapi aku minta bantuan pada Kalian!"

"Apa, Cel!"

Reychal dan Martin duduk didekat Cleo yang menatap lurus kedepan, ini keputusannya dan ia harus bertindak karna ia juga tak ingin Clara begitu beruntung mendapatkan semua yangd ia inginkan.

"Bantu aku menjadi Clara!"

"Apa???"

....

Vote and Like Sayang..

Pertentangan Keluarga!

Tubuh gagah pria tampan dengan senyum merekahnya itu begitu sempurna menatap penuh keyakinan di pantulan Cermin yang berhadapan dengannya.

Stelan kerjanya yang sangat cocok dengan pahatan wajah Tampan khasnya yang berwajah mulus tanpa Brewokan disertai rambut yang ditata rapi dan sangatlah memukau, bahkan ia sedari tadi tak berhenti tersenyum karna mengingat nanti dia akan menikah dengan wanita Kariawannya dikantor yang begitu ia cintai.

"Hm, Dalam beberapa jam lagi kita akan menikah, Ra!"

Gumam Zanu memandangi foto si culun namun begitu manis di atas meja riasnya, ia tak sabar menunggu Moment dimana ia Sah memiliki wanita itu meski banyak orang yang menentangnya.

"Ouhhh, Ternyata Adikku telah begitu sempurna!"

"Kak! kenapa kau keluar?"

Tanya Zanu menatap lembut sesosok pria yang ada di Kursi roda sana, dialah Daffa Putra tertua dari Keluarga Kolongmerat Dewantara yang mengalami kecelakaan beberapa tahun nan lalu dan sekarang pria itu hanya bisa duduk diam dikursi rodanya sementara Zanu adalah Dokter Bedah ternama tapi dia juga memimpin Perusahaan Ayahnya.

"Kau ingin menemuinya, hm?"

"Iya! lagi pula aku akan sibuk dalam beberapa hari kedepan jadi manfaatkan waktu sebaik-baiknya!"

"Hm, Baiklah! Semoga berhasil!"

Zanu mengangguk menepuk Bahu Daffa seraya mendorong kursi Roda pria itu keluar kamar, Pak Ahmad sudah menunggu diluar sana karna ia adalah Supir pribadinya Zanu yang sering keluar karna sibuk bekerja.

"Pa! Zanu pergi!"

"Kemana?"

"Ada pekerjaan yang harusku urus, Pa!"

Jawab Zanu mencium punggung tangan Papanya, dialah Hamdan Ashuri Dewantara seorang Pembisnis ternama bahkan ia menurunkan bakatnya pada Zanu yang serba bisa hingga ia sangat memantau Putranya ini.

"Kau benar ingin menikah dengannya?"

"Pa! aku tak ingin membahas ini lagi!"

"Kau tahu, dia itu sama sekali tak cocok denganmu! lihat wajahmu dan Penampilanmu, Zanu! kau seorang Dokter Bedah ternama dan Pembisnis Muda yang tak main-main, ini keluarga Besar Dewantara bukan ajang pencarian jodohmu!"

Zanu mengepalkan tangannya kuat, hanya karna Fisik dan penampilan Clara semua anggota keluarganya malah menentang hubungannya padahal ia memandang Clara dari arah lain.

"Itu menurut kalian, tapi menurutku Clara itu berbeda!"

"Zanu! Mama tak ingin kau salah langkah!"

"Terserah kalian saja!"

Ucap Zanu lalu melangkah pergi diikuti Pak Ahmad yang hanya diam, pria tua itu mengerti akan amarah Tuan Muda keduanya soal penolakan keras Keluarga Besar bermartabat ini.

Zanu membuka Mobilnya kasar seraya masuk kedalamnya, aura wajahnya sudah mengeras bertopang Kaki Angkuh menatap keluar jendela.

"Apa otak mereka sempit? Belum tentu yang Berkelas itu lebih baik!"

"Tuan Muda! Tadi Asisten Bastian meminta anda ke Perusahaan!"

"Abaikan saja!"

Ucap Zanu ketus, ia sudah malas berurusan dengan orang-orang yang menghalangi langkahnya itu.

"Tuan Muda! anda mau kemana?"

"Taman Lasmawangi!"

"Baik!"

Pak Ahmad lansung menjalankan mobilnya dengan stabil untuk keluar dari Manshion megah Keluarga Dewantara, apalagi lapangan Golf dan Taman luas yang mengelilingi Manshion ini sangat luas hijau membentang membuat hati Zanu perlahan mereda tenang.

Drett..

Sudut bibir Zanu yang Sexsi melengkung saat melihat nama yang tertera dilayar benda pipih nan mahal itu, seketika semangkat juang menjemput mentari itu melebar menepis mendung yang tadi menumpuk.

"Selamat Pagi, Nona Cantik!"

"Pa..Pagi..!"

"Kenapa kaku begitu? kan aku CALON SUAMIMU!"

Bukannya rileks Clara yang sudah menunggu di Taman sana seketika memerah menunduk memainkan jarinya, kacamata tebal itu tampak melekat menutupi mata sipitnya.

"I..Iya!"

"Hm, Sayang! apa kau sudah datang?"

"Sudah, aku dari jam 8 tadi kesini!"

Zanu lansung terkejut, ini sudah jam 10 berarti gadis itu menunggu hampir 3 jam dan baru sekarang menelfonnya, Cihh, wanita ini benar-benar sangatlah polos.

"Sayang! maafkan aku, aku akan tiba sebentar lagi!"

"Iya, Aku menunggumu!"

"Pasti! jangan sampai lelah, hm?"

Pak Ahmad hanya menggeleng saja melihat wajah Tampan Tuan Mudanya yang kembali beraura tak seperti tadi hanya karna mendengar wanita itu bicara.

Setelah beberapa lama, mereka sampai ke dekat Taman Lasmawangi dimana hamparan bunga Tulip dan Anggrek yang mekar dan menyerbakan keharuman wewangiannya.

"Pak! kau pulang saja, aku membawa mobil!"

"Tapi, Tuan Besar..!"

"Katakan aku ada Meeting di Perusahaan!"

Ucap Zanu keluar dari pintu yang dibukakan Pak Ahmad, pria itu berlari ke Jembatan yang biasa mereka gunakan untuk bertemu melepas rindu.

Setibanya disana, Zanu tersenyum lepas melihat seorang wanita yang duduk dengan kakunya diatas Kursi sana seraya memainkan beberapa kelopak Anggrek yang tak jauh darinya, langkah Zanu mengendap nyaris tak bersuara berjalan tanpa hentakan yang jelas kebelakang Kursi wanita itu.

Ia meraih setangkai bunga Anggrek kesukaan Clara disampingnya lalu berdiri dibelakang Kursi berwarna Coklat itu.

Grep..

"Aaauu!!!"

"Tebak, aku siapa?"

Clara tersenyum kecil memeggangi tangan kekar Zanu yang menutupi matanya, seketika ia bersemu merasakan siapa yang melakukan ini.

"Za..Zanu!"

"Hm, Apa Sayang?"

Clara mencubit kecil lengan Zanu yang lansung meloncat keatas Kursi seraya memberinya setangkai bunga yang begitu cantik.

"Untuk Nona tercantik se Dunia!"

"Kau bisa saja, Zan!"

Zanu mengangguk namun ia terkejut saat suruhan Papanya malah mengintai disudut sana membuat Zanu harus memakai Maskernya membuat Clara bingung menatap kesekeliling.

"Ada apa?"

"Hm, Tidak! ini Style ku, Sayang!"

Clara hanya terkekeh kecil tanpa tahu Cleo yang sudah mengintainya sedari tadi memperhatikan betul gerak-gerik Clara larna ia butuh semua itu untuk meniru semuanya dengan Reychal yang telah menyamar bersamanya merekam semuanya dalam Ponsel pintar dan Teknologi canggih dari Ponselnya.

"Bagaimana?"

"Semuanya sudah terdeteksi!"

Ucap Reychal memperbaiki kaca mata lensa jauhnya dengan Sinar Ultra yang dipancarkan Maksimal dari sudut benda kehitaman itu, Cleo hanya diam merekam betul apa yang dilakukan Clara secara rinci serta merangkapnya jelas dalam kapasitas otaknya yang tinggi.

"Bagaimana, Sayang?"

"Kau dapatkan?"

"Tentu! apa yang tak ku dapatkan demi kau, hm?"

Cleo hanya acuh mendengar Kemal menghalu, ia lebih memilih duduk dikursinya tak jauh dari Zanu dan Clara seraya memikirkan rencana berikutnya seraya memasang Earpice ditelinganya dengan duduk santai memainkan Ponselnya padahal ia mendengarkan jelas ucapan dan puja'an manis Zanu untuk Clara membuat ia ingin muntah.

"Sebenarnya aku sangat tertarik dengan Pria itu! dia tampan, baik hati dan..!"

"Rajin menabung!"

"KEMAL!!"

Geram Cleo menatap tajam Kemal yang hanya cekikikan seraya memeriksa Laptopnya, ia meretas kediaman Dewantara untuk melihat apa yang terjadi di Kediaman megah itu dan ternyata ia cukup tertarik dengan perdebatan di Keluarga Dewantara.

"Sayang! lihat ini!"

Cleo lansung menyambungkan alat komunikasinya seraya menatap Intens wajah-wajah berkelas dimeja makan sana.

"*Pa! kalau sampai Hanna pulang dari Luar Negeri dan melihat Calon Istri Kakaknya maka dia tak akan pernah setuju!"

"Hm, Pria itu memang perlu diajari*!"

Sudut bibir Cleo terangkat kecil, ternyata Di Keluarga Kaya raya dan Berkasta itu tak ada nama Clara yang disukai, rasanya sangat prihatin tapi dia tak perduli, tantangan terbesarnya yaitu merebut Tuan Muda Zanu yang akan menjadi Prianya seorang.

"Rencanakan segalanya, aku ingin Pernikahan Besok adalah hari terakhir Clara menampakan wajahnya!"

"Siap, Sayang! apapun untukmu!"

Cleo hanya mengangguk kecil, ia punya Agen sendiri dalam menjalankan Misinya, Memang Kelompoknya tersembunyi karna hanya khusus untuk urusan Serius seperti sekarang.

...

Vote and Like Sayang..

Aku tak sejahat itu!

Zanu mengantar Clara pulang dengan wajah berserinya menggenggam tangan lentik wanita itu, Clara hanya bisa diam karna ia tak bisa berbuat lebih selain diam mendengarkan Zanu bercerita tentang masa kecilnya, sesekali ia menyahut karna mengumpulkan keberaniannya untuk membuka suara.

"Yang di kursi Roda kemaren itu Kakakku! sedari kecil kami bersama tapi kau harus tahu aku juga punya adik, Sayang!"

"Siapa?"

"Namanya Hanna, memang bicaranya agak kasar tapi dia tak seburuk kelihatannya! aku yakin dia menyukaimu!"

"Memangnya dia kemana, Zan?"

"Dia Sekolah di Luar Negeri! dan aku rasa ini Semester terakhirnya dan dia akan pulang!"

Clara hanya mengangguk, jujur tangannya sudah dingin karna tak berani untuk menghadapi para Anggota Keluarga Dewantara yang tak ada yang menyukainya sama sekali selain Zanu seorang dan mungkin Daffa.

Melihat itu, Zanu menyunggingkan senyum kecilnya mengecup punggung tangan Clara yang bersemu karnanya.

"Sudahlah, aku akan selalu ada disampingmu!"

"I..Iya!"

Jawab Clara lirih lalu memandangi lingkungan jalan yang sudah sampai kedepan Kediaman Ivander dengan Zanu yang lansung memarkirkan Mobilnya ke depan Teras seraya turun membukakan pintu mobil untuk Clara yang hanya tersenyum ramah.

"Terimakasih!"

"Ehmm!"

Clara tersenyum melihat Cleo yang berdiri dengan Pahatan sempurna dan lekukan indahnya yang berpose bak seorang Modeling yang Profesional menatap Clara dan Zanu bergantian dengan khasnya sendiri.

"Cel! kenalkan dia Zanu, Calon Suamiku!"

Zanu menatap Cleo datar lalu mengalihkan pandangannya pada Clara, netra tajam Cleo sangat berbahaya dan bisa ia rasakan dengan jelas jiwa besar dan Misterius dari tubuh sempurna itu.

"Ada apa, Zan?"

"Tidak ada, Sayang!"

"Kau dipanggil, Mama!"

Sambung Cleo pada Clara yang mengangguk pamit pada Zanu dan meninggalkan Cleo bersama pria itu, Keduanya saling tatap dengan khasnya sendiri bahkan terlihat mempunyai aura tapi Zanu tak bisa bersitatap lama hingga ia mengalihkannya ke Spion mobilnya.

"Kau yang namanya, Zanu?"

"Hm, Iya!"

Cleo mengangguk melangkah turun dari beberapa anak tangga sana seraya melangkah mendekati Zanu yang hanya diam mematung ditempatnya.

Sebenarnya dia siapa? kenapa auranya sangat berbeda dengan Clara?

Pertanyaan yang dalam arti berbeda dikepala Zanu.

"Aku Saudari Kembarnya!"

"Aku sudah tahu, Clara sudah bilang dan bercerita banyak tentangmu!"

Cleo mengangguk kecil masih menatap wajah Tampan Zanu yang sangat mendamaikan, pria ini punya aura Positif dan juga mempunyai jiwa yang Humble meredam jiwa kelam dalam dirinya.

"Apa pekerjaanmu?"

"Dokter dan Pembisnis. kau?"

Cleo menyunggingkan senyum kecilnya bersandar ke Body Mobil membuat Zanu mengakui kalau Cleo memang sangat-sangat cantik, tapi ia tak suka gaya berpakaian dan gestur Cleo yang seperti sangat liar dan Misterius.

"Pekerjaanku banyak! dan sangat menyenangkan!"

"Aku sudah tahu!"

Jawab Zanu lalu melihat jam dipergelangan tangannya, ia harus ke Perusahaan dan barulah ia ke Rumah Sakit besar karna ada Jam Operasi nanti Malam, walau ia harus bekerja menjadi Dokter secara sembunyi-sembunyi dari Papanya yang melarang, tapi Zanu sangat menyukai Profesi itu dari pada Pembisnis.

"Aku pulang!"

"Tak ingin masuk kedalam, hm?"

"Tidak, Terimakasih!"

Namun, Cleo sengaja menyilang kaki Zanu hingga pria itu oleng dan lansung tumbang mengungkung tubuhnya ke Body Mobil.

Grep..

Wajah keduanya hanya berjarak sehelai kertas dengan bibir yang nyaris bersentuhan, kedua tangan Cleo memeggang dada bidang Zanu yang berotot membuat ia bisa menduga bagaimana keindahan Fisik Pria ini yang Atletis.

"Ma..Maaf!"

"Hm, Lain kali lebih fokus!"

Zanu mengangguk masuk kedalam Mobilnya cepat dan melajukan benda itu meninggalkan Pekarangan Kediaman Ivander sementara Cleo berdiri berlipat tangan didada menatap licik kepergian Zanu.

"Cihh! Clara terlalu baik untuk Pria sepertimu!"

Gumam Cleo lalu berbalik, ia tersigap saat melihat Bibi Sumiati yang menatapnya murka didepan pintu besar sana seakan ia akan menghisap nyawa Cleo yang santai-santai saja.

"Dasat wanita penggoda! apa yang kau lakukan pada Tuan Muda, ha?"

"Menurutmu, apa?"

Tanya Cleo mendekat berjalan Anggun seraya memainkan helaian rambutnya menatap penuh kelicikan Bibi Sumiati yang menggeram murka hingga melayangkan tangannya untuk menampar Cleo.

Grett,,

"A..***!!"

Cleo mencengkram kuat pergelangan tangan wanita paruh baya itu bahkan kuku-kuku tajamnya menancap bak jarum yang dalam menimbulkan darah yang keluar begitu saja, tak ia sangka kulit lembut dan jari-jari lentik Cleo selalu bisa melukainya.

"Sebaiknya kau berfikir sebelum waktunya habis!"

"Ka..Kakak!!! Kakak!!!"

"Cleo!!!!"

Suara bentakan Tuan Besar Frenico yang mendekat bersama Istrinya karna jeritan Bibi Sumiati yang melengking keras hingga Clara menutup mulutnya tak percaya melihat darah yang bercucuran dari pergelangan tangan sang Bibi.

"CLEO, LEPASKAN!!!"

"Untuk apa?"

Plakkk..

Cleo lansung tertoleh kesamping akibat tamparan keras Ayahnya hingga membuat sudut bibirnya berdarah, kepalan tangannya menguat dengan mata yang berubah merah menahan kemurkaan yang nyata membuat suasana teggang apalagi Clara merasa bersalah.

"KAU MEMANG PUTRI YANG TAK BERGUNA!!!"

"P..Pah!"

Clara menenagkan Papanya yang naik darah menatap penuh kegeraman Cleo yang hanya diam menatap tajam Bibi Sumiati yang menyeringai licik bersama suaminya Hendrik.

"Yang kau lakukan ini bukan lagi kesalahan yang ringan, berapa kali kau telah menyiksa para pelayan ini bahkan sampai hamil di Luar nikah dan..!"

"TUTUP MULUT MU!!!"

Degg..

Mereka semua terkejut mendengar bentakan Cleo yang menggelegar, Kepala pelayan sana hanya bisa menatap sendu wajah Nonanya yang membiru dan tak pernah tenang di Kediaman besar ini.

"Cleo! dia ayahmu, jaga bicaramu!"

"Berapa kali aku bilang kalau aku bukan Pelacur!!! dan aku tak pernah menyiksa Pelayan-Pelayan di Kediamanmu, TUAN BESAR IVANDER!!!"

Tekan Cleo menyala-nyala, ia sudah tak kuat bahkan sangat lelah mengatakan kalau ia bukan ******, meski penampilannya begini itu kesukaannya tapi bukan berarti ia suka menjajahkan tubuhnya kesembarang Club.

"Ka..Kak hiks! Su..Sudahlah, Mingkin Cleo hanya tak suka pada Clara!"

"Clara memang lebih pantas dari segalanya dibanding, KAU!"

Makian itu lansung membuat Cleo terkoyak, berapa kali Ayahnya mengatakan ia Lacur, Wanita Murahan dan Putri tak berguna, padahal ia hanya suka ke Club tapi semua orang seakan menganggapnya ******.

"C..Cel!"

Clara memeggang bahu Cleo yang lansung menepis kasar tangannya membuat Clara mengembun menatap sendu wajah Saudarinya.

"KAU, sama saja seperti mereka!"

"Cel!!! Aku..Aku tak begitu!!"

Teriak Clara memanggil Cleo yang sudah melangkah masuk menuju lantai kamarnya membuat ia menangis tak bisa membantu Cleo yang sangat butuh Perhatian, kasih sayang dan kepercayaan semua orang.

Sementara, Bibik Iyam kepala pelayan itu lansung mengikuti langkah Nonanya keatas sana, ia tahu wanita ini bisa saja melakukan hal yang sangat nekat kalau sudah berdebat besar dengan Ayahnya.

"Aaa!!!"

Brakk..

Cleo melempar Vas bunga disamping pintu kamarnya kekaca rias sana dengan nafas yang meburu menggebu ruah, matanya sudah menggenang dengan dada yang naik turun menahan sesak membuat Bibik Iyam lansung menutup pintu kamar rapat.

"Pria Tua itu sama sekali bukan, Ayahku!!!"

"Non! Nona Muda jangan begitu!"

Bibir Cleo bergetar melihat pantulan wajahnya dicermin yang retak sana, salahnya apa berpenampilan begini? apa ia harus berhijap hingga baru dikatakan wanita baik-baik dan semua orang percaya padanya?

"B..Bik! A..Aku salah apa, ha?"

Bibik Iyam menggeleng merangkuh Cleo kepelukannya hingga wanita rapuh yang terlihat kuat itu hanya bisa menangis dipelukan wanita paruh baya ini yang sudah ia anggap seperti Ibunya.

"Ya..Yang Menyiksa itu bu..bukan aku, hiks! aku..aku sudah buktikan dan katakan berulang kali tapi..tapi mereka..!"

"Sudahlah, Nona! Bibik percaya dan sangat, Nona orang baik! dan Nona tak perlu bersedih begini!"

"A..Aku tak Se..Seburuk itu, Bik hiks! Tidak hiks!"

....

Vote and Like Sayang

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!