⚠️Biasakan suka dan komen, di setiap bab yang anda baca, karena itu adalah bentuk dukungan untuk author⚠️
“Apa! Kau hamil?!” teriak Erdogan, pria paruh baya pada putrinya yang tengah berlutut di lantai.
“I-iya ayah, hiks,” ucap seorang gadis muda yang baru saja lulus SMA.
Detik itu juga Erdogan merasa dunianya runtuh, kepercayaan dirinya pun hilang, ketika sang putri kesayangan tengah berbadan dua.
“Astaghfirullah haladzim! Astaghfirullah! Beeve!!! Siapa bajingan yang telah menghamili mu! Katakan pada ayah!” pekik Erdogan yang amarahnya memuncak.
“I-itu,” gadis cantik itu enggan untuk jujur pada sang ayah, yang membuat Erdogan semakin naik pitam.
“Buka mulut mu! Katakan pada ayah, siapa orangnya!” suara Erdogan bagai petir yang menyambar di tengah hujan lebat, ibu beserta abang dari gadis cantik itu hanya dapat menundukkan kepala karena takut pada sang ayah.
“Hiks...,” hanya air mata penyesalan yang menjadi jawaban untuk pertanyaan sang ayah.
Erdogan yang tak sabar mengetahui jawaban atas pertanyaannya pun membuka gesper yang ia kenakan.
“Masih belum mau untuk jujur!”
Plak!
Satu cambukan pun melayang di punggung mulus gadis itu.
“Ampun ayah!” teriak sang gadis menahan sakit.
“Bicara! Katakan siapa laki-laki laknat itu Beeve!”
Namun Beeve tetap tak mau buka suara, ia hanya menangis menahan sakit dan menyesal untuk kebodohan yang ia lakukan.
“Anak kurang ajar!”
Plak! Plak! Plak!
Berkali-kali Erdogan melayangkan cambukan ke tubuh putrinya.
Jane, sang ibu yang menyaksikan putri kesayangannya di perlakukan seperti itu, jelas tak terima, meski putrinya telah melakukan dosa besar, tapi yang namanya seorang ibu, takkan terima jika anaknya di amuk oleh orang lain, meski itu ayahnya sendiri.
“Mas, tolong jangan cambuk Beeve lagi, kasihan dia mas,” Jane mencoba membela putrinya.
“Diam kau! Jangan ikut campur, aku tidak akan berhenti sebelum ia buka mulut,”
“Bee, katakan nak, siapa orang itu?” sang ibu mencoba membujuk putrinya.
Namun sangat di sayangkan, Beeve tetap tak mau buka mulut, ketika Erdogan akan melancarkan cambukan nya kembali, Jane berteriak.
“Cukup! Jangan cambuk anak ku lagi mas, kalau kau mau menghukum, hukum saja aku!”
“Baik, kalau kamu mau ikut kena getahnya, lagi pula kamu pantas mendapatkannya!”
Plak! Plak! Dua cambukan melayang ke tubuh Jane.
“Ayah!” anak-anak Erdogan berteriak histeris, melihat ibu mereka mendapat cambukan.
Beeve memeluk sang ibu yang terkapar di lantai.
Lalu, sang abang Julian pun memeluk ayahnya.
“Kamu pantas mendapatkannya Jane, kerja mu hanya di rumah, namun gagal mendidik anak mu ke jalan yang benar,”
“Maafkan aku mas, aku salah,” ucap lirih sang ibu dengan menitihkan air mata
“Ibu, hiks....” Beeve menangis melihat kondisi sang ibu.
“Lepaskan Jul, ayah akan menghukum mereka,”
“Ayah, jangan lagi,” Julian terus memeluk ayahnya.
“Kam!” Erdogan menunjuk putrinya.
“Telah melemparkan kotoran ke wajah ku! Mencoreng nama baik keluarga ini! Katakan siapa laki-laki itu! Atau hidup mu akan berakhir di tangan ku! Meski kamu putri kandung yang sangat ku sayangi, tapi jangan salah akan satu hal, harga diri keluarga ini lebih penting dari pada nyawa mu, jadi kalau masih ingin hidup, katakan sejujurnya! Jangan tunggu sampai aku mengotori tangan ku lebih lanjut, bangs*at!” pekik Erdogan.
Karena tak ingin sang ibu mendapat efek jera dari perbuatannya, akhirnya Beeve jujur pada sang ayah.
“Di-dia, Cristian ayah,” mendengar nama Cristian, membuat kesadaran ayahnya hampir hilang.
“Astaghfirullah, ya Allah dosa apa yang telah aku lakukan, hingga engkau menghukum ku seperti ini ya Robbi!” Erdogan melepas paksa pelukan putranya, dan sontak ia pun menginjak punggung putrinya tersebut berulang kali, Julian mencoba menarik tubuh sang ayah, namun sang ayah sudah seperti kerasukan 10 setan, kekuatannya teramat besar, Jane membantu putrinya untuk berlari masuk ke dalam kamar.
“Kunci pintunya nak!” ucap Jane.
Erdogan yang masih di kuasai emosi, melampiaskan keganasannya pada sang istri, ia pun menginjak tubuh istrinya hingga terkapar di lantai.
“Ampun mas!” Jane menangis sejadi-jadinya, begitu pula dengan Julian, ia tak menyangka ayahnya akan berbuat demikian, sebab seumur hidupnya ia tak pernah melihat ayahnya marah.
Namun seperti kata pepatah, jangan remehkan diamnya seseorang.
“Ayah, sudah, jangan siksa ibu lagi!” Julian terus memeluk ayahnya.
Sebagai penutup amarahnya, Erdogan menginjak keras perut istrinya.
“Jika kau hamil lagi, lahir kan anak yang benar!” pekik Erdogan.
Jane meringkuk, menahan sakit di sekujur tubuhnya, ia juga muntah beberapa kali, akibat tekanan kuat yang suaminya berikan di perutnya.
Namun tak mengapa, asal putrinya bisa selamat.
Kemudian Erdogan di bawa oleh Julian menuju kamarnya.
“Ayah,” ucap Julian seraya menangis.
“Kau tahu Julian, adik mu itu benar-benar membuat ayah mati rasa, pada hal ayah sudah pernah katakan padanya, jangan berhubungan dengan orang yang tidak seiman dengan kita, selain menyakiti keluarga kita, dia juga akan menyakiti keluarganya, kalau sudah begini, apa dia akan mau meninggalkan keyakinannya demi bersama Beeve?”
“Apa yah?” Julian baru tahu, jika ayahnya mengenal pria yang telah menodai adiknya.
“Dia, laki-laki itu pernah menjadi pacar adik mu, saat ayah tahu adik mu berada di jalan yang salah, ayah langsung menasehatinya, jauhi laki-laki itu, meski itu hanya cinta monyet mu, sebaik-baik hubungan adalah yang sejalan dengan apa yang kau percayai, tapi Jul, adik mu mengecewakan ayah lagi, bahkan ia sekarang telah berbadan dua, bagaimana jika si Cristian itu tak mau bertanggung jawab? Kalau pun dia bersedia menikahi Beeve, apa dia akan mau memeluk agama kita? Ayah jujur, takkan mengijikan adik mu mengikuti keyakinannya, jika keluarganya berpendapat sama dengan ayah, terpaksa adik mu akan ayah nikahkan dengan orang lain.” terang Erdogan yang kini menangisi kegagalannya menjadi seorang ayah.
Di kamar, Beeve terus menangisi kebodohannya, terlebih saat ibunya mendapat imbasnya juga.
Ketika ia larut dalam tangisnya, tiba-tiba hujan deras turun membasahi bumi ia berpijak. Sekaligus membawa ia ke memory satu bulan yang lalu.
FLASHBACK ON
April 2020, liburan akhir sekolah setelah melaksanan serangkaian ujian kelulusan.
Beeve yang saat itu memiliki agenda kencan bersama sang kekasih hati Cristian, berjanji untuk bertemu di sebuah room kafe di pinggir kota pada pukul 13:00.
Beeve yang sudah sampai terlebih dahulu memesan room untuk mereka pakai nantinya.
Selang waktu 15 menit, Cristian si pria tampan nan rupawan bertubuh jenjang dan kekar pun tiba.
Drrkkkk!
Ketika ia menggeser pintu room, ia pun mendapati Beeve, sang kekasih hati tengah duduk di sebuah sofa, seraya menonton acara tv berukuran 65 inch dan di temani cemilan kentang goreng di atas meja kaca yang ada di hadapan sang gadis cantik pentolan sekolah itu.
“Sayang!” seru Beeve.
...Bersambung......
Jangan lupa untuk mampir ke karya author di bawah ini ya.
Lalu Cristian sang kekasih masuk ke dalam room, dan duduk di sebelah Beeve.
“Sampai jam berapa yang?” tanya Cristian seraya mengecup pipi sang gadis cantik yang ada di sebelahnya.
“Baru kok yang,” Beeve pun membalas ciuman Cristian.
“Oh iya, kita mau makan apa nih yang?” tanya Cristian yang sudah merasa lapar.
“Aku tadi pesan nasi goreng spesial 2 porsi, dan juga just jeruk, sebentar lagi pasti datang,” ujar Beeve, seraya memeluk manja sang kekasih.
“Ya sudah kalau begitu,” ucap Cristian.
“Sayang....”
“Kenapa sayang?” sahut Cristian membelai rambut sang kekasih.
“Kita enggak bertemu selama tiga hari, apa kau tak merindukan ku sayang?” tanya Beeve dengan tatapan menggoda.
“Aku rindu yang, makanya aku ajak bertemu,” jawab Cristian seraya mengecup bibir merah merona sang kekasih.
“Ahh... sayang.” keduanya pun larut dalam adu cium yang sangat panas.
Ketika Cristian membuka kancing baju sang kekasih, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu.
Tok tok tok tok!
“Permisi!” ucap seorang pramusaji wanita dari luar.
“Akh... menggangu saja.” gumam Cristian. Beeve pun segera merapikan bajunya, sebelum menyuruh pramusaji itu masuk.
“Silahkan masuk!” ujar Beeve.
Drkkkk!!!
Sang pramusaji pun masuk ke dalam ruangan, lalu menata dua piring nasi goreng, serta 2 gelas panjang jus jeruk ke atas meja.
“Terimakasih mbak,” ucap kedua pasangan tersebut.
“Sama-sama kak, selamat menikmati,” ujar sang pelayan, lalu keluar dari ruangan, seraya menutup pintu kembali.
Saat mereka kembali berduaan dalam ruangan, Beeve dan Cristian menatap satu sama lain.
“Kita mau makan dulu, atau pemanasan dulu sayang?” tanya Cristian pada sang kekasih.
“Ny*su sebentar yuk yang, sudah lama sayang enggak lihat kondisi si kakak.” ucap Beeve seraya mengarahkan dua bukit besarnya pada sang kekasih.
“Pada hal baru tiga hari sayang, apa dia bertambah besar?”
“Periksa sendiri sayang,” ucap Beeve.
Cristian yang selalu di beri jatah rutin setiap hari oleh Beeve pun jadi bersemangat.
Dengan tergesah-gesah, ia membuka satu persatu kancing baju sang kekasih.
Setelah semua kancing telah berhasil di lepas, Cristian mengecup belahan bukit kembar milik kekasihnya.
“Ummmuacchh!!”
“Akahhh, sayang!”
“Ternyata benar, makin besar dan kenyal yang.” ucap Cristian, seraya meletakkan kepalanya di atas pangkuan Beeve.
Lalu Beeve pun menyetel lagu rok dengan volume tinggi, agar tak ada pasang telinga yang mendengar kegaduhan yang mereka lakukan.
Cristian yang bak bayi besar, membuka kaca mata penutup kembar bukit Beeve.
Kemudian terlihat jelas, 2 bukit besar berskala 3500 mdpl di hadapan wajahnya menyembul indah.
Tak berlama-lama, Cristian si bayi besar menyesap ujung bukit tersebut dengan lembut, sebagaimana seorang bayi yang kehausan tak di beri minum seharian.
Dan satu tangannya lagi, memelintir ujung bukit yang di sebelahnya.
Tubuh Beeve menggeliat hebat, merasakan nik*matnya ******n sang kekasih yang tiada tanding.
Disertai itu, perkutut Cristian mulai mengencang, tentu saja Beeve tak ingin enak sendiri, ia pun membuka resleting sang kekasih yang berbahan jeans itu.
Dan terlihatlah, perkutut yang begitu tegak bagaikan angka satu.
Ia memegang lembut perkutut berbisa itu, dan memainkannya naik turun.
Keduanya pun, sama-sama melakukan tugas masing-masing.
“Ah ah ah!” suara erangann keluar dari bibir manis keduanya sahut menyahut.
“Sayang, aku mau keluar,” ucap Beeve.
“Aku juga sayang,” seru Cristian.
“Akhh!!!,” semburan larva keluar dari lembah lelembut serta perkutut dari Cristian.
Setelah merasa puas, Keduanya pun membersihkan harta berharga mereka masing-masing dengan tisu yang ada di atas meja.
Kemudian mereka yang lapar, menyantap nasi goreng yang telah dingin di hadapan mereka.
Selesai makan, Beeve yang belum memakai br* nya, berniat untuk mengenakannya kembali.
Namun, sang kekasih menahan tangannya, “Jangan di pakai dulu sayang,”
“Loh, kenapa sayang?” tanya Beeve.
“Aku masih mau,”
“Tapi, pent*l ku sudah panas yang,”
“Kalau begitu, aku mau yang bawah," ucap Cristian seraya menyentuh hutan terlarang milik sang pujaan hati.
“Jangan ah, enggak boleh,” ucap Beeve.
“sayang, kitakan sudah lulus SMA, jadi sudah dewasa, apa salahnya kalau kita melakukan itu?”
“Enggak mau yang, nanti aku hamil,”
“Kamu enggak akan hamil, aku akan keluarkan di luar, aku jamin,”
“Tapi sayang....,”
“Ayolah sayang, kita sudah pacaran hampir tiga tahun, tapi aku belum pernah melihatnya,” Cristian mulai menunjukkan wajah malas.
“Yang, aku takut,”
“Apa yang perlu di takutkan? Kita berdua saling mencintai, atau.... sebenarnya kamu enggak beneran cinta pada ku?”
Beeve yang takut kalau sang kekasih meragukan perasannya langsung membela diri.
“Bukan begitu sayang, aku hanya takut kalau aku hamil, dan kamu ninggalin aku,”
“Aku ini mencintai mu yang, jadi alasan apa yang membuat ku harus meninggalkan mu? Semua impian ku ada di dirimu, aku juga selama ini tak pernah selingkuh, kamu tahu itu semua, jadi apa salahnya kalau kita lebih dekat?”
Cristian menggunakan segala jurus rayuan mautnya pada Beeve yang jelas-jelas tergila-gila padanya.
“Sayang, selain takut hamil, alasan lainnya karena kita enggak satu iman, ayah ku jelas menentang hubungan kita, jadi....,”
“Yang pentingkan kita satu hati kan? Kalau kau enggak siap dengan perbedaan yang kita miliki, kenapa kau mau pacaran dengan ku? Apa sebenarnya hubungan kita hanya sampai batas pacaran saja? Tidak untuk menikah kah? Atau...., kau sudah tidak suci?”
“Bu-bukan begitu yang, aku ini....,”
“Stttttt!” Cristian menutup mulut Beeve.
“Meski pun begitu, aku akan mencintai mu sampai akhir hayat ku, jadi kalau kau benar-benar mencintai ku, biarkan aku memiliki mu seutuhnya, kalau tidak, lebih baik kita putus, karena hubungan tanpa landasan serius, tidak akan membuat kita bahagia, asal kau tahu sayang, kalau tidak dengan mu, aku takkan mau menikah.” mendengar bujuk rayu sang kekasih, Beeve yang sempat menolak pun tak dapat mengelak lagi.
“Baiklah, tapi kau harus bersumpah, jangan meninggalkan aku, dan jangan sampai aku hamil,” pinta Beeve.
“Baik sayang, aku janji, kalau pun kau hamil, aku akan ikut dengan mu.” setelah perdebatan yang menguras perasaan, akhirnya keduanya sepakat untuk melakukan hubungan terlarang.
Cristian yang di puncak birah*pun melucuti pakaian sang kekasih satu persatu, hingga terlihat, body gitar Spanyol polos nan mulus wanita yang selama ini ia cintai.
Ia menatap lekat pemandangan indah itu, terlebih ke bagian hutan tebal yang di penuhi rerimbunan tipis.
Cristian menelan saliva nya, dan tanpa menunggu lama, ia juga melucuti semua pakaiannya.
Beeve yang baru pertama kali bertubuh polos di hadapan sang kekasih merebahkan tubuhnya di atas kursi panjang berwarna merah, seraya memejamkan mata.
“Tubuh mu, lebih indah dari yang ku bayangkan,” ucap Cristian seraya menyibak rerimbunan tebal sang kekasih.
...Bersambung......
Jangan lupa untuk mampir ke karya author di bawah ini ya.
Beeve hanya mengangguk, tanpa membuka mata, ia teramat malu untuk hal ini.
Lalu Cristian menyentuh benda lunak yang ada di tengah-tengah rerimbunan.
“Akh,”
Mendengar suara manja sang kekasih, Cristian mengerti, bagian itu adalah salah satu inti yang tak boleh di lewatkan.
Lalu ia pun menekan benda tersebut, dan memutar searah jarum jam.
“Ya-yang, ah...., sa-sayang!” jantung Beeve serasa akan meledak, untuk pertama kalinya, ia merasa kenikm*atan dari pada kegiatan memerah susu sapi.
Perlahan, dari dasar goa, keluar seperti cairan, Cristian yang penasaran pun menelusuri sumber cairan tersebut dengan telunjuknya.
“Akhh!” yang ternyata menghasilkan suara yang lebih dahsyat dari sebelumnya.
Ia yang tahu jika sang kekasih menikmati, mengeluarkan tangannya, dan memutuskan untuk mengeksplor dengan lidahnya.
ia pun menerobos keluar masuk liang goa tersebut, yang semakin lama kian basah dan menjepit lidahnya.
Cristian berulang kali menyesap dinding goa serta benda lunak yang ada di permukaan, membuat sang kekasih menggeliat panas dingin tak menentu
Tanpa ragu Cristian meneguk aliran air yang keluar dari goa tersebut hingga bersih, setelah itu.
Barulah ia mengarahkan perkutut miliknya ke goa liang surga sang kekasih.
“Kamu sudah siap sayang?” ucap Cristian.
“I-iya sayang, tolong pelan-pelan,” ujar Beeve.
Sesuai permintaan sang pujaan hati, Cristian memasukkan perkutut miliknya perlahan kedalam liang goa sang kekasih.
“Akh!” Beeve merinti*h menahan sakit.
Begitu pun dengan Cristian yang berusaha menerobos pertahanan goa tersebut.
Tak tak tak tak tak tak tak
7 selaput suci Beeve putus dalam beberapa terjangan.
“Akhhhh!!! Sakiiiiit.....,” Beeve meneteskan air mata, menahan perih di bagian terlarangnya.
“Tahan sayang, nanti juga akan enak.” ucap Cristian yang maju mundur dalam pelukan sang kekasih.
Untuk mengurangi rasa sakit yang Beeve rasakan, Cristian memainkan ujung bukit kenyal sang kekasih.
“Akh!” suara erangan berulang kali keluar dari mulut keduanya beriringan, sejalan dengan itu, darah segar pun keluar dari terobosan sang kekasih, yang menetes ke lantai.
“Punya mu enak sayang, kamu adalah yang yang terbaik,” ucap Cristian karena perkututnya seperti terhimpit dan di sedot oleh dinding-dinding liang surga kenikmatan, dan ia pun kini menyesap ujung bukit sang kekasih bergantian.
Cukup lama Cristian mengaduk-aduk liang goa sang kekasih hingga ia merasa ada yang akan keluar.
“Sepertinya aku mau keluar," ucap Cristian.
“A-aku juga sayang,”
“Ah ah ah, akkkhhhh!” teriak keduanya.
mereka pun terkulai lemas, dengan Cristian menindih tubuh Beeve.
“Sayang, kamu keluarin di luar kan?” tanya Beeve.
“Astaga!” batin Cristian.
Cristian yang ceroboh mengingkari janjinya, namun karena ia takut Beeve akan murka, ia pun terpaksa berbohong.
“Iya sayang,”
Setelah beristirahat selama 1 jam, keduanya pun memakai pakaiannya kembali.
Dan membersihkan sisa aktivitas nakal mereka dengan menghabiskan 1 kotak tisu.
Saat mereka keluar dari dalam kafe ternyata sedang hujan lebat, karena Cristian datang dengan membawa motor, akhirnya mereka berdua pun memutuskan untuk kembali ke dalam room, dan melakukan aktivitas haram mereka sampai beberapa ronde lagi.
FLASHBACK OFF
“Kenapa? Kenapa kamu harus bohong Crist?” Beeve menangisi segala perbuatannya.
Terlebih kini Cristian tak dapat di hubungi, yang membuat Beeve semakin prustasi.
“Kamu dimana sayang? Apa kamu meninggalkan aku sekarang?" Beeve memukul-mukul perutnya yang kini berisi buah cinta mereka.
Di hujan yang lebat itu, Beeve menyesali semua dosa yang ia perbuat, ia juga merasa bersalah pada keluarga yang telah membesarkan dan mendidiknya selama ini.
“Maafkan Beeve ayah, ibu dan bang Jul, Beeve salah, Beeve enggak patuh sama nasehat kalian, Beeve menyesal, hiks.....” namun nasi telah menjadi bubur, penyesalan selalu datang terlambat.
Kini ia harus bertanggung jawab atas perbuatan yang ia lakukan. Berulang kali ia mendial nomor sang kekasih, namun tak ada jawaban.
“Ya Tuhan, maafkan hamba mu yang bodoh ini, dan tolong tunjukkan hati Cristian, agar mau bertanggung jawab atas perbuatan yang kami lakukan,”
Beeve yang lelah menangis pun perlahan-lahan mulai tertidur.
Tok tok tok!
“Beeve! Keluar kamu!” teriak sang ayah dari luar pintu.
Beeve yang baru bangun pun melihat ke dinding, yang ternyata sudah menunjukkan pukul 07:00 pagi.
“Hei anak kurang ajar, cepat buka pintunya!!!”
Beeve teramat takut akan amukan ayahnya lagi, namun karena tak ingin ibunya kembali jadi korban, ia pun membuka pintu.
Cetek!
Kriett!!!
Baru saja ia membuka pintu, sang ayah langsung menarik rambutnya.
“Lama bangat buka pintunya!”
“Ayah!” teriak Beeve menahan sakit.
Sang ibu yang masih menangis mulai tadi malam memohon pada Erdogan, agar anaknya tak di siksa lagi.
“Aku mohon mas, jangan hukum Beeve lagi, tolong mas,”
“Akhhh!!! Diam kamu! Cepat Bee, tunjukkan pada ayah, rumah bajingan itu!” Hardik Erdogan dengan menjambak rambut putrinya, menggiring ke dalam mobil yang ada di gerbang rumah.
“Ayah!! Lepas, sakit yah,” pinta Beeve.
“Hati ayah jauh lebih sakit!” sesampainya di mobil, Erdogan memaksa Beeve masuk ke dalam mobil, dan di sana sudah ada Julian, di sebelah kursi pengemudi.
Ketika Jane akan masuk ke dalam mobil, Erdogan mendorong tubuh Jane, hingga terhempas ke tanah.
“Kamu tidak perlu ikut Jane, jaga rumah saja!" pekik Erdogan.
Setelah itu Erdogan masuk ke dalam mobil, dan mulai melaju membelah jalan raya.
“Cepat sialan! Tunjukkan rumahnya, atau aku akan membunuh mu!” bentak Erdogan.
Beeve dengan gemetaran memberi tahu sang ayah, arah rumah sang kekasih.
Selang 40 menit mereka pun tiba di sebuah rumah berlantai dua.
Dengan tak sabaran Erdogan keluar dari mobil seraya membanting pintu.
Lalu Beeve dan Julian pun menyusul sang ayah.
“Permisi!” ucap Erdogan seraya membuka gerbang pagar rumah Cristian.
Selanjutnya Erdogan menggedor pintu rumah kediaman Cristian.
“Permisi! Ada orang!!!
Dor dor dor!!!
Tak lama, dari dalam rumah keluarlah seroang wanita paruh baya dengan memakai kalung salib di lehernya.
“Anda siapa? Kenapa datang ke rumah orang dengan tidak sopan?” ucap Celine ibu dari Cristian.
“Dimana Cristian?!” tanya Erdogan dengan raut wajah murka.
“Ada perlu apa dengan anak saya?”
“Dia harus bertanggung jawab, atas bayi yang ada dalam perut anak ku!” hardik Erdogan yang membuat Celine tersentak.
“Apa? Bayi?!” sontak ia pun menatap ke arah Beeve, yang penampilannya menyedihkan, penuh lebam di tubuh dan wajahnya.
Celine menelan saliva nya, lalu meminta kelurga Erdogan masuk ke dalam rumahnya terlebih dahulu.
Sebaiknya kita bicarakan di dalam pak, enggak enak kalau sampai di dengar para tetangga,” ujar Celine.
“Bagus, kalau anda mengerti malu,” ucap Erdogan.
Mereka semua pun masuk ke dalam rumah, lalu Celine mempersilahkan keluarga Beeve duduk di atas sofa.
...Bersambung......
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!