Pagi yang indah terlihat seorang gadis masih tertidur lelap karna udara pagi yang begitu sejuk membuat tidur Yunisa begitu nyanyak sampai sampai Yunisa lupa waktu kalau hari itu hari Senin dan akan diadakan ujian akhir nasional yang diselenggarakan di sekolahnya.
Kring...... kring.... kring.........suara jam beker sudah bolak balik berbunyi menandakan saatnya Yunisa harus bangun dari tidurnya.
Akhirnya karna suara jam beker yang sudah mengusik tidur gadis cantik itu, mau tidak mau Yunisa harus terbangun. Sambil mengucek matanya gadis cantik itu melihat jam beker yang sudah mengganggu tidurnya.
"Hah.....sudah jam enam....aduh gawat nih aku telat," Gumam Yunisa dalam hati. lalu Yunisa langsung bergegas masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai melakukan ritual mandinya Yunisa bergegas kedapur. Disana ia mendapati ibunya sudah selesai memasak ,membersihkan piring dan membereskan rumah.
"Bu..... maaf aku telat bangun "
"Ya sudah kamu serapan gih, nanti kamu terlambat apalagi sekarang kamu kan mau ujian, Jadi kamu harus lebih cepat berangkatnya nak" Kata Bu Rahma.
Setelah selesai sarapan, Yunisa berpamitan kepada Bu Rahma. Sedangkan ayahnya Pak Robert sudah lebih dulu berangkat ke pasar untuk membuka toko sembako miliknya .Dari toko kecil inilah keluarga Yunisa menghidupi keluarga.
"Bu.... Yunisa berangkat dulu, tolong doain Yunisa Ya Bu supaya Yunisa bisa menjawab soal soal ujiannya."Kata Yunisa kepada Ibunya sambil memberi salam kepada sang ibu
"Ya sudah hati hati ya nak ...."
Lalu Yunisa mengayuh sepeda kesayangannya untuk berangkat ke sekolah. Sepeda manis itu sudah menemani dirinya selama empat tahun semenjak dirinya duduk di bangku SMP.
Setelah Tiba di sekolah, Yunisa langsung masuk kedalam kelas untuk melihat dimana letak tempat duduknya saat ujian.
" Tet...... tet ......tet "Suara bel berbunyi pertanda ujian akan segara dimulai, jantung Yunisa sudah deg degan karna ujian akan dimulai, semua siswa siswi sudah masuk ke kelas dan duduk di bangku masing masing.
Sepuluh menit kemudian,pak guru sudah masuk ke kelas sembari membawa amplop coklat yang berisikan soal ujian dan kertas jawaban yang akan dibagikan kepada siswa siswi.
"Selamat pagi semuanya, "sapa pak Rohdian yang merupakan guru pengawas kami saat ujian berlangsung .
"Selamat pagi pak ....." Sahut siswa siswi
"Baik, bapak akan membagikan kertas soal dan kertas jawabannya, semuanya bapak harap tertib dan tidak ada yang mencontek. Kalau sampai ketahuan mencontek, maka bapak tidak akan segan segan untuk membekklis ujian kalian.Untuk itu bapak harap kerja sama kalian." kata pak Rohdian sambil membagikan kertas soal dan kertas jawaban yang sudah dibawanya sebelumnya.
Akhirnya ujian berjalan dengan tentram tak ada seorang pun yang berani mencontek saat ujian berlangsung. Sekitar 60 menit kemudian ujian telah usai dan Yunisa bergegas keluar. Tiba tiba Erik datang menghampirinya.
"Hai Yunisa ...bagaimana menurut mu ujian kita tadi?
"Oh biasa aja Rik sedikit agak sulit sih di no 26 tapi yah mau gimana lagi itu semampuku itulah yang aku jawab sahut Yunisa .
Oh Ya Yun.....setelah lulus nanti kamu melanjut kemana?" tanya Erik kepada Yunisa. Lalu gadis cantik itu tidak langsung menjawab. Karna dirinya masih bingung akan melanjutkan kemana. Mengingat keadaan ekonomi keluarga nya yang sangat sulit. Yunisa hanya menggelengkan kepalanya pertanda dirinya masih tidak tau akan apa yang akan dilakukannya nanti.
Setalah berbincang bincang dengan Erik, Bel berbunyi kembali pertanda ujian les kedua akan dimulai. Sembari berdoa dalam hati Yunisa kembali duduk di bangku tempat dia ujian. Dan ujian berjalan dengan lancar tanpa kendala apapun .
Jam ujian telah usai, pak guru yang bertugas mengawas Meraka ujian, mengumpulkan kertas jawaban siswa siswi .Yunisa bergegas keluar dari kelas dan menuju tempat parkiran dimana sepeda kesayangannya terparkir. "loh Yun .... kamu langsung pulang? Tanya Rosida yang merupakan sahabat Yunisa selama duduk di bangku SMA.
"Oh iya Ros...... aku mau langsung pulang, soalnya aku mau ke pasar bantuin ayah aku jualan, kasihan dia sejak tadi pagi ayahku sudah berangkat ke pasar sahut Yunisa. "Yah......padahal aku mau ngajak kamu nonton bareng di rumahku. Kata Rosida
"Oh ya lain kali aja ya Ros soalnya aku masih mau bantuin ayahku. kata Yunisa kepada sahabatnya
"Ya sudah deh tidak apa apa " jawab Rosida.
Akhirnya Yunisa mengayuh sepeda kesayangannya untuk pulang kerumah.Niat hatinya setelah tiba dirumah, Yunisa akan berangkat ke pasar. Tetapi setelah tiba dirumah, dia terkejut sudah melihat ayahnya dirumah."loh ayah kok sudah dirumah? ayah sakit Ya?" Tanya Yunisa sambil memberi salam kepada ayah dan Ibunya.
"Iya nak ...." Badan ayah kurang enak badan, makanya ayah memutuskan untuk menutup toko, apalagi sekarang toko sangat sepi.kata pak Robert kepada Yunisa.
"Ya ampun Jadi ayah sudah berobat belum?" tanya Yunisa kepada ayahnya. Yunisa mulai kwatir akan keadaan ekonomi keluarga nya, apalagi ayahnya yang sudah mulai sakit sakitan
Mengingat penghasilan keluarga mereka hanya bersumber dari toko milik ayahnya.
Eh kok bengong masuk gih..... ganti pakaian dan langsung makan Ya, agar kamu tidak sakit nak" kata Pak Robert
"Eh ia maaf yah." kata Yunisa. lalu Yunisa masuk kekamarnya dan mengganti seragam putih abu-abu miliknya.
Setelah selesai mengganti pakaian Yunisa langsung bergegas menuju meja makan sederhana, milik keluarganya. Yunisa membuka Tunjung saji. Disana sudah ada tersedia makanan kesukaannya yaitu ikan teri sambal pakai kacang dan sayur daun ubi tumbuk .Melihat itu, Yunisa sangat berselera untuk langsung menyantap makanan yang sudah disediakan ibunya untuk dirinya.
Akhirnya Yunisa memakan makanan kesukaannya "Ah kenyang.....masakan Ibu memang okey bangat."gumamnya .
Keesokan harinya seperti biasa Yunisa bangun dari tidurnya dan bergegas masuk kedapur berniat untuk membatu pekerjaan ibunya. Akhirnya Yunisa membantu Ibunya mencuci piring sebelum dirinya berangkat sekolah.
"Setelah selesai membersihkan piring Yunisa buru buru masuk kekamar mandi untuk melakukan ritual mandinya. Setelah selesai mandi Yunisa langsung memakai seragam putih abu abu miliknya. lalu Yunisa berpamitan kepada Ibu dan ayahnya, agar pergi kesekolah untuk mengadakan Ujian Akhir Nasional.
Yach hari ini hari terakhir Yunisa ujian akhir Nasional." Ya ampun gimana Yach hasil ujian ku nanti, mudah mudahan hasil ujian ku bagus." Ketika Yunisa sedang melamun Erik datang menghampiri dirinya
"Hei .....jangan bengong gitu deh nanti kesambet."kata Erik."Ah kamu Rik..... bisa aja." Oh Yach aku pamit duluan ya soalnya aku ada urusan". kata Yunisa kepada Erik karna Yunisa ingin membantu ayahnya berjualan di pasar.
"Sial baru aja gue mau ungkapin perasaan gue ke pada Yunisa, eh malah dia sudah pergi," Ah........aku mencintaimu Yunisa ...."gumam nya dalam hati.
hai hai redears dukung terus karya author dong dengan beri like coment dan votenya Yach agat outhor lebih semangat untuk berkarya.trimakasih......🙏💓🙏🙏🙏🙏🙏💓💓
Erik kecewa karna Yunisa langsung meninggalkannya, sebelum Erikson mengungkapkan isi hatinya yang selama ini sudah dipendamnya.Ya Erikson mencintai Yunisa semenjak pertemuan mereka sewaktu masa orientasi siswa lebih kurang tiga tahun yang lalu.Tetapi Erik tidak berani mengungkapkan isi hatinya karna dia takut kalau Yunisa akan menjauhinya. Sehingga Erikson memilih untuk bersahabat dengan Yunisa.
Sementara ditempat lain Yunisa yang sudah tiba dirumah, langsung mengganti pakaian seragam putih abu-abu miliknya. "Haduh akhirnya siap juga ujiannya"gumam Yunisa dalam hati .Tetapi tiba tiba Yunisa teringat akan pertanyaan Erikson mengenai kemana tujuannya setelah dirinya lulus nanti .
"Ya Tuhan aku harus bagaimana? Kalau aku melanjutkan kuliah, yang pasti orangtuaku tidak sanggup lagi mengingat toko sembako milik ayahku lagi sepi" gumam Yunisa dalam hati. karna daya beli masyarakat semakin menurun
"Tiba tiba Yunisa teringat dengan kakak kelasnya yang sudah bekerja disalah satu perusahaan ternama di Jakarta." Ah aku coba hubungin kakak lizah dulu deh, siapa tau ditempat kerja ka Lizah ada lowongan." Gumam Yunisa dalam hati.
Akhirnya Chang Mei mengambil ponsel jadul miliknya, di lihatnya kontak didalam ponselnya .Setelah menemukan kontak bernama kak Lizah, Yunisa langsung menghubungi nya.
Tut ....Tut....Tut....
"Hallo selamat siang Yun.....,tumben hubungin kakak siang siang begini?"
"Maaf mengganggu ka, aku cuma mau nanya apa ditempat kakak kerja ada lowongan kerja?" tanya Yunisa kepada Lizah didalam sambungan telepon selulernya.
"Loh memangnya siapa yang mau kerja yun ?" Sahut Lizah
"Aku kak..... kalau sudah keluar ijazah nanti, aku ingin ke Jakarta mencari kerja" Kata Yunisa kepada Lizah.
Akhirnya Yunisa menceritakan keadaan ekonomi keluarganya kepada Lizah .Ya Lizah memang orang yang baik dan sopan. Yunisa sudah menganggap Lizah seperti kakak kandungnya sendiri .Begitu juga dengan Lizah ,dia juga sudah menganggap Yunisa seperti adik kandungnya sendiri.
"Sebenarnya ada sih Yun tetapi aku rasa kamu ngak akan menerimanya. Kata Lizah karna takut aku tidak menerima pekerjaan yang ada dikantor nya.
"Memangnya kenapa kak"? tanya Yunisa. Karna kalau hanya lulusan SMA disini diterima hanya seorang OG apa kamu mau jadi OG?" Kan ngak mungkin kan Yun......" kata Lizah
"Loh kok ngak mungkin sih ka ...."yang penting aku ada pekerjaan dan punya pendapatan sendiri. "Aku tidak mungkin merepotkan orangtuaku terus kak ".kata Yunisa berterus terang kepada Lizah
"Ya udah lah kalau kamu mau ,setelah kamu terima ijazah nanti kamu datang aja deh kemari" Kata Lizah dari seberang.
Keesokan harinya Pak Robert mencoba membuka toko sembako miliknya. Yunisa membatu pak Robert ditoko. Sementara Ibunya Bu Rahma ,mengerjakan pekerjaan di rumah .Di pasar.Tampak toko milik mereka sangat sepi." "Ada apa ini kok sepi bangat Ya?" gumam Yunisa dalam hati. Karna keadaan toko sangat sepi Yunisa mengajak ayahnya, untuk menutup toko sembako milik mereka. dan langsung pulang kerumah.
Beberapa hari kemudian hari yang dinantikan Yunisa pun tiba. Yaitu pengumuman kelulusannya. Bu Rahma pergi kesekolah untuk mengambil hasil ujian putri kesayangannya. Disana sudah banyak orangtua siswa siswi untuk melihat hasil ujian para anak anak mereka. semua para orang tua berharap agar hasil ujian anak mereka memuaskan
Setelah beberapa menit kemudian kepala sekolah tempat Yunisa menuntut ilmu mengumumkan kelulusan siswa siswi mereka dan di tahun ini mereka seratus persen lulus. Dan yang memiliki nilai tertinggi yaitu Erikson, diurutan yang kedua Yunisa dan diurutan ketiga Rosida.
Mendengar pengumuman kepala sekolah, Bu Rahma sangat senang dan bersyukur memiliki anak perempuan yang cantik dan juga cerdas.
Setelah selesai pengumuman, Bu Rahma langsung pulang, untuk memberitahukan kabar gembira kelulusan anaknya kepada Suaminya Pak Robert.
Setelah sekitar 15 menit kemudian Bu Rahma tiba dirumah,"Bu gimana hasilnya apa anak kita lulus ?"gimana nilainya apa memuaskan ?pertanyaan demi pertanyaan dilayangkan Pak Robert. Karna penasaran akan hasil ujian putri kesayangannya.
"Aduh kalau nanya itu satu satu dong Yah ....." Belum juga ibu menjawab ayah sudah ngerocos aja sih, sabar kenapa sih yah, ibu kan masih capek jalan kaki dari sana kemari" kata Bu Rahma. Ya Bu Rahma pergi kesekolah Yunisa dengan berjalan kaki dan pulangnya juga seperti itu. Mengingat jarak sekolah Yunisa ke kediaman mereka tidak terlalu jauh.
"Ya sudah deh Bu gimana hasilnya putri kita lulus ngak Bu?"
"Hum m m ayah kok ngeraguin kepintaran putri kita si Yah."
"Ya pasti lulus dong, apalagi nilai putri kita termasuk nilai tertinggi walau tertinggi nomor dua, tapi itu sudah lumayan Yah, Ibu bangga sama putri kita ".kata Bu Rahma kepada Pak Robert.
Ia Bu kita harus bersyukur karna Tuhan memberikan putri yang cantik dan yang pintar kepada kita", dan putri kita, Lita juga cantik seperti ayahnya. Puji Pak Robert
"Huh ayah tuh muji diri sendiri ngak bagus tuh yah, kalau yang muji kita orang lain berarti baru good ".kata Bu Rahma sambil mengacungkan jempolnya kepada Pak Robert. Hal itu membuat Pak Robert terkekeh melihat tingkah istrinya yang rada konyol kalau sudah Bercanda gurau bersama suaminya.
Tiba tiba yunisa datang menghampiri kedua orang tuanya."loh ayah sama ibu disini rupanya? Pada Hal dari tadi Yunisa nyariin loh, ternyata bersantai ria disini seperti anak muda saja". gerutu Yunisa karna sedari tadi Yunisa mencari keberadaan orangtuanya. Padahal orangtuanya ada ditaman belakang sambil menanam sayuran didalam polibet.
"Ada apa nak kok nyariin ibu ? "
"Selamat ya nak atas kelulusannya ".kata Pak Robert sambil memberi salam dan memeluk putri kesayangannya.
"Ia Yah terimakasih.....semua ini berkat kalian kok". sahut Yunisa
Akhirnya mereka memilih duduk di taman belakang sembari berbincang bincang .
"Oh ia Bu ....Yah ....sebenarnya Yunisa mau minta ijin kepada ayah sama Ibu.
" Yunisa berincana pergi ke Jakarta untuk mencari pekerjaan Yah....."Apalagi mengingat ekonomi sekarang sangat sulit. Jadi Yunisa memilih untuk bekerja dulu. Nanti kalau uang Yunisa sudah cukup, baru Yunisa ngelanjutin kuliah lagi." Kata Yunisa kepada orangtuanya. Mendengar penuturan putri kesayangannya, Pak Robert sangat sedih.
Berat rasanya memberangkatkan putri kesayangannya pergi kerantau orang. Apalagi selama ini Yunisa belum pernah jauh dari orangtuanya. Sebenarnya di dalam lubuk hati Pak Robert, ingin rasanya dirinya menguliahkan putri kesayangannya. tetapi karna keadaan ekonomi sekarang yang sangat sulit ,membuat ayahnya tidak berdaya.
Jangankan untuk kuliah atau menabung saat ini,untuk bertahan hidup aja sudah syukur.
"Memangnya kamu mau kerja apa disana nak?" Tanya Bu Rahma serampak dengan pak Robert
"Disana ada kak Lizah Bu, katanya di tempat kakak lizah ada lowongan, mudah mudahan Yunisa diterima kerja disana.
"Doain ya Yah.....Bu ..."Kata Yunisa kepada kedua orangtuanya
"Doa kami selalu menyertai kamu nak", "Kemanapun kamu melangkah. Tapi ingat satu hal kalau kamu pergi merantau, pintar-pintar lah menjaga diri.
"Takutlah akan Tuhan ,dan dekatkan dirimu sama Tuhan ,agar kamu berhasil kelak.
"Bekerjalah apa yang dikehendaki Tuhan". Kata pak Robert kepada putri kesayangannya. karna takut kalau putrinya salah bergaul apalagi di kota metropolitan.
Mendengar nasehat nasehat kedua orangtuanya, Yunisa menatap ayahnya dengan tatapan mendalam. Seakan gadis itu tidak rela meninggalkan kedua orang tuanya. Tetapi karna keadaan yang membuat Yunisa harus pergi meninggalkan orangtuanya, berniat untuk membantu perekonomian keluarganya.
Keesokan harinya Yunisa pergi mengurus berkas berkasnya dan syarat syarat keberangkatannya ke kota Jakarta. Termasuk KTP dan berbagai dokumen lainnya agar bisa melakukan perjalan menuju Jakarta .
Setelah seminggu kemudian berkas berkas yang diperlukan Yunisa sudah selesai, dan sudah dapat melakukan perjalanan ke kota Jakarta. Hanya modal seadanya dan ijazah SMA yang dimilikinya, Yunisa berangkat menuju kota metropolitan. Sebelumnya Yunisa sudah memberitahukan kepada Lizah akan kedatangannya.
"Yun .....kamu jadi berangkat hari ini nak." Tanya pak Robert kepada putri kesayangannya.
"Ia Ayah,"
" Ini tiketnya sudah Yunisa beli." jawab Yunisa sambil menunjukkan tiket yang sudah Yunisa beli sebelumnya. Yunisa berpamitan kepada kedua orangtuanya, karna Yunisa sudah mau berangkat kejakarta.
" Ibu .....ayah...., Yunisa berangkat dulu."kata Yunisa sambil memeluk dan memberi salam kepada kedua orangtuanya.
"Hati hati ya nak...."Jawab Bu Rahma. Air mata Yunisa dan Bu Rahma tidak dapat dibendung lagi. Bu Rahma menangis sesenggukan melepaskan kepergian Yunisa. Begitu juga Yunisa, air matanya lolos begitu saja.
"Ingat ya nak, kalau sudah sampai jangan lupa memberikan kabar kepada ayah dan Ibu ."Kata pak Robert mengingatkan putrinya.
"Iya ayah.... ,aku pasti akan memberikan kabar kalau aku sudah sampai di Jakarta. dan bertemu sama kakak Lizah." Sahut Yunisa.
"Aku juga akan merindukan kalian ...."Kata Yunisa sambil melambaikan tangannya kearah kedua orangtuanya, sembari berjalan menuju ruang tunggu di bandara.
Pak Robert dan Bu Rahma pun kembali kerumah yang sudah mereka tempati selama 20 tahun .
Sekitar 45 menit kemudian pesawat yang ditumpangi Yunisa take off menuju Jakarta.
Di dalam pesawat Yunisa sedikit gelisah. Karna sudah meninggalkan kedua orangtuanya dan adiknya Lita. apalagi Yunisa baru kali itu menginjakkan kaki di kota Jakarta. Kota yang katanya metropolitan.
Yunisa tanpak ragu akan kemampuannya bertahan dikota Jakarta tanpa orang orang yang dia sayanginya . Tetapi sesaat kemudian gadis itu optimis akan kemampuannya bertahan di kota. Mengingat akan cita citanya untuk membahagiakan keluarganya dan ingin melanjutkan pendidikannya sampai bangku kuliah.
Yunisa juga berharap kalau dia dapat bekerja sambil kuliah. "Huh....aku tidak bisa lemah, aku harus bisa membahagiakan dan menjadi anak yang berguna dan berbakti kepada orangtuaku."gumamnya dalam hati. Tanpa disadarinya ada sepasang mata memperhatikan dirinya yang sedari tadi berkomat kamit, akan gumamannya .
"Maaf mbak ....,sedari tadi saya melihat anda berkomat kamit apakah anda seorang Gadis yang hampir gila."Kata seorang pria tampan dan tanpak berwibawa. "Melihat cara berpakaiannya sepertinya dia orang berada tetapi kenapa dia harus duduk dikelas ekonomi sih padahal dilihat dari penampilannya sepertinya lelaki itu pria tajir". gumam Yunisa sambil menatap pria itu dengan seksama
"Hah....apa kamu bilang saya gila" Kata Yunisa dengan nada sedikit meninggi "kamu yang gila,bukan saya.
"Dasar manusia kepo," mau tau urusan orang saja."Kata Yunisa sambil menatap sadis pria itu.
"Ia tapi saya heran melihat anda, berkomat kamit terus dari tadi, makanya saya kira kamu gila."kata pria yang duduk disamping Yunisa "Sekali lagi kamu bilang saya gila akan kupatahkan lehermu itu tau"
"Kamu yang gila camkan itu."kata Yunisa dengan suara yang semakin meninggi.
"Dasar laki laki edan."grutu Yunisa
Mendengar kata kata Yunisa yang mengatakan kalau dia akan mematahkan lehernya, lelaki itu bergidik ngeri.
"Aduh kok bisa sih aku bisa duduk berdampingan sama laki laki songong ini." grutu Yunisa
"Apa kamu bilang......Saya songong? kamu yang gila kamu bilang pula saya yang Songong." Kata lelaki tampan itu.
Lalu Yunisa melototkan matanya sembari memegang kerah baju pria tanpa itu "Sudah saya katakan kalau kamu bilang saya orang gila, maka akan saya patahkan lehermu ini."Ancam Yunisa membuat lelaki itu heran melihat keberanian Yunisa.
Akhirnya pria tampan itu mengalah dan meminta maaf
"Maaf kan saya tapi tolong lepaskan saya." Kata si pria tampan itu. lalu Yunisa menghempaskannya. "Makanya kalau tidak tau apa apa tentang orang lain, jangan berasumsi sendiri."Kata Yunisa sambil melotot kan matanya kepada pria itu. Membuat pria itu geleng kepala.
"Huh melawan wanita memang tidak pernah ada menangnya."Gumam pria tampan itu yang tak lain adalah Damar Vincent CEO perusahaan ternama dikota Jakarta.Damar Vincent sengaja naik pesawat kelas ekonomi. Karna ia ingin merasakan seperti masyarakat biasa tanpa memakai jet pribadi atau bisnis class . mengunjungi kota Medan untuk meninjau beberapa anak perusahaanya yang berada dikota Medan. Termasuk beberapa hotel dan properti lainya .
Sebenarnya asisten pribadinya Josua sudah menganjurkan naik pesawat jet pribadi miliknya atau bisnis class tetapi Damar Vincent menolaknya langsung. Dengan alasan pria tampan itu ingin merasakan seperti masyarakat biasa. Akhirnya asistenyapun menuruti kemauan sang pak bos.
Tak terasa karna perdebatan antara Yunisa dan Damar Vincent membuat mereka tidak sadar kalau pesawat yang mereka tumpangi akan mendarat di bandara Internasional di Jakarta
Setelah pramugari memberikan informasi bahwa pesawat yang mereka tumpangi akan mendarat, sontak Yunisa mengetatkan sabuk pengamannya.
lain halnya dengan Damar Vincent dia hanya diam saja dan tidak melakukan apa apa. Tetapi sang asisten Josua yang memasangkan sabuk pengaman miliknya. Melihat itu semua Yunisa sedikit jengkel
"Dasar laki laki manja pasang sabuk pengamannya aja harus orang lain." gumamnya tetapi masih bisa didengar Damar Vincent. Tetapi Damar Vincent hanya tersenyum sinis .
Beberapa menit kemudian, pesawat yang ditumpangi mereka mendarat dengan sempurna, semua penumpang keluar dari dalam pesawat menuju tujuan masing masing. Di bandara Yunisa clingak clinguk melihat seseorang yaitu Lizah sang kakak angkat. Karna sebelumnya Lizah sudah berjanji akan menjemputnya di bandara.
Sekitar sepuluh menit menunggu, Lizah datang menghampirinya."Hai Yunisa ....."Lizah melambaikan tangannya
"Kak....."Sahut Yunisa akhirnya mereka berpelukan untuk melepas rindu
"Oh Yach gimana kabar om dan Tante apa mereka sehat?" Tanya Lizah kepada Yunisa
"Ia kak ayah sama Ibu sehat kok."Sahut Yunisa sembari berjalan menyeret koper miliknya.
Dari kejauhan Damar memperhatikan Yunisa "Siapa wanita yang bersama dia itu, Sepertinya wajahnya tidak asing bagiku." Gumam Damar Vincent dalam hati. Tetapi sang asisten datang menghampiri Damar Vincent membuat perhatiannya beralih dari kedua wanita yang diperhatikannya sedari tadi.
"Oh Ya pak ....setelah ini kita ada meeting di hotel x."kata Josua mengingatkan sang pak bos. Josua merupakan sekretaris pribadi Damar. Selain itu mereka juga sahabat semenjak duduk di bangku SMP membuat hubungan mereka akrab bahkan kalau diluar dari jam kerja mereka sering bercanda gurau.
Tetapi kalau bicara tentang wanita Damar Vincent selalu mengalihkan pembicaraan semanjak hubungannya dengan Deby Angraeni kandas ditengah jalan, karna perselingkuhan yang dilakukan wanita itu membuat Damar Vincent enggan mendekati wanita.
Apalagi Deby meninggalkannya sewaktu hari pesta pernikahannya, membuat Damar Vincent trauma menjalin hubungan dengan wanita.
padahal kejadian itu sudah berlalu sekitar 5 tahun yang lalu. Tetapi selama itu juga Damar Vincent menjauhi wanita.
Padahal begitu banyak wanita yang menaruh hati terhadapnya. Bahkan tidak sedikit dari wanita itu, tidak malu merayu, bahkan menjajakan tubuhya kepada Damar Vincent.Tetapi batin sang CEO tampan itu tidak bergeming sedikitpun.
hai hai redears yang baik dukung terus karya author Yach agar outhor lebih semangat untuk berkarya. trimakasih 🙏💓💓💓🙏💓🙏💓🙏💓
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!