NovelToon NovelToon

QUEEN'S STORY

perkenalan tokoh dan prolog

Queensha Karren Bramantyo

Anak dari pasangan Arsenio Kalandra Bramantyo dan Valerie Agatha Wilson ini adalah seorang gadis yang digilai oleh kamu pria, bagaimana tidak? meski sifatnya urakan dan seenaknya sendiri tapi parasnya yang bak dewi itu membuat siapa saja akan bertekuk lutut dihadapannya.

Selain cantik gadis ini juga sangat genius dan pewaris dari Global Grup perusahaan raksasa terbesar dinegara ini, bisa dibilang Queen adalah bentuk terindah ciptaan Tuhan dengan latar belakang yang hebat dan kuat.

Sifatnya baik dan terbuka dengan keluarga, dan akan berubah menjadi kejam jika berhadapan dengan musuh yang mengancam keluarga dan orang yang dia sayangi.

Dia mengikuti jejak sang daddy yang terjun didunia bawah bersama dengan adik dan teman temannya.

Darren Austin Keith

Pria ini memiliki aura yang begitu kuat tapi memikat, wajah yang tampan dan tatapan matanya setajam belati. Dia memiliki kekuasaan yang hebat dan kuat, sifatnya kejam dan begitu arogant.

Pengusaha muda yang sangat sukses membuat Derren memiliki kekayaan yang berlimpah dan banyak sekali wanita yang mencoba menggodanya. hal ini lah yang selalu membuat Derren jengah akan harta dan ketampanan yang dia miliki karena tak bisa hidup bebas seperti yang dia inginkan.

Gerrald Alrick Bramantyo dan Gerrell Audrick Bramantyo

Sikembar kesayangan kakak Queen. Gerrald memiliki sifat yang datar dan tanpa ekspresi hampir sama dengan sang daddy, tapi berbeda dengan Gerrel dia adalah kebalikan dari saudara kembarnya, memiliki sifat yang ceria dan apa adanya dan jangan lupakan mulutnya dan perkataannya hampir sama dengan sang kakak sehingga mereka berdua sering kali bertengkar dan adu mulut.

Meski sifat ketiga anak Arsen berbeda, tapi mereka saling menyayangi dan saling menjaga satu sama lain.

Asya Naura Wilson

Gadis imut ini adalah anak dari bang Victor, kakak dari Valey.

Dia adalah gadis periang dan begitu energik, sepupu sekaligus sahabat Queen yang selalu setia menemani.

Danzel Bian Arkana

Pria tampan ini juga teman baik Queen, wajahnya yang lembut tak sesuai dengan karakternya yang kaku dan juga galak.

Kebrutalan pria ini juga sangat mengerikan sekali.

Fiona Morela Aditya

Sahabat Queen yang selalu berpenampilan cupu, dia adalah gadis yang pintar dan baik, tapi satu kekurangannya adalah susah bergaul dan bersosialisasi.

Jane Calista

Model cantik dan terkenal ini adalah kekasih Darren, saingan cinta Queen nih guys,

Tempramen nya sangat buruk dan gaya hidupnya bebas, suka dugem dan minum minuman, reputasi baik yang dia ciptakan ditelevisi dan berita selama ini hanyalah topeng untuk menutupi sifat asli wanita itu.

***

"Queeeeeen!!" pekik seorang wanita paruh baya membangunkan seluruh anggota keluarga, dia merasa kesal dan marah saat tak melihat anaknya didalam kamar.

"ada apa sayang?" tanya Arsen pada istrinya yang tampak sedang menahan amarah, dia yang tadi hendak mandi segera mencari keberadaan Valey yang berteriak kecang sekali.

"ada apa mom?" sikembarpun segera lari menuju sumber suara dengan wajah bantal.

"anakmu kabur!" ucap Valey sembari menunjuk tempat tidur Queen yang sudah kosong.

Padahal mereka baru sampai beberapa jam yang lalu di Paris, dan anaknya langsung berbuat ulah membuat wanita yang masih terlihat cantik diusianya sekarang kesal dan juga khawatir.

Si kembar langsung pergi saat mengetahui apa yang terjadi karena itu adalah hal biasa, mereka akan melanjutkan tidur saja.

Arsen menghela nafas "anak nakal itu" geleng kepala lalu menarik pinggang istrinya "nanti juga pulang, kamu tenanglah"

Valey menatap mata tajam suaminya "tapi dia baru berusia empat belas tahun! kalau terjadi apa apa bagaimana?" ucapnya bersungut sungut.

"Jacky pasti mengikutinya"

Valey menghela nafas kasar, dia mengangguk pasrah pada akhirnya. Arsen tersenyum dia menarik istrinya untuk kembali kekamar.

**

Seorang gadis tengah berlari menyusuri tepi jalan yang masih lengang "ya ampun.. mom menakutkan sekali" gumamnya, tadi dia sempat mendengar pekikan Valey karena dia baru saja keluar dari dalam pentouse tempatnya menginap.

Gadis remaja itu menoleh kebelakang saat melihat ada seseorang mengikutinya "aaahhhkk... ternyata si uncle botak itu mengikutiku!"

Lari dengan kencang, dia hendak menghindari Jacky, matanya melihat lampu merah yang sedang menyala dan dia menatap mobil sport yang sedang menunggu lampu berubah menjadi hijau.

tok tok tok

Queen mengetuk kaca mobil tersebut dan tak lama kaca tersebut terbuka.

"siapa kau!" tanya seorang pria yang ada didalam mobil dengan bahasa France.

"bolehkan aku menumpang kedepan? aku sedang dikejar penculik!" ucap Queen dengan bahasa Prancis juga, (maaf ya author malas transelete, jadi pakai bahasa indonesia saja 😂)

Pria yang memakai kaca mata hitam itu menatap gadis kecil yang ada diluar mobilnya, lalu melihat kearah pandang gadis itu dimana memang ada dua orang pria sedang lari mendekat.

"tolong bawa aku, kumohon" ujarnya dengan wajah memelas.

Dengan menghela nafas kasarnya pria itu membuka kunci mobil dan segera menyuruh Queen masuk kedalam mobil. lalu mobil melesat karena lampu telah berubah warna.

"nonaaaaa!" pekik Jacky, dia terkejut melihat anak dari majikannya pergi menaiki mobil asing "ya ampun, wajahku pasti akan dihajar oleh ketua" keluh Jacky, dia segera kembali kepentouse untuk melaporkan hal ini.

Queen memutar kepalanya, dia terkikik melihat Jacky yang terdiam disisi jalan "maaf uncle, aku hanya mau jalan jalan sendiri"

"dimana tempat tinggalmu?!"

Queen terkejut mendengar suara bariton pria yang ada disebelahnya, dia segera menoleh dan memperhatikan wajah pria itu "waaah tampannya. tadi aku tak terlalu memperhatikan"

"hey bocah kecil, dimana rumahmu!" pekiknya lagi. membuat Queen tersadar dari lamunan.

"ah tolong berhenti didepan saja, aku mau pulang sendiri saja" menunjuk halte bus.

"kenapa mereka mengejarmu?"

"sudah ku bilang mereka mau menculikku" ujar Queen.

"ck. kau pikir aku bodoh?!" ucapnya sinis, dia menoleh sekilas kesamping dimana gadis kecil itu tengah terkejut karena ketahuan berbohong.

"hehehe ketahuan ya? aku hanya mau jalan jalan sendiri uncle" ucaonya sembari meringis, memperlihatkan gigi kecilnya yang tersusun rapi dan putih.

"uncle?" tanya pria itu tak suka, dia melirik Queen tajam.

"lalu aku harus memanggilmu apa? kamu tampak lebih tua dariku"

Pria itu menggeram, dia menoleh dengan mata tajamnya "aku masih muda! kau saja yang terlalu kecil"

"ck. aku sudah besar, usiaku sudah 14 tahun" ujarnya sombong.

"cih, usia segitu kau bilang besar?"

Queen memberengut mendengar ucapan sinis pria yang ada disebelahnya "aku cabut kata kataku tadi saat memujimu tampan! kau benar benar jelek!" kesal, dia menggerutu dalam hati.

Saat sampai didepan halte, mobil terhenti dan Queen segera keluar "terima--"

Belum sampai perkataan Queen, mobil sudah melaju dengan sangat cepat meninggalkan dirinya.

"dasar pria arogant! menyebalkan sekali, meski kau sangat tampan tapi tempramenmu sungguh buruk, sebal sebal sebal.. aku kutuk kau menjadi batu!" pekiknya kecang sekali, membuat beberapa orang yang sedang menunggu bus menatap heran gadis kecil yang sedang memaki maki itu.

Queen duduk menunggu bus, mengabaikan orang orang yang menatap aneh dirinya.

salah orang

Lima tahun berlalu, sekarang usia Queen hampir menginjak usia sembilas belas tahun. Usia yang seharusnya baru memasuki universitas akan tetapi berbeda dengan gadis itu, Queen sudah menyelesaikan studynya.

Bahkan gadis itu sudah ikut membantu dad Arsen diperusahaan.

Bahunya yang kecil harus menanggung beban yang berat mengingat dia adalah pewaris Global Grup dan pewaris dari Mafia Tiger White, sembari menunggu adiknya yang siap untuk terjun bersama nantinya.

"huuuhhhh" Lelah sekali hari ini, Queen baru saja pulang dari kantor dan pulang kemansion utama , dia sedang mengistirahatkan tubuhnya yang benar benar lelah diatas tempat tidur kingsize miliknya.

Setelah tubuhnya lebih baik, dia segera membersihkan diri didalam bathroom, berendam dengan aromaterapi yang dia teteskan kedalam bathup membuat tubuhnya yang lelah menjadi rileks dan otot yang tegang mulai merenggang.

Hampir setengah jam Queen berendam dan air yang semula hangat sudah dingin, lalu gadis itu membilas tubuhnya dibawah shower.

Queen keluar dari bathroom dengan handuk kimono yang membalut tubuhnya.

Suara ponsel berbunyi membuat gadis yang hendak memasuki ruang ganti baju mengurungkan niatnya, dia berjalan kearah meja nakas meraih ponselnya.

Alisnya berkerut saat melihat siapa yang menelfonnya "hallo Rel" ucapnya membuka suara.

"kakak" terdengar suara yang sangat keras membuat Queen menjauhkan ponsel dari telinganya.

"hey gila ya?! kau mau membuat telingaku rusak!"

Terdengar suara kekehan dari sana "sorry, kak kita mau pulang"

"ngapain pulang? rumah rasanya damai sekali tak ada kalian berdua"

"issh menyebalkan sekali kau kak! aku serius loh, satu jam dari sekarang tolong jemput kita oke?"

Gerrell dan Gerrald sedang berlibur diluar kota untuk merayakan hari ulang tahun salah teman mereka.

"kalian menyusahkan sekali" keluh Queen.

"biarin, bye kak Queen sayang!"

tut

Queen menggeleng melihat adiknya yang seenaknya sendiri mematikan telefon, meski jengkel dia tentu mau saja menjemput kedua adik kesayanganya yang menurutnya sangat imut meski usia mereka sudah enam belas tahun.

Queen turun kelantai satu setelah selesai memakai baju, dia akan makan malam bersama dengan orang tuanya.

Wajahnya tersenyum senang melihat orang tuanya yang sudah duduk diruang makan "hallo mom dad" pekik gadis itu, dia berlari kecil lalu mengecup pipi Valey dan Arsen secara bergantian.

"kamu itu anak gadis loh Queen, anggunlah sedikit!" Valey memperingatkan Queen, dia geleng kepala melihat tingkah anak pertamanya itu.

Queen mengerucutkan bibirnya "iya iya"

"bagaimana hasil meeting hari ini sayang?" tanya Arsen,dia mengelus kepala anaknya yang sudah duduk disebelah dirinya .

"semuanya lancar, tapi aku benar benar lelah dad! meeting dari siang sampai sore karena ada seorang yang sangat menyebalkan selalu mencari kesalahan" keluh Queen menggerutu.

"maafin dad sayang, seharusnya dad yang meeting tapi ada problem di perusahaan cabang dan mengharuskan dad kesana" ujar Arsen merasa bersalah.

"tidak papa dad, sekalian aku belajar" ucap Queen dengan manis.

"sudahlah, cepat makan! jangan bawa pekerjaan dimeja makan" tegur Valey, membuat Arsen dan Queen menghentikan obrolan mereka dan segera makan atau nanti Valey akan marah marah.

Selepas makan malam, ketiga orang itu sudah duduk di ruang keluarga.

"mulai minggu depan, dad akan membebaskan Queen dari pekerjaan" ucap Arsen serius pada anaknya.

"loh kenapa dad? apa aku melakukan kesalahan?"

Dad Arsen menggeleng, mengelus rambut panjang anaknya dengan sayang "bukan begitu sayang"

"lalu?" tanya Queen penasaran.

"Mom dan Daddy sangat menyesal karena masa mudamu hanya digunakan untuk belajar dan belajar, sampai kamu tak memiliki teman dan tak memiliki kenangan diusia remajamu" Valey mulai membuka suara, dia sungguh kasihan melihat anaknya yang bahkan belum genap sembilan belas tahun itu harus memikul beban yang sangat berat.

Tercium aroma aroma kebebasan membuat Queen tersenyum senang.

"benar sayang, carilah teman dan mulai membuat cerita dan kenangan yang nantinya bisa kamu ceritakan pada anak anakmu kelak" sambung Valey lagi.

Queen bertambah senang lalu menghambur memeluk tubuh Valey "terimakasih mom"

"jadi kamu mau kuliah lagi sayang?" tanya Valey membuat pelukan Queen dan Arsen terlepas.

"bagaimana kalau aku masuk kesekolah adik saja?" tanya Queen penuh harap, dia menoleh kearah wajah mom dan dad nya secara bergantian.

"sekolah adik?" tanya Valey heran.

Queen mengangguk antusian, "benar, wajahku masih cocok kan kalau masuk ke sekolah menengah atas?" tanyanya sembari memegang wajahnya yang cantik jelita itu.

"tentu saja sayang" ucap Arsen dengan cepat.

"yeeeyy... makasih mom dad" Queen kembali mengecupi pipi kedua orang tuanya.

"ahhk-aku melupakan sesuatu" pekiknya tiba tiba membuat dad Arsen dan mom Valey terkejut.

"ada apa princess?" tanya Arsen khawatir, dia memegang lengan Queen yang hendak beranjak.

"aku mau menjemput adik kecilku, aku pergi mom dad, bye"

Lari dengan cepat tanpa menunggu jawaban dari kedua orang tuanya.

Arsen tarik pinggang Valey sehingga menempel pada tubuhnya "dia sama seperti dirimu, bar bar!" bisiknya didekat telinga, membuat Valey merinding dan segera menjauh dari tubuh suaminya.

"ahhh... apa yang kamu lakukan?!" pekik Valey saat tubuhnya terangkat.

"ayo buat adik untuk anak anak"

Valey terbelalak, dia menatap tajam suaminya yang sangat mesum itu "gila ya! sudah tua mau buat anak, sebentar lagi mungkin kamu akan memiliki cucu!"

Arsen mendengus "cucu apanya? anak anak masih kecil begitu!"

"kecil? kalau Queen mau, dia sudah pantas menikah"

"tidak boleh!" jawab Arsen tegas.

Valey yang masih berada digendongan Arsen terbelalak "pasti nanti kamu mengatakan , langkahin dulu mayatku! baru boleh menikahi Queen ke calon menantu kita kelak!"

Arsen tergelak "padahal itu baru niatku loh, kamu sudah bisa menebaknya. istriku memang sangat pintar"

Valey memutar bola matanya jengah sembari mendengus kesal.

**

Sedangkan Queen sudah pergi menuju bandara, dia memakai mobil sport keluaran terbaru yang belum lama dia beli.

Sembari mendengarkan musik agar dia tak bosan mengingat dia seorang diri, sesekali Queen ikut bernyanyi.

Mobil terparkir diparkiran bandara, kedatangannya sungguh menyita perhatian apalagi sekarang gadis itu berjalan dengan anggun memasuki area bandara.

"kakak"

Queen melihat kedua adiknya yang sedang berjalan bersisian, dia dengan riang membalas lambaian tangan Gerrell.

Queen berlari dan merentangkan tangannya "gegeeeeer otaak!! "

Gerald dan Gerrell menatap malas Queen yang asal memanggil nama mereka berdua.

"haiissh... kakak memang selalu begitu! menyebalkan bukan?"keluh Gerrell, tak ada sahutan dari Gerald membuat Gerrell menatap kesal saudara kembarnya "untung saudara! kalau tidak--"

"apa?!" tanya Gerald menantang, dia menatap tajam Gerrell yang sedang cengenegsan tak jelas.

Queen semakin dekat, dia masih merentangakan kedua tangannya.

Gerald dan Gerrell saling tatap lalu tersenyum menyeringai, mereka menghindar dari pelukan kakaknya.

"aaahhh sudah lama tak bertemu, kakak kanget tahu! sudah berapa hari ya? tiga hari kan?" ucap Queen, dia mengoceh didalam pelukan seseorang.

"eh tunggu, rel kamu ganti parfum ya?" tanya Queen saat mencium aroma asing dari tubuh adiknya.

Gerald dan Gerrell menahan tawanya melihat Queen yang sedang memeluk seorang pria.

"enggak kok kak, aku tidak ganti parfum"

Queen tersadar lalu melepas pelukannya, dia menoleh kesumber suara dimana adiknya yang sedang cengengesan dan menahan tawa ada dibelakang tubuhnya saat ini.

Queen masih memegang pinggang orang yang tanpa sengaja dia peluk, dia mendongak dan "aaahhhhkkk" pekiknya lalu melepaskan pelukannya, dia sampai terjengkang kebelakang saking terkejutnya.

rasanya

"aaahhhhkkk" pekik Queen lalu melepaskan tangan yang masih bertengger dipinggang, dia sampai terjengkang kebelakang saking terkejutnya.

bruk

Queen mendaratkan bokongnya kelantai yang keras. "aww.. sakit"

"lancang!" ucap pria dengan tegas, dia menatap tajam gadis yang masih meringis menahan sakit pada bokongnya yamg membentur lantai.

"lancang apanya? aku tak sengaja memelukmu barusan, aduuh bokongku sakit" keluh Queen sembari berusaha berdiri. "hey adik adik kurang ajar! bantu aku berdiri" ucaonya memekik karena kesal.

Gerald dan Gerrell segera menarik tangan Queen dengan cepat karena mendengar kakaknya sudah menaikan dua intonasi suaranya.

"hehehe apa sakit kak?" tanya Gerrell sembari menjelekan wajahnya, dia tadi paling keras mentertawakan kesialan Queen.

plak

Queen memukul kepala Gerrell dengan kesal.

"aww sakit" keluhnya sembari mengusap kepalanya sendiri.

"itu balasan karena kamu mentertawakanku barusan!"

"issh... bukankah kakak juga begitu? mentertawakan dulu baru menolong? aku hanya mengikuti jejakmu"

Queen menggeram, lalu menarik telinga Gerrell "anak nakal"

"aw aw aw sakit sekali kak, nanti telingaku panjang!"

ehem

Queen dan kedua adiknya menoleh kesumber suara, dimana seorang pria tampan tengah menatap tajam mereka.

"waaaah tampan sekali" ujar Queen heboh dan segera melepaskan tangan yang sedari tadi masih bertengger ditelinga Gerrell, dia terpesona akan karisma yang dimiliki pria tersebut.

Gerald yang melihat aura menyeramkan pria itu menarik tangan Queen, dan membuat tubuh kakaknya berada dibelakang tubuhnya, dia tak mau sampai kakak tersayangnya kenapa napa "maaf tuan, kakak saya tadi tidak sengaja" dengan gantle mewakili Queen meminta maaf.

"iya maafkan kakak kami tuan, dia tak sengaja" Gerrell ikut membela Queen.

"Minggir geger!" mendorong tubuh kedua adiknya kesamping agar dia dapat melihat wajah tampan pria yang tadi tidak sengaja dia peluk. "waah benar benar karya cipataan Tuhan yang tak gagal, cetakannya benar benar sempurna" gumam Queen memuji pria itu.

Queen merapikan rambutnya, dia menyelipkan sebelah rambut yang terjuntai kedepan kebelakang telinga "maafkan saya tuan, tadi benar benar saya tak sengaja akibat adik saya yang kurang ajar itu menghindar dari pelukan saya" menjelaskan panjang lebar, lalu tersenyum manis "bagaimana rasanya?"

Pria itu menatap wajah cantik Queen dengan alis mengkerut, dia tak paham dari pertanyaan gadis kecil yang ada dihadapannya itu.

"bagaimana rasanya dipeluk oleh gadis cantik sepertiku? enak kan?" Queen menaik turunkan alisnya sembari tersenyum.

Gerald dan Gerrell membuka mulut mereka, mereka berdua sungguh terkejut mendengar ucapan aneh kakaknya itu.

"enak tidak?" masih bertanya dengan suara riang, dia menunggu jawaban pria macho yang ada dihadapannya.

Gerald yang sudah tak tahan menarik tangan Queen sampai membuat gadis itu berbalik badan dan menghadap dirinya, kemudian dia gendong Queen dibahunya, lalu menunduk dihadapan pria yang sekarang masih menunjukan wajah dingin dan tak berekspresi itu "sekali lagi maafkan kakak saya tuan, dan lupakan ucapan anehnya tadi, kami permisi"

"hey gerald! lepasin kakak!" Queen meronta ingin dilepaskan tapi Gerald sama sekali tak menggubris , dia terus membawa Queen menuju pintu keluar.

"bawa koperku rel"

Gerrell mengangguk, dia menarik koper milik Gerald mengikuti kedua kakaknya sembari terkikik geli.

Queen pada akhirnya pasrah, dia mendongak "bye bye tuan tampan! semoga kita berjodoh dan bertemu kembali" pekik Queen kencang sekali, dia melambaikan tangannya kearah pria asing itu.

Pria itu masih mematung, wajahnya masih datar dan tidak bisa terbaca, perjalanan selama beberapa belas jam membuatnya lelah dan sekarang malah melihat adegan tak terduga seperti ini membuatnya kesal.

"tuan Darren, mobil sudah siap" ucap asisten pribadinya,Jonathan.

Pria itu terkesiap, tapi sejurus kemudian mengangguk dan berjalan keluar menuju mobil.

Saat hendak masuk mobil, dia melihat ketiga remaja yang tadi dia temui ternyata sedang berdebat disamping mobil mewah "dasar bocah!" ucapnya lalu masuk kedalam mobil dan mengabaikan begitu saja.

**

"hey kenapa kamu menggendongku seperti karung?! aku baru makan malam dan sekarang perutku sakit bodoh!" ujarnya memarahi Gerald, dia bahkan memukul lengan adiknya dengan brutal.

"hentikan kak! malu ya ampun" Gerrell menarik Queen agar menjauhi saudara kembarnya.

"aku tak mau melihat kakak menggoda pria! seperti gadis murahan!"

Queen melotot "kurang ajar! mulutmu beracun sekali" hendak meraih Gerald tapi tubuhnya ditahan oleh Gerrell sekuat tenaga "kak! ayo pulang, kita sudah jadi tontonan"

Queen tersadar, dia melihat kesekeliling dan benar saja kalau saat ini dia sedang menjadi pusat perhatian "ehem" berdehem untuk menutupi rasa malu. "lepasin kakak rel, ayo pulang!" ucapnya acuh, dia menepuk tangan adiknya yang melingkar diperutnya.

Karena melihat Queen sudah tenang dan tak berbuat anarkis lagi, Gerrell melepaskan pelukannya.

"hyaaaaaa"

Queen menyergah, membuat Gerald yang tak siap terbelalak kaget.

"aww lepasin kak!" ucap Gerald saat Queen mengapit kepalanya diantara lengan, dia menarik narik rambut Gerald.

"akan ku beri pelajaran mulut beracunmu itu" ucap Queen sembari menyeringai.

Queen mengangkat tangan siap memukul mulut Gerald, tapi saat melihat wajah lelah dan menggemaskan adiknya membuat hatinya tak tega dana terenyuh "uuuhhh... menggemaskan sekali adikku" ucapnya sembari mencubit pipi Gerald dengan gemas.

"kak! lebih baik kau memukulku dari pada seperti ini, ini memalukan sekali" keluh Gerald tak terima, wajahnya memerah karena malu.

Queen tertawa terbahak, dia mengacak rambut Gerald dengan gemas "uuh menggemaskan sekali, ayo pulang" melepaskan kepala Gerald lalu masuk kedalam mobil.

"apa yang kau tertawakan?!" tanya Gerald ketus saat melihat Gerrell masih mentertawakan dirinya.

Gerrell terdiam "oh itu tadi ada orang yang jatuh" asal bicara lalu ikut masuk kedalam mobil, dia takut melihat saudara kembarnya yang tatapan matanya sedang menatap dirinya dengan sangat tajam.

Gerald mendengus, dia pun pada akhirnya masuk kedalam mobil dalam keadaan mood yang buruk, dia kesal sekali.

"Let's go home" pekik Queen saat kedua adiknya sudah masuk kedalam mobil.

"let's gooo" Gerrell ikut memekik, membuat Gerald yang tak terlalu suka keributan hanya bisa diam, meraih headset dan lebih memilih mendengarkan musik dan memejamkan mata agar tak mendengar suara Queen dan Gerrell yang terus berceloteh.

"rald" Queen menoleh kesamping dimana Gerald duduk.

Gerrell yang duduk dibelakang mendekatkan tubuhnya kearah kursi depan "lah dia malah tidur"

"ck.. bukannya ngobrol malah dia tidur" gerutu Queen, dia kembali fokus menyetir mobilnya.

"dia kan tidak suka bicara yang tak penting, kakak ingat kan kata kata uncle Bastian kalau dia itu anak kulkas?" ucap Gerrell, dia terkekeh setelah mengatakannya.

"benar sekali hihihi.. dia anak kulkas"

Pada akhir nya kedua orang itu membicarakan Gerald yang sedang asik menjelajahi alam mimpi sepajang jalan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!