NovelToon NovelToon

Istriku Anak Kecil

Bab 1

Dira membuka matanya yang terasa berat perlahan-lahan. Sementara tangannya berusaha menggapai beker di samping tempat tidur.

Dan, hup. Akhirnya beker yang tadi nya berteriak-teriak nyaring itu seketika diam setelah Dira berhasil memencet tombol off.

Dira mengerjap-ngerjapkan mata. Berusaha mengumpulkan nyawa yang masih belum menyatu. Diliriknya beker, menunjukkan pukul 05.00 WIB.

Setelah dirasa nyawa nya sudah terkumpul semua, Dira perlahan bangkit dari tempat tidur nya. Menguap sebentar. Lalu menyeret langkah ke kamar mandi di kamarnya.

Dia bergegas mencuci muka dan mengambil wudhu. Kemudian menunaikan sholat subuh.

"Ya Allah... ada angin apa nih? Tumben banget anak Mama yang paling cantik ini bisa bangun sendiri. Tanpa harus Mama atau Bik Iroh yang teriak-teriak ngebangunin," sapa Mama dengan wajah takjub, melihat Dira menuruni anak tangga. Sementara tangannya sibuk menata makanan di atas meja makan.

Dira yang mendengar ucapan mamanya, otomatis langsung memajukan bibirnya beberapa senti. "Ih... Mama nih ya. Bukannya bersyukur, bilang Alhamdulillah gitu. Anaknya bisa bangun pagi-pagi gini. Malah julid gitu ke anaknya sendiri. Udah kaya netizen aja deh!"

Mama langsung cekikikan. "Kamu nih aneh deh. Siapa juga yang ngatain kamu pelit?"

Dira melongo. "Bukan pelit Maaaa. J.U.L.I.D. JU-LID. Alias nyinyir Ma! Mama tau kan arti nyinyir? Itu lho, kayak Ibu-ibu kompleks yang demen banget ngomongin tetangga nya sendiri. Nggak seneng ngeliat orang lain bahagia!"

Mama malah makin ketawa kencang. "Apaan sih kamu, Dir? Malah nyambung-nyambung ke ibu-ibu kompleks?" ucap Mama sambil berusaha menahan tawa nya. "Udah cepetan kamu duduk sini. Siap-siap sarapan,"

Biarpun masih gondok, Dira menuruti mamanya. Ditariknya kursi di dekatnya dan duduk. "Mas Adit mana Ma?"

"Lagi mandi. Kayaknya sebentar lagi selesai," jawab Mama. "Kamu mau sarapan duluan atau nunggu Mas Adit dan Papa?"

"Hmm... nungguin mereka aja deh!"

Nadira Khansa Salsabila. Nama panggilannya Dira. Putri semata wayang dari seorang Ibu bernama Amanda Calista dan seorang ayah yang bernama Bian Saputra. Dia memiliki seorang kakak laki-laki yang sangat sayang kepadanya. Namanya Rahadit Mahendra. Orang-orang biasa memanggilnya Adit.

Saat ini Dira masih berstatus sebagai pelajar kelas 12 di sebuah sekolah swasta yang cukup terkenal di Jakarta. Adit, yang usianya terpaut 7 tahun dengannya sudah bekerja di sebuah perusahaan swasta di kota Jakarta juga. Walaupun awalnya dia hanya seorang karyawan biasa, namun karena kepintaran dan keuletannya, tidak butuh waktu yang lama hingga dia diangkat menjadi seorang supervisor. Sebuah prestasi yang cukup membanggakan di usianya yang masih terbilang muda. Padahal sang Papa juga seorang CEO di salah satu cabang restoran Jepang ternama di Jakarta. Kalau mau, bisa saja dia meminta jabatan di restoran yang dipimpin papa nya itu. Namun Adit bukanlah tipikal orang yang seperti itu. Dia berusaha mendapatkan pekerjaan dari hasil usahanya sendiri. Walaupun harus bersusah payah terlebih dulu. Tidak ada dalam kamusnya, hanya ongkang-ongkang kaki kemudian langsung mendapatkan jabatan hasil warisan orang tua. Dia adalah tipikal lelaki pekerja keras. Bukan tipe lelaki yang hanya mengharapkan harta warisan orang tua. Apalagi dia sadar, dia adalah anak sulung dan anak lelaki satu-satunya dalam keluarganya. Dia telah berpikir jauh ke depan, seandainya nanti Papanya tidak ada, dialah yang akan menjadi pengganti Papa untuk Mama dan adik tersayangnya.

Berbeda dengan Adit, Dira adalah anak yang manja, masih kekanak-kanakan, dan tentunya doyan shopping. Otaknya pun biasa-biasa saja bila dibandingkan dengan kakaknya yang terbilang pintar. Tapi bukan bodoh juga ya. Eeiitsss.... tapi guys, kalau disuruh dandan... Dira lah juaranyaaa... Hahaha. Nggak kalah tuh, sama beauty vlogger yang hits itu, Tasya Farasya.

Yah, walaupun sikapnya manja seperti itu, tapi Dira adalah gadis yang baik, supel, dan ceria. Dia mempunyai sahabat dekat, namanya Sisi.

Nah, udah dulu ya perkenalan Dira dan keluarganya. Kita kembali ke cerita...

Bab 2

"Eh, anak Papa. Tumben pagi-pagi gini udah siap duluan di meja makan. Biasanya kan kamu yang paling belakangan muncul buat sarapan," Papa yang baru saja muncul dari ruang tengah, tak kalah takjubnya dengan Mama. Sambil tersenyum penuh arti, tangannya sibuk mengancing kemeja lengan kirinya. "Gitu dong Sayang. Bangun pagi-pagi. Tanpa harus Mama atau Bik Iroh yang gedombrangan setiap hari bangunin kamu. Kan Papa juga tiap hari jadi hampir telat karena nungguin kamu. Nggak enak kan sama para karyawan Papa. Padahal selama ini Papa yang paling keras menyuarakan "Datang On Time" pada para karyawan Papa. Kalo Papa sendiri datang telat, kan malu jadinya Papa." Papa menarik kursi dan duduk di hadapan Dira.

Otomatis Dira cemberut lagi. "Duh... Papa nih sama aja deh kayak Mama! Malah khotbah panjang lebar gini ke anaknya. Masih pagi tau gak sih Pa. Bukannya bersyukur, aku bangun pagi-pagi gini!"

Papa tertawa kecil. "Ya Papa senang lah kamu ada perubahan seperti ini. Kalau bisa setiap hari ya Dir, kayak gini!"

"Eits, eits ni ada apa sih? Pagi-pagi udah rame aja kayak di Pasar Gembrong!" Adit tiba-tiba saja muncul dan langsung duduk di samping Dira.

"Apa lagi nih Mas Adit, dateng-dateng langsung nyamber aja kayak tiang listrik!"

Adit tertawa lebar. "Mas baru denger Dek, tiang listrik bisa nyamber? Bukannya petir sama halilintar ya yang biasanya nyamber?" ucapnya lagi sambil cekikikan.

"Duh... pagi-pagi gini nggak usah garing deh Mas! Nanti nafsu makan aku bisa ilang!"

"Hahahaha..." Adit terbahak sambil mengacak pelan rambut Dira.

"OMG Mas! Nanti rambut aku berantakan lagi tau! Mas Adit gak tau apa nih, berapa lama aku nge-blow rambut aku? Hampir setengah jam!" sungut Dira merapikan rambutnya kembali. Rambut panjang hampir sepinggang berwarna kecoklatan. Dan ujungnya berbentuk curly.

Dira memiliki kulit putih bersih. Perawakannya sedang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek juga. Berat badan 47 kg dengan tinggi badannya itu, membuatnya tampak ideal sebagai seorang cewek. Banyak yang menyangka dia berdarah oriental, padahal mama papa nya asli keturunan Minang dan Jawa. Parasnya jangan diragukan lagi, perpaduan darah Minang dan Jawa. Banyak cowok-cowok kesengsem sama dia, terutama teman-teman sekolahnya.

"Hei, hei. Udah ayo cepetan pada sarapan. Liat tuh, udah hampir jam 6," cetus Mama mengingatkan.

"Papa mau sarapan nasi goreng atau roti?"

"Nasi goreng aja deh Ma,"

"Oke," dengan cekatan Mama segera mengambil piring yang sudah disiapkan di atas meja dan menyendokkan nasi goreng ke piring itu.

"Nih Pa,"

"Makasih Sayangku," ucap Papa sambil tersenyum.

"Kalo kamu Dir?"

"Idem."

"Yaudah, gih ambil sana. Ini susu kamu ya Sayang," ucap Mama lagi sambil menaruh segelas susu vanila di hadapan Dira.

"Maaciii Mamaku Sayaangg..." balas Dira sambil tersenyum lebar memerkan deretan giginya yang rapih.

"Yaudah cepetan ya kalian pada sarapan. Mama mau ke dapur dulu bantuin Bik Iroh,"

"Waahh... Mama pilih kasih nih. Masa aku doang yang nggak ditanyain mau makan apa?" Adit pura-pura ngambek.

"Iihhh dasar ya kamu! Biasanya kan juga kamu ambil sendiri Dit, gak perlu pake Mama tawar-tawarin dulu. Ada angin apa kamu jadi sok manja gini sama Mama? Udah kaya anak kecil aja deh, kan kamu udah bangkotan!" Mama pura-pura menjewer telinga Adit.

Adit cengengesan. "Bercandaaa... Mamaku yang paling cantik. Wuahahaha..."

"Iihh... Tau nih Mas Adit. Malu tau sama umur, udah tua gitu!" ledek Dira.

"Eeh... Awas yaa... Ikut-ikutan aja kamu, pake ngatain Mas tua segala lagi!" Adit pura-pura melotot.

Dira malah tertawa kencang. "Yeeee... Emang beneran udah tua kan? Jangan suka menyalahi takdir doongg Mas Adit!" Dira meletin lidahnya.

"Eehh... ni anak kecil sok tau ya. Nanti Mas acak-acak lagi nih rambutnya!" Adit pura-pura marah.

"Iihhhh... Maa, Paaa. Liat tuh kelakuan anaknya yang paling gede, iseng banget!"

"Eh, eh... Udah udah! Kalian mau sarapan jam berapa? Ayo cepetan pada sarapan!" tukas Mama menengahi.

Bab 3

"Makasih ya Pa. Papa hati-hati di jalan." Dira mengecup pipi papa nya, kemudian mencium tangannya dengan takzim. "Dah Papaaa... Assalamu'alaikum,"

"Iya Sayang... Wa'alaikumsalam." balas Papa.

"Eh Dir, tunggu!"

Dira yang baru saja mau melangkahkan kakinya keluar dari mobil Papa, sekonyong-konyong membalikkan badan. "Why my lovely Dad?"

"Kamu sebentar lagi mau UAN kan? Kamu harus lebih semangat lagi ya belajarnya. Dan lebih serius, harus rajin sekolahnya. Jangan jalan-jalan terus sama Sisi," Papa menasehati dengan lembut.

"Iihhh dasar Papa... kirain mau ngomong apa. Iyyaaaa Papa ku Sayaanggg... Yang paling ganteng di RT kitaaa. Tenang aja... Dira gak bakal lah ngecewain Papa!"

Papa tersenyum. "Yaudah ya Sayang. Papa berangkat. Kamu juga hati-hati. Bye honey,"

"Byeee," Dira melambaikan tangan dengan ceria. Kemudian bergegas turun dari Chevrolet hitam metalik itu.

Dia berjalan memasuki gerbang sekolah tercintanya. Bersamaan dengan mobil Papa yang mulai menghilang dari pandangan.

"Haiiii honeeyyy," begitu sampai di kelas, sobat tercintanya langsung menyapa dengan ciri khasnya, ceriwis.

Ya, begitulah Sisi. Rame, heboh, ceriwis, pecicilan. Paket lengkap.

"Haiii jugaa beb kuuu," sahut Dira nggak kalah heboh.

"Dianterin bokap?"

"He-eh, biasa." Dira mengempaskan diri di kursinya. Sisi menyusul duduk di sampingnya.

Kebutulan Dira dan Sisi satu kelas. Dulu mereka pernah sekelas juga waktu kelas 10. Kemudian kelas 11 mereka harus terpisah kelas. Sampai akhirnya kedua sobat kental itu kembali sekelas di kelas 12. Lebih tepatnya di 12 IPA 3.

Dira punya pacar. Seorang cowok kece nan keren, kapten Tim Basket sekolahnya. Hubungan mereka baru terjalin 6 bulan. Walau sebenarnya sang cowok udah lama banget naksir dan ngejar-ngejar Dira. Dari masih duduk di kelas 11 tu cowok udah ngincer Dira. Tapi awalnya Dira nggak respek, apalagi Mama Papa melarangnya untuk pacaran. Namun berkat kegigihan tu cowok, akhirnya Dira luluh juga. Kabar mereka pacaran juga udah sampe ke telinga Mama Papa. Mereka awalnya menentang keras banget. Takut Dira jadi nggak fokus sama sekolahnya, apalagi Dira udah kelas 12. Tapi Dira berusaha meyakinkan Mama Papa kalau hubungannya dengan tu cowok nggak bakal ganggu sekolahnya. Mama Papa akhirnya nyerah dengan sikap anak gadisnya yang ngeyel itu. Namun tetep, dalam hatinya mereka tetap nggak setuju Dira berpacaran dengan cowok itu.

Nama cowok itu adalah Alif. Alif Rizky Permana. Kelas 12 IPS 2. Tubuhnya tinggi atletis, sekitar 180 cm kira-kira tingginya. Kulitnya putih untuk ukuran cowok. Hidung lumayan mancung. Dan tampangnya udah pasti ganteng. Ditambah lagi dia adalah kapten Tim Basket sekolah. Sudah dipastikan banyak cewek-cewek yang mengidolakannya.

"Eh Dir, lo masih marahan sama Alif?" tanya Sisi tiba-tiba.

"Iiihhh kepo deehhh loooo,"

"Iihhh... Awas ya lo Diirrr! Jadi lo gak mau cerita sama guee...??"

"Iya, iya... Nanti gue ceritain. Tapi ntar aja ya pas jam istirahat!"

"Iiihh kenapa harus jam istirahat sih, Dir? Bikin gue makin penasaran aj-"

TTEEETTT. Bunyi bel sekolah yang panjang dan sangat nyaring itu menghentikan ucapan Sisi. Bel tanda masuk sekolah.

Dira tertawa ngakak.

*****

Jam istirahat.

"Gimana, gimana? Ayo cepetan cerita, kan lo udah janji sama gue!" buru Sisi antusias.

Dengan gaya kalem Dira memasukkan buku-bukunya yang ada di atas meja ke dalam tas. "Sabar kale Beb. Lo tuh udah kaya wartawan infotainment aja deh, interogasi gue sampe segitunya,"

"Ayo ke kantin dulu, gue laper tau gak!"

"Iiihhh ngeselin yah nii anakk!" Sisi pura-pura menjambak rambut Dira.

Dira cekikikan. "Iya nanti sambil makan di kantin gue ceritain!"

"Yaudah ayo cepetan kita ke kantin!" Sisi menarik-narik tangan Dira dengan tidak sabaran.

"Duh... Iya,iya... Ayo." akhirnya Dira beranjak dari kursinya.

"Bayarin ya!"

"Iihhh, dasar lo tuh ya! Kemaren udah gw yang traktir! Dasar gak modaall...!" seru Sisi pura-pura kesal.

"Hahahaha..." Dira ngibrit.

"Diraaaa, tungguin gueee...!"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!