Terlalu sibuk mencari yang sempurna, tanpa kamu sadari seseorang yang kamu anggap rendah adalah yang mampu menutup segala kekuranganmu dengan menggantinya menjadi kelebihan.
Diinjak sekalipun, kata maaf masih terucap, senyum nan indah masih terukir dibibir gadis polos itu. Bahkan berkali kali rasa sakit itu hadir, kata maaf masih terucap dari tutur lembutnya.
Kekecewaan yang mengakhiri segalanya. Jika kamu mencari aku yang dulu, tanyakan pada relung hatimu. Dimana kamu membuangnya, bagaimana kau menyianyiakanya
Lalu dengan mudahnya kamu menghancurkanya.
Memungut serpihan kaca yang retak dan menyatukanya kembali adalah hal yang mustahil. Maka hargailah sedikit kebaikan dari siapapun. Agar tidak ada sesal dikemudian hari.
Sebelum membaca Novel Cinta dan Luka PERJODOHAN, harap Membaca karya Gadis Liar dan Nikah Muda. Langsung cus baca ini juga gak papa si, tetep nyambung kok.
Kean Pribumi Arretha
Lelaki tampan, cool, jangan lupakan kharismanya yang membuat cewe cewe tergila gila. Sifatnya yang badboy, sombong, egois, kasar, dan sesuka hati. Harus merelakan masa mudanya terlibat perjodohan.
Lelaki yang melukai seorang wanita polos yang sangat mencintainya. Kebencian itu benar benar membuat sesal yang dalam di masa depanya.
Qaira Nada Assalwa
Nada, gadis polos yang dijodohkan dengan Kean. Lelaki yang dengan mudahnya menghantarkan kedua orang tuanya kepada malaikat izrofil.
Gadis smarth, polos, lugu dan baik hati. Cintanya yang begitu besar kepada Kean, hingga membutakan hati dan perasaanya. Ia berharap suatu saat Kean akan mebalas cintanya, namun hanya rasa sakit yang ia dapatkan. Rasa yang begitu menyakitkan hingga membuat hatinya benar benar mati.
Bara Ardana Galaksi
Sosok lelaki yang kalem, ramah, baik hati, dan penyayang. Mencintai Nada dalam diam dengan setulus hati, meski ia tau bahwa cintanya tak terbalas.
Antara Kean dan Bara dulu adalah sahabat. Namun karna keegoisan, kesombongan Kean mebuat Bara lebih memilih diam dan tak pernah mau berurusan denganya.
Arcila Queenara Markle
Gadis yang smart, cantik, perfect, keturunan orang berada, manja. Namun cintanya harus berliku liku dengan Abiyand. Mengetahui Abiyand adalah lelaki yang dingin, cuek sombong, dan yang jelas, ia lelaki dewasa yang lingkup kehidupanya penuh dengan wanita kelas papan atas yang usianya terpaut jauh dengan Cila.
Disela lelahnya mencintai seseorang bernama Abiyand, ternyata ada sesosok lelaki yang selalu bersamanya. Dia adalah sahabat karip Cila.
Cakra Virenda Davinson
Sahabat Cila, badboy, ugal, nakal, ia akan selalu ada untuk Cila, menyayanginya dengan sepenuh hati, namun awalnya rasa sayangnya tidak lebih dari sekedar sahabat, seiring berjalanya waktu tumbuhlah serabut serabut cinta yang dalam dan indah.
Bagi Arcila Cakra adalah segalanya, tanpanya hidupnya akan kesepian. Cakra pun demikian, tidak ada yang lebih ia sayangi melebihi Cila setelah ibunya.
Abiyand Calvin Pharma
Lelaki cuek, sombong, kasar, suka bergonta ganti pasangan, menjalin hubungan dengan Arcila, yang jelas gadis yang sangat disayangi oleh Derrick.
Ia selalu memamerkan hubunganya dengan wanitanya, namun tidak dengan Arcila, bahkan ia segan mengakui hubunganya dengan Cila. Dalam hidupnya Cila adalah sebuah permainan.
***
"Brak"
Sebuah mobil sport mewah menabrak pengguna motor hingga terpental dan berputar dua kali. Mereka adalah seorang wanita dan laki laki kira kira berusia 40 tahunan itu berguling membentur mobil dan kembali terhempas ke trotoar hingga wajahnya bersimbah darah.
"Key..... loe nabrak." Kean yang seketika itu tampak syok tidak menghiraukan ucapan temanya.
"Key.... Kean....." panggil Langit yang berusaha menyadarkan Kean.
"Key.... loe gak papa kan?" kembali Bintang menyadarkan Kean yang masih bergetar tanpa respon.
"Kita kabur..... " ucap Kean yang memutar stir bundarnya, ia benar benar buntu, usianya masih 16 tahun. Rencana liburanya ke pantai Pengandaran kacau karna kecelakaan. Belum lagi Kenan dan Zara yang akan mengamuk, karna dirinya belum punya sim.
'Andai saja tadi mendengarkan pak Sono agar tidak membawa mobil sendiri di jalanan ini'
Flash Back On
"Udah deh pa, bapak kan cape, mending istirahat aja disini, saya mau keliling daerah sini sebentar." ucap Kean dengan nada memohon. Bapak paruh baya tersebut tampak bingung, ia takut kalau kalau majikanya ini memarahinya lantaran memberikan ijin tuan mudanya membawa mobil tanpa seijin ayah bundanya.
"Nanti ayah tuan marah besar, kalau tahu tuan bawa mobil." jelasnya dengan memilin tanganya.
"Percaya sama Kean, Kean tidak akan kenapa kenapa." Kean beranjak memasuki mobil, pak Sono membuntuti pintu mobil dan meminta kepada Kean agar tidak menyetir mobil sendirian.
Sayangnya body mobil sport tersebut telah meninggalkanya di sebuah rumah yang disewa untuk beberapa hari oleh Kean dan teman temanya berlibur semester kenaikannya dari kelas X ke kelas XI.
Pak Sono mulai bimbang, ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Kenan, ayah Kean. Berharap ayahnya akan menghubungi putra semata wayangnya agar menghentikan kegilaanya.
Flash Back Of
Kean menyalakan mesin mobilnya, ia akan kabur dari masalah yang dibuatnya." Loe gila ya Key... " seru Langit. Namun Kean tetap memundurkan mobilnya hingga sebuah deringan menyadarkanya. Tertera nama sang ayah disana, membuatnya memberhentikan mobilnya.
📞 "hallo yah? " panggil Kean pada ayahnya dengan suara bergetar.
📞"Kean, ada apa denganmu? "
📞"..... " Bibir yang mulai bergetar dan tangan yang terlepas dari stir bundar.
📞"Key..... Kean.... " teriak sang ayah kepada putranya
📞"Key nabrak orang yah. " jelasnya
Panggilan terputus seketika mendengar kabar tersebut membut Kenan dan Zela membuat mereka frustasi. Suasana semakin menegangkan, lebih ramai dan banyak orang berlalu lalang menolong korban kecelakaan.
Kean membuka pintu mobil, berjalan menghampiri kerumunan. Suasana gaduh, bahkan bayak orang yang membantu mereka. Dengan melepas helm dan memindahkan korban Kll.
KLL atau kecelakaan lalu lintas
"Biyung....... Rama....." Seorang gadis seusia Kean menangis tersedu berhambur dalam pelukan sang ayah yang kepalanya sudah retak karna helmnya dipakai oleh sang istri. Korban meninggal ditempat akibat benturan trotoar.
*
Beberapa jam kemudian
"Plak"
Wajah Kean yang mulus berasa seperti kebas akibat tamparan sang ayah. Zela menahan Kenan yang hampir membabi buta memukul anaknya.
"Mas.... jaga emosi kamu. " Kenan mengusap wajahnya kasar, lalu menarik nafas dalam beberapa kali. Zela lagi lagi membela putranya, membuat Kenan geram. Karna terlalu memanjakanya, inilah yang dituai mereka.
"Dasar anak tidak tahu diri. " Makinya kesal dan murka" kamu tahu kamu telah membunuh hampir 2 orang dalam sehari?" tudingnya di depan wajah Kean. Kean yang mengaku salah hanya menunduk, ia ingin menangis tapi jiwa kelaki-lakianya gengsi jika menitikan satu tetes air mata.
"Ngapunten pa, pasien meminta bertemu dengan kalian." ucap salah satu orang perawat, membuat Zela bernafas lega karna Kenan akan berhenti memarahi putranya. Zela mengelus pundak putranya dengan lembut dan penuh kasih sayang.
Setelah proses pemakaman selesai Kenan dan Zela kembali ke rumah sakit, disinilah mereka saat ini, di IGD khususnya ruang tindakan. Seorang gadis yang masih setia memeluk sang ibunya.
"Biyung..... huhuhu... hiks.... hikss biyung, ramane uis ninggal yung. "
Ibu... huhuhu... hiks... hikss... ibu, ayah sudah meninggal bu
Sang ibu hanya tersenyum kaku, nafasnya yang mulai tersenggal mendadak berhenti karna melihat orang tua sang penabrak memasuki ruangan. Suasana mendadak hening kala mereka duduk disamping ibu Nada.
"Bu ..... kami minta maaf atas..... " Ibu Nada menggeleng, ia masih bisa tersenyum.
"Sampun takdir pa, bu"
sudah takdir pa bu
"Nada biyung.... pengin nyusul rama."
Nada ibu mau nyusul bapak
Seketika suasana menjadi keruh, hening dan sedih. Bagaimana mungkin dalam sekejap putranya merenggut 2 nyawa. Kenan dan Zela frustasi mendengar interaksi mereka berdua.
"Nad, saurunge biyung nyusul ramamu, Ibu pengin weruh koe mbojo Nad"
Nad sebelum ibu nyusul bapakmu, ibu pengin lihat kamu nikah Nad
When someone left you, do not cry because that is the message that you’re going to get a better one
Good relationships don’t just happen. They take time, patience, and two people who truly want to be together.
Payung tidak akan membuat hujan berhenti, tapi membuat kita tetap berjalan melewatinya sampai ke tujuan.
Bukan terlalu dini, mungkin Tuhan memberikan seseorang yang dinamakan jodoh untuk merubah semua perilakumu menjadi lebih baik
**
Seketika suasana menjadi keruh, hening dan sedih. Bagaimana mungkin dalam sekejap putranya merenggut 2 nyawa sekaligus. Kenan dan Zela frustasi mendengar interaksi mereka berdua.
"Nad, saurunge biyung nyusul ramamu, Ibu pengin weruh koe mbojo Nad"
Nad sebelum ibu nyusul bapakmu, ibu pengin lihat kamu nikah Nad
"yung, ngomong apa si, mbojo karo sapa?"
ibu ngomong apa si, nikah sama siapa?
Nada tampak berfikir pajang, permintaan ibunya itu aneh, kenapa harus menikah diusia sedini ini.
Mendengar itu, Kenan mendekati ibu Nada," Anak saya akan menikah dengan putri anda bu." Mendengar penuturanya ibu Nada menyimpulkan senyumnya lalu mengangguk pertanda bahwa ia setuju dengan usul calon besanya.
"Biyung ngomong apa, aja aneh aneh yung."
Ibu ngomong apa, jangan aneh aneh bu
"Nad, biyungmu ki, uis ra kuat, kepengin nyusul ramamu."
*Nad ibu itu sudah gak kuat mau nyusul bapakm*u
satu jam kemudian
"Saya trima nikah dan kawinya Qaira Nada Assalwa bin Muhammad Alif dengan seperangkat alat sholat dibayar tunai." Kean menjabat tangan penghulu dengan mantap melantunkan ijab dan qabulnya.
"Bagaimana saksi "
"Sah alhamdulillah" suara sahutan saksi yang dihadiri oleh bapak lurah dan Kader desa cukup keras menjadi saksi sebuah pernikahan sakral.
"Nduk... salim karo bojomu. "
nduk panggilan untuk anak perempuan
nduk salaman sama suami kamu
Nada dengan enggan mencium tangan Kean, ada raut sedih dan kesal yang tercampur dalam hati Kean. Bagaimana tidak usianya belum genap 17, bahkan gadis disampingnya masih 16 tahun kurang. Tapi jika mengingat bahwa dialah yang menyebabkan semua ini, hatinya ikut sedih.
"Nduk sing bekti karo bojomu, aja ambekan, sing gede sabarmu, kudu bisa maafna kesalahan. Biyung ra isa ngancani koe. "
nduk berbakti sama suami kamu, jangan suka ngambek, sabarmu yang banyak, dan harus bisa saling memaafkan segala kesalahan. Ibu gak bisa menemani kamu
"iya yung. "
iya bu
"Cah bagus biyung nitip Nada ya, sing gede sabarmu ngadepi Nada yo cah bagus"
Anak ganteng, ibu nitip Nada ya, harus banyak sabar menghadapi Nada ya cah ganteng
Kean menatap dalam ibu yang menyandang status mertuanya. Harapanya sangat besar kepada Kean untuk menjaganya.
"ia bu, saya akan menjaga Nada melindunginya meski dengan nyawa saya bu." janjinya yang disaksikan oleh kedua orang tuanya.
"Biyung pamit ya cah bagus, nek biyung due salah biyung njaluk ngapura. Nada sing nurut kalih bojomu. "
Ibu pamit ya cah ganteng, Kalau ibu punya salah ibu minta maaf. Nada yang nurut sama suami kamu
Ibu Nada mulai sesak, terlalu banyak berbicara membuat jantung bekerja ekstra dan pasokan O2 yang berkurang. Setelah sekian menit kesadaranya mulai berkurang, hingga matanya terpejam, namun irama jantung dan nafasnya mulai memberat.
"Ndu, tuntun tahlil" Nada mulai terisak dan menggelengkan kepalanya. Ia belum siap jika harus kehilangan kedua orang tuanya dalam satu hari.
"Laailahaillalloh"
"Lailahaillalloh" Perlahan suaranya menghilang dan matamya mulai tertutup, bibirnya menampilkan senyumnya.
"Biyung..... Biyung.... Nada melu yung, Nada moh dewekan yung.... yung...... "
Ibu..... Ibu..... Nada ikut bu, Nada gak mau sendiri bu.... buu....
Keluarga Kenan memanggil dokter dan setelah dokter tersebut sampai di ruagan IGD khusus ruang tindakan dimana ibu Nada dirawat, dr IGD hanya menggelengkan kepala. Perawat berdatangan untuk memasang alat rekam jantung di kedua tangan dan kaki. Dan hasilnya flat atau datar, pertanda bahwa irama jantungnya sudah tidak ada.
"pasien dinyatakan meninggal pukul 14.35 WIB karena henti nafas dan henti jantung"
*
Dua gundukan bertabur bunga dengan dua nisan itu masih basah, meninggalkan dua insan yang masih setia disana. "Ayo pulang. " Satu patah kata dari bibir Nada yang sejak tadi tidak pernah Kean dengar.
Wanita bertubuh mungil, dengan kulit putih kusam, rambut panjang, berponi berdiri tegap dan berbalik dari makam kedua orang tuanya mengajak Kean pulang.
Kean berjongkok dan membisikan sebuah kalimat di salah satu nisan tersebut. " Pa... Bu saya berjanji akan melindungi putri ibu." ucapnya lalu berdiri meninggalkan kuburan kedua mertuanya.
Sesampainya di rumah Nada, Rumah dengan dinding kayu itu bagi Kean tak layak disebut rumah. Lantainya saja masih berwarna hitam, menandakan bahwa tanahlah yang menjadi lantai rumah itu.
Mereka sudah ditunggu oleh Zela dan Kenan. "Nada makanlah dulu, kamu belum makan sejak pagi. "
"Nada gak laper tan." Nada berlalu menuju kamar mandi dan menyegarkan dirinya.
Kean, dan kedua orang tuanya masih menunggu Nada selesai mandi. "Nada kesinilah ayah mau bicara. " ucap Kenan. Nada dengan langkah pelanya mendekati mereka.
"Besok kami akan kembali ke Jakarta, bagaimana kalau...... "
"Nada mau disini aja" jawabanya mampu membuat Kean mendelik. 'Maksudnya apa Nada gak mau di ajak ke kota'
"Sayang..... " Zela merangkulkan tanganya pada pundak gadis itu. "Kamu sudah jadi anak kami, jadi kamu juga harus ikut kami, kalau kamu disini siapa yang akan mengurusmu. " Sejenak Nada terdiam, mencerna ucapan demi ucapan.
"Sayang, piala sebanyak ini harus kamu dapatkan disana, raih cita cita kamu, kamu tau ayah dan ibumu di langit melihatmu, dan berharap kamu melanjutkan cita cita kamu."
"........ " masih dengan bibir yang membisu.
"Baiklah besok pagi kita balik ke Jakarta, kami akan sangat berharap Nada akan ikut. Sudah sangat malam, ayah dan bunda akan menginap di hotel, besok pagi pagi kita berangkat ke Jakarta. Kean temani Nada disini. "Zela mengusap rambut Nada dengan lembut lalu megecupnya.
"Key, jangan keluyuran." Zela dan Kenan beranjak meninggalkan halaman rumah tersebut.
Sepeninggalan kedua orang tua Kean, Nada kembali ke kamar ia tidak mencicipi makanan yang dipesan oleh orang tua Kean, hanya Kean yang menikmatinya.
tok
tok
tok
ceklek
Pintu kamar Nada terbuka lebar, ia sadar lelaki didepanya adalah suaminya, suami yang tak ia harapkan. Wajahnya sangat tampan, alisnya yang tebal, bibir tipis menggoda, badan atletis. Sempurna satu kata yang akan mereka katakan ketika melihat wajah didepanya.
'lelucon apa ini ya Alloh, usia yang masih dini harus menikah karna hal seperti ini '
"Makan Nad! " pinta Kean dengan lembut, ditanganya terdapat piring lengkap dengan lauknya. Nada tak bergeming, wajahnya yang polos, matanya yang merah menandakan ia belum berhenti dari tangisnya.
"Aku gak laper. " Jawabnya acuh, lalu berbalik meninggalkan Kean di ambang pintu.
"Kalau kamu sedih terus, orang tua kamu akan sedih melihatnya." ucap Kean berjalan masuk ke kamar Nada dan meletakan makanan tersebut dimeja, meskipun rumahnya terbuat dari bambu, tapi Kean akui tata letaknya cukup rapi.
"Gak usah sok peduli." Ketusnya menyahuti ucapan Kean. Kean menghela nafas kasarnya. Ia sugarkan rambutnya yang bak menantang Tuhan itu, dan rambut disamping yang dibuat seperti poni pendek.
'sial.... gue udah nurunin gengsi buat nganterin makanan khusus buat dia, malah ditolak mentah mentah.'
"Terserah loe mau makan atau gak, intinya gue udah minta loe makan." Kean berbalik melangkahkan kakinya keluar.
Sesaat sebelum kakinya benar benar keluar dari kamarnya, ia berbalik dan menatap Nada. "Kemasi barangmu, besok ikut ke Jakarta! " ucapnya dalam penuh dengan intonasi.
"Siapa kamu memaksaku?" tanyanya acuh tanpa melihat Kean yang masih menatapnya di ambang pintu.
"Aku suami kamu Nad, jangan lupa itu."
"brak" pintu ditutup dengan keras oleh Kean.
If you want to make your dream come true, the first think you have to do is wake up.
Setiap lembaran kertas putih tak pernah menyalahkan setiap goresan pena
Ada saat dimana kita harus memilih antara membalik halaman dan menutup buku
Time to say Goodbay
**
"Siapa kamu memaksaku?" tanyanya acuh tanpa melihat Kean yang masih menatapnya di ambang pintu.
"Aku suami kamu Nad, jangan lupa itu."
"Aku tidak meminta dinikahi." elaknya jelas bahwa memang perjodohan ini membuat mereka berfikir akan seperti apa rumah tangga yang dibangun atas paksaan.
"brak" pintu ditutup dengan keras oleh Kean. Membuat Nada menjingkrakan tubuhnya karena kaget.
'Maksudnya apa coba mengatakan hal itu.' batin Kean bertambah kesal. 'dia pikir gue yang minta buat dinikahin sama dia? '
"Arghhh...... "
Flash Back On
"Key ayah ingin bicara. " Kean mendongak melihat ayahnya yang berada tepat di depan matanya.
"Ada apa yah?" Zela yang baru muncul dibelakang suaminya hanya menatap iba keputusan suaminya ini.
"Kamu harus menikahi anak mereka." Mata Kean membelalak, wajahnya tampak menatap shok ungkapan ayahnya itu.
"Yah... " ucapnya dengan wajah marah tapi bibirnya tersenyum "jangan becan.... "
"Ayah serius" potongnya. Zela hendak meyela ucapan suaminya, dengan cepat Kenan melambaikan telunjuknya tepat didepan bibir Zela, membuat Zela urungkan sanggahanya.
"Kean gak mau yah." tolaknya. Ia mempunyai kekasih di Jakarta, tidak mungkin ia menikah dengan orang lain dan yang tidak habis fikir menikah di usianya yang masih 16 tahun.
" Penjara atau menikah? Hanya itu pilihan kamu Key" Kean membeku, ucapan ayahnya itu membuat Kean lebih down. Hatinya seolah tertohok oleh kelakuanya yang merenggut nyawa mereka.
"Mas..... " bentak Zela mencoba menyadarkan ucapan suaminya.
"Zela CUKUP...... " telunjuknya ditudingkan oleh Kenan terhadap istrinya. Suaranya menggelegar, membuat Kean tak terima ibundanya dibentak. Lalu lalang perawat di depan ruang IGD membuat Kenan tak leluasa memarahi anak bebalnya.
"jangan bentak bunda yah." Kean meraih ayahnya dan menurunkanya. Namun tangan Kean ditepis oleh ayahnya.
"Ini didikanmu yang selalu memanjakan Kean Zel." Suaranya masih tinggi.
"Yah... jangan bentak bunda, Kean yang buat salah, bukan bunda" Kean lagi lagi tak terima dan membela bundanya yang memang sangat sayang kepada anak semata wayangnya.
"Diam kamu Kean. Belum puas kamu membuat onar selama ini dan kali ini kamu merenggut nyawa orang tua dari gadis yang tidak berdosa seperti itu. Bayangkan jika itu ayah dan ibumu yang direnggut nyawanya!"
"...... " keduanya saling diam, Kean dan ibundanya tak bisa mengelak semua ungkapan ayahnya. Selama ini bahkan Kenan sampai bosan bahwa putranya sering di panggil oleh guru BK, untung saja SMA Rajawali adalah sekolah milik uyutnya, yang kali ini berada di bawah naungan Lea.
Masih ingat Axelea mama dari Arion, oma dari Derric tokoh di Nikah Muda novel pertamaku. Ada Arion dan Derric di novel keduaku.
"Sekarang kamu kembalikan bapak gadis itu, dan sehatkan ibu dari gadis
itu juga, jika kamu mampu, maka kamu tidak perlu menikahinya."
" ....." lagi Kean dan bundanya masih membisu.
"Namun, jika kamu tidak mampu mengembalikan mereka, tunggulah 6 bulan lagi dimana usiamu genap 17 tahun, kamu akan mendapat panggilan dari pengadilan dan mempertanggungjawabkan semua perbuatanmu."
Zela mengusap pundak anaknya, lalu menganggukan kepalanya kepada Kean agar menuruti permintaan ayahnya, jika kali ini situasinya dikembalikan Kean yang diposisi Nada, bagaimana Kean saat ini, bisakah Kean meghadapinya.
"Membunuh dua nyawa, cukuplah menenggelamkan masa mudamu di jeruji besi." Ledek Kenan kepada putranya.
"Baiklah Kean bersedia yah."
Flash Back Of
Nada mengacak atas rambutnya yang panjangnya hingga ke bok*ng dengan kesal, sejenak mengulang kalimat yang sempat menggetarkan jiwanya 'ikatan suami dan istri.'
Diingatnya lagi ucapan mertuanya, bahwa kedua orang tuanya sangat ingin Nada bisa meraih cita citanya. Sekalipun ia memaksa untuk tetap tinggal, ia tidak bisa memaksakan kehendaknya. Karna dirinya saat ini adalah sah milik lelaki itu.
Kean benar, ia berhak atas dirinya, dan apapun keputusanya sesuai janjinya kepada almarhum ibunya, ia harus patuh dan berbakti kepada suaminya. Ia berdiri lalu mengambil berkas dan baju yang layak untuk dimasukan ke dalam ranselnya.
Suara adzan subuh menggema, Nada terbangun dari tidurnya, ia langkahkan kakinya untuk berjalan keluar. Dilihatnya Kean yang tertidur di risban atau kursi yang terbuat dari kayu, tanpa menggunakan selimut.
"Key... Key... " Nada menepuk nepuk lengan suaminya yang tertidur dengan posisi miring, tampak beberapa nyamuk yang hinggap di lenganya. "Key... Kean ... Kean bangun" Kean mengerjap, lalu ia hendak memposisikan tubuhnya secara terlentang.
"Brukk"
"ahhhh.... " erangnya karna ia terjatuh dari atas risban. Nada menutup bibirnya, ia tak kuasa menahan senyum karna kelakuan suaminya yang terjatuh dari risban tersebut.
Melihat Nada yang berdiri di samping Kean, Kean langsung terduduk, ia memastikan kembali bahwa wajah didepanya sedang menyipitkan matanya, meskipun bibirnya dibekap dengan tanganya, Kean tahu kalau Nada sedang tersenyum.
"Apa....? " tanya Kean cuek. Nada metralkan suasana canggungnya. Ia membuka bekapan tanganya di bibirnya.
"Sholat subuh." ucapnya pelan. Biarpun ia enggan menjalani hubungan suami istri yang menurutnya masih dini, tapi ada hubungan, dan tanggungjawab dengan sang pembolak balik hati.
"Sholat? " Dahinya mengernyit, ia berfikir dalam dalam, seumur sejarahnya ia sholat hanya ketika ujian agama, dan diwaktu kecilnya.
"Ia udah adzan, sebelah ada masjid. " Nada berjalan mengambil sarung dan peci milik bapaknya yang masih baru. Biasanya orang jawa selalu menyimpan sarung dan peci khusus untuk sholat ied.
"Aku gak bisa, gak pernah sholat." tolak Kean pada Nada. Nada dengan cepat menarik tangan Kean, membawa ke sumur untuk mengambilkan air suci dan dimasukan ke dalam padasan atau tempat menyimpan air suci.
Setelah suara iqamat terdengar, Nada mengantarkan suaminya ke masjid. Barulah Kean masuk ke dalam masjid dan Nada menjalankan sholat di rumah.
Setelah sholat Kean duduk di kursi yang biasa disebut risban itu. Nada keluar dengan membawa kopi untuk Kean dan sedikit makanan ringan untuk Kean.
Ada desiran hangat di hati Kean, semacam rasa nyaman yang belum pernah ia rasakan. Memang belum ada percakapan diantara mereka, namun perilaku Nada membuat Kean tahu bahwa gadis di depanya ini mengibarkan bendera damai.
Tak lama kedua orang tuanya datang dan bahagianya melihat mereka sudah bersiap. Zela dengan cepat memeluk Nada. "Trimakasih Nad, karna kamu mau ikut kami ke Jakarta."
7 jam kemudian
Masih di bangunan ini, dimana rumah ini adalah rumah turun temurun dari Axel dan Lea, namun saat ini hanya ada Axel dan Keyla. Cila yang lebih sering menginap disini, dan Kenan serta Zela yang megurus kedua orang tuanya.
Nada terkagum kagum melihat bangunan sebesar ini. Rumahnya sangat indah bak istana, halaman yang luas dengan taman yang indah, pancaran air dari mulut singa yang indah itu menambahkan plus nilai estetiknya.
Sesampainya mereka dipintu utama, mereka sudah disambut hangat oleh Cila. "Hai Nada, namaku Cila, aku kakanya Kean." ucap Cila ramah, dan berhambur memeluk Nada.
"Kaka dari mananya, kamu yang adik aku." potongnya kesal lalu mengacak rambut Cila.
"Aku lebih tua dari kamu Kean. " mereka lagi lagi berdebat tentang siapa yang lebih tua.
"Nada ... ayo masuk sayang, mereka memang suka gitu kalau ketemu. " rangkul Zela pada menantunya. Nada hanya mengangguk, lalu membawanya masuk, sudah ada Axel dan Keyla yang menyambutnya dengan pelukan, kisah ini lebih mirip dengan Keyla, hanya saja Keyla menikah karna kecelakaan.
Setelah berbaur dengan keluarga Kean yang sangat baik dan welcome, Nada diajak oleh Zela memasuki kamarnya. "Sayang masuklah, ini kamar kamu, dan sudah ada baju buat kamu, kalau kamu suka pakailah, kalau tidak bilang bunda ya!" ucapnya dengan lemah lembut.
"Oh ia sayang, kamar sebelah adalah kamar Kean, kalau ada apa apa minta bantuanya saja. " jelasnya kepada Nada yang masih mematung melihat suasana kamar yang begitu indah, dengan nuansa hijau mint.
"Baik bunda"
'Keluarga ini benar benar sangat hangat'
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!