06.00 pagi aku langsung bergegas bangun,menyiapkan sarapan untuk jimi sambil bernyanyi menggoreng telur berbentuk hati,
tak lama kemudian jimi keluar dengan keadaan sudah rapi dan siap berangkat kerja.
ku letakkan nasi di meja dan menaikkan dasi jimi
"Berhentilah melakukan hal konyol seperti ini" tegas nya
"duduk dulu kita sarapan"
"Aku buru-buru ke kantor,kau makan saja" berkata lalu pergi
Ku genggam dengan kuat meja sambil menahan air mata jimi yang tiba-tiba berubah.
kakiku melangkah ke kamar,membuka lemari ada sebuah koper isi di dalamnya adalah berbagai aneka coklat,jimi sangat marah jika aku memakan coklat.
langsung kuangkat koper dan membawa nya keruang tamu,sambil menghidupkan TV coklat di koper kumakan semua untuk menutupi sedihku,
saat sedang menonton lewat iklan coklat,
"Para perminsa pesan sekarang juga coklat dairy,hati sedih akan senang.
hubungi ke nomor xxxxxx sekarang juga,
etss jangan lupa bahagia pesan langsung "
Langsung ku ketik nomor tersebut dan memesannya,
Keesokan harinya aku berdandan rapi karna temanku xinxin akan menikah dengan yunzi tidak lain adalah teman jimi,berharap di acara tersebut jimi akan melamarku.
sesampainya di tempat parkir aku di kejutkan dengan sosok pria yang tiba-tiba mengetuk pintu mobilku,
ku turunkan kaca jendela mobil dan pria itu berbaik lalu senyum bahagia sambil melemparkan sekotak coklas dairy dengan mengatakan 'selamat bahagia' ku palingkan wajahku melihat sekotak coklat di pangkuan ku saat melihat kembali pria itu menghilang.
ku letakkan coklat di bangku samping merapikan rambut dan pakain lalu turun dari mobil,di pintu masuk teman terbaikku xin er sudah menunggu langsung saja dia menarikku ke dalam,
sambil duduk menikmati cemilan tiba-tiba xinxin turun dan mengajak ku ke pentas untuk bernyanyi bersama,
jimi pun datang.
"selamat menempuh hidup baru yinzi"memberi doa
"terimakasih atas kehadirannya,ngomong-ngomong kalian kapan berencana seperti kita,bukankah kalian sudah tinggal bersama sangat lama,ini waktu yang tepat untuk melamar jiang"xinxin sambil mengasih mikrofon kepadaku.
dengan malu-malu dan bahagia ku angkat mikrofon
"Aku..."
"cukup,kau membuatku malu"jawab jimi
dengan marah jimi keluar dan bergegas pergi,langsung ku kejar jimi sampai di luar ia pun berkata
"kita sampai di sini saja"
hatiku sesak,jimi yang sudah berlalu dengan mobilnya,langsung ku kejar dia sambil air mata di pipiku tidak bisa berhenti..