"Ayo cepat kita berangkat", ucap Kakek Hakim sambil membuka pintu mobil bagian depan, sementara Anak, menantu dan kedua cucunya sudah duduk di dalam mobil dan Pak Supir sedang memasukkan tas serta bekal yang akan mereka bawa ke dalam bagasi.
Melihat Shinta yang hanya berdiri di ambang pintu membuat Kakek Hakim bertanya kepada Shinta,"Kamu kenapa tidak naik Shinta?, hari sudah beranjak sore nanti kemalaman kita sampai di puncak."
"Maaf Kek, Shinta tidak jadi ikut!, baru saja teman-teman Shinta telephone, mereka mengajak Shinta untuk mengerjakan tugas kuliah secara berkelompok, lagi pula besok ada kegiatan amal di kampus sementara Shinta adalah salah satu panitia jadi lain kali saja Shinta usahakan ikut ya Kek?" Ujar Shinta membohongi sang kakek.
"Ya sudah jika begitu, lain kali Kakek mau kamu ikut, tidak ada alasan apapun, Kakek ingin kita semua liburan bersama karena tidak ada yang tahu berapa lama lagi Kakek bisa menikmati kebersamaan bersama kalian, usia Kakek sudah semakin tua dan kapan saja ajal bisa menjemput Kakek", ucap Kakek dengan perasaan sedikit kecewa.
"Jangan berkata seperti itu Kek?, Kakek harus melihat Shinta sukses dan menikah dulu, apa Kakek tidak ingin menggendong dan bermain dengan anak-anak Shinta nanti!" kata Shinta lagi
"Tentu saja Kakek ingin melihat kalian semua sukses, menikah dan punya anak namun kita juga tidak ada yang tahu kan apa yang bakal terjadi nanti dan kapan malaikat maut akan menjemput kita", ucap Kakek.
Kemudian Kakek melanjutkan perkataannya, "Baiklah kami berangkat dulu ya, ingat jangan
pulang terlalu malam, jika kemalaman dan butuh supir telephone saja supir kantor."
"Iya Kek, hati-hati ya Kek", jawab Shinta sambil melambaikan tangannya ke arah mobil yang mulai bergerak meninggalkan halaman rumah mereka.
Setelah mobil rombongan keluarganya tidak terlihat lagi, Shinta segera menghubungi kontak Irfan Putra kekasihnya, yang merupakan anak dari saingan bisnis keluarganya. Irfan selama ini bersikap baik dihadapan Shinta dan terus mendekatinya dengan niat terselubung namun Shinta tidak menyadari hal itu.
Shinta membatalkan kepergiannya ikut ke puncak karena satu jam yang lalu Irfan telah menelephonenya ingin mengajaknya pergi nonton dan jalan-jalan ke Mall. Rasa takut bila keluarganya tahu dan tidak menyetujui hubungan mereka membuat Shinta berbohong. Ia bukannya mau pergi mengerjakan tugas kuliah bersama teman-temannya melainkan pergi bersama Irfan.
Sementara mobil yang membawa Kakek Hakim dan keluarganya terus melaju meninggalkan kawasan elit rumah itu, tanpa mereka sadari ada sepasang mata dari dalam mobil yang sengaja di parkir sedikit jauh dari gerbang mengawasi mobil mereka yang telah keluar ke jalan raya menuju luar kota.
seseorang itu tersenyum sinis ketika melihat mobil yang membawa rombongan perlahan menjauh meninggalkan tempat itu. Melalui telephone genggamnya, ia pun mencari kontak seseorang kemudian mengatakan jika mobil yang akan menjadi target rencana mereka telah berangkat.
Setelah memberitahukan nomor plat, warna serta merk mobil kepada si penerima telephone, orang itu kembali menegaskan agar rencana mereka jangan sampai gagal. Jika mereka berhasil melaksanakan tugasnya ia akan memberikan bayaran yang sangat besar dan pelaku harus segera menghilang dari kota ini. Namun jika sampai gagal selain tidak akan menerima sisa pembayaran, kehidupan keluarga mereka juga pastinya terancam.
Kini mobil yang dikendarai Kakek Hakim beserta keluarganya terus meluncur meninggalkan kota, jalanan yang mereka lewati mulai berkelok-kelok melewati jurang, lembah serta perbukitan.
Di tikungan yang curam dan sepi, sebuah truck dengan kecepatan tinggi sengaja memepet mobil mereka, menghantam mobil dari sisi belakang sekuatnya hingga membuat mobil kehilangan keseimbangan, Jeritan dan tangis penumpang di dalam menambah kepanikan pak Supir, Kakek yang merasa terkejut hanya memegangi dada kirinya yang sakit sambil memejamkan mata dan terus beristighfar memasrahkan semua yang bakal terjadi kepada Allah.
Sebelum Pak Supir kembali dengan keseimbangannya, kembali truck menghantam sekuatnya hingga tak ayal lagi mobil mereka meluncur masuk ke dalam jurang. Walau jurang itu tidak terlalu dalam, pastinya mampu menewaskan mereka yang terjebak di dalam mobil dalam
keadaan pingsan tanpa mampu berbuat apapun.
Suara jatuhnya mobil menghantam batang kayu besar mengagetkan seorang pemuda yang sedang mengumpulkan kayu bakar yang telah di carinya sejak tadi siang. Pemuda itu bernama Bayu Anggoro berasal dari desa sekitar dekat tempat terjadinya kecelakaan.
Bayu berlari sebisanya menerobos semak belukar, menerobos dahan dan ranting kayu yang menghalangi jalannya hingga ia terguling, tersandung, tersayat dan tersangkut semak belukar yang akhirnya menggores kulitnya. Luka goresan ditubuh dan wajahnya mengeluarkan darah namun tidak menmbuatnya menyerah, ia berusaha mencari pegangan agar tidak tergelinding jatuh hingga masuk ke dasar jurang.
Melihat sebuah mobil tersangkut diantara batang pohon besar yang hampir patah dan sedikit terhalang batu padas, membuatnya membulatkan tekad untuk mengumpulkan keberaniannya mendekati mobil tersebut.
Dengan perjuangan yang cukup sulit akhirnya ia bisa sampai di dekat mobil, berpegangan pada dahan kayu, Bayu berusaha agar dirinya tidak tergelincir. Bayu melihat ke arah kaca mobil, samar-samar ia melihat dua orang dikursi depan masih tersangkut sabuk pengaman sedangkan empat orang di kursi belakang sudah tidak berada pada tempatnya lagi, kaki dan tangan mereka ada yang terjepit, saling menimpa tentunya mengeluarkan banyak darah.
Kondisi mobil rusak parah, asap mulai mengepul dari bagian mesin membuat Bayu semakin bingung apa yang harus dilakukannya, sedikit saja ia salah mengambil tindakan di pastikan mobil itu jatuh ke dasar jurang dan kemungkinan akan terbakar.
Saat ini Bayu masih belum bisa memastikan apakah ke enam orang di dalamnya masih hidup atau tidak karena tidak terlihat adanya gerakan mau pun suara dari dalam mobil.
Bayu akhirnya teringat telephone genggam yang ada di saku celananya, ia mencoba mengambilnya dan menelephone orang tuanya agar segera menghubungi pihak kepolisian serta pihak rumah sakit. Bayu juga meminta agar orang tuanya segera mengumpulkan warga siapa tahu ada yang bisa mereka lakukan untuk menolong korban sebelum pihak berwenang dan pihak rumah sakit datang.
Ibu Widia yaitu ibunya Bayu sangat panik namun Ayah Bayu yang bernama Pak Arif segera menenangkannya. Mereka segera berbagi tugas, Pak Arif menghubungi pihak kepolisian, pihak rumah sakit serta pihak perangkat desa, sementara Bu Widia di bantu tetangga sebelah rumahnya mengumpulkan massa agar segera menuju lokasi kejadian.
Bayu yang menunggu pertolongan tiba mendengar suara rintihan dari arah pintu depan, ternyata Kakek Hakim masih hidup. Kakek dalam kondisi lemah banyak mengeluarkan darah dari wajah, tangan dan kakinya berusaha membuka pintu mobil, sembari ia melihat sekelilingnya tidak ada
yang bergerak, ia menangis melihat kondisi mengenaskan yang terjadi pada anak, menantu, kedua cucu serta sopirnya.
Suara batang pohon patah semakin kuat, ditambah pergerakan Kakek membuat mobil berguncang dan tak ayal lagi mobil bergerak perlahan meluncur seiring patahnya batang pohon yang menahan posisi mobil tadi.
Pada saat bersamaan kakek berhasil membuka pintu depan mobil, Bayu yang melihat tangan Kakek terjulur keluar, tanpa memikirkan keselamatannya sendiri segera menarik Kakek. Bayu memeluk tubuh Kakek erat untuk melindunginya, mereka terguling-guling dan tersangkut di sebuah batang pohon. Sementara mobil sudah meluncur jatuh kedasar jurang bersama ke empat anggota keluarga Kakek Hakim serta sopirnya.
Suara dentuman dan ledakan kuat terdengar di telinga Bayu, asap hitam mengepul dan api berkobar dari arah mobil yang terjatuh. Bayu tak kuat lagi melihat kejadian itu, ia menutup matanya membayangkan lima orang manusia yang belum tahu hidup atau memang sudah meninggal hangus ikut terbakar bersama mobil yang terjatuh di dasar jurang.
Bersambung
____________
Bismillah, semoga novel terbaru Author ini membawa keberkahan ya Aamiin.
Apakah yang akan terjadi selanjutnya..
Ikuti terus ya guys 🙏😉
dan jangan lupa tinggalkan jejak Ok 🙏😉
Bayupun akhirnya tak sadarkan diri dengan masih memeluk tubuh Kakek dan mereka tersangkut di batang pohon, tubuh Bayu akhirnya terkulai.
Para warga mulai berdatangan ke tempat kejadian, mereka segera mencari keberadaan Bayu, mereka menyusuri tepian jurang dengan melihat petunjuk asap yang mengepul dan pemandangan api yang berkobar. Lalu salah satu warga menemukan posisi Bayu dan Kakek Hakim yang sedang pingsan, dengan berteriak kuat ia memberi tahu warga yang lain termasuk Pak Arif ayahnya Bayu.
Pak Arif dan beberapa warga tiba disana, mereka mencoba memberi pertolongan untuk keduanya, namun Bayu dan Kakek Hakim belum juga sadarkan diri sampai pihak kepolisian dan ambulan rumah sakit datang.
Dengan bantuan Polisi dan beberapa orang warga mereka menaikkan Bayu dan Kakek keluar dari jurang lalu menempatkan mereka di ambulan agar segera bisa di berikan pertolongan dengan membawa mereka ke rumah sakit.
_______
Pihak kepolisian terus melakukan penyelidikan dengan dibantu Tim SAR mereka berusaha turun ke dasar jurang. Untung saja jurang tersebut tidak terlalu dalam hingga mereka segera bisa menemukan bangkai mobil yang hampir habis terbakar. Untuk beberapa jam mereka harus menunggu, mereka belum bisa mencari ke lima mayat yang terbakar, karena api masih terlalu besar.
Sementara mobil ambulance yang membawa Bayu dan Kakek Hakim tiba di rumah sakit,
perawat dan security lalu mendorong brankar ke dekat ambulance, dibantu beberapa orang pihak rumah sakit dan juga seorang polisi mereka mengangkat tubuh keduanya keatas brankarnya masing-masing.
Pasien segera di bawa ke UGD untuk mendapatkan pertolongan, dokter sudah menunggu disana. Beberapa menit kemudian Bayu siuman, namun Kakek Hakim dinyatakan koma. Kakek Hakim akhirnya dibawa ke ruang ICU untuk mendapatkan perawatan secara intensif.
Bayu kini sedang mendapatkan perawatan dari seorang perawat, perawat dengan telaten membersihkan luka-lukanya dengan kapas dan alkohol. Luka-luka ditubuh Bayu ternyata cukup banyak, tapi ia bersyukur masih bisa menyelamatkan korban kecelakaan walaupun hanya satu orang.
Kembali ke dasar jurang, suasana malam tidak menyurutkan tim SAR, kepolisian dan para warga untuk mengevakuasi mayat. Berbekal lampu-lampu seadanya sembari melawan udara yang kian dingin akhirnya mereka berhasil mengangkat semuanya dan segera di bawa ke rumah sakit.
Berita demi berita sudah tersebar lewat televisi dan lewat medsos, awak media koran juga sudah meliputnya, tinggal menunggu besok pagi untuk menerbitkannya. Shinta yang masih berada di mall bersama Irfan melihat berita di Facebook merasa tidak yakin. Namun ia tidak bisa menahan tangisnya dan akhirnya pingsan.
Irfan yang melihat kabar itu merasa senang, niat nya untuk menguasai keluarga Pradana jadi lebih mudah. Jika semua keluarga Pradana meninggal berarti seluruh harta akan jatuh ke tangan Shinta dan secara tidak langsung akan menjadi miliknya, karena Irfan berniat untuk segera menikahinya.
Dengan senyum tersungging di bibirnya Irfan telah membayangkan menjadi pemilik bisnis multi raksasa, dia menghayal akan dielu-elukan oleh bawahannya dan disebut sebagai seorang Billioner.
Khayalan Irfan buyar saat seorang security dan pelayan toko menepuk pundaknya dan memarahinya."Hai dasar laki-laki nggak punya tanggung jawab!, pacar tergeletak di lantai bukannya di tolongin kok malah di biarin saja", kata seorang pelayan toko ketus.
Security tidak sabar, lalu mengangkat tubuh Shinta untuk di bawa kerumah sakit. Sedangkan Irfan dengan santainya berjalan mengikuti Security yang menggendong Shinta tanpa berusaha untuk membantunya.
Di suatu tempat seseorang tertawa terbahak-bahak, raut wajahnya menunjukkan kepuasan dan kebahagiaan atas hasil kerja yang di capai oleh orang-orang suruhannya. ia adalah Firza Pradana adik tiri dari Kakek Hakim Pradana, Dia bersama Tasya istrinya dan Fika anak gadisnya yang menjadi dalang dari kecelakaan maut massal yang menimpa keluarga Hakim Pradana.
Orang kepercayaan Firza telah melaporkan tentang hasil kerja mereka tadi sore, mereka yakin telah mengerjakannya semuanya dengan maksimal dan rapi, mereka memberi kabar jika seluruh keluarga Hakim Pradana sudah meninggal terbakar bersama dengan mobil yang jatuh ke dasar jurang. Padahal sebenarnya mereka belum memastikannya sendiri apakah semua korban meninggal atau tidak.
Ketiganya tidak mau ambil resiko, mereka segera meminta sisa pembayaran yang sudah di janjikan oleh Firza. Firza memberikan semuanya dan meminta mereka untuk meninggalkan tempat ini dan meminta mereka jangan pernah kembali sampai kapanpun.
Setelah orang-orang kepercayaannya pergi, Firza segera menghilangkan jejak yang bisa menimbulkan kecurigaan disana kemudian ia juga meninggalkan tempat itu untuk mengabarkan berita ini kepada istri dan anaknya.
Nafsu setan telah menguasai mata hati Firza, hingga demi harta ia bisa begitu kejam terhadap keluarganya sendiri. Keluarga yang sejak dulu tidak pernah menganggap dirinya sebagai saudara tiri. Firza iri dengan kehidupan yang di dapat oleh Kakek Hakim, perusahaan Kakek maju pesat dan hampir tersebar di seluruh daerah, sementara perusahaan Firza bangkrut satu persatu.
Firza hidup dengan bermabuk-mabukan, berjudi dan juga bermain wanita. Nasehat dari abangnya yaitu Kakek Hakim tidak pernah di hiraukannya.
Istri dan anak Firza juga turut andil dalam kehancuran bisnisnya, mereka hanya tahu cara menghamburkan uang, pergi shopping dan keliling luar negeri bersama teman-teman sosialitanya.
Setelah tahu bisnis suaminya hampir bangkrut, Tasya bersama Fika menghasut Firza agar
segera menguasai harta Kakek Hakim bagaimanapun caranya. Jika Firza tidak mau melakukannya, istri dan anaknya mengancam akan meninggalkan Firza sendirian dengan keterpurukannya.
Hasutan mereka berhasil membuat Firza menyingkirkan anggota keluarga Pradana, namun mereka belum tahu jika dalam kecelakaan itu Kakek Hakim selamat dan Shinta juga masih hidup disebabkan karena tidak jadi ikut pergi liburan.
Pihak kepolisian secara sengaja untuk sementara menyembunyikan keberadaan Kakek Hakim dan juga Bayu. Mereka telah menduga jika di balik kejadian ini pasti ada unsur kesengajaan di dalamnya. Cuma mereka butuh waktu untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Kondisi Bayu mulai pulih, hanya tinggal luka-luka akibat goresan ranting pohon dan semak belukar, sementara Kakek Hakim belum juga terbangun dari komanya. Dengan bantuan berbagai alat yang dipasang ditubuhnya, beliau tetap bertahan hidup.
Bayu sebelum memutuskan untuk pulang ke rumahnya dia ingin menemui Kakek Hakim. Dokter sebenarnya tidak mengizinkannya, namun Bayu memohon kepada mereka hanya ingin memastikan kondisi Kakek sebelum ia pulang.
Dengan menggunakan pakaian pasien yang disediakan dan juga masker, Bayu mulai masuk ke dalam ruang ICU, ia melihat sosok tua terbaring lemah dengan begitu banyak luka di wajah serta tubuhnya, dan pastinya luka di hati yang terdalam akibat kehilangan nyawa anak, menantu juga kedua cucunya di depan matanya sendiri. Penyesalan pasti ada di dalam hati Kakek Hakim kenapa ia tidak bisa menyelamatkan mereka.
Bayu mengelus tangan Kakek Hakim yang sudah dipenuhi dengan keriput itu kemudian ia menggenggamnya, membisikkan di telinganya, " Kek...Bayu permisi pulang dulu ya, besok pagi pasti Bayu kembali lagi kesini. Kakek harus semangat, harus sembuh, pasti ada salah satu keluarga Kakek yang masih menunggu kepulanganmu."
Setelah mengucapkan hal itu, Bayu hendak berbalik kembali melangkah keluar namun ia dikejutkan oleh gerakan jari-jari tangan Kakek. Bayu langsung memanggil dokter agar segera memeriksa Kakek, namun jawaban dokter masih sama, Kakek Hakim masih dalam keadaan koma.
Dengan langkahnya yang gontai, Bayu meninggalkan rumah sakit, ia masih merasa kecewa dengan apa yang baru saja terjadi. Bayu sangat berharap Kakek bisa cepat sadar agar beliau bisa segera mengungkap siapa sebenarnya pelaku yang sengaja membuat kecelakaan ini terjadi.
*************
Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya guys 🙏😉
Bayu saat ini telah sampai di rumah, ibu Widia menyambutnya dengan tangisan, lalu memeluk erat putranya. Pak Arif juga memeluk Bayu, mereka bangga memilik putra seperti Bayu, seorang
putra pemberani, rela berkorban diri demi menyelamatkan orang lain.
Kemudian ibu Widia menyiapkan makanan agar mereka bisa makan bersama, ibu sengaja memasak salah satu masakan kesukaan Bayu yaitu gudek nangka, sambal terasi dan ikan asin goreng. Mereka bertiga makan dengan sangat lahap, walaupun hanya dengan menu sederhana ternyata bisa menciptakan kebahagiaan tersendiri di hati ketiganya.
Saat mereka telah selesai makan dan kembali mengobrol, mereka di kagetkan dengan suara ketukan pintu. Bayu segera membukanya dan ternyata berdiri seorang gadis cantik dihadapannya yang selama ini belum pernah ia lihat.
Siapakah gadis ini? dan apa tujuannya datang ke rumah orang tua Bayu? kita lanjutkan ya Guys...pada Bab berikutnya.
Tanpa salam dan basa-basi gadis itu tiba-tiba saja menampar kedua pipi Bayu dengan sangat keras hingga meninggalkan stempel lima jari di pipi Bayu yang putih. Kemudian ia memukuli dada Bayu berulang-ulang sambil terus berteriak dan menangis.
"Kamu jahat!, pasti kamu yang sudah merencanakan kecelakaan ini. Kamu biadab, kamu telah membunuh semua keluargaku. Kamu membuatku menjadi anak yatim piatu dan hampir juga kehilangan kakekku, hiks...hiks...hiks, ayo cepat kamu mengaku!, aku akan balas semua ini, akan aku hancurkan kamu dan keluargamu."
Melihat inti dari ucapannya, Bayu sekarang mengerti pasti gadis dihadapannya ini adalah salah satu keluarga Kakek.
Iya benar, dia adalah Shinta Zhafira, cucu perempuan tertua dari Kakek Hakim Pradana yang selamat dari tragedi kecelakaan massal karena kebohongannya telah menyelamatkan nyawanya hingga tidak ikut tewas dalam kecelakaan maut tersebut
Bayu yang mendapatkan tamparan dan pukulan dari gadis yang tidak ia kenal, hanya menyeringai kesakitan karena tamparan itu mengenai lukanya. Bayu hanya terpaku, sambil mengelus wajahnya yang sakit ia berusaha mencerna apa sebenarnya makna dari ucapan gadis yang sedang mengamuk dan menangis di hadapannya ini. Ia tidak ingin membalas, Bayu tahu ini pasti hanya kesalah pahaman. Bayu memberikan kesempatan gadis itu agar meluapkan
emosinya.
Melihat putranya diperlakukan seperti itu ibu Widia sangat marah dan ia tidak tega karena putranya tidak melawan sedikitpun. Ibu bermaksud membalas dan mengusirnya namun Ayah Arif segera menahan Ibu. Ayah Arif faham dengan karakter Bayu, Ayah yakin Bayu pasti bisa menghadapi dan menyelesaikan semua masalah dengan tenang.
Setelah lelah menangis dan tangannya merasa sakit, tubuh Shinta pun terlihat limbung, terasa tak bertenaga dan akhirnya ia pingsan di depan rumah keluarga Bayu.
Bayu yang melihat gadis dihadapannya hampir terjatuh ke lantai segera menangkapnya, menarik kedalam pelukannya agar ia tidak ikutan terjatuh.
Ibu yang melihat kejadian itu menjadi panik, sementara ayah Arif tetap tenang dan meminta putranya agar membaringkan Shinta di sofa, lalu Ayah meminta ibu mengambilkan minyak kayu putih atau apa saja yang beraroma menyengat seperti bawang putih untuk menyadarkan Shinta
Bayu mengoleskan minyak kayu putih di hidung Shinta, di telapak tangan dan juga di jari-jari kakinya. Ibu Widia kemudian mengurut jari tangan dan kaki Shinta agar ia cepat sadar dari pingsannya.
Beberapa saat kemudian dengan matanya yang masih terpejam, terdengarlah kembali suara isak tangis Shinta dan masih juga terucap dari mulutnya kamu jahat, kamu jahat.
Bayu menghela nafasnya, ia harus segera menjelaskan semuanya setelah Shinta benar-benar sadar. Bu Widia masih menjaga Shinta bersama Ayah Arif, sementara Bayu berjalan ke dapur menyiapkan air hangat untuknya jika ia sadar nanti.
Akhirnya Shinta pun sadar, ia mulai membuka mata, kepalanya yang masih pusing dan matanya yang bengkak membuatnya belum sepenuhnya sadar. Samar-samar ia mulai melihat wajah-wajah di sekelilingnya, yang sedang menatapnya, kemudian dengan gerakan repleks iapun langsung berteriak ketika bersitatap dengan Bayu. Shinta berusaha duduk dan hendak berdiri tapi karena kondisinya yang masih lemah membuat tubuhnya terduduk kembali.
"Kamu tenangkan diri dulu Nak, istirahatlah biar tenagamu pulih dan minumlah air hangat ini."
Ibu lalu mengambil gelas dari tangan Bayu kemudian mengarahkannya ke mulut Shinta.
Shinta yang memang merasa haus dan tak bertenaga segera meminumnya hingga tak bersisa. Beberapa saat kemudian keringat mulai mengalir di dahinya, air hangat mulai memulihkan tenaganya.
Setelah melihat wajah Shinta yang tadinya pucat pasi kini kembali memerah, Bu Widia mulai memberanikan diri untuk bertanya, " Maaf Nak ibu lancang bertanya, sebenarnya kamu siapa? dan asal kamu darimana?"
"Aku benci anak Ibu, dia pasti yang menyebabkan kecelakaan terhadap keluargaku. Papa, Mama
dan kedua adikku meninggal sedangkan Kakekku kini koma di rumah sakit. Dia harus bertanggung jawab Bu!",
"Iya...ibu tahu nak, siapapun yang bersalah harus tetap bertanggung jawab. Tapi kenapa kamu tiba tiba datang kesini tanpa membawa bukti menuduh anak kami sembarangan. Seharusnya kamu bertanya dulu, mendengarkan penjelasan dari Bayu anak ibu, jangan asal tampar dan pukul seperti tadi!",
"Maaf Bu, kan tidak ada saksi mata disana, sementara lokasi kejadian sangatlah sepi, anak ibu juga sendirian disana, siapapun pasti akan menuduhnya."
"Kamu kan bisa bicara baik-baik, jika memang Bayu bersalah ibu sendirilah yang akan menyerahkannya ke kantor polisi, Ibu janji. Kamu bisa pegang janji ibu Nak."
"Sekarang kamu boleh tanya ke anak ibu bagaimana sebenarnya asal mula kejadian kecelakaan itu."
"Bayu kamu duduk sini dekat ibu, coba kamu jelaskan semuanya ke Nak...siapa ya nama kamu Nak?"
"Shinta Bu."
"Jelaskan sekarang juga ke Nak Shinta, Bayu, agar kesalahpahaman ini cepat selesai." Titah sang ibu
"Baik Bu", jawab Bayu sambil mengambil posisi duduk di dihadapan Shinta.
Kemudian Bayu menceritakan kejadian tragis yang terjadi kemaren, dari saat Bayu sedang asyik mengumpulkan kayu bakar yang telah di carinya sejak siang sampai ia mendengar jatuhnya sebuah benda ke dalam jurang yang menimbulkan suara benturan sangat keras karena benda itu menabrak sebuah batang pohon yang sangat besar dan juga mengeluarkan asap hingga mempermudah Bayu mencari dan menemukan lokasi kejadian.
Bayu juga menceritakan ia sudah berusaha maksimal menolong para korban namun sayang hanya Kakek Hakim yang bisa ia selamatkan, karena hanya Kakek lah yang tersadar saat itu.
Setelah menceritakan kronologis kejadian kecelakaan itu Bayu lalu berkata, "Sekarang kita harus terus berdoa semoga Kakekmu cepat sadar dari komanya karena hanya Kakekmu lah yang bisa menjelaskan semuanya. Aku tidak melihat secara jelas apa yang membuat mobil yang mereka kenderaain bisa sampai masuk ke dalam jurang.
Memang aku melihat dari jauh ada sebuah mobil truck pergi dari lokasi kejadian tapi aku tidak melihat nomor platnya maupun supir di dalamnya. Hanya itu yang bisa aku jelaskan, maafkan aku karena aku tidak bisa menyelamatkan semua anggota keluargamu." Itulah akhir cerita yang bisa di sampaikan oleh Bayu, terlihat rasa sedih dan penyesalan di balik wajahnya.
Tapi tidak bagi Shinta ia seperti tak percaya dengan perkataan Bayu." Heh!," Shinta tersenyum sinis dan....
Bersambung
____________
Eng..ing..eng.. Apakah yang akan terjadi..😉🙏
yang penasaran ikuti terus author ya guys 😉
dan jangan lupa tinggalkan jejaknya Ok 🙏🥰
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!