NovelToon NovelToon

Suami Yang Ku Beli

Prolog

Tokoh Utama :

Mayra Anindia Rhys, Gadis cantik berusia 18th lahir dari pasangan Ravindra Rhys dan Devika Maharani yang tidak kekurangan harta maupun kasih sayang dari kedua orangtuanya harus berjuang keras mendapatkan cinta Pria biasa yang telah memiliki kekasih.

Athariz Bayhaqi atau biasa di sapa Abay adalah Pria yang memiliki wajah tampan dan kecerdasan di atas rata-rata namun tidak bisa melanjutkan kuliahnya karena terkendala biaya.

Ayahnya telah tiada, Sedangkan Ibunya hanya pedagang sayur keliling, Sedangkan kedua adiknya harus melanjutkan pendidikannya ke sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas.

Hal ini membuat sang Ibu (Maysarah) meminta Abay untuk mengalah dari kedua adiknya ya itu Misty Yulianti dan Rayyan Atthoriq yang masih lebih membutuhkan pendidikan lanjutan.

Nandini Lestari, Kekasih Abay yang satu tahun lebih tua dari Abay adalah gadis cantik yang juga terlahir dari keluarga berada. Namun hal tersebut tidak membuatnya peka jika sang kekasih menginginkan bantuannya untuk melanjutkan pendidikannya.

Hal tersebut membuat kebimbangan tersendiri di hati Abay yang selalu mendapat tawaran dari Mayra jika Mayra siap membiayai semua kuliahnya bahkan semua kebutuhan keluarganya. Namun dengan syarat Abay mau menikahinya.

"Akankah Abay menerima tawaran Mayra dan memutuskan hubungan dengan sang kekasih? Atau Abay menerima tawaran Mayra dan terus berhubungan dengan kekasihnya? Langsung saja ikuti kisahnya 🤗👇

🤍🤍🤍

Awal Kisah.

Mayra datang kesekolah Abay untuk menghadiri acara kelulusannya.

Ia yang memang datang terlambat langsung menyusup masuk mendengar suara Abay yang tengah mengucapkan rasa terimakasih nya atas piagam penghargaan karena prestasinya menjadi juara satu.

Sesekali Mayra tersenyum dan bertepuk tangan meneriakkan namanya. Pria pujaannya selain memiliki paras tampan, Ia juga memiliki kecerdasan di atas rata-rata, Hal ini yang membuat Mayra ngotot ingin menikah dengannya meskipun Abay baru lulus SMA.

Stelah Abay turun dari panggung, Mayra langsung berlari menghampiri Abay.

"Congratulations Abay," ucap Mayra menjabat tangannya.

"Thank you Mayra, Terimakasih juga sudah datang," ucap Abay tersenyum tipis.

"Bagaimana mungkin Aku tidak datang, Ini hari yg sangat penting untuk mu,"

"Mmm baiklah Mayra, Sekali lagi terimakasih," ucap Abay kemudian mengalihkan pandangannya.

"Ada apa Abay? Kenapa Kamu terlihat sedih, Seharusnya kamu bahagia dong Kamu mendapat nilai terbaik?"

"Mayra kamu tau semua keadaanku, Selama ini Aku melanjutkan SMA saja begitu sulit, Jadi meskipun Aku mendapat nilai terbaik Aku tidak bisa melanjutkan kuliah ku karena sekolah ku tidak mengadakan beasiswa,"

"Abay Kamu selalu menolak bantuan ku, Coba kalau kamu mau menerima bantuan ku, Tentu semuanya akan menjadi lebih baik," Mayra menjeda ucapanya.

"Dan untuk kuliah mu, Aku juga sudah sering mengatakan padamu jika Aku siap membiyayai kuliah mu."

"Tidak Mayra, Aku belum bisa memutuskanya, Syarat yang Kamu ajukan sangat sulit bagiku,"

"Apanya yang sulit? Syaratku sangat mudah, Kamu hanya perlu menikahiku dan kamu akan dapat apapun yang Kamu butuhkan,"

"Mayra!!! Jangan kamu anggap semua yang ada di dunia ini bisa Kamu beli dengan uang mu, Kamu tau selama ini Aku hanya mencintai Nandini, Kenapa kamu tidak mau mengerti?"

"Ya Aku memang tidak mengerti dan tidak mau mengerti, Aku tidak mengerti apapun kecuali dirimu, Aku sangat mencintaimu Abay, Aku hanya ingin kamu memastikan jika Kamu mau menikah denganku, Aku tidak memintamu menikahiku sekarang, apa itu salah?"

"Jelas salah Mayra, Aku sudah memiliki Nandini dan kami sudah bersama selama dua tahun, kamu tidak bisa merusak hubungan kami begitu saja,"

Obrolan yang awalnya baik-baik saja, Kini Keduanya menaikan nada bicaranya.

"Orang-orang sering mengatakan semua adil dalam cinta dan perang, Aku pun akan melakukan apapun demi mendapat cinta ku." tegas Mayra.

"Kamu tidak bisa memaksakan apa yang kamu inginkan, Karena yang sebenarnya kamu tidak mencintaiku, Tapi Kamu hanya terobsesi padaku, Kamu hanya memikirkan keinginanmu, Tanpa mau memikirkan bagaimana perasaan ku dan Nandini,"

Mayra terdiam mendengar ucapan Abay.

"Mengertilah Mayra, Aku dan Nandini saling mencintai, Tidak ada yang bisa memisahkan kami, Termasuk dirimu."

"Oh ya? Apa menurutmu cinta Nandini kepada mu lebih besar daripada cintaku padamu? Apa Nandini mau melakukan apapun demi dirimu? bukankah Nandini juga anak orang kaya? Kenapa Dia tidak mau mengeluarkan uangnya untuk biyaya kuliahmu, kenapa? Jawab Aku Abay?" pekik Mayra.

Abay pun terdiam mendengar pertanyaan Mayra.

"Kamu tidak bisa menjawab kan?" ucap Mayra tersenyum smirk.

"Sekarang Aku kasih waktu sekali lagi untuk mu memikirkan kembali tawaran ku, Pikirkan baik-baik apa yang baru saja Aku katakan, Apakah yang menurut mu lebih penting, Nandini atau pendidikan mu," Mayra pun pergi meninggalkan Abay.

Abay menatap kepergian Mayra dan memikirkan semua kata-kata yang baru saja Mayra ucapkan.

DUKUNG TERUS "SUAMI YANG KU BELI" YANG DI ADAPTASI DARI KISAH NYATA, DI BUMBUI DENGAN PENYEDAP RASA, YANG PASTINYA AKAN MENGURAS EMOSI ANDA 😄

Cinta Atau Cita-Cita?

Malam Hari.

Abay sampai ke rumahnya dan langsung masuk ke kamarnya

dan membaringkan tubuhnya di amben kayu beralas bambu dengan kasur kapuk lepeknya. Abay terus memikirkan semua kata-kata Mayra yang membandingkan cintanya dengan cinta Nandini.

Seketika lamunannya terhenti saat ponsel berdering,

Abay melihat nama Nandini di layar ponselnya yang telah retak.

Dengan malas Abay pun mengangkatnya.

"Hallo"

"Abay..."

"Mmm"

"Abay maaf Aku baru menelfonmu, Maaf juga tadi siang tidak bisa datang ke lulusan sekolahmu, Aku sedang ada urusan keluarga," jelas Nandini.

"Tidak masalah," ucap Abay dengan nada datar.

"Baiklah, Ini sudah malam, Tidurlah, Besok Aku akan menemui mu di tempat biasa."

Abay langsung menutup ponselnya tanpa mengatakan apapun.

Abay kembali merenung dan memikirkan kata-kata Mayra kemudian mulai mengingat perlakuan Mayra dan Nandini kepadanya.

"Mayra benar, Jangankan datang kesekolah, Bahkan Dia tidak mengucapkan selamat atas kelulusanku" gumam Abay.

•••

Pagi Hari.

Abay keluar dari kamarnya, Ia melihat Ibu yang tengah menyajikan sarapan di meja makan.

"Kemana Rayyan dan Misty?"

"Misty ada di kamarnya dan Rayyan sedang menonton Tv."

"Mereka tidak sarapan?"

"Belum mau, Biarkan saja."

Abay pun duduk dan memulai sarapannya.

"Oh ya Abay, Sekarang Kamu sudah lulus, Ibu harap kamu segera mendapat pekerjaan untuk membantu Ibu membiyayai adik-adik mu,"

"Ibu, Berapa kali Aku harus bilang, Aku masih ingin melanjutkan pendidikanku, Ibu tau kan sejak Aku duduk di sekolah dasar Aku selalu menjadi juara satu, Aku memiliki kemampuan di atas rata-rata Ibu, Aku bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik jika Aku melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi."

"Uang dari mana Nak? Selama ini Ibu hanya menjual sayur keliling untuk membiayai semua kebutuhan kalian bertiga, Mana mungkin Ibu bisa membiyayai kuliah dan sekolah adik-adik mu?" Ibu menjeda ucapanya.

"Selama ini Ibu selalu mendahulukan mu dibandingkan adik-adik mu, Adik-adik mu sering kali mendapat teguran karena terlambat membayar bulanan sekolah, Adik-adik mu masih membutuhkan banyak biaya, Sekarang saja sampai mereka lulus masih banyak tunggakan yang harus di bayar," Ibu kembali menjeda ucapanya.

"Abay... Saat Ayah mu meninggal Kamu masih berusia 6 tahun dan Misty masih 3 tahun, sedangkan Rayyan belum genap satu tahun, Ibu berjuang keras membesarkan kalian seorang diri, Ibu juga berusaha keras menyekolahkan kalian setidaknya sampai kalian SMA, Tapi jika Ibu harus membiayai kalian sampai kuliah, Ibu tidak sanggup.

Mengertilah Nak, Kamu yang tertua, Ibu harap kamu bisa membantu Ibu untuk menyekolahkan adik-adik mu," ucap ibu mengakhiri perbincangan.

Sejenak Abay pun terdiam kemudian bangun dari kursinya.

"Aku akan keluar sebentar," ucap Abay.

"Mau kemana?"

"Aku akan segera kembali."

Dengan mengendarai motor bututnya, Abay pergi meninggalkan rumah dan menuju taman biasa Ia bertemu dengan Nandini.

hanya butuh 15 menit, Abay sampai di taman.

Ia menuju kursi taman yang kosong dan menghubungi Nandini.

"Kamu belum datang?" tanya Abay begitu Nandini mengangkat ponselnya.

"Apa Kamu sudah disana?"

"Ya," ucap Abay singkat.

"Baiklah, Aku akan datang." Nandini pun mematikan ponselnya.

Abay kembali memikirkan kata-kata Ibunya dan tawaran Mayra padanya. Ia benar-benar bingung harus memilih cintanya atau cita-citanya.

"Abay..."

Abay yang melihat Nandini langsung berdiri menyambutnya.

"Nandini.." Abay memeluk Nandini sesaat kemudian menyuruhnya duduk.

"Ada hal penting yang ingin ku bicarakan denganmu."

"Ada apa? Kenapa Kamu terlihat tegang?"

"Apa Kamu mencintaiku?"

"Kenapa Kamu menanyakan ini?"

"Jawab saja Nandu, Cinta atau tidak?" tegas Abay.

"Ya, Tentu saja Aku mencintaimu."

"Sebesar apa Kamu mencintaiku, Apa lebih besar dari cinta Mayra kepada ku?"

"Kenapa pertanyaanmu seperti itu? dan kenapa Kamu membandingkan cintaku dengan cinta Mayra?" tanya Nandini kesal.

"Nandu, Kamu tau dari dulu jika Mayra begitu mencintai Ku dan Kamu juga tau Aku lebih memilihmu, Sekarang Aku tanya padamu apa kamu bisa mencintai Ku melebihi cinta Mayra kepadaku?"

"Apa sebenarnya yang coba ingin kamu katakan Abay? Katakan dengan jelas?"

"Mayra bersedia membiyayai semua kuliah Ku, Bahkan memenuhi semua kebutuhan Ku dan kebutuhan keluarga Ku, Apa kamu bisa melakukan itu untuk Ku?"

"What! Apa kamu bilang? Kamu mengukur kebesaran cinta seseorang melalui materi? Jadi ini kah sifat asli mu?"

"Bukan seperti itu Nandu."

"Aku benar-benar tidak menyangka Kamu akan mengatakan ini pada Ku Abay." Nandini beranjak dari duduknya dan melangkah pergi.

Abay bergegas mengejar Nandini dan menarik tangannya.

"Kita belum selesai bicara."

"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi."

"Nandu, Kenapa Kamu tidak mengerti keadaan Ku? Aku sedang dalam kesulitan,"

"Lepaskan tanganku.. lepaskan!" Nandini menghempaskan tangan Abay dengan kasar.

Abay pun hanya bisa menunduk sedih dan membiarkan Nandini yang semakin jauh hingga menghilang dari pandangannya.

Bersambung....

PLEASE SUPORT LIKE KOMEN HADIAH DAN VOTE NYA 🤗♥️

Memilih Cita-cita

Abay kembali kerumah dengan lesu.

Ia semakin bimbang keputusan apa yang harus Ia ambil.

Meskipun Mayra tidak mendesaknya menikah dalam waktu dekat dan memberinya waktu sampai Ia benar-benar merasa siap. Namun memberikan kepastian pada Mayra tidaklah mudah baginya.

Melihat Abay yang duduk termenung di teras, Ibu pun menghampirinya.

"Abay, Dari mana? Apa Kamu sudah mencari pekerjaan?"

"Tidak Ibu, Aku hanya jalan-jalan ke taman."

"Abay, Apa yang Kamu pikirkan, Apa kamu masih bersikeras ingin melanjutkan kuliah?"

Abay hanya terdiam menundukkan kepalanya.

"Ibu mohon Abay, Ibu tau kamu murid yang berprestasi tapi kamu juga harus menerima keadaan Kita, Misty akan masuk SMA dan Rayyan akan Masuk SMP, Banyak sekali biyaya yang harus Ibu keluarkan, Apa lagi sekarang, Apa-apa semuanya mahal, Dagangan Ibu semakin sepi, Ayolah Abay mengertilah keadaan Ibu, Pikiran adik-adik mu."

Abay menarik nafas dalam-dalam dan beranjak bangun dari duduknya.

"Aku ke kamar dulu." ucap Abay meninggalkan Ibunya.

🍃 Pagi Hari 🌞

Abay bergegas meninggalkan rumah dengan motor bututnya.

Ibu yang hanya melihat sekelebat merasa heran kenapa Abay pergi buru-buru tanpa sarapan maupun meminta izin mau pergi kemana.

Setelah tiga puluh menit perjalanan akhirnya Abay tiba di tempat tujuanya, Seperti menunggu seseorang, Abay tetap duduk di motornya sembari melihat layar ponselnya.

Tak lama kemudian, Sebuah mobil merah berlogo kuda jingkrak berhenti tepat di depannya.

Abay menatap mobil mewah tersebut dan melihat kaki indah yang menginjakkan kakinya di tanah.

Gadis itu menutup pintu mobil dengan kakinya, Kemudian membuka kaca mata hitamnya dan terseyum kearah Abay.

Abay pun tersenyum tipis kepadanya.

Gadis itu melangkah dengan indah ke depan Abay.

"Jadi Kamu sudah mengambil keputusan?"

"Ya." saut Abay singkat.

"Benarkah?"

"Ya, Sepanjang malam Aku sudah memikirkannya dan Aku telah mengambil keputusan."

"Jadi apa keputusanmu?"

"Aku... Bersedia menikah denganmu Mayra."

"Hagh! Apa Aku tidak sedang bermimpi?"

Abay hanya menggelengkan kepalanya.

"Houh, Aku tidak percaya ini, Abay.. katakan sekali lagi."

"Ya, Aku mau menikah denganmu."

"Abay Apa kamu yakin?" tanya Mayra memastikan.

"Ya, Tapi Kamu harus memenuhi semua janji padaku dan keluargaku." ucap Abay yang terpaksa mengambil keputusan itu.

"Kamu jangan hawatirkan soal itu, Aku tidak akan mengingkari janji ku."

Abay mengangguk dan memaksakan senyumnya.

"Yeyyyy..." Mayra jingkrak-jingkrak kegirangan sampai ingin memeluk Abay. Namun Abay memundurkan tubuhnya menghindari Mayra.

Mayra yang melihat sikap Abay mengurungkan niatnya dan menggaruk-garuk ceruk lehernya.

•••

Mayra pulang kerumah dengan bahagia.

Ia berlari memeluk Ayahnya yang sedang duduk di sofa bersama Ibunya.

"Ayaaaaahhhh... Aku bahagia sekaliii..." ucap Mayra menciumi Ayahnya.

"Apa yang membuat Putri Ayah begitu bahagia?" tanya Ayah sembari memutar tangan Mayra dan membuatnya duduk di sampingnya.

"Ayah... Aku saaaangaaaatttt bahagia."

"Benarkah? Apa yang membuat putri cantik Ayah begitu bahagia?"

Ibu pun tersenyum menggelengkan kepalanya melihat putrinya yang begitu manja dengan Ayahnya.

"Abay setuju menikah dengan ku Ayah."

"Apa!" Ayah dan Ibu terkejut mendengar pengakuan Mayra.

"Menikah? Apa Ayah tidak salah dengar?"

"Apa yang Kamu katakan Sayang?" sambung Ibu.

"Kenapa Ayah dan Ibu begitu terkejut? Bukankah Aku sudah pernah membahasnya?"

"Iya, Tapi ayah kira Kamu hanya bercanda, Tidak sungguh-sungguh ingin menikah setelah lulus SMA."

Mayra mencebikan bibirnya.

"Kamu masih sangat muda Sayang, Masa depan kamu masih panjang kenapa kamu ingin sekali menikah?"

"Ayah, Ibu Aku sudah sering bilang jika Aku sangat mencintai Abay

Dan Ayah sendiri yang bilang, Apapun keputusan ku Ayah akan menyetujuinya."

"Iya Ayah tau, Tapi Ayah tidak mengira akan secepat ini Sayang, Kalian kan masih sama-sama muda, Kenapa Kalian tida coba jalan dulu, Penjajakan dulu, Sama-sama kuliah dulu, Kenapa harus cepat-cepat menikah?"

"Nanti Abay keburu di ambil orang." rengek Mayra.

Ayah yang mendengarnya tertawa sejenak.

"Sayang-sayang... Apa sih yang Kamu suka dari Abay? Dia itu jauh di bawah Kita loh, Kamu tidak perlu khawatir jika Abay di ambil orang, Kamu bisa mendapatkan Pria manapun yang lebih segala-galanya dari Abay, Selama ini kan banyak Pria yang setara dengan status Kita yang ingin menjalin hubungan dengan mu, Kenapa Kamu hanya mentok di Abay saja?"

"Ayah mu benar Sayang, Pikirkan sekali lagi."

"Tidak Ayah tidak Ibu, Aku tidak menginginkan siapapun selain Abay, Aku hanya mencintai Abay, Aku ingin menikah dengannya dan hidup selamanya dengannya."

"Baiklah Sayang, Sekarang Ayah tanya. Apa Dia mencintai mu seperti Kamu mencintainya?"

Mayra terdiam dan mengingat kata-kata Abay yang selalu mengatakan jika Dia hanya mencintai Nandini.

"Jawab pertanyaan Ayahmu Sayang, Apakah Dia mencintai mu?

"Tidak."

"Apa!" Ayah dan Ibu terkejut mendengarnya.

"Jika Dia tidak mencintai mu, bagaimana Dia akan membahagiakan mu Mayra?" ucap Ibu.

"Sayang.... Ayah tidak masalah jika Dia hanya tidak setara dengan Kita, Tapi setidaknya dia mencintaimu, Kalau Dia tidak mencintaimu apa yang akan Kamu harapkan darinya?"

Mayra hanya menundukkan kepalanya.

"Kamu Putri satu-satunya Ayah, Pewaris kerajaan bisnis Ayah, Ayah tidak akan membiarkanmu hidupmu dalam kesulitan karena pernikahan yang sepihak ini."

"Ini bukan sepihak Ayah, Abay sendiri yang menyetujui pernikahan ini."

"Lalu apa motifnya, Jika Dia tidak mencintai mu, Kenapa Dia mau menikahimu?"

"Pendidikan." tegas Mayra.

Ayah dan Ibu kembali tercengang.

"Ya, Dia sangat berprestasi Ayah. Namun tidak memilik biyaya untuk melanjutkan kuliahnya dan karena hal itu, Aku menawarkan pendidikan untuknya dengan syarat Dia mau nenikahiku."

"Oh Astaga Mayra, Keputusan sebesar ini Kamu tidak membicarakannya terlebih dahulu pada Ayah dan Ibu mu?"

"Apa salahnya Ayah, Bukankah semua milik Ayah milik ku juga."

"Iya Sayang tapi...."

"Kita sama-sama di untungkan Ayah, Aku mendapatkan Pria yang ku cintai dan Dia mendapatkan pendidikannya, Bukankah itu tidak terlalu buruk?"

Ayah terdiam mendengarnya.

"Pikirkan lagi Sayang, Ayah dan Ibu tidak ingin Kamu menderita di kemudian hari karena hidup dengan Pria yang tidak mencintaimu."

"Jangan khawatir Ibu, Sekarang Abay memang tidak mencintaiku, Tapi Aku yakin suatu saat Dia akan mencintaiku." ucam Mayra penuh keyakinan.

Bersambung....

DUKUNG LAGI YUK, BIAR BISA UP 2000 KATA SEHARI 😂

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!