" Mau sampai kapan Nis,,tolong ngertiin aku...kita sudah sama-sama dewasa,mau sampai kapan kita terus begini,aku juga ingin menikah sama seperti yang lain nya,dari SMA kita pacaran tapi sampai saat ini kamu tak juga mengenalkan ku pada orang tua mu,aku hanya sekedar teman bagi keluarga" ucap Rangga kesal
Rangga Saputra lelaki yang sudah berhasil mengambil hati Anisa dari mereka duduk di bangku sekolah SMA,dari kelas tiga SMA mereka berpacaran dan kini Rangga sudah bekerja di salah satu perkebunan sawit di desa nya tapi Anisa tak kunjung juga membawa Rangga untuk bertemu keluarga nya membuat Rangga jengah menjalani hubungan yang tak pasti ini...
memang usia mereka masih menginjak 22 tahun tapi Rangga sudah merasa mampu membina rumah tangga bersama Anisa wanita yang sangat di cintai nya,Anisa sendiri saat ini baru saja menamatkan kuliah nya,bukan Anisa tak ingin memperkenalkan Rangga tapi keluarga Anisa tak menyetujui kehadiran Rangga,Rangga hanya seorang buruh di perkebunan karena dia hanya tamatan SMA tak ada jenjang karir untuk dirinya itu yang membuat keluarga Anisa tak menerima mereka tak ingin melihat anak mereka susah kelak bahkan keluarga Anisa sudah menyiapkan Anisa calon suami dari kota yang masih ada hubungan keluarga dengan ibu nya Anisa lelaki lulusan S2 Bisnis dan saat ini sedang mengelola perusahaan keluarga nya.
" Ngga tolong mengerti aku,aku sedang berusaha menyakinkan keluarga ku untuk menerima mu,beri aku waktu ngga" pinta Anisa
" sampai kapan??? sampai kau di lamar orang lain....!!!" pekik Rangga kesal
Rangga sudah mendengar kalau Anisa akan di jodohkan oleh orang tuanya,Rangga sudah berusaha mengajak Anisa untuk kabur tapi Anisa sendiri tak ingin orang tua nya kecewa pada dirinya,dia mencintai Rangga tapi juga Keluarga nya.
" sabar Ngga,aku akan membujuk ibu terlebih dahulu agar beliau bisa menyampaikan pada ayah" ucap Anisa pelan
" empat tahun kita bersama tapi tak sedikit pun hati keluarga mu terketuk untuk menerima ku Sa,aku tau aku berasal dari keluarga miskin tapi aku memiliki cinta yang kuat untuk mu,aku akan berusaha sebisa mungkin membahagiakan mu sa,aku yakin keluarga kita akan bahagia,jika kau ingin bekerja aku tak melarang kita bisa sama-sama bekerja di perusahaan sawit itu, kau boleh memberikan gaji mu untuk ayah dan ibu mu aku tak akan melarang nya,aku yakin kita bisa bahagia jika kau mau berjuang bersama" ucap Rangga yang memang sudah berharap lebih pada Anisa
Dulu Anisa pernah berkata kalau orang tua nya ingin melihat nya bekerja terlebih dahulu agar bisa mencicipi gaji Anisa,tapi semua nya hanya bujukan dari keluarga Anisa agar bisa menjauh kan Rangga dari Anisa,empat tahun Anisa di kuliah kan di kota agar dia dan Rangga berpisah tapi mereka tak kunjung berpisah bahkan di hari libur Rangga pergi menyusul Anisa ke kota sebagian gajinya dia berikan pada Anisa untuk membeli kebutuhan Anisa dan sebagian lagi dia tabung karena di perkebunan Rangga sudah mendapatkan jatah makan dan tempat tinggal,orang tua Rangga sudah meninggal dia memiliki satu adik yang di ambil oleh paman nya, sesekali Rangga datang menjenguk adik lelaki nya itu, mereka masih tinggal dalam satu desa yang sama Keluarga paman Rangga juga tak kaya tapi untuk makan mereka cukup karena paman nya juga bekerja di perkebunan dan tak memiliki anak hingga mampu untuk menghidupi Adik Rangga..
Anisa menitikkan air mata,memang benar yang di katakan Rangga keluarga nya tak sekali pun menganggap Rangga kerena itu Anisa tak ingin memperkenalkan Rangga lebih dalam takut Rangga malah berkecil hati pada keluarga nya..
" aku beri waktu satu bulan ini sa,aku ingin kamu memutuskan semua nya" ucap Rangga berjalan menjauh dari Anisa
Anisa menutup wajahnya,dia menangis...ini semua sama sekali bukan keinginan nya, berulang kali dia menjelaskan pada orang tua nya tapi ibu dan Ayah Anisa tak kunjung memberikan Restu pada hubungan mereka.
" tidak,,,sampai kapan pun ibu tidak akan merestui kalian untuk menikah,kamu harus sadar kita dari keturunan berada,dia hanya buruh sa...hanya orang biasa apalagi kamu tamatan sarjana dia hanya SMA,mau di taruh di mana muka ibu dengan para tetangga yang tiap hari akan mengejek kita,lebih baik kamu dengan Yuda yang jelas-jelas sarjana,dan punya usaha di Jakarta" kekeh Wati ibu Anisa
" menikah bukan untuk sehari,dua hari sa,selama nya,ibu mali jika Rangga tak bisa memenuhi keinginan mu lalu kalian bercerai,kamu menjadi janda di usia muda"
" kenapa harus ada perceraian bu,kami saling mencintai dan tak perlu ada perbedaan kita sama-sama manusia di mata tuhan dan tak ada yang berbeda,lagi pula kita tidak minta makan pada tetangga bu,kalau kami menikah Rangga bisa mengelola peternakan ayah dan aku juga akan bekerja,jika ibu ingin gaji ku ambil bu aku tak keberatan asalkan kami bisa menikah" ucap Anisa menumpahkan uneg-uneg pada ibunya
"kamu sudah pintar menjawab sekarang sa,ibu yang mengandung mu,ibu yang membesar kan mu jadi tolong hargai ibu,hormati orang tua mu dan turuti keinginan kami,ini semua demi kamu sa,kami ingin yang terbaik untuk mu,kami ingin kamu bahagia,kalau harta ayah yang kamu harapkan itu sudah benar menjadi hartamu tapi itu saja tak akan cukup untuk bertahan hidup nantinya,kamu akan punya anak semakin hari kebutuhan semakin meningkat semua butuh uang,jika kamu bersama Yuda kamu tak akan kesusahan" ucap Wati kesal
" bu,, kebahagiaan ku ada bersama Rangga bu,bukan lelaki lain....aku yang akan mengatur semua nya bu, izinkan aku menikah dengan nya "mohon Anisa
" tidak ..jika kau masih kekeh ingin bersama lelaki itu ibu tak akan pernah merestui nya,ibu malu sa memiliki menantu hanya seorang buruh pabrik,coba kamu lihat dirimu cantik, berpendidikan, keluarga terpandang menikah dengan Rangga si lelaki miskin yatim piatu,apa kamu tak malu????" ujar Wati tetap kekeh dengan pendirian nya tak menerima Rangga
Anisa hanya menangis meratapi nasib percintaan nya selama ini,dia sangat mencintai Rangga tapi mau bagaimana dia tak bisa menentang orang tua nya.. berulang kali menjelaskan pada keluarga nya tapi hanya percuma saja ibunya tetap tak memberikan restu,ingin rasanya pergi tapi dia merasa sangat durhaka bukan nya pernikahan tanpa restu juga tak akan bahagia....
****
tanpa sepengetahuan Anisa sudah datang utusan keluarga nya pada Rangga dan meminta Rangga untuk menjauh dari Anisa karena derajat keluarga mereka berbeda,Anisa lulusan sarjana sedangkan Rangga hanya SMA dari situ sudah bisa di simpulkan perbedaan yang sangat jauh belum lagi dari segi kekayaan Rangga tak ada apa-apa nya tapi Rangga tetap kekeh tak ingin berjauhan dengan Anisa dia terlalu mencintai wanita itu...
" jika kau bisa menunjukkan keseriusan mu dan bisa meminang Anisa dengan mahar yang kami minta keluarga kami akan menerima mu" ucap salah satu paman Anisa memberikan pilihan pada Rangga
lagi-lagi masalah uang,Rangga memang memiliki tabungan tapi tak seberapa hanya ada sekitaran 20 juta tapi itu tak akan cukup untuk meminta Anisa pada keluarga nya karena dari paman Anisa meminta uang 100 juta hal yang tak mungkin bisa Rangga penuhi,20 juta saja sudah mati-matian Rangga menyimpan nya dia sangat hemat pada dirinya sendiri karena memang berniat melamar Anisa, pakaian yang di kenakan nya saja tak pernah berganti sangking hemat nya Rangga...
kepala nya serasa ingin pecah mengingat permintaan keluarga Anisa di mana dia harus mendapatkan uang sebanyak itu pikirnya....
Rangga tak bisa berpikir lagi, untuk meninggalkan Anisa juga tak mungkin karena dia terlalu cinta pada perempuan itu....
Rangga berpikir dari mana dia harus mencari uang lagi meminjam Kepada paman nya tak akan mungkin,dia tak ingin merepotkan paman nya
Rangga berpikir sejenak jika memang Anisa mencintai nya pasti mereka bisa mencari jalan keluar bersama...
" ngga jangan pergi,kita akan cari solusi nya bersama aku yakin kita bisa melalui ini ngga" mohon Anisa mengisak pada Rangga yang sudah menjelaskan pada nya kalau akan segera berangkat ke kota untuk mencari pekerjaan agar bisa menambah uang hantaran pada keluarga Anisa
" aku tak membutuhkan semua itu ngga,jangan pergi" ucap Anisa lagi berusaha menahan Rangga
" kamu memang tak membutuhkan nya sa,tapi tidak dengan keluarga mu mereka yang menginginkan nya,akan aku tunjukkan pada keluarga mu kalau aku bisa memberikan apa yang mereka minta agar kita bisa menikah sa,aku akan menjadi orang sukses nantinya"
Rangga semalam sudah memutuskan untuk pergi merantau ke kota,dia sudah berbicara pada paman nya,Paman nya setuju dan memberikan alamat Pak Suryo sahabat ayah nya,dulu pak Suryo pernah menawarkan untuk mengajak Rangga tinggal bersama nya tapi Rangga masih sekolah paman nya tak ingin memisahkan Rangga dan adiknya saat itu sekarang Rangga sudah dewasa sudah bisa menentukan nasib nya sendiri...
" hanya cara ini yang bisa aku perbuat Sa untuk bisa secepatnya melamar mu, biarkan aku mengumpulkan uang terlebih dahulu di kota karena bekerja di pabrik tidak bisa menghasilkan uang seperti yang keluarga mu minta,aku hanya butuh do'a mu sa agar aku bisa segera kembali dan kita menikah....!!!" jelas Rangga
" tapi aku tak bisa berpisah dari mu ngga,aku tak yakin kita sanggup menjalani nya"tangis Anisa pecah seketika memeluk tubuh Rangga
" kita masih tetap berhubungan sa, sekarang sudah ada ponsel yang tiap hari bisa saling bertukar kabar, biarkan aku mengumpulkan uang dulu setelah semua nya cukup kita bisa menikah,aku pasti bisa sa...!!!" ucap Rangga memberikan semangat pada diri nya sendiri
air mata Anisa tak henti mengalir dia terharu melihat perjuangan Rangga yang sangat mencintai nya,bagi Anisa tak ada yang kurang dari lelaki tampan di hadapan nya ini , terlalu sabar dalam menghadapi keluarga nya hanya saja restu keluarga nya tak berpihak pada mereka...
" jangan menangis,jika kita berjodoh pasti akan bersama"ujar Rangga menghapus air mata Anisa dengan tangan nya
sakit......sakit melihat air mata Anisa jatuh ke pipi mulus nya tapi dia tak bisa berbuat apa-apa Anisa kekeh ingin tetap ingin mendapatkan restu orang tua nya untuk menikah..
Rangga pamit pada Anisa lalu pulang ke rumah paman nya,dia menitipkan adik nya karena dia harus pergi, sebenarnya berat bagi Rangga meninggalkan kampung halaman nya ini,di sini dia terlahir di sini dia mengenal Anisa cinta pertama nya dan di sini juga kesedihan mendalam yang di alami nya harus kehilangan orang tua yang dia cintai karena di tabrak lari saat pulang dari sawah, semua cerita dan penderita lengkap sudah di alami Rangga di kampung ini,dia harus ikhlas pergi meninggalkan adik semata wayang nya di kampung ini demi memperjuangkan cintanya pada Anisa
" hati-hati ngga setelah sampai di kota hubungi kami,do'a paman dan bibi selalu menyertai ku,ingat hidup di kota itu tidak segampang yang kamu pikirkan nak,kamu harus bisa menjaga sikap dan pergaulan mu ngga jangan sampai ikut-ikutan yang tak jelas" ucap Paman Rangga memberikan nasehat sambil memeluk keponakan nya ini,dia tak bisa membantu banyak karena uang yang di minta keluarga Anisa sangat besar,jika hanya kurang 5-10 juta bisa saja paman nya menggadaikan sawah milik ayah Rangga atau menjual nya untuk menambah uang Rangga,tapi ini 100 juta bukan nominal yang sedikit bagi keluarga Rangga yang hanya kalangan menengah...
Baru kali ini Rangga menangis,dia harus meninggalkan Anisa dan keluarga nya,Rangga berdo'a dalam hati agar perjuangan nya ini tidak sia-sia,dia pulang dari kota sudah bisa melamar Anisa wanita pujaan hatinya...
" jangan lupa terus kabari kami ngga, untuk Satria jangan kamu pikirkan,bibi yang akan menjaga nya di sini dia juga sudah besar" ucap Bibi Rangga
" ya bi...aku titip adik ku" ujar Rangga memeluk adik satu-satunya itu
Langkah kaki Rangga terlihat berat,tapi apa yang mau di kata tekad nya bulat untuk memperjuangkan Anisa.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!