Semenjak kehidupan rumah tangga Arsyani dan Gede berakhir dengan perceraian akibat penghianatan sang suami. Sejak itu pula Arsyani tidak punya keinginan untuk menikah kembali.
Kadek Arsyani 35 Tahun seorang janda dari pria Bali bernama Gede 36 tahun. Dia memiliki dua orang anak dari pernikahannya bersama Gede, satu putri Putu Eka Ariani 11 Tahun, gadis ceriwis, dan satu putra Kadek Dwi Ardana 7 Tahun, sosok anak pendiam.
Sejak pengadilan menyatakan hak asuh anak jatuh ke tangan Arsya, Diapun sangat bersyukur bisa tetap bersama buah hatinya karena Dia sangat mengetahui sifat mantan suaminya itu, yang tidak bisa bertanggung jawab terhadap anaknya.
Sejak itulah Arsya berjanji seluruh hidup dan perhatiannya hanya fokus untuk kedua buah hatinya. Pekerjaan apapun akan dilakukan asal tidak menyimpang dari ajaran Agama. Bahkan Arsya rela bekerja keluar negeri demi untuk masa depan buah hatinya.
Hari ini adalah hari kedatangannya dari negara Rusia setelah selesai menjalani kontrak kerja selama 5 Tahun di sana sebagai seorang Therapist Spa.
Perjalanan yang sangat panjang dari Rusia menuju Tanah Air dilalui Arsya. Di dalam pesawat Dia hanya membayangkan bertemu dengan putra putrinya yang selama ini diasuh oleh kedua orang tua Arsya di Kampung halamannya daerah Bali Utara.
Rasa bahagia yang dirasakan Arsya saat ini tidak pernah dibayangkan olehnya, pasalnya dulu semenjak masih status sebagai istri, dia hanya merasakan kebahagiaan semu apa yang dilakukannya serba salah di mata suami dan keluarga sang suami. Meskipun kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan Gede terhadap Arsya, Namun Arsya tetap menjalani kewajibannya sebagai istri sampai akhirnya sang suami pulang membawa seorang wanita bernama Mitha yang tengah berbadan dua hasil perselingkuhan mereka. Arsya tahu, Mitha adalah bos pemilik Bali Travel tempat mantan suaminya bekerja sebagai Driver&Tour Guide.
Dari segi fisik Arsya tidak kalah cantik dengan Mitha
Arsya bertubuh mungil dengan wajah cantik khas wanita Bali. Ditambah dengan lesung pipi, gigi ginsul, serta kulit putih yang diwarisi dari ibunya yang asli Solo, membuat orang lain selalu ingin menatapnya. Sedangkan sosok Mitha. Dia wanita cantik dengan bentuk tubuh bak Model.
Perbedaan mereka hanya Arsya dari Kampung dan bukan Boss. Sedangkan Mitha wanita Karir dari Jakarta, Pemilik Usaha Jasa Travel di Bali.
Gede datang membawa Mitha untuk di nikahinya. Di saat seperti ini pun Arsya tetap salah. Dia dituding tidak bisa membuat suami bahagia. Inilah titik terendah yang di alami Arsya dan bertekad menggugat cerai bahkan langsung menuntut hak asuh anak yang di setujui oleh pihak mantan suaminya dengan syarat Arsya tidak boleh membawa harta dari kediaman sang suami walaupun barang yang di beli hasil dari kerja Arsya selama menjadi Therapist Spa di kawasan Kuta Bali. Bagi Arsya itu tidak menjadi kendala asalkan putra putrinya tetap bersamanya.
Akankah Arsya bisa memenuhi janjinya untuk tidak menikah?
Akankah hati Arsya bisa untuk tidak merasakan jatuh cinta lagi?
Happy reading...
Note:
Alur lambat namun terarah ya guys...
Sedikit mengandung konten dewasa ya guys...
Ada sedikit perbedaan namun tidak terlalu spesifik di ceritakan, tapi sesuai dengan alur cerita.
Mohon kritik dan saran jika ada kesalahan dalam penulisan author, soalnya author pemula.
🌼🌼🌼
Jangan lupa vote bintang 5 ya Guys...
Arsya merasa pesawat yang membawanya dari Dubai Airport mulai menurun di karenakan akan melakukan transit penerbangan di bandara Jakarta menuju bandara di Bali.
"Wid, bangun pesawatnya dah mau landing nih" ucap Arsya sembari menggoyangkan lengan sahabatnya sejak lima tahun terakhir. Kebetulan Arsya pulang bersama Widia dan tiga orang temannya yang lain dari tempat kerja yang sama.
"Asyik nih Kita dah sampai Bali. Aku dah kangen banget sama masakan Ibuku, Mbok Ar" kata Widia
"Sampai Bali bayangan Lu?" jawab Arsya
"Lah..trus Kita landing dimana?" tanya Widia seperti orang lupa sesuatu.
"Kamu lupa Kita transit pesawat dua kali penerbangan. Ini transit penerbangan Kita yang terakhir di Jakarta menuju Bali" jawab Arsya tanpa jeda.
"Tarik napas Mbok Ar.." kekeh Widia,
"Aku lupa habis lagi seru mimpiin Emre Kevilcim datang buat lamar Aku, Mbok malah bangunin," jawab Widia sembari membayangkan Aktor Turkey idolanya.
"Ish..! Kalau gak dibangunin, Kamu mau nginep disini? Kalau Aku mah ogah kali," jawab Arsya sambil manyun.
" Uhhh... jangan cemberut gitu Mbok Cantik. Nanti Emre aktor idola kita lewat trus lihat Mbok cemberut bisa-bisa dia kabur, Mbok" ucap Gadis berumur 24 tahun ini sambil mencubit pipi mulus Arsya.
"Awww..! Kamu tuh senang banget cubit pipiku, mana mungkin dia disini. Tuh Aktor di Turkey, Say." gerutu Arsya sambil ngelus pipinya yang dicubit Widia
"Ayolah, kita bersiap buat turun" ajak Arsya sambil melihat ke arah ketiga temannya yang duduk di belakang Mereka.
Arsya, Widia dan ketiga temannya yang bernama Sari, Devi dan Shinta sudah turun dari pesawat dan bergegas melakukan check in kembali. Setelah itu Mereka menunggu satu jam untuk melanjutkan penerbangan dari Jakarta ke Bali. Diruang tunggu Arsya melakukan Video Call bersama putra dan putrinya yang sudah menunggu di Bandara Bali bersama Putu Arya, pria 38 tahun Kakak Arsya. Arsya menelepon melalui aplikasi yg berwarna hijau di Ponselnya.
Selama Video Call terjadi, berawal dari kata sapaan, candaan kadang Arsya ketawa melihat tingkah dan gaya bicara putra putrinya. Kadang tak terasa Dua bulir air menetes dari sudut mata Arsya setiap teringat akan kehidupannya dulu bersama buah hatinya. Sampai salah seorang Ibu disebelah Arsya menoleh kearahnya dan tersenyum lembut. Dua puluh menit Mereka mengobrol sampai akhirnya Arsya mengakhiri panggilannya.
"Anaknya ya, Mbak?" tanya Si Ibu dengan nada lembut.
"Iya Buk. Tadi itu putra dan putri Saya" jawab Arsya sopan.
"Masih kelihatan muda Saya kira Mbak masih single. Oya, kenalin nama Saya Verisia" ucap Verisia sambil mengulurkan tangannya ke arah Arsya.
"Saya Kadek Arsyani panggil saja saya Arsya, Buk Ve." Arsya menyambut uluran tangan Verisia.
"Ibu bisa aja, bilang Saya masih single. Umur Saya sudah kepala tiga Buk, yang ada saya ini single parent," ucap Arsya lembut dengan senyuman manis yang memperlihatkan lesung pipi dan gigi gingsulnya.
"Nak Arsya orang Bali? Single parent?" tanya Verisia.
"Iya Buk Ve, Saya single parent asal Bali." Mata Arsya berkaca-kaca.
"Bali mana Nak Arsya? Jadi single parent itu nggak mudah, Nak Arsya mesti tetap semangat."
"Iya, Buk." Wajah Arsya kembali berbinar,
"Saya Bali Utara, Buk. Tepatnya Buleleng, kebetulan Saya baru datang dari Rusia dan melakukan transit di sini," jawab Arsya lagi.
"Ohhh..Nak Arsya kerja apa di Luar Negeri?" Verisia bertanya karena Dia tak sengaja mendengar percakapan Arsya dan Arya pas lagi melakukan Video Call.
"Saya sebagai Therapist Spa di..(Arsya menyebutkan nama salah satu Spa yang berada di kota Moskow) tapi kemungkinan Saya break dulu kerja ke Luar Negeri, Buk. Untuk sementara Saya mau kerja di Bali dulu"jawab Arsya dengan nada seolah berbicara dengan seseorang yg dikenalnya cukup lama.
"Oh ya? Kebetulan sekali Saya punya usaha Beauty Salon & Spa yang ada di Bali dan Jakarta, Jika Nak Arsya mau nyari kerja ini kartu nama Saya" ucap Verisia sambil menyodorkan kartu namanya yg di keluarkan dari dalam tas tangannya.
Arsya pun mengulurkan tangannya mengambil kartu nama Verisia.
"Terima kasih Buk Ve. Nanti pasti Saya hubungi nomer Ibu," ucap Arsya tulus dan dibalas senyum tulus Verisia yang kemudian kembali berkutat dengan gadgetnya.
"Mbok Ar, masih lama nggak sih?" tanya Widia yg baru datang dari toilet. Kemudian dia menghempaskan pantatnya di kursi tunggu bandara dan disusul Sari, Shinta dan Devi. Para gadis umur dua puluhan ini sudah merasa rindu dengan kampung halamannya.
"Iya nih lama banget. Udah gak sabar pingin ketemu My Beb Ku" ucap Sari
"Mentang-mentang punya Yayang Bebeb" kekeh Shinta.
"Sabar Cantik,sebentar lagi juga Kita berangkat, nanti puas-puasin dah kalau kalian sudah pada ketemu Yayang Bebeb kalian" balas Arsya dengan nada lembut.
"By the way, Mbok Ar punya Yayang Bebeb nggak?" celetuk Devi.
"Ish.. Kamu Dev ada-ada aja! Kamu kan tau Mbok Arsya berangkat kerja keluar, Dia baru selesai urusan perceraiannya masak langsung punya Yayang Bebeb." gerutu Widia.
"Itu perceraiannya kan Lima Tahun yang lalu, mungkin saja, Mbok Arsya punya Yayang Bebeb LDR" balas Devi sembari menoleh kearah Arsya sambil meneliti raut wajah temannya itu.
"Mbok Arsya katanya nggak mau nikah dan jatuh cinta lagi," terang Sari kepada ketiga temannya
"Ahh! Mbok Arsya tidak boleh gitu, siapa tau nanti takdir mempertemukan Mbok dengan cowok tak terduga dan Tuhan merestui, bisa-bisa nggak ada istilah pacaran malah langsung nikah." Widia berkata panjang lebar, Kemudian disertai anggukan kepala oleh ketiga temannya yang berarti tanda sependapat dengan Widia.
"Siapa tau Ibu disebelah Kita ini punya anak cowok, tanpa diduga bakalan jodohnya Mbok Ar" kata Devi dengan suara nyaris tidak terdengar takut verisia mendengar ucapannya.
"Yaa, kalau emang Tuhan ngasi jodoh diterima dengan ikhlas, tapi untuk saat ini belum kepikiran buat nikah lagi," Arsya menarik napas sejenak,
"Aku takut merasakan kembali yang namanya sakit hati." Arsya berucap dengan mata mulai berkaca-kaca mengingat penderitaan yang di berikan mantan suaminya dulu.
"Udah-udah jangan ngomongin urusan jodoh lagi, biar Tuhan yang nentuin" ucap Shinta agar temannya tidak merasa sedih lagi.
Hampir satu jam menunggu, akhirnya mereka bersiap untuk melanjutkan penerbangan ke Bali. Begitupun dengan Verisia menuju Bali dengan pesawat yg sama bersama Arsya hanya mereka dibatasi antara Bussines class dan Economic class.
Kurang lebih satu setengah jam di pesawat, akhirnya landing juga di Airport Bali. Usai melakukan beberapa proses mulai dari pengecekan kedatangan, cek bagasi dan yang lainnya di dalam bandara, akhirnya Arsya dan teman-temannya menuju pintu keluar.
Arsya berjalan sendiri sambil menarik kopernya, dikarenakan ke Empat sahabatnya sudah lebih dulu keluar.
Bugh...!
"Aww" Terdengar teriakan kecil Arsya.
Dia tak sengaja menubruk badan tegap seorang pria.
Pria itu membalikan badan, kemudian membuka kacamata hitamnya. Tampak bola mata berwarna biru itu menatap tajam kearah Arsya.
"So-Sorry, Mr," ucap Arsya lirih sembari menatap wajah tampan khas Indo namun perawakannya Bule.
"Kalau jalan pakai mata, " desis Pria Blasteran itu sembari berbalik dan melanjutkan langkahnya.
Tubuh Arsya bergidik mendengar ucapan sinis dan tatapan tajam pria itu saat menatap dirinya. Namun Arsya tidak terlalu perduli dengan pria asing itu. Kemudian Arsya berjalan cepat menuju pintu keluar.
"Ibu..."
Bersambung...
🌼🌼🌼
**Gimana suka nggak Guys? **
Jangan lupa tinggalkan jejak koment Guys...
"Ibu...!" teriak Eka putri semata wayang Arsya
Begitu melihat putra dan putrinya yang berdiri di pagar besi pembatas sambil melambaikan tangan dengan nada gembira. Arsya mempercepat langkah kakinya agar bisa segera memeluk putra putrinya. Pintu keluar dan orang-orang yang menunggu kedatangan penumpang pesawat memang dikasi pagar pembatas yang jaraknya kurang lebih 20 Meter.
"Sayangnya Ibuk... Ibuk rindu sekali" ucap Arsya yang langsung merentangkan kedua lengannya agar bisa memeluk Eka dan Dwi.
"Kakak sama Adik juga sangat merindukan Ibuk." ujar Eka. Eka saat ditinggal ke Luar Negeri sudah sangat tahu tentang ibunya dibanding Dwi putranya yang kala itu umurnya masih Dua Tahun.
"Kalau Adik kangen Ibu juga nggak?" tanya Arsya sembari melepaskan pelukannya yang kemudian mencium pipi kanan dan kiri putra dan putrinya.
"Kangen," jawab Dwi singkat
Hhmm...
Arsya menarik napas dan menghembuskannya begitu mendengar jawaban putranya yang singkat. Padahal Dia sudah tahu sifat putranya yang pendiam lebih dibilang cool yang tidak seperti kakaknya.
Eka memang mewarisi sifat ibunya yang periang, ceriwis dan cekatan dalam segala hal apapun. Semenjak menikah sifat periang dan ceriwis hampir hilang dari diri Arsya. Pasalnya apapun yang dilakukannya tetap salah dimata mantan suami, mertua dan adik iparnya maka jalan terbaik yang dipilih yaitu diam dan melakukan hal yang berfaedah. Sedangkan Dwi tidak mewarisi sifat bapaknya maupun Arsya tapi yang jelas Arsya berharap putranya bisa menjadi anak yang berbakti dan selalu mengasihi sesama.
"Kalian sudah makan?" tanya Arsya
"Udah tadi siang, Dek" Arya menjawab pertanyaan Arsya,
"Tapi mungkin Sibocil ini laper lagi kayaknya" ujar Arya sambil mengacak rambut Dwi keponakannya itu.
"Pak Tu tuh yang laper ,habis tadi makannya dikit banget, kan biasanya makan porsi jumbo" ledek Eka sambil menepuk perut Pamannya
"Udah..! Ayo kita pulang terus nyari rumah makan terdekat" ajak Arsya
"Oya,sebentar! Ibu mau nyamperin teman-teman Ibu dulu" ujar Arsya
Arsyapun menggandeng pergelangan tangan masing-masing anaknya dan segera melangkah mendekati teman-temannya yang sudah pada dijemput oleh keluarganya.
"Swastyastu(Kata sapaan Orang Bali) Pak, Buk"sapa Arsya pada keluarga teman-temannya kemudian mencium punggung tangan bapak dan ibunya Widia, Sari, Devi, dan Shinta. Mereka di jemput langsung oleh kedua orang tuanya masing-masing dengan menyewa mobil minibus dari Kampung.
"Swastyastu" balas Para Orangtua serempak
"Sapunapi gatra (gimana kabarnya) Arsya?" tanya Ibu Nyoman(Ibunya Widia)
"Becik-becik, Buk(baik Buk)" jawab Arsya lembut.
"Niki anak alite(Ini anaknya)?" tanya Ibu Made(Ibunya Devi).
"Nggih, Buk" jawab Arsya singkat dan bergegas nyuruh putra putrinya mencium punggung tangan para orang tua termasuk teman-teman Arsya yang dipanggil Bibik.
"Eka.., Kamu cantik sekali Muuaaaccchhhh" ujar Widia sambil nyium pipi Eka gemas. Kemudian beralih mencium pipi Dwi.
Muaachh,
Dwi membersihkan pipinya yang dicium Widia. Terlihat Dia menekuk wajahnya.
"Anaknya Mbok kecil gini dah kelihatan cool banget.Tambah gemes lihatnya," ujar Widia
Merekapun ngobrol singkat dan Arsya memutuskan pamit pulang duluan. Teman-teman Arsya menyusul walaupun nanti Mereka terpisah diparkiran menuju tempat tinggal masing-masing. Arsya kearah Bali Utara tepatnya Buleleng. Widia dan Devi ke arang Bali Timur Karangasem sedangkan Shinta dan Sari yang tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dari kota Denpasar.
Diparkiran sebelum masuk mobil.
"Aku duluan ya Say.." pamit Arsya
"Nanti kita saling calling kalau ada keperluan untuk perlengkapan data Agent (Agent yg memberangkatkan Mereka)" ucap Arsya. Mereka berpelukan sebelum berpisah sementara.
"Okay! Hati-hati, Say!" balas Teman-temannya.
Arsya mendekati mobil Arya kakaknya. Dimana putra-putrinya sudah duduk manis di jok belakang.
"Arsya duduk sama anak-anak di belakang, Blitu" kata Arsya
"Okay" balas Arya sembari jari telunjuk dan jempolnya direkatkan membentuk huruf O.
Arya menjalankan mobilnya dengan santai sambil mencari-cari rumah makan terdekat, begitu melihat neonbox nama rumah makan khas Bali.
Diapun segera membelokkan setir mobilnya kearah kiri, dimana menu andalan rumah makan ini adalah Ayam Betutu Khas Bali. Hampir Satu Jam Mereka berada di sana hanya untuk memberi makan cacing didalam perut yang sejak tadi berteriak minta makan.
Jam di pergelangan tangan Arsya menunjukan pukul 15.30 dan jarak Denpasar ke Buleleng masih ditempuh kurang lebih Tiga Jam lagi.
Mereka melanjutkan perjalanan. Didalam mobil, Arsya selalu ketawa melihat celoteh dan tingkah lucu putra-putrinya. Kadang bernyanyi sambil menirukan tarian yang mereka lihat di aplikasi ponsel Arsya, sesekali Arsya juga ngobrol ringan bersama kakaknya. Sampai akhirnya mereka lelah dan tertidur lelap di paha Ibunya. Kepala Eka di paha kiri Arsya sedngkan Kepala Dwi di paha kanan Arsya. Arsyapun menyandarkan bahu dan kepalanya di sandaran jok mobil.
"Kalau ngantuk tidur aja, Dek" ucap Arya
"Iya Blitu, Arsya tidur sebentar" balas Arsya yang mulai memejamkan matanya.
Arya menoleh kearah kaca spion dalam mobil. Dia melihat muka lelah adiknya. Meskipun sudah punya anak Dua, tapi masih kelihatan cantik dan manis. Dengan warna kulit putih, berbadan mungil. Seandainya saja Arsya tidak bersama anaknya pasti semua mengira Arsya masih gadis meskipun umurnya sudah Kepala Tiga.
Huuuh!
Arya mengembuskan napas kasarnya mengingat apa yang di lakukan mantan adik iparnya terhadap adiknya
'Jika suatu saat Kamu datang minta rujuk bersama Adikku, Disaat itulah Aku lawan mu, De!.' batin Arya
***
Mobil berhenti di gang depan rumah orangtua Arsya yang sederhana karna masih kelihatan dari jalan, walaupun sudah mulai gelap karna jam menunjukan pukul 19.00 terdengar suara riuh anak-anak remaja maupun dewasa yang yang nongkrong di pos jaga maupun di warung dekat rumah Arsya.
"Sayangnya Ibuk, Ayo bangun Kita sudah sampai."
"Horeee..! Kita dah sampai, Kak" ujar Dwi
"Ayo Dik.. Kita turun" ajak Eka.
Eka membuka pintu mobil dan segera turun yang disusul Dwi.
"Hati-hati Sayang ntar jatuh!" Arsya memperingatkan putra dan putrinya yang berlari menuju pekarangan rumah orangtuanya.
Arsya membersihkan sampah plastik bekas makanan ringan anaknya yg tadi dibeli di Sebuah Minimarket. Begitu mobil bersih, dia memasukan barang-barangnya kedalam tas punggung yang sempat di keluarin anak-anaknya tadi. Kemudian Arsya segera turun, begitu Arsya turun banyak anak remaja maupun dewasa, yang cewek menyapa dan yang cowok menggoda Arsya, tapi ada juga mencemooh mungkin dia iri dengan hasil kerja Arsya selama kerja di Luar Negeri.
"Tambah cantik aja calon istriku" ucap Seorang Lelaki yang sempat menyatakan cintanya terhadap Arsya melalui sambungan telepon tapi ditolak Arsya karna jarak umur yg terpaut tujuh tahun. Banyak yang bilang cinta tidak memandang umur tapi bagi Arsya komitmen untuk tidak menikah lagi menjadi hal yang tetap Dia pertahankan untuk saat ini dan mungkin untuk seterusnya.
"Pulang-pulang tambah kinclong banyak duit nih, penilaian Ku sih duitnya hasil kerja ngeLONTE!" kata Salah seorang wanita sambil tersenyum sinis,
"Hush!, Tidak boleh begitu, Nak " Ibu pemilik warung memperingatkan Siwanita .
"Tidak apa-apa Bik, Saya bekerja hanya Saya dan Tuhan yang tahu Halal atau nggak"balas Arsya sembari tersenyum lembut.
"Senyummu Arsya... bikin Aku meleleh" ujar Lelaki itu dengan suara lebay dan langsung di sorakin teman-temannya di pos jaga bahkan ada juga yang langsung melemparkan kulit kacang ke arahnya.
Bersambung...
Penjelasan silsilah di Bali biar nggak bingung
***Putu/Gede(Nama anak pertama)
***Kadek/Made(Nama anak kedua)
***Komang/Nyoman(Nama anak ketiga)
***Ketut(Nama anak keempat)
***Bli(sebutan untuk cowok yang lebih tua)
***Gus(sebutan untuk cowok yang lebih muda)
***Mbok(sebutan untuk cewek yang lebih tua)
***Gek(sebutan untuk cewek yang lebih muda).
🌼🌼🌼
Terus lanjutin baca Guys...
Di jamin terhibur.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!