NovelToon NovelToon

R: GODS DESTINY

Prolog

Kehidupan adalah suatu berkah yang diberikan kepada setiap mahluk hidup didunia ini, dan setiap mahluk hidup berhak untuk mendapatkan kehidupan yang aman dan tenteram. Akan tetapi sekitar ribuan tahun yang lalu, semua mahluk mortal, hidup dalam ketakutan, kegelisahan, dan kesengsaraan.

Hal itu disebabkan munculnya secara tiba-tiba 6 ekor mahluk raksasa dari kegelapan, yang menghancurkan segala sesuatu yang mereka lihat, memakan semua manusia yang masuk dalam pandangan mereka, dan melululantahkan segala pemukiman yang menganggu ketenangan mereka.

Keenam mahluk raksasa itu disebut Demonic Emperial Peak Tier, yang memiliki kekuatan tak terkira. Semua Demonic Beast tunduk terhadap perintah keenam mahluk itu dan membuat teror bagi mahluk mortal di zaman kegelapan tersebut.

Teror dari Demonic Emperial tersebut berlangsung selama lebih dari 500 tahun. Hingga pada suatu hari, seorang pria sepuh berjubah panjang warna emas dan putih datang ke tempat keenam mahluk itu. pria sepuh itu adalah Patriact dari Holy Sword Sect yang menjadi satu-satunya sekte pada masa itu.

Pria sepuh itu awalnya ingin bernegosiasi dengan keenam mahluk tersebut. Akan tetapi hanya 5 Demonical Emperial Peak Tier yang dia temui dan mereka berlima tidak ingin mendengarkan seperkatapun darinya, sehingga pertarungan pun tidak terelakkan.

Pertarungan lima melawan satu tentu tidak adil. Tetapi anehnya pria sepuh itu bisa mengimbangi serangan Demonical Emperial. Hal itu berkat pedang bergagang emas yang dia genggam.

Pedang bergagang emas itu disebut Pedang Penyegel Surga, merupakan pedang misterius yang ditemukan oleh Pendiri Holy Sword Sect di Gunung Pedang yang merupakan lokasi sekte tersebut dibangun.

Pertarungan yang mengguncang seluruh daratan itu berlangsung selama 7 hari 7 malam, dimana akhirnya Pria Sepuh sudah mulai kelelahan dengan Qi yang perlahan menipis. Tubuhnya juga sudah dipenuhi luka dari serangan-serangan 5 Demonical Emperial. Jika pertarungan tersebut berlangsung lebih lama lagi, dia mungkin tidak akan bertahan.

Hingga pada saat-saat kritis, seekor mahluk raksasa berwujud burung dengan api keemasan yang menyelubungi seluruh tubuhnya datang. Tetapi anehnya burung raksasa yang merupakan Demonical Emperial Peak Tier keenam malah membantu pria sepuh tersebut dan menyerang rekan-rekannya.

Karena pertarungan yang sudah berlangsung lama sebelumnya, kelima Demonical Emperial tidak mampu untuk menahan serangan kombinasi Pria Sepuh dan Demonical Emperial berwujud burung api. Sehingga kelima Demonical Emperial berhasil ditumbangkan dan kemudian disegel secara terpisah.

Pada pertarungan besar itu, pria sepuh mendapat luka yang sangat parah pada tubuh dan dantiannya, dan harus menyerah setelah 2 tahun berjuang.

Sementara Demonical Emperial berwujud burung memilih untuk menyegel tubuhnya sendiri disuatu tempat. Tetapi sebelum itu, dia menyampaikan alasan dari tindakannya membantu pria sepuh itu. Yaitu sebuah penglihatan dari keturunan pria sepuh tersebut. Dia tidak menjelaskan nya secara rinci, tetapi mahluk itu menekankan bahwa pemuda itu akan membebaskan mereka dan manusia dari teror besar dimasa depan.

Berita bahwa keenam mahluk raksasa itu berhasil dibunuh segera menyebar kesegala penjuru daratan. Dan semua manusia akhirnya bisa bernafas lega meskipun mereka masih berada dibawah bayang-bayang Demonic Beast yang menyebar diseluruh daratan.

Setelah ribuan tahun berlalu, semua yang ada dibenua ini segera berubah. Satu persatu sekte mulai terbentuk, 4 Klan yang dikenal sebagai 4 Holy Clans juga terbentuk. tetapi yang paling menarik perhatian adalah peperangan antara klan-klan besar. Sehingga aliran cultivator terpecah menjadi tiga aliran, yaitu aliran putih, netral, dan hitam.

Selama pertempuran diantara sekte-sekte tersebut, Holy Sword Sect yang berada diwilayah bagian barat Kekaisaran Wei, tidak ikut campur dan memilih untuk menutup diri. Hal tersebut tentu membuat kedua belah pihak penasaran dan mulai mengarahkan pandangan kepada mereka.

Hingga suatu hari, sebuah isu tersebar keseluruh daratan. Isu tersebut mengatakan bahwa Holy Sword Sect menyimpan sebuah senjata yang berada dikelas legenda, senjata yang belum pernah ada sebelumnya.

Jadi seluruh sekte besar aliran hitam membentuk aliansi untuk menyerang sekte itu. sekte aliran putih juga ikut melancarkan serangan dengan alasan bahwa Holy Sword Sect adalah sekte aliran hitam yang sangat berbahaya.

Pertempuran pun tak terhindarkan, 6 sekte besar aliran hitam dan 7 sekte besar aliran putih menyerang Holy Sword Sect secara bersamaan. pertempuran itu berlangsung sampai 10 hari.

Bertahan selama 10 hari tentu sangat mengejutkan kedua aliansi, hingga pertarungan berakhir dan Holy Sword Sect sudah menjadi reruntuhan.

Aliansi sekte aliran hitam dan putih tidak mendapatkan apa yang mereka cari, dan malah mengalami kerugian. Ribuan murid yang mereka bawa harus gugur dalam pertempuran akibat perlawanan dari Holy Sword Sect.

Tetapi setidaknya mereka tidak mendapat kerugian yang terlalu besar, karena berhasil mendapat teknik-teknik pedang dan teknik Taoist magic tingkat tinggi dari Holy Sword Sect.

Berlalunya waktu dengan cepat, membuat semua cultivator lupa akan Holy Sword Sect. Gunung tempat sekte itupun tidak pernah dikunjungi orang, karena para Demonical Beasr segera bermigrasi kewilayah tersebut.

Tetapi sesuatu yang aneh terjadi kepada Heaven Sky Sect setelah penyerbuan Holy Sword Sect selesai. Mereka seringkali mengirim tetua dan murid-muridnya kewilayah yang berdekatan dengan Holy Sword Sect, meskipun jarak sekte mereka dan tempat itu sangatlah jauh. Tidak ada yang tahu apa yang sedang sekte itu lakukan, bahkan beberapa sekte aliran putih dan hitam mengutus mata-mata untuk menyelidikinya.

Yang tidak orang lain ketahui adalah, Heaven Sky Sect menemukan sebuah catatan yang akan menggemparkan dunia jika isinya tersebar. Tapi setelah ribuan tahun berlalu, cultivator yang menemukannya dan generasi berikutnya sudah meninggal dunia karena waktu dan perang. Tapi mereka tidak menemukan apa yang mereka cari. oleh karena itu, mereka mulai tidak percaya dengan isi catatan itu karena  sudah lama sejak mereka menemukannya, tapi belum ada yang terjadi. Sehingga catatan itupun tersisihkan dan lama kelamaan tertimbun oleh waktu.

500 tahun lagi berlalu. Disebuah kota yang lumayan besar, terlihat seorang wanita dewasa cantik berpupil emas dan berambut hitam, berdiri dengan seorang anak laki-laki berpupil yang sama dengan rambut putihnya yang bergoyang akibat tiupan angin didepan sebuah gerbang besar yang tertulis ‘Clan Li’.

Wanita dewasa itu terlihat sedikit gelisah, sambil menatap lurus kearah pintu gerbang yang tertutup rapat. Sedangkan anak laki-laki yang terlihat berusia 4 tahun itu, sedang sibuk memperhatikan area sekitarnya untuk melihat apakah ada sesuatu yang menarik.

Sampai terdengar suara deritan pintu gerbang terbuka yang berhasil mengalihkan perhatian bocah itu kearah seorang pria dewasa yang memiliki warna rambut yang sama dengannya.

“ayah!” teriaknya sambil berlari untuk memeluk pria dewasa itu.

Ch.1 Klan Li (Arc 1: Pemuda Berambut Putih)

Suasana tegang meliputi ruang pertemuan Klan Li. Hal itu terjadi karena sosok pria tua menatap tajam seorang pemuda yang sedang berlutut 10 meter didepannya. pria tua itu adalah ketua klan Li yang bernama Li Fei, dan pria yang sedang berlutut itu adalah Li Fan putra kedua Li Fei.

"Apakah kamu tahu kesalahan yang kamu perbuat?"

Akhirnya Li Fei pun berbicara setelah waktu yang lama. Li Fan tidak menjawab, dia hanya diam sambil menunduk, dia tau ayahnya itu sedang menahan amarah.

"Kamu meminta pergi mengembara untuk meningkatkan kultivasimu dan aku membiarkannya. Tetapi setelah bertahun-tahun, kau kembali dan mempermalukan keluarga ini!!" Lei Fei kembali berbicara dengan suara yang keras.

"Apakah kamu tidak tau aturan klan!?"lanjut Lei Fei "apakah wanita itu menghapus semua isi kepala mu?!".

"Masalah ini harus diselesaikan sebelum dunia tahu. Sekarang aku memberikanmu kesempatan, buang perempuan dan anak harammu itu dan kembalilah sebagai anggota klan Li" lanjut Li Fei

"Tapi ayah dia sudah sangat mempermalukan klan kita, bagaimana ayah bisa membiarkan masalah ini begitu saja?" Ucap seorang pemuda yang duduk dibarisan pertama sebelah kanan dari Li Fei

Pemuda itu adalah anak pertama Li Fei yaitu Li Zheng yang tidak puas dengan perkataan Li Fei yang ingin memberikan kesempatan pada adiknya itu.

Semua anggota klan Li tahu bahwa Li Fei lebih menyukai Li Fan dibandingkan Li zheng. Selain lebih berbakat, Li Fan sebenarnya adalah sosok yang sangat baik kepada semua orang, berbeda dengan Li Zheng yang memiliki perangai buruk dan lebih sering menghabiskan waktunya dengan kehidupan fana dari pada berkultivasi. Oleh karena itu, Li Fei berharap dimasa depan Li Fan bisa menggantikannya sebagai ketua klan.

Li Fei tidak menggubris perkataan Li Zheng, sehingga membuat Li Zheng semakin kesal. "Ayah lihat lah, semua Tetua klan tidak setuju dengan keputusan yang ayah buat. Bagaimanapun masalah ini sudah sangat mempermalukan klan kita"Li Zheng kembali berbicara.

"Diam!!!" bentak Li Fei

"Aku atau kau ketua klan disini?"lanjutnya sambil menatap tajam Li Zheng dan kemudian kembali menatap Li Fan.

"Tidak ayah, Aku sangat mencintai Yu’er dan Hui'er adalah darah dagingku sendiri, bagaimana mungkin aku membuang mereka?"Li Fan berbicara sambil menatap ayahnya

"Aku tahu ayah sangat kecewa terhadapku, tapi aku tidak pernah kecewa terhadap ayah. Aku minta maaf karna sudah mengecewakan ayah"lanjut Li Fan sambil tersenyum.

"Dasar anak tidak tau diuntung!!"teriak Li Fei sambil berdiri

"Li Chong!, hapus nama anak tak berguna ini dari silsilah keluargaku! Mulai sekarang dan seterusnya, dia dan keturunannya tidak diperbolehkan menginjakkan kaki diklan ini !!!" Perintah Li Fei kepada penasehat klan Li

"pergi dari hadapanku sekarang juga!!"teriak Li Fei kepada Li Fan.

Li Fan pun berdiri dan membungkuk hormat kepada ayahnya, lalu membalikkan tubuhnya kearah pintu keluar. dia berjalan dengan tegap seolah tidak adanya penyesalan didalam hatinya. dilain sisi Li Zheng tersenyum sinis melihat adiknya di usir dari klan.

‘brraaakh!’

Setelah Li Fan keluar dari ruang pertemuan, Li Fei menghancurkan meja yang ada disampingnya dengan sekali pukul hingga tak bersisa."sial!!!!"teriaknya dengan dibantu sedikit Qi sehingga semua orang di ruang pertemuan itu menutup rapat telinga mereka, bahkan telinga para penjaga yang masih berada di tingkat 9 kebawah ranah konsolidasi, mengeluarkan darah dan pingsan karena tidak tahan menahan tekanan Qi dari cultivator yang berada di Void God Realm.

Akan tetapi, Li Fan tidak bisa mendengar teriakan tersebut karena ruang pertemuan itu di lindungi oleh mantra kuno  yang dibuat pendahulu Keluarga Li sejak ratusan tahun lalu. Sehingga ruang tersebut kedap suara dari luar ruangan.

Li Fan terus berjalan menuju pintu gerbang klan Li. Sesampainya dia didepan pintu gerbang, pemuda itu mengeluarkan sedikit tenaga untuk mendorong pintu itu hingga terbuka.

Setelah terbuka, pupil hitamnya menatap kearah 2 orang yang terlihat sedang menunggunya, kedua orang itu tak lain adalah Yang Yu istrinya dan Li Hui anaknya.

“ayah!” Li Hui yang masih berumur 4 tahun berlari tergesa-gesa dari samping ibunya hendak memeluk Li Fan.

Li Fan membalas pelukan hangat anaknya sambil mengelus rambut putihnya. Lalu tatapannya menuju Yang Yu sembari tersenyum manis seolah tidak ada yang buruk terjadi.

Tetapi Yang Yu tahu, dibalik senyuman yang indah itu tersimpan kekecewaan yang mendalam.

"ayo pergi"kata Li Fan sambil menggendong Li Hui.

"kemana kita akan pergi suamiku?"tanya Yang Yu dengan suara lembutnya itu.

"tidak jauh dari sini ada sebuah kota, kita bisa menginap sebentar disana" balas Li Fan sambil berjalan dan kemudian diikuti Yang Yu disampingnya. mereka tidak membawa apa-apa, karena semua barang mereka sudah disimpan didalam Spatial Ring milik Li Fan.

Mereka terus berjalan menuju kota terdekat. Li Fan dan Yang Yu tidak bisa menggunakan teknik lari mereka, karena adanya Li Hui yang belum membentuk dantian didalam tubuhnya. Seiring berjalannya waktu, akhirnya mereka sampai di gerbang Kota Chang, pada saat itu langit sudah mulai gelap sehingga mereka memutuskan untuk segera mencari penginapan supaya bisa beristirahat dan membersihkan diri mereka.

Li Fan merebahkan Li Hui yang sudah tertidur kekasur. "maafkan ayah Hui’er" kata Li Fan sambil mengelus kepala Li Hui.

"aku yang harusnya minta maaf suamiku, gara-gara aku kamu dikeluarkan dari klanmu sendiri" Ucap Yang Yu tiba-tiba.

"Apa maksudmu? Jangan pernah berpikir bahwa ini adalah kesalahanmu, ini adalah keputusanku sendiri" balas Li Fan lembut sambil memeluk Yang Yu.

"sebaiknya kamu mandi dulu biar aku meminta makanan kebawah" lanjut Li Fan yang dibalas anggukan Yang Yu sambil megusap air matanya.

Satu jam kemudian,Li Hui bangun dari tidurnya dan kemudian Yang Yu membantunya membersihkan diri, mereka pun makan dan beristirahat.

Setelah berdiskusi panjang, Li Fan dan Yang Yu  memutuskan untuk pergi ke sebuah desa yang lumayan jauh dari kota ini yang bernama Desa Daun.

Mereka sudah pernah singgah didesa itu, dan menurut mereka tempat tersebut adalah tempat yang cocok untuk berdiam dalam beberapa waktu.

Keesokan paginya, dunia masih gelap gulita, meski sudah terlihat remang-remang cahaya matahari dari ujung timur. Li Hui bersama kedua orangtuanya sudah keluar dari penginapan. Li Fan memutuskan untuk  menggunakan kuda dalam perjalanan ini, jadi dia membeli dua ekor kuda semalam, memang kuda tidak jarang digunakan oleh para cultivator apabila tempat yang ingin mereka tuju cukup jauh, karena mereka bisa menghemat penggunaan Qi.

Derak kuda terus terdengar sepanjang hari, Li Fan memutuskan supaya mereka terus melanjutkan perjalanan tanpa isitirahat, meskipun matahari sudah sejajar dengan kepala mereka. Memang mereka berdua tidak memiliki masalah jika melakukan perjalanan sepanjang hari, tetapi dengan keberadaan Li Hui, mereka harus lebih berhati-hati. Namun berkat Qi Yang Yu yang hangat, Li Hui bisa beristirahat dengan tenang. Hingga akhirnya mereka pun sampai kedesa tujuan mereka yaitu Desa Daun.

Ch.2 Hadiah

3 tahun berlalu setelah Li Hui dan kedua orang tuanya tiba didesa daun.

Suara seruling yang indah dan merdu diiringi suara aliran air, menghiasi suasana sejuk disiang hari dipinggir sungai. Terlihat dua orang anak yang kira-kira berusia 7 – 8 tahun, sedang duduk dan rebahan dibawah pohon rindang 3 meter dari tepi sungai.

Salah satu dari mereka terlihat sedang memainkan seruling dengan serius, anak muda itu adalah Li Hui. sedangkan satu orang lagi yang bernama Shi Hao, sedang menutup mata sembari rebahan menikmati alunan nada seruling Li Hui.

“keahlian bersulingmu sudah meningkat sejak terakhir aku mendengarnya Hui” Shi Hao mengeluarkan suaranya untuk memuji Li Hui, tapi kedua matanya masih tertutup.

Li Hui tidak membalas pujian Shi Hao, melainkan terus meniup seruling bambunya sembari menggerakkan jari-jarinya untuk menghasilkan nada merdu.

10 menit kemudian, bunyi yang keluar dari seruling Li Hui berhenti, kemudian pemuda itu membuka kedua matanya dan memperlihatkan irisnya yang berwarna emas.

“ini berkat ayahmu saudara Hao” suara singkat terdengar dari mulut Li Hui.

“bagaimana mungkin ini karena ayahku? Dia bahkan tidak pernah mengajarimu cara memainkan seruling.” Ucap Shi Hao sambil menegakkan punggungnya.

“dia memang tidak pernah mengajariku, tapi dengan memainkan serulingnya didepanku sudah sangat membantu”

“huuuh. Aku iri padamu Hui”

Shi Hao menghembuskan nafasnya dengan berat, sangat jelas bahwa dia cemburu dengan bakat Li Hui dalam memainkan seruling. Bagaimana tidak?, dia yang setiap hari menerima pelatihan dari ayahnya untuk bermain seruling, hanya bisa memainkan bagian dasar saja. Tetapi Li Hui yang bahkan tidak pernah dilatih ayahnya bermain seruling, sudah melampauinya hanya dengan memperhatikan saja tanpa mendengar penjelasan-penjelasan yang sangat membosankan dari ayahnya. Kalau bukan bakat, ini disebut apa?.

Dia sudah pernah meminta ayahnya untuk ikut mengajari Li Hui bermain seruling, tapi ayahnya menolak dengan mengatakan "dengan sekali lihat ayah sudah tahu bahwa anak itu memiliki bakat, jadi tidak ada gunanya ayah mengajarinya karena itu akan menghambat perkembangannya. Biarkan dia belajar sendiri maka pengetahuannya akan terus bertambah seiring berlalunya waktu".

Tentu perkataan ayahnya itu membuat Shi Hao semakin iri, tapi iri hatinya tidak sampai membuatnya benci kepada Li Hui, karena dia adalah satu-satunya sahabatnya didesa ini.

“ayo kembali, sepertinya para pemburu sudah kembali dari hutan.”

Li HUi bangkit berdiri yang diikuti Shi Hao. Kedua anak muda itu kemudian berjalan kearah desa mereka.

‘Flashback on’

“apakah ini desa yang kamu maksud suamiku?” suara merdu Yang Yu terdengar.

Langit sudah sangat gelap saat mereka tiba disebuah gerbang desa. Desa itu tidak terlalu besar tapi terlihat ramai karena peletakan obor yang ada dimana-mana. Ditengah gerbang itu tertulis ‘Desa Daun’.

“dari nama desa yang tertulis digerbang, sepertinya benar” jawab Li Fan. “tunggu disini biar aku masuk terlebih dahulu”

Li Fan memajukan kudanya masuk kedalam desa. Setelah dia melewati gerbang, pemuda itu mendapati warga desa yang sedang berkumpul mengelilingi api unggun. Suasana itu terlihat sangat menyenangkan karena senyuman dan tawa riang melingkupi mereka.

Hingga seorang pria paruh baya yang sedang tertawa, secara tak sengaja melihat Li Fan. Jadi tawa pria paruh baya itu segera berhenti. Merasa heran, orang yang tertawa bersamanya, mengikuti arah tatapan pria paruh baya itu dan dia juga berhenti.

Kedua orang itu segera berdiri, dan berjalan kearah Li Fan. Hal itu membuat semua warga desa yang berkumpul langsung diam dan selanjutnya berdiri dari duduknya dan mereka terlihat waspada melihat Li Fan.

Li Fan segera turun dari kudanya, dan berjalan mendekat. Dia menampilkan sikap yang ramah dengan senyuman dibibirnya.

“maaf karena menganggu kegiatan saudara sekalian, saya hanya ingin bertanya apakah desa ini menerima pendatang baru?. Aku dan keluargaku datang dari tempat yang jauh dan ingin menetap disuatu desa dan sejujurnya saya memutuskan desa ini, karena saya pernah kedesa ini sebelumnya.”

Ucap Li Fan dengan nada sopan. Semua perkataanya adalah kebenaran, sebelumnya dia pernah datang kedesa ini beberapa tahun yang lalu. dalam sekali pandang, dia sudah terpana dengan desa ini karena warganya sangat ramah.

Merasa tidak ada ancaman yang datang dari Li Fan, kedua orang itu segera tersenyum dan mulai memperlakukan Li Fan dan keluarganya dengan ramah.

Kegiatan warga desa itu kembali berlanjut dan bertambah meriah, karena suasana hati mereka semakin senang melihat warga baru mereka.

Saat tengah malam, Li Fan dan Yang Yu tiba disebuah rumah sederhana. Rumah itu adalah milik kepala desa yang dikhususkan bagi pendatang baru yang ingin menetap sebelum rumah mereka dibangun.

Yang Yu membaringkan Li Hui ditempat tidur yang terbuat dari papan, meskipun ini pertama kalinya mereka tidur ditempat tidur seperti itu, mereka tidak protes karena itu sudah lebih dari cukup.

Hari berlalu dengan cepat, dalam hari-hari itu Li Hui sudah mulai bergaul dengan anak-anak yang seusia dengannya, tapi hanya Shi hao yang dianggapnya sebagai teman karena anak itu cocok dengan kepribadiannya.

Warga setempat saling bahu membahu untuk membangun rumah baru keluarga Li Hui. Dan sesekali Li Fan juga ikut dalam kegiatan berburu untuk persediaan makanan seluruh warga desa.

‘Flashback Off’

Sesampainya mereka didesa, Li Hui dan Shi Hao langsung berpisah, Li Hui menuju rumahnya yang berada disebelah timur, dan Shi Hao berjalan kearah utara.

Li Hui berjalan dengan tenang sembari memainkan seruling bambu ditangan kirinya. Ketika dia bertemu warga desa, dia akan tersenyum dan menyapa mereka.

Setelah 5 menit berjalan, Li Hui akhirnya sampai didepan rumahnya. Terlihat Li Fan dan Yang Yu sedang duduk dikursi bamboo yang dibuat didepan rumah.

“ayah ibu!” teriak Li Hui yang berhasil mengalihkan perhatian Li Fan dan Yang Yu.

“akhirnya kamu pulang juga, kami sudah lama menunggumu Hui’er.” Ucap Li Fan.

“kenapa ayah dan ibu menungguku?, bukankah aku sudah biasa pulang jam segini?” Tanya Li Hui sambil duduk diantara kedua orangtuanya itu.

Li Hui memiliki kepribadian yang unik, dia akan sangat marah pada orang yang menganggunya, dia juga bisa menjadi pendiam, dan akan berubah menjadi anak yang baik serta manis kepada orang-orang yang dia sayangi atau orang yang dekat dengannya.

Tetapi kepribadian yang sering dia tampilkan diluar rumah adalah sifat pendiamnya. Hal itu yang membuat tidak banyak anak seumurannya bergaul dengannya. Tapi Li Hui tidak menghiraukan mereka dan terus menjalani kesehariannya dengan baik, meski beberapa kali anak-anak itu akan menganggunya dan Shi Hao.

“tentu saja kami harus menunggumu, bukankah hari ini adalah hari special?” Yang Yu mengusap rambut putih Li Hui.

“hari special? Hmm..bukankah hari ini adalah hari ulang tahunku!?” teriak Li Hui sambil berdiri.

“hahahaha. Selamat ulang tahun Hui’er” ucap Li Fan dan Yang Yu bersamaan.

“terimakasih ayah ibu” Ucap Li Hui sambil memeluk Yang Yu.

Kedua orang dewasa itu tidak menjawab perkataan Li Hui, mereka hanya tersenyum manis melihatnya.

“oi oi oi, apakah ayah tidak mendapat pelukan?”

“hm, aku tidak akan memeluk ayah, sebelum ayah memberikan hadiahku” Li Hui menatap Li Fan.

“hahaha, ternyata anakku sangat licik” Li Fan tertawa menanggapi perkataan Li Hui.

“bukankah itu berasal darimu?” ucap Yang Yu membuat tawa Li Fan berhenti dan menatap istrinya, seolah bertanya ‘dariku?’.

“hmm, baiklah, karena anakku sudah berumur 7 tahun, ayah akan memberikanmu hadiah ini.”

Li Fan mengangkat tangan kanannya yang kosong, lalu tiba-tiba sebuah pedang tipis berwarna hitam yang masih bersarang disarungnya muncul ditelapak tangannya.

“waaah, ayah serius memberikanku pedang ini?”

“tentu saja, pedang ini adalah Spirit tool Mortal Tier, meskipun kelasnya rendah untuk seorang Cultivator, tetapi untukmu ini sudah sangat bagus karena pedang ini jauh lebih kuat dari pedang biasa.”

Li Fan menjelaskan dengan semangat, begitu juga dengan Li Hui yang mendengarkan penuh semangat.

“meskipun tadinya aku berharap ayah memberikanku seruling baru, tapi ini sudah sangat berharga. Terimakasih ayah!!”

“seruling?, apakah kau ingin seruling baru?”

“tidak perlu ayah, pedang ini sudah cukup. Tapi, apakah aku bisa meminta sesuatu kepada ayah dan ibu?”

“tentu saja, apa yang kamu minta Hui’er” balas Yang Yu.

“hmm, aku ingin menjadi cultivator seperti ayah dan ibu. Bisakah kalian melatihku?”

Li Fan dan Yang Yu saling bertatapan cukup lama, seolah sedang berbincang dalam tatapan.

“tanpa kamu minta, ayah akan tetap membuatmu menjadi cultivator Hui’er. Jadi karena kini umur kamu sudah cukup, maka mulai besok ayah akan melatihmu.”

“Benarkah ayah?.. Terimakasih ayah!” Li Hui langsung menjatuhkan tubuhnya kedalam pelukan Li Fan. Sedangkan Li Fan dan Yang Yu tertawa bahagia melihat tingkah anak semata wayangnya itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!