NovelToon NovelToon

KAWIN KONTRAK

BAB 1

PROLOG

Pyaaaarrr !!!!

Hantaman keras di cermin menimbulkan percikan kaca menggenangi lantai .

Tangannya masih mengepal , sementara darah mengucur melalui sela-sela jarinya .

Wajahnya merah padam menatap bayangan yang masih nampak di sisa kaca yang masih menempel di dinding .

Wanita itu tertunduk di sana , tangisnya pecah . Bahunya bergetar menahan isakan yang makin menjadi .

Ia mundur beberapa langkah ,menghindari percikan kaca yang hampir mengenai kakinya tadi .

" Aku minta maaf ...Mas ." Ucapnya lirih , hanya terdengar samar saja suaranya . Tanpa berani menatap laki-laki yang pernah menjadi bagian terpenting dalam hidupnya .

Mungkin ...

Sebentar lagi semua akan hilang , bersama semua kenangan indah yang pernah mereka rengkuh bersama selama bertahun-tahun .

Semua akan hilang bersama luka yang ia torehkan di atas cinta yang mereka rajut bersama .

Setelah beberapa saat , ia memberanikan diri mengangkat kepalanya .

Menatap dari balik bayangan cermin , meski hanya menyisakan beberapa bagian serpihan kaca , tapi ...tatapan mata itu terlihat begitu jelas menatapnya .

Sorot mata yang dulu bahkan tadi mungkin masih menatapnya dengan penuh cinta .

Sekarang ...tatapan itu penuh amarah kebencian . Sorot mata yang tajam membuatnya merinding ketakutan .

Ia membalikkan badan dan kini mereka berdiri berhadapan , lalu berjalan mendekat .

" Memang apa kelebihan laki-laki itu dari aku haaaaah ?!" Sentak Yuda , membuat terkejut .

Kinan hanya berani menatapnya , tanpa berani bersuara .

" Jawab ..!!!!" Kali ini suaranya lebih keras .

Kinan tersentak , tapi hanya bisa menangis menyembunyikan debaran jantungnya yang serasa berhenti mendengar teriakan suaminya .

" Nggak ada ..." Jawab nya pelan ." Dia memang tidak sekaya dan sebaik kamu mungkin ...tapi aku hanya merasa nyaman saat bersamanya ."

Yuda mencibir ." Nyaman ...hanya itu ...?"

Kinan mengangguk .

" Jadi ...selama 5 tahun ini kamu tidak merasakan kenyamanan itu haaaaah....?!!!!"

Kinan kembali terisak ,ia beberapa kali mengusap matanya yang sembab ." Aku minta maaf Mas ..." Ulangnya ." Aku ...aku nggak tahu kenapa ini bisa terjadi ...aku cuma merasa pernikahan ini sangat membosankan , aku memang mendapatkan semua dari kamu harta , cinta dan semuanya ..tapi .."

" Cukup ..!!!" Yuda menatapnya tajam ." Sekarang mau kamu apa ?"

Lagi-lagi Kinan hanya menggelengkan kepala .

Yuda menarik nafas panjang ,sambil mengusap rambutnya .Darah yang membasahi punggung telapak tangannya kini merembes ke pergelangan tangannya .

Ia meringis pelan merasakan perih di tangannya ,meski mungkin tak seperih perasaannya saat ini . Dikhianati oleh orang yang paling dicintainya itu .

" Apa kamu mau bersama laki-laki itu ?" Tanya Yuda lagi ,kali ini dengan nada sedikit pelan , ia mulai bisa menguasai dirinya sendiri ,dengan tak membiarkan emosi menguasai hati dan pikirannya .

Kinan tersentak , lantas menatapnya ." Bagaimana dengan Sasa ?" Tanyanya balik . Lebih ke arah penyesalan dari dalam lubuk hatinya .

" Sasa ?" Ucap Yuda sambil mendekat ,kini wajah mereka nampak sangat dekat ." Apa kamu mengingatnya saat bersama laki-laki itu ?"

Kinan diam .Ia merasa salah . Kesalahan terbesar yang pernah dilakukannya , tapi apa bisa ia memperbaiki semuanya sekarang ...

" Apa kamu pikir pacar kamu itu bisa menerima Sasa ?" Tanyanya lagi .

Kinan masih diam , lalu menggelengkan kepalanya pelan .

Yuda menjauh , merasa jijik dengan wanita di depannya itu kini .

Dulu , ia sosok paling sempurna dalam hidupnya .

Kebersamaan yang mereka rajut selama 1 tahun berpacaran sangatlah indah .

Kinan Aurora ...

Dikenalnya saat awal masuk kuliah .Hubungan yang sangat indah tentunya .Tanpa ada halangan , cinta mereka pun mendapatkan restu dari keluarga .

Sampai di tahun kedua waktu kuliah , mereka memutuskan untuk menikah .

Saat itulah hidup baru dimulai ..

Mereka menyelesaikan kuliah bersama dan Yuda meniti kariernya dengan meneruskan perusahaan Papanya .

Kehidupan mereka makin sempurna dengan kehadiran Sasa setelah pernikahan mereka memasuki tahun pertama .

Dan kini ...semua yang terasa indah selama bertahun-tahun ,hilang tak berbekas dan hanya menimbulkan luka karena sebuah pengkhianatan .

" Jangan pernah temui Sasa lagi ." Ucap Yuda tiba-tiba .

Kinan membelalakkan matanya ." Tapi Mas ..."

" Kalau Sasa tahu kelakuan Mamanya ...apa kamu pikir dia bisa menerima semuanya ?" Sindirnya .

Kinan mendesah pelan ." Sasa masih terlalu kecil untuk mengerti semua ini ."

" Baguslah ...setidaknya kamu bisa berpikir jernih ...memikirkan perasaan anak kamu sendiri ." Yuda melengos .

" Aku tidak mau lagi ada pertengkaran sekarang ." Ucap Yuda lagi , ia mulai tenang sekarang . Meski hatinya hancur tak bersisa .

Ia menatap jam di tangannya .

" Sebentar lagi Sasa pulang dari sekolah ...kamu ambil barang-barang kamu ...jangan sampai ada yang tersisa dan cepat pergi sebelum Sasa sampai di rumah ." Pungkasnya .

Kinan menatapnya tak percaya .

Yuda berjalan keluar kamar , sambil mengusapkan tangannya yang penuh darah ke baju yang kini pun sudah bernoda , sama seperti hatinya .

" Tunggu Mas ." panggil Kinan .

Yuda membalikkan badannya .

Mereka bertatapan lagi .

" Bagaimana sama hubungan kita sekarang ?" Tanyanya pelan .

" Aku akan urus surat cerai kita secepatnya , bukannya itu yang kamu mau ?" Sindirnya lagi , dengan tersenyum sinis .

Lalu berbalik dan keluar kamar .

Kinan duduk di pinggir ranjang , mengamati setiap detail kamar yang selama 5 tahun ditempatinya . Menjadi saksi dari kebahagiaan yang mereka rengkuh bersama sebagai keluarga .

Ia lalu berdiri dan melangkah ke lemari yang ada di sudut ruangan .

Mengemasi semua barangnya . 30 menit lagi Sasa sampai di rumah .

Ia mengambil pigura foto yang ada di rak atas lemarinya .

Sasa tersenyum manis di sana , dengan rambut panjang nya yang terkuncir dua .

" Maafin Mama sayang ." Ucapnya lirih , mendekap foto itu di dadanya .

Air matanya meleleh . Semuanya berakhir sekarang .

Ia kehilangan semuanya .

Suami , Anak dan rumah ini .

Ponselnya di atas kasur berdering , ia buru-buru meraihnya .

Panggilan masuk .

Dimas .

BAB 2

Pagi ini ..

Luna masih mematung di depan kaca , merapikan rambut panjangnya ..hanya dengan menyisirnya sebentar , lalu merapikan lagi dengan jari-jari tangannya ,

Setelah memoleskan bedak tipis di wajah , ia memakaikan lipstik warna peach di bibir mungilnya .

Selesai .

Ia menunduk , melihat map coklat yang tergeletak di meja rias , lalu mengambilnya .

Untuk kali ini ia tak boleh gagal lagi .

Soal pendidikan memang ia sangat beruntung , bisa mendapatkan beasiswa sampai jenjang S 1 , berkat kepintarannya .

Seandainya tak mendapatkan itu semua , mana mungkin ia bisa mencapai semua mimpinya itu . Untuk melanjutkan sekolah sampai SMA saja pasti membuat mama nya kalang kabut tak karuan .

Perekonomian mereka cukup sulit setelah papa meninggal .

Apalagi ditambah dengan kanker yang menggerogoti tubuh papa hampir 3 tahun lamanya sebelum beliau berpulang .

Seluruh harta habis tak bersisa karena dulu hanya papa yang mencari nafkah . Semenjak sakit , kondisi ekonomi keluarga mereka pun menurun drastis .

Mama tak bisa menggantikan sepenuhnya posisi Papa untuk mencari nafkah karena harus mengurus keperluan Papa juga pastinya .

Sampai mereka harus kehilangan rumah , sebuah mobil juga yang walaupun tak begitu bagus tapi bisa menopang kegiatan mereka sehari-hari dulu .

Sekarang ...semua habis tak bersisa .

Meninggalkan mereka berdua , di sebuah rumah kontrakan kecil dan sebuah warung makan yang baru dijalankan mama sejak setahun terakhir .

Lumayanlah untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka .

" Braakkkkk !!!!" Suara gebrakan di depan mengejutkannya .

Ia mengambil tas dan map nya lalu bergegas keluar kamar .

Mama tengah berdiri di sudut warungnya . Bibirnya bergetar ketakutan .Sementara tangannya memegangi dompet hitam .

Ia bergegas menghampiri , melihatnya datang mama langsung memeluknya .

Sementara 2 pria bertubuh kekar , satu berambut gondrong terikat ke belakang , satu berkepala plontos dengan tato memenuhi lengannya , menatapnya lekat .

Pria yang berkepala plontos mendekat ke arah mereka .

" Ibu sudah menunggak selama 3 bulan , sudah tahu kan bunganya berapa ?!" Sentaknya .

Mama tersentak mendengarnya berteriak . Air matanya meleleh , jantungnya berdegup kencang , ia memegang kuat lengan Luna .

Seumur hidup ,ini menjadi hal terberat dalam hidupnya . Tak pernah terlintas dalam benaknya akan berada di posisi sekarang .

Setiap hari harus merasa ketakutan akan penagih hutang yang bisa kapan saja muncul .

Warungnya tak terlalu banyak pengunjung akhir-akhir ini , hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan harian mereka . Kalau untuk mencicil hutang ...bahkan untuk membayar bunganya pun ia tak sanggup .

" Ma...maaf Pak , saya janji ...saya janji akan membayar semuanya , tapi sekarang saya benar-benar tidak ada uang ." Ucapnya terbata , membuka dompet hitam yang sedari tadi di genggamnya dengan tangan bergetar . Mengeluarkan uang 500 rb dari dalamnya .

" Saya...saya cuma punya ini ." Lagi-lagi dengan tangan bergetar ia mengulurkannya ke pria itu .

" 500 rb ...?!" Pria itu mendelik ." Bahkan untuk membayar bunga nya saja tidak cukup !" Sentaknya lagi .

Ia kembali tersedu ...meratapi nasibnya sendiri . Sekarang ...tak ada lagi tempatnya bersandar , mereka hanya hidup berdua sekarang .

Ingatannya kembali ke masa itu ...

6 bulan sebelum meninggal , kondisi suaminya semakin menurun , harus kemoterapi dan beberapa pengobatan lain yang cukup memakan biaya besar , sementara ia tak punya apa-apa lagi . Seluruh hartanya habis tak bersisa .

Tapi ..tak ada kata alasan untuk itu , ada ataupun tak ada uang suaminya tetap butuh penanganan dokter .

Tak ada yang bisa dilakukan saat itu . Tak ada juga yang bisa membantu . Teman , saudara dan kerabat tak ada satupun yang membantu . Untuk berhutang ke bank pun ia tak sanggup , ia tak punya apa-apa lagi untuk di jaminkan dan kondisi suaminya yang terus menurun membuatnya harus berpikir cepat . Tak ada pilihan lain lagi selain mendatangi lintah darat tak jauh dari rumah kontrakannya sekarang .

Meski dengan bunga besar dan tanpa menjaminkan apapun . Ia langsung menerimanya , tanpa berpikir panjang , karena saat itu yang terpenting adalah nyawa suaminya .

Waktu berlalu dan berganti bulan .Semua terasa semakin sulit , ia hanya mampu membayar di awal-awal saja . Itupun dengan bekerja keras dan menghemat setiap pengeluaran setiap harinya .

Kini ...3 bulan belakangan , rasanya semakin sulit untuk menyisihkan penghasilannya yang memang tak seberapa , untuk kehidupan sehari-hari saja sudah sulit karena warungnya sedang sepi , apalagi harus membagi uang untuk membayar hutang . Dari mana lagi ia bisa mendapatkan itu semua .

" Kasih saya waktu 1 bulan ." Ucap Luna tiba-tiba . Mamanya langsung menatapnya kaget .

Begitupun pria plontos itu yang langsung memelototinya .Lalu ia terbahak .

" Oh ya ...yakin kamu bisa mendapatkan uang 100 juta hanya dalam waktu sebulan ?!" Sindirnya .

Luna mengangguk mantap . Padahal hatinya juga gamang . Bagaimana mungkin ia bisa mendapatkan uang sebanyak itu , disaat pekerjaan pun belum di dapatnya sekarang .Apapun itu ia tak mau menunjukkan ketakutannya sekarang .

Pria itu tiba-tiba mendekat , membuat Luna memundurkan sedikit badannya .

" Saya nggak yakin , tapi ..kalau kamu menyerah saya ada saran lain yang tidak akan memberatkan kamu .."

Luna memicingkan mata ." Apa ?" Tanya nya penasaran .

" Saya akan mengenalkan kamu dengan Bos Herman ." Pria itu menatapnya dari bawah ke atas , membuatnya risih ." Cantik ." Ucapnya pelan ." Pasti Bos mau kalau kamu menjadi istri muda nya ." Lalu terbahak .

Luna melotot , sambil menatap mamanya .

Pria itu mulai menjauh , lalu memberi kode pada temannya untuk pergi .

" 1 bulan ." Ucapnya lagi sebelum berlalu .

Luna menarik nafas panjang , setelah dua orang itu pergi .

" Lun kenapa kamu ngomong begitu ?" Tanya Mama panik .

" Nggak papa Ma , yang penting mereka pergi sekarang ."

" Tapi bagaimana kalau bulan depan mereka kesini lagi dan menagih janji kamu ?"

Luna tersenyum tipis ." Pasti ada jalan keluar Ma ." Ucapnya yakin .

Mama menatapnya lekat , sambil melihat map di tangannya .

" Kamu mau kemana ?"

" Melamar kerja , Mama doakan yah .."

Luna mengambil ponsel dan melihat alamat kantor yang akan didatanginya .

" Kamu melamar dimana ?"

" PT Perwira Nusantara ."

BAB 3

Ditatapnya lagi bayangan tubuhnya di cermin .

Sesekali ia merapikan jas dan dasinya .

Hari ini sangat penting untuknya . Meeting kali ini dengan PT Angkasa akan semakin melebarkan sayap untuk perusahaannya sendiri .

Ia tersenyum , menatap pantulan wajahnya sendiri di dalam cermin .

Kerja kerasnya selama 1 tahun belakangan ini akan terbayar tuntas dengan kerjasama nya dengan PT Angkasa yang sangat berperan penting dalam perusahaan yang kini resmi menjadi miliknya , setelah Papa memutuskan untuk pensiun dan menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab itu padanya , sebagai anak tunggal .

PT Perwira Nusantara sudah didirikan Papanya sejak 25 tahun lalu dan sekarang menjadi salah satu perusahaan di bidang property terbesar di negeri ini .

Arya Yuda Perwira , sebagai salah satu yang berperan penting dalam kemajuan yang cukup pesat pada perusahaan Papanya itu tentu saja sangat membanggakan bagi dirinya , bisa meneruskan apa yang sudah dirintis Papanya dari nol .

Sampai sekarang memiliki ribuan karyawan yang harus ia naungi .

Ia mengambil botol parfume dan menyemprotkan di pergelangan tangannya , lalu membalikkan badan , mendengar pintu kamarnya terbuka .

" Papa ." Sasa muncul di sana , sudah rapi dengan seragam sekolahnya .

" Hai sayang ...udah siap berangkat ?"

Sasa mengangguk .

Arya bergegas menghampiri , lalu mengulurkan tangan dan Sasa dengan sigap menggenggam telapak tangannya .

" Kita sarapan dulu ." Ucapnya , sembari berjalan ke ruang makan .

Di ruang makan ...

Suster Mia sudah cekatan mempersiapkan bekal dan memasukkan ke dalam tas Sasa .

Sementara Minah menyiapkan sarapan mereka .

Hari ini ada nasi goreng udang tersaji di meja .

" Mbak Minah udah buatin nasi goreng kesukaan Sasa nih ...mau diambilin sekarang ?" Tawarnya .

Sasa mengangguk senang .

" Bapak mau nasi goreng atau roti ?" Tawarnya lagi .

" Nasi Goreng aja ." Jawab Arya .

Tak lama mereka sibuk menghabiskan sarapan . Sasa nampak lahap menghabiskan sarapannya .

" Sus ..." Panggil Arya pada Mia .

Mia menghentikan kegiatannya dan menatapnya ." Iya Pak ."

" Nanti kalian ke sekolah berangkat saya antar , kalau pulang nya biar dijemput Pak Sanusi ."

Sasa menatap Papanya ." Tapi aku mau pulang sama Papa aja ." Rengeknya .

" Nggak bisa sayang ...Papa ada meeting mungkin sampai sore ."

Sasa memanyunkan bibirnya ." Besok , InsyaAllah ...Papa yang antar jemput ..oke .."

Sasa mengangguk juga , meski masih menggerutu .

" Oh iya Pak ." Kali ini Mia bersuara ." Hari Kamis di sekolah ada cooking class ."

Arya menatapnya ." Terus ...?"

" Harus ada orang tua yang menemani..." Mia diam sebentar ." Lebih diutamakan bersama mama nya ." Ucapnya pelan , lalu menatap raut wajah Arya yang langsung berubah .

" Iya Pa ." Sambung Sasa ." Aku maunya ditemeni Mama aja ."

Arya menghentikan makannya dan menatap putri kecilnya itu .Ini sudah satu tahun berlalu dan sejak itu pula ...Sasa selalu seperti ini hampir setiap hari , meski ia sudah berusaha mengalihkan perhatian untuk hal lain .

Memang tak bisa menyalahkan , di usianya yang sekarang Sasa sangat membutuhkan perhatian dari orang tua terutama Mamanya , tapi ...mau tak mau ia harus menerima kenyataan pahit ini .

" Sa ...kan Papa udah bilang kalau Mama itu nggak ada , sedang bepergian jauh ." Selalu itu yang menjadi alasan , entah sampai kapan Sasa akan percaya . Suatu hari saat ia semakin mengerti , pasti alasan ini akan menjadi pertanyaan besar dalam benaknya .

" Papa aja yang menemani gimana ...?" Rayunya lagi .

Sasa menggeleng ." Tapi teman-teman Sasa semua sama Mamanya ." Ucapnya memelas .

" Atau Sasa sama suster dan juga Oma ?" Tanyanya lagi , pilihan kali ini pasti Sasa akan setuju .

Lagi-lagi ia menggeleng .

Arya menarik nafas panjang .Setiap hari ia harus menghadapi situasi seperti ini . Saat Sasa menuntut keberadaan Mamanya dan saat itu pula ia sibuk membuat alasan yang bisa diterima putrinya itu .

Kali ini sepertinya ia tetap teguh pada pendiriannya .

" Sasa mau sama Mama ." Ucapnya lagi , mulai merengek .

Arya diam , tak tahu dan bingung harus berkata apalagi sekarang .

" Kalau Sasa ke sekolah sama mama baru gimana ?"

Semua menatap ke arah suara .

Karina muncul disana , berjalan dari ruang tamu .

" mama baru siapa oma ?" Tanya Sasa bingung .

" hmm ...ya mama baru , Sasa mau kan punya mama lagi ?"

Sasa mengangguk .

" Baiklah nanti Papa akan memberikan Mama baru untuk Sasa ."

Sasa melonjak kegirangan , sementara Arya membelalakkan matanya , bingung , menatap mama nya .

" Ya sudah sekarang Sasa ke mobil dulu sama suster ...Oma mau bicara sama Papa dulu ."

" Iya Oma ." Jawab Sasa dengan girang ,lalu menggandeng tangan Mia dan mereka berjalan keluar .

" Ibu mau saya buatin teh jahe ." Ucap Minah .

" iya boleh ."

Minah berjalan ke dapur .

" Mama ngomong apa sih ?" Tanya Arya heran , mereka tinggal berdua sekarang di meja makan .

Karina menatapnya ." Memangnya kenapa ... ada yang salah ?"

" Ya salah Ma ...jangan memberi janji sama Sasa , nanti dia akan menagihnya terus . " Ucapnya lagi sambil meminum kopi yang tersaji di depannya .

" Ya memang itu tujuan mama ."

" Uhuuuk ...." Ucapan mama membuatnya tersedak . Ia mengambil tissue dan mengusap mulutnya ." Maksud mama apa ?"

" Sudah saatnya kamu mencari pengganti Kinan ." Ucapnya lugas .

Arya mendelik ." Aku nggak mau ." Tolaknya .

" Jangan egois ...Sasa sangat membutuhkan sosok ibu dalam hidupnya . "

Arya mendesah pelan ." Aku bisa memenuhi semua ...jadi papa dan mama buat Sasa ."

" Oh ya ...mana buktinya ...tadi mama lihat sendiri bagaimana Sasa merengek menanyakan mamanya ."

Arya menundukkan kepalanya sebentar ." Sasa sudah biasa seperti itu Ma ...nanti juga dia lupa ."

" Mau sampai kapan kamu membohonginya seperti ini...?"

" Nanti kalau dia sudah mengerti ,aku pasti menceritakan yang sebenarnya ."

" Dan membuat Sasa sedih ...itu mau kamu ..?"

Arya mengusap wajahnya perlahan . " Lalu aku harus bagaimana Ma ?" Ucapnya akhirnya .

" Nggak perlu menceritakan apa yang telah terjadi dan kalian harus memulai hidup baru ."

Arya menatapnya kaget ." Hidup baru ?" Ulangnya .

Karina mengangguk ." Dengan memberikan mama baru untuk Sasa ."

" Tapi Ma ..."

" Kalau kamu kesulitan mencari wanita yang tepat untuk jadi istri kamu ...mama yang akan bantu ."

" Nggak .." Tolaknya ." Aku nggak mau dijodohin ."

" Ya sudah ...kalau begitu kamu harus mencari ...secepatnya dan kali ini mama nggak bisa bantu kamu untuk membujuk Sasa di acara sekolahnya lusa ."

Karina berdiri dan berjalan ke dapur .

Arya diam , menghabiskan sisa kopinya yang tinggal sedikit . Terasa pahit di lidahnya , seperti pahit yang dirasakannya kini .

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!