Kring......
Kring.....
Alarm berbunyi memenuhi seisi ruangan.
dengan cekatan Ayu bangkit dengan mata terpejam, menggeliatkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri.
" Ahhhh kenapa sih cepet banget paginya " Teriak kecil dari bibir Ayu, maklum saja seharian dia begitu harus melakukan banyak hal.
Waktu menunjukan pukul tujuh pagi. Ayu bergegas untuk pergi ke toko kecil yang telah iya jalani selama tiga tahun terakhir.
karena Ayu baru memiliki satu toko, Ayu hanya mengerjakan semuanya sendiri tanpa bantuan karyawan, ditambah harus pergi kuliah juga.
" Ah,! tinggal sendiripun tidak membuatku bisa bersantai. tugas kuliah menumpuk. pekerjaan juga nggak beres. " Tidak tahu mau kesal dengan siapa, yang jelas terkadang dia sebal dengan dirinya sendiri dan waktu yang begitu cepat berjalan.
ketika Ayu telah siap untuk berangkat, tiba-tiba berhenti mobil mewah berwarna hitam.
Ayu tersenyum dengan cerah menambah kesan cantik dan manis diwajahnya yang memang sudah cantik karena Ayu tau siapa yang datang.
"Papa Faris", Teriak Ayu sambil berlari dan memeluk Papa Faris.
" Papa Faris kok datang pagi pagi gini, ada apa nih? kan Ayu udah enggak minta jatah bulanan lagi Pah. " Ucap Ayu sambil tertawa kecil.
" Ada yang ingin Papa bicarakan Yu, kamu apa kabar nak? kamu sudah mau berangkat kuliah? " tanya Papa Faris sembari mengusap kepala Ayu.
" Oh gitu Pah, Ayu mau ke toko Pah, santai saja Pah. Ya udah, ayo masuk Pah! " Ajak Ayu sembari menggandeng lengan Papa Faris. Semenjak kedua orang tua Ayu neninggal, mereka memang sudah seperti Ayah dan anak, jadi tidak ada rasa canggung bagi keduanya.
"Papa mau minum apa ? "
"Apa aja Yu, ehh air putih aja yu, Papa enggak lama-lama karena papa harus pergi bertemu rekan bisnis papa nanti jam sembilan tiga puluh. "
" Yah Papa,.. " Keluh Ayu sembari menurunkan alis membuat wajahnya terlihat sedih. Iya, padahal baru saja datang, batinnya.
" Kenapa nak ? kok sedih gitu mukanya? nanti kalau ada waktu lagi pah mampir kesini, lagian sebentar lagi kita bisa ketemu tiap hari kok " Jawab Papa Faris dengan senyum sejuta arti yang sontak membuat Ayu menautkan alisnya karena merasa bingung dengan kata-kata Papa Faris.
" Ih papa, bukan itu maksut ayu pa , maksutnya ayu cuma punya stock air yang gak berwarna pah , kalau putih ayu gak punya ,kecuali papa minta susu" jawab ayu sembari meringis lucu.
" Hahaha kamu memang paling bisa ya Yu, bikin Papa ketawa? " beberapa menit kemudian Ayu kembali keruang tamu membawa air untuk Papa Faris.
" Oh ya Pah, tadi Papa bilang ada yang mau Papa omongin, tentang apa Pah?"
tiba-tiba wajah Ayu berubah menjadi kuatir.
" Pah Mas Bayu baik-baik aja kan Pah? Mas Bayu sehat kan?
atau Mas Bayu buat kesalahan ya Pah? " Tanya Ayu sambil menggenggam tangan Papa Faris gemetar karena merasakan khawatir juga takut saat ini.
" Hahahaha" Papa Faris tertawa terbahak-bahak melihat tingkah Ayu yang seperti anak-anak.
Papa Faris sengaja tertawa, karena Ayu adalah gadis yang mudah khawtir kalau mengenai kakak nya itu, apalagi traumanya di masa kecil membuat sangat takut kehilangan satu-satunya keluarga yang ia miliki.
" Kok Papa malah ketawain Ayu Pah? " Tanya Ayu sambil merengut manja.
" Bayu baik-baik aja disana, dan perusahaan Papa juga berkembang dengan baik.
Jadi engak perlu kuatir tentang Bayu. "
" Jadi tentang apa Pah? " Tanya lagi Ayu yang sudah merasa lega.
" Tentang anak Papa Yu, Adrian."
" Oh, anak Papa ya? kirain tentang Mas Bayu, memang anak Papa kenapa?
dia buat ulah lagi Pah? " tanya Ayu dengan rasa penuh penasaranya.
" huh...., " Papa Faris mendesah kesal kalau mengingat anak satu-satunya itu.
" Tiap hari ada aja kelakuannya yang bua Papa marah Yu, dia sangat sulit dikendalikan, Papa sudah kehabisan cara untuk menasehati Adrian, Papa tidak tau lagi kalau Papa meninggal, siapa yang akan terus menasehati dia?" Ujar Papa Faris sembari memegangi dadanya yang berdenyut sakit membayangkan itu.
" Yu, Ayu adalah harapan Papa satu-satunya saat ini, Papa sangat berharap sama kamu nak, semoga kamu mau membantu Papa ya nak?" Ucap Papa Faris sembari menunjukan wajah memohon.
" Sabar ya Pah, memang apa yang bisa Ayu bantu Pah? mengingat Ayu kan enggak pernah deket, bahkan kami kan enggak pernah bertemu Pah. Rasanya akan sulit kalau ayu yang menasehati ,sementara Papa, yang jelas Lapanya enggak mempan kan Pah? " Ayu mengusap punggung Papa Faris agar lebih bersabar menghadapi anak semata wayangnya yang selalu banyak ulah itu.
Emang dasar anak enggak ada akhlak! lihat nih! Papa mu aja sampe putus asa begini.
" Kalau begitu, gimana kalau Ayu menikah sama Adrian?" Papa Faris menggenggam tangan Ayu penuh harap.
" Tapi Pah, apa mungkin dia mau terima Ayu? ayu kan cuma gadis kampung Pah?"
Huhuhu... masalahnya, dia itu kan playboy! jijik banget ngebayangin itu. Gonta ganti pasangan sesuka hati kayak ganti baju.
" Kalau begitu menikah saja dulu Yu, setelah itu tugas kamu untuk membuat dia menerima kamu dan mendengarkan Nasehat kamu Yu, ini adalah jalan terakhir yang Papa ambil untuk Adrian yu. Papa tau, Papa tidak berhak untuk memaksa kamu, tapi Papa punya keyakinan sama kamu Yu, kamu pasti mampu membantu mengubah kebiasaan buruk Adrian. Adrian adalah satu-satunya pewaris Papa Yu,kalau dia masih memiliki sifat seperti itu, Papa enggak jamin perusahaan Papa akan berkembang, yang Papa pikirirkan adalah ribuan karyawan yang menggantungkan hidupnya di perusahaan Papa yu "
Ayu terdiam dan mengingat semua kebaikan yang telah Papa Faris berikan, apalagi sekarang Mas Bayu juga bekerja di perusahaan yang Papa Faris miliki ,bahkan Papa Faris menjadikan Mas Bayu sebagai CEO di luar negeri. Ayu tidak memiliki kekuatan untuk mengatakan tidak rupanya.
Sialan! meskipun aku benci banget harus nikah sama dia, tapi aku enggak punya pilihan lain. Semoga aja tuh cowok edan engga suka sama aku.
Sambil meremas tanganya dan mencoba menguatkan hati nya, mengumpulkan semua keberanian berharap pilihannya tepat dan tidak akan mengecewakan siapapun nantinya. Ayu mengkat wajahnya yang dihiasi dengan senyumnya yang manis dan berusaha menutupi segala apa yang tengah ia pikirkan agar tidak membuat Papa Faris merasa bersalah.
" Iya Pah, Ayu akan mencoba sekuat Ayu Pah "
Sekuat tenaga ya? kala enggak kuat ya, tinggal lambaikan tangan ke kamera aja kan?
Sontak Papa Faris memeluk Ayu dan meneteskan air mata haru Ayu memang anak yang sangat baik. Papa Faris sangat yakin dengan pilihannya, semoga semuanya berjalan degan lancar, Batin Papa Faris.
" Terimaksih nak,maaf Papa tidak bermaksud buat maksa kamu " Sambil mengusap air matanya, Papa Faris berbicara.
" Tenang Pah, kalau Ayu mau menolak pasti udah Ayu tolak Pah, semoga Ayu mampu ya Pah " Sembari tersenyum karena tidak ingin membuat Papa Faris merasa bersalah.
" Ok nak, sebenarnya Papa sudah bicarakan masalah ini dengan Bayu, dan Bayu juga setuju, besok sabtu malam Papa hubungi kamu ya nak, nanti kita makan malam disalah satu restauran Papa. Supaya kamu dan Adrian bisa saling menyapa. "
"Ok pah, tapi Ayu merasa agak canggung pasti nanti Pah. Kalau Ayu bikin malu sedikit nggak apa apa ya Pah? hehehehe
"
Bodo amat! yang penting sekarang mah ketawa aja dulu, urusan nanti ya nanti. Tepuk tangan untuk diriku yang pandai sekali berakting, yeay.......
Waktu terus berlalu, dan Papa Faris juga telah meninggalkan kediaman Ayu.
Bersambung
Hari ini adalah hari sabtu, seperti yang telah dijanjikan oleh Papa Faris, dia mengirim pesan untuk Ayu, di tempat yang akan mereka tuju dan pukul berapa mereka akan bertemu.
dikediaman Papa Faris.
" Bi... bi...., tolong panggil Adrian sekarang bi,suruh dia bersiap, kita akan bertemu orang penting malam ini. " Titah Papa Faris kepada pembantu rumahnya.
" Baik, Tuan. " Saut bi Romlah.
Diujung ruangan lantai dua adalah kamar Adrian. Adrian sengaja memilih kamar yang paling ujung karena dia sangat suka mendengarkan musik dengan kebisingan tingkat tinggi, tujuannya tentu karena Papa Faris tidak suka suara berisik.
"Den, Aden? " Panggil bi Romlah sambil menggoyangkan tubuh Adrian, karena yang di panggil tidak mendengar. Kalah dengan suara musik yang lantang di ruangan itu.
" Apaan sih lo! megang-megang gue?! " Bentak Adrian.
Adrian yang setengah tertidur tidak mendengar ucapan bi Romlah sama sekali, maka dia bergegas untuk mematikan speaker yang suaranya memenuhi isi kamar.
" Apaan lo manggil manggil gue? " Bertanya dengan nada mengancam dan membentak adalah kebiasaan Adrian yang sulit untuk di hilangkan. Sembari mengusap wajahnya yang mengantuk, Adrian mencoba menyadarkan dirinya lebih cepat.
" Maaf Den, Tuan suruh Aden bersiap, karena mau menemui orang penting Den " Ucap bi Romlah.
" Ah! apaan si Papa? biasanya juga enggak pernah ngajakin, bilang aja gue lagi sibuk gitu! " Jawab Adrian penuh dengan wajah kesal dan malasnya.
" Maaf den, kata Tuan kalau Aden tidak ikut, harta warisan untuk Aden, akan disumbangkan ke " Belum selesai bi Romlah berbicara, Adrian terbangun dan berlari menarik handuknya bergegas untuk mandi dan bersiap.
" Dasar si Aden, harus diancam terus. " Gumam bi Romlah sembari memandangi pintu kamar mandi yang sudah tertutup itu.
Sementara dirumah Ayu.
Ayu memutar ke kanan dan ke kiri tubuhnya mengayunkan gaun yang tengah dipakainya.
" Wah, Papa Faris tau aja ukuran badan aku nih, pas banget di badan aku enggak tau kenapa aku ngerasa cantik ya hari ini, hahaha " Ayu tertawa lepas sendirian mengagumi dirinya sendiri.
Drrrrrrt.... Drrrrrt ...
Getar ponsel Ayu.
Papa Faris : Yu, Papa udah mau jalan ya ,sampai jumpa di sana.
A****yu : Siap Pah, Ayu OTW.
Papa Faris : Ok Yu.
Dan sampailah Ayu ditempat tujuan, Asisten Papa Faris telah menyiapkan semuanya, Ayu langsung menunggu ditempat yang sudah disediakan khusus untuk mereka.
selang lima belas menit, Papa Faris dan Adrian sampai di meja yang sudah disiapkan untuk mereka. Ayu yang tertunduk tidak menyadari kedatangan Papa Faris dan Adrian.
" Ayu? " Panggil Papa Faris lembut sembari mengusap bahu Ayu. Terkejut, Ayu spontan berdiri dan tersenyum ramah.
" Eh iya Pah, maaf, Ayu lagi ngelamun. " Sambil tersenyum menampakan giginya yang putih.
" Kamu udah lama sampainya? " Tanya Papa Faris.
" Belum lama Pah, sekitar lima belas menit yang lalu. " Masih dengan senyum secerah mentari pagi.
Hah? Papa mau ngenalin Mama baru maksudnya? tapi dia cantik banget. Bisa aja nih si Papa.
Adrian memandangi Ayu dari ujung kaki sampai ke ujung kepala.
Cantik banget, tapi enggak montok. Kurang asik ah!
" Ehem! " Suara keluar dari bibir Adrian karena kehadirannya seperti dilupakan oleh mereka berdua.
" Oh ya, hampir lupa Yu, kenalin ini anak Papa. "
" Adrian" Ucap Adrian sambil tersenyum dan menyodorkan tangan kanannya.
" Aku Ayu. Senang berkenalan sama kamu. " Ucap Ayu, masih dengan senyum diwajahnya.
Senang apanya? selera makan ku ngilang enggak tau kemana! sial ketemu sama kamu, bahkan mau nikah lagi!
" Ayo kita duduk dan pesan makanan, terserah kalian mau makan apa. " Ucap Papa Faris mempersilahkan Ayu dan Adrian untuk duduk dan memesan makanan.
Setelah selesai memesan makanan, dan makanan juga sudah siap dimeja makan, mereka mulai menikmati makan malam mereka.
Sambil menikmati hidanganya, Adrian menyoroti wajah Ayu dengan tajam dan keluar senyum kecil sinis dibibirnya.
Cih dasar Papa, cuma mau kenalin calon istri aja ngapain sih pakek ngajakin gue segala? huh! mendingan gue ke club kan bisa ketemu mangsa gue.
Ayu yang merasa sedang di awasi oleh Adrian dengan tatapan tidak sukanya, seketika menghentikan kegiatanya.
" Pah, Adrian ada perlu nih Pah. Adrian duluan ya? "Pinta Adrian.
sontak membuat selera makan Papa Faris menghilang. Dengan wajah yang merah penuh amarah itu, Papa Faris meletakan sendok dan garpu nya, lalu menatap adrian dengan tajam.
" Kamu pikir, Papa enggak tau kamu mau pergi kemana? kamu pikir Papa bawa kamu kesini enggak ada tujuan lain selain makan malam? " Tanya Papa Faris dengan nada mengintimidasi dan terdengar kelas bahwa dia sangat kesal sekarang ini.
" Papa cuma mau kenalin Mama baru buat Adrian kan? "
Plakkkkk...
Tamparan mendarat di pipi kanan Adrian. Adrian terkejut dengan apa yang Papa Faris lakukan, begitu juga dengan Ayu yang nembulatkan matanya kaget, dia tidak menyangka kalau Papa Faris akan menampar Adrian di depan matanya. Beberapa orang juga jadi memperhatikan Papa Faris dan Adrian sekarang.
" Gadis cantik didepan kamu ini adalah calon istri kamu! " Tegas Papa Faris, jari telunjuknya terarah kepada Ayu.
Adrian dibuat lebih terkejut lagi dengan ucapan sang Papa. Tentu saja dia tidak mengira kalau tujuannya adalah untuk dijodohkan. Kalau tahu begini, dia pasti sudah kabur dari awal.
" Pah sejak kapan Papa punya hak untuk menentukan istri Adrian. Adrian kan punya Sandra Pah. " Jawab Adrian dengan tatapan memohon.
" Kamu pikir, Papah tidak tau menau tentang pergaulan kamu? jangan menganggap Papa bodoh dan tidak mengawasi kamu ya dri! " Bentak Papa Faris.
" Tapi Pah, Adrian masih mampu cari istri sendiri. "
" Menantu macam apa yang mau kamu kasih untuk Papa?! apa yang sama berandal nya seperti kamu? "
" Tapi Pah, kalo Sandra tau nanti dia marah sama aku Pah. "
" Kamu pikir, Papa tidak tau kalau kamu hanya menganggap Sandra itu cuma .., "
" Cukup Pah. Kasih aku waktu untuk berpikir Pa. " Pinta Adrian dengan wajah yang mulai melunak.
" Silahkan saja berpikir, hartamu ada ditangan Ayu. Semakin cepat kamu menikahi Ayu, semakin cepat kamu mendapatkan hartamu. "
Wah... Sialan nih Papa, pake acara ngancem-ngancem segala lagi. Mana dari tadi orang orang ngeliatin gue, ni perempuan cantik si, tapi gue belum siap punya istri. Ya udahla, demi harta gue yang berharga itu, gue gak punya pilihan lain.
" Gimana? perlu berapa bulan untuk memikirkan ini? " Tanya Papa Faris.
" Ah,..Papa kayanya lebih cepat lebih baik Pah. Lagian pacaran lama-lama kan enggak baik juga Pah. " Sambil melempar senyum yang manisnya tidak tertandingi, Adrian bermonolog sok polos.
" Ok minggu depan. "
Ayu hanya terdiam dan tidak memiliki keinginan untuk ikut berargumen.
Cih!! lihat laki-laki ini. Mata duitan sekali! nyebelin! tapi sepertinya hatinya baik, ini kalau aku liat liat aja sih. Yah walaupun dari tadi mulutnya agak kasar.
" Pah, tapi Papa dapet dari mana yang beginian Pah? nggak ada yang montokkan dikit apa? " Tanya Adrian yang masih mengharap.
Papa Faris membulatkan matanya. Ayu berdecih tak suka.
" Jangan mulai gila kamu Dri! apa kamu tidak tau? gadis ini banyak diminati pria. Kamu harus banyak bersyukur. Paham?!!! "
" Ah,.. iya iya Pah. Tadi Adrian cuma bercanda Pah, tidak ada niat dan tujuan lain. "
Wuah, sialan banget nih. Aku bakal nikah sama cowok beginian, baru aku bilang, seperrtinya dia baik. Banyak banget maunya. Dasar cowok sinting ,gila harta, najis cuih!
Keesokan harinya.
Tiga cowok ganteng yaitu Adrian, Alex, dan Dion tengah membicarakan masalah perjodohan Adrian dan Ayu.
" Terus lo setuju? Kalau lo gak mau kan tinggal bilang aja ke bokap lo, repot amat si? " Tanya Dion.
" Kalau gak lo tinggal bilang aja, kalau lo sama si Sandra punya planning untuk menikah. Biasanya lo bakal gunain si Sandra buat senjata lo kan? " Usul Alex.
" Udah gue coba! " Kesal Adrian yang merasa frustasi.
" Terus ? " Alex.
" Terus ? " Dion.
" Enggak mempan! " Jawab Adrian.
" Gue harus tetep nikahin dia kalau gue mau dapet warisan gue. Konyol kan bokap gue itu? "
Terlihat Dion dan Alex saling pandang dan menggelengkan kepala sambil menatap Adrian.
" Bro? " Panggil Dion.
" Gini, kalau lo emang harus banget nikah sama tuh perempuan demi harta lo, ya udah lo nikahin aja dulu.
Nanti setelah nikah, baru lo ajak dia buat surat perjanjian yang isinya bisa lo tentuin sendiri.
Kaya di drama-drama gitu. " Usul Dion.
Alex dan Adrian saling pandang mencerna usulan dari Dion.
" Bener juga apa kata lo yon, lagian tuh cewek kaya nya rada bloon gitu si, hahaha. " Jawab Adrian lalu tertawa puas.
" Emang ciri-ciri cewek nya gimana dri? " Tanya Alex.
" Ya cantik si lumayan lah, kulit nya putih, lumayan tinggi , cuma sayang "
" kenapa? " Alex.
" kenapa? " Dion.
" Bodinya kriuk bro! tipis! "
Mereka bertiga pun tertawa terbahak-bahak bersamaan.
" Dri? " Panggil Alex.
" Kenapa? " Sahut Adrian.
" Menurut gue, bokap lo pasti ingin yang terbaik buat anaknya, gue yakin dia cuma ingin lo menjadi lebih baik "
" Maksud lo ? dengan nikahin gue sama perempuan kampung begitu? lagian bokap gue tuh selera nya rendah banget si! " Ketus Adrian.
" Mungkin suatu hari lo akan jatuh cinta sama tuh perempuan, hati-hati bro. " Sahut Dion dengan senyum meledeknya.
" Cih gue akan cium kaki lo kalo sampe gue jatuh cinta sama tuh cewek kriuk! " Sumpah Adrian.
" Udah ah! cukup! kita have fun aja, bungkus dulu masalah lo, " Ujar Dion sembari menunjuk seorang gadis yang sedari tadi memperhatikan mereka.
" Lo mau yang mana Dri? "
" Gue yang pakai celana pendek aja, bodinya ok. "
dion mengerutkan dahi.
" lo nggak mau ubah selera lo dri? yang pakek dress cantik dri. "
" gue nggak nafsu kalau cuma cantik. Buat gue body itu nomor satu. Yang lainya bisa nyusul. "
" Ok lah. Gue yang pakek dress ya? Kangan kayak kemarin dri. dua duanya lo embat, Gue nggak mau kebagian bekas lo lagi. "
" bukanya hobi lo, sering pake bekas gue kan? "
" Gila lo dri! itu karena gue nggak tau! kalau tau juga gue nggak mau! " Jawab Dion sebal.
Alex pun hanya tersenyum melihat tingkah Dion dan Adrian. Alex memang berbeda dengan Adrian dan Dion, dia tidak suka tidur dengan sembarang perempuan. Maka Alex hanya fokus ke minumanya saja. Entah mengapa, dia teringat seseorang yang selalu membuat hatinya kuat menahan godaan wanita yang tertarik padanya.
Sementara dirumah Ayu.
Ayu tengah sibuk menatap ke cermin sambil menyisir rambutnya.
" Huh! aku enggak tau nanti bakal kayak apa hidup aku." Gumam Ayu sambil mengingat sifat kasar Adrian, dan Ayu sudah bisa memastikan kalau hubungan rumah tangga mereka nanti pasti akan sangat sulit. Maka dia tidak punya pilihan selain terus menguat kan hatinya agar tidak mudah goyah.
" Iya ayu, kamu pasti bisa! kamu adalah perempuan yang kuat .
lagi pula selama ini kamu hidup dengan sangat baik berkat Papa Faris." Gumam ayu menyemangati diri sendiri.
" Ah, tapi tunggu dulu! kalau dia sering berganti pasangan, ih aku jadi ngeri. " Ayu mengusap kedua lengannya.
" Semoga saja dia enggak tertarik sama aku. membayangkan dia pernah tidur sama banyak perempuan, sukses membuat bulu kuduk Ayu berdiri.
Drrrrrrt.....Drrrrrt...... getar ponsel Ayu.
Mas Bayu : Malam dek?
Ayu : Malam Mas? ada apa?
Mas Bayu: Dek, lima hari lagi mas pulang ya? untuk menikahkan kamu.
Ayu: Kok lima hari lagi mas? emang kapan Ayu mau nikahnya?
Mas Bayu : Memang belum dikasih tau dek sama Papa Faris? minggu depan kan kalian menikah.
Ayu diam dan tanganya mulai gemetar mengetahui pernikahanya hanya tinggal hitungan hari.
Ayu : Mas, apa menurut Mas, Ayu mampu menghadapi Adrian itu Mas? dia sepertinya kasar dan jahat ya Mas?
Mas Bayu : Kamu tidak usah merasa takut dek, Mas percaya kamu, karena kamu adek Mas, yang Mas tau, Ayu adek mas itu tidak pernah takut apapun terkecuali kehilangan mas kan?
Ayu: Iya mas aku akan berusaha mas.
Ayu hanya diam dan tidak terasa air mata mulai membasahi wajahnya, iya ini adalah sebuah pernikahan yang akan mengikat Ayu dalam sebuah hubungan resmi.
Sebenarnya saat ini,untuk yang pertama kali Ayu tengah jatuh cinta dengan seseorang.
dan kini dia hanya bisa mengubur perasaan cinta itu dalam-dalam.
" Yang aku tahu, aku menyukainya. Dan dia pasti menyukaiku. Dia memang tidak pernah bilang kalau menyukaiku. tapi aku juga tidak buta dengan perlakuan lembut darinya. Kalau dia tau tentang pernikahan ini, apa aku disebut menghianati. Ah, tapi aku juga belum tau. Sebenarnya, selama ini kita berpacaran atau tidak? semakin memikirkannya, kepala ku menjadi sakit. Sudahlah. Jalani saja hidupmu. Belajarlah melupakan cintamu. Ayo Ayu. kamu pasti bisa. " Gumam Ayu. kedua tangganya mengepal ke atas, menyemangati diri sendiri.
eberapa hari kemudian.
para pelayan berlalu lalang dengan sibuknya untuk persiapan pernikahan Ayu dan Adrian, di sebuah hotel mewah milik Papa Faris. Tak banyak tamu undangan yang hadir, Papa Faris sengaja tak banyak mengundang para tamu pembisnis. dmDia hanya fokus untuk menikahkan Adrian dan Ayu sebelum keduanya berubah pikiran.
' Klek..
Suara pintu terbuka diruang pengantin wanita.
" Mas bayu? panggil Ayu. "
Bayu berdiri dibelakang adiknya dengan memegang kedua sisi pundak Ayu yang tengah duduk di depan kaca dengan wajah cantiknya yang telah siap dengan setelan kebaya.
" Dek ... mas tau ini berat, tapi Papa Faris sudah menyelamatkan hidup kita dek, tanpa Papa Faris mungkin kita...,
" udah mas! " memotong pembicaraan Bayu yang belum selesai.
" Iya, Ayu paham mas, Ayu akan lakukan yang terbaik." Jawab Ayu dengan air mata yang telah memenuhi matanya seakan siap untuk terjun ke pipi tirusnya.
" Maaf dek, kamu jadi ingat masa lalu kita yang menyakitkan.
ya udah mas keluar dulu ya? " Bayu keluar dengan senyum di wajahnya, seolah dia ingin mengatakan pada adiknya, maaf karena tidak bisa memberikan kebebasan mu.
Sepuluh menit kemudian.
Klek....
Pintu kembali terbuka, dan sontak membuat Ayu membulatkan matanya dengan wajah penuh tanda tanya.
" Ngapain kamu kesini ?" Tanya Ayu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!