Wanita cantik itu bernama kim Heera, dia seorang chef cantik dan berbakat dari sebuah restoran terbesar di kotanya, dia tinggal bersama ibunya di sebuah rumah kontrakan kecil, dia hidup sederhana semenjak ayah nya di penjara karena kesalahan yang sama sekali tidak ia perbuat, sedangkan ibunya saat ini sedang sakit sakitan dan membutuhkannya uang banyak, entah sampai kapan Heera akan mengumpulkan uang dan menjadi tulang punggung keluarga, padahal umurnya saat ini masih tergolong sangat muda namun ia harus bekerja keras untuk menghidupi keluarga kecilnya,
" Buk Zaheera pergi kerja dulu ya, ibu istrahat saja, nanti Zaheera pulang antarkan makanan untuk ibu" Pamit Zaheera pada ibunya yang terbaring lemah di atas kasur lusuh nya
" Iya kamu Hati-hati ya nak, jangan bekerja terlalu keras, kamu harus memperhatikan kesehatan kamu juga" ibunya yang menasehati Zaheera
" Iya buk, insyaallah. Yasudah Zaheera berangkat dulu ya buk, Assalamu'alaikum" "Wa'alaikumsalam" Zaheera pun berangkat ke tempat. kerjanya menggunakan sepeda butut yang ia beli sebulan lalu, karena menurut nya menggunakan angkot atau kendaraan umum lainnya hanya menambah pengeluaran nya saja, jadi dia lebih memilih untuk menggunakan sepeda saja, meskipun saat ini jabatan nya sudah menjadi seorang chef terkenal tapi ia tidak pernah membanggakan hal itu, ia tetap hidup sederhana demi pengobatan ibunya yang membutuhkan biaya banyak!
entah bagaimana kehidupan Zaheera kedepannya, semoga ia bertamu orang baik dan bisa mengubah hidup nya menjadi lebih baik lagi.
...****************...
Pagi itu dari sudut pandang mana saja keluarga besar anggara tetap saja selalu mencolok baik di dalam kota atau diluar kota, buktinya saja pagi itu di depan halaman rumah mereka sudah penuh dengan wartawan untuk meliput berita baru yang tersebar luas dikalangan masyarakat, ya! berita itu adalah tentang putra tunggal keluarga anggara, Marvel Sinota Anggara, ya! dia adalah seorang pria tampan yang terlahir dari keluarga kaya raya hidup dengan bergelimang harta, keluarga nya pun merupakan pemilik kerajaan bisnis terbesar di kota ini, namun sejak ada berita yang mengabarkan tentang Marvel disebut-sebut tidak memiliki gairah kepada seorang wanita lebih tepatnya impoten, seakan menurunkan derajat keluarga Anggara, seluruh keluarga pun dibuat pusing atas berita sepele itu, masalah sepele tapi sudah Dibesar-besarkan ,
orang kaya mah bebas.
Sungguh publik akan dibuat kaya karena hal sepele ini, selama ini tidak ada yang menguak berita tentang putra keluarga Anggara-, entah apa yang dilakukan nya sehingga membuat media berasumsi bahwa ia impoten.
dengan langkah yang Tergesa-gesa Nyonya besar Anggara menaiki tangga rumahnya, ia sudah tidak butuh bantuan pelayan atau lift lagi kalau menyangkut putra semata wayangnya itu, semua orang pun tahu kalau kamar Marvel ada dilantai 4 namun Nyonya Anggita tidak memperdulikan itu lagi, mungkin rasa lelahnya akan terbayar jika sudah selesai mengomeli anaknya itu, setelah menaiki 4 lantai rumahnya Nyonya Anggita akhirnya sampai didepan kamar Marvel dan langsung membuka nya, tanpa aba-aba Nyonya Anggita langsung menjewer telinga Marvel, jelas hal itu membuat Marvel terkejut dan bingung, kesalahan apa lagi yang ia perbuat sehingga membuat nyonya Anggita semarah ini,
" Mommy sakit, apa yang Mommy lakukan" Marvel yang mengaduh kesakitan atas apa yang dilakukan ibundanya itu.
"Kau masih bertanya kenapa Mommy seperti ini Boy?" kata Nyonya Anggita yang kesal karena Marvel masih pura-pura tidak tahu akan apa yang ia perbuat.
" Jelaskan pada kita semua kenapa berita ini sampai menyebar luas seperti ini boy? "
"Berita apa Mommy, aku tidak tahu"
"Jangan bicara disini sebaiknya kau jelaskan pada Media, ayo keluar" dan pada akhirnya Nyonya Anggita menarik Marvel keluar dari sarangnya karena paksaan dari sang ibu, Marvel memang pebisnis nomer 1 di Asia paling ditakuti dan disegani, karena dia bisa melakukan apa saja kepada rekan bisnis nya yang berusaha berbuat curang, dengan hal keji sekalipun dia akan lakukan, dalam dunia bisnis dia merupakan orang yang berdarah dingin dan kejam, namun siapa sangka kalau di depan ibunya ia akan menjadi luluh seperti kucing yang sangat jinak pada majikannya.
sesampainya dibawah ia langsung mendapatkan tatapan tajam dari ayahnya,
"Apalagi yang kau lakukan Boy? Daddy harap kau bisa menjelaskan semuanya pada media" kata Tuan Anggara dengan bijaknya, tanpa ada suara lantang dan emosi, ia tetap berwibawa seperti biasanya,
" Apa yang perlu Marvel jelaskan Dadd? sedangkan Marvel tidak berbuat apa-apa " Marvel membela diri
" Apa perlu Daddy bertanya langsung pada asisten mu? tentang kejadian yang terjadi di klub berlian kemarin malam? "
"Ahh... baiklah-baiklah aku mengalah, iya memang kemarin malam aku mempermalukan penghibur di klub itu, tapi bukan berarti aku impoten kan dad, karena aku tidak mau menyentuh wanita jal*** itu, aku hanya jijik saja dad"
"Tapi karena kecerobohan mu itu tanpa melihat keadaan sekitar semua nya sudah menimbulkan dampak sebesar ini pada keluarga kita Boy! media di seluruh kota sudah menayangkan video dimana kau menghina dan mempermalukan wanita itu, seandainya dari awal kau menuruti kemauan Daddy dan Mommy mu, mungkin hal ini tidak akan terjadi Boy! "
" Siapa yang beraninya merekam dan menyebar luaskan berita ini dad? belum tahu berurusan dengan siapa dia saat ini"
"Jangan mencoba mengalihkan pembicaraan boy, daddy harap setelah ini kau akan mengikuti apa yang daddy dan mommy mu mau, kalau tidak mau kejadian ini akan terulang lagi"
"Dad!!.... " Marvel protes
" Kalau kau masih mau protes, Daddy tidak akan membiarkanmu menutup berita ini, Daddy yang akan menjadi penghalang utama bagimu, paham! "
Dengan nada yang lemah akhirnya Marvel mengiyakan apa yang kedua orang tuanya inginkan, karena percuma saja melawan, dia tidak akan pernah menang melawan ayahnya sendiri, setelah Marvel setuju dengan apa yang tuan anggara katakan, beliau langsung menghubungi media pusat untuk menutup berita sepele mengenai seputar putranya itu, tuan anggara tersenyum puas karena rencananya berhasil,
" Bagaimana mas apakah putra nakal mu itu mau menuruti kemauan kita" tanya nyonya Anggita duduk. disebelah suaminya
" Tenang saja sayang dia tidak akan mampu berkutik lagi kalau aku yang melawan nya, karena kau tahu sendiri bukan kalau semua kekuasaannya itu masih berada dibawah naungan ku, aku akan menyerah kan semuanya bila dia sudah menikah"
" Kita akan benar-benar pindah dari kota ini mas? "
" Sesuai rencana awal kalau Marvel sudah menikah kita akan pensiun dan pindah ke mension kita yang ada di London"
" Baiklah aku serahkan semuanya padamu, karena aku tahu Kau tidak akan pernah bertindak kalau tidak dengan pemikiran yang luas, dan memikirkannya Matang-matang"
" Ya kau sudah tahu itu"
"Selanjutnya apa yang akan kita lakukan"
"Kita akan melakukan rencana selanjutnya, yang sudah aku rencanakan dengan sangat rapi! "
" Semoga apa yang kita rencanakan berjalan dengan lancar ya sayang" nyonya Anggita memeluk lengan suaminya manja, sepasang suami-istri itu tetap saja terlihat mesra dan harmonis meskipun sudah lanjut usia, mereka tetap menjaga keutuhan rumah tangga mereka sampai dimasa tua.
"Semoga saja"
sedangkan Marvel selalu menggerutu selama di perjalanan menuju kantornya, dia seakan tidak terima karena tidak bisa melawan pada ayahnya, bagaimana dia mau melawan kalau semua kekuasaannya masih dibawah naungan sang ayah, tentu saja dia tidak bisa melakukan apa-apa, james hanya tertawa dalam diam melihat tuan mudanya kesal, seperti sebuah tontonan gratis kalau tuan mudanya hanya bisa pasrah ketika tidak bisa berbuat lebih apa bila berhadapan dengan kedua orang tuanya.
" Kau menertawakan ku James? " Marvel semakin kesal disaat sekilas dia melihat James menertawakan nya
" Mana berani saya menertawakan anda Tuan muda" jawab James sekenanya karena memang benar dia tadi sempat tertawa melihat kelakuan tuan mudanya
" Ah.. sudahlah aku sedang tidak mau berdebat denganmu, menyetir lah dengan benar" Marvel malah semakin kesal dan memarahi James
" Baik Tuan muda sesuai dengan perintah anda" dan pada akhirnya James hanya bisa pasrah dan mengikuti semua apa yang dikatakan Marvel, karena sejati nya ucapan Marvel adalah perintah mutlak yang harus di patuhi dan harus segera dilakukan oleh James dan iya Marvel paling tidak suka menunggu, selama ini dia yang selalu ditunggu.
Kita kira apa ya rencana selanjutnya yang sudah dirancang oleh tuan anggara?
penasaran? jangan sampai ketinggalan cerita selanjutnya terus pantau ya 😊by by...
Dengan langkah yang sedikit Tergesa-gesa, Marvel berjalan memasuki gedung raksasa itu, dengan diikuti oleh beberapa pengawal dan asisten pribadinya James, anggara corp's adalah bangunan terbesar di kota Jakarta menjulang tinggi bak raksasa, namun siapa sangka kalau CEO perusahaan itu adalah seorang pria tampan dan muda, dengan sejuta pesona bak dewa yunani, diusia mudanya ia sudah mendapatkan apresiasi tertinggi dalam kategori pengusaha muda dan berprestasi, seperti biasa ia masuk kedalam perusahaan nya dengan menampilkan wajah datar, tanpa ekspresi dan menyeramkan, tapi tidak mengurangi kadar ketampanannya sedikitpun, namun yang dilakukan semua karyawan adalah menampilkan senyum terbaik untuk boss besarnya,
" selamat pagi tuan" sapaan para karyawan dengan senyuman dan menunduk hormat
"Mmm... " tanggapan yang diberikan oleh Marvel seperti itu memang setiap harinya, setelah Marvel memasuki lift semua karyawan kembali duduk dan melanjutkan pekerjaan nya, namun lain halnya dengan James yang dibuat pusing oleh tuannya yang sedang badmood ini, dia marah marah tidak jelas pada James, atas kejadian kemarin malam di klub' berlian,
" Apakah kau tidak bisa melihat siapa saja yang merekam kejadian itu James? kalau kau lebih jeli lagi dan lebih waspada , aku tidak akan terbawa kedalam masalah ini James" rutuk Marvel kesal.
"Mungkin ini bukan masalah Tuan, bukannya bagus kalau anda akan menikah akan ada yang mengurus tuan nantinya dan tuduhan itu akan segera hilang, dikala publik mengetahui kalau anda sudah menikah" jelas James hati-hati
" Berarti kau sama saja James dengan mereka, mengira aku impoten, aku normal James, aku tidak impoten " Marvel membela diri dengan nada suara yang mulia meninggi
" Anda bisa membuktikan nya ketika Anda sudah menikah Tuan" kata James menyela
" James..... " Marvel mendelik marah
" Saya masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan Tuan permisi, semoga hari anda menyenangkan " pamit James buru-buru takut ia kena semprot lagi oleh atasannya itu.
Disisi lain 2 orang tua itu memasuki salah satu Restoran yang menjadi salah satu bisnis mereka, semua pelayan menunduk hormat tatkala melihat sang pemilik restoran ini datang untuk berkunjung, dan sudah menyiapkan meja khusus untuk mereka, tidak lama kemudian manager restoran itu datang dan mengantarkan beberapa daftar menu yang akan mereka sajikan namun tuan dan nyonya Anggara hanya memesan teh hangat tanpa gula.
Sontak hal itu membuat sang manager bingung, namun tuan Anggara langsung menjelaskan maksud kedatangannya,
"Kau tidak perlu terkejut seperti itu Nick" tutur tuan anggara dengan berwibawa
"Aku kesini tidak untuk makan atau mencicipi kudapan di restoran kita, karena aku sudah tahu masakannya pasti enak enak" lanjutnya
"Lantas Tuan besar hanya ingin melihat lihat saja seperti itu? "
"Tidak juga, aku percaya pada kinerja mu"
"Lantas!? " tanya paman Nick bingung
"Aku ingin bertemu dengan chef Kim Heera, bisakah kau memanggilnya untuk bertemu dengan ku Nick? "
" Tentu saja Tuan besar, saya akan memanggilnya untuk anda, kalau begitu saya permisi" pamit paman Nick pada tuannya, kemudian paman Nick langsung bergegas pergi ke dapur utama untuk memanggil chef Zaheera atau yang lebih dikenal dengan nama chef Kim Heera.
" Nadine kau melihat chef Heera? " tanya paman Nick dengan suara pelan
" Chef Heera ada di belakang boss, memangnya ada apa? kok tumben bos mencari chef Heera"
" Sudah jangan banyak tanya, cepat panggilkan dia aku ingin bicara"
" Baik boss saya akan panggilkan"
stelah pelayan itu pergi tidak lama kemudian chef Heera yang dimaksud sudah datang dengan pakaian chef nya, dia adalah Zaheera Abqura wanita cantik berumur 20 tahun terlahir dari keluarga sederhana ia bekerja sendiri sebagai tulang punggung keluarga, ia harus membiayai pengobatan ibunya yang sakit kanker,ia harus menjadi anak yang mandiri sejak ayahnya masuk penjara, karena dia memiliki keahlian dalam memasak ia mengembangkan lewat hal itu, ia sudah meniti karier di dunia kuliner sejak umurnya 19 tahun, sampai pada akhirnya dia diterima di restoran Food Anggara's, salah satu resto ternama di kota Jakarta,
" Iya boss ada apa memanggil saya" kata Kim Heera bingung sekaligus takut, takut dia membuat kesalahan yang tidak dia ketahui dan bingungnya karena selama kerja di tempat ini baru sekarang ia di panggil langsung oleh manager resto ini, biasa ia menyuruh bawahannya kalau ada perlu.
" Ayo ikut saya ada yang ingin bertemu denganmu" ucap paman Nick tanpa basa basi
"baik boss" setelah itu Kim Heera dan paman Nick langsung menuju ruangan VIP dimana disana sudah ada tuan dan nyonya Anggara yang menunggu, sekilas Kim Heera memicingkan matanya, karena ia tidak tahu dan tidak mengenal orang yang ingin bertemunya itu, setelah sampai didepan tuan dan nyonya anggara kim Heera langsung dipersilahkan untuk duduk sedangkan paman Nick disuruh untuk meninggalkan mereka bertiga di ruangan itu,
" Zaheera Abqura atau yang lebih dikenal dengan nama chef Kim Heera" tuan Anggara memulai pembicaraannya
" Benar tuan nama saya Zaheera" kata Zaheera" penuh hormat, sedangkan tuan dan nyonya Anggara hanya saling pandang dan mengangguk satu sama lain,
" Kamu cantik dan berbakat, perkenalkan saya Anggita Purnama Anggara, dan ini suami saya Darmawan Sinota Anggara " kata nyonya Anggara sembari tersenyum penuh arti, sedangkan Heera sudah tercekat dikala mendengar nama Anggara, dunia seakan berhenti berputar, karena sekarang ia sedang berhadapan langsung dengan pemilik restoran ini, dia langsung ketar ketir apakah ia membuat kesalahan besar sehingga ia langsung di panggil oleh pemiliknya? pikiran negatif terus saja menari bebas di kepalanya, sampai sampai ia mengeluarkan keringat dingin, tidak ada kata yang terucap dari mulut Heera ia hanya menunduk takut, sangat terlihat dengan jelas dari wajah cantik nya kalau saat ini dia sedang sangat gugup, tuan Anggara yang melihat itu langsung angkat bicara,
" Kenapa kau" namun pembicaraan nya langsung dipotong oleh Heera yang tiba-tiba saja berlutut didepan tuan Anggara sambil menangis dan berkata,
"Tolong maafkan kesalahan saya Tuan meskipun saya tidak tahu kesalahan apa yang saya perbuat, tolong jangan pecat saya" seketika wibawa seorang chef Kim Heera runtuh dikala dengan wajah polosnya ia meminta maaf dan mengemis kepada sang Tuan untuk tidak memecatnya, ia sangat membutuhkan pekerjaan ini, karena cuma ini keahliannya, yang bisa menghasilkan uang,
" Saya membutuhkan pekerjaan ini tuan untuk berobat ibu saya, saya tidak tahu lagi harus cari pekerjaan yang gajinya seperti di restoran ini, tolong jangan pecat saya" Lagi-lagi kim Heera hanya bisa menangis di kaki tuannya, karena hanya ini jalan satu-satunya yang bisa ia lakukan untuk mempertahankan pekerjaannya.
namun siapa sangka disaat kim Heera menangis tersedu-sedu tuan dan Nyonya anggara malah tertawa lepas,
" Bangunlah nak apa yang kau lakukan di kaki suamiku, siapa yang akan memecat mu, kinerja mu sangat bagus, lalu apa alasan kami untuk memecat mu" ucap nyonya Anggara sembari menahan tawanya.
" Bangunlah nak dengarkan dulu aku ingin bicara apa, jangan langsung memotongnya, lihatlah dia sayang polos sekali, rupanya dia termasuk orang yang sayang keluarga" kata tuan Anggara sembari bicara dengan istrinya, setelah itu kim Heera bangun dan sangat malu atas apa yang telah ia lakukan, ia menunduk dalam sambil menggigit bibir bawahnya, ia Merutuki kebodohannya sendiri. Seandainya ia mendengarkan apa yang ingin Tuan anggara katakan ia tidak akan merasakan malu yang teramat sangat seperti ini.
udah dulu ya guys lanjut nanti malem insyaallah aku up sekarang istirahat siang. dulu, terus pantau ceritaku ya dan jangan lupa tinggalkan jejak kalian untuk mendukung karya pertamaku ini, babayyyy.... salam cinta dari aqoh😘
"Heera bisakah kamu mendongakkan kepalamu nak" kata Nyonya Anggara dengan lembut, perlahan Heera pun mendongakkan kepalanya dan melihat pada sepasang suami istri itu,
" Kau cantik, baik, pekerja keras dan sopan, kami menyukaimu, maka dari itu dengarkan baik baik apa yang akan kami katakan padamu" lanjut nyonya anggita mulai serius, Heera pun sama, di mulai serius sangat terlihat dari air mukanya,
" Kamu sedang butuh uang dalam jumlah yang tidak sedikit bukan? untuk pengobatan ibumu yang sedang sakit kangker dan ingin membebaskan ayahmu dari penjara, benar begitu Heera? " mendengar apa yang tuan anggara ucapkan itu memang benar adanya,dia sedang membutuhkan uang sekitar 1,5M untuk pengobatan ibunya dan sebagai uang jaminan untuk membebaskan ayahnya, Heera sangat terkejut, dari mana tuan anggara mengetahuinya? beribu ribu pertanyaan muncul di kepala Heera,
" Kamu tidak perlu berpikir keras sayang, darimana kami tahu masalah pribadi mu, maaf sebelumnya kami lancang telah menyelidiki latar belakang kamu dan keluarga mu, tapi sebenarnya dari awal kami berniat baik, dan tidak bisa dipungkiri saya juga butuh bantuan kamu " jelas Tuan Anggara panjang lebar
"Maksud tuan? " Heera yang mulai berani bertanya
" Begini kami akan memberikan kamu uang sesuai dengan jumlah yang kamu butuhkan, kami juga bisa mengirim ibu kamu keluar negri untuk berobat dan membebaskan ayah kamu sekarang juga" mendengar penuturan dari tuan Anggara seketika itu juga mata Heera langsung berbinar
" Tapi dengan 1 syarat " lanjut tuan anggara
" Syarat apa tuan? " tanya Heera bingung
" Kamu Harus menjadi menantuku " mata Heera membulat sempurna, syarat macam apa ini, kenapa menjadi menantu? aku kira akan menjadi chef pribadi mension Anggara, tapi nyatanya lebih dari itu, Apakah akun harus menerima nya? kalau aku menolak aku bingung harus mendapatkan uang dari mana untuk pengobatan ibu dan jaminan ayah!
Heera yang bergulat dengan pikiran nya, di sisi lain dia juga belum siap untuk menikah, disisi lainnya dia sangat membutuhkan uang itu.
" Kamu masih bisa memikirkan nya, tapi kami harap jawaban yang akan kamu berikan pada kami tidak akan mengecewakan, ini kartu nama keluarga Anggara, kalau kamu sudah mempunyai jawabannya segera hubungi kami, kalau begitu kami permisi dulu" mendengar bahwa atasannya akan pulang sontak Heera langsung berdiri dan menundukkan badan nya, tapi siapa sangka Nyonya Anggita langsung memegang bahu Heera dan mencium kening nya lembut, Heera terkejut atas apa yang dilakukan Nyonya besar keluarga Anggara, mencium kening seorang pelayan rendahan yang bekerja disalah satu bisnisnya, itu adalah hal yang sangat langka!
" Jaga dirimu baik baik nak, kami menunggu kabar baik darimu " kata terakhir dari nyonya Anggita berlalu meninggalkan ruangan VIP itu, stelah kepergian atasannya Heera" ikut keluar juga dari ruangan itu dengan membawa kartu nama yang telah Nyonya Anggita berikan, dengan langkah lunglai Heera kembali ke dapur untuk melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda tadi, sesampainya Heera di dapur dia langsung di brondong Dengan pertanyaan yang membuat dia pusing dari beberapa teman kerjanya, pasti mereka tahu kalau yang mengajak ia bertemu tadi itu adalah Tuan besar dan Nyonya besar Anggara, pemilik restoran ini, tapi Heera mengelak dan lebih memilih menghindar dari mereka semua, karena diapun masih butuh menjernihkan pikiran nya, karena dari tadi yang melayang dipikirkan nya itu adalah kata " Kau harus menjadi menantuku " kata itu yang membuat Heera frustasi dan memilih izin pulang, untung saja sang manager langsung paham akan keadaan Heera dan mengizinkannya untuk pulang, seperti biasa Heera pulang dengan menggunakan sepeda maticnya sampai di pertengahan jalan ia mampir ke warung bubur kacang hijau kesukaan ibunya membeli seporsi untuk dibawa pulang, sesampainya di rumah Heera mengucapkan salam dan memanggil nama ibunya, namun yang dipanggil tidak kunjung menjawab,
"ibu kemana ya? kok tumben gak jawab salam ku, Bu.... ibuu... " panggil Heera sembari mencari ke segala arah, berharap ibunya ada di suatu tempat namun disaat ia membuka tirai dapur dia sangat terkejut mendapati ibunya tergeletak tak berdaya sudah bersimbah darah yang keluar dari mulut dan hidungnya.
" Astaga ibu.... " teriak Heera histeris langsung memangku ibunya
" Ibu bangun bukk..., ibu bangun, ini Heera" buk, ibuk...., tolong..., tolong... " teriak Heera kehilangan arah mencari bantuan warga..
" Neng Heera ada apa? kenapa neng Heera teriak teriak" kata warga mendatangi Heera
" Tolong ibu saya, ibu saya pingsan dan banyak darah keluar dari mulut dan hidungnya, saya harus segera membawa ibu ke rumah sakit" jelas Heera sambil menangis
" Ayo bapak bapak cepat bantu ibu Anjani, kata warga yang lain dan ada yang mencari mobil untuk mengantar mereka ke rumah sakit, akhirnya setelah warga menolong ibu anjani sekarang dia sudah bisa ditangani. oleh dokter yang sudah biasa menangani penyakit ibu Heera tersebut,
30 menit kemudian dokter keluar dari ruang rawat ibu anjani,
"Bagaimana keadaan Ibu saya dok? apakah ibu saya baik baik saja? " tanya Heera tetap dengan tangisnya
" Tenanglah dulu Heera, kamu harus tenang baru saya akan menjelaskan keadaan ibu kamu" kata dokter itu berusaha menenangkan Heera yang kelihatan nya sudah sangat kalut, mendengar ucapan dokter itu Heera berusaha tenang dan mengatur nafasnya
" Ok kamu sudah tenang? "
" Sudah lumayan dokter?"
" Baiklah saya akan menjelaskan secara detail bagaimana keadaan ibu kamu saat ini, seperti sebelum-sebelumnya yang sudah saya katakan bahwa ibu kamu harus segera di operasi Heera, waktu itu saya mengatakannya disaat kanker ibu kamu masih stadium 2, tapi siapa sangka kanker itu menyebar dengan sangat cepat dan langsung menggerogoti paru-paru ibu kamu, kalau dalam dunia medis ibu kamu akan sulit untuk bertahan bila kanker itu tidak segera diangkat" mendengar penjelasan dokter Sony, dunia Heera seakan. runtuh serasa ia sudah tidak menemukan tempat berpijak lagi, karena dunianya adalah sang ibu, bila sang ibu tiada ia akan pulang kemana?
" Biarkan saya berpikir sebentar dokter" Heera yang mencoba kembali tenang, disaat pikiran nya sudah benar-benar buntu ia kembali teringat dengan kartu nama yang diberikan oleh nyonya anggita tadi siang, tanpa berpikir lagi Heera langsung mengambil kartu nama itu dan menghubunginya.
tuuuut.... tuuut....
panggilan tersambung dan klek...
"Halo selamat malam, dengan Anggita disini" suara penuh wibawa itu langsung terdengar jelas ditelinga Heera, setelah menghubungi nomer ini sama saja Heera menjual dirinya pada keluarga Anggara, namun dia sudah tidak perduli lagi, yang terpenting saat ini adalah keselamatan ibunya, harga dirinya sudah tidak berarti lagi kalau menyangkut keselamatan ibunya.
" Nyonya ini aku, Zaheera"! " mendengar suara Zaheera nyonya Anggita langsung tersenyum penuh arti, dia bahagia tapi sayang dia tidak bisa berbagi kebahagiaan nya dengan Tuan Anggara karena tadi sore Tuan Anggara pergi ke kota A untuk mengurus proyek barunya.
" Ini sungguh kamu nak? "
" Iya Nyonya ini aku, aku menerima tawaran Nyonya yang tadi siang" kata Heera penuh keyakinan
" Secepat inikah Kim Heera? "
" Ini semua aku lakukan demi ibuku nyonya, ibuku harus segera di operasi, dan biaya nya sangat besar, aku tidak memiliki uang sebanyak itu, tabungan ku tidak cukup" Kim Heera" yang mulai tak kuasa menahan tangisnya dan hal itu sontak membuat nyonya anggita ikut sedih.
"Dimana sekarang ibumu dirawat? "
" Di Anggara hospital, nyonya"
" Baiklah aku akan segera kesana nak, kau tenanglah, ibumu pasti selamat" kata terakhir dari nyonya anggita mematikan ponsel nya.
lanjut pada bab lainnya ya guys, kisah yang ini cukup sampai disini dulu, lanjut di partai 4 ya 👌oke!
salam cinta ❤dari aqoh...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!