NovelToon NovelToon

Cinta Berbeda Keyakinan

Awal mula

Pagi ini Jhon mengendarai mobilnya dengan sedikit kencang, karena hari ini hari minggu jalanan tidak seramai biasanya,

Jhon merogoh ponsel didalam saku kemejanya, lalu ia tidak sengaja menjatuhkan ponsel tersebut, kemudian ia mencoba menggapainya, namun urung, karena kilasan matanya tak sengaja melihat seseorang yang hendak menyebrang jalan.

ciiiiiiiiiittttt.....!!

Suara dari decitan mobil terdengar begitu nyaring di jalanan yang sangat sepi itu.

Seseorang yang hendak menyebrang itu tersungkur menyentuh aspal jalan, Akibat terkena bagian kepala mobil Jhon yang terlambat ia hindari.

Jhon membuka pintu mobil dengan raut wajah yang terlihat sangat panik, dan menghampiri seorang gadis yang ia tabrak itu.

"kau tidak apa-apa?" tanyanya, dengan suara bergetar akibat dari perasaan panik yang Memenuhi hati dan pikiran nya.

Gadis itu mendongak, menatapnya dengan mata yang mengerjap-ngerjap pelan, memandangi sosok tampan yang berada di hadapannya kini.

Jhon mengibaskan sebelah tangannya di depan gadis itu.

"Hai nona apa kau baik- baik saja,

apakah kakimu terluka?" lanjutnya, karena gadis itu tak kunjung menjawabnya.

" uUmmmzzz, s-saya baik- baik saja!" balasnya sembari meringis memegangi kedua lututnya yang sedikit lecet, dan terluka akibat tersungkur .

Jhon mengerutkan dahi menatapnya tanpa expresi," sepertinya kakimu terluka.?" menunjuk ke arah kedua lutut gadis itu menggunakan telunjuknya.

Gadis yang bernama Sinta itu salah tingkah, dan repleks menutupi kedua lututnya yang terluka, membuat Jhon merasa bersalah, kemudian mengajak Sinta untuk membawanya kerumah sakit.

Sinta sempat menolak, akan tetapi akhirnya ia mengalah, dan mengikuti kemauan John untuk ikut dengannya kerumah sakit, atas bujukannya yang tak mampu ia menolaknya.

John mengulurkan tangannya untuk membantu Sinta berdiri, dan membantu nya untuk masuk ke dalam mobil mewahnya.

"Siapa namamu Nona, juga Dimanakah kamu tinggal?" Laki-laki itu kembali mengulurkan tangannya, untuk berkenalan.

"N-nama saya Sinta pak, dan rumah saya ada di pedesaan. " Sahutnya dengan gugup.

Jhon kembali bertanya.

"Apa yang kau lakukan disini, diwaktu sepagi ini?"

"Saya hendak berangkat ke Restaurant depan pak, karena saya bekerja disana!" tunjuknya kesebrang jalan, dimana ada sebuah restaurant yang lumayan besar berdiri disana.

"Baiklah, kita bahas itu nanti lagi ya, sekarang kita ke rumah sakit dulu untuk mengobati lukamu."

Sebelum benar-benar masuk kedalam mobil, Sinta berjalan sangat pelan karena lututnya terasa sangat sakit dan perih, membuat Jhon merasa tak tega melihatnya.

Sinta terdiam sejenak, sebelum langkah kakinya memasuki mobil mewah itu, benar-benar berhenti , karena ia masih merasa tidak percaya dengan Laki-laki yang ada di hadapannya kini, Laki-laki tampan dan mapan dengan sejuta pesonanya.

Sementara Jhon terlihat sangat biasa saja, karena Laki-laki itu sudah terbiasa bertemu dengan perempuan-perempuan cantik, karena dia memiliki banyak karyawan wanita di kantor miliknya.

Setelah berada di dalam mobil, Jhon pun mulai mengendarai mobilnya dengan sangat pelan, dan membawa Sinta menuju rumah sakit.

Hening sejenak, Namun Sinta pun memberanikan diri untuk bertanya.

"B-bapak siapa, m-maksud saya nama bapak siapa?" tanyanya, sembari menggigit bibir bawahnya, karena malu sekaligus salah tingkah dan gugup.

"Nama saya Jhon, John cristian." jawabnya, tanpa menoleh kearah Sinta.

Sinta mengangguk kecil, tersenyum menatap wajah tampan yang sedang fokus mengemudi.

Namanya Jhon cristian rupanyaa, pantesan tampan namanya aja aneh gitu, gumam Batinnya Sinta.

Setelah itu Sinta kembali diam, dan tak berniat mengatakan apapun lagi.

"kamu sekarang tinggal dimana?" tanya Jhon, yang kini menoleh sekilas kearahnya.

"S-saya tinggal di kost-kostan, pak!" balasnya lirih dan gugup.

"Hmmm!" gumam John.

Mimpi apa sih aku semalem bisa ketemu cowok setampan dia, Lagi-lagi gumam Batinnya Sinta.

Terus dia perhatian banget gini sih! Sinta semakin kepedean.

Kemudian ia menggeleng keras, Ck! mikir apa sih kamu ini, seraya memukul pelan kepalanya.

Please jangan kegeeran Sinta, tidak mungkin Laki-laki yang tampan dan mapan seperti dia suka sama aku.

Sudah Sinta sudah kamu ini mikir apa sih! lagi-lagi Sinta berdecak dalam hati.

Namun tetap saja pikiran yang ada di otaknya itu memikirkan tentang laki-laki yang ada di dekatnya itu.

.

.

Mohon dukungannya, jangan lupa tinggalkan jejak like dan komentarnya, agar makin semangat up lagi.

Mohon maaf masih banyak kekurangan, harap di mak'lumi ya karena masih belajar, dan ini untuk pertama kalinya menulis di sini.

Rumah sakit

Tak lama kemudian Akhirnya jhon dan Sinta sampai di Rumah sakit, dan setelah sampai di Rumah sakit lalu jhon memanggil suster Untuk membantu Sinta.

"Suster-Suster!" teriak Jhon, "Tolong bantu Saya,"

Dan tidak membutuhkan waktu lama, suster itu datang menghampiri jhon,

dan Suster pun bertanya, "Ada Apa ya pak, Apakah bisa saya bantu?" kata Suster itu.

Dan jhon menjawab, "iya tolong Bantu teman saya Masuk ke dalam, kakinya terluka,"

"Iya baik silahkan Pak,"

Kemudian suster itu membawa Sinta masuk ke dalam, dan jhon pergi untuk memarkirkan mobilnya terlebih dahulu.

Setelah jhon memarkirkan mobil, jhon pun ikut masuk ke dalam dan membantu membawa Sinta Ke ruang dokter Untuk di periksa.

Kemudian dokter pun datang untuk memeriksa Sinta, Dan ternyata Dokter itu dokter keluarga jhon, Sinta tidak tau kalau itu dokter spesial Keluarga jhon.

"Apakah ini kekasih Bapak?" tanyanya, seraya tersenyum.

Jhon mengerutkan dahi, "Hmmm, bukan-bukan dok, saya tidak sengaja tadi menabraknya di jalan,"

"Oh begitu rupanya." balasnya yang kini kembali menyunggingkan senyumnya.

Sinta yang Sudah merasa percaya diri sejak tadi pun kembali menunduk malu, tak berani berkata apa-apa, karena saat ini yang sedang dia rasakan adalah sakit dan perih di lututnya.

Ternyata pak jhon yang tampan ini belum memiliki istri, Sinta semakin percaya diri, Lagi-lagi Sinta memukul kepalanya dan menhentikan pikiran yang selalu memuji Jhon.

Mikir apa lagi sih, Sinta Sadar Sinta, pak Jhon ini laki-laki tampan dan mapan sedangkan Aku Hanya karyawan di Sebuah Restaurant, Sudah-sudah Sinta, gerutu Sinta dalam bathinnya.

Kemudian dokter sepesial keluarga nya Jhon ini, mulai mengobati Sinta sampai selesai, Setelahnya mereka berpamitan dan mereka mengucapkan terima kasih.

"Terima kasih Dokter, kalau begitu kami permisi!" ujar Sinta seraya tersenyum ramah.

"Baiklah sama-sama, dan untuk pak John Hati-hati ya, jangan sampai menabrak orang lagi!" candanya sambil tersenyum.

"Siap dok!" balas John sambil tersenyum pula membalas pak dokter.

Kemudian mereka berjalan beriringan.

"Kamu tunggu disini dulu ya, Saya mau Ambil mobil dulu, di parkiran " ujar John yang kemudian diangguki oleh Sinta.

Jhon mulai berjalan melangkah kedua kakinya menuju parkiran, sementara Sinta, lagi-lagi bergumam, Ya Allah baik banget sih ini cowok, tapi dia pasti sudah punya pacar lagian mana mungkin dia suka sama aku, gumam bathinnya Sinta.

kemudian Jhon pun kembali membuyarkan lamunannya, "Ayo Sinta kita pulang tapi nanti kita makan dulu ya."

"T-tidak usah pak," Sinta masih merasa gugup jika John mengajaknya untuk mengobrol.

"lagian Saya sudah makan kok,"

"Ayolah, anggap saja ini Sebagai permintaan maaf saya kepada mu."

Sinta pun Akhirnya hanya bisa pasrah, Karena Sinta pun merasa tidak enak jika harus menolaknya terus menerus, walaupun dalam hati Sinta ia sama sekali tidak merasa percaya diri jika terus berdampingan dengan laki-laki yang bernama John.

John mengajak Sinta untuk makan di tempat dimana dia bekerja, Sinta pun enggan masuk karena dia merasa malu oleh teman-teman kerjanya, dan seharusnya Sinta bekerja ini kok malah mau makan disana, batinnya.

tapi Jhon tetap memaksanya.

"ayo masuk, disini makanannya enak-enak lho."

Sinta meringis, mengedarkan pandangannya keseluruh sudut restaurant, apa yang akan di ucapkan Rekannya jika tahu bahwa ia berada disini untuk makan, bukan untuk bekerja.

Sinta melilit-lilit ujung baju yang Sedang di pakainya, bingung harus berbuat apa.

Dan kebetulan Sinta itu karyawati baru di sana, jadi dia belum tahu persis siapa pemilik Restorant itu, dia hanya tahu ibu bosnya saja.

Namun ternyata jhon itu Anak dari pemilik restaurant , dan ini salah satu Restaurant yang kini di kelola mamanya jhon.

Sinta pun mulai masuk dan berjalan sangat pelan karena kedua lututnya masih merasa sangat kesakitan.

Namun sebelum langkah kakinya benar-benar sampai di dalam restaurant, Sinta berpapasan dengan beberapa rekan kerja nya yang melihat kedatangan dirinya.

Namun mereka tidak ada yang berbicara satupun, mereka memandangnya dengan perasaan heran, mengapa Sinta keluar dari mobil pak John, anak dari pemilik restaurant tersebut.

Tetapi mereka berdiam saja, karena tidak ada satupun yang berani berkomentar.

Ya iyalah secara gitu, dia anak Big bosnya, terserah dia mau melakukan apa saja di sana, apa lagi cuman untuk makan, mungkin yang membuat mereka itu heran mengapa Sinta bisa bersamanya.

.

.

.

Mohon dukungannya, jangan lupa like dan komentarnya, agar semangat up lagi.

Mohon maaf masih banyak kekurangan, harap di maklum karena masih belajar.

Restaurant

Setelah mengajak dan mempersilahkan Sinta untuk duduk.

Jhon pun memanggil salah satu pelayan, dan Jhon meminta semua makanan yang paling enak untuk Sinta.

Tetapi Sinta yang berstatus pelayan ditempat itu, merasa tidak enak, walaupun ia pernah menginginkan makanan mewah di Restaurant ini, karena makanan untuk karyawan biasanya yang sederhana saja.

karena biasanya makanan mewah itu dia hanya mengantarnya untuk para pelanggan setianya, dan sekarang semuanya ada di hadapan dirinya sendiri, kini dia pun yang harus menghabiskan dan memakan ini semua.

Akan tetapi saat ini Sinta tidak bisa menikmati makanan yang dia inginkan itu, karena dalam hati Sinta tetap merasa tidak enak hati dengan rekan-rekannya yang sesekali menatap ke arahnya, bahkan Sinta ingin sekali menceritakan ini semua kepada rekan-rekannya itu, tetapi mungkin tidak untuk saat ini, karena di hadapan nya ada laki-laki tampan yang membuat dirinya semakin berdiam dan tidak bisa bicara.

"Kok kamu malah melamun, kenapa tidak di makan makanannya, mmmm apakah kau tidak menyukai menunya, atau kau mau pesan menu yang lain?" tanya John seketika membuyarkan lamunan nya Sinta.

"T-tidak pak, bukan begitu T-tetapi_" sahutnya semakin gugup.

"Tetapi kenapa?" tanya Jhon, dengan dahi berlipat yang bingung melihat Sinta semakin bertingkah aneh.

"Tidak apa-apa pak!" jawab Sinta canggung.

"Apa karena lukamu masih sakit, sehingga tidak mau makan?"

"Tidak pak tidak!" jawab sinta dengan tergesa-gesa.

Jhon pun menganggukan kepalanya, lalu jhon pun melanjutkan makannya, Sinta pun mulai makan walaupun hanya sedikit, dan hanya mencicipi saja, karena menghargai jhon.

Sementara Jhon berpikir mungkin Sinta masih kesakitan dan masih canggung karena belum kenal betul, padahal bukan karena itu, Sinta masih merasa tidak enak hati sama Rekan-rekannya disana yang selalu memperhatikan dirinya dengan tatapan aneh.

Iya Aneh mungkin mereka memikirkan yang tidak-tidak tentang dirinya, bukannya bekerja ko malah jalan dengan laki-laki tampan dan itu adalah anak dari pemilik restaurant ini.

Jhon yang tidak asing lagi dengan tempat ini dia terlihat santai-santai saja, karena restaurant ini milik mamanya, tetapi tidak dengan Sinta yang ingin cepat-cepat keluar dari Restaurant, hanya saja Sinta tidak berani berbicara karena malu dan tidak mungkin menceritakan semuanya.

Pikiran Sinta semakin kacau, Banyak yang ia Rasakan, kesakitan sudah pasti karena lukanya, Dan dia merasa malu oleh tatapan rekan-rekannya, kini dia bingung harus berbuat apa, pokonya Campur aduk ada dipikirannya, dan di tambah lagi Rasa takut, jika tiba-tiba bosnya datang ke restaurant.

Sinta yang benar-benar kebingungan ingin segera pulang, Jhon malah sibuk dengan ponselnya, Jhon mengangkat telpon, balas chat dari sekertarisnya, karena menanyakn kerjaan, karena hari ini Jhon belum sampai kantor miliknya.

Untung saja ibu pemilik Restaurant telpon ke kasir, bahwa hari ini dia tidak datang kesana, dan Sinta mendengar percakapan mereka, Sinta pun mulai agak sedikit lega.

Tetapi pikiran Sinta tetap saja merasa tidak enak lama lama di dalam Restaurant,

"Ummmzz." gumam Sinta lirih, hingga jhon tidak dapat mendengarnya, terlebih karena jhon masih sibuk dengan ponselnya.

Sinta ingin Sekali pulang ke kost-kostannya untuk istirahat, karena luka di lutut lumayan dalam, dan terasa sangat perih.

Semua Rekan-rekannya itu, ingin sekali bertanya apa yang terjadi dengan Sinta, tapi mereka semua hanya bisa berdiam pula tidak ada yangberani bertanya, namun dibelakang mereka saling berbisik-bisik.

"Ada apa ya dengan Sinta, kenapa Sinta bisa bareng sama pak jhon anaknya ibu bos, ketemu dimana ya mereka, terus Sinta ko bisa terluka begitu?"bisik salah satu dari mereka yang semakin kepo karena melihat Sinta berduaan dengan anak bos nya.

"Tetapi ada salah satu temen deketnya si Sinta, nanti kita tanyakan saja langsung sama dia, apa yang sebenarnya terjadi, kita tidak boleh berburuk sangka dulu pada temen kita ini." balas yang satunya.

"Iya-iya nanti saja kita tanyakan!" timpal yang satunya, walaupun ia merasa sangat penasaran apa yang terjadi dengan Sinta.

Namun setelah Jhon selesai membalas chat-chat dari sekertarisnya, Akhirnya Jhon mengajak Sinta pulang.

Sinta mulai sedikit lega, dan Sinta pun melangkahkan kakinya dengan sangat pelan karena lukanya itu terasa semakin sakit lagi, lalu jhon menyodorkan tangannya karena ingin membantu Sinta berjalan.

"Tidak usah pak, terima kasih saya bisa sendiri," ucapnya, akan tetapi jhon tetap memaksanya karena merasa kasihan dan merasa bersalah karena ini akibat dirinya yang ceroboh sehingga membuat Sinta terluka, namun bantuan Jhon ini di salah artikan oleh mereka yang melihat kejadian ini.

Setelah masuk ke dalam mobil, jhon terdiam sesaat.

"Dimana letak kost-kostannya?" ujar Jhon tanpa menoleh kearah Sinta.

Tetapi lagi-lagi Sinta gelisah karena masih memikirkan Rekan kerjanya itu dan tidak focus sama Jhon yang menanyakan alamat kost-kostannya itu.

Sinta pun mengerutu dalam hati, ummz apa ya, yang mereka pikirkan tentang aku, Bagaimana jika mereka mengira aku yang tidak-tidak, kini Sinta masih kebingungan, dan masih terus memikirkannya.

Namun Sinta pun mulai berpikir, tenang-tenang ucap Sinta dalam hati, sambil tarik napas lalu mengeluarkannya, terus dan terus begitu, walaupun Sinta masih saja bingung, tapi setidaknya sedikit berkurang.

Dan jhon pun bertanya kembali , soal alamat kost-kostannya, kali ini Sinta pun mendengarnya, lalu Sinta menunjukkan jalan menuju kost-kostannya itu.

karena letak kost-kostannya itu lumayan jauh jadi mereka agak lama didalam mobilnya, Sinta pun mulai kepedean lagi, Ya Allah ini beneran apa cuman mimpi, ini cowok ganteng banget kenapa sih ko aku bisa bertemu cowok ini gerutu Sinta dalam hati sambil sedikit melirik ke arah wajah jhon di kaca mobil.

Sinta selalu Salah tingkah jika melihat raut wajah jhon, maklum gadis desa yang baru merantau ke ibu kota, jadi masih sedikit norak.

Sinta bisa melihat wajah jhon dari kaca, karena Sinta duduk di bangku belakang, jhon yang sedikit cu'ek itu biasa aja tidak merasa ada yang aneh, karena jhon belum memikirkan hubungan dengan wanita.

Karena Jhon sudah terbiasa dekat dengan perempuan cantik-cantik di kantor nya, namun sikap dia biasa saja, karena Jhon memang belum memikirkan kehidupan yang layak nya seusianya itu yang sudah menikah atau hanya sekedar mempunyai hubungan dengan perempuan.

Jhon memang mempunyai segalanya, karier nya mapan wajahnya tampan, banyak perempuan cantik menggodanya, namun sikapnya yang dingin tidak pernah tergoda sedikitpun oleh rayuan perempuan-perempuan cantik walaupun mereka terus menggodanya, sehingga membuat mereka menyerah dan bosan karena tidak ada respon sedikit pun darinya.

.

.

Mohon dukungannya, jangan lupa tinggalkan jejak like dan komentarnya, agar makin semangat up lagi.

Mohon maaf masih banyak kekurangan, harap di maklum karena masih tahap belajar.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!