NovelToon NovelToon

Something Wrong With My Husband

Pernikahan

Dari dulu aku selalu memimpikan pernikahan yang elegan, gaun yang cantik, dekorasi yang menawan, dan taburan bunga yang begitu banyak.

Pernikahan menurutku adalah sakral, dimana dua orang yang saling mencintai akhirnya memutuskan untuk hidup berdampingan bersama hingga maut memisahkan.

Janji Pernikahan itu Suci dan tidak bisa di ingkari, Sehidup semati sampai tua, menemani di kala susah dan senang, sakit dan sehat, bukankah itu janji yang tidak bisa di ucapkan sembarangan dan main-main.

Disinilah aku berdiri di depan cermin yang memantulkan gambar diriku, memakai baju pengantin yang aku imipikan, Putih dengan bunga pengantin mawar di genggamanku.

Tapi senyum di wajahku hilang dan musnah. Entah pergi kemana.

"Tia, kamu sudah siap? Tanya ayu membuka pintu kamar hotel. "Aduh cantiknya, ayo semua sudah menunggu. Ucap nya dengan senyuman.

Cairan bening menetes jatuh di pipi Tiara yang merah muda karena blush on nya.

"Ti, Lo kenapa?! Ayu mendadak berhenti dan membuka puring pengantin yang menutup wajah sahabatnya itu.

"Gue gak mau nikah Yu" Tangis Tiara memecah

"Shhssh, Tia Lo kenapa?! Ayu memeluk sahabatnya itu "Jangan nangis Ti, ntar make up Lo rusak" Ayu mengusap punggung Tiara seraya menenangkannya.

"Mau Gue bantu Lu kabur dari sini? pertanyaan Ayu terdengar gila, sontak membuat Tia melepaskan pelukannya agar mata mereka bertemu.

"Kok malah kabur sih Yu?! Tia mengerutkan keningnya dan menghapus air matanya.

"Kan Lu bilang gak mau Nikah" Sentak Ayu, "Makanya jangan ngomong aneh-aneh" Ayu menjentikan jari nya ke jidat Tia.

"Ayo ah, semua udah nunggu di bawah, sini Gue benerin dulu riasan Lo" Ujar Ayu menarik sahabatnya itu duduk di kasur lalu Ia mengambil peralatan make up nya.

(Sejam yang lalu)

Tok..tok..tok.. Seseorang membuka pintu

"Masuk, Oh Rehan" Tiara setengah berdiri dan tersenyum melihat Rehan calon suaminya yang tampan mengenakan Tuxedo hitam.

"Kamu sendiri?! tanya Rehan dari pintu yang terbuka setengah.

"Iya, ayu lagi kebawah ambil sesuatu katanya" Tia tersenyum dan kembali duduk.

"Oh bagus lah, gue masuk ya"

Gue?!

Rehan masuk kedalam kamar bersama seorang perempuan sembari menggandeng tangannya lalu menutup pintu.

Raut wajah Tiara terlihat bingung.

Siapa perempuan ini?

Mengapa Rehan menggenggam tangannya?

"Ok, Gue langsung aja, ini Mona pacar Gue" Ujar Rehan memperkenalkan dengan rasa bangga. Begitu juga dengan Mona tersenyum Sinis membanggakan dirinya yang di cintai Rehan.

Bagaikan kilat memyambar di depan muka Tiara, meruntuhkan dunianya seketika. Matanya fokus memandang Rehan dan Mona.

"Pacar, Rehan maksud kamu apaan, sebentar lagi kita akan menikah" Tiara tetap di tempat duduknya menatap Rehan.

"Gue tahu, makanya Nih..." Rehan memberikan Sebuah kertas kepada Tiara.

*Perjanjian Pernikahan

Pihak A Rehan Dirga dan,

Pihak B Tiara Witcjaksono

Perjanjian pernikahan akan berakhir setelah Pihak A mendapatkan jabatannya sebagai CEO dG Corp. maka setelah itu Pihak A dan Pihak B akan bercerai, Pihak B akan mendapat Tunjangan berupa uang 500 juta dan 1 Unit Rumah di Kemang Timur.

Tertanda Pihak A, Rehan

Di setujui Pihak B, Tiara

"Nih pena, Lu tanda tangan di sini" Tunjuk Rehan pada kertas yang bertulis nama Tiara.

"Gak, aku gak mau" Tiara menggelangkan kepalanya. lalu berdiri di hadapan Rehan.

"Dasar Lo perempuan gak tahu diri" Mona mulai kesal dengan Tiara. Hingga mendorong bahu Tiara.

"Sayang sabar, Biar aku aja" Rehan menenangkan Mona. lalu maju selangkah ke hadapan Tiara.

"Jadi mau Lo apa?! Lo juga boleh menambah perjanjiannya kalau Lo mau" Rehan menatang Tiara.

"Gue mau batalin aja pernikahan kita" Ucap Tiara mantap tanpa ada rasa takut.

"Batalin?! Haha Lo mau batalin? Rehan mendengus menundukan kepalanya, kedua tanggannya memegang pinggangnya.

"Iya, lagian ngapain juga Gue pertahanin toh ujung-ujungnya Cerai" Ada sedikit getaran ketika Tiara mengucapkan kata demi kata itu.

"Kalau gak salah Gue, bukannya Bokap Lo punya riwayat jantung kronis ya?! Rehan mengangkat kepalanya menatap Tiara

Serasa hak sepatunya copot sebelah, Tiara kehilangan kesimbangannya dan jatuh terduduk di kursi yang tadi ia duduki.

"Huh, Dasar Gembel" Dengus Mona sambil mengumpat Tiara lalu ia melangkah kan kakinya dekat di kasur dan duduk menyilang kaki.

Mona yakin bahwa Tiara akan kalah, Senyum kemenangan sudah lebih dulu Ia tebarkan di wajahnya.

"Gimana?! Lu masih mau batalin?! Rehan mebungkukan badannya mendekat ke Tiara, berbisik pelan.

"Bayangin jika Bokap Lo denger Lo mau batalin acara di bawah dan mendadak phfuuu..... Tangan Rehan menari di depan Tiara. lalu melirik Mona dan tersenyum jahat.

Lama Tiara berpikir menatap kertas atau lebih tepatnya. Perjanjian Pernikahan. yang biasanya Ia suka membaca novel di manga toon tentang ini, Tapi sekarang Ia malah mengalaminya.

"Come On Ti, Lo kan Dokter yang cerdas, hebat dan Kuat" Puji Rehan demi mendapatkan tandatangan Tiara.

Gue harus apa?!

Yang di bilang Rehan memang benar, kalau saja Papa ngalamin Shock jantung Gue bakal kehilangan Papa.

Meski Gue Dokter bedah jantung, tapi tetap Saja, Jantung Papa udah kronis.

Tiara memejamkan matanya begitu dalam, lalu membukanya, menerjapkan beberapa kali lalu memandang Rehan.

kini pandangan mereka sangat dekat karena Rehan setengah membungkuk. Tiara menarik Nafas mencari kekuatan dalam dirinya.

"Oke, tapi gue punya persyaratan" Tukas Tiara kembali menatap Rehan, Kini Ia mempunyai kekuatan untuk berdiri.

"Well, selama itu bisa Gue penuhi" Rehan mengangkat kedua tangannya. yang artinya, persyaratan Lo jangan yang aneh-aneh.

"Lo berdua harus jaga rahasia ini sampai hari perceraian, dan Gak akan mesra-mesraan di depan Publik, dan Lo (tunjuk ke Mona) gak boleh nginjakkan kaki Lo di rumah Gue" Ucap Tiara.

"Apa Lo bilang" Sontak membuat Mona kaget dan berdiri melangkah dekat Tiara, Namun Rehan menahan Mona.

"Ok kita setuju, tapi Lo gak ada hak untuk larang Gue ketemuan sama Mona di tempatnya" Ucap Rehan

Tiara menambahakan sesuatu di surat perjanjian itu lalu menandatangain nya.

"Iya, tapi kalau urusan mendesak Lo mau gak mau Harus ngeduluin Gue ketimbang Pacar Lo... Keluar Lo berdua" Tiara menempelkan kertas serta penanya ke dada Rehan lalu mendorong Mona serta Rehan Keluar dari ruanganya.

***

Sebuah alunan piano terdengar begitu indah, para tamu berdiri, karena Mempelai perempuan akan memasuki Ruang Penikahan.

Tuan Andi Witcjaksono terlihat bahagia menggandeng Putri semata wayangnya berjalan ke altar.

Semua tersenyum, ada juga yang tidak ingin melewatkan momen itu dan mengambil beberapa gambar serta Video.

Suasana yang bahagia berdampak pada para tamu, namun tidak pada Tiara wajahnya murung sesaat Ia tidak fokus, dan beberapa kali menatap Papanya. Yah untung saja Dia memakai Puring yang menutup wajahnya jadi tidak terlalu kelihatan.

"Rehan, Jaga Tia baik-baik ya" Sebuah kalimat yang terdengar menusuk seharusnya kepada Rehan, namun Ia terlihat santai saja

"Pasti Pa, dengan Senyum yang merekah

Pembohong

Tiara dan Rehan mengucapkan Janji pernikahan mereka.

"Saya Rehan Dirga Berjanji Di hadapan Tuhan, dan Pendeta serta Jemaat nya. Akan mencintai Tiara Witcjaksono dengan sepenuh hati saya, menjaga dan melindunginya Setia di saat susah maupun senang, duka maupun suka"

Rehan mengatakan nya dengan Mantap layaknya laki-laki sejati.

"Saya....." Tiara Diam sejenak memandang Gambar yang ada di altar

Tuhan, aku tulus mengucapkan janjiku dan dengan sepenuh hati.. tolong aku Lindungi pernikahan ku serta Rehan yang akan menjadi Suamiku.

Para Tamu mulai berbisik karena Tiara menahan Suaranya.

"Ti.. " Ada ketakutan dalam diri Rehan saat memanggil Tiara.

"Saya Tiara Witcjaksono berjanji Di hadapan Tuhan, dan Pendeta serta Jemaat nya. Akan mencintai Rehan Dirga dengan sepenuh hati serta jiwa raga saya, menjaga dan melindunginya, Setia di saat susah maupun senang, duka maupun suka"

Rehan bernafas lega mendengar Tiara mengucapkan janjinya begitu juga dengan Mona. mereka berpikir bahwa Tiara akan membatalkan pernikahan itu.

"Saya nyatakan Kalian sah sebagai sepasang Suami Istri, Kalian bisa bertukar cincin dan Ciuman kudus" Ujar Pendeta menyerahkan Cincin kepada mereka.

****** Gue lupa kalo ada sesi ciuman nya

Mona terlihat gelisah di tempat duduknya, Seraya melotot kepada Rehan isyarat Jangan macam-macam.

Rehan sempat terkekeh kecil melihat Mona, lalu membuka puring yang menutup wajah Tiara.

"Gue Cium ya" Bisik Rehan pelan

Tiara melotot lalu mengarahkan matanya keatas yang artinya "Cium Di Jidat"

Rehan mencium jidat Tiara, lalu di sambut tepuk tangan dari para tamu.

"Lo kira Gue sudi nyentuh bibir Lo" Ucap Rehan baru membalikkan badan menatap para tamu dengan senyumnya.

Senyum Palsu

Saat semua sedang menikmati makanan di pesta pernikahan. Mona datang memberi salam di meja bundar tempat Tiara dan keluarga Rehan berkumpul.

"Tante, selamat ya" Ucap Tiara memberi salam.

"Eh, Mona kamu datang" Senyum Nyonya Dirga "Em, Tia ini Mona teman Rehan dari kecil sewaktu masih tinggal di Itali" Nyonya Dirga menjelaskan.

"Iya tante, tadi Rehan udah kenalin" Ucap Tiara.

"Mama Ti, Mama" Ucap Nyonya Dirga sambil tersenyum lembut.

"Iya Ma" Tiara menggertakan giginya tersenyum.

"Mona kesana dulu ya Ma, dan Tia selamat ya" Mona menjulurkan tangannya.

Tia menatap tangan Mona lalu menjabat tangannya "Makasih"

Suami dan Istri

Rehan tampak tengah berbincang dengan para tamu yang hadir. Mona perlahan mendekat dan memberikan salam kepada teman-teman Rehan. Lalu mereka berdua memisahkan diri.

Mona duduk di kursi Taman hotel sementara Rehan berdiri bersandar pada Pohon sambil menghisap rokoknya.

"Lo ok Re?! Tanya Mona memandang Rehan.

Rehan mematikan rokok nya yang tanpa ia sadari itu puntung rokok kedua yang ia matikan sejak Ia menyandarkan diri di Pohon rindang tersebut.

"I'm Fine" Jawab Rehan menatap langit biru diatasnya yang begitu biru tanpa awan.

"Thank you Mon, udah bantu Gue" Rehan kembali menatap Mona.

"Sama-sama, tapi cepat atau lambat Tiara akan tahu Re kalau Lo itu...."

"Itu urusan Gue kalau dia tahu, yang jelas Lo harus ada kalau Gue butuh untuk sandiwara" Rehan berdecak kesal.

"Ok, kalau gitu Gue balik" Mona berdiri lalu menepuk bahu Rehan dan pergi meninggalkan Rehan di taman.

Pesta pernikahan pun selesai, Rehan dan Tiara berpamitan pada orang tua mereka, Nyonya Dirga maunya mereka menginap dulu sehari dirumah tapi Rehan bersih keras ingin langsung ke rumah baru mereka.

***

Perjalanan yang cukup lama memakan waktu Dua jam dari hotel menuju rumah mereka belum lagi kemacetan kota metropolitan. Akhirnya mereka sampai malam.

Tiara dan Rehan terlihat sangat lelah.

"Bukain pintu belakang dong" Ujar Tiara sambil turun dari mobil. Dan mengambil kopernya lalu menutup pintu mobil nya.

Rehan berjalan melaluinya tanpa ada rasa iba membantu membawa koper sang Istri.

Istri?! Haha beberapa hari sebelum nya Tiara bangga hendak menyandang status sebagai Istri. Tapi sekarang menyebut nya saja Ia malas.

Rehan Mempunyai Rumah bergaya modern, dimana pintu utaman mereka ada di lantai dua, wicis Lo harus naik tangga.

Rehan sudah tiba lebih dulu diatas dan membuka pintunya, namun Tiara masih di bawah dengam koper serta tas nya.

Berat.

Rehan sama sekali tak peduli kepada Tiara, Ia langsung saja masuk ke kamarnya dam meninggalkan Tiara.

Tiara pun sampai, dan masuk kedalam rumah, Modern, sangat minimalis dan tertata sangat rapi. Ia masih berdiri di ruang tamu menatap sekelilingnya.

Inilah rumah yang akan Ia tinggali bersama Rehan entah sampai kapan, Oh iya sampai Rehan menjabat sebagai CEO.

Tiara menghela nafas dalam-dalam.

"Kenapa Lo, berat banget?! Ujar Rehan. Keluar dari kamar.

Tiara membuka matanya dan menatap tajam Rehan.

"Berhenti natap Gue, jatuh hati ntar Lo" Ledek Rehan

Tiara menggeliat bagai ulat "Amit-amit jatuh hati sama setan" bisik Tiara pelan.

"Gue denger ya..." Rehan melangkah kan kakinya masuk dapur mengambil air. "Coba Lo liat baik-baik, mana ada setan secakep Gue" Kelakar Rehan.

Tiara malas menyambung, ia tahu akan panjang jadinya " Kamar aku yang mana? Tanya Tiara

"Kamar Lo?! Dirumah ini kamar cuman satu, noooh" Rehan menunjuk di pojok.

"Apa?! Cuman satu, Trus yang diatas itu apa?! Tunjuk Tia juga, karena ada tangga menuju keatas, jelas-jelas ada ruangan diatas.

"Itu play room Gue, dan Lo jangan pernah injakkan kaki Lo di tangga ini" Rehan melangkah menaiki satu anak tangga.

Malas berargumen dengan Rehan Tiara menarik kopernya memasuki kamar yang di tunjuk oleh Rehan.

Ia pun mulai membuka isi kopernya dan memasukkan ke dalam lemari, Ya lemari yang berisi kemeja-kemeja Rehan.

Sebagai sepasang suami istri sudah sepantas nya mereka berbagi peralatan yang ada dirumah, ranjang, kamar mandi, bahkan lemari.

Tia menyisakan sepasang baju tidur di tangannya, Mengambil handuk lalu masuk kedalam kamar mandi.

Sekitar 15 menit Tiara selesai membersihkan dirinya dan melakukan ritual skincare nya di westafel kamat mandi.

Tia pun keluar dari kamar mandi, terkejut melihat Rehan sedang baring di ranjang dengan ponsel yang mengarah kepada Tiara.

"Ngapain kamu? Tia mengerutkan dahinya

"Aah, apaan Lo gak asyik masa udah pakek baju dikamar mandi" Rehan kecewa, Ia gagal merekam Tiara yang berbalut handuk.

"Ihh, Mesum Lo... Dosa" ujar Tiara menekan kata dosa lebih kental.

"Yee, mesum sama istri sendiri dosa apa Gue" Gelak Rehan

Ingin memaki, tapi apa yang di katakan Rehan memang benar, mereka sudah sah dan halal dimata bumi dan langit.

Sekali lagi Tiara sangat lelah untuk berdebat dengan Rehan, kejadian hari ini sudah cukup menggoncangnya.

Tia naik ke ranjang, meletakkan bantal guling di tengah mereka dan langsung baring membelakangi Rehan, menarik selimut dan membungkus dirinya hingga leher.

"Ch... Udah kaiak lontong daun Lo" Kelakar Rehan. Namun tak ada respon dari Tiara.

Rehan memajukan badannya untuk melihat Tiara. "Kebo, cepet banget tidurnya" Rehan kembali ke posisinya.

Sepi tidak terdengar suara lagi.. Ya Rehan dan Tiara tidur dengan pulas, sepertinya mereka benar-benar Lelah.

***

Pagi datang, Rehan membuka matanya melihat kesamping, Tiara sudah tidak ada disampingnya. Samar samar Ia mendengar suara berisik di dapur.

Rehan dan Tiara mendapat libur satu hari Pasca Pernikahannya. Sebenarnya Papa Dirga udah membelikan sebuah tiket bulan madu ke paris selama seminggu. Namun di tolak oleh mereka berdua.

Di lain sisi juga Tiara yang sebagai dokter bedah jantung gak bisa ambil cuti selama itu. Akhirnya merela hanya mengambil satu hari saja.

"Pagi..." Sapa Rehan sambil merenggangkan badannya, kedua tangannya terangkat ke atas. Hanya memakai kaos dalam serta boxer pendek dan kimono yang terbuka Rehan masuk ke dapur dan duduk di samping Tiara.

"Kenapa muka Lo? Tanya Reham stengah mengantuk dan rambut acak-acakan.

Gila si Rehan, tahu sih udah menjadi suami-istri tapi kan setidaknya jangan terlalu frontal ginilah penampilan paginya. Hanya buat Tiara malu melihatnya.

"Kami gak bisa apa, pakek baju yang rapi gitu? Tanya Tiara sambil menuangkan Jus oren ke dalam gelas yang di pegang Rehan.

"Iya, iya..." Balas Rehan yang malas cekcok pagi-pagi.

Meski Tiara sibuk sebagai Dokter bedah jatung di sebuah rumah sakit nomor satu di kota, Tiara tidak pernah lupa untuk melayani sang Ayah, Dan selalu menyempatkan sarapan dengan ayah nya.

Kebiasaan Tia yang melayani ayahnya sepertinya terbawa ketika Ia menikah, tanpa sadar Ia bangun pagi, membuat sarapan dan sekarang menuangkan Nasi Goreng ke piring Rehan.

"Udah, atau tambah lagi? Tanya Tia masih memegang sendok nasi goreng.

"Udgah chugup" Jawab Rehan sambil mengunyah nasi goreng dan memainkan ponselnya.

Tia melanjutkan makan nya juga, sesekali Ia melirik Rehan, berharap ada repon dari Rehan soal rasa Nasi Goreng buatannya.

Namun tak ada respon dari Rehan, Ia hanya fokus menatap ponselnya. Sesekali Ia tertawa melihat ponselnya.

"Eeerrgg" Rehan bersendawa panjang

"Rehaaaaaan... Apaan sih Kamu" Tia menjauhkan badannya dari meja makan.

"Sory... Gue kenyang, Nasi Gorengnya enak Ti, thank you ya" Rehan tersenyum lalu meminum sisa Jusnya dan berdiri dari kursinya melangkah ke ruang tamu pandangannya tak lepas dari ponselnya.

Tia menggeleng lihat kelakuan suaminya itu, namun ada senyuman di wajah Tia melihat pring Rehan bersih tak bersisa, dan pujian Nasi goreng yang Enak.

Ya, Suami-istri memang harus begini kan. Bisik Tia dalam hatinya lalu membersihkan peralatan makan mereka.

Sementara Rehan duduk di sofa sambil menonton.

What a beautiful morning for newbie Husband and Wife.

Rumah Tangga

Selesai membereskan dapur, Tia lanjut menyapu rumah, Ia mulai menyapu dari kamarnya sekaligus merapikan tempat tidur.

Dasar Rehan, bangun tidur bukannya beresin. Malah di biarin, bahkan bantal pun sampai ada yang jatuh di lantai.

Tiara tidak keberatan dengan membereskan rumah, karena Ia sudah terbiasa hidup berdua dengan Ayahnya.

Berbeda dengan Rehan, Papa Andi bekerjasama dengan Tiara dalam hal mengurus rumah, hanya saja kalau masak itu adalah bagian Tiara.

"Naah, rapi deh kasurnya" Ujar Tiara tersenyum, lalu ia lanjut mengelap barang-barang yang ada di kamar.

Selagi Ia mengelap rak di kamar sesuatu jatuh dari ketinggian rak..

"Apaan nih?! Tongkat madura? Tiara mengambil sesuatu yang jatuh, bentuknya lonjong padat seperti sabun dan terukir tulisa tongkat madura.

Ia pun keluar dari kamar sambil terus memperhatikan benda tersebut..

"Ini apaan?! Tiara menyodorkan nya di depan wajah Rehan..

Mata Rehan membelak, dengan cepat Ia mengambil tongkat tersebut. "Kok bisa ada di Elo?! Tanya Rehan gelagapan

"Aku lagi beresin kamar, trus nemu itu" tunjuk Tiara benda yang di pegang oleh Rehan.

Rehan kebingungan menjelaskannya, mata Tiara yang begitu polos memandangnya menunggu penjelasan.

"Eng, ini untuk itu" suara Rehan pelan

"Hah?! Kamu bilang apa?! Tiara mendekatkan telinganya agar kedengaran.

Rehan mengusap mukanya "Untuk itu" Rehan menunjuk kebawa Tiara.

"Kaki?!

"Bukan" Rehan menarik tangan Tia dan keduanya terjatuh di sofa.

"Iih, apaan sih kamu jangan dekat-dekat" Tia menggeser duduknya, ada spasi antar Tia dan Rehan.

"Ngomongnya harus deketan biar tetangga gak dengar" Ucap Rehan, sengir setannya keluar.

"Kamu Gila ya, gak ada orang lain dirumah ini, kamu sama aku aja" tunjuk Tiara.

"Makanya deketan sini" Rehan memajukan duduknya kini Ia menghadap Tiara.

"Ini untuk Itu Lo" kali ini Rehan menunjukan menggunakan mulutnya, monyong kebawah.

"Buat aku, buat aku gimana?! Tanya Tiara

"Eiish, padahal Lo dokter, Rehan membuang badannya sejenak, lalu mendekat kan dirinya lagi, kini bibirnya hanya berapa centi dari telinga Tiara.

"Ini tongkat madura, untuk main sama Lo dan buat Lo meraskan kenikmatam yang tiada tara," Rehan berbisik manja di telinga Tiara hingga nafasnya bener bener terasa di telinga Tia.

"ini caranya di masukin disini" Rehan menunjuk daerah sensitif Tiara dan tangannya tinggal 2cm lagi menyentuh punya Tiara.

"Gila, Dasar genit, mesum Lo" Tiara mendaratkan tinju pada bahu Rehan lalu berdiri.

Rehan menarik tangan Tia, lalu berhasil Ia tepis. Dan bergegas ke kamar.

"Kok muka Lo merah Tia... Ti..." Rehan cekikian ketawa.

Sementara Tiara masuk ke kamar lalu menutup pintu, sepertinya Ia tidak melanjutkan bersih-bersihnya.

"Rehan s*nting" Tiara masih kesal soal tadi, Ia mengambil ponselnya dan memainkannya.

Selang beberapa menit, Tia tidak lagi mendengar suara TV.

Rehan kemana?

Tia membuka pintu, melihat sekeliking tidak ada tanda-tanda Rehan, hanya Kimononya yang berada di Sofa.

Tia keluar lalu melipat kimono Rehan.

"Mending aku masak aja deh" Tia melangkah kan kakinya ke dapur dan membuka kulkas.

Kosong

Rehan dan Tiara belum belanja sama sekali. Ia ingin sekali langsung pergi belanja, namun Ia lupa membawa mobilnya, selesai pesta pernikahan Ia kemari dengan satu mobil dengan Rehan.

"Rehan.... Re" Tiara berteriak dari bawah tangga memanggil Rehan.

"Kenapa?! Rehan melangkahkan kakinya menuruni anak tangga.

"Pinjem kunci mobil kamu dong, aku mau belanja" Ujar Tiara.

"Belanja?! Lama Rehan mikir. Ya udah bareng aja, Gue juga mau beli sesuatu.

Tiara mengangkat alisnya, tak percaya Rehan mau ikut bersamanya belanja kebutuhan diRumah.

***

LOTTE

"Rehan, dorong troly nya kesini" Rehan sibuk main Game di ponselnya.

"iya-iya..." Rehan mematikan ponselnya lalu mendorong troly dekat Tiara.

"Masih lama Ti?! Rehan mulai bosan.

"Bentar lagi, aku tinggal beli daging sama ayam fillet" Ujar Tiara melihat sekeliling mencari papan jual daging.

"Gue udah lapar Tia" Ucap Rehan

"Sabaran dikit kenapa sih, ayo ke situ aku mau beli daging" Tia pun sedikit kesal.

Yah, namanya juga perempuan, mau belanja baju atau belanja makanan yang namanya belanja paling gak suka buru-buru, takut ada yang lupa nantinya.

***

Akhirnya mereka pun selesai belanja, Tia sibuk memasukkan barang belanjaannya kedalam mobil sementara Rehan memegang troly nya dengan cara meletakkan kedua sikunya di pegangan troly lalu bermain game lagi.

"Rehan" Sapa seorang perempuan. Rehan memalingkan wajahnya.

"Siska?! Rehan menebak seraya menunjuk.

"Audrey, Gue audrey 48" sambil menekuk mukanya kesal kecewa Rehan salah menyebut namanya.

"Oh... Iya iya, Bukannya Lo seharusnya di bandung ya? Ujar Rehan.

"Ada kerjaan disini, Btw ini yang nomor berapa?! Audrey menunjuk pada Tia.

Nomor?!

Apaan sih...

Tiara melihat Rehan menanti Jawaban, Rehan terlihat gelagapan, salting, bingung...

Melihat Rehan salting, Tia maju menjulurkan tangannya " Aku Tiara istri Rehan" Dengan nada yang mantap.

Baik Rehan maupun Audrey tercengang...

Audrey tak menyangka seorang Rehan bisa menikah... Ada sedikit percikan Kesal serta cemburu yang Audrey rasakan.

Sebaliknya, Rehan tak percaya apa yang baru saja Ia dengar.

Itu seperti pengakuan dari Tiara, dan terdengar sangat bangga menyandang status sebagai istri dari Rehan Dirga..

Senyum Rehan merekah, Sumringah (kalo kata nyokap author, haha)

"Drey, kita balik dulu ya" Rehan memberikan troly nya pada Audrey lalu menutup pintu belakang mobilnya. Karena Tia sudah selesai memasukkan barangnya.

Sepanjang perjalanan Rehan senyum-senyum sendiri sesekali Ia terkekeh kecil, melihat pemandangan itu membuat Tiara sedikit takut.

Takut suaminya Gila.

"Kamu kenapa sih?! Tanya Tiara jutek

"Lo sebangga itu jadi istri Gue?! Tanya Rehan senyum senyum

"Lah, emang aku salah?! Tanya Tiara balik.

Raut wajah Rehan berubah, Ia berfikir sejenak... Iya juga, Mereka kan suami Istri sudah sepantasnya jika orang nanya yah di jawab begitu.

Aaarrg, baru aja pengen godain...

Rehan pum berhenti tersenyum, lalu memepercepat kecepatan mobilnya.

Membuat Tiara kembali mengerutkan keningnya bingung...

"Kamu gak apa-apa?! Tanya Tiara.

"Gue Lapar, kita mampir burger king aja ya" Rehan memutar mobilnya, Tiara tidak membantah karena Ia pun sama laparnya dengan Rehan.

Mereka pun memesan untuk take away, namun karena Rehan sudah lapar, jadi Ia langsung memakannya di mobil.

***

Sesampai nya dirumah...

"Aaakkh, capeknyaa" ujar Rehan merebahkan badannya di sofa, sementara Tiara sibuk merapikan belanjaannya.

Mencuci ikan, Daging, serta sayur mayur dan buah-buahan yang Ia beli tadi, tidak lupa juga beberapa snack yang langsung di tata rapi di dalam tupperware.

Jangan tanya tupperwarenya dari mana, Ketika mereka menikah Nyonya Dirga pastinya udah mempersiapkan segalanya. Kecuali bahan-bahan makanan tentunya.

"Selesai juga deh" Tiara tersenyum, Ia menatap isi kulkas yang penuh dah rapu serta seisi dapurnya. Ruang dan alat yang berbeda namun kegiatan yang sama.

Yah, bukankah ini yang di lakukan istri. Aku tidak akan kalah dari kamu Rehan, aku akan mempertahankan pernikahan ini. Aku pasti akan buat kamu jatuh hati sama aku.

Tiara berbisik dalam hatinya. Lalu Ia sadar terlalu sepi, kemana Rehan?!

Tia melihat sekilas rambut Rehan di sofa. Ia melangkah mendekati Rehan.

"Astaga, dia ketiduran rupanya" Tia kekamar nya mengambil selimut lalu pelan pelan menyelimuti Rehan yang ketiduran di sofa.

Ada tawa lucu di wajah Tiara.

"Ternyata kalo lagi tidur, ganteng banget" ujar Tiara berlutut menatap Rehan yang sedang tidur.

Ya Tuhan, Jagalah selalu pernikahan kami hingga maut yang memisahkan... Aku akan belajar untuk mengenal Rehan dan menjadi Istri yang baik.

Tiara berdoa didalam hatinya.

Namun Tia sadar, untuk jatuh cinta setelah semua yang Ia alami tidaklah mudah.

Sejujurnya, sejak Rehan memperkenalkan Mona dan mengetahui tujuan pernikahan ini, Ia sudah sangat malas untuk melanjutkan hidup bersama Rehan.

Jika Ia tidak memikirkan Ayahnya, Ia pasti sudah membatalkan pernikahan itu.

***

Huh! Jatuh Cinta... Apa kah Rehan dan Tia bisa?!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!