NovelToon NovelToon

Atmosphere

Al (Aluminium)

Happy Reading all.

***

Pagi ini langit terlihat begitu cerah tak ada tanda jika ia akan mengeluarkan air nya untuk turun ke bumi. Seorang gadis cantik dengan rambut yang di ikat kuda yang menggunakan seragam berwarna abu-abu, yang di padukan dengan rok pendek kotak berwarna abu-abu hitam dengan gadir putih yang melambangkan jika itu adalah seragam dari sekolah elit, kini tengah berjalan menuju gerbang sekolahnya.

Ini adalah hari pertamanya menginjakkan kaki ke sekolah ternama tersebut sebagai siswi baru kelas sebelas. Bukan karena ia adalah anak orang kaya hingga bisa masuk ke sekolah elit tersebut, melainkan karena beasiswa yang diberikan padanya.

Gadis yang tak lain bernama Adhara Andromeda tersebut, bukanlah berasal dari keluarga kaya, ayahnya hanya seorang pegawai di salah satu perusahaan kecil sedangkan ibunya hanya ibu rumah tangga. Bisa mendapatkan beasiswa di Nash high school adalah sebuah keberuntungan bagi Adhara.

Adhara berjalan dengan santai sambil menatap ke sekeliling bangunan yang terdiri dari tiga lantai tersebut, dengan taman di bagian depan yang begitu indah ditambah dengan air mancur di bagian tengah taman.

Bahkan lapangannya juga sangat luas hingga rasanya ia pasti akan lelah jika harus terus berjalan menuju lobi untuk masuk ke kelasnya. Sebelum menuju kelasnya karena ia tak tahu dimana letak kelasnya gadis itu memutuskan untuk mencari ruang kepala sekolah terlebih dulu. Adhara menuju papan pengumuman yang berada di bagian depan lobi untuk mengambil denah sekolah yang sudah disiapkan.

“Wah ini sekolah megah banget.” Adhara menggelengkan kepalanya takjub melihat bangunan megah tersebut, lalu segera memasuki lobi dan menuju lift untuk menuju lantai dua letak ruang kepala sekolah berada.

“Jauh juga, ini kalau bawa sepeda pasti enak,” ucap gadis itu sambil terkikik geli mendengar pemikirannya sendiri.

Koridor yang begitu luas itu kini sudah ramai dengan para murid karena ini memang bukan jam masuk kelas. Di sepanjang jalan banyak mata yang terus menatapnya dengan berbagai tatapan namun tentu saja Adhara tidak mau pusing memikirkannya.

Hingga tak lama setelah berbelok di ujung koridor yang cukup sepi, dapat Adhara lihat empat orang laki-laki dengan pakaian seperti berandalan tengah mengepung satu laki-laki di tengah mereka yang terlihat berwajah begitu datar bahkan di saat ia tengah terjebak oleh empat preman tersebut.

“Hey! Apa yang kalian lakukin?” Adhara berkacak pinggang sambil berjalan ke arah mereka yang kompak menoleh ke arah Adhara dengan seringainya.

“Apa yang kau inginkan? jika kau ingin lewat maka silahkan lewat, tak perlu mengganggu kami,” ucap salah satu dari preman tersebut pada Adhara dengan bahsa formalnya, Adhara yang mendengarnya langsung memelototkan matanya mendengar ucapan laki-laki itu.

“Dih songong, mau ngapain lu pada? Mau malak ya?” tanya Adhara sambil berjalan mendekat ke arah mereka masih dengan tangannya yang berkacak pinggang. Ia paling tidak suka jika ada orang yang berperilaku sesuka mereka seperti itu. Apa lagi ini masih di lingkungan sekolah.

“Apapun yang ingin kita lakukan bukanlah urusan mu, jadi lebih baik kau pergi,” ucap yang lainnya dengan dengan wajah marahnya.

“Gak usah sok jagoan lo pada, ini sekolah bukan tempat malak,” ucap Adhara sambil memukul kepala para preman itu satu-satu tak ada ketakutan dalam diri gadis itu membuat ke empat preman tersebut memelototkan matanya dengan marah. Sebenarnya Adhara malah meragukan identitas preman tersebut. pasalnya jika di lihat dari umurnya mereka tak seumuran anak SMA tapi entah begaimana mereka bisa berada di lingkungan sekolah.

Adhara jadi berpikir jika sekolah ini tak aman.

“Sialan, beraninya kau,” salah satu preman tersebut hendak memukul Adhara namun dengan cepat gadis itu menangkan kepalan tangan yang mengarah padanya, memelintirnya kebelakang membuat laki-laki itu berteriak kesakitan.

“Cepat bantu aku,” ucap preman yang berada dalam kendali Adhara, mendengar ucapan temannya sontak saja mereka langsung menyerang Adhara.

Adhara melepaskan preman yang berada dalam kendalinya tersebut dengan mendorongnya ke arah temen nya hingga mereka tersungkur ke lantai membuat tawa Adhara pecah.

Ia sangat beruntung karena sedari SD sudah memiliki ilmu bela diri yang bagus. Tak ada yang buruk bagi wanita untuk belajar bela diri karena ini adalah salah satu senjata yang bisa digunakan saat keadaan mendesak, bukan hanya berteriak minta tolong sambil mencak-mencak tak karuan dan menunggu pertolongan.

“Sialan kau,” salah satu preman langsung berdiri dan hendak memukul Adhara namun gadis itu malah menendang ******** sang preman membuat jeritan kesakitan preman tersebut menggema.

Adhara menutup telinganya karena terlalu keras. Ke tiga teman preman tersebut membantu temannya untuk bangun dan membawanya untuk pergi membuat Adhara tersenyum senang karena telah berhasil melawan preman tersebut.

“Rasain lo, salah sendiri ngelawan Adhara,” ucap Adhara sambil terkiki geli.

Ia bahkan jadi ngilu sendiri membayangkan betapa sakitnya ******** laki-laki itu sekarang.

“Lo gak papa?” tanya Adhara pada laki-laki yang kini hanya menatapnya datar dan segera berlalu darinya itu.

Adhara sungguh dibuat menganga melihat laki-laki tersebut yang malah langsung pergi meninggalkannya tanpa berkata terima kasih atau sekedar menjawab pertanyaan Adhara.

“Dasar gak tahu terima kasih,” gerutu Adhara dan memutuskan untuk langsung pergi menuju ruang kepala sekolah takut ia akan telat masuk ke kelasnya.

Akhirnya gadis itu dapat melihat dengan jelas papan yang bergantung di depan pintu menuliskan “Ruang Kepala Sekola” yang tertulis dalam tiga bahasa Jerman, Indonesia, dan Inggris.

Adhara mengetuk pintu setelah di persilahkan masuk barulah gadis itu segera masuk dengan senyuman di wajahnya.

“Selamat pagi Mr. Saya Adhara siswi baru penerima beasiswa,” jelas Adhara memperkenalkan dirinya membuat kepala sekolah tersebut mengangguk.

Dapat Adhara lihat laki-laki yang berumur sekitar tiga puluh tahun itu ternyata bernama Aynan Athalla.

“Silahkan duduk,” sang kepala sekolah yang berumur sekitar tiga puluh tahun itu tersenyum ke arah Adhara sambil mempersilahkannya duduk. Adhara membalasnya dengan anggukan lalu segera duduk

“Baiklah, tunggu sebentar saya akan memanggil Mrs. Rissa yang akan menjadi wali kelasmu untuk mengantarmu ke kelas,” ucap Mr. Aynan sambil mengambil ponselnya untuk menghubungi guru yang akan menjadi wali kelas gadis tersebut.

Tak lama suara pintu di ketuk membuat Mr. Aynan segera menyuruh orang di luar untuk masuk. Terlihat guru wanita yang berumur sekitar empat puluhan masuk dengan senyumannya.

“Adhara, ini adalah Mrs. Rissa dia adalah wali kelasmu di kelas XI IPA 3,” ucap Aynan memperkenalkan rekan kerjanya itu.

“Selamat pagi Mrs. Rissa, semoga saya tidak akan merepotkan Anda sebagai wali kelas kedepannya,” ucap Adhara dengan senyumannya yang begitu tulus dan di balas dengan senyuman yang tak kalah tulus oleh Rissa.

“Selamat pagi Adhara, Saya sangat berharap yang terbaik dari kamu,” balas Riss yang di balas dengan anggukan oleh Adhara.

"Kalau begitu kami pergi dulu Mr. Aynan," ucap Rissa sambil menunduk dan berjalan keluar bersama Adhara.

Setelah berpamitan Adhara langsung keluar bersama dengan Rissa. Di koridor kini telah sepi karena jam pelajaran sudah di mulai hingga kalian akhrinya berjalan dengan santai di sepanjang koridor sekolah menuju kelasnya.

***

Thanks for Reading all.

Hai semua apa kabar? Aku balik lagi nih dengan cerita baru.

Semoga kalian suka dengan cerita baru ku ini.

Jangan lupa like, coment, dan simpan di favorite ya guys.

See you next chapter all.

Ds (Darmstadtium)

Happy Reading All.

***

Keadaan kelas yang begitu tenang menjadi penyambut saat Adhara sampai di depan pintu kelas XI IPA 3 yang akan menjadi kelasnya. Seorang guru laki-laki yang tengah menjelaskan di depan terlihat begitu fokus dengan pekerjaan nya. Namun sepertinya keadaan tenang itu hanya sebuah cover karena di balik itu banyak yang tengah menahan kantuk atau bahkan merapikan make up nya.

Mrs. Rissa mengetuk pintu membuat guru yang mengajar menoleh ke arah nya begitupun dengan siswa-siswi yang berada di dalamnya, seluruh atentsi langsung mengarah pada Adhara.

“Permisi Mr. Ronald, saya ingin mengantar siswi baru di kelas ini,” jelas Mrs. Rissa sambil melihat ke arah Adhara yang berada di belakangnya.

Adhara tersenyum ke arah guru laki-laki yang masih begitu muda itu, guru laki-laki itu mengangguk dengan senyumannya lalu mempersilahkan Adhara untuk masuk.

“Kalau begitu saya pergi dulu Mr. Terima kasih,” ucap Mrs. Rissa berpamitan undur diri hingga tak lama guru tersebut segera pergi dari tempatnya.

“Baiklah, sekarang silahkan perkenalkan diri kamu,” ucap Mr. Ronald meminta Adhara untuk memperkenalkan dirinya.

Adhara membalasnya dengan anggukan lalu menarik nafasnya sebelum memulai perkenalannya. Jujur saja kini ia merasa begitu gugup apalagi seluruh atensi murid berpusat padanya.

“Hai semua perkenalkan nama saya Adhara Andromeda, saya pindahan dari SMA Angkasa. Semoga kita bisa menjadi teman yang baik,” ucap Adhara memperkenalkan dirinya.

“Adhara imut ya nanti ke kantin mau sama Aa’ gak?” goda salah satu laki-laki dengan kulit hitam manis dan alis tebal dengan mengedipkan matanya membuat Adhara malah bergidik melihatnya.

Laki-laki itu seperti hanya belum pernah merasakan tinjuan Adhara saja, agar dia berhenti menggoda Adhara, ia hanya tak tahu jika Adhara kecil-kecil cabe rawit hanya tubuh saja yang tidak berkembang tapi kemampuan bela diri gadis itu terus berkembang.

“Buaya mulai beraksi,” ucap salah satu teman kelasnya yang lain membuat murid lainnya bersorak mengejek laki-laki yang menggoda Adhara tadi.

“Sudah-sudah jangan ribut, Adhara kamu boleh duduk di tempat yang kosong,” ucap Mr. Ronald yang Adhara balas dengan anggukan.

Gadis itu berjalan menuju kursi kosong yang berada di dekat jendala barisan ketiga. Adhara segera meletakkan tas nya di samping lalu mengeluarkan bukunya.

Gadis yang berada di depan Adhara membalikkan tubuhnya lalu tersenyum ke arah Adhara dan mengulurkan tangannya.

“Hai gue Ariel, dan ini sahabat gue Elara,” ucap gadis itu memperkenalkan dirinya. Adhara membalas uluran tangan Ariel juga Elara.

“Adhara,” ucap Adhara dengan senyumannya.

“Lo imut banget sih Adara,” ucap Elara yang begitu gemas dengan Adhara yang memang memiliki pipi tembam dengan kulit putih bersih, belum lagi tubuhnya yang memang tidak terlalu tinggi.

Adhara hanya tersenyum sambil mengucapkan terima kasih lalu mereka mulai fokus mendengarkan Mr. Ronald yang tengah mengajarkan materi tentang Sejarah Indonesia wajib pantas saja banyak yang menahan kantuk.

***

Adhara meregangkan tubuhnya setelah pelajaran yang begitu melelahkan akhirnya jam istirahat datang juga, gadis itu segera merapikan buku-buku pelajarannya yang berserakan di meja.

“Adhara ayo ke kantin,” ajak Elara yang sudah selesai merapikan bukunya.

“Ayo,” ajak Adhara yang sudah selesai merapikan bukunya.

Ia begitu beruntung bisa di terima dengan baik di kelasnya walau mereka begitu berbeda dalam ekonomi.

Adhara, Elara, juga Ariel berjalan bersisian menuju kantin yang berada di deretan kelas tiga yang berada di lantai tiga.

“Apa di kelas XI tidak memiliki kantin hingga harus ke kelas XII?” tanya Adhara karena ia berpikir tidak mungkin sekolah mewah seperti ini hanya memiliki satu kantin apalagi dengan sekolah luas dan besar seperti ini.

“Ada, hanya saja lebih baik di kelas XII,” ucap Ariel dengan senyumannya yang membuat Adhara mengerutkan keningnya bingung.

“Mengapa?” tanya Adhara bingung.

“Kau akan melihatnya nanti,” ucap Elara dengan senyumannya sambil merangkul pundak Adhara.

Saat sampai di kantin, kantin terlihat begitu ramai dan begitu padat ketiga gadis itu segera menuju stand makanan untuk mengambil makanan mereka karena memang untuk makan siang Nash High School menyiapkan makan siang gratis bagi muridnya.

Namun bagi mereka yang bosan dan ingin menu lain maka mereka bisa datang ke kantin dengan banyak penjual stand makanan yang berada di samping kantin utama.

Mereka memilih duduk di meja bagian ujung agar tidak terlalu ramai. Di tengah kantin dapat Adhara lihat ada meja yang begitu ramai dengan berbagai bisikan dari penghuni kantin yang membicarakan mereka.

“Itu kenapa rame banget sih?” tanya Adhara yang mulai penasaran dengan apa yang terjadi di tengah kantin itu.

“Nah ini alasan kita ngajak lu kesini,” ucap Ariel dengan senyumannya yang semakin membuat kening Adhara mengerut bingung.

“Emang ada ada apa? Ada pembagian sembako?” tanya Adhara semakin penasaran yang malah membuat kedua teman barunya itu terkekeh geli.

“Mana ada pembagian sembako di sekolah,” ucap Elara dengan tawanya.

“Itutuh Tiga pangeran Indonesia, lo gak tau mereka sekolah di sini?” tanya Ariel yang di balas dengan gelengan oleh Adhara.

Hal itu sontak membuat kedua temannya itu menganga tak percaya jika Adhara sungguh ketinggalan info sekali. Apa dia tidak memiliki sosial media? Atau ia malah hidup di zaman purba tanpa media sosial?

Elara menghembuskan nafasnya sebelum menjelaskan siapa Tiga pangeran tersebut.

“Tiga pangeran itu ada yang namanya Arche dia itu yang paling hangat, terus ada Antariksa dia yang paling kasar, Chan yang paling dingin. Dan lo tau mereka semua itu ganteng-ganteng pake banget,” jelas Elara dengan senyumannya sambil membayangkan wajah dari ketiga pangeran tersebut.

Melihat senyuman Elara, Adhara malah bergidik ngeri melihatnya. Sepertinya ada yang tidak beres dengan otak teman barumu yang satu itu.

“Antariksa tetap yang paling ganteng sih,” ucap Ariel yang kini malah bertos ria dengan Elara. Kamu hanya bisa di buat menggeleng dengan sikap kedua temannya itu.

“Udah mending sekarang kalian cepet abisin makannya, bentar telat lagi masuk kelasnya,” ucap Adhara yang sudah menyelesaikan makannya.

Setelah selesai dengan makanan mereka langsung kembali menuju kelas mereka karena jam masuk lima menit lagi.

***

Jam pulang sekolah akhirnya kini tiba namuan Adhara tidak bisa langsung pulang pasalnya ia harus piket terlebih dulu bersama dengan Elara juga teman kelasnya yang lain, Ariel sudah pulang lebih dulu karena sopir sudah menjemputnya.

Saat mereka tengah piket tiba-tiba saja tiga orang laki-laki datang memasuki kelas dengan salah satu dari mereka berjalan ke arah gadis yang tengah menyapu di bagian belakang kelas.

“Mana kaos basket yang gue minta bawain?” tanya laki-laki itu sambil menatap teman kelas Adhara yang bernama Mora itu dengan datar.

“Hmm maaf Kak tapi saya lupa membawanya,” ucap gadis itu sambil menunduk dalam takut menatap wajah laki-laki di depannya.

Laki-laki itu terlihat geram dan langsung mendorong Mora hingga gadis itu tersungkur. Adhara yang melihatnya di buat ternganga karena laki-laki itu begitu kasar.

Adhara yang mau membantunya berhenti melangkah saat Elara menahan tanganya membuat Adhara menoleh ke arah Elara dengan tatapan penuh tanya namun gadis itu hanya membalasnya dengan gelengan.

Kedua laki-laki yang bersama gadis itu hanya terdiam hanya memperhatikan apa yang temannya lakukan.

“Lo harusnya sadar diri kalo bukan karena gue lo gak bakal bisa sekolah di sini, ngelaksanain perintah gue yang gampang aja lo lupa, gak becus banget jadi pembantu,” ucap laki-laki tersebut sambil mendorong kepala Mora yang hanya diam menerima setiap tindakan laki-laki itu padanya.

Adhara yang sudah tak tahan melihatnya segera menghampiri mereka dan mendorong laki-laki tersebut.

“Lo jadi cowok bisa gak sih gak kasar? Udah nyuruh-nyuruh galak lagi, kenapa gak lo bawa sendiri aja?” tanya Adhara sambil berkacak pinggang dan menunjukkan wajah garangnya. Namun bukannya terlihat menakutkan gadis itu malah terlihat begitu menggemaskan bagi siapa saja yang melihatnya.

“Siapa lo ikut campur urusan gue? Udah bosen sekolah di sini lo?” tanya laki-laki tersebut dengan tatapan tajamnya.

Bukannya takut dengan tatapan tajam laki-laki itu Adhara malah membalas tatapan tajam itu.

“Murid baru,” ucap salah satu teman laki-laki tersebut membuat Adhara menoleh hingga matanya memelotot melihat laki-laki tersebut yang tak lain adalah laki-laki yang tadi pagi di bantunya.

Sungguh sial baru saja satu hari bersekolah ia sudah harus dihadapkan dengan laki-laki kurang waras seperti dua laki-laki yang berada di depan dan belakangnya itu.

“Oh murid baru hasil beasiswa?” ucap laki-laki tersebut dengan senyuman sinisnya. Adhara sukses di buat menganga mendengar hinaan laki-laki tersebut.

Laki-laki itu berjalan ke arah Adhara sambil mendekatkan wajahnya ke arah Adhara.

“Inget posisi jangan sampai hanya dalam waktu dua hari lo udah angkat kaki dari sekolah ini,” ancam laki-laki tersebut yang setelahnya langsung pergi dari kelas mereka diikuti oleh laki-laki yang pernah Adhara tolang.

“Jangan di dengerin omongan Antariksa dia emang gitu, btw lo menarik dan imut,” ucap laki-laki yang berwajah begitu kalem sambil tersenyum ke arah Adhara.

Apa yang laki-laki itu lakukan tentu saja membuat pipi Adhara bersemu merah dengan jantungnya yang berdebar cepat.

****

Thanks for Reading all

Hai semua apa kabar?

Aku datang lagi nih dengan cerita baru yang pastinya gak kalah seru sama cerita sebelumnya.

Semoga kalian suka ya sama ceritanya maaf kalau masih banyak typo dan feel kurang dapet.

Jangan lupa untuk Like, Koment, tanpah ke favorite.

See You Next Chapter all.

H (Hindrogen)

Happy Reading All.

****

“Hah serius lo ngelawan Antariksa?” tanya Ariel dengan tatapan tak percaya pada Adhara yang kini tengah berjalan di sisinya.

Info tentang Adhara yang berani melawan Antariksa juga tentangnya yang melawan empat preman sekolah sudah tersebar ke penjuru NHS banyak dari mereka yang begitu mengagumi keberanian Adhara apalagi kaum adam, setelah tahu Adhara adalah gadis yang imut dan cantik mereka jadi begitu menyukai Adhara.

“Itu sih salah dia ya yang kasar banget,” ucap Adhara dengan wajah kesalnya jika mengingat kembali bagaimana kasarnya laki-laki yang ternyata bernama Antariksa tersebut.

“Udah gak heran, dia emang terkenal kasar tapi masih banyak yang suka karena dia ganteng,” ucap Elara yang di balas dengan anggukan Ariel.

Adhara hanya bisa menggeleng karena menurutnya mereka hanya bisa memandang fisik, ia begitu berharap semoga ia bisa di jauhkan dari laki-laki kasar seperti itu.

“Ganteng doang tapi kasar dah lah skip,” ucap Adhara yang malah membuat kedua temannya itu terkekeh.

Bersamaan saat mereka hendak memasuki kantin empat orang berjalan ke luar kantin, tiga dari mereka adalah laki-laki sedangkan yang satu adalah perempuan. Mereka adalah tiga pangeran dengan seorang gadis yang berjalan di samping Antariksa.

Adhara tak menghiraukan mereka dan memilih untuk segera melewati mereka namun dari sana dapat ia lihat laki-laki yang ia sukai tengah tersenyum ke arahnya. Dia adalah Arche laki-laki yang paling hangat di antara kedua sahabatnya ia tak menyangka akan bisa menyukai Arche hanya dalam satu kali pertemuan.

Melihat Arche yang tersenyum padanya Adhara membalasnya dengan senyuman, jantungnya rasanya sedang tidak baik- baik saja mendapatkan senyuman dari Arche.

“Hei lo Adhara kan?” tanya gadis yang bersama mereka dengan begitu antusias. Adhara menghentikan langkahnya sambil tersenyum dan mengangguk.

“Wah gue kagum banget sama lo, lo hebat bisa ngelawan medusa,” ucap gadis itu sambil melirik ke arah Antariksa yang berada di samping kirinya. Mendengar ucapan gadis itu Adhara hanya tersenyum menanggapinya.

“Gue juga gak suka sama cowok kasar yang suka semena-mena,” ucap Adhara sambil yang membuat Antariksa memutar bola matanya malas.

“Haha lo emang keren,” ucap gadis itu yang mengajungkan jempolnya hingga tanpa sengaja ia menjatuhkan minuman yang dibawanya hingga mengenai Antariksa.

“Lo bego banget sih,” ucap Antariksa sambil mendorong gadis itu hingga hampir saja tersungkur ke lantai jika Arche tidak membantunya dan memeluk gadis itu.

Jujur saja hal itu membuat Adhara mengepalkan tangannya, hatinya begitu terasa terbakar melihat orang yang disukainya memeluk gadis lain.

“Emang dasar nya kasar banget,” ucap Adhara dengan senyuman sinisnya pada Antariksa yang kini menatapnya datar.

“Adhara udah mending kita pergi,” bisik Ariel yang tak ingin temannya itu terlibat masalah dengan tiga pangeran.

“Gak bisa orang kayak dia itu harus di kasih pengertian biar gak kasar,” ucap Adhara sambil menatap Antariksa dengan sengit.

Kini mereka sudah menjadi tontonan murid yang lewat bahkan yang berada di dalam kantin ikut melihat. Ariel dan Elara sudah berusaha menarik Adhara untuk pergi namun gadis itu malah tetap saling menatap dengan sangit pada Antariksa begitupun sebaliknya.

“Mau sikap gue kasar atau gimanapun itu urusan gue, gak usah sok lembut harusnya lo ngaca lo itu cewek tapi bar-bar banget,” sungut Antariksa membuat Adhara memelototkan matanya mendengar hinaan Antariksa ternyata bukan hanya sikap saja yang kasar namun mulut laki-laki itu begitu kasar dan pedas.

“Cowok-cowok mulut lo pedes banget ya, keseringan makan cabe ya lo,” ucap Adhara sambil berkacak pinggang.

Elara memijit kening melihat pertengkaran temannya itu namun dapat ia akui Adhara memang sangat berani apalagi pada laki-laki seperti Antariksa.

“Udah Adhara gue gak papa kok, lagian Antariksa itu kakak gue udah biasa gue sama sikapnya,” ucap gadis yang tadi Antariksa dorong tersebut.

Mendengar ucapan gadis itu Adhara mengerjapkan matanya beberapa kali tak percaya jika gadis itu adalah adik Antariksa, jujur saja ia juga sangat malu saat ini namun ia harus memutar otak agar tidak terlihat terlalu salah.

“Hmm… tetep aja harus nya sama adik itu harus saling menyayangi,” ucap Adhara dengan senyumannya pada gadis tersebut yang terlihat juga tersenyum tulus pada Adhara.

“Bacot,” ucap Antariksa yang setelahnya langsung pergi bersama dengan Chan yang sedari tadi hanya diam menyaksikan pertengkaran tersebut.

“Gadis pemberani,” ucap Arche dengan senyumannya sambil mengelus puncak kepala Adhara lalu segera pergi menyusul kedua sahabatnya untuk pergi.

“Btw makasih ya Adhara, oh iya kenalin gue Sky,” ucap gadis yang tak lain bernama Sky tersebut sambil mengulurkan tangannya pada Adhara yang segera dibalas oleh gadis itu.

“Adhara, ini Elara dan yang ini Ariel,” ucap Adhara memperkenalkan kedua temannya yang juga mengulurkan tangan untuk berkenalan.

“Oh iya nanti malam dateng ya ke rumah gue, kita makan malam bersama,” ucap Sky penuh harap agar Adhara mau menerima tawarannya.

Adhara menggaruk tengkuknya yang tak gatal ia jadi bingung harus menerima atau menolak tawaran Sky. Ia sebenarnya ingin menolak apa lagi pasti akan ada manusia kasar itu. Tapi melihat raut wajah Sky yang penuh harap membuat Adhara tak bisa menolaknya akhirnya hanya mengangguk.

“Terima kasih Adhara,” ucap Sky dengan senyumannya.

“Kalian berdua juga harus datang,” ucap Sky pada kedua teman Adhara.

“Maaf Sky tapi aku harus menemani kakakku pergi malam ini,” ucap Elara penuh sesal. Sebenarnya ia sangat ingin pergi apa lagi ini yang mengundangnya adik dari idolanya.

“Maaf tapi aku juga ada acara malam ini,” ucap Ariel yang juga merasa begitu sedih.

Lagi pula siapa yang tidak ingin datang ke rumah Antariksa apa lagi makan malam bersama dengan sang idola memangnya siapa yang akan menolak, kecuali Adhara tentunya.

“Yah sayang sekali, tapi ya udah lah, Adhara aku bisa minta no ponselmu?” tanya Sky sambil mengulurkan ponselnya.

Adhara segera mengambil ponsel tersebut dan mengetikkan no ponselnya setelah selesai ia langsung memberikannya pada Sky kembali.

“Terima kasih Adhara, aku akan mengirimkan alamatmu nanti,” ucap Sky yang setelahnya langsung pergi dengan senyumannya.

“Adhara lo berani banget, kayaknya kalian akan terus terlibat,” ucap Elara sambil menggoda Adhara yang malah bergidik.

“Tidak, nanti malam adalah yang terakhir. Aku tak tertarik dengannya, Arche lebih menarik,” ucap Adhara dengan senyumannya hingga pipi gadis itu memerah karena keceplosan mengatakannya.

“Adhara lo suka sama Arche?” tanya Ariel dengan begitu antusias hingga tanpa sadar ia mengeraskan suaranya.

“Gak, apaan sih,” ucap Adhara yang langsung pergi namuan kedua temannya itu malah tidak mau berhenti menggodanya membuat pipi gadis itu semakin bersemu.

Mereka memasuki kantin dengan Adhara yang kini menjadi topik hangat dari banyak murid penghuni Nas High School.

 

 

***

 

****

Thank for Reading all

Hai semua apa kabar?

Aku datang lagi nih dengan cerita baru yang pastinya gak kalah seru sama cerita sebelumnya.

Semoga kalian suka ya sama ceritanya maaf kalau masih banyak typo dan feel kurang dapet.

Jangan lupa untuk Like, Koment, tanpah ke favorite.

See You Next Chapter all.

 

 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!