NovelToon NovelToon

Princess Of Mojopahit

Prolog

Sebelum mulai kita kenalan sama tokoh di novelnya dulu ya....

Luiissa Izzy Seraphina

Gadis berusia 20 tahun, mahasiswi jurusan Sastra Inggris di Unair Surabaya.

Ica, begitulah panggilan sayangnya. Dia tergolong Mahasiswi cerdas, 2 semester ini IPKnya 3,8.

Memiliki wajah khas oriental tapi matanya gak sipit-sipit banget. Bahkan terlihat mata khas Indonesia.

Suka banget mempelajari tradisi jawa kuno. Meskipun berwajah oriental tapi dia lebih bangga dengan jawanya.

Aksa Bagaskara

Mahasiswa UGM, jurusan Arkeologi. Cowok bermata jernih berwajah khas Indonesia ini berusia 23 tahun. Dan ganteng pastinya.

Sedang melakukan penelitian tentang Mojopahit untuk tugas kuliahnya.

Zain Abdillah

Sahabat Ica sejak SMP. Zain adalah salah satu orang yang berperan penting atas ketertarikannya dengan budaya mojopahit.

Zain berperawakan tinggi dan hitam manis. Rambutnya sedikit ikal. Namun justru itu daya tarik Zain. Yang bikin Ica gemes.

Saat ini Zain bekerja di Departemen Pariwisata Kota Mojokerto. Tugasnya jadi penjaga loket Situs Trowulan.

Mbah Oppi

Kakek Ica dari orang tua laki-laki Ica. Kakek sangat sayang sama Ica.

Apalagi selama enam tahun Ica tinggal di Mojokerto. Karena Orang Tua Ica ada tugas belajar dan bekerja di Australia.

Mbak Oppi hanya seorang petani biasa. Namun sawah yang dimilikinya mencapai 6 petak dengan luas masing-masing sekitar 1 are.

Haa haa... sebetulnya kaya juga sih, si Mbah Oppo ini tapi ya namanya juga petani kehidupannya tetap bergantung sama hasil pake.

Mbah Oppi masih terlihat gagah di usia senjanya.

Mbah Oppi sering membantu buruh tani yang ia pekerjaan di sawahnya.

Lha iya dong sawah segitu luas gak mungkin dikerjakan sendiri.

Mbah Yun

Nenek Ica sekaligus istri Mbah Oppi. Mbah Yun juga sayang sama Ica.

Mbah Yun tidak bekerja tapi siap membantu Mbah Oppi di sawah.

Mulai persiapan tandur sampai selesai panen.

Mbah Yun juga orang Jawa asli. Meskipun sudah lanjut masih ada guratan-guratan cantik di wajahnya. Menandakan beliau sangat cantik semasa mudanya.

Mama Teri

Ibunya Ica, Mama Teri dari Surabaya. Seorang Ibu Rumah Tangga.

Wajah khasnya mencirikan wajah khas Surabaya. Gaya bicaranya juga sangat santai. Sangat pas dengan logat Surabaya.

Papa Dewa

Ayahnya Ica, bekerja di kedubes RI. Jadi tidak heran jika bisa saja beliau ditugaskan sampai ke luar negeri.

Seperti, saat Ica menjelang masuk Sekolah Menengah Pertama. Beliau di beri mandat tugas dan belajar sekaligus di Benua Australia. Di Kota Sydney lebih tepatnya.

Di Australia hanya dua tahun kemudian berpindah ke Benua Eropa tepatnya di Spanyol.

Ica kala itu memutuskan tidak ikut orang tuanya. Ica malah memilih tinggal dengan Mbah Oppi dan Mbah Yun di Mojokerto.

Aaron

Aaron adiknya Ica. Aaron lahir di Spanyol. Dia sangat fasih bahasa Inggris. Di usianya yang baru delapan tahun. Tapi Mama dan Papa tetap mengajarkan Bahasa Indonesia.

Karena bagaimanapun mereka akan pulang ke Indonesia.

Aaron memiliki wajah khas Indonesia, namun bermata sipit.

Meskipun jauh dari Kakak, Aaron sangat sayang sama Ica.

Hampir setiap liburan dan lebaran Aaron pulang ke Indonesia. Atau terkadang Ica yang mengunjungi Orang tuanya di luar negeri.

Mama Ambar

Mama dari Aksa, orang Yogya tulen.

Pendukung berat Aksa. Selalu mengiyakan permintaan anak laki2 kesayangannya.

Papa Candra

Papa dari Aksa

Bucin berat sama Mama Ambar. Papa Candra keturunan Betawi, tapi lama di Yogya.

Mega

Kakak Aksa

Axel

Kakakp ipar Aksa

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Udah siap untuk baca....

Yuuk siapkan diri kalian, kita mau travelling ke Bumi Mojopahit...

Bumi dimana cikal bakal negara Indonesia tercinta kita jaya

Lambang Persatuan dan Kesatuan sejak zaman dulu kala

Lambang kerukunan berbangsa

Simbol kekayaan bangsa

Siapkan diri kalian... kita berangkat 👉🏻

3... 2... 1.... Go

📖📖📖

Liburan Semester

Icha, mematut-matutan diri di depan cermin besar, yang ada di ruang tengah. Ruang yang menghubungkan dengan dapur rumah Mbah Oppi.

"Ayune Nduk..., Arep nang endi? "

( Cantiknya , Mau kemana ?) Kata Mbah Yun melihat cucunya dari tadi berdiri di depan cermin.

"Bade mlampa-mlampa ten Pendopo Mbah."

(Mau jalan-jalan ke Pendopo Mbah) Jawab Ica.

"Oh...iyoo iku loo Nduk kancamu sekolah biyen. Si Zain. Saiki melu jogo nang Tikus opo Nang Bajang Ratu yoo?" Mbah Oppi ikut nimbrung

(Oh, iya teman sekolah kamu dulu. Zain. Sekarang kerja. jaga Candi Tikus atau Candi Bajang Ratu ya?)

"Nek ketemu aku, mesti nyopo. Arek e sareh lo Nduk." Lanjut Mbah Oppi

( Kalau ketemu selalu menyapa. Anaknya ramah.)

"Nggeh Mbah, jagi ten Tikus sak niki. Mangke kulo ampiri larene." Jawab Ica

(Iya Mbah, jaga di Candi Tikus sekarang. Nanti saya mampir ke sana.)

Sekali lagi, Ica membetulkan dandanannya. Ica terlihat sangat cantik dan serasi antara pakaian dan dandannya hari ini.

Memakai dress pendek selutut warna orange dengan polesan make up naturalis yang biasa ia sebuah nude.

Tampak begitu sempurna dengan bentuk wajahnya yang oriental.

Setelah pamit dan cium tangan Ica berangkat ke Lokasi tujuannya.

"Numpak opo Nduk?" Kata Mbah Oppi

(Naik apa?)

"Sepeda Motor , Mbah. Niki Mbah ngampel Yu Sri." Jawab Ica

(Sepeda motor, Mbah. Pinjam Yu Sri)

Kebetulan rumah Yu Sri,ada di sebelah rumah Mbah Oppi.

"Yu... sepeda e tak silih sedhiluk yoo..."

( Yu....sepedanya saya pinjam sebentar yaa...) Kata Ica begitu melihat seorang wanita bernama Yu Sri ada di teras rumahnya.

"Awakmu gak metu-metu ta Sri?" Tanya Mbah Oppi ke Yu Sri ( Kamu ndak keluar - Keluar Sri?)

"Mboten Pak De." Jawab Yu Sri

( Tidak, Pak De )

"Sri.. engkok nek arep metu iki montor e Ica gawean.." Kata Mbah Oppo

"Haa haa.. Pak De niki. kulo mboten saget ndamel setir bunder.."

( Haa haa... Pak De niki. Saya tidak bisa mengendarai setir bulat.) Yu Sri tertawa mendengar lelucon Mbah Oppi yang menyuruhnya memakai mobil Ica yang terparkir di halaman depan rumah Mbah.

Ica segera menstater motor matic milik Yu Sri. Ica sengaja meminjam motor Yu Sri, karena kalau mengendarai mobil, maka jalan yang harus dia tempuh menuju Pendopo Agung, Candi Tikus dan Candi Bajang Ratu harus memutar dan lebih jauh.

Sedangkan kalau naik motor , Ica bisa lewat jalan belakang. Tidak harus memutar. Dan lebih cepat.

Ya... Rumah Mbah Oppi berada di Trowulan Mojokerto.

Sebuah desa legenda dari Bumi Mojopahit.

Lokasi penuh sejarah, bermulanya nusantara.

Trowulan saat ini adalah sebuah nama Kecamatan di wilayah Kabupaten Mojokerto.

Kecamatan Trowulan sendiri memiliki luas 46,336 km persegi. Kecamatan Trowulan menanungi 16 Desa dan 59 Dusun.

Trowulan memiliki banyak situs peninggalan Kerajaan Majapahit. Mulai dari yang sudah banyak di kunjungi sampai yang masih baru ditemukan.

Sebut saja Pendopo Agung, Candi Tikus, Candi Bajang Ratu, Candi Brahu, Situs Sumur Upas dan masih banyak lagi lainnya.

Bagi masyarakat Trowulan situs peninggalan Majapahit adalah kebanggan bagi mereka.

Situs Majapahit adalah objek wisata yang bisa jadi sumber ekonomi mereka.

Dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung menjadikan beberapa masyarakat membuka toko menjual berbagai pernak pernik khas Trowulan. Ada juga yang membuka warung makanan. Membuat ramai lokasi wisata.

Dan untuk masuk ke tiap objek wisata kita dikenakan tiket masuk hanya Rp 3000/orang. Tidak mahal. Karena retribusi ini digunakan untuk perawatan objek wisata tersebut.

Zain

Ica akhirnya sampai di Gerbang Candi tikus, tempat dimana Zain bekerja.

Tanpa menunggu lama, Ica segera memarkir motor maticnya. Dan menuju loket masuk.

"Zain...." Panggilnya

Seorang pemuda yang merasa dipanggil namanya menoleh.

"Ica... " Pekiknya

"Akhirnya nyampe juga kamu ke sini." Kata Zain

"Iyalah... Udah lama ya Zain.." Kata Icha

"Apanya?" Goda Zain

"Aku gak ke sini. Dan ketemu kamu."

"Kangen... ya..."

"Widiiih..... ada yang kangen-kangenan nee..." Seseorang dari dalam ruangan tiba-tiba ikut nyeletuk.

"Zain.. udah nungguin dari tadi loo mbak. Berkali-kali liat Ponsel lirik-lirik jam sampai nengokin parkiran berkali-kali." Seseorang yang lain juga ikutan main nimbrung saja.

"Hee hee hee..." Icha hanya senyum-senyum kecil mendengarnya.

Sedangkan Zain yang dibully habis-habisan memamerkan mata melototnya dihadapan rekan-rekannya.

"Kalian itu apa gak enak ya... kalau gak ngebully aku sehari saja..." Kata Zain.

Disambung tawa kedua temannya yang malah menyingkir tanpa mengucapkan apapun dengan wajah tanpa dosanya.

"Teman kamu lucu deeh..." Kata Icha

"Kayak gitu lucu... nyebelin iya..." Sahut Zain.

"Zain lagi PMS tuh Mbak... makanya dari tadi melotot dan marah-marah gak jelas gitu." Sahut yang di dalam.

"Eh... gak usah ikutan Aksa..."

"Tuh kan Mbak... ge-je banget kan." Sahut cowok yang dipanggil Aksa oleh Zain tadi.

"Mending kita ke sana aja deh, Ca..." Ajak Zain sambil menunjuk ke sebuah bangku yang ada di bawah pohon besar.

"Yuuk... Eh, tapi bentaran deh... Nee buat kamu. Yang ini l jajanan gitu. Bisa dipake cemilan sama teman-teman kamu." Kata Ica sambil menyerah dua paper bag kepada Zain.

"Makasi.. ya Ca.." Kata Zain.

"Woooii.. nee ada makanan dari teman aku.

Makan gak usah pakai banyak omong."Lanjut Zain sambil meletakkan paper berisi makanan di meja.

Sedangkan paper bag yang khusus buat dia , segera dimasukkan ke dalam ranselnya.

"Makasih yaa Mbak... sering-sering aja kayak gini. " Kata Aksa dengan senyum nakal ke arah Ica.

Ica membalas dengan anggukan.

"Sa.. gak usah godain Ica... Ada aku di sini." Kata Zain sok jadi penjaga Ica.

"Udah ah Zain... Da-dah Mas Aksa... kita ke sana dulu yaa..." Pamit Ica.

Merekapun menuju bangku yang di tunjuk Zain. Kebetulan sekali hari ini pengunjung tidak seberapa ramai dibanding kemarin. Jadi bisa lebih tenang menemani Ica ngobrol.

"Sudah banyak berubah ya... Zain." Kata Ica setelah mereka duduk.

"Dulu di depan situ tidak ada bunga-bunga, apalagi lorong bunga itu, cantik. Bagus banget bisa dipake spot foto-foto." Lanjut Ica

"Yupzz... sangat banyak Ca... Terakhir ke sini kapan?" Tanya Zain

"Empat tahun yang lalu kayaknya Zain. Yang sama kamu itu looo..." Kata Ica, Zain tampak berpikir dan mengingat kejadian yang kata Ica Empat tahun yang lalu itu.

"Yang motor aku bocor... sampai kita tuntun bareng karena ndak nemu-nemu tukang tambal ban. Inget nggak..." Kata Ica mencoba membantu ingatan Zain.

"Yang pulang sekolah itu... Pas kita dipulangkan lebih awal karena guru-guru rapat." Akhirnya Zain ingat.

"haa ha haa..." Mereka kompak tertawa mengingat kejadian lucu itu.

Flash back 4 years ago

Pas hari Sabtu, siswa SMA Budi Luhur dipulangkan lebih awal karena guru-guru akan rapat persiapan UNAS siswa kelas Dua Belas.

Suara sorak gembira membahana sangat keras. Begitulah masa indah sekolah. Saat yang paling dinanti pas Jamkos ( Jam Kosong ) dan pulang lebih awal dadakan kayak gini.

Begitu selesai diumumkan, mereka pasti mulai bisik-bisik merencanakan agenda atau aktivitas yang akan dilakoni sembari menunggu jam pulang.

Meski pulang pagi, mereka gak akan langsung pulang. Ada aja acara yang akan menjadi agenda dadakan.

Mulai main ke rumah teman, jalan-jalan, ngemall atau sekedar kencan kalo yang udah punya Yayang.

Dan diantara mereka ada Ica dan Zain. Tentunya mereka juga tidak mau menyia-nyiakan jam pulang cepat dengan sampai rumah lebih cepat pula. Karena nanti Mbah pasti nanya ini dan itu.

Untuk menghindari pertanyaan macam-macam, Ica nyamperin Zain di kelasnya.

Hee hee... mereka pas SMA gak sekelas. Ica di kelas IPA 1sedangkan Zain di kelas IPS 2.

"Ngapain Ca.. ke sini mengendap-endap kayak kucing aja." Kata Zai melihat Ica masuk kelasnya sambil lirik-lirik tanpa permisi lansung nyelonong masuk saja.

"Husstt..." Kata Ica sembari telunjuknya menempel di bibirnya, mengisyaratkan supaya Zain gak usah teriak-teriak.

"Liat kondisi, aman gak kelas kamu." Bisik Ica. Membuat Zain terpingkal-pingkal.

"Gak usah aneh-aneh deh.... biasanya juga kamu asal nyelonong aja masuk kelas aku." Kata Zain dengan menahan tawanya.

Membuat Ica tersipu, karena kelakuannya sendiri.

"Ayoo... ntar kita jalan-jalan." Ajak Ica

"Kemana?" Tanya Zain

"Biasanya... " Kata Ica

"Gak bosen tuh Ca... Tiap minggu ke sana." Tanya Zain heran.

"Enggak ada yang aku cari..."

"Apaan?"

"Hantunya Ratu Mojopahit." Jawab Ica dengan senyum polos dan watados.

Time now...

Keduanya masih tertawa mengingat kejadian waktu itu...

"Zain... aku pengen muter-muter bentar deeh... turun ke bawah terus photo-photo gitu." Ajak Ica

"Sama aku aja Mbak... " Kata Aksa yang gak disadari keduanya kapan hadirnya, tiba-tiba nongol saja.

"Zain kamu di cari Pak Eka tuuh.." Kata Aksa.

"Waduhh ... maaf ya Ca. Aku ada tugas kayaknya. Okay deeh... kamu temani Ica ya Sa.." Pinta Zain.

Aksa mengangguk mengiyakan permintaan Zain. Walaupun sebelumnya Aksa yang mengajukan diri.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Plisss Like yaa man teman

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!