"Nak kamu tidak apa-apa?" kata sang kakek yang terlihat seperti berusia 80an tahun, padahal usianya lebih dari 2000 tahun.
"Aku baik-baik saja kek, terima kasih telah menolong ku". kata seorang anak yang berusia sekitar 8 tahun terlihat dari bentuk fisik dan usia tulangnya.
"Maaf, kakek siapa?
Perkenalkan nama saya Yan Lan". kata bocah tersebut.
"Ahhhh mana sopan santun orang tua ini, Wu Kong, nama kakek Wu Kong." Jawab sang kakek.
"Nak kenapa kamu bisa berada dalam hutan hutan ini, apa yang kamu lakukan sendirian di sini?" tanya kakek Wu Kong yang terlihat heran melihat Yan Lan masuk ke Hutan Hitam yang terkenal sangat berbahaya.
Hutan Hitam adalah hutan yang di penuhi dengan ratusan bahkan milyaran binatang buas tingkat rendah dan tinggi. Hutan Hitam juga terkenal dengan banyaknya senjata dan artefak tingkat tinggi. Aura Qi yang ada di Hutan Hitam juga sangat padat melebihi empat benua yang ada di dunia ini. Sehingga para bintang buas berkembang dengan cepat, baik dari segi populasi maupun dari segi kekuatannya.
Meskipun terdapat senjata dan artefak tingkat tinggi dan aura Qi nya sangat padat dan melimpah, tapi orang-orang yang haus akan kekuatan akan berfikir seratus kali terlebih dahulu sebelum memasuki Hutan Hitam, karena kematian lebih dekat daripada kekuatan. jadi wajar saja orang-orang tidak berani untuk memasuki Hutan Hitam.
Disebut Hutan Hitam karena pada ribuan tahun yang lalu telah terjadi peperangan antara Sekte aliran putih dan hitam dengan kekalahan sekte aliran hitam disebabkan munculnya seseorang yang disebut dewa membantu sekte aliran putih dan membantai seluruh pasukan aliran hitam tanpa ada yang tersisa. awalnya orang-orang menyebut Hutan Hitam dengan hutan tempat terbantainya pasukan aliran hitam. Tapi karena terlalu panjang, maka orang-orang menyingkatnya dengan Hutan Hitam.
Hutan Hitam sendiri berada di tengah-tengah empat benua, yaitu Benua Matahari yang di pimpin oleh kaisar Sun Tian dan merupakan benua terbesar serta kaisar terkuat yang berada di ranah Langit Menengah. Benua Bulan yang di pimpin oleh kaisar Mun Kin. Benua Bintang yang di pimpin oleh kaisar Cen Li dan terakhir Benua Awan yang di pimpin oleh kaisar Wan Lu dan ketiga kaisar sama-sama berada di ranah Langit Awal. Hutan Hitam terbagi menjadi wilayah luar, dalam dan inti.
"Saya tidak tau kek kenapa saya bisa sampai ke tempat ini, dari kemarin saya hanya berlari tanpa menoleh kebelakang karena dikejar-kejar oleh orang-orang jahat yang ingin membunuh saya". kata Yan Lan.
Kemudian Yan Lan menceritakan kisahnya kepada kakek Wu Kong bahwa dia merupakan anak dari Raja Yan To dari kerajaan Yan yang berada di kekaisaran Cen, Benua Bintang. Di kerajaan Yan sedang terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh para bangsawan yang ada di bawah kerajaan Yan. Mereka bersatu untuk melakukan pemberontakan kepada kerajaan Yan karena menurut mereka bahwa Raja Yan To terlalu lembut dalam memimpin sebuah kerajaan sehingga Raja Yan To harus digulingkan.
Padahal kerajaan Yan dibawah kepemimpinan Raja Yan To, rakyatnya hidup dengan makmur sehingga dihormati oleh rakyatnya. Tapi, Kesalahan dari Raja Yan To adalah tidak bisa tegas dan mengabaikan kerajaan-kerajaan lain yang mencoba memprovokasinya hingga membuat para bangsawan dibawahnya menjadi marah dan memberontak.
Ketika terjadinya pemberontakan Yan Lan disuruh menyelamatkan dirinya oleh kedua orang tuanya. awalnya dia enggan untuk meninggalkan orang tuanya tapi setelah dinasehati oleh ibunya akhirnya dia mau pergi. Pada saat melarikan diri, dia dikejar oleh pasukan pemberontak untuk dibunuh. setelah dua hari dia berlari tanpa henti dan entah bagaimana caranya dia sampai di Hutan Hitam dan bertemu dengan kawanan bintang buas yang siap memakannya. Untungnya dia diselamatkan oleh kakek Wu Kong.
Setelah mendengar cerita Yan Lan dan melihat keadaannya yang memprihatinkan, kakek Wu Kong kemudian membawa Yan Lan ke rumahnya yang dia tinggali sejak menjadi penjaga Hutan Hitam yang berada wilayah inti Hutan Hitam. Di wilayah inti Hutan Hitam tidak ada binatang buas karena dewa yang membantai sekte aliran hitam telah menempatkan formasi tingkat tinggi di wilayah inti. Sang dewa sengaja memasang formasi karena wilayah inti diperuntukkan sebagai tempat tinggal kakek Wu Kong dengan luas wilayah setara dengan luas wilayah ibu kota kerajaan besar.
Sesampainya di kediamannya, lalu kakek Wu Kong menyuruh Yan Lan untuk mandi dan mengajaknya makan malam. Setelah makan malam kakek Wu Kong menyuruh Yan Lan untuk langsung istirahat.
Di depan Kediamannya kakek Wung Kong termenung sambil melihat langit yang dipenuhi bulan dan bintang-bintang. "Apakah ini maksud perkataan dan tujuan sang dewa menyuruhku untuk menjaga Hutan Hitam ini" gumam kakek Wu Kong yang teringat dengan perkataan sang dewa.
"ahhh sungguh mulia dan malang nasibmu nak yang harus menjalani takdir yang begitu berat" desah kakek Wu Kong sambil melihat ke arah kamar Yan Lan.
Setelah termenung dan berfikir cukup lama tentang takdir yang akan diemban oleh Yan Lan, kakek Wu Kong akhirnya beranjak dari duduknya dan pergi beristirahat.
Keesokan harinya, Yan Lan bangun dari tidurnya dan mandi.
"Wahhh baunya enak sekali" kata Yan Lan yang baru keluar dari kamarnya.
"Kamu sudah bangun nak, mari kita sarapan dulu, kakek sudah memasak sup daging untuk mu" kata kakek Wu Kong yang melihat Yan Lan keluar dari kamarnya sambil menyiapkan makanan di meja makan untuk mereka berdua.
"Wahhh masakan kakek enak sekali, lebih enak dari masakan bibi yang bekerja di istana kerajaan" kata Yan Lan setelah mencicipi masakan kakek Wu Kong dan dengan polosnya dia memuji masakan kakek Wu Kong bahkan membandingkannya dengan masakan pelayan yang bekerja di istananya dulu.
"Hahahhhh..bagus bagus kalau kamu menyukai masakan yang kakek buat, tambah dan habiskan makanannya agar cepat besar" jawab kakek Wu Kong dengan tertawa keras sambil mengelus-elus jenggotnya dengan bangga. Padahal sebenarnya kakek Wu Kong baru pertama kalinya masak, biasanya dia makan dari hasil hewan buruan yang dia tangkap dan dipanggang.
"Baik saya akan memakan dan menghabiskan semuanya, terima kasih kakek" kata Yan Lan dengan semangat. Yan Lan kemudian makan dengan lahap.
kakek Wu Kong hanya membalas perkataan Yan Lan dengan senyuman. Kakek Wu Kong sangat senang melihat Yan Lan yang kembali bersemangat. Tidak seperti kemarin, sebelum kakek Wu Kong menenangkannya, wajah Yan Lan terlihat sangat sedih dan pucat karena dia sangat menyesal telah meninggalkan kedua orang tuanya dan melarikan diri sendirian.
Sedangkan disisi Yan Lan, tampak luarnya dia sangat bersemangat dan makan dengan lahap bahkan dia menghabiskan semua makanan yang ada diatas meja makan. Tapi, didalam hatinya dia masih merasakan kesedihan karena ini adalah pertama kalinya dia makan tanpa ditemani oleh kedua orang tuanya.
#Bersambung
...Mohon kritik dan sarannya ya para readers......
...dukung terus Thor yaaa......
Tiga hari telah berlalu semenjak Yan Lan bertemu dengan kakek Wu Kong dan tinggal dirumah kakek Wu Kong yang berada di Wilayah inti Hutan Hitam. Selama tiga hari ini kegiatan Yan Lan hanya beristirahat sambil menunggu kepulangan kakek Wu Kong.
Malam harinya, kakek Wu Kong pulang dan melihat Yan Lan yang tampaknya sedang menunggu kepulangannya di depan rumahnya.
"Lan'er.." panggil kakek Wu Kong sambil menghampiri Yan Lan.
Selama tiga hari ini mereka sudah sangat akrab Seperti kakek dan cucu.
"Ohhh kakek sudah pulang" jawab Yan Lan
"Kenapa kamu masih berada di luar Lan'er, diluar sangat dingin" tanya kakek Wu Kong penuh perhatian.
"Tidak ada apa-apa kek, saya hanya sedang melihat bulan dan bintang-bintang yang terlihat sangat indah" jawab Yan Lan sambil memandang ke langit.
"Baiklah mari kita ke dalam dan istirahat" ajak kakek Wu Kong.
...****************...
Lima hari kembali berlalu, Saat ini kondisi Yan Lan sudah benar-benar pulih.
Saat malam, terlihat kakek Wu Kong dan Yan Lan duduk bersama di depan Kediamannya.
"Lan'er, kakek punya kabar tentang orang tua mu dan kerajaan Yan" kata kakek Wu Kong yang tiba-tiba membuka pembicaraan ketika Yan Lan sedang melihat lautan bintang di langit.
Ketika Yan Lan mendengar kata-kata kakek Wu Kong, dia langsung mengarahkan pandangannya pada kakek Wu Kong. Mendengar kakek Wu Kong yang membicarakan tentang kedua orang tuanya, Rasa kangen, rindu, khawatir dan penyesalan jelas terlihat di muka Yan Lan.
Yan Lan langsung bertanya kepada kakek Kong dengan terbata-bata.
"Aa apa kedua orang tua saya baik-baik saja kek? apakah pasukan kerajaan memenangkan peperangan kek? apakah ....apakah..."
Yan Lan menyerang kakek Wu Kong dengan banyak sekali pertanyaan.
Kakek Wu Kong yang ditatap dan diserang dengan berbagai macam oleh Yan Lan hanya bisa mendesah. Sebenarnya kakek Wu Kong tidak tega untuk memberitahu Yan Lan tentang keadaan orang tuanya. Tapi disisi lain dia juga tidak tega melihat Yan Lan yang masih kecil, masih mengharapkan belaian dan kasih sayang orang tua harus pura-pura bahagia, harus berusaha terlihat baik-baik saja setiap harinya.
"Lan'er, sebelum kakek memberi tau keadaan orang tuamu, kakek minta kamu berjanji pada kakek bahwa kamu harus kuat untuk mendengar apa yang nanti kakek sampaikan" kata kakek Wu Kong yang merasa berat untuk mengatakannya kepada Yan Lan.
"Baik kek" jawab Yan Lan.
meskipun Yan Lan tau kemana arah pembicaraan kakek Wu Kong, tapi Yan Lan berusaha untuk tetap kuat seperti dipesankan oleh kakek Wu Kong. Fisik Yan Lan boleh saja terlihat seperti anak berusia 8 tahun, tapi mentalnya dan pikiran sudah bisa disetarakan dengan anak-anak berusia 15 tahun. Sebab sejak kecil Yan Lan telah sering menerima nasihat dari orang tuanya, terutama ibunya.
Ibunya selalu berpesan kepada Yan Lan untuk selalu bersyukur, karena diluar sana banyak orang yang tidak seberuntung dirinya. Banyak orang dari semenjak mereka lahir sudah menjadi sebatang kara. Tapi mereka masih mau berjuang dan bertahan hidup melawan kerasnya arus kehidupan.
Mendengar jawaban Yan Lan, kakek Wu Kong menarik nafasnya kemudian menceritakan bahwa kedua orang tuanya telah terbunuh dalam peperangan. Kakek Wu Kong menarik nafas untuk memberi jeda sambil melihat reaksi Yan Lan.
Setelah melihat Yan Lan baik-baik saja, meski matanya memerah. Kakek Wu Kong melanjutkan ceritanya, saat ini kerajaan Yan telah dikuasai oleh pemberontak. Raja saat ini adalah dari klan Wan, yaitu Wan Su. Semua pasukan kerajaan Yan yang memilih untuk menyerah diangkat menjadi pasukan kerajaan yang baru. sedangkan yang tidak mau menyerah dibunuh ditempat. Saat ini tidak ada yang namanya kerajaan Yan, yang ada hanya kerajaan Wan.
Yan Lan yang telah selesai mendengar cerita kakek Wu Kong menundukkan kepalanya sambil mengeratkan genggamannya. Kemudian dia berdiri dan melihat ke langit.
...^^^Aku Yan Lan bersumpah:^^^...
..."Aku akan membalaskan kematian orang tuaku,...
...Aku akan membunuh semua orang yang menghancurkan kerajaan Yan ku,...
...Apabila ada yang menghalangi jalanku, menghalangi tujuanku dan menyinggung ku,...
...Meskipun dia adalah dewa, hanya ada satu kata untuk mereka,"...
..."MATI."...
Setelah Yan Lan mengucapkan sumpahnya, seketika langit bergemuruh dan langit mengeluarkan petir. Yan Lan menatap langit dengan mata yang memancarkan tekad yang kuat.
sedangkan disisi lain, kakek Wu Kong mendengar sumpah hanya bisa mendesah dan menggelengkan kepalanya. Sebenarnya kakek Wu Kong tidak menduga bahwa anak yang baru berusia 8 tahun akan mengucapkan sumpah yang sangat menakutkan seperti itu, terutama bagi musuh-musuh Yan Lan.
Yan Lan yang sudah selesai mengucapkan sumpahnya berbalik dan berjalan menuju tempat kakek Wu Kong berdiri. Yan Lan berdiri didepan kakek Wu Kong dan bersujud.
"Kakek, saya Yan Lan memohon kepada kakek untuk menerima saya menjadi murid kakek, saya ingin menjadi menjadi orang kuat, kuat dan kuat. Saat ini, saya hanya mempunyai kakek seorang dan saya sudah menganggap kakek Wu Kong sebagai keluarga saya".
Kata Yan Lan yang memohon sambil bersujud didepan kakek Wu Kong.
Kakek Wu Kong yang melihat Yan Lan memohon dan bersujud didepannya hanya bisa menghela nafasnya.
"Bangunlah Lan'er, kakek juga sudah menganggap Lan'er sebagai cucu dan keluarga kakek. Lan'er tidak perlu bersujud kepada kakek, bangunlah!" jawab kakek Wu Kong.
Mendengar jawaban dari kakek Wu Kong, Yan Lan masih belum mau berdiri. Dia masih bersujud karena belum mendengar jawaban Kakek Wu Kong yang siap menerimanya menjadi murid.
Kakek Wu Kong yang melihat Yan Lan masih bersujud hanya bisa mendesah pasrah. kakek Wu Kong tau Yan Lan tidak akan berhenti bersujud sebelum menerimanya menjadi muridnya.
"Baiklah, kakek menerima Lan'er sebagai murid kakek" kata kakek Wu Kong pasrah.
Yan Lan yang mendengar jawaban yang dia tunggu-tunggu lansung berdiri dari sujudnya.
"Murid memberi hormat kepada guru" kata Yan Lan senang sambil bersujud tiga kali.
"Ahhh tidak usah terlalu formal kepada kakek Lan'er. Meskipun kakek menerima Lan'er sebagai murid kakek, Lan'er tetap boleh memanggil kakek dengan sebutan kakek"
kata kakek Wu Kong yang melihat kelakuan Yan Lan.
"Baik kakek" jawab Yan Lan penuh semangat.
"Sebelum kakek melatihmu, kakek akan memperingatkan mu bahwa pelatihan yang akan kakek berikan sangat berat bahkan dapat membahayakan nyawa mu" kata kakek Wu Kong memperingatkan Yan Lan.
Mendengar peringatan kakek Wu Kong, Yan Lan tertegun sejenak sambil memikirkan peringatan dari kakek Wu Kong. Setelah menghela nafas sejenak, lalu Yan Lan menjawab "Apapun halangan dan rintangan serta betapapun berat dan kerasnya pelatihan yang akan kakek berikan, saya menerimanya meski nyawa saya sebagai taruhannya".
Mendengar jawaban Yan Lan, lagi lagi kakek Wu Kong terkejut. Dia merasa kata-kata yang diucapkan Yan Lan bukanlah kata-kata yang bisa dikeluarkan oleh anak berusia 8 tahun.
Kakek Wu Kong mulai berfikir, "masih kecil saja Yan Lan sudah sangat menakutkan dengan kata-katanya. Bagaimana nanti kalau dia sudah dewasa dan memiliki kekuatan, entah apa yang akan dia lakukan kepada musuh-musuhnya" fikir kakek Wu Kong.
"Huhh sudahlah, sepertinya aku berpikir terlalu keras. Masa depan siapa yang tau" desah kakek Wu Kong dalam hati.
"Baiklah, besok kita akan mulai latihan. Kamu harus bangun sebelum matahari terbit dan jika kamu telat bangun, maka kakek akan memberikanmu hukuman" kata kakek Wu Kong yang sekali lagi memberikan Yan Lan peringatan.
"Siap Kakek". kata Yan Lan tegas.
Sebenarnya Yan Lan sempat terkejut dengan ancaman kakek Wu Kong kepadanya.
"Ya sudah, sekarang kamu kembali ke kamarmu untuk istirahat" perintah kakek Wu Kong.
Tanpa menjawab Yan Lan langsung pergi ke kamarnya setelah memberi hormat kepada kakek Wu Kong.
#Bersambung
...Minta dukungannya ya readers...
...****************...
Keesokan harinya, sesuai dengan dugaannya Yan Lan telat bangun karena semalam dia tidak bisa tidur karena terus memikirkan kebersamaan sewaktu dengan orang tuanya.
Hingga dia bisa tidur sudah menjelang pagi.
Yan Lan kemudian keluar menuju halaman dan disana dia melihat kakek Wu Kong yang sudah menunggunya. Yan Lan berjalan dengan pasrah dan siap menerima hukuman yang akan diberikan oleh kakek Wu Kong.
"Bagus...Bagus..hari pertama saja sudah telat" kata kakek Wu Kong menyindir Yan Lan.
"Maafkan saya guru, murid siap menerima hukuman" jawab Yan Lan dengan sikap pasrah.
"Baiklah, sekarang sebagai hukuman mu, kamu lari keliling rumah sebanyak 100 putaran" kata kakek Wu Kong tegas.
"Siap" jawab Yun Lan tegas.
Yan Lan lalu bergegas berlari mengelilingi kediaman kakek Wu Kong yang seluas 100 m². Cukup luas bagi seorang bocah berusia 8 tahun itu.
Lima belas menit berlalu, Yan Lan baru berkeliling sebanyak tiga kali putaran. Lari Yan Lan cukup cepat bagi seorang bocah.
Satu jam pun berlalu dengan cepat, Yan Lan masih berlari tanpa ada tanda untuk menyerah. Meskipun staminanya sudah mulai berkurang, tapi karena tekad Yan Lan yang besar untuk menjadi seorang kultivator yang kuat, demi membalaskan kematian orang tuanya, demi menghancurkan musuh-musuhnya, Yan Lan terus berlari meski keringatnya bercucuran.
Kakek Wu Kong yang sebagai kakek sekaligus guru bagi Yan Lan, melihat kegigihan dan semangat Yan Lan yang membara sangat bangga. Kakek Wu Kong sebenarnya tidak tega melihat Yan Lan yang terus berlari dengan susah payah, tapi kakek Wu Kong sebagai guru harus mendidik Yan Lan dengan keras dan tegas. Kakek Wu Kong juga sadar bahwa dunia yang mereka tinggali, dunia kultivator sangatlah kejam. Hukum rimbalah yang berlaku.
...****************...
Empat jam kembali berlalu.
Yan Lan akhirnya menyelesaikan 100 putaran sebagai hukuman yang diberikan oleh kakek Wu Kong.
Yan Lan langsung merebahkan dirinya sambil menatap ke langit melihat matahari yang sudah naik. Sinar matahari pagi menyinari wajah Yan Lan yang penuh dengan cucuran keringat dan pakaian Yan Lan kenakan juga sudah terasa berat karena keringat.
"Ohhh Lan'er, siapa yang menyuruhmu tiduran? Apakah hanya segini kemampuanmu?" tanya Kakek Wu Kong yang tiba-tiba berdiri dibelakang Yan Lan yang sedang berbaring.
Yan Lan yang mendengarkan kata-kata kakek Wu Kong membuatnya terkejut dan langsung berdiri.
"Maakan saya guru, murid salah dan siap menerima hukuman lagi" kata Yan Lan sambil menundukkan kepalanya.
"Bagus jika kamu mengerti kesalahan mu" respon kakek Wu Kong.
"Lan'er, perlu kamu ketahui bahwa dunia yang kita tinggali saat ini sangatlah kejam, yang kuat akan memangsa yang lemah, yang memiliki kekayaan akan memperbudak yang miskin, yang memiliki kedudukan tinggi akan akan bertindak sesuka hati mereka. Di dunia ini kedudukan tinggi dapat membeli kekuatan, kedudukan tinggi dapat mengendalikan dan merubah hukum sesuai kehendak mereka. Menurut mereka yang memiliki kedudukan, nyawa rakyat kecil tidak ada nilainya di mata mereka. Asalkan mereka dapat keuntungan dan memuaskan keinginan mereka, segala macam cara akan mereka lakukan. Ingatlah Lan'er, memiliki Kekuatan dan hati nurani adalah jalan serta cara membasmi mereka" Nasihat kakek Wu Kong panjang lebar.
"Kamu tidak akan bisa membalaskan dendam mu tanpa kekuatan, kamu tidak akan bisa menghadapi musuh-musuhmu tanpa kekuatan, kamu tidak akan bisa membunuh orang yang menyinggung mu tanpa kekuatan. Kekuatan adalah hal mutlak yang harus kamu miliki untuk mencapai tujuan mu. Ketegasan adalah hal mutlak yang harus kamu tanamkan. Kekuatan dan ketegasan adalah satu. Kekuatan tanpa ketegasan akan membuat mu mudah dihianati dan Ketegasan tanpa kekuatan akan membuat mu cepat mati. Contohlah ayah mu, dia dikhianati dan terbunuh karena tidak memiliki ketegasan". lanjut kakek Wu Kong menasihati Yan Lan.
Yan Lan yang mendengarkan nasihat dari kakek Wu Kong hanya diam sambil mencerna kata-kata kakek Wu Kong yang suatu saat dia akan dia tanamkan dalam kehidupannya.
"Baik guru, terima kasih atas nasihat yang guru berikan. Saya akan terus mengingat nasihat guru dan saya akan menanamkan nasihat guru dalam kehidupan saya" respon Yan Lan dengan tegas disertai tekad yang membara.
...****************...
Di benua bintang, kerajaan Wan bekas kerajaan Yan yang dulu.
Di istana kerajaan Wan datang tiga orang yang memakai pakaian prajurit kerajaan memasuki istana kerajaan Wan. Di dalam istana raja Wan Su dan para pejabat kerajaan sedang melakukan pertemuan.
"Maaf mengganggu yang mulia" kata komandan yang yang memasuki istana bersama dua orang bawahannya.
"Ada apa kamu mengganggu pertemuan ku komandan" kata raja Wan Su yang terlihat tidak senang pertemuannya di ganggu.
"Mohon maaf atas kelancangan hamba yang mulia, hamba datang untuk melaporkan misi yang mulia berikan" jawab komandan tersebut yang merasa ketakutan.
"Katakan" kata raja Wan Su singkat.
"Dalam pengejaran hamba, anak dari raja Yan To berhasil melarikan diri" komandan belum sempat menyelesaikan laporannya. Tiba-tiba raja Wan Su melemparkan serangan.
booommm..
Komandan tersebut langsung terpental ke belakang sambil meringis kesakitan.
Raja Wan Su yang mendengar laporan dari bawahannya langsung melancarkan serangan.
"Apa yang katakan?" tanya raja Wan Su
"Menangkap seorang bocah saja kamu tidak becus bahkan kamu membiarkan dia berhasil melarikan diri, Apakah kamu masih bisa dianggap sebagai komandan?" lanjut raja Wan Su memarahi bawahannya.
Sang komandan yang masih kesakitan langsung bangkit mendengar raja Wan Su memarahinya. Kemudian dia berlari kehadapan raja Wan Su.
"Mo mohon maaf yang mulia, hamba belum menyelesaikan laporan hamba" kata komandan raja Wan Su sambil terbata-bata.
"Lanjutkan" respon raja Wan Su yang masih terlihat marah.
"Hamba dan bawahan hamba memang tidak berhasil menangkap anak raja Yan To karena ketika kami mengejar anak raja Yan To, dia melarikan ke dalam Hutan Hitam sehingga kami tidak melanjutkan pengejaran" kata sang komandan memberikan laporan.
"Dan kami juga telah menunggu anak itu selama satu mingggu di luar Hutan Hitam untuk berjaga-jaga dia akan keluar dari Hutan Hitam tapi anak itu tidak keluar-keluar yang mulia. Kemudian kami pulang untuk melaporkan kejadian tersebut kepada yang mulia" kata sang komandan melanjutkan laporannya.
Raja Wan Su yang mendengar bahwa anak dari raja Yan To masuk ke Hutan Hitam tersenyum karena siapapun yang masuk ke Hutan Hitam pasti mati meskipun dia adalah kultivator tingkat tinggi apalagi yang masuk ini adalah seorang bocah.
"Hmmm kerja bagus, meskipun kamu tidak membunuhnya secara langsung, tapi dapat dipastikan bahwa bocah itu telah mati dimakan oleh para binatang buas di Hutan Hitam" kata raja Wan Su sambil tersenyum.
"Kamu boleh keluar" lanjut raja Wan Su memberi perintah.
Setelah memberi hormat, komandan dan dua bawahan yang mengikutinya pergi meninggalkan aula pertemuan istana kerajaan Wan.
Klan Wan yang ada di benua bintang yang sekarang menguasai kerajaan Yan yang terdahulu merupakan klan cabang dari klan Wan. Pusat klan Wan berada di benua awan dan Patriak dari klan Wan adalah kaisar dari kekaisaran Wan di benua awan sekaligus penguasa benua awan yang bernama Wan Lu.
#Bersambung
...Tetap dukung Thor ya readers...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!