Kasus Pembunuhan A B C D E
Reunian 5 sahabat
Di sebuah kafe ternama di ibu kota. 4 sahabat baik sedang berkumpul bersama. Mereka asik berbicang mengenai masa-masa sekolah. Tawa, riah, sedih, marah, dan bersendah gurau semasa SMA sungguh menjadi kenangan manis. Alia gadis manis berperawakan tinggi dengan wajah oval yang cantik, berambut hitam panjang keriting dan mata berwarna hazel. Bella gadis imut yang sudah menikah, Tubuhnya kecil ditambah lagi saat ini ia sedang mengandung anak pertamanya membuat ia seperti bola berjalan. Cika gadis humoris yang selalu lucu saat bercerita. Gigi kelincinya sering kali terlihat di selah-selah tawa riangnya. Diana primadona sekolah. Bertubuh tinggi, wajah tirus, kaki yang ramping layaknya seorang model terkenal. Gadis periang, sangat aktif dan sedikit tomboi.
Bella
(Makan dengan lahapnya tampah memperdulikan Cika yang asik bercerita. Ia hanya ikut tertawa saat yang lain juga tertawa.)
Cika
(Melirik dengan aneh pada Bella). Jika kau makan seperti itu lama-lama kau akan menjadi bola seutuhnya. (Mengejek).
Bella
Terserah. (Berbicara dengan mulut penuh).
Diana
(Melirik jam tangannya). Aduh... Kemana sih Eva. Kok lama banget. (Mengerutu).
Alia
Mungkin tersesat. (Mengaduk minumannya).
Eva
(Berlari kecil menghampiri keempat temannya). Maaf maaf aku terlambat. (Langsung mengambil tempat duduk disamping Diana).
Cika
Sampai juga, darimana saja kau?
Eva
Maaf jalanan macet tadi.
Alia
Macet? Kau naik kendaraan sendiri atau kendaraan umum?
Hampir lupa. Perkenalkan namaku Eva sarasuati. Gadis lugu dan pemalu. Aku berasal dari keluarga miskin karna kepintaranku aku dapat bersekolah di sekolah ternama. Tapi sayangnya setelah tamat sekolah aku tidak seberuntung teman-temanku yang dapat kuliah atau mendapat perkerjaan tetap. Ini nasibku atau apa?
Diana
Sudahlah Alia jangan seperti itu.
Cika
Bagaimana kabarmu sekarang Eva? Sudah dapat perkerjaan?
Bella
Iya kau tidak ada kabar beberapa bulan ini. Kemana saja kau?
Eva
Aku ikut salah satu keluargaku keluar kota. Kemarin kembali karna libur beberapa hari kedepan.
Diana
Berarti sudah dapat perkerjaan dong. Kerja apa?
Alia
Berapa gajimu perbulan? (Meremehkan).
Alia
Kenapa? Akukan cuman tanya?
Bella, Cika dan Diana hanya mengengeleng pelan.
Eva
Tidak apa-apa. (Senyum). Gaji ku tidak terlalu besar tapi cukup untuk keperluanku sehari-hari.
Bella
Eva tidak pesan sesuatu?
Eva
Tidak tidak aku tidak lapar.
Alia
Ini salahmu Diana kenapa kau memilih tempat berkelas seperti ini. (Tampa rasa bersalah).
Eva
(Tersenyum tipis dan langsung menunduk).
Diana
Tidak apa-apa Eva pesan saja, aku yang traktir.
Bella
Kalau begitu aku mau tambah.
Diana
Silakan tapi bayar sendiri-sendiri. Aku cuman mentraktir Eva.
Bella
Ha... tidak adil. (Cemberut).
Diana
Bangkrut aku mentraktirmu.
Hahaha....
(Mereka semua tertawa bersamaan).
Diana
Pelayan. (Memanggil pelayan kafe yang ada di sudut ruangan).
Eva
Tidak usah Diana, aku benar-benar tidak lapar.
Diana
(Tidak memperdulikan).
Pelayan kafe
(Berjalan menghampiri). Ada yang bisa saya bantu?
Diana
Teman saya mau pesan sesuatu. (Menoleh pada Eva). Ayoklah jangan malu, pesan apa saja yang kau mau.
Eva
Baiklah. Aku pesan kopi latte, itu saja.
Pelayan kafe
(Setelah mencatat pesanan yang diminta pelayan itu berlalu pergi).
Diana
Kau tidak pesan yang lain?
Cika
Kalau aku jadi kau, aku pasti pesan banyak makan. Mumpung dibayarin. (menyenggol bahu Diana).
Bella
Iya, contohnya hidangan pencuci mulut ini. Hm... Sangat lezat.
Alia
Benar juga. Jarang-jarang kau bisa makan disini. mungkin ini baru pertama kalinya. (Sombong).
Eva
Iya aku memang pertama kali datang kesini! (Tegas. Eva sangat ingin meakhiri reunian ini).
Diana
Sudah sudah jika Eva tidak mau yah... tidak apa-apa. mungkin dia memang tidak lapar.
Kasus pertama
Kring..... Kring.....
Suara hp berbunyi. Dengan mata masih terpejam Eva merebah-rabah mencari hpnya.
Eva
Hallo. Siapa ini? (Masih dalam keadaan ngantuk).
Polisi
Apa ini dengan saudari Eva?
Polisi
Kami dari pihak kepolisian...
Eva
Ha! (Tersentak dan langsung duduk). Maaf maaf, ada perlu apa ya pak?
Polisi
Bisa datang ke butik CK?
Eva
Baik baik saya segera kesana.
Eva melompat dari tempat tidur, segera mencuci muka, ganti piyamanya, kemudian berlari ke garasi dan bergegas menuju lokasi.
Eva
(Dengan perasaan bingung ia menghampiri beberapa polisi yang ada di depan pintu). Permisi saya Eva. Ada kejadian apa ya disini?
Polisi
Oh... Saudari Eva. Silakan ikut saya.
Polisi
Komandan. Saudari Eva telah hadir.
Komandan polisi
O... Terimah kasih.
Eva
Ada perlu apa ya bapak memanggil saya? (Hati-hati).
Komandan polisi
Saudari Eva kenal dengan Alia putri?
Eva
Iya. Dia teman sekolah saya saat SMA.
Komandan polisi
Pagi ini, ia ditemukan terbunuh disini dengan keadaan mengenaskan.
Eva
Apa!! (Terkejut atas apa yang ia dengar). Ti... Dak! Tidak mungkin!
Komandan polisi
Dan menurut informasi yang kami peroleh, saudari Eva adalah orang terakhir yang kontak langsung dengan korban.
Komandan polisi
Harap saudari Eva berkerja sama dengan kami.
Komandan polisi
(Memanggil salah seorang yang ada disana). Detektif Edward akan mengajukan beberapa pertanyaan padamu. (Undur diri).
Eva
Edward?! Kau jadi detektif sekarang?
Edward
Perkejaan impianku.
Edward cowok tercerdas di sekolah, mendapat juara umum berturut h turut dan menjadi idaman para gadis. Tubuh tinggi, mata hazel dengan rambut kepirangan.
Edward
Mari ketempat yang lebih tenang.
Eva
Baiklah, tapi jangan coba memojokanku ya.
Edward
Itu tergantung atas jawabanmu. Kulihat kau cukup tenang.
Eva
Memangnya aku harus gugup? Inikan buka tes wawancara untuk berkerja.
Edward
Pukul 17.30 kau datang ke butik ini dan pergi sekitar 15 menit kemudian. Bisa ceritakan sedikit apa yang terjadi saat itu?
Edward
Aku hanya ingin mendengarnya langsung darimu.
Kembali ke jam 17.30 kemarin. Butik CK.
Alia
Eva, selamat sore. Ada perlu apa kau kesini? Kami sedang siap-siap tutup loh.
Eva
Jangan tutup dulu dong. (Memohon). Aku mau beli baju untuk adikku.
Alia
Kau punya uang? (Meremehkan). Di butikku ini semuanya mahal-mahal.
Eva
Aku ada sedikit tabungan. Cukup lah untuk beli satu pakaian.
Alia
Baiklah, cepat ya. Aku masih ada kerjaan. (melihat ke jam tangannya).
Eva
Terima kasih Alia. (Bergegas mencari pakaian yang cocok untuk adiknya).
Alia
Sarah, Anggik, Jenny kalian boleh pulang duluan. Sisanya biar saya yang urus.
Beberapa menit kemudian Eva selesai memilih pakaian dan segera menuju tempat pembayaran.
Eva
(Menyerahkan pakaian itu pada Alia).
Alia
700k. Lumayan, ini salah satu pakaian termurah di butiku.
Selesai membayar, Eva segera berlalu pergi dan diiringi Alia yang juga mau pulang. Hendak masuk ke mobil...
Alia
(Terkejut). Eva itu mobilmu atau kau pinjam? (Masih meragukan).
Eva
(Tersenyum tipis). Mobil sendiri, hasil kerja kerasku selama ini. Butuh tumpangan?
Alia
Tidak perlu. (Memalingkan muka). Aku sudah memesan taksi. Mobilku di bengkel saat ini.
Eva
Baiklah. Dah... Sampai jumpa.
Eva
Selepas itu aku tidak bertemu dengan Alia lagi sampai polisi menghubungi ku pagi ini.
Edward
Apa masih dibilang pagi jam 10.45 ini. (Ucapnya dalam hati). Pada saat jam 20.00-22.00 kau ada pergi kemana?
Eva
Jam 20.00? (Mengingat-ingat). dari jam 19.30 aku dan adikku pergi nonton film. Sampai di bioskop sekitar pukul 19.50 film dimulai pukul 20.00 durasinya kurang lebih 2 jam. Setelah itu kami pulang, sampai di rumah jam 22.17. Kalau tidak percaya kau bisa menanyai adikku atau satpam dan bibi Emely di rumah. kau juga bisa memeriksa rekaman CCTV di bioskop dan di rumah juga ada.
Edward
Itu sudah pasti. Terima kasih atas kerja sama nya.
Eva
Hei... Edward, boleh aku nanya sesuatu?
Eva
Selain aku pasti ada tersangka lain kan?
Edward
Ada 3 pegawai butik dan 5 orang lagi dari tokoh tetangga. Kenapa?
Edward
Apa boleh aku berkunjung ke rumahmu untuk penyelidikan lebih lanjut?
Eva
Tentu saja boleh. Sekarang?
Interogasi
15 menit kemudian mereka sampai di rumah Eva.
Edward
Rumahmu besar juga.
Eva
Terima kasih, tapi ini bukan rumahku melainkan rumah adikku. Aku hanya menginap disini beberapa hari. Mari masuk.
Eva
Jika kau ingin menanyai adikku aku rasa tidak bisa.
Eva
Karna adikku sedang berkerja hari ini. (Tersenyum).
Edward
(Memalingkan muka karna malu dan juga sedikit terpesona).
Bibi Emely
(Berjalan menghampiri). Ada apa Non Eva?
Eva
Sudahlah pangil Eva saja. Bibi Emely perkenalkan temanku namanya Edward. Ia akan menanyai beberapa pertanyaan pada bibi dan pak Risdwan. Oh iya kalau dia mau ke ruang lain berikan saja kuncinya.
Bibi Emely
Baik. Tapi ada apa ini Eva?
Eva
Ikuti saja apa maunya. (Menoleh pada Edward). Apa kau mau menggeleda kamarku dulu? Nanti kau berpikir aku melakukan sesuatu lagi.
Edward
Baiklah kita mulai dari kamarmu.
Kamar Eva berada di lantai dua. Edward mulai menggeleda kamar Eva tapi tidak menemukan apapun.
Eva
Bibi Emely akan menemanimu ke ruang lain. Aku mau mandi dulu.
Eva
Belum. (Segera menutup pintu).
Beberapa saat kemudian Eva turun menuju ruang tamu yang sudah ada Edward disana. Handuk masih melilit diatas kepalanya, menutupi helaian rambut basa.
Edward
(Terpaku melihat kecantikan Eva).
Edward
(Tersadar). Oh... E... Iya. Maksudku tidak. Aku tidak menemukan apapun, tapi aku menemukan ini. (Meletakan sesuatu diatas meja).
Eva
Eh...! inikan gantungan kunci ku. Apanya yang aneh?
Edward
Gantungan kunci yang sama juga ditemukan disamping tubuh korban. (Meletakan foto gantungan kunci di TKP).
Eva
(Melihat foto itu). Tentu saja sama aku yang membuatnya.
Edward
(Melirik). Kau yang membuatnya?
Eva
Iya sebagai hadiah kelulusan dulu.
Edward
Selain Alia, siapa lagi yang kau berikan gantungan kunci ini?
Eva
Cika, Alia, Diana, Bella dan aku. hanya kami berlima yang memilikinya.
Edward
(Berpikir kembali).
Eva
Mungkin gantungan kunci itu kebetulan saja ada di samping tubuh korban? Kan wajar Alia memilikinya.
Edward
Tidak. Ada yang aneh. Menurut informasi yang kudapat dari ketiga pegawai butik. Mereka belum pernah sekalipun melihat Alia membawa gantungan kunci itu, seolah-olah gantungan kunci itu sengaja di letakan disamping korban...
Eva
(Memotong). Tunggu-tunggu. Maksudmu, kau mencurigai aku pelakunya? Hanya sembatas gantungan kunci belum tentu aku pelakunya!
Edward
Aku tidak menuduhmu. Tapi menurut hasil interogasi, hanya kau yang memiliki motif pembunuhan ini.
Edward
Menurut keterangan dari Jenny, kau dulu perna berkerja di butik CK?
Eva
Benar. Hanya sebulan. Ia memecatku karna tidak masuk kerja selama tiga hari. Dan di hari pertama aku kerja ia selalu menyalakanku prihal masalah-masalah kecil. Tapi aku tidak ada niat untuk membunuhnya. Begini saja, bagaimana kalau aku ikut mengidentifikasi kasus pembunuhan Alia. Aku ingin mencari tahu siapa pelaku sebenarnya dan membuktikan aku tidak bersalah.
Edward
Terserah kau saja. Dengan adanya kau di dekatku, lebih mudah untuk mengawasi mu.
Eva
Edward kau sungguh tidak percaya padaku? (Dengan kesal Eva menggelembukan pipinya. Ia tampak imut).
Edward
Imutnya. (Dalam hati). Uhuk...
Eva
Sudahlah. Bagaimana dengan tersangka lain?
Edward
Kenapa kau ingin tahu?
Eva
Aku kan ingin membantu wajar kalau aku mau tahu alibi mereka.
Edward
Baiklah, yang pertama Jenny. Umur 24 tahun. Ia mengatakan, pada malam itu ia sedang kencan dengan pacarnya dari pukul 19.00-21.00.
Eva
Sudah interogasi pacarnya?
Edward
sudah. Ia mengakui itu. Ada beberapa foto untuk memperkuat alibi mereka dan kami juga sudah memeriksa rekaman CCTV di tempat mereka makan malam.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!