NovelToon NovelToon

Leave To Return

Pasar malam -_^

drrrtttt....drrrtttt...

Vano menelvon Yura, karena mereka berencana untuk pergi ke pasar malam.

"Hallo Van." jawab Yura di seberang telepon.

"iya hallo Yura, gimana apa kamu sudah siap?." Tanya vano

"Iya Van aku sudah siap."

"Oke aku segera berangkat jemput kamu, bay."

***

Tidak butuh waktu lama Vano tiba di rumah Yura, yang terlihat sederhana tersebut.

tok tok tok

"Masuk aja Van, pintunya gak aku kunci" ucap Yura sambil turun dari tangga.

walaupun Yura sudah menyuruh Vano untuk masuk ke rumah Yura tapi bukan Vano jika langsung nyelonong masuk. karena vano adalah anak yang selalu menjunjung tinggi sopan santun, itu yang membuat Yura sangat mencintai Vano.

"Kenapa gak masuk aja Van." tanya Yura yang keluar dari rumahnya

"gak apa-apa kok Yur, gak enak aja kalok masuk rumah orang tapi gak di bukakan pintunya kan jadi gak nyaman." jawab Vano dengan santai

"ya udah ayo kita berangkat Van, mumpung masih Sore biar kita bisa main sepuasnya di pasar malam nanti." Jawab Yura.

Vano yang kini sudah menggandeng tangan Yura dan menuju mobil Alphard warna merah ceri itupun segera membukakan pintu untuk Yura. dan mereka berangkat ke pasar malam.

_

'Sebelumnya Author mau perkenalan dulu ya gays,'

Leora Anastasia seorang gadis yang memiliki paras cantik, dia adalah anak tunggal dari ibu Manda dan bapak Mail, dia memiliki sifat baik hati dan rendah hati, kedua orangtuanya sangatlah menyayangi dia. Leora yang saat ini berusia 20 tahun , dia bekerja di perusahaan milik ayah Vano.

Vano adalah kekasih Yura, dia adalah anak kedua dari pengusaha terkenal di kota M. dia memiliki 3 saudara, Kakak Vano bernama Very dia sudah menikah sejak 3 tahun yang lalu dan kakak Vano sudah memiliki 1 orang anak, sedangkan adek Vano yang bernama Vero saat ini masih menginjak sekolah akhir. Vano saat ini juga bekerja di perusahaan ayahnya, dia satu divisi dengan Yura, walaupun pemilik perusahaan itu adalah ayah dari bank sendiri tapi Vano tidak mau menerima jabatan yang di berikan orangtuanya kepada dia, karena vano ingin menduduki jabatannya dengan usaha jeri payahnya sendiri. dan orang tua Vano sangat menghargai keputusan Vano itu.

_

Sesampainya di pasar malam, Vano mengajak Yura untuk makan malam terlebih dahulu, karena sebelumnya Vano dan Yura memang berencana untuk makan bersama di resto sebelah pasar malam.

"Yur kita makan dulu yuk, di tempat biasa." ajak Vano kepada Yura

"Ayo Van kebetulan aku juga udah lapar dari tadi, hehe" jawab Yura sambil cengengesan dan mengelus elus perutnya yang sudah mulai berbunyi.

mereka berjalan menuju resto. dan menikmati makan malamnya dengan sesekali bercanda.

***

Di pasar malam.

"Wuaaaahhhhh, keren ya Vin?" sambil clingak clinguk melihat pemandangan pasar malam.

"iya Yur indah kayak kamu," Jawab Vano dengan memandangi wajah Yura yang sangat cantik.

"Oh iya Yur, kamu mau naik bianglala gak?" tanya vano kepada Yura tanpa mau melepaskan pandangannya kepada Yura.

"Iya Van ayo kita naik bianglala, pasti dari atas sana kelihatan indah pemandangannya." jawab Yura sambil menarik narik tangan vano.

"Oke kamu tunggu disini dulu ya Yur, aku mau beli tiket untuk naik bianglala dulu."

"siap bos" jawab Yura dengan mengangkat tangannya menunjukkan sikap hormat.

***

"Yur lihat pemandangannya cantik ya,??" tanya vano kepada Yura, tapi pandangan Vano bukan fokus ke arah bawan akan tetapi malah ke arah Yura. Dan seketika wajah Yura berubah menjadi merah seperti kepiting rebus karena Yura merasa Malu jika di gombalin.

"Udah lah Vin kamu jangan sok gombal seperti itu." jawab Yura sambil memalingkan wajahnya dari hadapan Vano.

'untung aja langit mendukungku, jadi wajahku tidak terlalu kelihatan Vano ketika sedang memerah.' ucap Yura dalam hati.

"hehehe iya deh iya."

"oh iya Yur, aku mau bilang kalau suatu saat nanti terjadi sesuatu sama aku, aku berharap kamu harus bisa bahagia ya walau gak sama aku." ucap Vano sambil memegang tangan Yura.

"husss, kamu ini jangan ngaco deh Van, jangan suka ngomong yang enggak-enggak deh, kamu akan tetap dan kamu harus selalu sama aku, emangnya kamu mau kemana sih, jangan aneh-aneh!!!" sahut Yura sambil melepas tangan vano.

"iya Yur maafin aku, maafin aku karena sudah ngomong yang enggak-enggak, aku juga gak tau kenapa aku tiba-tiba ngomong kayak gitu tadi." ucap Vano memohon ke Yura .

"iya udah aku maafin tapi jangan di ulangin lagi ya Van."

"Iya Yur aku janji." jawab Vano sambil mengulurkan jari kelingkingnya.

yurapun membalas uluran tangan vano.

mereka menikmati malam itu dengan mencoba semua mainan dan makanan yang ada di pasar malam itu.

***

Jam menunjukkan pukul setengah 6, alaram Yura berbunyi. Yura terbangun dari tidurnya dan bersiap siap untuk pergi ke kantor.

'tiiinggg!!!

'jam 06:05 aku jemput kamu, kita berangkat ke kantor bareng' SMS masuk dari Vano

'siap boskuhh' send

Yura segera melakukan rutinitas nya mandi pagi, karena Yura termasuk tipikal orang yang selalu mandi lama jadi dia harus bangun pagi setiap hari, jika bangunnya tidak di awali pagi-pagi maka bisa-bisa Yura telat untuk pergi ke kantor.

setelah dua puluh menit Yura berkutik di dalam kamar mandi dia keluar kamar mandi dan segera bersiap-siap untuk ke kantor.

"Apa ya maksut perkataan Vano tadi malam, ahh udah lah paling cumak perasaanku aja, lebih baik sekarang aku sarapan dulu." Yura pergi ke meja makan dan memakan makanan yang sudah di siapkan oleh ibunya,

***

"pagi ma," sapa Yura langsung menghambur ke mama dan mencium pipi mamanya.

"pagi sayang, udah mau berangkat kamu nak?."

tanya ibu Yura

"iya nih ma, soalnya ada meeting hari ini dan di haruskan devisiku untuk menemui investor." jawab Yura dengan sedikit manyun.

"ya sudah nak, gak papa yang penting kamu harus menjalankan tugas kamu dengan baik." jawab papa Yura yang sedang menuju ke meja makan.

"semoga saja suatu saat nanti kamu sukses nak, doa mama selalu menyertaimu" ucap mama Yura dalam hati.

***

Yura yang kini sudah tiba di kantor bersama Vano langsung menuju ke ruangan mereka dan menyiapkan berkas yang akan mereka bawa ketika meeting.

"Hay Ra" sapa Anisa sahabat Yura yang kebetulan juga satu devisi dengan mereka.

"oh, hay baru datang kamu sa" tanya balik Yura sambil menarik kursi kerjanya

"iya nih Ra baru nyampe" jawab Anisa yang ikutan menarik kursi dan ikutan duduk di sebelah Yura.

'gue bilang ke Yura gak ya soal Vano kemaren,'

gumam Anisa dalam hati

.

.

Maaf ya gays , karena ini kali pertamaku mengarang sebuah cerita atau novel, jadi jika ada salah kata atau ceritanya sulit di mengerti author minta maaf yang sebesar-besarnya, semoga kalian suka dengan cerita ini. Dan jangan lupa like dan vote ya, author nya butuh dukungan dari kalian biar selalu semangat up setiap hari untuk mengisi kengangguran yang di alami authornya. jangan lupa bahagia teman-teman. Dan jangan lupa jaga kesehatan*.

RENCANA ;)

'gue bilang ke Yura gak ya soal Vano kemaren,'

gumam Anisa dalam hati

-kemaren pagi libur kantor karena kebetulan hari Minggu, Anisa pergi ke taman di dekat rumahnya kebetulan dia lagi ingin mencari suasana, karena dia habis putus dari pacarnya.

'*eh itu kan Vano , ngapain dia disini sendiri, gue samperin ah.' gumam lirih Anisa

"Hey Van, ngapain Lo sendiri disini." tanya Anisa.

"Gak ngapa-ngapain kok sa, cuman lagi cari angin aja, lagian bosen di rumah." jawab Vano dengan santainya sambil duduk di kursi taman.

"eh gue boleh duduk di situ gak, kebetulan gue juga lagi suntuk nih abis di putusin gue sama Aril." Anisa langsung nyelonong duduk di sebelah Vano.

lama mereka berbincang sampai waktu tak kerasa sudah siang.

"Van gue balik dulu ya, ntar emak gue nyariin, eh eh tunggu deh, Van hidung Lo kenapa keluar darah ya ampun kamu mimisan Van" tanya Anisa sambil meraih tas di sampingnya.

"untung gue bawa tisu tadi, nih ilangin itu darahnya." Vano meraih tisu yang di berikan oleh Anisa.

tiba-tiba Vano kehilangan kesadaran dan akhirnya Vano pingsan. dengan di bantu oleh orang yang berlalu lalang di taman tersebut Anisa berhasil membawa Vano ke rumah sakit.

-

'kenapa belom sadar juga sih Lo Van, gue kasih tau Yura gak ya tapi dia baru aja pulang dari Indonesia kemaren, dia pasti masih capek dah lah gak usah di kasih tau dulu nanti dia pasti cemas banget.' gumam Anisa dalam hati

dokter datang menghampiri Anisa yang sedang duduk di kursi sebelah Vano

"apakah dari keluarga Vano Aditiya" tanya dokter kepada Anisa

"Bu bukan dok saya temannya"

"lalu dimana keluarga dari pasien" tanya dokter tersebut

"gak tau dok soalnya saya juga kurang faham dengan keluarganya."

"ya udah boleh saya bicara dengan anda sebentar di ruangan saya"

"boleh dok silahkan" dokter dan Anisa menuju ke ruangan dokter tersebut.

"Begini mbak setelah melalui pemeriksaan saat ini kondisi dari Vano sudah mendingan, akan tetapi jika kangker yang ada di otak Vano sudah mencapai level stadium 3 dan jika tidak segera di tangani maka nyawa Vano yang akan terancam." jelas si dokter kepada Anisa.

"Apa dok! jadi teman saya mengidap kanker dan sudah stadium 3?" seketika Anisa yang kini berdiri di hadapan dokter langsung terlunglai di lantai dan tangannya menutup mulutnya

antara percaya dan tidak percaya Vano yang kini terbaring di rumah sakit dengan bantuan selang dan infus

'oh tuhan kenapa semua ini harus terjadi' gumam Anisa dalam hati*.

"mbak, mbak gak papa kan ?" tanya dokter dan berusaha meraih tubuh Anisa.

"iya dok,, gak papa kok. baik nanti saya bicarakan sama Vano aja, karena dia yang lebih berhak memutuskan semuanya." jawab Anisa

"baik mbak terimakasih atas waktunya." lalu Anisa meninggalkan ruangan dan kembali ke kamar pasien yang di tempati Vano.

***

"Hay Van" sapa Anisa ke Vano, saat ini Vano yang sudah mulai berkutik di depan laptopnya.

"iya sa, gimana-gimana kelanjutan kisahmu Sama si itu, apa jadi putus kamu " tanya vano ke Anisa

'apa maksudnya, apa Anisa udah putus sama di Aril dan kenapa Vano juga mengetahui tentang ini,apa aku tanyakan langsung aja ya sama Anisa.' gumam Yura dalam hati

"emang kamu putus Ra sama Aril?" tanya Yura ke Anisa.

"iya Ra, udah dua hari ini sih, dia lebih milih cewek gak tau diri itu ketimbang aku cumak karena bodynya yang hot." Anisa yang kini sudah mulai tersulut emosi

"Dah lah jangan bahas dia lagi lebih baik kita selesaikan kerjaan kita, bentar lagi kita harus meeting."

mereka melanjutkan pekerjaannya masing-masing.

***

jam istirahat

"akhirnya kita mencapai Gol juga karena untuk meyakinkan investor yang ini memang sulit sekali kalau bukan karena Vano yang super jago mana bisa kita berhasil ya kan Ra," Anisa dengan bahagianya hingga tak sengaja dia merangkul Yura dan Vano sedangkan Anisa di tengah-tengah mereka.

"iya sa, kalau tugas ini hanya di serahkan ke kita mana mau investor itu menerima tawaran kita. yang ada belum juga memperkenalkan produk kita malah di tolak dulu." yakin dari Yura yang bangga akan kehebatan pacarnya itu.

"ah biasa aja, itu cumak hal yang biasa di lakukan seorang karyawan yang mengabdi pada perusahaan aja kok, oh iya untuk merayakan ini semua kita ke restoran yang ada di mall itu yuk, kita makan siang disana" ajak Vano kepada kedua gadis tersebut.

"Ayuk" Anisa

"Ayuk" Yura

secara bersamaan

***

saat akan masuk ke restoran tiba-tiba kaki Anisa terpeleset dan akan terjatuh, untung saja Vano segera meraih tubuh Anisa yang sudah kehilangan keseimbangan tersebut.

mereka berdua saling berpandangan bak sepasang kekasih yang jatuh cinta di saat-saat yang romantis.

deg deg deg deg

'eyy perasaan apa ini kenapa jantungku jadi deh degan gini, astaga annisaaa sadarrrr dia itu pacar sahabat kamu' gumam Anisa dalam hati

satu detik

dua detik.

tiga detik..

empat detik...

lima detik....

"Ehem.." Yura berdehem seketika vano melepaskan rangkulan tangannya di tubuh Anisa dan mereka kembali berdiri tegak lagi.

"ma maaf Ra" ucap Anisa yang tidak enak pada Yura..

"maaf sayang, tadi aku spontan nangkep Anisa karena takut dia jatuh aja."

Vano yang merasa bersalah langsung meminta maaf kepada Yura, karena dia tahu Yura saat ini pasti merasa cemburu saat aku pandang-pandangan sama Anisa barusan.

"udah udah aku gak papa, ayok kita cari tempat untuk makan, aku udah laper banget"

di bibir Yura boleh berkata tidak apa-apa akan tetapi tidak bisa di pungkiri ketika cowok kita walaupun tidak sengaja dengan adegan tadi perempuan mana yang tidak akan cemburu, tapi mengingat bahwa Anisa adalah sahabatnya. Yura tidak lagi memikirkan kejadian tadi dan menganggap bahwa tidak ada apa-apa.

mereka makan dengan keadaan yang sangat canggung, karena ketidak enakan Anisa terhadap Yura.

"oh iya setelah ini kita bisa pulang, kepala devisi tadi ngabarin udah gak ada pekerjaan buat kita jadi kita bisa pulang buat istirahat." ucap Vano di sela-sela makan mereka.

"oh baiklah, nanti aku pulang sendiri dulu ya Van, soalnya aku ada keperluan yang harus aku lakukan." ucap Yura kepada Vano.

"keperluan apa biar aku anter" sahut Vano

"gak perlu Van, aku bisa sendiri kok soalnya aku juga harus mampir dulu ke rumah pamanku." Yura menolak kembali tawaran dari Vano

"ya udah tapi kamu hati-hati ya, ingat setelah selesai dengan urusanmu segera pulang." ucap Vano kepada Yura. dan Vano tiba-tiba mendekati Yura dan mengecup kening Yura.

Seketika Yura langsung kaget sedangkan ini adalah kali pertama Vano berani mengecup kening Yura apalagi di muka umum ketambahan ada Anisa di sebelah Yura. dan mungkin saat ini wajah Yura sudah berubah menjadi kepiting rebus.

begitu juga dengan Anisa yang kaget akan hal itu.

"a a aku izin ke toilet dulu ya" Yura dengan gugup secara tiba-tiba, Vano dengan cengengesan cengenges melihat tingkah Yura.

_

setelah Yura dari toilet, Yura di kagetkan dengan pemandangan yang menurut dia sangat melukai hatinya.

PENGHIANATAN -_-

Setelah Yura dari toilet, Yura di kagetkan dengan pemandangan yang menurut dia sangat melukai hatinya.

Yura melihat Vano yang sedang memegang kedua pipi Anisa dan entah apa yang sedang di bicarakan oleh kedua insan tersebut, walaupun Yura tidak mendengan apa yang mereka bicarakan tapi melihat mereka seperti ini membuat Yura sakit hati.

lalu Yura pergi meninggalkan mereka berdua tanpa berpamitan kepada mereka.

***

Vano dan Anisa sedang menunggu Yura yang tak kunjung datang.

"Van Yura kok belum juga balik kesini ya, gue cek ke kamar mandi dulu aja gimana" Anisa berpamitan ke Vano lalu pergi ke kamar mandi di restoran tersebut.

Anisa mengecek pintu satu persatu namun nihil, orang yang dia cari tidak ada di sana,

'apa ada sesuatu yang terjadi sama Yura ya' batin Anisa cemas sambil berjalan kembali ke meja yang ditempatinya tadi

"gimana sa, apa Yura masih di kamar mandi?" tanya Vano dengan antusias. karena vano takut terjadi apa-apa terhadap kekasihnya itu.

"gak ada Van, aku sudah cek satu persatu kamar mandi disana tapi Yura gak ada disana.

"eh Lo telpon aja Yura siapa tau lagi beli sesuatu atau lagi kemana gitu Van." sahut Anisa panik

"iya deh cobak gue telpon" Vano langsung mengambil hp nya dan menghubungi Yura.

tuttt tuttt 📞

sampai beberapa kali Yura juga belum mengangkat telpon dari Vano.

"gak di angkat sa" ucap Vano

"coba deh sekali lagi Van, siapa tau di angkat.

tuttt tuttt 📞

'*iya hallo, ada apa van' jawab Yura dari seberang telepon

'kamu dimana sayang, kenapa kok ngilang' tanya vano dengan nada cemasnya

'oh iya aku tadi lupa gak bilang ke kalian, maaf ya aku pulang duluan soalnya ada telpon dari mamaku, katanya mau ngajak aku ke rumah teman mama' jawab Yura berbohong, karena sebenarnya Yura masih di area restoran karena dia pengen tau bagaimana reaksi Vano.

'oh ya udah deh kamu hati hati di jalan, lain kali jangan lakukan hal seperti ini lagi ya, kamu tau gak aku cemas nyariin kamu' ucap Vano.

'iya aku minta maaf , ya udah aku masih di jalan aku matikan telepon nya ya',

'iya' jawab Vano*

Yura yang masih melihat kedua insan berniat untuk pergi dari tempat itu, tapi lagi-lagi Yura melihat Anisa yang di rangkul oleh Vano membuat mata Yura mulai berkaca-kaca dan tak terasa menitikkan air mata.

'ada apa dengan mereka, apa mereka mempunyai hubungan khusus tega kamu sa, udah mengkhianati persahabatan kita. kalau kamu memang cinta sama Vano kalau memang kamu suka dengan Vano kenapa gak bilang aku akan merelakan Vano dengan kamu, asalkan jangan ada penghianatan dalam persahabatan kita.' gumam Yura dalam hati

Ya, Yura memang sangat baik hati dia selalu mementingkan perasaan orang lain ketimbang dirinya sendiri, bahkan dia rela memberikan cintanya kepada sahabat nya itu jika mereka berdua saling mencintai.

'dan sekarang apakah aku masih harus percaya kepada sahabat dan kekasihku, bagaimana jika mereka benar-benar saling sayang apa aku harus merelakan cinta yang sudah aku bangun bahkan aku dan Vano akan melakukan pertunangan bulan depan. ya Tuhan cobaan apa ini , mungkin mulutku bisa berkata i'm fine tapi hatiku tidak tuhan.' gumam Yura kembali yang saat ini dia sudah berada di dalam taxi karena tadi ketika Yura melihat pemandangan di depannya dia langsung pergi dari tempat itu.

Disaat kita mengikhlaskan semua yang terjadi

Tetap ingatlah, setelah badai pasti akan tercipta sebuah pelangi yang sangat indah, ketika kita sedang terpuruk dalam keadaan apapun, ingatlah di kedua pundak kita masih ada malaikat yang senantiasa bersama kita

***

sesampainya di rumah

"loh Yura , kamu kenapa sayang"tanya mama Yura ketika melihat Yura dengan mata sembab mama Yura langsung khawatir dan menanyakan apa yang terjadi kepada Yura. yura pun menceritakan semua yang dia lihat beberapa hari ini, mulai dengan kedekatan Anisa dengan Vano bahkan yang baru saja Yura lihat saat di restoran.

"Mama tahu pasti kamu sangat kecewa sayang, tapi melihat selama ini nak Vano yang begitu mencintai kamu mama gak yakin kalau nak Vano berani mengkhianati kamu, lebih baik kamu tenangkan diri kamu dulu dan istirahatlah, pasti kamu lelah" mama Yura pergi meninggalkan Yura dan membiarkan Yura untuk istirahat terlebih dahulu.

"iya ma" sahut Yura.

***

hari ini Yura pergi ke kantor, walaupun perasaanya masih tidak siap untuk dia bertemu dengan Vano dia harus pergi ke kantor, karena jika dia tidak masuk kantor akan banyak tugas yang menumpuk setelah dia masuk kembali.

'sejak kemarin tidak ada tanda-tanda Vano menghubungi aku, apa karena vano sedang sibuk dengan Anisa ya' gumam Yura dalam hati.

_

Di kantor

Anisa berusaha mengajak Yura ngobrol tapi entah kenapa Yura selalu mendiamkan Anisa dan menjawab pertanyaan Anisa hanya dengan kata iya, tidak. bahkan sesekali Yura tidak menjawab pertanyaan dari Yura.

'apa aku terlalu egois ya, karena sudah mendiamkan Anisa, tapi aku masih sakit hati melihat mereka berlaku seperti itu di depanku.' gumam Yura dalam hati

Yura yang saat ini sudah berkutik dengan komputer melirik kursi di sebelah dia, bahkan Anisa sudah kembali ke kursinya setelah menyadari dia di cuekin dengan sahabatnya itu.

'kemana si Vano, kenapa dia gak berangkat hari ini apa dia hari ini izin' tanya Yura dalam hati

'dah lah toh juga udah ada yang merhatiin Vano juga' Yura pasrah dengan keadaan dan melanjutkan pekerjaannya.

***

Sudah satu Minggu Vano tidak masuk kerja, bahkan tidak ada menghubungi Yura sama sekali.

saat Yura berada di supermarket yang lumayan ramai Yura melihat sosok yang dia kenal berjalan dengan perempuan.

"eh eh tunggu, bukannya itu Vano dan siapa perempuan yang menggandeng tangannya itu." ucap Yura lirih tapi masih bisa di dengar orang jika ada di sampingnya.

Yura berusaha mendekat tanpa ada kecurigaan dari mereka. Yura menutupi wajahnya dengan topi yang di gunakannya saat ini dan mengarahkan rambut panjangnya di bagian kanan kiri wajah dia biar menutupi parasnya.

setelah jarak dia sudah dekat dengan sosok Vano dan perempuan itu.

'loh itu kan Anisa, jadi kecurigaan ku selama ini memang benar kalau Vano punya hubungan khusus sama Anisa. gak nyangka banget gue Van.' gumam Yura dalam hati.

Yura langsung bergegas pergi dari supermarket dan pulang ke rumahnya. apa yang dia lakukan tak ada lagi kecuali menangis tanpa henti.

Yura memanglah wanita yang kuat tapi kuat sendiri memiliki arti tersendiri bagi Yura. bahkan luka memiliki level tersendiri yang semestinya datang dengan tahapan yang berbeda.

jika harus memilih menghianati atau di khianati semua orang pasti akan memilih menghianati,

ada kalanya kita memang di banting setir untuk memperoleh sebuah jalan yang lebih layak dan enak untuk di lewati.

ada kalanya hati yang sudah terluka bisa pulih hanya dengan sebuah pembuktian. tapi jika tak kunjung juga pulih, itu di karenakan luka yang di alami sangat mendalam.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!