Al tak pernah mengira pertemuan nya dengan Chelsea, gadis kecil yang duduk di sebelahnya saat di pesawat berbuntut panjang. Gadis kecil itu sepertinya hantu yang terus saja mengikutinya.
Chelsea jatuh cinta pada pandangan pertama pada pria kaku, dingin dan dewasa. Entahlah daya tarik apa yang dia miliki, yang pasti Chelsea menyukainya.
Pertemuan demi pertemuan tak sengaja terjadi, namun Al justru menuduhnya sengaja membuntuti pria itu, hingga sebuah insiden yang mengharuskan mereka menikah.
Penasaran? ikutin kisahnya
Gibran Al Habsi, biasa di panggil Al oleh keluarga dan teman dekatnya, dan Pak Gibran jika di kantor.
Gibran adalah putra sulung pasangan Zein dengan Zahra (Mr. Arogan is my husband). Yang belum baca silahkan baca kisahnya gratis di noveltoon, ya.
Gibran adalah pria yang cerdas, tampan dan mapan. Sayangnya dia juga dingin dan arogan sama seperti papanya sayangnya sifat keras kepala sang papa juga menurun padanya.
Gibran tidak menyetujui perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Gayung bersambut, ternyata sang gadis juga tidak setuju karena sudah memiliki kekasih. Hingga mereka sepakat kabur sebelum pernikahan di laksanakan. Gibran kabur satu hari sebelum hari H, dilaksanakan.
Al tak perduli dengan ancaman papanya yang akan mencoret nya dari kartu keluarga, demi cintanya pada kekasihnya,
****
Chelsea Ayunia Baskoro, gadis muda berusia sembilan belas tahun dan baru kuliah semester dua, cantik, ceria, polos dan imut.
Gadis yang selalu menjadi idola dan idaman banyak pria. Siapa sangka dia justru jatuh cinta sejak pertama kali bertemu dengan Al. Pertemuan pertama mereka terjadi di bandara, berlanjut di dalam pesawat, membawa debaran di dada Chelsea. Dia jatuh cinta pada pria cuek, dingin, nyebelin sekaligus ngangenin.
Al kembali ke Indonesia setelah mendapat kabar jika neneknya sakit keras dan terus memanggil namanya. Al yang sangat menyayangi neneknya memutuskan kembali dengan resiko bertemu dengan kedua orangtuanya.
Bagaimana perjuangan Chelsea mendapatkan cinta seorang Al, yang ternyata begitu mencintai kekasihnya? Haruskan Chelsea menyerah?
Chelsea berjalan dengan terburu menuruni tangga menuju lantai bawah sambil menarik kopernya.
Senyum dan binar bahagia menghiasi wajah imutnya. Bagaimana tidak, dia sudah tidak sabar untuk segera kembali ke negaranya dan bertemu dengan mama, papa dan kakaknya.
Kakaknya Rasya sudah menikah dan sayangnya dia tidak bisa menghadiri pernikahan mereka karena pada yang sama dia sedang ujian semester.
Dia menuju taksi yang sudah dia pesan sebelumnya. Setelah semua beres, taksi segera meluncur ke bandara. Tak butuh waktu lama, karena jaraknya memang tidak jauh. Akhirnya dia tiba di tempat yang akan mengantarkan nya ke negaranya, Indonesia.
Gadis manis itu melenggang dengan menyeret kopernya, diliriknya jam di tangan kirinya masih ada waktu setengah jam lagi sebelum jam keberangkatan.
Saat yang sama ponselnya berdering, dia merogoh tas selempang kesayangannya dan mengambil benda itu dari sana.
Brugh... Tanpa sengaja dia menabrak sesuatu dan terjatuh ke bawah. Bokongnya sakit karena mencium lantai. Di dalam hatinya dia memaki siapapun yang telah berani menabraknya.
Saat di mendongak melihat siapa yang menabrak dirinya dan siap memaki, bibirnya terasa kelu, matanya membulat bahkan mulutnya menganga, dia terpesona dengan wajah tampan di depan nya itu. Tampan nya, batinnya.
"Are you okey?" tanya Al
Chelsea masih diam dan hanya menatap wajah tampan itu. Melihat gadis itu diam saja, Al memungut barang-barangnya lalu pergi meninggalkan Chelsea begitu saja, dengan sedikit bergumam, "Gadis aneh." ucapnya pelan.
Chelsea tersadar dan mengejarnya, "Om, tanggung jawab donk!"
Al berbalik, Dia menatap Chelsea dalam seolah mengatakan apa?. "Minta maaf!" Chelsea menuntutnya,
Al mengerutkan keningnya, Tanggung jawab? bukankah gadis kecil itu yang jalan tanpa melihat hingga menabrak dirinya. Al tak menjawab dia memilih tidak menanggapi gadis itu dan berjalan pergi.
Chelsea yang dicuekin merasa kesal, ganteng sih ganteng tapi nyebelin, batinnya.
Setelah memungut barang-barangnya, dia juga berjalan cepat sebelum terlambat. Dia segera masuk dan terus berjalan menuju pesawat yang akan segera lepas landas.
Indonesia I'm coming....
...****************...
Al sudah duduk di kursinya, dan memasang sabuk pengaman. Chelsea masuk ditemani seorang pramugari yang mencarikan kursinya. Dia begitu terkejut, melihat Al sudah duduk disebelahnya.
"Benar ini kursi saya?" tanya nya pada sang pramugari.
"Benar, nona"
"Coba cek kembali, siapa tahu salah," tanya gadis itu lagi. Sang pramugari kembali memeriksa dan tersemyum ramah, "benar ini kursi, nona." ucapnya ramah.
Chelsea langsung duduk, sempat melirik sekilas kearah Al namun dia kembali melihat ke depan. Sebenarnya dia masih kesal dengan Al, tapi di dalam hatinya justru dia bersorak kegirangan karena bisa duduk bersebelahan dengan cowok tampan walau sedikit nyebelin, ya sedikit bisiknya dalam hati.
Pramugari mulai menjelaskan prosedur keberangkatan dan meminta semua untuk memasang sabuk pengaman karena pesawat akan lepas landas.
Chelsea mulai diserang rasa takut, padahal dia sudah beberapa kali terbang, min tetap saja dia belum bisa menghilangkan ketakutan nya itu.
Pesawat mulai berjalan, Chelsea memegang erat kursi penumpang, dan tak sengaja dia mendapati tangan Al disebelahnya. Ia langsung menggenggamnya erat, hingga Al merasa terganggu dan menoleh. Dia juga membuka kacamatanya. Dapat dia lihat wajah gadis itu pucat dengan buliran keringat di dahinya, Al tersentuh, dia membiarkan gadis itu memegang tangannya, gadis itu mengingatkannya pada adik kecilnya mikayla.
Setelah terasa tenang dan pesawat sudah terbang diatas, Chelsea melepaskan genggaman tangannya dan melirik ke samping, " Maaf" ucapnya pelan.
Al mendengarnya namun dia memilih diam, memasang kembali earphone nya dan memejamkan mata.
Is...sombong banget sih, sok kegantengan lagi,.. Upss! memang ganteng sih, ucapnya dalam hati.
Chelsea merasa kesal sendiri, biasanya cowok yang ketemu dengannya akan tergoda, atau paling tidak mengajaknya kenalan, lah ini dia dicuekin, fixs ni cowok matanya rabun, gumannya lagi.
Setelah itu dia juga memasang earphone dan mulai memejamkan matanya.
Perjalanan panjang mereka habiskan tidur. Dan terbangun saat pesawat akan mendarat.
Chelsea berjalan cepat dengan menarik koper kecil nya, tak ada yang menjemput karena dia merahasiakan kedatangannya.
Dia sudah tak memperdulikan om tampan yang sempat menarik perhatiannya. Langkahnya mantap keluar bandara,menghirup dalam-dalam udara Jakarta yang sangat dia rindukan.
Chelsea berlari menuju taksi yang berhenti di depannya, belum juga dia sampai, seseorang sudah membuka pintunya dan masuk, Chelsea berteriak, pria itu menoleh lagi-lagi om tampan tapi nyebelin yang ada di depannya.
"Om,ini taksi saya," Chelsea tak mau kalah.
"Tidak, saya yang lebih dulu, kamu bisa tunggu taksi berikutnya." jawab al.ketus
"Nggak bisa donk, Om. Saya yang lebih dulu manggil taksi ini, atau jangan-jangan Om mau ngikutin saya, Ya?" tuduh Chelsea dengan menunjuk.wajah Al dengan jari telunjuknya.
What! aku mau mengikutinya? yang benar saja, makinya dalam hati
"Hei nona, aku yang lebih dulu. Kamu bisa menunggu taksi yang lain di belakang." ucapnya datar
"Tidak bisa, Om saja yang di belakang, saya mau taksi yang ini." kekeh Chelsea
Mimpi apa aku bertemu gadis aneh dan nyebelin seperti ini, mana dia manggil aku Om lagi, sejak kapan aku jadi Om nya?
Al malas menanggapi, ia diam dan membuka pintu hendak masuk kedalam, namun Chelsea menahan dengan menarik lengannya. "Maaf, Om. Gue duluan." potong Chelsea tegas. Dia mendorong Al dan masuk. Langsung mengunci pintunya, "Jalan pak!" ucapnya pada sang supir taksi dengan senyum bangga. Berhasil mengalahkan Al.
Taksi melaju pelan meninggalkan Al yang hanya bisa menahan geram, "Bye, Om jutek!" ucap Chelsea dengan melambaikan tangannya.
Al sudah tidak bisa mentolerir lagi, kesabarannya telah habis. Hari ini begitu sial baginya, betapa tidak dia harus bertemu gadis aneh dan sedihnya dia di panggil Om! Apa aku setua itu?" gumannya pelan.
Al memanggil taksi. Dia masuk sambil menarik kopernya, setelah itu taksi meluncur menuju apartemennya.
Sudah lama dia meninggalkan apartemen itu, sejak dirinya pergi dari rumah. Setahun lebih berlalu, dan kini untuk pertama kalinya dia kembali.
Rindu, jelas dia sangat merindukan rumah, apalagi ibunya, dia sangat wanita yang telah melahirkannya itu, bahkan beberapa kali dia bermimpi mamanya datang menemuinya.
Mamanya wanita yang sangat lembut dan sabar, beliau ibu yang sangat baik dan sayang kepada semua anaknya, dan Al sangat merindukan sosok itu, sosok yang selalu ada untuknya. Rasa rindu itu muncul tanpa bisa ditahan dan menyerang dadanya hingga terasa sesak, tanpa sadar mata Al berkaca kaca, namun dia segera menepis kerinduan itu.
Dia menekannya kedalam sudut hatinya yang paling dalam. Dia hanya ingin menemui neneknya, kemaren adiknya mika menelponnya dan mengatakan jika neneknya sakit keras dan selalu memanggil namanya. Mika memintanya pulang, paling tidak sekali saja menemui nenek yang sangat menyayangi nya untuk yang terakhir kali.
Baru beberapa menit taksi berjalan dia menghidupkan kembali ponselnya, ada beberapa notif pesan yang masuk ke ponselnya. Namun Al membiarkan, dia memilih melihat jalanan yang sudah lama dia tinggal kan, tak banyak berubah semua masih seperti setahun yang lalu.
Dia tiba di apartemen nya, setelah menekan password, pintu terbuka dan dia masuk kedalam. Apartemennya bersih dan rapi, karena sebelumnya dia sudah menghubungi Zia sepupunya untuk membersihkan nya karena dia akan kembali.
Al duduk di sofa menatap sekeliling beberapa saat sebelum kemudian dia menuju kamarnya sambil menyeret kopernya.
Al menyadari sesuatu, kopernya berubah menjadi biru, bukankah tadi aku membawa koper berwarna hitam, lalu ini koper siapa? tiba tiba matanya membulat sempurna, seakan ingin keluar dari tempatnya,
Gadis aneh itu pasti yang telah menukar koper ku, Astaga! Al tersadar sesuatu. Dia memasukkan kopernya lebih dulu sebelum dirinya dihadang oleh Chelsea.
Pasti gadis itu yang membawa kabur koper ku, what!!! berkas untuk rapat lusa? hais...Al lemas. Semua data dan berkasnya ada didalam sana. Dan semua terbawa gadis kecil sialan itu.
Al pulang ke Indonesia selain mengunjungi neneknya dia juga ad meeting dengan kliennya besok malam. Dia bekerja di cabang Perusahaan Bagas Group yang bergerak di bidang Perhotelan dan saat ini dia menjawab General manager.
Al murni bekerja sesuai dengan kemampuan nya, berawal.dari karyawan magang hingga bisa di posisi ini bukanlah hal mudah. Dia tidak menggunakan embel embel nama Zein dibelakangnya karena dia merasa keluarganya memutuskan hubungan dengannya dan dia ingin mandiri.
Al menggeram kesal, dan membuka koper.biru di depannya.
Helo semua, apa kabar? senang bisa menyapa kalian kembali dengan cerita mamie,
Mamie senang atas apresiasi kalian semua, semoga kalian suka ya dengan ceritanya dan jangan lupa, klik love, vote dan bagikan poin jika kalian suka. Di tunggu komentarnya ya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!