Stalker Cantik
Stalker
Nama nya Salma, Gadis cantik berusia 20 tahun yang selalu menghabiskan lebih dari 18 jam waktu nya dalam sehari semalam untuk mencari tau apapun mengenai seorang Daffa. Pria yang memenuhi ruang hati nya saat ini.
Daffa Ramadian. Pria tampan berusia 26 tahun seorang calon pewaris tunggal dari kerajaan bisnis Ramadian.
Berulang kali Salma mencoba menghubungi asisten pribadi Daffa, namun panggilan telfon itu tak kunjung mendapat respon dari pemilik nya.
Untuk apa Salma menghubungi asisten Daffa? tentu saja untuk menanyakan apa yang sedang Daffa lakukan saat ini.
Bahkan Gadis itu bisa sampai 20 kali menelfon asisten Daffa dalam satu hari hanya untuk menanyakan hal yang menurut nya sangat penting, Apa lagi jika bukan seorang Daffa Ramadian.
Hingga pada panggilan telfon ke 4, asisten pribadi Daffa baru mengangkat nya.
Senyum mengembang di bibir gadis berambut pendek itu.
Salma memanyunkan bibir nya saat seseorang di sebrang sana sedang memarahi nya.
Salma
Ya maaf.. abis nya Kaka dari tadi gak angkat telfon aku.
Salma
Kak, langsung aja to the point. Sekarang Kak Daffa lagi apa?..
Mata Salma membulat sempurna saat mendengar Daffa sedang di kerubungi banyak cewek-cewek cantik.
Salma
Kakak gak lagi bohongin aku kan?
Salma
Aku kesana sekarang.
Salma memutuskan panggilan sepihak tanpa mau mendengarkan penjelasan dari pria di sebrang sana.
Salma yang saat ini masih di kampus berlari menuju mobil nya tanpa menghiraukan beberapa panggilan dari teman-teman nya.
Kehebohan Salma
Salma telah sampai di depan gedung perusahaan Daffa.
Gadis itu berlari menerobos beberapa orang hingga berhenti tepat di depan ruang kerja Daffa.
Salma sudah tau betul dimana ruang kerja pria pujaan hati nya itu.
Apa yang tidak Salma ketahui tentang Daffa?
Seperti nya tidak ada, Gadis itu tau segala hal. Bahkan ukuran sepatu Daffa saja gadis itu sudah hafal diluar kepala nya.
Salma masuk setelah mengetuk pintu.
Salma terdiam mematung di balik pintu saat melihat tidak ada seorang pun wanita disana.
Hanya Daffa dan Asisten pribadi nya.
Daffa menghembuskan nafas nya jengah melihat Gadis itu tiba-tiba datang ke perusahaan nya. Entah untuk yang keberapa kali, Daffa bahkan sudah tidak dapat menghitung nya lagi.
Suara itu terdengar begitu kesal.
Salma hanya nyengir kuda.
Salma
Hehe.. Salma cuma mau nyelametin Kak Daffa aja.
Daffa merasa bingung, terlihat dari dahi nya yang berkerut. Mata nya pun memicing, alis nya hampir bertautan.
Daffa Ramadian
Menyelamatkan dari apa?
Salma
Kata nya, Kak Daffa lagi di kerubungin Cewek-Cewek? Aku langsung lari kesini. Aku mau nolongin Kak Daffa.
Daffa menoleh ke Asisten nya dan melotot. Namun sang Asisten sama sekali tidak melihat ke arah nya. Dia hanya pura-pura sibuk dengat tablet nya.
Daffa tau betul, ini pasti kerjaan Fino, asisten Daffa.
Daffa Ramadian
Cewek-cewek nya uda pergi.
Salma
Padahal Aku mau jambak-jambak itu cewek. Berani sekali gangguin Kak Daffa Aku.
Daffa hanya memutar bola mata nya malas.
Daffa Ramadian
Tidak perlu.
Salma mengerucutkan bibir nya.
Salma
Kakak, Aku boleh duduk ya. Aku capek, habis lari-larian.
Daffa tidak menjawab. Pria itu hanya melirik sekilas ke arah Salma.
Tanpa menunggu jawaban dari Daffa, Salma langsung menuju sofa besar yang ada di sudut ruangan itu. Mengambil posisi duduk paling nyaman lalu mengselonjorkan kaki nya yang terasa pegal karena berlari.
Salma
Kakak, Aku minta minum ya.
Daffa kembali mendongakkan pandangan nya kepada gadis itu.
Dia bilang minta minum, Tapi bahkan dia sudah menghabiskan setengah dari botol minuman itu baru minta izin.
Daffa bermonolog di dalam hati nya.
Diam atau pulang
Ucapan Salma terputus karena Daffa langsung memberinya peringatan.
Daffa Ramadian
Diem atau pulang.
Peringatan yang lebih terdengar seperti ancaman itu mampu membungkam mulut Salma.
Salma lebih memilih diam ketimbang disuruh pulang.
Bagi nya diam lebih baik daripada Ia tidak bisa memandang wajah Daffa.
Dan sial nya, Pria itu justru kadar ketampanan nya naik berkali-kali lipat saat sedang fokus bekerja.
126 menit telah berlalu, Namun Salma masih fokus memandangi wajah Daffa dengan senyam senyum. Entah apa yang sedang Gadis itu pikirkan.
Daffa Ramadian
Udah puas ngeliatin nya?..
Mendengar suara bariton Daffa membuat Salma kaget.
Salma
Ish Kakak.. ngagetin aja. Kalo aku jantungan gimana?
Daffa Ramadian
Gak peduli.
Salma kembali memanyunkan bibir nya.
Daffa melirik sekilas kepada Gadia yang sedang cemberut itu.
Hal itu mampu membuat Daffa tersenyum tipis.
Daffa Ramadian
Gak usah di monyong-monyongin gitu.
Daffa Ramadian
Uda jelek malah makin jelek.
Salma paling sensitif jika dikatain jelek. Pasal nya, Gadis itu selalu menomor satukan penampilan nya.
Daffa Ramadian
Kamu gak pulang?
Daffa Ramadian
Kamu udah makan?
Mendengar pertanyaan itu membuat mata salma berbinar.
Salma
Kakak perhatian sekali.😊
Gadis itu bahkan tersenyum malu-malu.
Daffa Ramadian
Siapa yang perhatian? orang aku cuma nanya.
Daffa Ramadian
Kamu uda makan belum? terus dimana letak perhatian nya?..
Salma
Aku belum makan Kak.
Gadis itu berfikir, pasti Daffa mau mengajak nya makan siang bersama.
Daffa Ramadian
Pulang sana kalo laper!
Salma
Ish.. Kakak nyebelin!.
Salma menghentak-hentakkan kaki nya ke lantai.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!