NovelToon NovelToon

Arrogant Girl Adventure

AGA 1

Di kamar dengan nuansa kuno, Seorang Wanita cantik memandang sedih pada anak gadisnya yang baru berusia 1 tahun. Anaknya yang mengalami demam tinggi telah menghembuskan napas terakhirnya, bahkan dirinya yang kini juga tampak sangat lemah setelah memakan makanan yang di kirim oleh Selir di kediaman Jenderal.

Dia menebak dalam benaknya, jika makanan tersebut telah diracuni, karena dirinya telah memakan makanan tersebut berarti dia tidak lagi memiliki kesempatan untuk hidup lebih lama.

Setelah suaminya mengambil selir, kehidupannya tidak lagi sama seperti dulu. Meskipun suaminya tidak pernah menganggap selir tersebut dan hanya mencintainya.

Karena Jenderal Jin telah menjaga perbatasan untuk waktu yang lama, Mu Xue yang merupakan Istri Sah selalu dianiaya oleh selir karena memiliki kepribadian yang lembut.

"Niu'er." Mu Xue memanggil pelayan yang selalu setia menemaninya.

"Nyonya." pelayan tersebut memiliki wajah sembab memandang nyonya yang tak berdaya.

"Tolong kirimkan surat kepada Jenderal! Katakan jika aku telah meninggal! Tidak perlu mengatakan tentang Lien'er yang juga telah meninggal. Setelah ini, kuburkan dia bersamaku.."

"Nyonya." Niu'er mengambil Jin Lien dari pelukan sang Nyonya, dan memandang Nyonya yang memilih berbaring di tempat tidur.

Niu'er menangis sedih dengan kemalangan yang menimpa Nyonya nya. Bahkan kemalangan juga menimpa bayi kecil yang imut di gendongannya.

2 hari berlalu, Niu'er masih menangis sedih di depan ranjang nyonya nya. bahkan 2 hari ini, tidak ada yang datang untuk melihat Nyonya nya yang telah menjadi kaku.

Saking sedihnya, Niu'er melupakan segala pesan dari nyonya nya untuk mengirim pesan pada Jenderal Jin yang sedang menjaga perbatasan.

Niu'er menghapus air matanya dan memandang bayi di samping nyonya nya dan menggendongnya.

"Baiklah, Pelayan ini akan menguburkan Anda dan Nona muda.." ketika dia ingin berbalik, Niu'er merasakan gerakan kecil dalam gendongannya.

Dia menunduk melihat Nona mudanya yang masih berumur 1 tahun, Saat itu pula Niu'er sangat bahagia, karena Nona mudanya kini telah membuka matanya. Tidak peduli jika Nona mudanya yang telah meninggal 2 hari yang lalu. Dalam pikirannya adalah Nona mudanya saat ini hidup.

Karena senang, Niu'er kembali menangis.

"Nona muda, Niu'er akan merawat Anda seperti adik sendiri, dan kita akan membalaskan kematian Ibu Anda."

"Ibu?"

Jin Lien sangat bingung dengan apa yang terjadi. Seingatnya dia meninggal saat menyelamatkan seorang sandera, hingga dirinya yang tertembak oleh musuh yang juga tengah sekarat

Hingga beberapa saat yang lalu dia terbangun dan memandang bingung pada gadis muda yang menggendongnya. Karena dirinya yang berada dalam gendongan, Jin Lien bisa menebak jika dia saat ini hanyalah seorang Bayi.

Setelah berpikir keras, dia hanya memperoleh satu jawaban, yaitu Jiwanya berpindah kedalam tubuh seorang bayi.

Jin Lien menolehkan kepalanya ke sebuah ranjang dan memandang wanita yang terbaring lemah. Memandang wanita itu, hatinya seolah merasakan kesedihan tak berujung.

Air matanya menetes memandang wanita tersebut, tapi tidak ada suara tangisan yang terdengar dari mulutnya.

Jin Lien kembali memandang gadis muda yang menggendongnya yang juga tengah terisak.

"Nona muda, jangan menangis! Nyonya meninggal karena diracun oleh Selir Liu. Setelah Anda tumbuh dewasa, kita akan membalaskan dendam ibu Anda."

Jin Lien kembali memandang wanita cantik yang terbaring di ranjang, dan memandang Niu'er kemudian mengangguk. Anggukan kecil Jin Lien membuat Niu'er terpana.

"Master, Ibu Anda belum sepenuhnya meninggal. Anda bisa memasukannya kedalam dimensi Lotus."

Mendengar suara akrab tersebut, sontak membuat Jin Lien sangat bahagia. Ternyata Dimensi Lotus miliknya juga mengikutinya ke dunia aneh ini.

Di kehidupan sebelumnya Jin Lien mendapatkan Dimensi Lotus saat menjalani misi pertamanya. Tidak ada yang mengetahui tentang Dimensi Lotus miliknya. Jin Lien menggunakan Dimensi Lotus untuk menyimpan segala keperluannya.

Bahkan uang miliknya di tukarkan kedalam bentuk koin emas dan dia menyimpannya kedalam Dimensi Lotus.

Di dalam Dimensi Lotus ada ranjang Es abadi yang dia tidak dapat mengetahui usianya.

"Lotus kecil, ada Niu'er di sini. Bagaimana caranya memindahkan ibu ke dalam?"

"Master tenanglah, aku akan membuat Niu'er linglung. Setelah Anda mengirim ibu anda kedalam Dimensi Lotus, aku akan membuat duplikat ibu Anda."

"Baiklah."

Jin Lien memandang mata Niu'er lama hingga Niu'er tampak linglung. Melihat Niu'er Llnglung, Jin Lien melambaikan tangan kecilnya pada Mu Xue yang terbaring. Beberapa saat kemudian, di ranjang tersebut perlahan terbentuk Mu Xue palsu dan hal itu membuat kagum Jin Lien.

Setelah semua beres, Niu'er mendapatkan kembali kesadarannya.

"Nona muda, pelayan ini akan menulis surat untuk mengabari ayah Anda tentang kematian Ibu Anda, jadi bersikaplah baik."

Meskipun Niu'er hanya seorang pelayan, tapi dia mengerti baca dan menulis.

Niu'er menulis surat untuk menyampaikan tentang kabar meninggalnya Nyonya, hingga tentang Jin Lien yang telah berusia 1 tahun.

Selama Jenderal bertugas di perbatasan, dia belum melihat Jin Lien.

Setelah selesai menulis surat, Niu'er segera mencari seseorang yang sering digunakan jasanya oleh Mu Xue untuk mengirim keperluan Jenderal.

Keesokan harinya, kabar tentang meninggalnya Istri Jenderal Jin tersebar di ibukota. Banyak pelayat yang datang mengunjungi untuk memberi penghormatan terakhir.

Selir Liu juga tampak sedih, tapi di hatinya dia sangat kegirangan dan membelai putrinya yang saat ini telah berusia 3 tahun.

Menjadi janda dengan seorang anak membuat Selir Liu menghalalkan segala cara untuk memasuki kediaman Jenderal.

Niu'er menggendong Jin Lien berlutut di samping peti Mu Xue palsu. Hingga upacara kematian Mu Xue berakhir.

Mu Xue dikuburkan di pemakan keluarga Jenderal, karena merupakan seorang Istri Sah di kediaman Jenderal.

Jenderal yang berada di perbatasan, tidak memiliki kesempatan untuk melihat istrinya. Saat dia sampai, Istrinya telah di kuburkan. Dia hanya berlutut memberi penghormatan di depan pusara sang Istri.

Dia memandang sejenak Putrinya yang di gendong oleh Niu'er.

"Lien'er, maafkan ayah yang datang terlambat."

Jin Lien tidak marah, dia juga merupakan seorang Jenderal yang memiliki tugas melindungi Negaranya.

Dia hanya memberikan senyum mengembangnya yang menampakkan gusinya yang belum ditumbuhi oleh gigi..

"Untuk saat ini, tinggal lah bersama Niu'er sampai tugas ayah menjaga perbatasan selesai."

Jin Lien yang berada di gendongan Jin Tian mengangguk, dan sukses membuat Jin Tian terperangah.

"Ayah tidak bisa mempercayakan mu pada Selir Liu, karena ayah tidak mempercayainya sama sekali."

Jin Tian memandang Niu'er yang selalu menunduk di sampingnya.

"Berkemas lah! Aku akan membawa kalian ke kediaman Jenderal di kota Wei."

"Baik tuan."

"Mulai saat ini jangan memanggilku tuan, panggil aku ayah!"

Karena usia Niu'er yang baru 12 tahun, membuat Jin Tian mengangkatnya menjadi Putri angkatnya.

"Ya Ayah."

Setelah pamit, Niu'er segera menuju kediaman Mu Xue dan mengemasi beberapa pakaiannya serta pakaian Jin Lien.

Jin Lien juga menyetujui keputusan ayahnya dalam hati, dia tidak mungkin akan menganggap Niu'er sebagai pelayan.

Setelah selesai berkemas, Jin Tian membawa Niu'er dan Jin Lien bersamanya.

Tanpa melirik Selir Liu yang sedang berpura-pura berduka karena kematian Mu Xue.

Jin Tian hanya memerintahkan pengurus rumah tangga untuk mengelola semuanya..

Dari kota Kekaisaran ke kota Wei memerlukan 3 jam perjalanan. Setelah sampai di kediaman yang berada di Kota Wei, Jin Tian mengatur segalanya untuk Niu'er dan Jin Lien.

"Pan, Jaga Niu'er dan Lien'er dengan baik! Berikan apa yang mereka sukai dan jangan mengekang keduanya! Cari guru untuk Niu'er agar mengajarinya menjadi Nona muda yang elegan! Juga latihlah dia seni beladiri agar dia dapat melindungi dirinya."

"Ya tuan."

Setelah menyerahkan keduanya pada paman Pan, Jin Tian segera bergegas ke perbatasan untuk kembali menjalankan tugasnya.

...

Hari-hari yang di jalani oleh Niu'er tidaklah mudah. setelah belajar seni beladiri di pagi hari, Niu'er melanjutkan mempelajari tata krama di sore hari.

Jin Lien juga di rawat oleh pengasuh, pengasuh akan membawa Jin Lien untuk melihat Niu'er berlatih seni beladiri.

Meskipun cara berlatih tersebut banyak kelemahannya tapi dia tidak bisa mengatakan apa yang salah.

Dalam sekejap 2 tahun berlalu..

Jin Lien telah tumbuh menjadi gadis kecil berumur 3 tahun dengan segala kelucuannya. Niu'er juga sangat memanjakannya, Niu'er sendiri tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik dan anggun. Di Usianya yang 14 tahun, Niu'er telah memiliki Energi Internal yang besar.

Saat ini keduanya berada di perpustakaan. Niu'er membaca buku strategi militer dan Jin Lien sedang membuat sesuatu di kertas.

"Selesai." senyumnya mengembang, dia puas dengan apa yang dibuatnya.

"Lien'er, apa yang kau buat?"

"Jiejie lihat!"

Jin Lien menunjukkan Lukisan yang menampilkan Niu'er yang sedang membaca.

Sejenak Niu'er terpesona dengan lukisan tersebut

Braaak

Terdengar suara pintu yang di dobrak, Niu'er dan Jin Lien memandang kearah pintu yang menampakkan sosok paman Pan yang terlihat panik.

"Nona pertama, Nona kedua. Ayah Anda di tuduh memberontak dan ingin membunuh Kaisar yang sedang berkunjung di perbatasan."

Niu'er dan Jin Lien sangat terkejut mendengar kabar tersebut.

"Karena hal tersebut, seluruh prajurit di bawah Jenderal disita dan seluruh keluarga akan di bunuh. Pelayan ini mohon untuk Nona Pertama dan Nona kedua segera pergi. Tak perlu membawa apapun! Pelayan tua ini juga telah menyiapkan kuda dan beberapa koin di belakang kediaman."

Pandangan Niu'er dan Jin Lien sekejap berubah dingin. Keduanya tidak menunda lagi dan memeluk paman Pan.

"Paman, jangan khawatir! Aku dan Lien'er akan kembali dan membalas dendam."

"Nona jaga diri kalian!"

Niu'er dan Jin Lien tidak panik sama sekali, mereka sedih, tapi mereka tidak bisa menunjukkan kesedihan mereka.

Niu'er menggendong Jin Lien menggunakan seni meringankan tubuh untuk berlari ke halaman belakang.

Saat melihat kuda putih, Niu'er segera mendudukkan Jin Lien dan kemudian juga ikut naik ke kuda tersebut.

"Haaaaa"

Kuda tersebut berlari dengan kencang meninggalkan kediaman Jenderal di Kota Wei.

...

Selepas kepergian Niu'er dan Jin Lien, Paman Pan membakar semua lukisan wajah Niu'er yang digambar oleh Jin Lien, agar tidak ada yang mengetahui wajah keduanya.

Merasa semua telah beres, paman Pan keluar ke aula utama menunggu dekrit eksekusi.

...

Di Kota Kekaisaran, Selir Liu dan permaisuri tampak bahagia atas kemalangan yang menimpa Jenderal Jin.

Selir Liu dan Permaisuri memang yang merencanakan segalanya, keduanya adalah sepupu yang licik.

"Ran'er kau bisa tenang sekarang Jenderal bodoh itu telah di eksekusi. Karena kau merupakan sepupu permaisuri ini, kau tidak akan di hukum."

"Ya aku tahu, dengan musnahnya keluarga Jenderal. Aku bisa menguasai semua harta milik Mu Xue untuk membesarkan putriku."

"Tentu, Hong'er adalah gadis baik. Aku akan menunangkan nya dengan putraku."

Wajah Selir Liu tampak berbinar mendengar kabar tersebut.

...

Sebulan setelah keluarga Jenderal di Eksekusi. Berita tersebut segera menyebar ke berbagai Kerajaan, banyak yang menyayangkan kematian Jenderal yang setia kepada Kerajaan Ming.

Termasuk Kaisar Kerajaan Nancheng yang mendengar kabar tersebut. Dia dan Jin Tian memiliki persahabatan saat masih muda, dia mengenal dengan baik kepribadian Jin Tian sehingga mengatakan jika Jin Tian hanya di jebak.

Berita tersebut tentu di dengar oleh Niu'er dan Jin Lien, saat ini keduanya telah berada di daerah perbatasan bersiap meninggalkan Kerajaan Ming.

Keduanya berbalik melihat Kerajaan tersebut dengan kebencian yang mendalam.

"Kerajaan Ming, aku akan kembali menghancurkan mu."

Niu'er sangat marah, padahal ayah angkatnya sangat setia, bahkan mengabaikan mereka hanya untuk mengabdi pada Kerajaan.

"Jangan sebut aku Jin Lien kalau tidak memusnahkan mu."

Niu'er memandang adiknya yang juga tengah bersumpah untuk memusnahkan kerajaan Ming.

Dia tahu jika adiknya sedikit berbeda dengan anak 3 tahun pada umumnya.

Setelah bersumpah, Niu'er kembali memacu kudanya. Entah kekuasaan Kerajaan apa yang mereka masuki, mereka tidak ingin memikirkannya, tujuan mereka adalah untuk menjadi kuat dan membalas dendam.

Terus memacu kudanya tanpa memperdulikan matahari yang sangat terik.

Hingga mereka di hadang oleh sekelompok orang yang tampak seperti perampok.

Niu'er dan Jin Lien memandang dingin pada perampok tersebut.

"Lien'er jangan takut!"

"Gadis kecil, sebaiknya kau ikut bersama kami."

"Dalam mimpimu."

"Kau tahu, dengan tubuhmu itu., kau tidak bisa menang melawan kami."

Niu'er menyeringai dan aura di sekitarnya menjadi sangat dingin.

"Coba saja."

Niu'er mencabut pedangnya dan melompat dari kuda.

Pertempuran Niu'er dan sekelompok perampok sangat berat sebelah, meskipun Niu'er memiliki seni beladiri yang baik, tapi melawan banyak perampok yang juga memiliki seni beladiri sangat membuatnya repot.

Melihat itu, Jin Lien mengeluarkan ketapel dari Dimensi Lotus yang dan mulai menembaki para perampok yang ingin menyerang Niu'er secara diam-diam..

Perampok yang menyerang mereka terus saja bertambah, meski mereka telah menjatuhkan beberapa.

Jin Lien menggertak kan giginya melihat para perampok yang tidak ada habisnya.

Niu'er juga telah memiliki beberapa luka di kulit putihnya.

"Jiejie kumohon bertahanlah."

Melihat banyaknya perampok yang telah mengelilingi mereka, Jin Lien semakin marah.

Tanpa basa-basi lagi, Jin Lien mengeluarkan banyak granat dari Dimensi Lotus yang dan melemparkan kearah para perampok.

Duar

Duar

Duar

Ledakan yang dihasilkan granat tersebut segera menewaskan banyak para perampok, hingga menyisahkan seperempat.

Niu'er terkejut melihat ledakan tersebut dan memandang Jin Lien dengan takjub.

"Aku membuatnya di waktu senggang tanpa sepengetahuan kalian."

"Kerja bagus Lien'er."

Karena jumlah perampok telah berkurang banyak, Niu'er dan Jin Lien tidak lagi kewalahan.

Setelah menghabisi para perampok, Niu'er jatuh terduduk karena kelelahan. Jin Lien juga sama.

Hari itu juga adalah hari pertama Niu'er membunuh. Dia tahu jika dia tidak membunuh, merekalah yang celaka.

.....

AGA 2

Sekelompok orang dengan 2 orang pemuda gagah berani duduk di kuda yang berada paling depan.

"Sayang sekali, Jenderal Jin yang terkenal paling setia pada Kerajaan Ming harus mati karena di jebak. Aku bahkan tidak tahu bagaimana keadaan keluarganya saat ini, apakah ada yang selamat atau semua telah binasa?"

"Yang mulia, berharap saja jika beberapa keluarga Jenderal Jin ada yang selamat."

"Ya, aku mendengar dia memiliki 2 orang putri, tapi tidak pernah menampakkan diri di masyarakat, sehingga tidak ada yang mengetahui rupa mereka."

Keduanya asik berbicara, hingga pandangan mereka terfokus ke depan yang bertebaran banyak mayat, bahkan sebagian telah hancur akibat ledakan granat.

Di tengah-tengah mayat, duduk seorang gadis yang bersandar pada tubuh kuda yang juga tidak lagi bernyawa, memeluk gadis kecil yang masih berusia 3 tahun.

Pakaian mereka tidak lagi rapi, melainkan memiliki banyak sobekan serta beberapa luka menghiasi kulit gadis yang tengah memeluk gadis kecil.

Melihat penampakan tersebut, membuat kedua pemuda itu mempercepat laju kuda mereka.

Keduanya terperangah melihat mayat yang berserakan, hingga pandangan kedua pemuda itu terpaku pada gadis yang tengah tak sadarkan diri sambil memeluk gadis kecil.

Pemuda yang di panggil Yang Mulia beberapa saat lalu mendekati gadis yang tengah pingsan, dan mengambil denyut nadinya.

Dia menghela nafas lega, karena gadis itu tidak lah mati dan hanya pingsan.

"Yang mulia, mayat-mayat yang berserakan merupakan bandit Black Scorpion yang selalu meresahkan dan menjadi sakit kepala Kaisar."

Pemuda itu memandang rumit pada gadis yang tak sadarkan diri itu.

Jin Lien yang merasakan sesuatu yang aneh di sekelilingnya, membuka mata. Dia memandang dengan polos sekelompok orang baru itu, pandangannya jatuh pada prajurit yang menggali tanah, mungkin berniat menguburkan jasad mayat para perampok.

Pandangannya kembali pada Niu'er, lalu menepuk pipinya.

"Jiejie bangun! Kau tidak matikan?"

Sudut mulut kedua pemuda yang menemukan mereka berkedut mendengar pertanyaan gadis kecil itu.

"Gadis kecil, siapa namamu?"

Jin Lien menatap pemuda itu, lalu memberitahu namanya.

"Namaku Lien, dia kakakku Niu."

"Bisa ceritakan apa yang kalian alami pada Gege?"

Jin Lien memutar bola matanya bosan di dalam benaknya.

"Tadi kami dihadang oleh perampok ini, dan Jiejie bertarung sambil melindungi ku, karena perampok ini tidak ada habisnya, sehingga jiejie mengalami luka-luka. Beruntung ada seseorang yang mengenakan topeng perak setengah wajah menolong kami, setelah membunuh para perampok, orang itu pergi begitu saja tanpa mengobati Jiejie, jadi akulah yang berusaha keras membalut beberapa luka jiejie." ujar Jin Lien dengan polos dan menggembungkan pipinya lalu kembali bergumam pada dirinya sendiri.

"Seharusnya kalau menolong itu jangan setengah-setengah dong."

Karena menurut mereka, Jin Lien yang mungkin berusia 3 tahun tidak akan berbohong, maka mereka mempercayai apa yang di katakan nya. Terlebih saat mendengar penjelasan Jin Lien yang mengatakan seseorang dengan topeng perak setengah wajah menolong mereka.

Mereka tahu betul siapa sosok yang di sebut Jin Lien, dan tidak ada yang berani memprovokasinya.

Keduanya tidak tahu, jika sosok tersebut hanyalah karangan Jin Lien untuk membohongi mereka.

Jin Lien juga tidak pernah mengira, jika sosok karangannya adalah orang yang sangat di takuti di empat kerajaan besar.

Jin Lien yang merasa cerita karangannya di percaya, tertawa terbahak-bahak dalam benaknya dan bersorak penuh kemenangan, kemudian dia kembali menoel-noel pipi Niu'er.

"Little Lien, biarkan Jiejie mu beristirahat! Jangan dibangunkan!"

"Tapi kalau tidak dibangunkan, Jiejie akan tertidur seperti b*bi."

Kedua pemuda itu kembali berkedut, kemudian tersenyum lembut.

"Yang Mulia, bisakah aku mengangkat mereka menjadi adik Perempuanku? Lihat, mereka terlihat imut."

Jin Lien menatap polos pemuda yang berniat mengangkat mereka menjadi adik perempuan, kemudian menatap pemuda yang disebut yang mulia.

"Gege, boleh aku mengetahui nama kalian?"

Kedua pemuda itu saling memandang, lalu tertawa canggung.

"Aku Xiao An, pangeran ketiga Kerajaan Nancheng. Dia adalah Feng Zhixing Jenderal muda kerajaan Nancheng, tapi Lien, kemana orang tua kalian?"

Jin Lien manggut-manggut mendengar penjelasan Xiao An, dan saat mendengar pertanyaan Xiao An, dia menunduk sedih.

"Ibu telah meninggal saat aku berusia 1 tahun sedangkan ayah baru sebulan lalu telah menyusul ibu." dalam sekejap aura membunuh menyelimuti Jin Lien saat mengingat ayahnya Jin Tian dieksekusi oleh Kaisar.

"Suatu hari nanti, aku akan menghancurkan kerajaan Ming yang telah merenggut Ayah dari kami." gadis kecil berusia 3 tahun memancarkan dendam yang teramat, hingga Xiao An dan Feng Zhixing menyadari jika kedua gadis di depan mereka saat ini adalah anak perempuan Jenderal Jin.

Jin Lien kemudian memandang Feng Zhixing dengan sorot mata tegas.

"Xing Gege maaf, meskipun Anda meminta kami menjadi adik angkat mu, tapi kami tidak bisa tinggal di kediaman Jenderal Feng."

Feng Zhixing menghela napas dan memandang Xiao An. Xiao An tersenyum kemudian mengatakan sesuatu yang membuat Jin Lien tersenyum lebar.

"Karena kalian telah memberantas Bandit Black Scorpion, aku akan mengatakan pada Ayah Kaisar untuk memberi kalian gelar."

"Baik." tatapan polos dan naif kembali di wajah imut Jin Lien, membuat keduanya terperangah.

Jin Lien kembali menoel-noel pipi Niu'er.

"Jiejie kau masih hidupkan? Jadi bangunlah!"

Tidak ada gerakan dari Niu'er yang tidur seperti b*bi.

Jin Lien semakin jengkel, karena kalau sang kakak sekali tidur akan sulit untuk dibangunkan.

"Baiklah jika jiejie tidak mau bangun, jangan salahkan aku karena kejam."

Sudut mulut kedua pemuda itu kembali berkedut.

Perkataan Jin Lien seolah seorang yang memperingati musuhnya, hingga Jin Lien mengeluarkan bulu burung dari dalam lengannya.

Dia menyeringai dan mulai menggelitik Niu'er menggunakan bulu burung tersebut.

Sebelum bulu burung itu mencapai hidung Niu'er, Niu'er tiba-tiba membuka mata dan melototi Jin Lien.

"Apa yang ingin kau lakukan hmmp?"

"Tidak ada."

Dengan cepat Jin Lien menyembunyikan bulu burung tersebut.

"Gadis, bisakah kau bergerak?" Niu'er melihat kearah suara, dan mendapati Xiao An yang tersenyum lembut.

Seketika Niu'er terpesona, tapi dengan cepat mengalihkan pandangannya.

"Ini hanya luka kecil, aku tidak selemah itu." Jin Lien dan Feng Zhixing terkekeh melihat kelakuan Niu'er.

"Jiejie, kata An Gege, kita akan mendapat gelar karena membasmi bandit Black Scorpion ini." Niu'er menatap adiknya sejenak, dia bingung dengan pemberian gelar tapi tidak ingin bertanya.

"Ayo kita tinggalkan tempat, ini dan kembali ke Ibukota!" Feng Zhixing menyadarkan Niu'er yang tampak berpikir.

"Beri mereka kuda!" Salah satu prajurit langsung memberikan kuda yang tidak memiliki penunggang, kebetulan ada 1 kuda yang tidak ada yang menunggangi.

Niu'er tanpa aba-aba langsung menggendong Jin Lien, dan menaiki kuda tersebut.

Melihat cara Niu'er menaiki kuda, Xiao An dan Feng Zhixing tahu jika Niu'er selalu berlatih dengan rutin.

Tidak banyak Nona muda yang dapat menunggang kuda di Kerajaan Ming, karena Niu'er adalah seorang putri dari Jenderal Jin, maka tidak di ragukan lagi jika dia di didik layaknya prajurit.

Namun, keduanya tidak tahu jika Niu'er hanyalah anak angkat, semua orang di berbagai kerajaan tidak mengetahui fakta tersebut.

Jin Tian juga tidak selalu mengumbar kehidupan keluarganya, terlebih Istrinya yang 14 tahun tidak bisa hamil hingga mereka mengambil Niu'er yang merupakan bayi yang mereka temukan dan menjadikannya pelayan, karena banyak pejabat pemerintah yang tidak menyetujui mereka mengangkat anak.

Kelompok tersebut ditambah sepasang kakak beradik menuju ibukota kerajaan Nancheng.

....

Sosok pria dengan topeng perak duduk dengan elegan di kursi tertinggi. Dia menatap tajam pada para bawahannya yang kini tengah berlutut.

"Apakah kalian telah menemukan informasi tentang keberadaan keponakanku?"

"Ya Yang Mulia, Nona muda kini berada di Kerajaan Nancheng bersama kakak perempuan angkatnya."

Senyum lembut terukir di bibir pria tersebut.

"Pastikan mereka tidak menemukan kecelakaan apapun. Juga, kirimkan surat keputusan pada Kaisar Nancheng untuk memperlakukan keduanya dengan baik."

"Ya Yang Mulia, bawahan juga membawa Informasi lain, bahwa tubuh kakak Anda di pemakaman khusus jenderal merupakan tubuh palsu dan itu bukan tubuh Putri Pertama."

Pria itu melirik bawahannya dengan dingin.

"Kau bisa pergi!"

Setelah memerintahkan para bawahannya pergi, pria itu tersenyum misterius, ada jejak kelicikan di kedua matanya.

"Little Lien, bahkan di usiamu yang 1 tahun kau telah memiliki kecerdasan, hingga membawa tubuh ibumu kedalam dimensi milikmu. Kita lihat seberapa kuat kau akan menjadi."

sosok itu teringat kejadian 2 tahun lalu, saat melihat batu jiwa sang kakak perlahan melemah, dia segera mendatangi Mu Xue, tapi saat sampai di sana, ia di kejutkan dengan Jin Lien yang membuat Niu'er linglung dan melambai hingga Mu Xue menghilang, dan digantikan dengan sosok palsu.

Dia kembali melihat batu jiwa Mu Xue yang perlahan meredup tampak mulai stabil, dan memandang Jin Lien dengan rumit, hingga dia sadar jika keponakan kecilnya adalah jenius tak terbantahkan, dan telah memiliki ruang dimensi pribadi, meski dia tidak tahu asal ruang itu, tapi setidaknya kakak perempuan satu-satunya tidak akan mati dan tetap aman.

Pria itu masih memiliki senyum misterius di bibirnya, topeng perak setengah wajah masih dengan apik terpasang di wajahnya.

"Ayah, paman Tian telah siuman." seorang bocah berumur 10 tahun berlari dengan semangat kearah pria bertopeng itu."

"Benarkah?"

"Tentu saja dan itu berkat aku."

"Putra ayah memang yang terbaik, bagaimana dengan kultivasi mu?"

"Ayah bisa tenang, aku tidak akan melupakan untuk berkultivasi."

"Ayo ayah! Ibu dan Meimei juga telah menunggu."

"Baik."

Sepasang ayah dan putra berjalan menuju bangunan di mana Jin Tian di rawat.

Saat itu sebelum eksekusi, Jin Tian disiksa oleh Kaisar. Tepat saat Kaisar ingin memenggalnya, pria bertopeng perak itu muncul menyelamatkan Jin Tian.

Jin Tian yang berada di ruangan asing menatap wanita luar biasa dengan gadis kecil yang tampak berusia 7 tahun.

"Di mana ini?"

Wanita itu masih tersenyum lembut memandang Jin Tian yang masih tampak kebingungan.

"Kakak Ipar, saat ini kau berada di Istana Bintangku." Jin Tian menoleh ke asal suara dan mendapati pria dengan topeng perak setengah wajah.

Jin Tian tampak bodoh dengan sebutan yang disematkan pria tersebut, dan lagi dirinya berada di Istana seseorang yang sangat bermartabat di daratan Lijing.

"Kakak Ipar?"

Pria itu tersenyum lembut dan membuka topengnya.

"Mu Xue Jie adalah kakak Perempuanku, secara alami kau adalah kakak ipar ku."

Jin Tian terkejut dengan mulut menganga, dia tidak pernah tahu, jika identitas istrinya akan demikian mulia ini.

"Maaf, aku tidak bisa menjaga Xue'er."

"Kakak Ipar, simpan rasa bersalah mu, karena Jiejie tidak meninggal dan hanya memulihkan dirinya di suatu tempat. Anda hanya perlu menunggu dirinya kembali, dan untuk Niu'er serta Lien'er, mereka berdua saat ini aman dan berada di Kerajaan Nancheng. Saat ini fokuslah untuk berkultivasi, sehingga di masa depan ketika anda bertemu mereka, mereka akan sangat bersyukur, dan jika keluarga telah berkumpul, kita akan kembali daratan atas daratan Jiangnan."

Istana bintang, berada di pulau melayang di kelilingi oleh pelindung kuat dengan energi Spiritual yang sangat pekat.

Pulau melayang adalah artefak surgawi milik Mu Jing Yu dan menjadikannya Istana bintang di daratan Lijing yang sangat di sembah oleh beberapa kerajaan di daratan Lijing.

Melihat wajah cemas Jin Tian, wanita lembut yang merupakan Istri Mu Jing Yu tersenyum lembut, tapi tidak bisa menyembunyikan kebanggaan di matanya.

"Kakak Tian, jika anda masih khawatir dengan mereka berdua. Anda bisa mengawasi mereka melalui ini." Bai Xun mengeluarkan cermin ilusi dan memberikannya pada Jin Tian.

"Paman, Biaojie dan Biaomei akan baik-baik saja." suara gadis kecil itu jernih dan berhasil menenangkan Jin Tian.

"Kakak Ipar, setelah Anda pulih, aku secara pribadi akan membimbing anda di jalan Kultivasi. Daratan Lijing ini terlalu miskin dan hanya sebatas membudidayakan energi internal dan bukan Qi."

Jin Tian tidak menjawab dan hanya tersenyum.

"Aku ingin beristirahat!"

Keluarga kecil itu memaklumi dan keluar dari kamar rawat Jin Tian.

Setelah keempat orang itu tidak terlihat, Jin Tian memasang pesona di sekitar kamarnya.

Perlahan wajah pria berumur 30 berubah menjadi pria yang berusia 20an.

"Kembali ke daratan Jiangnan? Setidaknya belum saatnya. Untuk saat ini, biarkan orang-orang munafik itu menikmati kehidupan mewah untuk sementara." seringai jahat tampak jelas di bibirnya.

Dia awalnya merupakan orang dari daratan Jiangnan, tapi harus turun ke daratan Lijing untuk bersembunyi, dan bertemu Mu Xue yang akhirnya dia tahu, jika Mu Xue juga berasal dari daratan Jiangnan dari mulut Mu Jing Yu.

Jin Tian kembali menutup mata dan mulai berkultivasi, energi spiritual di sini sangat membuatnya bernostalgia.

Setidaknya dia harus menjadi kuat, dan tidak lagi bersembunyi. Dia harus melindungi keluarga kecilnya.

...

Ruang belajar Kaisar.

Kaisar memandang orang yang berdiri di depannya dengan keringat dingin.

"Tolong terima keputusan!" meskipun Kaisar Nancheng tidak berlutut, tapi dia sedikit membungkuk.

Setelah memberikan surat tersebut, orang misterius segera menghilang. Kaisar Nancheng juga dengan cepat membaca isi surat tersebut, seketika ada jejak kegembiraan di wajahnya.

Keturunan sahabatnya yang ditemui saat muda masih hidup, dan saat ini sedang bersama pangeran ketiga menuju Ibukota Kekaisaran.

"Baiklah, aku akan memperlakukan mereka dengan baik seperti anak-anak perempuan ku sendiri."

....

AGA 3

Kini kelompok Xiao An dan Feng Zhixing beserta Niu'er dan Jin Lien tiba. Banyak rakyat yang menyambut kedatangan mereka, karena berhasil merebut wilayah kecil dari kerajaan Ming, meski hanya wilayah kecil, tapi itu merupakan kemenangan manis untuk para rakyat.

Xiao An dan Feng Zhixing membawa kedua kakak beradik itu menuju Istana, di Istana mereka disambut oleh Kaisar dan Putra Mahkota yang juga tak kalah tampan.

Mereka memberi hormat pada Kaisar dan Putra Mahkota.

"Selamat atas kemenangan kalian, tapi Zhen tidak bisa menerima kematian Jenderal Jin yang mati karena dijebak."

Aura Niu'er dan Jin Lien menjadi dingin saat mendengar nama ayah mereka di sebut.

"Suatu hari, aku akan menghancurkan Kerajaan Ming." Desisan serta suara berat dari gadis kecil berusia 3 tahun membuat Kaisar dan Putra Mahkota tertegun.

Saat Kaisar pulih dari linglung nya, dia memandang Niu'er dan Jin Lien.

"Ayah Kekaisaran, mereka berdua adalah putri dari Jenderal Jin. Kami menemukan mereka yang tengah pingsan setelah membantai habis kelompok bandit Black Scorpion."

Kaisar memandang keduanya penuh arti, tidak menyangka jika kedua putri sahabatnya yang masih memiliki usia muda, bahkan memiliki seni beladiri tinggi, dan mampu membantai habis kelompok bandit yang telah menjadi sakit kepalanya.

"Hahahaha" Tawa Kaisar pun pecah dan memberikan keduanya gelar.

Dia menunjuk ke arah Niu'er untuk berlutut menerima gelar. Niu'er tidak melawan dan segera berlutut.

"Mulai hari ini, kau akan menerima gelar sebagai putri peringkat pertama l, yaitu Putri Tianba." Putra Mahkota, pangeran Xiao An dan Jenderal Feng terkejut dengan gelar yang diberikan pada Niu'er. Niu'er juga tidak pernah terlintas akan menjadi seorang putri peringkat pertama, padahal dirinya dulu adalah seorang pelayan.

"Bawahan anda menerima keputusan." Kaisar sangat puas dengan Niu'er dan memerintahkannya untuk bangun.

Saat Kaisar menatap kearah Jin Lien, Jin Lien segera berlutut dengan satu lutut, dan menaruh tangan kanannya di dada kirinya di mana jantungnya berdetak.

Semua dapat melihat ketegasan dan wibawa seorang Jenderal dari tubuh kecil Jin Lien. Tatapan yang diberikan Jin Lien juga bukanlah tatapan gadis kecil yang baru berusia 3 tahun.

"Siapa namamu?"

"Menjawab yang mulia, nama bawahan ini adalah Jin Lien." Bahkan caranya menjawab penuh martabat serta kegigihan.

Kaisar awalnya ingin memberi gelar seorang putri pada Jin Lien, tapi mengurungkan niat tersebut sebagai gantinya.

"Jin Lien, mulai hari ini kau, Zhen beri gelar sebagai Jenderal Shing, Jenderal Wanita pertama dan termuda di Kerajaan Nancheng dengan 200.000 prajurit akan berada dalam tanggung jawab mu. Dengan gelar ini, Zhen berharap kau membawa kemenangan dan kejayaan untuk kerajaan Nancheng dengan pribadimu yang cerdas, kau juga dibebaskan dari Majelis Agung."

"Bawahan Anda menerima keputusan." Jin Lien tersenyum menerima gelar, dan jabatan yang merupakan jabatan yang pernah dimilikinya di kehidupan pertama.

Mendengar Kaisar menjadikan Jin Lien sebagai seorang Jenderal Wanita pertama, dan termuda dengan prajurit bawahan sebanyak 200.000membuat Putra Mahkota, Xiao An, dan Feng Zhixing tertegun.

Seorang gadis kecil yang baru berusia 3 tahun telah menjadi seorang Jenderal, sungguh keajaiban.

"2 tahun dari sekarang, tugasmu adalah menggulingkan Kerajaan Ming dan menjadikan mereka tunduk pada Kerajaan Nancheng!"

"Bawahan Anda menerima tugas."

Lagi-lagi mereka semua tak bisa berkata-kata dan memandang Jin Lien penuh arti.

"Bangun!" Jin Lien segera berdiri kemudian memandang Niu'er yang terlihat penuh tekad.

Kaisar memberikan keduanya sebuah kediaman di barat Ibukota, halaman tersebut sangat luas dan besar cocok untuk melatih 200.000 prajurit dan juga sangat dekat dengan gunung.

Kaisar juga tidak lupa menghadiahkan mereka dengan murah hati, karena telah membasmi kelompok bandit yang meresahkan warga.

Setelah semua selesai, Xiao An dan Feng Zhixing mengantar keduanya untuk menempati kediaman baru mereka.

Xiao An menatap Jin Lien dan mengacak rambut hitamnya.

"Sebulan dari sekarang, 200.000 prajuritnya akan memasuki kediaman mu. Apa ada yang kau butuhkan lagi?"

Jin Lien tampak berpikir kemudian meminta tolong pada Xiao An untuk membelikannya 50 budak wanita.

Xiao An tidak bertanya, tapi segera memerintahkan bawahannya untuk membeli apa yang diminta oleh Jin Lien.

Hari itu juga ibukota kerajaan Nancheng geger dengan adanya Jenderal wanita pertama dan termuda di kerajaan mereka.

Beberapa pejabat keberatan dengan keputusan Kaisar,tapi Kaisar tidak peduli dan hanya mengatakan.

"3 tahun dari sekarang setelah dia menyelesaikan tugas yang Zhen berikan padanya dan gagal, Zhen akan menerimanya protes kalian."

Setelah menempati kediaman mereka, Jin Lien memandang tanah kosong di kediamannya bersama sang kakak.

"Jiejie, kita harus beristirahat terlebih dahulu, agar besok kau bisa pergi membeli beberapa pelayan untuk mengurus rumah serta mencari seorang koki."

"Baiklah Meimei ku yang cantik."

Jin Lien memilih halaman yang tidak terlalu luas, tapi tampak indah dan sejuk.

Saat memasuki halamannya, dia tidak langsung berisitirahat dan mulai menyusun semua rencana pelatihan 200.000 prajurit yang di bawah tanggung jawabnya.

Dia berencana membentuk pasukan khusus yang tahan banting, ia juga tidak melupakan team medis yang nantinya akan bertugas merawat cedera para prajurit.

"Aku akan melatih mereka semua, dan membuat mereka terbiasa dengan medan apapun yang menjadi lokasi peperangan. Hutan, Hutan Hujan, gurun, bahkan laut jika perlu."

Tepat saat malam tiba, Jin Lien berjalan ke arah lapangan kosong dan mulai membuat tempat pelatihan khusus yang akan membuat orang ngeri.

Setelah semua selesai, Jin Lien kembali ke dalam kediamannya dan tersenyum puas. Dia berniat bangun lebih awal dan mulai berlatih beladiri.

...

Sebelum fajar, Jin Lien terbangun, ia mengambil Arloji dari Dimensi Lotus dan memeriksa waktu.

Ternyata masih pukul 5 pagi, Jin Lien tidak kembali tidur dan bersiap dengan pakaian olahraga miliknya.

Pemanasan sebentar, kemudian mulai berlari mengelilingi tanah lapang yang cukup luas di kediamannya di mana telah dibangun berbagai alat pelatihan ekstrim.

Setelah berlari, dia mulai melakukan push up dan sebagainya. Tidak hanya itu, Jin Lien bahkan melatih ilmu beladiri modernnya seperti taekwondo, Karate, Taichi, Kendo bahkan Kapoera.

Karena keasikan berlatih, dia tidak menyadari waktu yang telah menunjukan pukul 8 pagi atau untuk perhitungan jaman dulu telah memasuki waktu Sin-sie (07.00- 09.00 pagi)

Dia juga tidak menyadari, jika Niu'er, Feng Zhixing dan Xiao An sedari tadi mengamati latihan yang dilakukan nya. Jin Lien menyeka keringatnya dan meminum air mineral yang telah dia sediakan.

Setelah 5 menit beristirahat, dia memandang area pelatihan di depannya, seringai terukir di bibir mungilnya.

"Aku akan mulai dari melompati cincin api."

Cincin api yang akan dilompati Jin Lien berjumlah 5, ia menyalakan api di cincin tersebut dan mulai mengambil posisi.

Dari jauh 3 sosok memandang Jin Lien dengan ngeri. Tidak menyangka jika latihan yang akan dilakukannya akan sangat keras sebelum melatih pasukan.

Jin Lien telah berhasil melompati 2 cincin api dan bersiap di cincin api ketiga dan seterusnya. Selesai melompati cincin api, dia berlari ke arah tali tambang yang telah dia gantung dan meraihnya, kemudian dengan lincah memanjat naik menggunakan tambang, setelah itu dia melompat dan merayap di bawah kawat berduri yang memang telah diaturnya sesuai ukurannya. Setelah menyelesaikan beberapa, kini Jin Lien berdiri menatap objek latihan berikutnya yang merupakan batu yang sama sekali tidak rata bahkan ada yang runcing.

"Hmmp, aku masih berusia 3 tahun dan belum layak untuk dilihat. Baiklah sudah diputuskan, aku akan melepas pakaian atas ku."

Jin Lien mulai melepas pakaian atasnya dan langsung merayap di atas batu layaknya ulat, kedua tangannya ditaruh di belakang punggung.

Ketiga sosok yang memperhatikan semua yang dilakukan Jin Lien tidak mampu berkata-kata. Feng Zhixing yang merupakan Jenderal muda saja tidak melakukan latihan keras seperti yang Jin Lien lakukan.

"Jika latihan seperti ini di terapkan pada pasukannya, sudah pasti 200.000 prajurit miliknya akan lebih tangguh dari pada prajurit milikku. Aku bahkan ragu jika aku mampu menyelesaikan semuanya."

Xiao An dan Niu'er berduka untuk 200.000 prajurit baru yang akan mengikuti Jin Lien.

Yang mereka tidak tahu adalah latihan yang mereka lihat masihlah latihan tahap awal dan masih ada 2 tahap lagi yang mungkin akan membuat mereka menyerah..

Jin Lien menatap tubuh bagian atasnya yang tergores oleh batu tanpa expresi, dan berjalan ke arah sebuah meja di mana dia menaruh kotak medisnya.

Dia mulai mencuci beberapa luka goresan bahkan luka bakar dengan alkohol lalu membalutnya sendiri.

Setelah semua selesai, Jin Lien kembali memakai pakaian atasnya hingga matanya tertuju pada 3 sosok yang mengamatinya penuh arti.

"Ehh Jiejie, An ge dan Xing ge sedang apa kalian di sini?"

"Astaga Lien'er, latihan macam apa yang kau lakukan?" Feng Zhixing

"Agh, yang tadi hanya latihan untuk memperkuat fisikku."

Krik

Krik

Krik

Ketiganya tidak bisa berkata-kata mendengar jawaban santai Jin Lien.

"Lagi pula ini masih termasuk ringan dan cocok untukku yang berumur 3 tahun. Jika nanti aku melatih prajurit, mereka akan merasakan dua kali lipat dari ini."

Glug

Feng Zhixing menelan ludahnya paksa, penjelasan yang di berikan Jin Lien membuatnya bergidik ngeri.

"Kau ingin melatih prajurit atau pembunuh bayaran?" Xiao An sudah tidak bisa tenang lagi.

"Tentu saja melatih prajurit, penyerangan 2 tahun dari sekarang tidak akan mudah. Aku juga berencana melatih mereka selama 7 bulan penuh untuk menjadi prajurit yang mumpuni yang dapat bertempur di segala macam medan perang." ketegasan dapat di lihat dari mata hitam Jin Lien.

"2 tahun dari sekarang, aku pastikan Kerajaan Ming tunduk pada Kerajaan Nancheng, dan aku akan membuat mereka tunduk dalam waktu 6 bulan."

Feng Zhixing dan Xiao An saling melirik. Keduanya tidak yakin dengan ucapan Jin Lien, karena hanya untuk merebut wilayah kecil dari Kerajaan Ming. Mereka membutuhkan waktu hampir 2 tahun itu pun karena Jenderal Jin Tian meninggal karena dijebak.

"Aku juga akan ikut berlatih denganmu Lien'er."

"Tentu jiejie, tapi bagaimana dengan para pelayan? Sudahkan Anda membeli mereka?" Niu'er menepuk jidatnya karena melupakan hal tersebut, dan segera menyeret Feng Zhixing untuk membeli pelayan dari rumah penyedia jasa pelayan.

"Lien'er, aku telah membawa 50 gadis budak. Saat ini mereka berada di halaman depan."

"An Ge, tolong bawa mereka kemari!"

"Baiklah."

Menyisahkan dirinya sendiri, Jin Lien mengeluarkan materi yang akan diajarkan pada 50 orang tersebut, dia juga mengeluarkan dan menyeduh Kopi hitam dan menaruh gula batu ke dalamnya, ada sedikit kelicikan di matanya, ia juga mengeluarkan radio dari dimensi lotus nya.

"Sudah lama aku tidak menggerakkan badanku."

Jin Lien menyalakan musik dan mulai menari, tapi tarian tersebut bukanlah tarian yang biasa dipamerkan oleh gadis-gadis muda pada umumnya, karena semua gerakannya begitu energik, tak ada satu bagian tubuh yang diam.

Merasa langkah kaki semakin dekat, Jin Lien mematikan musik tersebut dan menyimpan kembali radionya ke dalam ruang.

Tepat setelah itu, Xiao An membawa 50 gadis budak yang kira-kira berusia 15 tahun keatas.

"Lien'er mereka sudah di sini."

50 gadis muda tersebut tertegun melihat Jin Lien yang merupakan tuan mereka yang sebenarnya.

Jin Lien mengamati mereka, 50 budak wanita yang di bawah Xiao An tidak lah buruk, tapi apakah mereka akan setia?

"Terimakasih An ge."

Setelah berterimakasih, Jin Lien menatap 50 budak wanita yang menunduk, tapi ada seorang di antara mereka yang berani menatapnya, meski begitu tak ada niat merendahkan tapi hanya binar penilaian terhadapnya di mata wanita tersebut.

Jin Lien tersenyum lembut kemudian berbicara dengan suara dominasi.

"Satu persatu maju dan minum cairan hitam yang berada di meja! cukup dengan 2 sendok setiap orang."

Melihat cairan hitam di wadah bening yang berbentuk aneh, mereka seketika bergidik ngeri dan memandang Jin Lien.

"Apa? Tidak ada yang mau bergerak? Baik kalian bisa pergi!" Suara Jin Lien dipenuhi ejekan dan sarkastis saat mengetahui, jika mereka tidak ingin meminum kopi yang telah diseduhnya secara pribadi.

"Hei kopi buatanku merupakan yang terenak, tapi kalian lebih memilih menyia-nyiakannya."

1 berjalan keluar kemudian diikuti yang lain, hingga menyisahkan 30 orang yang masih berdiri teguh, hingga gadis yang menatap Jin Lien bergerak maju dan meminum dua sendok cairan hitam yang tampak mencurigakan.

Saat sendok pertama memasuki mulutnya, rasa unik pahit bercampur manis terasa di lidah gadis itu. Sebelum meminum sendok kedua, dia memandang Jin Lien yang berada jauh dari meja yang menatap datar, tapi dia bisa melihat ada senyum di mata Jin Lien.

Dia tidak tahu apa yang dia minum, tapi rasanya begitu menakjubkan sehingga 2 sendok tidak cukup, dia ingin lebih, tapi Jin Lien hanya mengatakan 2 sendok jadi dia dengan enggan berhenti.

Setelah dia meletakkan sendok di posisi semula, dia mundur sehingga gadis budak lain dapat mengambil giliran.

Karena tidak terjadi apa-apa pada orang pertama, maka secara alami gadis berikut dan seterusnya tidak ragu, meski mereka menatap tajam pada cairan hitam yang mencurigakan itu.

Perlahan semua gadis budak telah meminum kopi yang disediakan Jin Lien.

"Bagaimana, apakah enak?"

30 budak wanita segera menjawab dengan serempak, bahwa cairan hitam tersebut sangat enak.

....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!