Happy Reading🤗
Anesya Azkila Rahzheda, gadis istimewah di keluarga Rahzheda, anak ketiga dari pasangan Murat Curvi Rahzheda dan Zahira Curvi Rahzheda.
Cantik dan berkarisma, tentu belum cukup menggambar kan pesona seorang Anesya Azkila Rahzheda. Gadis berumur dua puluh tiga tahun, gadis yang baru menyelesai kan studi nya dengan gelar S2 di Universitas terkemuka di Scotlandia, ia menjadi primadona di Universitas tersebut. Bagaimana tidak, ia yang sudah beranjak 24 tahun itu memiliki wajah baby face, kulit putih mulus, hidung mancung dengan alis tebal membuat siapa pun terlena dengan kecantikan nya.
Malam semakin larut, Esya dengan balutan long dress berwarna navi, sedang menghadiri pesta ulang tahun sahabat nya di sebuah club malam terbesar di Scotlandia.
Kepribadian Anesya yang selalu bersikap ramah dan baik itu pun kini berbanding terbalik dengan sekarang, sosok nya berubah menjadi gadis dingin, cuek dan menutup rapat hati nya setelah pengkhianatan sang kekasih beserta sahabat nya.
Bagaimana tidak, pernikahan yang akan berlangsung pada esok hari harus berakhir dengan ketidak hadiran sang kekasih hati. Bukan hanya pernikahan yang batal, melain kan ia pun harus kehilangan sosok seorang sahabat yang sudah di anggap nya sebagai seorang kakak.
Kemurkaan seorang Ayah ketika melihat anak nya di khianati membuat seorang Murat Rahzheda, pengusaha batu bara dan seorang yang di takuti di dunia bisnis, menjadi sosok seorang yang kejam kala mengetahui pengkhianatan pria yang di cintai sang anak, namun atas permintaan Faruk dan Timur, Murat pun mengikuti keinginan kedua anak nya, yang meminta nya untuk tidak menghancur kan bisnis keluarga Arkanda beserta bisnis keluarga Jenkins.
Setelah pengkhianatan dan batal nya resepsi pernikahan, kini Anesya mulai mencari kesenangan nya sendiri, di mana ia tidak tinggal beserta kedua kakak lelaki nya, melain kan ia memilih tinggal di sebuah apartement elit yang menjadi kado ulang tahun nya yang di berikan kedua kakak lelaki nya.
"Dek, besok mau gak temenin Kakak nemuin Zhakira. Mau ya!" pinta Timur sembari menarik narik lengan Kila.
"Aiisstt... Kakak apaan sih, kok narik-narik Kila. Kok ketemuan sama pacar sendiri harus Kila temenin, gak mau ahh!" kesal Kila dengan sikap manja sang kakak yang seperti anak labil.
"Ya sudah, Kakak sih niat nya mau beliin kamu mobil impian kamu, tapi melihat kamu gak mau, malah Kakak senang gak ngeluarin uang sebanyak itu." seru Timur tanpa melihat wajah terkejut sang adik.
"Kila mau kok temenin Kakak. Mana mungkin Kila nolak permintaan Kakak. Tapi janji ya, Kakak beliin tuh mobil." teriak Kila kegirangan, tanpa mereka sadari, sejak tadi ada dua sosok yang sedang melihat tingkah mereka.
"Ada apa ini! ini sudah jam berapa dan kalian masih saja beradu argumentasi." baritone itu seketika membuat Kila maupun Timur mengedar kan pandangan mereka.
"Pah, kok kesini nya gak kabarin kita sih!" tanya Timur dan segera beranjak dari duduk nya menghampiri sang Papah yang baru saja datang bersama dengan sang Abang.
"Kan bukan kejutan jika Papah bilang ke kalian mengenai kedatangan Papah kesini. Dan seperti nya kedatangan Papah tidak di harap kan oleh seseorang." sindir nya telak saat melihat ke engganan anak perempuan nya untuk menyapa nya.
"Dari mana teori itu!" desis nya ketus sembari berlari berhambur kedalam pelukan sang Papah.
"Saat melihat anak gadis Papah yang seperti tidak suka saat Papah datang mengunjungi anak-anak Papah." goda Murat kembali kala mendekap tubuh anak gadis nya.
"Mana mungkin Pah, Kila juga sangat merindu kan Papah." balas nya dengan cemberut.
Ketiga pria itu pun tak tahan lagi untuk tidak tertawa kala melihat kekesalan gadis di depan mereka.
"Ya sudah, acara peluk nya di pending dulu. Ada hal baik dan juga tidak baik yang ingin Papah sampein ke kalian." jelas Murat dengan raut wajah serius nya.
Ketiga nya pun tampak menyergit kala mendengar perkataan sang Papah.
"Ayo duduk dulu. Kalian mau dengar kabar baik atau kabar buruk terlebih dulu." tanya Murat lagi saat mereka sudah duduk di ruang keluarga.
"C'mon Pah, jangan buat kami berspekulasi lagi. Katakan kabar buruk terlebih dulu." pintah Faruk tak sabaran.
Murat pun menarik nafas panjang dan menghembus kan nya dengan pelan. "Apa kalian yakin ingin mendengar nya? dan Papah berharap kalian akan menerima permintaan Papah kali ini." ujar nya dengan tenang meski ia tahu jika kedua kabar ini pasti akan membuat anak gadis nya marah besar.
"Tergantung!" desis Kila dengan wajah datar nya.
"Papah mau Kila menikah dengan Khenet. Dan perjodohan ini sudah Papah sepakati bersama Tuan Gustaf" jelas Murat dengan serius dan itu berhasil membuat ketiga anak nya membola kan mata nya.
"I'm sorry Kila, but Kila doesn't want to be married." pekik nya dengan kesal.
"Papah gak mau ada penolakan! Papah harap Kila mau menerima perjodohan ini." ucap Murat dengan penekanan jika perkataan nya tidak bisa di bantah.
"Katakan perihal baik nya, Pah." seru Timur mengalih kan perdebatan Kila bersama sang Papah.
Dan itu berhasil membuat seorang Murat menjadi ketar ketir kala melihat kemarahan sang anak gadis nya, mengenai perjodohan dan sekarang mungkin akan membuat anak gadis nya dalam mood tidak baik.
"Mamah kal-." ucap Murat dan langsung di potong oleh Kila dengan marah.
"Jangan bilang jika wanita itu akan kembali!" selah Kila yang tau arah pembicaraan sang Papah. "Jika Papah beserta Abang dan Kakak mau menerima wanita itu lagi, Kila tidak akan marah. Tapi, yang perlu kalian ketahui saat wanita itu menginjak kan kaki nya di rumah ini, saat itu lah Kila akan meninggal kan rumah ini." ucap nya telak dan tak terbantah kan.
"Dek, apa yang kau katakan! bagaimana pun wanita yang kau sebut itu adalah Mamah kita, dia yang melahirkan kita." marah Faruk ketika mendengar kata wanita yang tak lain Mamah mereka di sebut seperti itu oleh sang adik.
"Dan Kila gak peduli!" seru nya kembali dengan suara meninggi.
"Anesya Azkila Rahzeda!" teriak Faruk dan menampar sang adik.
Plaakkk
"Tamparan ini akan selalu Kila ingat! Kila benci kalian semua." teriak nya sembari mengusap pipi nya yang di tampar, setelah nya ia pun berlari menaiki anak tangga.
"Arrgghhh.. Apa yang aku lakukan?" gumam Faruk sembari menjambak rambut nya dengan kuat.
"Abang seharus nya lebih memahami perasaan Kila. Timur pun belum bisa memaaf kan Mamah, mengingat pengkhianatan Mamah kepada Papah dan kita kala itu." ucap Timur dengan kecewa.
"Papah akan coba bicara dengan adik kalian, Kila pasti bisa menerima kenyataan ini. Papah yakin ia masih memiliki rasa sayang terhadap Mamah kalian." ucap Murat yakin jika Kila pasti memerlu kan waktu untuk mencernah segala nya saat ini.
Happy Reading🤗
Hampir lima belas menit berlalu, tampak Murat, Faruk dan Timur sedang duduk dalam diam dengan pemikiran masing-masing. Namun seketika ketiga pria itu tersadar saat melihat Kila menuruni anak tangga dengan mengangkat sebuah koper besar. Ketiga nya serempak berdiri dan menghampiri Kila.
"Sayang, jika kamu menolak perjodohan itu, Papah akan membatal kan nya, tapi Papah mohon jangan pergi dari sini." ucap Murat dengan perasan takut akan kepergian anak perempuan nya.
"Kila akan menerima perjodohan itu, tapi untuk menerima wanita itu lagi, maaf, Kila gak bisa. Jika Papah mau Kila gak pergi dari rumah ini, Kila bakalan tinggal tapi dengan satu syarat, jangan pernah lagi menerima kehadiran wanita itu di sini maupun rumah kita yang ada di Indonesia. Apa Papah bisa? dan jawaban nya Papah pasti gak bisa kan?." balas Kila dengan pasrah namun di akhir kalimat nya ia tertawa kala melihat kebungkaman sang Papah.
"Dek, jangan pergi. Kakak mohon! kita bisa diskusi kan ini dengan kepala dingin." ucap Timur kala melihat sang adik yang sudah mengeret koper nya menuju pintu.
"Maafin Kila, Kakak. Tapi Kila gak bisa tinggal serumah dengan wanita yang kalian anggap sebagai Mamah, karena bagi Kila wanita itu sudah lama mati dan selama nya tidak akan Kila akui jika ia adalah Ibu yang telah ngelahirin Kila." jelas Kila dengan hati yang sudah terlanjur sakit.
"Baik jika kamu ingin pergi dari rumah ini, tapi biarkan kami tau kemana tujuan akan kepergian kamu saat ini." seru Faruk dengan rasa bersalah nya.
"Kalian tidak perlu tau kemana Kila akan pergi, karena Kila ingin hidup sendiri tanpa bayang-bayang Papah, Abang dan juga Kakak, Kila mau menjalani kehidupan Kila dengan cara Kila sendiri." ucap nya mantap dan berlalu keluar dari rumah mewah itu tanpa melihat raut wajah sedih ketiga pria yang ia sayangi.
Gadis itu pun segera berjalan masuk menaiki mobil nya setelah kepala keamanan memasuk kan koper milik nya ke bagasi mobil.
Maafin Kila, tapi Kila gak mau nerima wanita itu lagi, apapun yang terjadi. Kila sayang kalian. Gumam nya sembari menatap ke rumah yang banyak meninggal kan kenangan manis beserta ketiga pria yang di cintai nya.
Setelah kepergian Kila, ketiga pria itu bagaikan orang yang kehilangan arah, bagaimana tidak, tepat dua bulan kepergian Kila, mereka tak kunjung menemukan gadis itu di mana pun.
Seluruh orang suruhan mereka, tak satu pun mendapat kan kabar keberadaan gadis itu.
"Mencari seorang perempuan saja kalian tidak becus. Dasar tidak berguna!" hardik Faruk dengan marah sembari memberikan bogeman mentah di wajah beberapa pria yang menjadi suruhan nya.
"Maafkan kami bos, tapi seluruh Scotlandia telah kami susuri selama hampir 3 tahun ini, tapi tak menemukan keberadaan Nona muda." jelas seorang pria yang menjadi kaki tangan Faruk.
"Saya tidak mau tau, kerah kan seluruh orang kita untuk menemukan Kila, dan saya tidak mau mendengar kegagalan kalian lagi!" seru kembali sembari melambai tangan kepada pria tersebut.
"Baik bos, kami pamit undur diri." ucap pria itu dan segera keluar dari ruangan Faruk beserta antek-antek nya.
'Di mana kamu, Dek? kami sangat mengkhawatir kamu.' gumam nya lirih sembari memijit pelipis nya. 'Sudah tiga tahun, kami tidak mendapat kan kabar kamu, apa kamu tau kami seperti orang tak punya semangat hidup setelah kepergian kamu hingga sekarang.' membatin nya tanpa bisa di tahan pun butiran bening itu lolos dengan sendiri nya.
Indonesia, Balikpapan.
Seorang gadis dengan balutan dress berwarna hijau tosca kini sedang melenggang masuk ke sebuah club malam, yang menjadi tempat berlangsung nya pesta ulang tahun salah satu sahabat nya.
"Kila sayang!" teriak Khania Alziro Sorkhan.
Mendengar nama nya di panggil, Kila pun mencari arah suara yang sangat di kenal nya, tak berselang lama ia pun mendapati Khania dengan balutan dress pendek berwarna merah.
"Baby, aku kira kamu gak bakalan datang di pesta ku!" rengek Khania saat Kila sudah berada di depan nya.
"Mana mungkin aku melewat kan hari bahagia Khania ku! tapi maaf aku dateng nya telat." balas Kila dengan lembut nya sembari memeluk sahabat nya dengan tulus.
"Makasih Kila sayang! aku tambah cinta deh sama kamu." ucap Khania dengan senyum bahagia kala melihat sahabat terbaik nya menghadiri pesta ulang tahun nya.
Kedua wanita itu sedang berpelukan layak nya adik kakak, dan pelukan kedua nya terlepas kala Khania mendapati Kakak sepupu nya yang juga hadir di pesta nya.
"Kakak!" pekik Khania. Kila pun dengan segera melepaskan pelukan mereka.
"Selamat ulang tahun sayang!" ucap Rayyan lembut dengan wajah datar nya.
"Makasih Kakak!" balas Khania dan kedua nya pun saling berpelukan melepas rindu.
"Kakak, kenalin ini sahabat terbaik Khania. Nama nya Anesya Azkila." ucap Khania mengenal kan Kila kepada sang Kakak sepupu nya.
"Rayyan Artiza Shorkan!" ucap nya masih dengan wajah datar nya.
Kila pun tersenyum sembari membungkuk, namun yang di dapat Kila hanya wajah datar dari pria di depan nya.
"Sayang, aku kesana bentar ya!" bisik Kila di telinga Khania.
"Jangan lama-lama ya, jangan sembarangan minum." balas Khania mengingat kan sang sahabat.
"Iya bawel, Kila tau kok." ucap Kila dan mencium pipi Khania setelah nya gadis itu pun berjalan ke sebuah meja yang berada di pojok club.
Gerak gerik Kila tak luput dari pandangan Rayyan. Diam-diam Rayyan pun tersenyum kala melihat tingkah gadis di depan nya.
"Kakak, wajah nya jangan gitu dong, kan sahabat Khania jadi takut." pinta Khania dengan wajah cemberut nya.
"Hhmmm." balas Rayyan dengan deheman.
"Ya sudah, Kakak kesana dulu." ucap Rayyan dan kembali memeluk adik kesayangan nya sebelum berjalan meninggal kan Khania untuk menghampiri Grey yang sedang duduk di salah satu meja.
Rayyan kini sedang duduk bersama Grey dan juga Henson, namun sejak tadi Grey hanya diam dan tak menggubris segala perkataan nya.
"Woi, lagi lihatin apa sih?" tanya Rayyan ketus sembari menyiku lengan Grey, hingga sang empuh merintih kesakitan.
"Aaisst sakit tau!" pekik Grey tanpa mengedar kan pandangan nya.
"Lah kamu nya sih dari tadi di ajak ngomong mala diam aja." balas Rayyan acuh tak acuh.
"Bro, lihat sana deh. Ada cewek cantik banget!" seru Grey dengan menarik narik lengan Rayyan untuk melihat ke arah sang gadis.
"Apa sih! yang mana juga!" pekik Rayyan dengan kesal nya namun ia pun mengikuti arah yang di tunjuk asisten sekaligus sahabat nya.
"Oh itu, itu sih nama nya Kila, sahabat Khania." balas nya dengan santai dan segera meraih gelas vodca di depan nya.
"Udah cantik, putih, tinggi, hidung macung dan montok abis deh. Boleh juga tuh jadi koleksi gue." celetuk Grey dan hendak berdiri namun di tahan oleh Herson.
"Jangan gila deh kamu, gak bisa liat yang mulus-mulus langsung mau di buat koleksi." timpal Henson dengan ketus nya.
"Bu bos, sudah saat nya anda kembali. Waktu pertemuan Bu bos tinggal beberapa menit dari sekarang." ucap seorang pria dengan sopan nya sembari membungkuk.
"Baik Pak Armand, ya sudah, Pak Armand bisa tunggu Kila di luar, Kila mau pamit dulu sama Khania." balas Kila dengan senang hati.
"Baik Bu bos!" ucap sang pria dan mengarah kan beberapa anak buah nya untuk keluar.
Kila pun berdiri dan menghampiri Khania. "Sayang, aku harus segera kembali, maaf ya! tapi hadiah nya udah di anter ke rumah kamu!" ucap Kila dengan berat hati kala ingin meninggal kan sahabat nya yang sedang berbahagia.
"Kamu dateng aja, aku bahagia banget! makasih ya udah ngebelain datang selarut ini kesini." balas Khania dan sekali lagi kedua nya pun berpelukan.
"Ya sudah, havefun honey!" teriak Kila dan melambai ke arah Khania. Khania pun membalas lambaian tangan sahabat tercinta.
"Pak Armand, apa hadiah nya udah di kirim ke rumah Khania?" tanya Kila saat sudah berada di ambang pintu di mana Pak Armand dengan setia nya menunggu kehadiran nya.
"Semua nya sudah saya kirim ke sana! mari!" balas Pak Armand dan mempersilah kan Kila untuk keluar terlebih dahulu.
"Makasih. Pak Armand." seru Kila sembari mengancungkan kedua jempol nya.
Pak Armand pun tersenyum, ia sungguh mengagumi sosok Kila, yang tidak pernah membeda kan kasta sosial, sekalipun diri nya adalah seorang Nyonya, ia selalu sopan dan baik jika bersama orang yang lebih tua.
"Bu bos, Tuan Muda pertama sedang menyelidiki anda kembali, tapi Pak Armand sudah membersih kan jejak nya dan bisa di pasti kan jika keluarga anda tidak bisa menemukan anda." ucap Pak Armand dengan sopan nya.
"Terus hilang kan jejak saya, Pak. Apa yang di kerjakan wanita itu?" balas Kila sembari menanyakan aktifitas sang Mamah.
"Nyonya Zahira seperti sebelum-sebelum nya selalu mencari jejak anda, dan seperti biasa, Nyonya selalu mendapat kan jalan buntu." jelas Pak Armand.
"Tutup semua nya, saya tidak ingin satu pun dari keluarga saya mengetahui keberadaan saya. Terlebih wanita itu." ucap nya dengan wajah datar nya.
"Baik Bu bos." balas Pak Armand kembali.
Happy Reading😍🤗
"Selamat malam, Nyonya." sapa seorang pria dengan sopan nya.
"Apa yang aku perintah kan sudah kamu kerjakan?" tanya dengan tegas.
"Sudah saya kerja kan, dan mungkin saat ini Arkanda Corp sedang mendapat kan guncangan, saat kita menarik beberapa investasi dan pembatalan kontrak kerja sama kita." jelas sang pria dengan akurat.
"Hancur kan mereka, aku ingin melihat kehancuran mereka saat ini." ucap nya kembali sembari beranjak dari duduk nya.
"Baik Nyonya!" balas sang pria kembali.
Sang gadis pun berjalan meninggal kan lawan bicara nya, ia tampak tersenyum tipis kala mengetahui kabar keterpurukan Arkanda Corp.
'Kau akan merasa kan kehancuran mu Davin. Itu adalah balasan untuk luka yang kau toreh kan pada hati ku.' membatin sang gadis dengan marah.
"Brenda, apa agenda saya untuk esok hari?" tanya nya sembari memijit lembut pelipis nya.
"Pukul 9 pagi, ada meeting bersama para direksi untuk perencanaan perombakan struktur perusahan, dan serah terima kontrak dengan RAS." jelas Brenda setelah menyusun resqedul Kila.
"Kita kembali sekarang." ucap nya sembari menyandar kan kepala nya di sandaran kursi.
"Baik Nyonya." sahut Pak Armand
Hanya membutuh kan 15 menit, Pak Armand pun membunyi kan klakson tepat di depan gerbang rumah mewah yang menjulang tinggi.
Pak Armand pun turun, dan beberapa kali mengetuk jendela mobil yang di duduki sang majikan namun tak mendapat kan balasan, Pak Armand pun masuk kembali, ia tersenyum ketika melihat sang majikan yang terlelap di kursi penumpang.
Tak ingin mengganggu waktu tidur sang majikan, Pak Armand pun dengan setia berdiri di luar mobil menunggu hingga sang majikan bangun.
Entah sudah berapa lama Pak Armand berdiri di luar mobil, hingga ia di kaget kan oleh mbok Lina yang menepuk punggung nya.
"Lah, kok Bapak bediri aja di sini! Bu bos nya mana?" tanya mbok Lina berentetan.
"Ibu ini kalau ngomong pelan-pelan, Bu bos ketiduran di dalam, Bapak gak enak bangunin, Bu bos tidur nya nyenyak banget Bu." jelas Pak Armand dengan pelan nya kepada sang Istri.
"Kasihan ya, gadis secantik dan baik hati kayak Bu bos di khianatin oleh pacar dan sahabat nya." seru mbok Lina pelan.
Ya, kedua suami istri itu adalah orang yang menemani Kila selama kurang lebih tiga tahun. Kila awal nya tidak suka ada orang asing di Apartement nya, sejak ia meninggal kan Scotlandia, Kila memilih mengasing kan diri ke Indonesia. Tahun-tahun pertama di Indonesia, Kika mengalami kesulitan, dan hampir menyerah, hingga akhir nya ia menemukan sepasang suami istri paru baya yang di usir oleh anak mereka, kedua suami istri itu terluntang lantung di taman dekat Apartement nya, Kila awal nya enggan untuk mengajak mereka, mengingat diri nya yang tidak dekat dengan siapa pun namun ia tak tega ketika melihat wanita paru baya itu mengigil kedinginan kala ia pulang dari berbelanja. Kila pun mengajak kedua paru baya itu untuk tinggal bersama nya.
"Jika saja waktu itu Bu bos tidak mengajak tinggal Bapak sama Ibuk entah apa yang terjadi sama kita. Namun Bapak salut dengan Bu bos, meski sifat nya dingin dan kurang berinteraksi dengan orang luar, nyata nya Bu bos bisa membangun sebuah perusahan besar hanya dalam waktu sekejap." seru Pak Armand mengingat kebaikan seorang Kila.
"Loh kok Pak Armand sama mbok Lina bediri di sini! angin malam gak bagus untuk kesehatan Pak Armand sama mbok Lina. Ini Pak Armand juga kok gak bangunin saya sih." seru Kila tiba-tiba, ia yang sejak tadi sudah terbangun pun enggan untuk turun, melain kan ia mendengar pembicaraan kedua paru baya di depan nya. Ia merasa bahagia ternyata ia tidak salah menemukan orang untuk menjadi kaki tangan nya.
"Maaf kan Pak Armand, Pak Armand hanya tidak enak membangun kan Bu bos yang sedang tidur." balas Pak Armand dengan sopan.
Kila pun turun dan merangkul kedua paru baya itu. "Mulai sekarang Pak Armand sama mbok Lina panggil saya Kila saja, gak ada penolakan." ucap nya saat merangkul kedua paru baya itu memasuki rumah.
"Ba-baik Bu bos." ucap mbok Lina.
"Lah kok manggil nya Bu bos lagi." ucap Nesya tak terima.
"Tapi Pak Armand sama mbok Lina, kurang nyaman jika memanggil Bu bos dengan panggilan nama saja." timpal Pak Armand dengan tidak enak hati.
"Ya sudah terserah Pak Armand sama mbok Lina aja, tapi saya gak mau di panggil dengan sebutan Nyonya. Okey? Pak Armand sama mbok Lina istirahat gih. Kila ke kamar dulu." balas Kila dan berpamitan kepada kedua paru baya itu.
Setelah berpamitan kepada Pak Armand dan mbok Lina, Kila pun segera menaiki lift menuju lantai 2 di mana kamar nya berada. Kila pun berlalu memasuki kamar mandi, hampir sejam ia berada di kamar mandi, setelah selesai dengan ritual mandi nya, ia pun meraih labtop dan memeriksa beberapa email yang di kirim kan sang sekertaris.
Tepat pukul dua dini hari, ia yang sudah beberapa kali menguap pun memilih memejam kan mata nya.
Di kejauhan sana tampak seorang pria yang sedang frustasi. Ia tak tau apa yang sedang terjadi saat ini.
'Apa yang terjadi? mengapa tiba-tiba AR Corp memutuskan kerja sama? Arrrgggg!" gumam nya di ikuti desisan sembari melempar kan beberapa barang di samping nya.
"Cari tau siapa di balik ke hancuran perusahan!" titah nya kepada seseorang di seberang sana.
Davin menyesali segala sikap nya selama ini, ia dengan bodoh nya termakan rayuan wanita seperti Jelita dan menyia-nyiakan Kila, gadis yang sangat ia cintai, gadis yang selalu membuat nya nyaman.
'Kila, aku merindukan kamu! maafkan kesalahan ku, sejak kau pergi, hidup ku merasa hampa dan hanya ada penyesalan.' gumam nya frustasi sembari menarik kuat rambut nya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!