NovelToon NovelToon

MENIKAHI CALON SUAMI SAHABATKU

BAB 1 BUKAN PERNIKAHAN IMPIAN

Terlihatlah disebuah kamar, seorang gadis berparas cantik yang sedang murung. Dia adalah ELSIE DRUSILA SEBASTIAN.

Putri bungsu dari tuan Sebastian dan nyonya Ruli Sebastian ini, sedang menghadapi dilema besar dalam hidupnya.

Elsie terpaksa harus menerima sebuah perjodohan dari orang tuanya. Dan sekarang ia sedang dirias oleh MUA & penata busana yang dipilih khusus oleh orang tuanya.

"Tersenyumlah nona , bukankah ini adalah hari bahagiamu? Kenapa kau terlihat sangat murung? " Penata rias tersebut bertanya dengan wajah heran.

"Iya kak, sebernarnya setiap orang sangat menginginkan kebahagiaan dalam pernikahannya. Tapi... " belum sempat ia menyelesaikan perkataannya terdengarlah suara pintu di ketuk.

Tok

Tok

Tok...

Pintu terbuka dari luar dan nampaklah seorang wanita paruh baya. Di usianya yang ke 56 th ini, beliau tetap terlihat cantik dan elegan. Yah, dia adalah Ruli Sebastian ibunda dari Elsie.

"Sayang, bagaimana? Sudah siap semuanya? Acara akan segera di mulai. " Dia berkata sembari memegang pundak putrinya dan menatapnya dicermin.

"Iya bunda, semuanya sudah siap. "

"Ya sudah, ayo bunda antar ke ayahmu. Beliau sudah menunggu. " sambil menggandeng putri bungsunya itu.

"Putri ku, kamu terlihat sangat cantik sayang. " Sebastian datang menghampiri putrinya.

"Terimaksih ayah. " Terlihat sekali raut wajah nya tidak menampakkan kebahagiaan.

Sebastian menyadari itu, tapi dia tetap pada pendiriannya. Dia sangat yakin akan keputusannya itu.

Dilantai bawah terlihat seorang laki laki, yang sedang menantikan kehadiran mempelai wanitanya. Dia melihat kearah tangga, nampaklah sesosok wanita cantik dengan balutan gaun pengantin yang melekat indah di tubuhnya.

Dia adalah calon suami Elsie putra sulung dari Agam Nixon dan Ren Dae Nixon. Neville Noman Nixon, pria berdarah campuran prancis korea ini terlihat sangat gagah dengan balutan jas dan tuxedo yg serasi dengan penampilannya.

Sebastian dan Elsie berjalan mendekati altar pernikahan yang telah disiapkan di ruang tengah kediaman keluarga sebastian.

"Aku serahkan putriku kepadamu Nev, kau jaga dan sayangi dia dengan sebaik - baiknya. " Sebastian menyerahkan tangan putri kesayangannya, lalu disambut oleh Nev.

"Baik om. "

Acara pemberkatan pun berjalan lancar, dilanjutkan acara resepsi pernikahan. Acara itu memang sengaja diselenggarakan di kediaman Sebastian. Mereka tidak memilih dihotel atau gedung atas permintaan kedua mempelai. Sebab pernikahan yang mereka jalani, bukan pernikahan yang didasari oleh cinta. Jadi sangat tidak nyaman bila harus dirayakan besar - besaran.

"Elsie... Selamat ya atas pernikahanmu. Semoga kalian selalu bahagia. " Vindy sahabat baik Elsie pun turut hadir dalam acara itu.

"Makasih ya beb, kamu udah mau dateng. " Memeluk bestienya tersebut.

"Iya beb sama sama, mulai sekarang gak usah mikirin yang lain lain ya beb. Fokus aja sama keluargamu yang baru ini". Vindy mengenggam erat tangan bestie nya itu.

"Aku rindu kita bisa bertiga kayak dulu lagi beb.." Tak terasa air matanya jatuh dan itu membuat Vindy juga merasa sangat sedih.

"Beb,, udah dong. Ini kan hari bahagiamu. Gak boleh sedih ya, aku yakin orang tua kalian selalu memberikan yang terbaik kok buat kalian. " Vindy berkata sembari mengusap punggung tangan sahabatnya itu.

"Semoga saja beb. " Elsie tersenyum lalu Vindy menghampiri Neville yang saat ini statusnya sudah menjadi suami sah Elsie.

"Nev, jaga sahabat ku dengan baik ya, JANGAN SAMPAI KAU SAKITI DIA !!! " Vindy berkata dengan nada ancaman dan membuat Nev terintimidasi.

"Iya. " Ia menjawab dengan acuh.

Setelah Vindy, tamu - tamu yang lainpun ikut serta memberikan ucapan selamat kepada Elsie dan Nev. Hingga tak terasa hari sudah larut malam. Dan tamu tamu sudah berpulangan satu persatu.

RUANG MAKAN

"Kalian istirahat lah kalau sudah selesai makan, karna ini sudah malam. Pasti kalian sangat lelahkan? " ayah Sebastian berkata kepada anak anaknya agar istirahat.

"Ajak suamimu kemamar El, kalian kan sekarang sudah sah menjadi suami istri. Dan semoga saja bunda lekas diberi cucu ya. " Ruli tersenyum sambil mengerlingkan matanya.

Elsie dan Nev tampak datar saja, mereka langsung beranjak dari ruang makan menuju kamar Elsie di lantai 2.

"Aku kekamar dulu bun, yah. " Pamit Elsie kepada kedua orang tuanya.

"Saya permisi dulu om, tante. " Nev pun menyusul langkah kaki El di belakangnya.

Nampak sekali Nev belum membiasakan diri dengan panggilan baru untuk mertuanya tersebut. Namun Sebastian dan Ruli tersenyum, lalu mereka terdiam sejenak.

Didalam hati mereka sedikit tersimpan kegelisahan, apakah pernikahan putri semata wayangnya ini akan bisa bahagia? Sebab pernikahan mereka atas dasar keputusan kedua belah keluarga besar. Bukan atas dasar cinta dan sayang.

Kamar Elsie

"Kenapa susah banget sih ini, isshh.. " El sedikit kesusahan untuk membuka gaun nya. Hingga tanpa di sadari Nev sudah berada di belakangnya.

"Ada apa? Apa kamu mau aku bantu? " Ia bertanya sambil menatap El dari kaca riasnya

"Ehmtt,, apakah aku boleh minta tolong padamu kak? " Ia menatap Nev dari bayangan kaca.

"Baik lah. " Wajah datar dan dingin Nev sangat mendominasi setiap ekspresinya.

Setelah dibantu Nev, ia menyelesaikan ritual mandinya. Setelah tau El selesai mandi tanpa berkata apapun ia segera berlalu ke kamar mandi untuk mandi.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam, waktu setempat. Elsie sudah terlelap dalam tidurnya.

Sedangkan Nev, masih belum bisa memejamkan matanya. Ia teringat kembali kejadian beberapa waktu lalu, yang membawa nasibnya hingga dia bisa menikahi Elsi. Ada rasa sesak di dadanya ketika ia mengingat penghianatan yang di lakukan mantan tunangannya.

...Trimakasih yang sudah mampir di novel pertamaku ya kak, mohon maaf kalau masih banyak typo nya. ...

...Minta dukungannya untuk like, comen, dan jangan lupa tap 💙 untuk ditambahakan ke rak favorit kalian ya.. Sampai jumpa di next episode 🙏😘😉...

BAB 2 AWAL MULA

# Flash back on #

Tok

Tok

Tok..

Terdengar suara pintu ruang kerja Nev diketuk. "Masuk! " Ia mempersilahkan. "Tuan muda, ada nona Mesha ingin bertemu dengan anda. " Riko sekertaris Nev membetitahu.

" Suruh masuk Riko. " Riko membuka pintu lebar, masuklah Mesha.

" Sayang,, kamu udah makan siang?" Mesha mendekati Nev sembari duduk dipangkuannya dan melingkarkan tangannya dileher Nev.

"Belom sayang. Kamu mau makan bersamaku? " tutur Nev dengan tatapan sayang.

"Iya sayang. Tapi kita makan disini aja ya. Gak papa kan? Soalnya aku lagi capek banget hari ini. " Ia berkata sambil menc***i Nev.

"Baiklah sayangku. " Lalu Nev pun meminta Riko memesan makan siang untuk mereka berdua. Belum selesai mereka berdua makan siang, tiba - tiba handphone Mesha berdering.

Tulalit,, tulalit.. ( Anggep aja suara dering handphonenya begitu ya guys. Hahaa.. )

*Percakapan telfon*

? ".......... "

Mesha : "Iya? Ada apa? "

? ".......... "

Mesha : " Baiklah kalau begitu, aku akan segera kesana. " Menutup sambungan telfon.

"Siapa yang telfon sayang?" tanya Nev penasaran. "Oh, itu tadi Hendri manager aku sayang. Dia nyuruh aku ke kantor, soalnya ada kerjaan mendadak yang harus aku kerjakan. "

"Lalu kamu mau pergi sekarang? " Nev menyelesaikan makan nya dengan meneguk segelas air. " Iya sayang, gak papa kan? Kamu lanjutin aja makannya. " Ia men**** b*b*r Nev sekilas lalu meraih tasnya yang ada dikursi sebelah dia duduk tadi.

"Hati - hati dijalan sayang. " Nev berkata dan hanya di sambut dengan lambaian tangan oleh Mesha. Seperginya Mesha dari ruangan Nev, Riko masuk namun sebelumnya ia mengetuk pintu ruangan Presdir NIXON Grub tersebut.

"Tuan muda, sebentar lagi kita akan metting bersama perwakilan dari ALE grub di International hotel. " Riko memberi tahu jadwal kerja Nev.

"Baiklah Riko, siapkan semuanya. Kita berangkat sekarang. " Nev merapikan file - filenya, lalu berangkat bersama Riko.

# International hotel #

Setibanya Nev di hotel ia melihat sekilas bayangan perempuan yang sangat dikenalnya, perempuan itu berjalan mesra dengan seorang lelaki. Nev pun berjalan cepat, hanya ingin memastikan saja yang dilihatnya.

"Tuan muda, pertemuan kita ada di lantai ini. Tuan muda mau kemana? " Riko pun mengikuti tuan mudanya yang berjalan menuju lift. Tapi sayang pintu lift tersebut sudah tertutup.

'Ah, mungkin hanya perasaanku saja' Nev menepis prasangka buruk yang ada di benaknya. Riko pun bertanya.

" Tuan, apakah anda baik - baik saja? Apa yang sedang anda cemaskan? "

"Tidak ada apa - apa Riko, mungkin hanya perasaanku saja. Aku seperti melihat Mesha tadi". Sahut Nev yang sedang mencoba menepis pikiran buruknya.

Kemudian mereka pun menuju tempat pertemuan dengan rekan bisnis yang sudah direncanakan, yaitu di lantai satu hotel tersebut.

Selesai metting Nev dan Riko masih berbincang - bincang dengan rekan bisnis yang mereka temui tadi. Tapi secara tidak sengaja Nev kembali melihat sosok perempuan yang sangat mirip dengan Mesha tadi.

"Maaf tuan semuanya, sepertinya saya harus permisi sekarang. Ada pekerjaan yang harus saya kerjakan. "Nev pun berdiri dan berlalu dari tempat itu dengan sedikit tergesa gesa, lalu disusul Riko dibelakangnya.

Ketika sampai di pintu utama lobby hotel tersebut. Nev melihat pemandangan yang sangat menyakitkan hatinya.

" Baby, aku balik kantor dulu ya. Kita jumpa lagi besok. Ingat! Aku akan ke apartmen mu besok. Jadi persiapkan tubuhmu sayang. " Lelaki tersebut merangkul pinggang dan men**** Mesha dengan mesranya. Mesha pun membalas c**mannya.

"Oke baby, akan ku tunggu besok. " Mesha melepas kepergian lelaki itu dengan lambaian tangan.

Bak tersambar petir, hatinya Nev remuk tak tersisa. Dunianya gelap seketika, emosi sudah tak terkendali lagi. Ia berjalan menghampiri Mesha, lalu menarik lengan Mesha dengan kasar. " Apa yang kau lakukan disini me? "

"Sa sayang,, a aku sedang bertemu teman ." Kilah Mesha dari pertanyaan Nev.

"Jangan kau kira aku bodoh Mesha!!! Cepat katakan siapa laki laki tadi? " cengkraman tangannya semakin kuat, giginya bergetak sehingga Mesha merasa kesakitan.

"Nev, kumohon lepaskan tanganmu. Ini sangat menyakitkan! " Riko yang sedari tadi melihat kejadian itu, akhirnya mendekat dan mencoba meredam emosi tuan mudanya.

"Tuan muda, apa yang sedang anda lakukan? Tolong lepaskan tuan, anda bisa melukainya! " Riko mencoba meredam emosi tuan mudanya itu.

"Luka yang dia berikan untukku jauh lebih menyakitkan dari ini Riko! " Tatapan matanya tajam menghunus ke arah Mesha.

"Berani beraninya kau mempermainkan seorang Neville Noman Nixon. " Mesha pun terus merintih kesakitan. "Nev,, tolong lepaskan tanganmu! Aku minta maaf Nev, aku salah, tolong maafkan aku . " tak terasa air matanya pun berjatuhan

"Katakan padaku Me, siapa laki laki tadi? Kenapa dia memeluk dan menciummu seperti itu, hah! " Ucapan Nev bagaikan pisau belati yang terus saja menusuk Mesha.

"Dia adalah kekasihku Nev. " Akhirnya dia mengakui, Mesha menunduk sambil terus mengeluarkan bulir bulir air matanya.

"Sudah berapa lama kalian berhubungan? " Nev belum mau juga melepaskan tangannya.

"6 bulan Nev. " Wajahnya tertunduk lesu, ia berfikir bahwa semuanya sudah hancur. Dia yang ingin bermain api, lalu sekarang ia terbakar sendiri.

"Enyahlah kau dari kehidupanku Mesha! Jangan pernah sekalipun kau muncul di hadapanku lagi." Dihempaskannya tubuh Mesha hingga ia tersungkur ke lantai, tangisannya pecah seketika. Dan kejadian itu menarik perhatian orang orang yang memang sedang berada disekitar situ.

Setelah kejadian hari itu, Nev berubah menjadi pribadi yang sangat dingin. Setiap hari yang ia lakukan hanya bekerja dan mabuk mabukan. Hidupnya sudah tidak ada warna lagi, dan bahkan dia sekarang jauh lebih tertutup, lebih senang menyendiri.

* Teracce bar *.

Nampaklah seorang pria tampan sedang duduk di depan meja bar. Keadaannya sangat menyedihkan. Ia terlihat sangat frustasi, entah sudah berapa gelas yang ia teguk dari tadi. Tapi ia terus saja meminta minuman beralkohol itu pada bartender.

" Tuan muda, hentikan tuan! Anda sudah terlalu mabuk. Ayo kita pulang saja! " Riko membujuk tuan mudanya. Yah, laki laki itu adalah Nev, dan Riko sekertarisnya selalu menemaninya.

"Sudahlah Riko, lebih baik kau pulang saja dulu. Aku masih ingin berada disini. Aku belum puas bersenang senang Riko. " Nev menepis ajakan Riko. Dia tetep saja meminta minuman beralkohol itu kepada bartender.

"Dia saja bisa bersenang senang di luar sana dengan lelaki lain, akupun bisa bersenang senang disini. Tapi dia siapa?? Aku tidak ingin mengingatnya lagi, br*****k!!! Akkhhh... " Nev terus saja meracau, hingga akhirnya ia tak sadarkan diri akibat terlalu mabuk. Setelah itu peran Riko pun diperlukan, untuk membawa tuan mudanya itu pulang.

Seperti itu terus yang Nev lakukan, orang tuanyapun sudah sangat bingung. Bagaimana caranya agar Nev yang dulu kembali lagi, Nev benar benar sudah berubah, ia yang sekarang bukan Nev yang dulu lagi. Tidak ada lagi Nev yang hangat pribadinya dan ramah pada semua orang.

Hingga akhirnya ia harus menerima sebuah keputusan dari orang tuanya yang seketika merubah hidupnya. Dengan sebuah perjodohan.

#Flash back off#

Terimakasih temen temen udah mapir di novel pertama mamayo. Minta dukungannya untuk klik like , coment, dan jangan lupa tap love untuk menambahkan ke rak favorit kalian. See you next episode.

BAB 3 PINDAH SECARA PAKSA

Pagi menyambut, jam menunjukkan pukul 6 pagi. Nev yang tidurnya tidak bisa nyenyak dari semalam pun bangun lebih dulu dari pada Elsie. Ia menatap wanita disampingnya yang masih terlelap itu.

'Rasanya ini semua seperti mimpi. Bagaimanapun caranya pernikahan konyol ini harus segera berakhir. Aku tidak mau terlalu lama terjebak dalam situasi ini. Kalau bukan karna mama dan papah mau mengirimku ke Afrika, seandainya aku tidak mau dijodohkan. Aku gak akan terlibat dalam pernikahan konyol ini. ' Baru bangun tidur saja ia sudah mengumpat dalam hati.

Tiga puluh menit Nev selesai bersiap siap, ia harus segera ke kantor. Pekerjaan sudah menunggunya disana. Saat pandangannya mengarah ke ranjang tempat tidur, ternyata Elsie masih terlelap.

"Mau sampai jam brapa ia tertidur, dasar gadis pemalas! " Selesai bersiap lalu ia keluar kamar.

Sinar mentari pagi menerobos sela sela tirai kamar dan menghampiri wajah cantik Elsie. Gadis itupun merasa terusik dari tidurnya, lalu ia mengerjapkan mata. Pandangannya menyapu seluruh isi kamar.

"Kemana pria sombong itu? " Ia bangkit dari tidurnya, lalu menghampiri jendela untuk membuka tirai kamarnya.

"Apa dia kekantor hari ini ya? "

Gadis itu pun tak mau ambil pusing, tidak peduli dengan pria yang sudah menjadi suaminya tersebut. Akhirnya ia memutuskan untuk mandi dan bersiap siap untuk ke kantor.

*Ruang makan*

"Pagi mah, pah." El menghampiri kedua orang tuanya yang duduk di meja makan.

"Pagi sayang. " Hanya ayahnya lah yang menjawab sapaanya.

"El, kamu itu gimana sih. Kamu kan sekarang udah jadi seorang istri. Harusnya bangunnya lebih pagi dari suamimu dong sayang. Biar kamu bisa siapin segala kebutuhan suamimu sebelum kerja. " Nyonya Ruli langsung memberikan ultimatum kepada Elsi.

"Iya bun, namanya juga belum biasa." El memutar mata malas.

"Sayang, seharusnya kamu belajar jadi istri yang baik nak. Walaupun belum terbiasa dan diantara kalian belum ada cinta, tapi kamu harus mencoba mengahargai suamimu sayang. " Tuan Sebastian memberi petuah untuk putri tersayangnya itu.

"Iya yah, akan El coba deh! "

Setelah selesai sarapan Elsie berangkat lebih dulu, sebab ia ada metting dengan clien.

*kantor Nixon Grub*

"Jadwal ku selanjutnya apa Rik? " Nev terlihat sibuk dengan file - file yang ada di mejanya ketika ia bertanya pada Riko.

"30 menit lagi ada pertemuan dengan perwakilan dari ALE grub tuan, dan ini materinya nanti. " Riko menjelaskan pada Nev sekaligus menyerahkan file materi metting nanti.

"Baiklah, biar ku pelajari dulu. Sisanya kau siapkan semuanya."

"Baik tuan, saya permisi kalau begitu. " Riko pun berlalu dari ruangan presdir itu.

Waktu terus bergulir, tidak terasa jam makan siangpun tiba. Nev dan Riko memutuskan untuk makan siang di sebuah restoran yang tidak jauh dari kantor.

Sesampainya di restoran, mereka langsung memesan makanan. Makan siangpun berlangsung dengan baik. Ketika mereka usai makan, terlihat lah sosok Elsi yang memasuki restoran itu juga.

"Tuan muda, itu bukannya nona Elsie istri anda." Riko memberi tahu, Nev pun menoleh ke arah yang dituju Riko.

'Kurang ajar dia, kenapa dia dengan seorang lelaki? Apa dia tidak menyadari akan statusnya? ' Nev berkata dalam hati, dengan menatap tajam ke arah Elsie.

"Tuan muda, tuan! " Riko melambaikan tangan di depan wajah Nev, sebab tampak Nev sedang melamun.

"Apa yang kau lakukan Riko? " Pandangan mata tajam nya beralih ke Riko.

"Maaf kan saya tuan, tapi apakah tuan ingin menghampiri nona muda? " Tanya Riko dengan sangat hati hati.

"Tidak, ayo kita kembali kekantor saja. "

Setelah dari restoran Nev kembali ke kantor untuk melanjutkan pekerjaanya.

*Kediaman keluarga Sebastian *

Setelah jam kerja kantor usai, Elsie pun pulang kerumahnya. Begitu membuka pintu utama ia di kagetkan dengan keberadaan beberapa koper yang terletak diruang tamu.

"Bun, Bunda." Ia sedikit teriak untuk memanggil bundanya.

"Ada apa sih El, kok teriak - teriak gitu. " Sang bunda menghampiri El dari arah dapur.

"Bunda mau kemana? Kok ada koper banyak banget? " El bertanya sambil memegangi koper yang berjejer itu.

"Kok malah bunda sih yang kemana, itu koper koper isinya baju dan barang barang kamu. Bukannya kamu sama suamimu akan tinggal di apartmentnya Nev? " Bunda Ruli tampak bingung, ia kira putrinya sudah mengetahui rencana Nev menantunya itu.

Dari lantai dua, Nev suami Elsie berjalan menuruni tangga. Ia mendengar suara El dari atas tadi, mangkanya dia langsung turun.

"Maaf bunda, aku belum sempat bicara dengan Elsie tentang rencana pindahan kami ini. Karna terlalu sibuk tadi dikantor." Nev berjalan mendekati bunda Ruli dan Elsi.

"Tapi aku rasa ISTRIKU ini tidak akan menolak kan, untuk tinggal bersama dengan suaminya? " Ia menekankan kata istri di depan El, dan kata katanya sedikit mengandung ancaman.

"Iya Nev, pasti Elsie mau kok. Iya kan sayang?" Bunda merangkul El sembari tersenyum.

"Tapi bund.. " Belum selesai Elsie bicara, bundanya sudah memotongnya.

"Udahlah sayang, kamu kan sekarang sudah menjadi seorang istri. Jadi, kamu harus nurut sama suami. Lagian kan apartment Nev tidak jauh dari sini." bunda Ruli mencoba membujuk El.

' Dasar manusia arogan, pemaksa. Masak dia mau ngajak pindah gak ngomong sama aku dulu. Awas aja kamu ya ! ' Tatapan tajam El langsung mengarah Nev, tapi Nev berpura pura saja tidak lihat.

"Iya bund, El ikut kak Nev pindah. Ya udah El siap siap dulu. " El ingin beranjak dari tempat itu namun suara Nev menghentikannya.

"Apa yang hendak kamu siapkan? Semuanya sudah siap disini. Kita tinggal berangkat saja, sopir sudah menunggu di luar. " Jelas Nev kepada Elsie.

"Tapi El juga belum pamit sama ayah kan bund, El mau pamit dulu sama ayah. " Bukannya menanggapi perkataan Nev, Elsie justru mencoba merengek lagi kepada sang bunda.

Tiba tiba dari luar masuk lah ayah Sebastian, yang baru saja pulang dari kantor.

"Ada apa kok sebut sebut nama ayah? " Tanya ayah Sebastian yang masih merasa bingung, sebab namanya dibawa bawa.

"Ini lho yah, menantu kita mau ngajak El untuk pindah tinggal di apartmentnya. Menurut ayah gimana, boleh kan? " bunda Ruli menjelaskan kepada suaminya sambil ngasih kode dikit dengan kerlingan mata, berharap suaminya paham.

"Oh... Gitu. Kamu yakin Nev dengan keputusanmu itu? ayah tidak akan setuju lho kalau kamu sampai menyakitinya. " Tegas ayah El kepada menantunya.

Mendengar perkataan ayahnya seperti itu, El merasa yakin, bahwa ayahnya akan melarang Nev untuk membawanya pergi.

"Saya akan berusaha sebaik mungkin untuk menjaga Elsie yah! Mohon doanya. " Nev berkata sembari menundukkan pandangannya tanda menghormati ayah mertuanya itu.

' Jangan harap kau manusia sombong. Aku yakin kali ini ayah akan menyelamatkanku. ' seringai licik muncul dari bibir El.

"Baik lah kalau begitu, ayah MENYETUJUI keputusanmu untuk pindah. Dan ayah titip El ya Nev, tolong jaga dia! " Tutur ayah El dengan penuh keyakinan.

Duuarr!!! Bak disambar petir disore bolong, ( eh salah ya haha.. ) badan El lemes seketika. Ia tidak menyangka ayahnya akan dengan mudah menyetujui permintaan Nev.

"Tapi yah.. " El masih ingin membela diri.

"Sudah lah sayang, kamu kan sudah menikah. Dan sekarang statusmu adalah seorang istri. Jadi kamu ikuti apa kata suamimu. Ayah yakin kok, suamimu akan menjagamu dengan baik. " Bujukan ayah Sebastian yang tidak dapat di elakkan lagi.

" Baiklah, ya udah. El berangkat ya yah bund. " Ia bersalaman kepada orang tuanya.

"Saya pamit dulu ayah, bunda. " Pamit Nev kepada kedua mertuanya.

Akhirnya El dan Nev pindah dan tinggal di apartment nya Nev.

Terimakasih temen temen udah mapir di novel pertama mamayo. Minta dukungannya ya dengan klik like, coment, dan jangan lupa tap love untuk menambahkan ke rak favorit kalian see you next episode

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!