malam yang cerah di taburi bintang bintang yang bertaburan di atas langit dengan bulan sabit yang tak kalah indah, jangkrik yang berbunyi seperti bernyanyi menyambut gelapnya malam.
sama seperti satu keluarga yang sedang berada di perjalanan untuk pulang menaiki mobil hitam membelah jalanan ibu kota yang ramai.
"Daddy?" panggil seorang anak kecil berumur 4 tahun, kepada ayahnya yang sedang menyetir.
"kenapa sayang?"
"aku sayang sama kalian, sama mommy sama Daddy," ucap anak tersebut dengan tersenyum manis memamerkan gigi nya yang sedang ompong.
"Daddy juga sayang sama kamu sayang," ucap pria tersebut sambil mengelus rambut panjang putrinya.
wanita cantik di sebelah pria tersebut hanya tersenyum melihat interaksi antara anak dan ayah itu. wanita tersebut meletakkan putri nya di pangkuannya.
"mommy juga sayang banget sama kamu," ucap wanita itu dan mencium putrinya dengan penuh kasih sayang.
"mommy sama Daddy janji kan, gak ninggalin bia? sampai bia besar nanti." ucap anak kecil itu sambil menatap Daddy dan mommy nya lekat. entah mengapa, perasaannya tidak enak, walau bia masih berumur 4 tahun namun anak kecil itu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi.
"mommy janji sayang," ucap wanita itu menyakinkan putrinya.
"anak dad kok bilang kayak gitu, Daddy sama mommy bakal ada di dekat bia terus, walau nanti kami gak ada bia harus jadi anak yang menurut, anak yang kuat biar mommy sama Daddy bangga." ucap pria tersebut membuat anak kecil itu mengangguk dan tersenyum kepada daddynya.
jam sudah menunjukkan pukul 20:30, pria yang sedang menyetir dengan kecepatan tinggi itu menerima telepon dari perusahaan yang dia pimpin.
dengan cepat dan dengan satu tangan, pria itu mengangkat teleponnya. namun wajah pria itu langsung emosi setelah mendengar apa yang di katakan asistennya.
"sayang? ada apa?" tanya istrinya karena melihat suaminya yang membanting setir meluapkan emosinya.
bia yang tidak mengerti apa-apa hanya diam.
"kurang ajar, sungguh dia tidak tau diri!" ucap pria itu emosi.
"tenanglah, nanti kita pikirkan. sekarang fokus lah menyetir." ucap istrinya menasihati.
namun, seperti pepatah mengatakan jika sudah waktunya tidak ada yang bisa menghindar.
seorang wanita paruh baya ingin menyeberang namun tidak melihat kanan kiri, mobil yang di kendarai oleh keluarga itu juga sedang melaju dengan kecepatan tinggi. pria yang sedang menyetir tersebut langsung sadar dan ingin mengerem mobilnya namun, naas ternyata rem mobil tersebut blong.
pria tersebut panik karena di depan ada sebuah jurang yang belum ada yang tau berapa kedalamannya.
istrinya yang juga sudah panik langsung memeluk erat tubuh mungil bia. anak kecil itu yang tidak tau apa-apa hanya membalas pelukan mommy nya.
citttt
brakk
mobil tersebut terjun bersama dengan orang yang berada di dalamnya.
...***...
tok
tok
tok
"permisi nona " ucap seorang yang dari ambang pintu sambil membungkukkan tubuhnya memberi hormat.
orang yang dipanggil tersebut membalikkan kursinya menghadap orang yang memanggilnya yang tak lain ada sekretaris pribadinya dan juga menjadi orang kepercayaannya. Aksa juanta, cowok jangkung berumur 25 thn,dari keluarga juanta yang menjadi orang kepercayaan keluarga cristina dari mulai kakek aksa, ayah aksa dan sekarang aksa yang di percayakan untuk mendampingi cristina.
"ada apa aksa?" ucap cristina tenang sambil menatap sekretaris nya dengan tatapan andalannya yaitu tajam dan menyelidik.
"saya membawa informasi yang sangat penting nona" ucap aksa mulai mendekati tuanya dan duduk didepan kursi tuanya.
"apakah itu?"
aksa mulai menunjukan layar komputernya dan menunjukkan beberapa data-data.
setelah melihat data-data tersebut raut wajah cristina yang semula tenang menjadi sangat emosi, rahangnya mengeras menunjukkan urat-urat halus, wajahnya merah padam menunjukkan dia sangat emosi sekarang.
"bangsat!"
leptop yang ada didepannya langsung dilemparkan, hingga tidak berbentuk untuk melampiaskan emosi yang sudah menggebu-gebu.
"tenang nona" ucap aksa mencoba menenangkan cristina yang sudah seperti orang kesetanan.
"bagaimana saya bisa tenang aksa?" bentak cristina yang masih emosi.
"emosi tidak akan menyelesaikan masalah nona"
ucap aksa lagi membuat cristina terdiam dan mulai mengatur emosinya.
"jadi, apa yang harus saya lakukan?" tanya cristina yang sudah bisa mengatur emosinya.
"balas dendam!"
cewe yang masih umur 22 thn ,dengan rambut sepinggul bergelombang, dengan wajah yang sangat cantik, memiliki mata biru, alis yang lentik dan bibir yang sangat indah, kulit putih mulus dan body bak model itu langsung terduduk.
aksa bisa tau jika tuanya sedang memikirkan sesuatu.
"jatuhkan dan hancurkan!" ucap cristina dengan seringai membuat siapa saja yang melihatnya bergidik ngeri.
***
memimpin sebuah organisasi tidaklah mudah apalagi dunia gelap yang isinya orang-orang yang tidak punya hati nurani jika sedang bersaing.
Cristina deana, seorang perempuan pertama yang bisa memimpin sebuah organisasi dunia gelap. mempunyai otak jenius dan licik membuat dia terpilih menjadi pemimpin mafia yang bernama BlackRose. usianya yang masih sangat muda membuat dia kadang dipandang sebelah mata.
namun, jika dia sudah bertindak semua akan rata ditangannya sendiri. memiliki otak yang licik membuat dia susah untuk di lacak atau sekedar mengenal wajahnya. hanya keluarga nya yang tau dan aksa.
dan juga memimpin sebuah perusahaan. membuat banyak yang ingin Memperistri cristian. namun, dia masih mempunyai cita-cita dan tujuan yang masih belum tercapai.
***
Arya mahendra, cowok jangkung memiliki paras yang rupawan, alis tebal, rahang yang tegas, memiliki mata coklat yang menawan, bibir tipis, tinggi 180 cm,umurnya 23 thn. membuat dia dikagumi oleh kaum hawa. selalu gonta ganti pasangan setiap malamnya. ahli waris mahendra grup. dengan kekayaannya dia selalu merendahkan orang yang berada di bawahnya.
Lucas Ertgalio sahabat Arya yang memiliki kepribadian yang susah di tebak.cowok jangkung yang tak kalah ganteng dari Arya, selalu tenang dalam menyelesaikan masalah, memiliki wajah tampan namun selalu menunjukkan wajah datarnya. pencari informasi yang handal, namum tidak akan mampan untuk seorang Cristina deana.
ketiganya dipertemukan dengan situasi yang sulit. ana/Cristina yang menyamar menjadi cleaning servis dan penampilan yang cupu membuat dia selalu di bully orang-orang kantor.
Sebuah gedung besar didepannya membuat seseorang menghela nafas jengah, hari ini adalah hari pertama masuk kerja di sebuah perusahaan yang besar. mahendra grup nama tersebut terpampang jelas di depan gedung tersebut.
banyak karyawan yang melihat dia dengan berbagai macam tatapan. Ana Queenna, yah dia yang sekarang berada di depan gerbang perusahaan tersebut. penampilan nya yang sangat cupu membuat banyak yang menatap nya mengejek, bahkan menghinanya secara terang-terangan.
rambut di cepol dua, gigi yang sedikit maju,dan jangan lupa kaca mata yang membuat penampilan nya sangat cupu.
"ngapain ni orang cupu disini?" ucap seorang karyawan perempuan sambil mendekati ana, membuat semua yang ada di parkiran tersebut menoleh.
Ana yang mendengar itu hanya menatap datar kepada karyawan di depannya yang berpenampilan bak tante girang. make up tebal, bibir semerah darah, baju yang sengaja di ketakkan membuat lekuk tumbuhnya terpampang jelas, rok di atas lutut yang juga ketat.
Tia dwinata tag nama yang dibaca ana di kartu karyawan yang dipakai Tia.
"lo mau mulung atau ngemis disini?"
"hahahhahah"
tawa menggema di parkiran tersebut, semua karyawan yang berada di sana menertawakan penampilan ana. Ana hanya meresponnya dengan wajah datar, sungguh dia tidak peduli tentang pandangan orang terhadapnya.
tin
tin
suara kelekson mobil membuat antensi semua orang yang berada di sana teralihkan termasuk Ana.
"anda tuli?, minggir." pekik seseorang dari rombongan tersebut, ditunjukkan kepada Ana yang masih diam di tempatnya.
Ana yang terkejut karena pekikan tersebut reflek bergerak kesamping memberi jalan terhadap rombongan tersebut.
beberapa mobil mewah mulai memasuki kawasan perusahaan, karyawan yang berada di sana langsung menunduk hormat dan memberikan jalan.
setelah memberi hormat semua karyawan langsung pergi dengan cepat seperti orang ketakutan. namun, berbeda dengan ana yang masih tetap di tempat nya.
seorang pria paruh baya keluar dari mobil tersebut dengan di dampingin banyak Boydigrat. ana berdecak kagum melihat ketampanan yang masih melekat di wajah pria paruh baya tersebut.
"ck, menolak tua." guman ana di dalam hati.
dengan gagah dan berwibawa pria tersebut memasuki gedung perusahaan dan masih di dampingin oleh Boydigrat di kanan dan kirinya.
aura yang di keluarkan pria tersebut sungguh sangat mencekam. banyak karyawan yang menyapa nya dengan hangat namun tidak satupun di respon.
ana yang sudah sadar dari kekagumannya memutuskan untuk segera pergi dari sana. sekarang, tujuannya adalah ruang HRD untuk memberikan formulir pendaftaran.
***
Ana sudah lama berputar putar mengelilingi perusahaan tersebut yang sangat luas, namun dia tidak menemukan ruangan yang dia cari.
karena lelah dia memilih untuk beristirahat di taman dekat taman yang berada di samping kantin. kenapa dia tidak menanyakan kepada karyawan lain?.
jawabannya, karena malas sungguh dia malas melihat tatapan yang di layangkan terhadapnya membuat Ana malas untuk bertanya.
"lo anak baru?"
tanya seseorang perempuan membuat Ana mendongak. cewe yang memiliki wajah cantik dengan rambut se punggung yang tergerai indah, mempunyai mata coklat dan ginsul, tersenyum manis kepada Ana.
cewe tersebut langsung duduk di samping Ana tampa permisi.
"lo anak baru yah disini?" tanya lagi membuat Ana mengerjap polos.
"iya aku disini anak baru."
"ih, gak usah manggil aku kamu, manggil lo gue aja" ucap cewe tersebut masih dengan senyum manisnya.
"eh iya" ucap Ana sambil tersenyum paksa, dia bisa menilai jika yang disampingnya adalah orang baik.
"kenalin, gue grace. grace antara" ucap grace sambil mengangkat tangannya untuk berjabat.
ana yang melihat itu menerima jabatan tangan tersebut dengan senyum tipis.
"Ana Queenna."
"oke, sekarang lo jadi sahabat baru gue" ucap grace dengan antusias masih dengan senyum indahnya.
"mm.. lo, gak malu temenan sama gue?" ucap Ana, masih tidak percaya terhadap cewe yang di sampingnya.
"buat apa malu?" ucap grace bingung.
"yah... gue kan cupu, jelek gak pantas temenan sama lo yang cantik" ucap Ana lesu.
"hahahhah, ya elah na, gue mah gak mandang fisik kalo temenan" ucap grace dengan tertawa.
"nih ya, entah kenapa setelah gue lihat lo gue ngerasa deket gitu!"
"kayak sahabat yang udah lama terpisah dan dipertemukan lagi" ucap grace membuat Ana mengembangkan senyum tipis.
"makasih ya." ucap Ana.
grace mengankat alisnya bingung. "baut apa na?"
"lo udah mau temenan sama gue" ucap Ana polos membuat grace tertawa lagi.
"ya elah na, gak papa kali. lo mah, kayak baru kenalan aja." ucap grace membuat Ana tertawa kecil.
"eh, lo ngapain di sini?" ucap grace tiba-tiba setelah menghentikan tawanya.
"mm.. gue mau lamar kerja disini!" ucap ana.
"lah? lo mau ngelamar kok disini?" tanya grace bingung.
mendengar itu ana sedikit malu, pasalnya dia tidak tau ruang HRD dimana.
"mm.. gue gak tau ruang HRD dimana!" cicitnya polos membuat grace menyemburkan tawanya.
"astaga ana, gue pikir lo udah ngelamar. makanya disini!" ucap grace membuat ana menggeleng polos.
"tapi kok lo gak nanya sama karyawan disini?" tanya grace.
"nanya kek mana? orang mereka aja liatin gue kayak lihat setan!" ucap ana lesu membuat grace merasa bersalah.
"maaf ya na, gue gak maksud nyinggung lo." ucap grace membuat ana mengembangkan senyum tipis nya.
"lo, gak salah ko grace. mereka aja yang sok kecantikan." ucap ana membuat grace tertawa kecil.
"iyah deh, iya. jadi lo blom ngelamar?" tanya grace membuat ana menggeleng.
"oke, karena gue sahabat yang baik hati dan perhatian! gue bakal antar lo ke ruangan HRD." membuat ana menatap grace berbinar.
"makasih, grace. lo emang baik." ucap ana tulus membuat grace tersipu.
"lo ah, bisa ajah. gue emang baik kok." ucap grace bangga membuat ana menyesal sudah memuji.
"yok, gua anter keburu tutup lamaran nya." ucap grace membuat ana mengangguk dan mengikuti grace yang sudah duluan bangkit dan berjalan.
***
sambil berjalan, grace banyak bertanya kepada Ana.
"lo, tinggal dimana na?" tanya grace.
"gue tinggal di kontrakan deket sini" ucap Ana sekenanya.
"lo? gak tinggal sama ortu lo?"
Ana tersenyum tipis mendengar penuturan grace.
"orang tua gue udah meninggal!" ucap Ana terdengar pilu. grace yang mendengar itu langsung tidak enak hati. sungguh dia tidak bermaksud menyinggung perasaan Ana.
"maaf na, gue gak maksud nyinggung perasaan lo" ucap grace tidak enak sambil merangkul pundak Ana.
Ana terkekeh kecil. "gak papa, gue tau kok."
setelah sampai di depan ruangan yang mereka tuju, grace melepaskan rangkulan nya. mereka berdua mengetuk pintu dua kali dan masuk bersama.
tok
tok
"permisi pak" ucap grace sopan membuat pak mumu selaku HRD, menoleh ke arah pintu melihat siapa yang datang.
pria paruh baya yang mungkin sudah berumur 40 tapi masih tampan, dengan memakai kaca mata, dia melihat kedatangan dua gadis ke ruangannya. yang satu dia kenal siapa dia.
"eh, ada apa? kalian berdua duduk dulu" ucap pak mumu mempersilahkan grace dan ana duduk.
"heheh, ini pak saya cuman mau nganterin orang yang mau ngelamar di perusahaan." ucap grace lagi setelah duduk di depan HRD tersebut.
"oh iya, kamu yang namanya, Ana Queenna kan?" tanya pak mumu yang di angguki oleh ana.
"iya pak. saya ana." ucap ana sopan.
"saya sudah melihat surat lamaran yang kamu kirimkan hari itu." ucap pak mumu sambil mengotak atik leptop yang ada di depannya.
"kamu, kamu terima sebagai cleaning servis di perusahaan kami." ucap pak mumu membuat ana mengangguk.
"mulai besok, kamu sudah bisa bekerja. ingat ana, kami tidak membutuhkan orang pemalas, jika kamu masih mau kerja di sini, rajinlah bekerja." ucap pak mumu membuat ana mengangguk.
"baik Pak saya akan bekerja dengan giat." ucap ana dengan semangat.
"saya pegang kata-kata kamu, saya tidak akan segan untuk mengeluarkan karyawan yang tidak disiplin." ucap pak mumu pedas membuat ana sedikit takut.
"ba.. ik pak." ucap ana gugup.
grace hanya menyimak tidak mau ikut campur. pak mumu mengangguk dan memberikan selembar surat kepada ana.
"isi formulir nya besok bawa ke saya." ucap pak mumu membuat ana mengangguk lagi.
"ya sudah, tidak ada lagi kan yang harus di tanyakan!" ucap pak mumu membuat kedua gadis di depannya menggeleng polos.
"kembalilah bekerja, ingat saya tidak segan segan memecat orang yang tidak disiplin."
grace dan ana yang mendengar itu langsung bangkit.
"oke pak, Terima kasih atas waktunya." ucap grace membuat pak mumu mengangguk.
"kami permisi pak, semoga harinya menyenangkan." ucap ana dan langsung pergi di ikuti grace di belakang nya.
pak mumu hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan ana.
sesampainya di kantin yang berada di kantor tersebut grace menawarkan untuk makan siang terlebih dahulu. karena sekarang jam makan siang dan ana yang sudah lapar hanya mengangguk.
disinilah mereka sekarang di kantin di meja paling pojok pilihannya grace.
"jadi, lo besok bakal kerja disini!" ucap grace sambil menyeruput jusnya. ana hanya mengangguk, karena sekarang dia lagi mengunyah baksonya.
"berarti tiap hari kita ketemu dong!" ucap grace lagi dan ana hanya mengangguk.
"yes, sekarang gue punya teman cewe." ucap grace antusias membuat ana mengerutkan keningnya.
apa tadi? teman cewe? berarti sahabat baru nya ini tidak memiliki teman cewe selain dirinya.
"emangnya? lo ngak punya teman cewe grace!" tanya ana membuat grace menggeleng polos.
"gue, gak punya temen cewe na. gue.. gak tau kenapa susah nyari teman cewe." ucap grace lesu membuat ana tersentuh.
ternyata kadang temanan itu tidak mandang fisik, lihat grace yang cantik memiliki bodi yang aduhai dan mungkin dia jadi karyawan yang penting di sini. tapi lihat, dia tidak mempunyai teman cewe. atau mungkin grace milih milih kawan. memikirkan hal tersebut membuat ana pusing.
"jadi, gue teman cewe pertama yang lo punya?" tanya ana penasaran.
"sebenarnya sih gue punya teman cewe satu." jeda.
"tapi itu dulu sekarang dia udah berubah, gue gak tau kenapa dia berubah." ucap grace lesu. ana mengelus punggung kecil cewek itu untuk memenangkannya.
"yaudah lah, gue kan udah disini jadi kawan lo." ucap ana membuat grace tersenyum tipis.
"gue gak mau kehilangan kawan gue lagi." ucap grace dan langsung memeluk ana tanpa rasa jijik.
"cup cup cup." ucap ana sambil menepuk-nepuk punggung grace pelan. keduanya berpelukan agak lama.
grace melepaskan pelukannya dan beralih menatap mata ana yang menurutnya indah dan cantik.
"lo sebenarnya cantik na." ucap grace membuat ana bingung harus berekspresi seperti apa.
"cantik disini." ucap grace sambil menunjuk hati ana.
"lo emang gak cantik dari luar, tapi.. lo cantik di dalam. hati lo baik!" ucap grace lagi membuat ana mengembangkan senyum manisnya.
"lo ah, gue jadi malu anjir." ucap ana sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
grace yang melihat itu tertawa ngakak, menurut nya ana lucu ketika salting.
"eh na, bagi no HP lo dong." ucap grace setelah menyelesaikan tawanya.
ana yang mendengar itu perlahan menurunkan tangannya dan mulai serius.
"nih, HP no gue catat aja." ucap ana memberikan HPnya yang di terima oleh grace.
"udah, nih HP lo. sv yah WA gue mana tau lo butuh kapan kapan." ucap grace sambil mengembalikan HP ana. ana hanya mengangguk.
"oke kalau gitu, gue mau lanjut kerja dulu. nanti gue di omelin sama pak mumu." ucap grace membuat ana tertawa kecil.
"yaudah, semangat say. aku bantu dari sini." ucap ana membuat grace bingung.
"bantu dalam doa maksudnya." lanjut ana membuat mereka berdua tertawa.
"ok sip. lo juga hati hati nanti pulangnya." ucap grace lalu bangkit.
"siap nona grace." ucap ana sambil menghormat bak tentara membuat grace tertawa lagi.
"bye bye, gue kerja dulu." ucap grace dan langsung pergi meninggalkan ana.
ana tersenyum tulus, sungguh dia baru kali ini berteman dengan orang seperti grace.
"gua bakal ingat lo grace." ucapnya lalu bangkit dan langsung pergi.
***
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!