Pernikahan adalah ikrar antara dua insan yang saling mencintai. Di resmikan baik itu secara agama dan hukum. Untuk membina sebuah rumah tangga yang bahagia. Memiliki anak anak yang lucu dan menggemaskan hingga membesarkan mereka sampai tua, sampai nanti dan sampai mati. Itulah semua harapan sepasang pengantin yang menjadi suami istri yang penuh dengan rasa cinta kasih.
Siapa pun pasti memiliki impian sebuah pernikahan yang sakral. Di laksanakan secara mewah menjadi raja dan ratu sehari atau di laksanakan secara sederhana. pernikahan yang di saksikan langsung dari kedua belah pihak mempelai wanita dan pria, sanak saudara dan juga teman-teman terdekat. Karena siapa pun di dunia ini pasti menginginkan sebuah pernikahan yang terjadi hanya satu kali dalam kehidupannya. Begitu juga nissa.
"Mari kita bicara" ucap seorang pria dewasa yang kini resmi menjadi seorang suami dan telah melepas masa dudanya setelah sekian lamanya.
Setelah tadi pagi ada dua pasang pernikahan sekaligus dalam waktu yang sama di tempat yang sama di lakukan di salah satu masjid yang ada di kota malang. Mempelai perempuan pun langsung di boyong ke rumah mempelai pria.
Setelah memasuki ruang kerja, mereka langsung duduk berhadapan di sebuah sofa yang berjarak kan meja sebagai pembatas di antara gadis yang sudah berstatus istri dan lelaki yang telah berstatus suami setelah melafal ijab qobul.
Hening
"Aku tidak tahu harus bagaimana. Tapi kini aku dan kamu telah menikah karena permintaan bunda ku. Dan ku lakukan demi adik ku dan itu pun tanpa persetujuan anak ku" ucapnya setelah keheningan menenggelamkan raga Nissa yang bergemuruh. Nissa hanya bisa menundukkan wajahnya. Bukan karena takut tertindas tapi karena rasa sungkan dan rasa tidak nyaman.
"Aku tidak tahu bagaimana kedepannya hubungan kita. sejak awal aku sudah tidak pernah berniat untuk menikah lagi apa lagi putri ku sangat sulit menerima orang yang di jodohkan dengan ku" pria dewasa itu menjeda ucapannya. "Belum lagi jarak usia kita yang terlampau jauh" pria itu diam sambil menghela nafas kasar. "Kamu bahkan lebih pantas menjadi anak ku. "Temukan kebahagiaan mu dan katakana apa keputusan mu nanti" ucapannya jelas tidak Nissa pahami alurnya bagaimana.
"Apa om akan membuat surat perjanjian kontrak pernikahan?" tanya Nissa yang langsung menatap tepat ke sorot ke dua manic dengan berani yang entah sejak kapan pria yang sudah berstatus suami menatap nissa dengan sulit di artikan apa arti tatapannya.
"Aku tidak akan melakukan itu. Karena pernikahan bukan lah sebuah bisnis yang harus terikat kontrak"
"Lalu?"
Pria didepan Nissa itu menghela nafas berat. "Aku hanya tidak ingin menjadi penghalang dan merusak masa depan sahabat adik ku hanya karena pernikahan hasil perjodohan ini. Kita adalah dua insan yang sama sama tidak saling mencintai. Kita tidak perlu mengumumkan pernikahan ini agar kamu tetap aman dan nyaman dan aku sudah mengatakan hal ini kepada keluarga ku. Jadi jika kamu nantinya telah menemukan orang yang tepat jangan pernah sungkan untuk bicara pada ku. Akan aku urus semua agar kamu terlepas dari ikatan ini"
"Baru beberapa jam yang lalu aku jadi istri sekarang sudah terbayang jadi janda" batin Nissa. "Apa ada lagi?" tanya Nissa.
Siapa pun pasti tidak menginginkan jika pernikahannya berakhir dengan ketok palu di pengadilan agama. Tapi berbeda dengan pernikahan ini. Pria di depan Nissa ini begitu berbeda, dia sepertinya mau mempertahankan demi keluarganya dan mau di tinggalkan jika yang di ajak sandiwara sudah enggan.
"Aku dan kamu harus menunjukkan kepada ke dua keluarga kita kalau hubungan kita baik-baik saja sebagai suami dan istri jadi…" ucapannya terhenti sepertinya ia ragu untuk melanjutkan. Yusuf menghela nafas berat. "Maaf jika aku tidak bisa memberikan impian pernikahan yang umumnya di idamkan setiap wanita. Karna hanya ini yang bisa ku lakukan"
Nissa yang mendengar ucapannya pun tak mampu membalas. Jujur saja meski pun Nissa belum memiliki rancangan pernikahan seperti apa yang ia ingin kan, hati Nissa tak begitu terasa sakit apa lagi laki-laki di hadapannya ini bersikap baik. Di luar ekspektasi yang mungkin Nissa kira akan di perlakukan secara kejam. (Nissa mungkin bucin seperti author suka baca novel laki-laki kejam berakhir bucin).
Yusuf dzuhairi Sucipto itulah nama laki-laki yang kini menjadi suami Nissa. Usianya 38 tahun hampir dua kali lipat usia Nissa yang kini baru 20 tahun.
Bersambung...
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak ya sayang kesayangan ❤️ kasih like dan komennya 💋 tab favorit juga ya ❤️
Seorang gadis yang memiliki kulit putih dengan rambut panjang hitam sampai ke pinggang. Berparas cantik ayu khas jawa dengan tinggi badan 165 cm. Paras yang membuat orang tak akan pernah bosan memandanginya itu bernama Zakia Nissa Wardani.
Semua orang memanggilnya Nissa. Nama yang cantik dan anggun bukan. Jangan membayangkan Nissa itu wanita yang kalem dan lemah lembut berbeda dengan Nissa yang saat ini masih berusia 20 tahun.
Nissa adalah gadis tomboi, periang, mudah bergaul, Hubble. Gadis yang pintar bela diri ini menjadi anak satu satunya sejak kakaknya dan kakak ipar nya mengalami kecelakaan saat kakaknya hamil tua. Beruntung anak di dalam kandungan kakaknya masih bisa di selamatkan.
Amira putriana, bocah kecil yang sekarang usianya masih 3 tahun itu adalah cucu dari pasangan suami istri Jumiasih dan Jaya Handoko.
Meski bukan dari keluarga sultan alias kaya raya namun keluarga Jaya Handoko memiliki usaha warteg yang memiliki beberapa cabang yang tersebar di kota Malang. Masih cukup untuk menghidupi keluarganya.
"Nissaaa…" Jumiasih memanggil Nissa dengan suara sedikit berteriak.
"Iya bu" jawaban Nissa sambil berlari keluar dari kamarnya.
"Cepat panggil bapak mu sama Mira tadi katanya keluar beli gorengan sampek sekarang belum pulang juga" perintah Jumiasih yang kesal menunggu suaminya sejak tadi nggak pulang-pulang. "Beli gorengan aja hampir dua jam lebih" gerutu Jumiasih.
"Enggeh bu" jawab Nissa langsung berjalan keluar sambil menguncir rambut panjangnya seperti ekor kuda.
"Mau kemana nduk?" tanya Jaya yang masih menggendong Amira.
"Mau nyusul bapak lah. Sini Mira sama bubun aja" ucap Nissa sambil mengambil Amira dari gendongan bapaknya. Bubun adalah panggilan amira ke Nissa karena Nissa nggak mau di panggil bibi. Alasannya Nissa masih muda dan imut masak udah dipanggil bibi.
"Loh mana pak gorengannya?" tanya Jumiasih yang melihat suaminya datang dengan tangan kosong.
"Gorengannya sudah habis bu. Kesiangan kayanya bapak belinya"
"Lah gorengannya habis kok jam segini baru pulang?" dumel Jumiasih.
"Tadi mau langsung pulang tapi ketemu pak RT di jalan jadi ngobrol dulu"
"Ohhh…" Jumiasih sambil mangut-mangut. "Nissa cepet suapi Mira dulu" perintahnya.
"Enggeh bu" jawab Nissa sambil mengambil nasi ke dalam mangkok lalu sayur bening dan ikan goreng.
"Ayo mira baca doa dulu" Amira yang memang sudah hafal bacaan doa pun langsung membaca dengan suara khas anak kecil yang masih terdengar cadel.
Setelah sarapan pagi selesai Nissa langsung bersiap untuk pergi ke kampus.
"Nduk sudah mau berangkat?" tanya Jumiasih pada anak gadisnya yang menggunakan celana jeans panjang warna hitam dan kaos oblong lalu di balut dengan kemeja yang tidak dikancingkan bajunya tak lupa dengan rambut khas kuncir ekor kuda.
"Enggeh bu. Ini masih nunggu ojol" jawab Nissa sambil memperhatikan ponselnya. "Oh iya bu nanti Nissa pulangnya agak sore mau kerja kelompok di rumah Adam sama Luna juga" pamit Nissa.
"Iya yang penting anak gadis jangan pulang sebelum magrib"
"Enggeh bu. Eh ojolnya sudah di depan bu, Nissa berangkat dulu" lalu mencium punggung tangan Jumiasih. "Assalamualaikum"
"Waalaikum salam"
Nissa hendak lari setelah Jumiasih menjawab salamnya namun saat sampai pintu utama ia kembali menghampiri jumiasih.
"Ada yang ketinggalan nduk?" tanya Jumiasih.
"Bapak kemana bu?"
"Nggak tau tadi keluar sama Mira sudah sana berangkat nanti ke siangan"
"Enggeh bu"
"Hati-hati"
"Enggeh bu" teriak Nissa lalu berangkat.
"Nissa mana bu?" tanya Jaya yang baru pulang entah dari mana.
"Sudah berangkat kuliah dari tadi pak" jawab Jumiasih sambil menonton acara gossip.
"Ini Mira sama mbah uty ya mbah kung mau mandi dulu" Jaya langsung berlalu ke kamar.
"Mila mau mandi juga" ucap Amira.
"Sini Mira mandi sama mbah uty"
"Mau main ail mbah"
"Iya ayo main air tapi ndak boleh lama-lama loh ya" tanpa menjawab Amira menganggukkan kepalanya semangat.
Bersambung...
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak ya sayang kesayangan ❤️ kasih like dan komennya 💋 tab favorit juga ya ❤️
Yusuf Dzuhairi Sucipto adalah anak dari pasangan suami istri bernama Ningsih Arumi dan Iman dzuhairi Sucipto pemilik empat stasiun televisi. Ibu dari pria yang kini usianya 38 tahun itu telah meninggal dunia sejak usianya 5 tahun Karena serangan jantung.
Setelah 100 hari meninggalnya sang istri, Iman menikahi adik kandung mendiang istrinya yang bernama Wati Diningrum. Mereka dikaruniai anak bernama Adam Dzuhairi Sucipto yang kini berusia 24 tahun. Karena sewaktu sekolah Adam kebanyakkan tingkah, diusianya yang kini seharusnya sudah bekerja membantu Yusuf. Namun ia masih kuliah untuk menyelesaikan S1 nya.
Yusuf sendiri sudah pernah menikah muda di usianya yang masih 17 tahun. Karena gaya pacarannya yang bebas hingga membuat kekasihnya yang bernama Erlin Naura Hidayat hamil diluar nikah pada saat usianya masih 20 tahun. Entah bagaimana ceritanya anak SMA tingkat akhir berpacaran dengan mahasiswi cantik dari sebuah universitas terbaik di kota Malang.
Yusuf dan Erlin di karuniai anak perempuan bernama Reina dzuhairi sucipto. Gadis cantik yang sangat di manja oleh Yusuf ini sudah berumur 20 tahun. Reina yang biasa di panggil Rere ini telah ditinggalkan ibunya untuk selama-lamanya sejak usianya masih 3 tahun. Erlin mengalami kecelakaan tunggal kala ia akan berangkat ke kantor.
Reina adalah anak yang begitu dimanja oleh keluarga ini. Meskipun Yusuf sang ayah sangat jarang meluangkan waktu untuk putri tunggalnya itu namun Yusuf selalu menuruti apapun permintaan sang putri. Permintaan dalam hal materi karena dalam hal kasih sayang sangat disadari oleh Yusuf, ia kurang memiliki waktu untuk sang putri karena harus meneruskan perusahaan DS Group.
Termasuk masalah calon istri sang ayah. Entah sudah berapa kali Wati sang ibu menjodohkan Yusuf dengan wanita anak teman arisan namun jika Reina tidak setuju maka Yusuf pun enggan melanjutkan ide perjodohan sang ibu yang begitu sangat menyayanginya. Yusuf hanya akan menikah jika putrinya merestuinya, itulah janji Yusuf pada Reina.
"Oma…" ucap Reina sambil memeluk Wati dengan manja.
"Kenapa sayangnya oma" sambil mengecup pipi mulus sang cucu.
"Ayah kapan pulang ke Malang? Rere kangen"
"Tiba-tiba aja cucu oma kangen ayah nih" goda Wati sambil menarik hidung Reina.
"Itu pasti ada maunya bun" celetuk Adam yang baru saja ikut nimbrung diruang keluarga.
"Apaan sih om sok tau banget" ucap Reina menepis ucapan Adam.
"Memangnya cucu oma pengen apa sih?"
"Eemmm… pengennya minta sama ayah aja"
"Mau kuliah nggak kamu Re?" tanya Adam.
"Ya kuliah lah om"
"Ya udah ayo cepet. Jangan nemplok terus sama bunda ku" usir Adam sambil menarik Reina dari pelukan ibunya.
"Ih males lah aku berangkat sama om oma. Rere nanti minta antar sopir aja. lagian masih pagi gini ngapain sih om sok rajin banget udah ke kampus?"
"Ada urusan. Ya udah aku berangkat dulu bye..." ucap Adam sambil melangkah kan kaki ke luar rumah.
"Woooiii..." teriak Reina nggak tanggung-tanggung. "Pamit dulu sama oma ku" teriak Reina.
"Oh iya lupa" Adam pun langsung salaman dan mencium tangan ibunya. "Assalamualaikum bunda tersayang"
"Waalaikumsalam. Hati-hati nak"
"Iya bun"
Setelah melihat Adam berlalu pergi Reina pun langsung beranjak menuju kamarnya untuk bersiap berangkat ke kampus.
Saat Wati sedang melihat berita di televisi tiba-tiba ponselnya berdering.
"Yusuf" gumam Wati sambil tersenyum melihat nomor anak kesayangannya menelfon. "Assalamualaikum nak"
…
"Kapan?"
…
"Sore. ya sudah hati-hati ya"
…
"Iya pasti. Bunda kan kangen sama anak bunda ini"
…
"Waalaikum salam"
"Siapa oma yang telfon kok langsung berseri-seri seperti orang jatuh cinta" tanya Reina yang lebih tepatnya meledek Wati.
"Huuss… oma sudah tua mana sempat mikir cinta-cintaan. Tapi kalau cinta untuk nyariin istri ayah mu oma pasti cepat mikirin dengan baik sangat baik bahkan"
"Bahas ini terus. Ayah itu cuma milik Rere oma"
"Tapi ayah mu itu masih muda Re"
"Ayah sudah tua oma, sudah mau 40 tahun"
"Tapi wajahnya masih kaya ABG kan Re" puji Wati berlebihan.
"Iya sih. Tapi tetep kalau Rere nggak setuju dengan pilihan oma ayah tetep nggak boleh nikah. Rere berangkat kuliah dulu oma. Assalamualaikum?"
"Waalaikumsalam" Reina langsung pergi keluar rumah. "Tumben nggak cium pipi. Dasar Reina selalu marah kalau menyangkut ayahnya untuk nikah lagi" gumam Wati.
"Ayo pak jalan" ucap Reina setelah masuk ke dalam mobil.
"Baik non"
"Pokonya selamanya ayah nggak boleh nikah. Ayah Cuma milik Rere. Kalau ayah nikah pasti ayah akan lebih sayang sama istri barunya dan Rere pasti semakin sulit mendapatkan waktu ayah" batin Reina dengan mata yang nampak berkaca-kaca.
Bersambung...
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak ya sayang kesayangan ❤️ kasih like dan komennya 💋 tab favorit juga ya ❤️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!