NovelToon NovelToon

Menikahi Pewaris Tunggal

Sahabat Kecil

Bersiap siap untuk membuka toko nya, Kirana mengikat rambut panjang nya dengan sembarangan.

"Kring kring kring." suara pintu toko berbunyi ketika ada yang membuka nya.

"Selamat datang..." segera kirana menghampiri kedepan pintu, dengan kaget nya kirana melihat siapa yang datang.

Kiran berlari dan tersenyum lalu memeluk lelaki yang barusan datang " Rendy, sejak kapan kau pulang dari london?." jerit Kiran dengan girang.

" Hhm sejak kapan ya, mungkin sejak sejam yang lalu." sahut Rendy dengan senyum usil nya.

Ya benar Rendy adalah sahabat kiran dari sejak kecil, mereka sudah seperti kakak adik, walau terkadang rendy suka sekali menjaili kiran. Tapi sejail apapun rendy terhadap nya kiran selalu memaafkan rendy, karena dia tahu bahwa Rendy sangan peduli kepadanya daan Nenek Rosma.

" Kenapa kau langsung datang kesini kalau baru datang sejam yang lalu? apa kau tidak lelah? atau nanti ada yang marah marah kepadaku." Tukas kiran dengan wajah sedikit cemberut, karena tau apa yang akan terjadi.

"Ha ha ha, aku tau kau akan begitu Kiran, aku kesini untuk membeli bunga dan memberikan oleh oleh untukmu dan nenek." Seraya Rendy memberikan papper bag yang ada di tangan nya kepada kiran.

" Aku akan memberi kejutan kepada seseorang." dengan senyum jailnya, Rendy melirik ke arah Kiran seperti sedang merencanakan sesuatu.

"Baiklah, terserah kau saja, yasudah tunggu disini aku akan membuatkan bunga yang indah untukmu." Kiran berjalan ke belakang untuk merangkaikan bunga.

Nenek berjalan dari arah belakang menuju ke dalam toko, " Astaga sayang kapan kau kembali." Nenek sedikit berteriak dan tersenyum melihat rendy yang sedang duduk memainkan ponsel nya.

" Hallo wanita cantik, aku rindu sekali kepadamu." Rendy menghampiri nenek dan memeluk nya erat.

" Aku baru saja kembali nek dan langsung kesini karena aku sangat merindukan mu." Jawab Rendy dengan menyiratkan senyum termanis nya.

"Bohong nek dia kesini karena membeli bunga untuk kekasih nya." Potong Kiran yang baru saja datang dari belakang sambil membawa sebuket bunga yang cantik.

"Tidak nek aku memang sangat merindukan mu kok, tapi memang sekalian untuk membeli bunga, hehehe." Jawab Rendy dengan membantah tapi juga membenarkan kata kata Kiran,

Nenek tertawa gembira melihat tingkah dua sahabat itu " sudah sudah kalian ini kalau susah bertemu selalu bertengkar." Potong nenek untuk menyudahi pertengkaran kecil Kiran dan Rendy, yang sedari tadi saling menyindir dan mengolok satu sama lain.

" Ayo nak ke dalam dulu, Nenek bikinkan minum untuk mu." Nenek menggenggam tangan Rendy sambil menarik nya untuk mengikuti nenek berjalan.

"Baiklah nek, dadah Kiran yang galak, nenek mau memanjakan aku dulu" Tukas usil Rendy sambil mencibir ke arah Kiran.

"Kubiar kan kau hari ini karena baru kembali, lihat saja besok." balas Kiran sambil mengepalkan tangan ke arah sahabat nya itu. kiran pun tersenyum karena tingkah Rendy yang usil kepadanya itu.

Ya begitu lah mereka bersahabat, memang layak nya kakak beradik, jikalau jauh saling merindukan, tapi kalau dekat selalu bertengkar. Namun hal itu lah yang selalu membuat Kiran bahagia dan melupakan hal hal menyedihkan di hidup nya.

...

Sementara Rendy dan nenek berbincang bincang di dalam rumah, Kirana melanjutkan kembali pekerjaan nya yang tadi terbengkalai.

Beberapa pelanggan sudah datang silih berganti, dan Kiran melayani dengan sangat ramah dan senyuman. Hari hari Kiran memang selalu di habiskan untuk mengurus toko bunga nya bersama nenek.

Namun dibalik keceriaan Kiran, jauh di dalam lubuk hati nya selalu terselip kesedihan yang tidak dia tampak kan di depan Nenek maupun Rendy sahabat nya sendiri.

Terkadang dia sangat merindukan sosok Ibu yang telah melahirkan nya. sejak kecil Kiran belum pernah bertemu apalagi merasakan kasih sayang seorang Ibu.

Hanya Nenek dan sahabat satu satu nya lah harta paling berharga yang dimiliki Kiran. Mereka berdua selalu menjadi penyemangat hidup bagi Kiran.

Kiran dan Rendy berteman sejak dari kecil, mereka selalu mensuport satu sama lain.

Rendy selalu melindungi Kiran jikalau dia sedang di rundung oleh teman teman sekolahnya. Kiran menjadi bahan olok olok an teman nya karena tidak mempunyai Ibu.

Sejak dari saat itulah mereka bersahabat hingga sekarang, mungkin sampai nanti mereka tua.

...

"Permisi Nona." seorang pelanggan membangunkan Kirana dari lamunan nya.

"Maaf nyonya, ada yang bisa saya bantu?" Kiran menjawab dengan senyuman nya.

"Aku mau membeli bunga ini." pelanggan tersebut mengambil sebuket bunga yang telah tertata rapi di dalam keranjang.

Kirana adalah gadis yang ceria dan manis. Tubuh nya yang mungil dan kulit nya yang putih sehingga setiap orang yang melihat nya tidak bosan untuk terus memandangnya. Kirana tumbuh menjadi gadis yang mandiri dan tidak cengeng. Nenek telah mengajarkan vanyak tentang kehidupan kepadanya. Meski tumbuh tanpa kasih sayang orangtua nya, namun Kirana selalu menjadi anak yang sopan terhadap orang yang lebih tua darinya.

Kirana membuka papper bag yang diberikan Rendy kepadanya tadi. "Waaa... cantik sekali. Rendy memang selalu tau apa yang sedang aku inginkan." Ujar Kirana ketika melihat isi papper bag nya yang ternyata adalah sebuah sepatu kets. Kirana memang sangat suka memakai sepatu Kets.

Kirana memang lebih suka berpenampilan cuek, dia lebih sering menggunakan celana jeans, baju kaus, dan sepatu kets. Jarang sekali Kirana mengenakan pakaian yang feminim seperti dress dan sepatu Heels.

Rendy memang memberikan barang yang sesuai dengan selera sahabatnya itu. Rendy selalu menjadi sahabat yang terbaik untuk Kiran. Baginya Kirana sudah seperti adiknya sendiri. Padahal Kirana lebih tua dari nya 2 bulan. Namun ia selalu bersikap seperti layaknya seorang kakak. Walau terkadang malah dia yang bersikap seperti anak kecil yang sering menjaili dan membuat kesal Kirana.

Di dalam rumah belakang Rendy berbincang bincang dengan Nenek. "Kenapa nenek terlihat semakin muda saja sih. " Ujar Rendy usil menggoda nenek.

"Dasar anak nakal, jangan menggoda nenek seperti itu. Kau tidak lihat kulit nenek sudah keriput begini." Saut nenek memukul pelan lengan Rendy.

Mereka berdua berbincang sambil tertawa, terdengar sampai ke luar oleh Kirana. "Cihh, lihat itu kalau sudah ada Rendy. Aku sudah tidak diperhatikan lagi." Ujar Kiran yang sudah berdiri di depan pintu antara Toko dan Rumah belakang.

Rendy hanya mencibir mengejek pada Kiran, membuat Kiran semakin kesal melihatnya. Kirana kembali ke dalam toko sambil memaki pelan Rendy.

Nenek rosma hanya tersenyum melihat tingkah keduanya.

...

Hallo Readers,

Terimakasih sudah membaca karya author, selalu support author ya dengan Like dan Comment nya. Maaf apabila masih banyak Typo, Author masih dalam proses belajar. Mohon dukungan dan masukkan nya.🤗

...

Cemburu

Rendy meneguk Teh hijau yang di buatkan nenek untuk nya, bagi Rendy teh buatan nenek sangatlah berbeda. Entah lah walaupun dia membeli minuman di restoran mahal pun tapi rasanya beda dengan yang di buat nenek.

Rendy dan nenek berbincang sambil melepaskan kerinduan mereka berdua. sesekali terdengar nenek tertawa dengan ulah dan ucapan Rendy. Rendy adalah anak yang humoris dan sangat bisa mencairkan suasana.

"dret dret dret" tiba tiba ponsel Rendy bergetar dan malihat panggilan masuk disana, tertulis nama samira.

Rendy permisi sebentar ke nenek untuk mengangkat telepon nya, " Halo kekasih ku yang cantik" jawab Rendy dengan senyuman yang menyirat kan perasaan nya.

"Kau sedang dimana sayang, aku dengar dari mama mu kau kembali dari london, apa benar" saut wanita di seberang telepon dengan nada kesal.

" aah aku lupa memberi tahu mama untuk menyembunyikan dari mu" jawab Rendy dengan menepuk jidatnya.

"apaa? kenapa kau begitu padaku, apa kau tidak merindukan ku? apa kau membawa kekasih mu yang baru pulang" dengan nada kesal samira menodong Rendy dengan pertanyaan konyol nya.

" hhm bagaimana ya, nanti kau lihat sendiri saja" jawab Rendy dengan menahan tawa nya karena sengaja ingin membuat pacar nya itu marah.

" huhuhu kau sungguh keterlaluan Rendy, kau sudah tidak mencintaiku lagi" terdengar suara samira sesegukan karena menangis, mengira apa yang di pikirkan nya itu benar.

"hey sayang, kenapa kau menangis aku kan cuma bercanda," Rendy khawatir mendengar Samira menangis, karena dia tak menduga reaksi Samira berlebihan begitu.

"Lalu kau dimana sekarang, kenapa tak menemuiku setalah kau sampai di sini?" Samira kembali bertanya dengan perasaan curiga.

" Aku sedang di tempat nya Kirana sayang...." belum sempat Rendy menuntaskan perkataanyaa " tut..tut..tut.." samira sudah menutup telepon nya di ujung sana.

"huh dasar wanita itu, kenapa dia begitu imut nya sih dengan tingkah nya itu," gumam Rendy dalam hati dan tersenyum seakan tau apa yang akan di lakukan kekasih nya itu.

***

"kring kring kring" terdengar pintu toko terbuka, dan Kirana melihat siapa yang datang, ia pun menghela nafas.

" pasti se Rendy berulah lagi, dan lagi lagi aku yang akan kena dampak nya" gumam Kirana dalam hati sambil membalik kan mata nya.

"Kirana dimana kekasihku kau sembunyikan" ketus wanita itu, yaa yang datang memang Samira.

"Hay Sam, aku tidak menyembunyikan kekasihmu yang jail itu, coba lihat di rumag belakang" kirana dengan kesal mendengar tuduhan Samira.

lalu Samira berjalan berlalu meninggalkan Kirana, dan menuju Rumah belakang. "kau keterlaluan Rendy kenapa tak menemuiku dulu, kenapa kau malah ke sini" ketika Samira melihat Rendy duduk sambil meneguk minuman nya.

"sayang bukan begitu, aku kesini karena membelikan bunga untuk mu, aku mau memberi kejutan kepadamu dengan kedatangku sayang" jawab Rendy dengan menenangkan hati kekasihnya itu sambil merangkul mesra Samira yang sangat ia rindukan.

"huh tapi kau selalu menomor satukan kirana di banding aku, aku sangat kesal kepada nya" dengan wajah cemberut samira menuturkan kekesalan nya.

Rendy hanya tertawa tawa kecil melihat tingkah kekasih nya itu, dia sangat senang jika melihat Samira cemburu kepadanya, entahlah memang mungkin sifat Rendy yang selalu Jail kepada orang orang yang disayangi nya.

Nenek yang sedari tadi melihat tingkah mereka segera menengahi " sudah sudah, jangan bertengkar, nona cantik kau mau minum apa nak" nenek bertanya kepada Samira dengan Ramah.

"nenek maafkan aku mengganggu nenek, teh saja nek" samira tersenyum sungkan kepada nenek.

...

Pesanan

sudah sekian lama berbincang Rendy dan Samira pamit kepada nenek untuk segera pulang, nenek mengantar mereka berdua ke depan.

Kirana yang sedar tadi sibuk memotong tangkai2 bunga melihat Rendy dan Samira keluar dari rumah nya. " apa kalian berdua sudah mau pulang" tanya karina.

" iya Kiran aku dan Samira pulang dulu, nanti akan ku hubungi lagi kau, pokok nya aku mau mentraktirmu nanti" jawab Rendy kepada Kiran.

"apa kau mau mengajak kencan Kiran?" lirik sinis Samira kepada kiran.

"bukan sayang, kenapa kau menggemaskan sekali sh ketika cemburu begini" Rendy sambil mencubit lembut kedua pipi Samira.

"awas saja kau" ketus samira cemberut.

"ah sudah sana kalian, jangan ribut di toko ku" Kiran mendorong tubuh rendy dan Samira keluar toko nya.

"iya iya baiklah, sampai nanti kiran, dadah nenek" Rendy melambaikan tangan menuju mobil nya bersama Samira.

"huh dasar mereka berdua itu" gumam Kiran dalam hati sambil senyum senyum tipis.

***

Kiran baru saja balik dari taman belakang membawa beberapa tangkai bunga, dia tak tahu sudah ada pelanggan di toko nya.

"Halo nyonya, ada yang bisa kubantu" tanya Kiran ramah ke orang itu.

" Halo nona, aku kembali lagi" senyum ramah perempuan itu kepada Kiran. "hhm kemarin aku sangat menyukai bunga mu itu, aku kemari lagi untuk membeli bunga untuk ku tanam" perempuan itu berkata sambil melihat tanaman tanaman bunga indah itu.

"oh syukurlah kalau nyonya menyukainya, bunga seperti apa yang anda inginkan nyonya? " Kirana bertanya ramah ke perempuan itu.

"aku sangat menyukai tanaman mawar, apa kau ada bibit yang bagus untuk ku rawat nona?" perempuan itu bertanya dan menoleh ke arah kirana.

"tunggu sebentar nyonya akan ku ambil kan di taman belakang" seraya Kirana permisi ke belakang.

Tak lama berselang Kirana sudah kembali lagi dengan membawa tanaman mawar hidup di dalam pot. " bagaimana kalau ini nyonya, apa anda menyukainya?" kirana memperlihat kan tanaman nya ke arah nyonya itu.

"ah indah sekali, aku menyukai nya" seru nyonyo itu memandangi tanaman itu dengan senang. " baiklah aku akan membeli ini, tapi aku butuh agak banyak lagi, apa kau ada stok nya" tanya wanita itu lagi.

" aku cuma ada beberapa nyonya, tapi stok baru akan datang besok pagi nyonya," Kiran menuturkan jawabannya.

"besok seperti nya aky tidak bisa kesini, apa kau bisa mengantarkan nya sore kerumahku?" tanya wanita itu.

Kiran sedikit berpikir lalu mengangguk kan kepala nya" baiklah nyonya besok akan kuantarkan saja ke rumah mu, aku minta alamat nya saja nyonya" sambil Kiran mengambil kertas dan pulpen.

wanita itu menyebut kan alamat nya kepada kirana" oh ya nama mu siapa sayang" tanya wanita itu lagi.

"panggil saja kirana nyonya" kirana memperkenalkan dirinya.

"Namaku Ratih, panggil saja tante Ratih" saut wanita itu.

"oh baiklah tante Ratih" senyum manis kiran guriskan kan di wajahnya.

setelah menyelesaikan segala pembayaran nya wanita itu pamit, dan berlalu menuju mobil nya.

Nenek datang dari arah belakang, membawakan secangkir teh untuk Kirana.

"sayang apa kau lelah nak, minum lah dulu" ujar nenek menyodorkan minuman itu ke tangan Kiran.

"Terimakasih nek," jawab Kiran mengambil cangkir dari tangan nenek dan menghirupnya perlahan.

"sudah kau istirahat saja dulu di dalam, biar nenek yang melanjutkan pekerjaanmu" ujar nenek pada kiran, Terlihat Kiran juga sangat kelelahan.

"Baiklah nek, aku akan meregangkan otot ku dulu sebentar" jawab Kiran sambil berlalu meninggal kan nenek.

"Hari ini badanku terasa pegal sekali" gumam Kiran sambil menjatuhkan badan nya di atas sofa.

Ia memejamkan mata nya sebentar untuk melepaskan kepenatannya.

"enak sekali, andai setiap hari aku bisa bersantai seperti ini, pasti sangat menyenangkan" pikir Kiran dalam hati.

Tak terasa Kiran ternyata tertidur lama di atas sofa, ia terbangun saat nenek membangunkan nya.

Ternyat hari sudah sore, dan sudah waktunya menutup Toko. makanya nenek membangunkan kiran.

"ahh kenapa aku jadi ketiduran sih, nenek kenapa tidak mwmbangunkan aku?" tanya kiran pada nenek.

"Nenek lihat kau sangat kelelahan nak, makanya tak tega nenek membangunkan mu" jawab nenek.

"sudah sana tutuo toko nya, nenek tak kuat mengangkat keranjang keranjang itu masuk ke dalam toko" suruh nenek pada kiran.

"Baiklah nek" seraya Kiran berjalan ke toko dan membereskan semua nya dan menutup toko.

...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!