kelopak Bung yang terlihat indah memenuhi sepanjang jalan, terbang melambai tertiup hembusan angin. Seorang pemuda bertubuh tegak melangkah menuju tempat dimana ia akan mendapatkan ilmu.
Seragam hitam dengan lengan panjang dan tas samping melengkapi penampilannya, tidak lupa sebuah kacamata yang menghiasi wajahnya membuat ia nampak begitu lugu.
Kelopak bunga terbawa angin melewatinya, membuat ia melihat kemana arah bunga itu pergi. Sebuah pagar besar yang dilewati banyak siswa adalah jalan yang akan ia lewati.
Tak.. tak.. tak..
Suara sepatu yang terdengar jelas dari seseorang yang mulai berlari sebab gerbang sekolah yang akan segera ditutup.
"Hos.. hos.. hampir saja."
Langkahnya mulai kembali normal setelah melewati gerbang yang baru saja tertutup menahan para siswa yang terlambat membuatnya cukup lega.
Kakinya melangkah memasuki gedung dan mencari lemari sepatu miliknya. Setelah menemukannya, ia mulai mengganti alas kaki yang sudah disediakan khusus untuk berada didalam kelas.
Ia kembali melangkahkan kakinya, menaiki setiap anak tangga menuju lantai dua.
Sepanjang perjalanan melewati beberapa kelas, banyak mata yang memperhatikannya. Keunikan pada dirinya membuat orang-orang penasaran akan keunikannya.
Sepasang mata yang memiliki warna berbeda dan menyala. Warna matanya pada bagia sebelah kiri berwarna merah darah sedangkan mata pada bagian sebelah kanan berwarna coklat.
Setelah mendapati kelasnya, ia pun segera masuk ke dalam kelas. Baru saja ia tiba, beberapa siswa dengan wajah garang datang menghampirinya.
"Yo.. Mitsuki, bagai mana, apa kau sudah mengerjakan PR kami?" Tanya salah satu dari mereka.
Kemudian Mitsuki pun membuka tasnya dan mengambil beberapa buku dengan tangan gemetar. Ia memberikan buku itu kepada mereka.
Bukannya berterimakasih, beberapa siswa itu malah mengejek Mitsuki. Karena mata yang ia miliki berbeda dengan orang pada umumnya.
"hey! orang aneh lebih baik kau berhenti sekolah karena kami tidak suka melihat wajah mu " ucap siswa yang bernama itazuya.
"Dan terlebih lagi semua orang tau kalau itu sama sekali tidak ada gunanya"
"ha?" Jawab Mitsuki dengan wajah lugunya menahan amarah dengan menggenggam erat tas miliknya.
" mata kiri berwarna merah dan kanan berwarna kuning, apa kau tidak malu saat bergaul dengan orang-orang."
Mendengar itu Mitsuki pun menundukkan kepalanya dan tidak menjawab perkataan mereka. Tiba-tiba siswa yang bernama Kagumi pun mengambil buku tugas milik Mitsuki
Selama Mitsuki di bully, anak perempuan yang lain bukannya menolong malah ikut-ikutan tertawa dan membully Mitsuki.
"Kagumi tolong kembalikan buku ku," ucap Mitsuki dengan wajah penuh ketakutan.
Tetapi Kagumi tidak mendengarkan dan mempermainkan Mitsuki dengan cara mengoper-oper bukunya ke siswa yang lain. Dengan berusaha ia mencoba mengambil bukunya, namun mereka masih terus saja melempar buku itu ke temannya yang lain.
dan ketika anak yang bernama itazuya menangkap kacamata tersebut, dengan dinginnya iya memukul kan buku tersebut ke wajah Mitsuki sampai ia terjatuh
"Hahahah... Coba lihat dia aneh itu," ucap seorang siswa sebelum ia tertawa.
Ketika di permainkan dan di tertawakan, akhirnya pak Minamoto pun datang tapi.
Dengan cepat mereka semua kembali duduk. kali ini yang masuk ke dalam kelas bukan pak minamoto saja tapi ada perempuan canti di belakangnya.
"baiklah anak-anak sekarang kelas kita ke dagangan murid baru. silahkan"
ujar pak minamoto lalu mempersilakan iya untuk memperkenalkan diri.
"senang berkenalan dengan kalian. perkenalkan nama ku Marika mitsuhime, semoga kita bisa berteman dengan baik"
Selepas perkenalan kanamipun di minta untuk duduk dan pelajaranpun di mulai, karena tempat duduk Marika berada di dekat mitsuki, beberapa kali iya mengajak Mitsuki mengobrol.
meski Mitsuki menanggapi obrolannya tapi ia terlihat begitu gugup saat berbicara dengan Marika.
....................
Dua jam kemudian bel istirahat pun berbunyi dan semua murid keluar kecuali Mitsuki yang masih duduk di kursinya, melihat anak-anak lain bermain dari jendela
Dengan wajah datarnya lalu Marika datang menghampirinya, menjulurkan tangan dengan senyuman iya berkata.
"hai, tadi kita tidak sempat berkenalan, sama kenal nama ku Marika mungkin kamu sudah tau tadi tapi salam kenal" ucap Marika dengan wajah penuh kegembiraan.
"h-hai..... eng..... na-nama ku harukawa Mitsuki"
jawab Mitsuki dengan terbata-bata.
saat Marika ingin mengenal lebih dekat lagi dengan Mitsuki, dari arah belakang beberapa anak perempuan menariknya.
dan mereka memberitahu kepada Marika agak tidak dekat-dekat dengan Mitsuki, karena mereka menganggap Mitsuki adalah orang aneh.
Tak lama kemudian mendadak Mitsuki menjadi ingin buang air kecil. karena tidak tahan ia pun berlari menuju toilet.
pada saat itu kebetulan kagumi dan itazuya melihat Mitsuki masuk kedalam toilet, seketika niat jahat mereka muncul.
"bagai mana apa kita haru mengerjai nya?"
tanya itazuya.
"tentu saja mari" jawab kagumi.
Perlahan-lahan mereka masuk lalu mengambil sebuah ember berisikan air bekas empelan yang kotor dan bau.
lalu menyirankan air itu tepat di atas Mitsuki.
tanpa merasa bersalah mereka pun kembali ke dalam kelas,
dengan baju kotor dan bau Mitsuki pun keluar dari dalam toilet.
Saat berjalan menuju kelas banyak anak yang melihat ke arahnya dan ada juga yang menghina dirinya tapi Mitsuki tidak menjawab semua itu.
Ia hanya tertunduk dan terus berjalan sampai akhirnya ia sampai di kelas tidak di sangka kaguma dan itazuya memanggil.
Teman-temannya yang lain. seketika seisi kelas menjadi sangat berisik karena suara tertawa karena melihat keadaan Mitsuki yang menyedihkan.
"siapa yang membuang sampah sembarangan!!!"
teriak salah satu dari temannya.
"benar baunya sangat menyengat"
sahut temannya yang lain.
Di saat itu Marika baru pertama kali melihat ada orang yang sedang di bully, hal itu membuat hatinya merasa sedih.
Iya hanya bisa menyaksikan seseorang begitu terhina, jika Mitsuki tidak kuat mental bisa di pastikan ia akan bunuh diri.
Sudah puas menertawakannya satu persatu dari mereka pergi keluar untuk membeli minuman karena. tenggorokan mereka semua kering.
Lima belas menit kemudian bel sekolahpun berbunyi kembali dan pelajaran ke dua pun akan segera di mulai.
Tidak butuh waktu lama pak minamotopun datang. saat masuk ke dalam kelas iya mencium bau yang sangat menyengat. dengan singkat iya bisa menemukan
Sumber dari bau dan menggelengkan kepala.
"itazuya, kagumi sekarang berdiri cepat!!!"
teriak pak minamoto kemudian memukul papan tulis.
"cepat ke ruangan bapak. jangan keluar sampai bapak datang dan yang lain lanjutkan pelajaran yang tadi"
lanjut pak minamoto lalu membanting buku yang ia bawa.
Selama mencatat semua murid menutup hidung mereka karena bau termasuk kanami tapi pak minamoto hanya menatap ke arah semua murid dengan tatapan tajam.
Sampai akhirnya bel pulangpun berbunyi. ketika Mitsuki akan Menganti sepatunya, sepatu itu tidak bisa di ambil karena saat kagumi dan itazuya.
Berjalan ke kantor, mereka menyempatkan untuk merekatkan kedua sepatu Mitsuki dengan lem.
Sekuat tenaga Mitsuki mencoba untuk mencabut sepatunya dan akhirnya tercabut tapi alasnya masih menempael di dalam.
Dengan sabaran Mitsuki berjalan pulang hanya dengan kaus kaki dan membuang sepatu yang rusak itu ke tong sampah
Dengan sabaran Mitsuki berjalan pulang hanya dengan kaus kaki dan membuang sepatu yang rusak itu ke tong sampah.
Ketika berjalan pulang Mitsuki mulai berbicara kepada diri sendiri.
"aku harap ada sesuatu yang merubah hidup ku" ucap Mitsuki.
"itu bisa saja terjadi"
jawab seorang kakek dengan membawa sebuah kotak kecil dan sebuah benda panjang yang di bungkus kain hitam.
"a-pa maksud kakek?" tanya Mitsuki yang terkejut sekaligus bingung.
"nanti malam kamu juga akan mengetahui nya dan ambillah ini"
jawab kakek itu lalu memberikan barang yang ia bawa kepada Mitsuki.
"ta-tapi kan......"
perkataan Mitsuki terpotong karena hembusan angin berserta debu tiba-tiba datang.
Setelah angin itu berhenti kakek tua itu menghilang entah ke mana.
"kek?, kakek?. astaga kenapa jadi merinding yah"
ujarnya lalu berjalan pulang membawa barang yang kakek itu berikan.
beberapa menit kemudian.
Akhirnya Mitsuki sampai didepan rumahnya,
ketika masuk ke dalam tidak ada siapa-siapa kecuali Mitsuki yang baru sampai.
Dengan tangan yang masih memegang barang yang di berikan oleh kakak aneh tadi, Mitsuki berjalan menaiki tangan sampai ke kamarnya.
Di dalam kamar ia meletakkan barang itu di dekat lemari baju. lalu berjalan ke bawah dan kembali membawa handuk untuk mandi.
Ketika mandi sebuah keanehan terjadi yaitu kotak yang di berikan kakek tua itu tiba-tiba saja terbuka dan mengeluarkan cahaya putih tapi
Hal itu hanya terjadi sebentar dan kotak itu kembali tertutup dengan rapat seperti telah di kunci.
Sudah mandi dan memakai baju. Mitsukipun turun lalu berjalan dan berhenti di dapur.
untuk memasak, seperti sudah biasa memasak.
Saat Mitsuki memainkan pisaunya. tanpa sedikitpun kesalahan saat memisahkan tulang dari daging ikan membuatnya terlihat mudah.
Dan pada saat memotong-motong sayuran terlihat cepat dan terpotong dengan sempurna.
Setelah selesai memotong-motong. ia pun mulai memanaskan air. ketika sudah mendidih daging ikan yang sudah di pisahkan dari tulangnya satu-persatu di masukkan.
Beberapa menit kemudian sayurannya ikut di masukkan. begitu juga dengan beberapa bum-bum penyedap rasa juga di masukkan.
Ketika sudah matang. ia pun mengambil mangkuk dan menuangkannya.
lalu membawa sup itu ke meja makan.
"selamat makan"
ujar Mitsuki lalu mulai memakan masakannya sendiri.
Saat makan telpon rumah berbunyi. dam itu membuat Mitsuki harus mengangkat telpon itu.
"yah, halo"
ujat Mitsuki dan ternyata yang menelponnya itu adalah ibu.
"Mitsuki! apa kau sudah makan?" tanya seorang perempuan.
"sudah" jawab Mitsuki
"baguslah besokkan hari minggu ibu akan mentransfer uang yah"
"tapi yang bulan lalu juga belum abis"
"gak papa"
"ibu!"
"iya ada apa?"
"kapan ibu pulang?, ini sudah hampir lima bulan ibu berada di Osaka. apa ibu tidak akan pulang?"
"jika bisa ibu akan pulang tapi hari libur masih lama jadi bersabarlah"
Mendengar jawab ibu yang mengatakan "hari libur masih lama" membuat Mitsuki kecewa dan menutup telpon tampa berkata apapun lagi.
Dan Mitsuki kembali melanjutkan makannya. setelah selesai ia pun duduk di sofa lalu menyalakan TV.
Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat dan jam menunjukkan pukul 22:56 malam. melihat sudah larut malam Mitsuki pun menyudahi nonton TVnya dan pergi ke kamar untuk tidur.
Sebelum tidur, Mitsuki selalu melakukan sebuah rutinitas yang sangat wajib yaitu menggosok gigi dan mencuci kaki.
Setelah melakukan itu semua, Mitsuki pun naik ke kasur dan mematikan lampu kemudian pergi tertidur.
Ketika pukul 3:26. kotak itu kembali bergetar sangat kuat sampai lemari yang di sampingnya ikut bergetar.
Getaran itu menimbulkan suara yang sangat keras dan membuat Mitsuki terbangun.
"Aaaaaa!!!, apa sudah pagi?"
ujar Mitsuki yang membuka matanya.
"a-apa yang terjadi?"
lanjut Mitsuki dengn terkejut saat melihat kotak itu bergetar kencang.
Merasa ada yang aneh ia pun berjalan menghampiri kotak itu, perlahan namun pasti Mitsuki mencoba untuk membukanya
Tapi saat tangannya sedikit lagi akan menyentuh kotak tersebut tiba-tiba saja kotaknya terbuka dan sesuatu keluar dengan cepat.
"astga!!, apa itu tadi?"
Dengan kewaspadaan yang tinggi. ia melihat ke segala arah. dan tiba-tiba saja seekor rubah putih duduk di karsunya lalu berkata.
"tuan. berbaliklah"
ujar rubah itu yang sedang duduk menatap Mitsuki.
Seketika Mitsuki berbalik dengan cepat ke arah suara yang berasal dari rubah itu.
"rubah?, dari mana datangnya dan siapa yang tadi berbicara?"
ujar Mitsuki dengan penuh tanda tanya.
"yang tadi itu aku"
jawab rubah putih itu dan membuat Mitsuki sangat terkejut.
"di-dia bi-bisa berbicara, astaga!!!"
ujar Mitsuki yang kemudian terjatuh pingsan.
" pingsan, mungkin dia belum pernah liat rubah se-keren diriku?"
ujar rubah itu lalu turun dan berjalan menghampiri Mitsuki yang pingsan.
"di lihat dari dekat kau lumayan menarik juga"
lanjutnya kemudian menjilati wajah Mitsuki beberapa kali.
Tapi iya tidak bangun-bangun juga. karena kesal rubah itu pun menampar wajah Mitsuki beberapa kali dan iyapun sadar dari pingsan nya.
"Apa yang terjadi?"
Tanya Mitsuki dengan tangan yang memegang kepala.
"Kau tadi pingsan"
Jawab rubah itu yang duduk di depannya.
"Ha?, apa?, astaga rubah jadi-jadian"
Ujar Mitsuki menjauh dari rubah itu.
"Begini saja agar pembicaraan kita enak aku akan merubah wujud ku"
Jawab rubah itu kemudian menutup matanya.
Dan ruabh itu pun berubah menjadi manusia dengan ekor dan telinga rubah.
"astaga!! kenapa kau telanjang!? ini tutup pakai selimut"
Ujar Mitsuki dengan menutup matanya lalu melemparkan selimut ke arah siluman rubah tersebut.
"Oh, terimakasih" jawabnya
"Jadi apa mau mu?, aku dengar siluman rubah selalu mengambil jiwa manusia. Apa kau akan mengambil jiwa ku juga"
Tanya Mitsuki yang terlihat ketakutan.
Tapi siluman itu tidak menjawab iya hanya berjalan untuk mengambil kotak dan beda yang terbungkus main hitam itu
Dan meletakkan nya di lantai.
"Ku dengar siluman rubah selalu mengambil jiwa manusia, apa itu benar?"
Tanya Mitsuki yang terlihat memikirkan sesuatu
"Jika benar, apa kamu mau mengambil jiwaku?" lanjut Mitsuki yang bertanya.
Mendengar perkataan dari Mitsuki membuat siluman rubah itu terdiam dengan wajah datar dan iya pun menjawab pertanyaan Mitsuki.
"memangnya kenapa kau ingin aku mengambil jiwa mu?" jawab siluaman itu yang berbalik bertanya.
"Setelah ayah ku menghilang Dunia ini seketika berubah bagaikan neraka bagiku, aku sudah lelah selalu di tindas, meski melawan itu tak ada gunanya juga, kali ini aku sangat ingin tiada, jika kau bisa mewujudkan keinginan ku, aku akan sangat berterimakasih" jawab Mitsuki dengan wajah yang putus asa.
Tapi siluman itu tidak menjawab pertanyaan dari Mitsuki, iya hanya mendekat kemudian menatap kedua mata Mitsuki.
Tiba-tiba saja dalam pengelihatan Mitsuki, ia melihat tokyo yang sudah hancur banyak gedung yang sudah rubuh.
Mayat di mana-mana, kemudian terlihat banyak sekali makhluk menyeramkan yang berkeliaran.
Di telinganya terdengar suara teriakan wanita, pria, dan anak kecil seperti sedang kesakitan.
Teriakn itu terus menggema di seluruh kota, dan tiba-tiba saja wajahnya terciprat darah dari seorang perempuan yang di cabik-cabik oleh mahkluk menyermakan.
Dari kejauhan, terlihat sang ibu dan Yamato yang sedang di kepung dan di pojokan oleh beberapa mahkluk yang sama seperti barusan.
Kedua matanya mulai bergetar ketika melihat kedua orang yang ia sayangi tewas di makan oleh semua mhkluk itu.
"I..ibu!, Marika!" ucap Mitsuki yang melihat maya sang ibu dan adik perempuannya yang sudah gak bernyawa.
Seketika pengelihatan Mitsuki kembali seperti awal dan ia langsung bertanya tenyanga apa yang baru saja di minta olehnya.
"Itu adalah masa depan yang akan terjadi, meski begitu ada cara untuk menghentikannya" jawab siluman rubah itu.
"Itu adalah masa depan yang akan terjadi, meski begitu ada cara untuk menghentikannya" jawab siluman rubah itu.
"Bagai mana caranya?" tanya Mitsuki.
"Buatlah kontra dengan ku, dengan begitu kita bisa menghentikan masa depan yang baru saja kamu lihat" jawab siluman it.
"Sebenarnya di dalam dirimu mengalir aura seorang penakluk iblis"
Lanjutnya
"Apa bisa lebih jelas?" jawab Mitsuki yang berbalik bertanya.
"Begini aku adalah siluman yang mendampingi seorang penakluk iblis dan kakek tua yang memberikan kotak dan pedang ini adalah penakluk terdahulu tapi dia sudah tidak bisa bertarung lagi jadi"
"Jadi?"
"Jadi sebelum iya berhenti dari pekerjaan nya kakek tua itu setiap hari mencari orang yang bisa mengangkat kotak dan pedang ini tapi tidak menemukannya"
" dalam dirimu ada aura penakluk iblis itu artinya pedang dan isi kotak ini patuh kepadamu, itu sebabnya kau bisa mengangkat nya"
Mengerti dengan apa yang di jelaskan oleh siluman itu, Mitsuki kembali bertanya jika dia sudan membuat kontrak maka apa yang akan terjadi.
Maka Mitsuki akan mendapatkan kemampuan untuk menaklukan iblis, dan harapan umat manusia akan kembali terbuka
siluman itu pun membuka kotak dan melepas kain yang membungkus pedang yang tadi di maksud olehnya.
Beberapa menit Mitsuki terlihat sedang memikirkan untuk membuat kontrak atau tidak, sampai akhirnya.
"ini semua demi, ibu dan adik ku" ucap Mitsuki yang sepakat untuk membuat kontrak.
Jawaban yang sangat di nanti-nantikan akhirnya di ucapkan oleh Mitsuki.
"Sekarang julurkan jarimu" ucap siluaman tersebut.
Setelah Mitsuki menjulurkan jarinya. Tampa aba-aba apapun tiba-tiba saja siluman rubah itu menggigit jari Mitsuki sampai mengeluarkan darah.
"Bagai mana taringku baguskan"
Ujar siluman itu kemudian menjilat taring yang berdarah
Kemudian isi dari kotak itu pun di ambil, hanya sebuah topeng rubah yang ada di dalam kotak itu.
setelah di ambil lalu darah dari jari Mitsuki pun di teteskan pada topeng dan perang tersebut, Seketika darah itu menghilang di serap dengan cepat.
kemudian darah dari jari Mitsuki pun di minum oleh siluman itu, kemudian iya mengigit jarinya sendiri sampai berdarah.
Dan meminta Mitsuki untuk meminumnya, setelah darahnya di minum Mitsuki, siluman itu pun memberitahukan sesuatu.
"Setelah kamu meminum darahku, kemampuan regenerasimu akan setara dengan siluman, luka sebesar apapun akan cepat sembuh
Tapi ada tapinya, jika luka yang di sebabkan oleh iblis atau semacamnya akan cepat sembuh tapi luka yang di sebabkan oleh manusia maka kemampuan regenerasimu tak akan berguna" ucap siluman itu
"Sekarang aku akan memperkenalkan diriku, namaku adalah yujin, siluman tertampan yang pernah ada" lanjut yujin.
Tapi saat Mitsuki akan memperkenalkan dirinya, yujin sudah mengetahui nama Mitsuki.
"Aku sudah tau nama mu, Mitsuki kan !?" ucapnya.
"Dari mana kau tau!?" tanya Mitsuki yang terkejut.
"tadi aku melihat kartu pengenal di sana" jawab yujin.
"Sekarang aku akan menjelaskan tentang semua yang harus tuan ketahui, pertama, setiap iblis memiliki delapan tingkatan dari yang terlemah sampai yang terkuat, kita mulai dari yang terlemah.
Tingkat Bulan Baru
Tingkat Bulan Sabit Awal
Tingkat Kuartal pertama
Tingkat Cembung awal
Tingkat Bulan Purnama
Tingkat Cembung Akhir
Tingkat Kuartal Ketiga
Tingkat Bulan Sabit Akhir
Nah tingkat bulan sabit akhir adalah puncak dari tingkat para iblis hanya ada 4 iblis saja yang menduduki peringkat ini dan mereka sangatlah berbahaya itu artinya mereka berempat adalah benteng utama yang menjaga raja para iblis, akuma!.
Sekarang cara mengalahkan para iblis selaian mengunakan cahaya matahari adalah dengan cara memenggal kepala mereka dengan jurus-jurus yang sudah di tulis dalam buku ini, tuan tinggal pelajari dan pahami setiap gerakan dari masing-masing jurus.
Keren tadi tuan sudah meminum darah ku, maka kemampuan regenerasi tuan setara dengan diriku tapi kecepatan penyembuhan tuan akan berkerja hanya terhadap luka yang di buat oleh iblis tidak terhadap luka yang di buta oleh manusia.
Itu artinya luka tuan akan sembuh sangat cepat jika iblis yang melukai mu tapi sebaliknya.
Apa sudah paham?"
"Yah aku sudah memahami semuanya"
"Besok malam para iblis tingkat bulan baru sampai tingkat bulan sabit akhir akan bangkit dari tidur mereka jadi kita haru bersiap-siap"
"Aku mengerti"
Jawab Mitsuki.
Di luar kamar, terlihat seseorang berjubah hitam dengan wajah yang tertutupi topeng, berdiri di atas tiang listrik.
Kedua matanya menatap ke arah kamar Mitsuki.
"Dia yang akan menjadi penakluk iblis baru!! Itu artinya aku akan mengambil keputusan yang sulit" ucapnya kemudian menghilang dengan cepat.
Keesokan harinya, karena hari ini libur jadi Mitsuki mengunakan hari liburnya untuk mempelajari tentang.
Semua teknik yang ada di dalam buku tua yang di berikan oleh yujin tadi malam.
Beberapa kali ia mencoba untuk melakukan beberapa gerakan yang tergambar dalam buku tersebut.
Sampai akhirnya dirinya merasa ingin menyerah untuk mempelajarinya, karena sangat tidak mungkin menguasai semuanya.
Hanya dengan waktu sehari, di saat putus asa yujin kembali kembali keluar dari dalam kotak dan berjala menghampiri Mitsuki
"bagai mana? Apa sudah bisa?" tanya yujin
"Tidak! Aku malah bingung, kalau begini lebih baik aku pergi ke luar sebentar" jawab Mitsuki kemudian Menganti bajunya.
Setelah Menganti baju, Mitsuki pun turun, berjalan keluar rumah dan berhenti di halte bus yang tidak jauh dari rumahnya.
Ketika sedang menunggu bus, terlihat Ayumi berjalan mendekat dan duduk dekat Mitsuki, karena jarak mereka berdua sangat dekat, membuat Mitsuki agak bergeser sedikit.
"Kita bertemu lagi, hai" ucap Ayumi dengan tersenyum melihat Mitsuki
"Ha-hai" jawab Mitsuki yang tersenyum malu.
Tidak lama kemudian bus yang di tunggu pun akhirnya sampai, bersama dengan Ayumi, Mitsuki masuk dan duduk.
Karena tidak ada penumpang lagi, bus pun langsung bergerak, selama di dalam bus, ayumi yang duduk di sebelah mitsuki terus berbicara.
Sampai akhirnya iya menanyakan tentang keluarga, Mitsuki .
"Aku punya adik perempuan berumur lima tahun dan kini dia sedang bersama ibu ku di kuar kota" jawab Mitsuki
"Dan ayah ku, Ketika aku bangun dari koma karena kecelakaan yang membuat mata kiriku tiba-tiba menjadi berwarna merah ini, ayah ku sudah menghilang tampa jejak, sekarang sudah 16 tahun sejak ayah ku menghilang dan kasusunya sudah kadaluarsa dan dia anggap sudah meninggal tapi aku percaya kalau ayah masih hidup dan ada di luar sana" lanjut Mitsuki.
"Maaf yah sudah membuat mu membahasa tentang ayah mu" jawab ayuma yang terlihat bersalah.
"Tidak apa-apa"
Beberapa menit kemudian, mereka pun sampai kemudian turun dari bus, terlihat di dekat halte ada sebuah kantor bank.
"Sampai jumpa di sekolah!" teriak Ayumi sambil melambaikan tangannya.
Dan Mitsuki menjawabnya dengan melambaikan tangannya juga
Kemudian ia pun masuk ke dalam untuk menarik uang dari sang ibu, untungnya belum ada orang yang datang.
Tidak butuh waktu lama akhirnya ia pun selesai, sebelum pulang ia pergi ke toko sepatu, untuk membeli sepatu baru dan langsung bergegas pulang setelah dari toko sepatu.
Sesampainya di rumah, Mitsuki langsung menyimpan sepatunya di kamar dan kembali ke bawah.
Di ruang tamu, terlihat yujin yang dalam wujudnya menjadi manusia, berjalan tampa mengunakan baju atau pun celana.
Karena takut ada yang melihat, Mitsuki pun bergegas mengambil baju kaos dan celana pendeka untuk di pakai yujin
"Ini pakai" ucap Mitsuki yang memberikan bajunya kepada yujin.
Setelah memakai baju yujin pun duduk bersama Mitsuki di ruang keluarga.
Kemudian Yujin memberika sesuatu kepada Mitsuki, bentuknya bulat ukurannya sebesar ibu jadi dan warnanya berwarna hitam pekat, Di tambah aora benda itu sangat menyengat.
Mitsuki pun bertanya tentang benda aneh tersebut "benta apa ini? dan baunya sangat menyengat"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!