NovelToon NovelToon

Cinta Untuk Dara

Part 1

Namanya Dara, anak dari pasangan suami istri bernama Ranti dan Rinto. Dara anak sulung dari 5 bersaudara, satu adik pria dan dua adik wanita.Sedang yang satu masih dalam kandungan.

Ayah Dara bekerja wiraswasta buka bengkel motor sendiri. Namun bengkel di emperan depan toko. Bukan yang memakai ruko.

Saat ini Dara baru duduk di Sekolah Menengah Kejuruan.

Dara memang berprestasi, walaupun guru guru semasa SLTP. Memberi Dara saran, agar Dara melanjutkan sampai kuliah.

Tapi Dara berpikir berkali kali lipat, untuk bersekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Makanya Dara melanjutkan ke Sekolah Kejuruan, supaya setelah lulus Dara langsung bisa bekerja sesuai dengan jurusan yang Dara pilih.

"Yah, ini bagaimana?? Hutang kita ke Bu Mimin sudah nunggak 3 bulan,hutang ke bank juga sudah nunggak 2 bulan, belum ada hutang harian,sebentar lagi bayaran sekolah Tia, terus Teo sudah waktunya masuk SD ,sebentar lagi ibu akan melahirkan juga belum punya persiapan apapun"keluh kesah bu Ranti pada suaminya. "

Dara yang mendengarnya, ikut prihatin. Darapun berkata pada orang tua Dara.

"Ayah, ibu, apa Dara ga usah lanjutin sekolah ya?? Biar Dara cari kerja saja buat bantu bayar hutang kalian ??"ucap Dara pada orang tuanya."

"Jangan Dara, hari gini sekolah minim SLTA, kalau kamu cuma sampe lulus SLTP. Mau kerja apaan?? Harusnya ayah malah menyekolahkanmu setinggi tingginya "ucap ayah Rinto pada Dara. "

"Sudahlah Dara, kamu berangkat saja sana. Kamu ga usah ikut mikirin masalah kami. Ini hari pertamamu masuk sekolah kan?? Jangan sampai telat "ucap ibu Dara agar Dara segera bergegas ke sekolah. "

"Iya sebentar bu, Dara lagi nunggu Tia dulu "ucap Dara pada ibunya. "

Tia adalah adik Dara yang paling besar. Saat ini Tia bersekolah di SLTP, satu gedung dengan Dara.

Tia saat ini kelas 3 SLTP, dan Dara kelas 1 SMK jurusan akuntasi.

"Ka, yuk Tia sudah siap nech. Ayah ibu, kita berangkat dulu ya?? "ucap Tia menyalami kedua orang tuanya. "

Begitu pula dengan Dara, menyalami kedua orang tuanya juga.

Namun ketika melangkah keluar rumah, adik Dara yang nomor 3 berlari memeluk kaki Dara.

"Ka,Ita enggkuukk ooaahhh hiks hiks hiks "Rengek Mita yang baru berumur 3 tahun, dengan gaya cedalnya. "

Mita ikut kaka Teo saja yuk.. Nanti beli es krim "ucap Teo adik Dara yang umur 6 tahun, berusah membujuk Mita agar tidak minta ikut Dara sekolah. "

Namun Mita terus saja menangis minta ikut sekolah Dara.

"Mita kan adik kaka yang paling pinter, paling nurut. Kaka Dara mau ngusir meong sebentar ya.. Takut meongnya kesini gigit Mita"bujuk Dara mensejajarkan tubuhnya dengan Mita. "

"Enelan ka Yaya ga oongngi Ita? "Ucap Mita dengan bahasa yang belum faseh. "

"Iya Mita sayang, kaka Dara ga bohongi Mita Sana Mita masuk dulu sama kaka Teo. Takut meongnya masuk "ucap Dara mencoba membujuk Mita. "

Mitapun luluh dan percaya akan ucapan Dara. Kalau Dara akan mengusir kucing. Mita masuk di tuntun oleh Teo.

Dara melanjutkan niatnya berangkat sekolah bersama Tia.

Mereka berdua naik angkutan umum jurusan ke sekolahnya.

Tak berselang lama, sampailah Dara dan Tia disekolahnya. Tia masuk ke kelasnya, begitu juga dengan Dara.

Namun tak seindah yang Dara bayangkan. Dikelas baru bakal bertemu teman baru yang semua baik.

Namun ternyata teman teman Dara, kebanyakan anak dari para tetangga di desa Dara.

"Ealah ternyata kamu sekelas dengan kita Ra??Emang orang tuamu bisa si, bayarin sekolahmu??! "Cibir Tasya yang merupakan anak dari bu Inem, tetangga Dara yang jadi rentenir. "

"Iya ni Dara. Ngapain kamu sekolah Ra. Ujung ujungnya paling ga lulus. Kontrakan rumah saja nunggak 2 bulan belum bayar "cibir Sarah anak dari pemilik kontrakan. "

"Makanya Ra, bilangin tuh orang tuamu. Jangan terlalu banyak anak. Banyak anak, bukannya banyak rejeki. Tapi malah banyak hutang "cibir Serlin anak dari bu Mimin. "

Darapun menghampiri ke tiganya .

"Heh, kalian tuh kurang kerjaan ya??!! Sukanya nyinyir !!Harusnya kalian tu malu, kalau kalian anak anak orang kaya dan mampu,harusnya bersekolah bukan di kejuruan. Tapi di sekolah yang kualitasnya number one??! "sindir Dara kemudian berlalu dari hadapan mereka. "

Dara melangkah kembali ke kursinya. Tanpa menghiraukan anak anak dari tetangganya yang terus saja menghina kemiskinan keluarganya.

Tanpa Dara sadari, ada seseorang yang duduk di sebelahnya.

"Hay, siapa namamu?? Boleh kan, aku duduk disini?Perkenalkan namaku Setyo"ucap Setyo memperkenalkan diri, mencolek pundak Dara. "

"Oh iya, silahkan. Namaku Dara "ucap Dara singkat hanya sedikit melirik. "

Sejak perkenalan itu Dara dan Setyo semakin dekat. Kemanapun mereka selalu bersama .

Bahkan setiap Dara dihina di bully oleh para anak tetangganya, Setyo selalu membela.

Setyo selalu mensuport Dara, jika Dara sedang mengeluh akan hidupnya yang serba kekurangan.

Setyo selalu memberi penghiburan, memberi nasehat pada Dara. Agar selalu semangat dan tak berkecil hati.

Setyo juga bukan anak orang kaya, tapi hidupnya tidak semiskin Dara.

Selama beberapa bulan, duduk di bangku kelas 1 Kejuruan. Datanglah siswa baru,merupakan pindahan dari kota A.

Anaknya ganteng, tapi sifatnya sangat angkuh. Sangat sombong dan arogan.Terlebih pada Dara.

Siswa baru ini bernama Leonard .Dia di panggil Leon, banyak siswi yang menggandrunginya. Leon dekat dengan 3 siswi yang selalu membuly Dara.

Leon juga selalu ikut ikutan menghujat, mengejek, mencemooh Dara.

Namun Dara bukanlah gadis yang lemah. Dara selalu saja membalas segala ocehan orang orang yang selalu menghinanya.

"Heh,emang aku minta kamu untuk bayarin hutang hutang orang tuaku??!! Lagian hutang hutang sendiri,bayar sendiri. Kok kamu yang rempong??!! "bentak Dara pada Leon dengan melotot dan berkacak pinggang. "

"Heh, cewe miskin saja belagu. Sombongnya minta ampun.. Sok kecakepan lagi... "sindir Leon tersenyum sinis pada Dara. "

"Hello,, yang belagu tuh kamu. Yang sombong tuh kamu. Yang kaya kan orang tuamu bukan kamu, tapi kamu sombong "cibir Dara melirik sinis pada Leon. "

Untung Setyo datang, hingga pertikaian adu mulut bisa disudahi.

"Dara, kemari sini. Bisa tolongin aku ga. Ada materi yang aku ga bisa "ucap Setyo, agar Dara menyudahi adu mulutnya dengan Leon. "

Dara langsung berlalu meninggalkan Leon yang mencibir ke Dara. Dara beralih ke mejanya, mendekati Setyo.

Tak terasa bel berdering, tanda pelajaran usai. Namun ketika Dara akan pulang, bu Bety wali kelas Dara memanggil Dara.

Dara diharapkan untuk ke ruang kantor, ada yang ingin bu Bety sampaikan.

Bu Bety telah mengetahui kehidupan Dara .Hingga Bu Bety ingin membantu Dara.

Bu Bety juga tahu, jika Dara adalah anak yang sangat cerdas.

Selain bu Bety mengajar di sekolah tersebut. Dirumah bu Bety mendirikan les privat untuk anak anak sekolah Dasar.

Saat ini murid les privat bu Bety ada 30 orang. Hingga bu Bety kewalahan kalau harus mengajar sendiri.

Bu Bety meminta Dara untuk membantu mengajar les privatnya. Dengan berjanji akan memberi upah atau gaji pada Dara setiap minggunya.

Dara sangat antusias, karena memang Dara sudah berniat ingin mencari pekerjaan paruh waktu di sela sekolahnya.

Darapun dengan senang hati menerima tawaran dari bu Bety.

Part 2

Kebetulan rumah bu Bety tak jauh dari rumah Dara. Hingga Dara tak perlu mengeluarkan uang untuk transportasi.

Dengan perasaan riang gembira, Dara melenggang pulang.Menunggu angkutan umum jurusan desanya.

Tak berselang lama, datanglah angkutan umum jurusan desanya. Dara segera naik, agar cepat cepat sampai di rumah. Untuk memberi kabar gembiranya pada orang tuanya.

Dara tak pulang bareng Tia, karena jam pelajaran lebih banyak Dara. Hingga Tia pulang terlebih dulu.

Tak berselang lama, Dara telah sampai di rumah. Namun Dara kaget, melihat ibunya sedang merintih kesakitan di sofa ruang tamu .

Dara langsung melepas tasnya dan segera mendekati ibunya.

"Bu, ibu kenapa?? Apa ibu akan melahirkan?? Yuk bu, Dara antar ibu ke rumah sakit "ucap Dara sambil mencoba mengangkat tubuh ibunya ."

"Aaduhhhh... sssttt.. jangan ke rumah sakit, ke bidan Yayuk saja yang dekat.. "ucap ibu Ranti merintih kesakitan. "

"Baiklah bu, Tia mana sama Teo dan Mita? "tanya Dara dengan paniknya. "

" Ssstt ssstt Tianya lagi tidur. Sedang Teo sama Mita, ikut ke bengkel ayahmu "ucap bu Ranti merintih terus..

"Sebentar bu, Dara bangunin Tia dulu "ucap Dara dengan berlari menuju kamar Tia. "

Dara segera membangunkan Tia, agar memberi tahu pada ayah jika ibu akan segera melahirkan.

Dan juga meminta tolong pada Tia, untuk ke rumah bu Bety. Memberi tahukan pada bu Bety, jika Dara belum bisa mengajar les privat hari ini.

Setelah selesai memerintah Tia, Dara berlari ke ruang tamu lagi. Dan segera menuntun ibunya untuk lekas ke bidan Yayuk. Yang tak jauh dari rumah mereka.

Dara masih memakai seragam sekolahnya. Namun Dara tak peduli, yang Dara pikirkan ibu dan calon adiknya.

Hanya dengan berjalan kaki 5 menit, Dara dan ibunya telah sampai di klinik tempat praktek bidan Yayuk.

Karena usianya yang masih muda dan baru pertama kalinya menemani ibunya melahirkan. Dara begitu gugup dan panik.

Tapi Dara mencoba menutupi semua rasa panik dan gugupnya. Agar ibunya tidak ikutan terbawa rasa panik.

Selagi panik, ayah Dara telah datang.Dara merasa lega.Dara diperintahkan oleh ayahnya untuk menjaga adik adiknya.

Dara melenggang pergi, sementara ibu bersalin di temani oleh ayah.

Dara terngiang ucapan ibunya tadi pagi. Jika ibunya tak punya uang sama sekali untuk biaya bersalin.

Ibunya belum punya persiapan apapun. Sembari melenggang sembari Dara berpikir. Apa yang harus Dara lakukan untuk bisa mendapatkan uang dengan cepat namun halal.

Masih dengan seragam sekolah dan sepatu,Dara memutuskan untuk meminta tolong pada bu Bety.

Tak berselang lama, Dara telah sampai di depan rumah bu Bety.

Dara agak ragu untuk melangkah masuk, hingga Dara mengurungkan niatnya untuk meminta tolong pada bu Bety.

Dara membalikkan badan akan pulang, namun langkahnya terhenti ketika bu Bety memanggilnya.

"Dara, kok ga jadi??Sini nak, masuk saja. Kebetulan anak anak yang mau les privat datangnya entar 30 menit lagi "panggil bu Bety sembari melambaikan tangan pada Dara supaya Dara mendekat. "

Dengan rasa sungkan akhirnya Dara mendekati bu Bety.

"Dara, bukannya barusan adikmu Tia kemari. Katanya kamu belum bisa bantu ibu ngajar les anak anak. Karena lagi nungguin ibumu melahirkan "tanya bu Bety menyelidik. "

Akhirnya Dara menceritakan semua keluh kesahnya pada bu Bety. Dara ingin meminjam uang untuk biaya persalinan ibunya,juga untuk membeli perlengkapan baby.

Dara berani meminjam karena terpaksa dan sangat butuh. Dengan jaminan, Dara rela kelak tidak dibayar ngajar les nya. Untuk membayar utangnya .

Bu Bety merasa iba, hingga bu Bety bersedia meminjamkan uang.

"Baik Dara, ibu akan minjami kamu uang. Tapi kamu ga harus langsung melunasinya. Biar setiap minggunya, ibu motong gaji ngajar les kamu "ucap Bety. "

"Kebetulan ibu juga punya perlengkapan bayi. Tapi maaf bukan baru, preloved dari anak ibu semasa bayinya. Ibu simpan, masih bersih semua kok "ucap bu Bety kembali. "

Bu Bety masuk ke dalam untuk mengambil uang dan preloved perlengkapan bayi .

Tak berselang lama, bu Bety telah keluar degan membawa dua kardus besar berisi preloved perlengkapan bayi, dan amplop coklat berisikan uang.

"Dara ini ada dua kardus preloved perlengkapan bayi, dan ini ibu pinjami kamu uang 2 juta untuk biaya persalinan ibumu. Kalau menurut ibu, uang 2 juta cukup kok.Lagian lahirannya di bidan bu Yayuk kan? "tanya bu Bety. "

"Iya bu, di bidan bu Yayuk. Dara mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya pada ibu. Sudah bersedia bantu keluarga Dara"ucap Dara dengan mata berkaca kaca sambil mencium tangan bu Bety secara tiba tiba. "

"Sudah nak, kamu ga perlu berlebihan. Sekarang kamu bisa pulang. Ntar orang tuamu mencari cari kamu "saran bu Bety. "

Darapun lekas kembali ke rumah terlebih dulu, untuk menaruh dua dus preloved perlengkapan bayi.Serta untuk berganti pakaian.

Namun, ditengah perjalanan pulang. Dara berpapasan dengan bu Mimin.

"Heh Dara, dimana orang tuamu. Ibu akan menagih hutang "ucap sinis bu Mimin menatap tajam pada Dara. "

"Maaf bu, ibu saya saat ini sedang melahirkan, dan ayah juga bersama ibu "jawab Dara dengan sopan. "

"Makanya kamu itu nasehatin orang tuamu. Supaya jangan terlalu banyak anak. Sudah susah, eehhhh ini malah punya bayi lagi.Paling ntar ga bisa bayar lahiran. Terpaksa bayinya ditinggal untuk ganti biaya lahiran "sindir bu Mimin ketus. "

"Sudah bu, ngomongnya?? Itu ga akan terjadi bu .Yang Kuasa itu baik, ada saja jalan buat keluarga saya mendapatkan rejeki halal. Tanpa harus membodohi dan mengelabui orang "sindir Dara ketus pada bu Mimin yang lintah darat. "

Kemudian tanpa permisi Dara berlalu dari hadapan bu Mimin.

Setelah sampai di rumah, Dara lekas berganti pakaian dan sendal. Karena Dara belum sempat berganti seragam dan melepas sepatunya saat pulang sekolah.

Dara lekas melangkah menuju ke klinik bidan Yayuk. Ternyata adik Dara telah lahir, seorang bayi laki laki.

"Dara, kamu jaga ibumu sama adikmu sebentar. Ayah mau keluar sebentar "perintah ayah Rinto pada Dara. "

Namun Dara mencegahnya.

"Yah, ayah pasti akan mencari pinjaman uang kan? "tanya Dara menyelidik. "

"Nak, kamu ga perlu tahu ayah mau kemana. Yang jelas ayah ada kepentingan sebentar "jawab ayah Rinto. "

"Ayah ga perlu kemana mana, ini buat bayar persalinan "ucap Dara memberikan amplop coklat berisikan uang pada ayahnya. "

Namun ayahnya tidak langsung menerimanya.

"Dara, darimana kamu dapatkan uang itu??!! Jangan bilang kamu....

Belum selesai ayahnya berucap, Dara telah menyela.

Dengan mengatakan bahwa uang itu uang halal. Dara telah punya pekerjaan paruh waktu. Yakni ngajar les privat di rumah bu Bety.

Dara meminjam uang, dengan jaminan mendapat potongan setiap menerima gaji. Untuk menyicil uang yang saat ini dipinjamnya.

Ayahnya sangat iba,mendengar penuturan Dara. Ayahnya tak menyangka jika pemikiran Dara sudah sebegitu dewasa.

Padahal usianya baru akan menginjak 18 tahun.

Part 3

Waktu begitu cepat berlalu, saat ini Dara sudah naik kelas 2 SMK dengan jurusan akuntansi.

Sementara Tia adik terbesar Dara, sudah berada di kelas 1 SMK jurusan informatika. Adik Dara si Teo telah bersekolah kelas 1 SD.

Mitapun telah berumur 4 tahun, sedang baby yang terakhir seorang laki laki. Saat ini sudah berumur 1 tahun. Baby boy diberi nama Romeo, dengan panggilan Meo.

Kerja sampingan Dara mengajar les privat masih terus berlangsung. Disekolah Dara juga ikut kegiatan sekolah yakni karate dan tekwondo.

Hubungan Dara dengan Setyo bukan lagi menjadi persahabatan. Tapi mereka telah menjadi sepasang kekasih .

Ya, saat baru beberapa bulan di kekas 1, Setyo mengungkapkan perasaanya pada Dara. Darapun menerima Setyo sebagai pacarnya.

Tepatnya Setyo itu adalah cinta pertama Dara.

Dara dan Setyo masih bisa membatasi hubungan pacaran mereka. Karena mereka masih merasa jika mereka masih sangat belia.

Tanpa Dara ketahui, saat ini Setyo mempunyai sebuah penyakit. Penyakit yang tak akan bisa di sembuhkan,yakni kanker otak stadium akhir.

"Mah pah, tolong jangan ceritakan penyakit Setyo pada Dara ya?? Dan ijinkan Setyo bahagia di masa masa terakhir hidup Setyo "pesan Setyo pada kedua orang tuanya. "

Orang tua Setyo memang telah mengetahui jika anaknya telah berpacaran dengan Dara. Orang tua Setyo tak ingin melarangnya, karena tak ingin membuat sedih Setyo.

Orang tua Setyo ingin membuat bahagia anaknya disisa umurnya yang menurut dokter telah di vonis cuma tinggal beberapa bulan lagi.

"Ya nak, kami tidak akan bercerita kok pada Dara "ucap mamah papah Setyo. "

Hari berganti hari, tak terasa berganti minggu, juga berganti bulan.

Dara merasa sangat bahagia dengan percintaannya. Karena kehadiran Setyo sangat berarti dalam hidupnya.

Ditengah hidup serba kekurangan, dimana Dara harus ikut banting tulang mencari nafkah untuk keluarganya.

Dara selalu mendapat suport dari Setyo .Setyo selalu mampu membuatnya tertawa ditengah kegetiran hidup Dara.

Namun sudah sebulan, bangku disebelah Dara kosong. Setyo tak masuk sekolah, namun Dara tak tahu apa penyebabnya.

Dara tak enak hati jika harus bertandang ke rumah Setyo. Namun hati Dara gelisah.

"Setyo, kamu kemana si?? Kok kamu ngilang gitu saja? "gerutu Dara dalam hati. "

Selagi asik melamunkan Setyo, Leonard menghampiri ke meja Dara. Dengan seenaknya duduk di meja.

"Heh, tumben loe diem??! Ga koar koar?! "tanya Leonard dengan sangat sinis. "

Dara sengaja tak ingin meladeni ucapan Leon, karena Dara lagi tak ingin ribut ribut.

Namun Leon tak berhenti mengusik Dara.

"Heh cupu, miskin.. loe budeg apa bisu hah??!!" bentak Leon kasar pada Dara. "

Sebenarnya Dara sudah sangat geram, sudah ingin rasanya menampar mulut Leon. Namun Dara selalu ingat pesan Setyo.

"Dara, ingatlah pesanku baik baik. Ada dan tak ada diriku, jadilah wanita seutuhnya. Janganlah kamu bersikap keras seperti seorang lelaki ."

Pesan Setyo tersebut terus saja terngiang di telinga Dara.

Dara bangkit dari duduknya, akan melangkah keluar dari kelas. Untuk menghindari ocehan kasar dari Leon.

Namun ketika Dara sedang melangkah, tiba tiba Leon mencengkeram lengan Dara.

"Heh cupu!! Mau lari kemana loe??!! "bentak Leon. "

Hingga hilang sudah kesabaran Dara. Dara yang sangat jago karate dan tekwondo, dengan mudah membalikkan posisi tangan yang sedang dicengkeram Leon.

Hingga Dara kini yang memelintir lengan Leon, memutar lengan Leon ke kebelakang punggung Leon sendiri.

Leon memekik kesakitan, memohon pada Dara untuk melepaskan pelintiran tangannya.

Namun Dara semakin menekannya, hingga Leon semakin merasa kesakitan.

"Dasar bego!!!Lepasin ga!! "bentak Leon. "

Dengan kasar Dara melepaskan cengkeraman tangannya, hingga Leon sampai terdorong terjerembab ke kursi.

Semua teman yang ada di kelas tersebut tertawa terbahak bahak melihat seorang Leon kalah sama seorang wanita.

Dara berlalu pergi tanpa ada senyum sedikitpun. Dara melangkahkan kaki menuju taman, dimana dirinya biasa duduk berdua dengan Setyo.

Bercanda ria dengan Setyo.

"Aku kangen kamu Tyo, kangen canda tawamu "gerutu Dara dengan mata berkaca kaca. "

Selagi asik melamunkan Setyo, datanglah Rendy. Yakni kaka kandung dari Setyo.

Rendy menghampiri Dara ,dan duduk di samping Dara.

"Kamu yang bernama Dara kan? "tanya Rendy menyelidik. "

"Iya saya Dara, anda siapa dan ada perlu apa? "Dara balik bertanya pada Rendy. "

"Ini ada titipan surat dari adikku Setyo "ucap Rendy memberikan sepucuk surat buat Dara."

Karena Dara tak memiliki ponsel sama sekali. Untuk sekolah saja susah cari biayanya, jika bukan karena mendapat bea siswa.

Hingga Dara di bebaskan dari semua biaya di sekolah. Itu juga karena rekomendasi dari bu Bety.

"Ka, Setyonya mana?? Kok sudah sebulan ga masuk sekolah?"tanya Dara penasaran. "

"Bacalah surat dari Setyo, agar kamu tahu dimana saat ini Setyo berada "jawab Rendy menyembunyikan kesedihannya. "

Perlahan Dara membuka lembar kertas surat dari Setyo.

Dara membaca perlahan demi perlahan, kata kata tulisan tangan dari Setyo.

Perlahan air mata Dara menetes di pipi. Tak kuasa membaca kelanjutan surat dari Setyo.

"Ka, jadi selama ini Setyo sakit?? Ka, sekarang dimana Setyo?? Antar Dara bertemu Setyo. Di rumah sakit mana Setyo di rawat ka?? "tanya Dara panjang lebar pada Rendy. "

Karena isi surat tersebut hanya mengatakan jika Setyo sedang sakit. Dan sakit parah yang tak bisa lagi di obati.

Setyo berpesan di dalam surat,jika suatu saat terjadi apa apa dengan dirinya. Ingatlah selalu pesannya.

Setyo meminta agar Dara tetap semangat menjalani hidupnya yang penuh cobaan.

Rendy bingung mau menjawab apa pada Dara. Namun Dara terus saja memaksa Rendy untuk memberitahukan dimana saat ini Setyo berada.

"Baiklah de, sepulang sekolah kaka tunggu ade di depan pintu gerbang sekolah ya. Kaka akan antar dimana saat ini Setyo berada "ucap Rendy tertunduk lesu mencoba menahan tangisnya. "

"Sudah ya de, kaka pulang dulu "pamit Rendy pada Dara. "

Seperginya Rendy, Dara kembali ke kelasnya.

"Setyo, kenapa selama ini kamu tak pernah cerita tentang sakitmu?? Kenapa kamu menyembunyikannya dariku?? Semoga saat ini kamu baik baik saja, dan lekas mendapatkan pengobatan supaya bisa sembuh "gerutu Dara sepanjang menuju kelasnya. "

Tak terasa jam yang ditunggu tunggu telah tiba. Dara lekas berlari ke pintu gerbang sekolah. Dimana Rendy telah menunggunya.

Dara sumringah karena akan bertemu kekasihnya yang sudah sebulan tak bertemu.

Namun Dara merasa heran, karena Rendy mengajak Dara ke sebuah pemakaman umum.

"Ka, katanya kita mau ketemu Setyo?? Kok malah ke makam? "tanya Dara menyelidik. "

"Sebentar saja de, habis ini pasti kamu bertemu Setyo "Ucap Rendy singkat. "

Disebuah makam yang basah, Rendy berhenti.

"De, ini Setyo disini "ucap Rendy mengguncang lengan Dara yang asik melihat kesekeliling makam. "

"Deg deg deg "

Dara menunduk melihat makam yang tanahnya masih basah. Dimana ada batu nisan bertuliskan nama kekasihnya Setyo.

😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!