NovelToon NovelToon

Jebakan Cinta CEO Baru

1. prolog(pertemuan pertama)

Sebuah mobil Ferari 812 Superfast terparkir di halaman Rumah Sakit Swasta Terbesar dan terlengkap di Negara I, Pemilik mobil itu adalah seorang pria tampan, berusia 25 tahun. Ia mempunyai area T yang sempurna di wajahnya. Banyak wanita yang terpaana akan sosoknya yang tampan, berwibawa dan memiliki tatapan tajam seperti elang.Namun sifat dingin dan arogan nya terhadap orang terlebih wanita yang belum dia kenal lebih mendominasi. Sehingga menciutkan nyali wanita yang akan mendekatinya.

Pria itu bernama Revan Prince Aditya Sanjaya, Ia putera pertama seorang pengusaha yang mempunyai bisnis di bidang property dan konstruksi bernama Eric Aditya Sanjaya dan ibunya seorang wanita berdarah korea bernama Lee Yoo Ra. Ia juga mempunyai seorang adik perempuan yang masih duduk di kelas XII(kelas 3 SMA) di salah satu Sekolah International. Adiknya bernama Revalina Princess Aditya Sanjaya.

Revan tidak terlalu dekat dengan keluarganya, Ia memilih tinggal di rumah yang berhasil ia beli dengan keringatnya sendiri.

Revan memang pribadi yang mandiri, sejak lulus SMP, ia memilih melanjutkan sekolahnya di London,di sanalah ia bertemu dengan Justin Stefen Ganendra, yang saat itu juga menimba ilmu disana(Baca di novel My Surgeon My Hubby) sejak itulah mereka bersahabat.

Eric sebenarnya ingin Revan membantu menjalankan perusahaannya setelah ia lulus kuliah, tapi Revan masih ingin mencari pengalaman dengan bekerja menjadi asisten pribadi Justin di GMC(Ganendra Medichal Center). Dari hasil keringatnya itu, Revan berhasil membeli sebuah rumah disebuah kompleks perumahan, walaupun tidak mewah seperti milik sang ayah tapi ia sangat puas dengan hasil jerih payahnya itu. Kedua orang tuanya pun juga merasa bangga atas pencapaian Revan selama ini.

Karena kondisi kesehatan Eric yang akhir akhir ini bermasalah, mau tidak mau Ia harus membantu ayahnya memimpin perusahaan. Dengan berat hati ia pun mengajukan pengunduran dirinya sebagai asisten pribadi Justin. Tapi Justin memberikan syarat sebelum ia meninggalkan pekerjaannya. Revan harus berhasil membongkar kejahatan yang dilakukan oleh keluarga Jess,tunangan Justin dalam sebulan.(Baca cerita selengkapnya di MSMH).

...****************...

Seorang wanita cantik berusia 22 tahun bernama Maylani Artika atau biasa disapa Leni sedang terburu buru keluar dari ruangan CEO rumah sakit itu, karena ia terlambat kembali bekerja karena keasyikan mengobrol dengan sahabatnya yang merupakan calon istri dari CEO rumah sakit itu, Jesslyn.

Leni adalah seorang cleaning Service di rumah sakit itu. Ia adalah gadis cantik berkulit putih dengan tinggi 167 cm, namun kehidupannya berbanding terbalik dengan kehidupannya. Ia seorang yatim piatu sejak setahun yang lalu. Sebelumnya ia tinggal berdua dengan sang Ibu, karena Ayahnya yang seorang pemabuk dan penjudi meninggalkan mereka sejak Leni masih kecil. Sejak itulah ibu Leni serung sakit sakitan.

Leni sebenarnya adalah salah satu anak yang terlahir jenius, ia mempunyi daya ingat yang sangat kuat, ia juga mempunyai kemampuan menghitung dan menganalisa sesuatu dengan cepat.Ia sempat kuliah beberapa semester. Tapi karena keadaan mereka yang sulit, Leni terpakasa menggantungkan keinginannya untuk melanjutkan pendidikannya, dan memilih bekerja sebagai cleaning service di Ganendra Medichal Center. Dan pada sore hari ia menjadi guru les untuk anak anak tetangganya.

Siang itu, Leni terburu buru saat akan kembali bekerja, karena ia sudah terlambat selama 2 jam, beruntung Jess menelepon kepala Staff Office Girl untuk mengizinkan Leni terlambat kembali bekerja, jadi ia tidak kena marah.

Brruukkk....

tak sengaja Leni menabrak seseorang yang membawa banyak berkas.Ia pun mendongakkan kepalanya, dan terkejut siapa yang telah di tabraknya.

"Hah...Asisten wakil CEO yang sangat galak itu..Ya..tuhan mimpi apa aku semalam..baru keluar dari kandang singa malah masuk ke mulut buaya...Ya tuhan..tolong aku.." batin Leni.

"Haaaiiissshh...hei hati hati kalau jalan, matamu jangan ditaruh dengkul, berkas yang kususun jadi berantakan gara gara kamu!!" Kata laki laki itu,yang ternyata adalah Revan.

"maaf..saya tidak sengaja..Pak ..tadi saya buru buru.."kata Leni

"Tidak sengaja katamu?Hei namamu Leni kan?" kata Revan samb menunjuk name tag Leni.

"Kamu kutandai. Setelah jam kerja selesai segera ke ruangan saya, kalau sampai terlambat, aku tak tahu aoa yang akan saya lakukan padamu!"Kata Revan sambil menatap tajam mata Leni.

Leni hanya menundukkan wajahnya saat Revan mengomelinya. Setelah Revan berlalu, Leni pun menghela nafas.

"Huufftt....dasar batu berjalan. Untung ganteng,...kalau nggak..."

"Kalau nggak kenapa?!"kata Revan.

Leni pun terkejut ternyata Revan berhenti di belakangnya,Ia pun menoleh dan terlihat Revan menatap dengan tatapan marah.

"Maaf Tuan...maksud saya..Anda tampan sekali, saya sangat kagum kepada Anda.." kata Leni mengalihkan pembicaraan.

"Aku dari lahir memang sudah tampan, Dasar OG tak jelas.."Revan pun segera masuk keruangannya.

"Huuffttt.......Hari ini menyebalkan sekali ketemu orang aneh seperti itu.." Leni kesal. Iapun segera melanjutkan perkerjaannya.

Revan pun masuk ke dalam ruangan itu. Ia hanya menghela nafas kesal, karena berkas yang sudah ia susun sedari pagi berantakan.

" Haduh..aku harus mulai dari awal kalau begini...." kata Revan mengacak rambutnya.

Kelemahan Revan ialah ia sangat lemah dalam mengurutkan sesuatu, ia selalu meminta bantuan pada bawahannya.

Sampai sore, ia berada di ruangannya ia hanya memandangi berkas laporan bulanan yang tadi belum sempat ia serahkan pada Justin karena insiden tabrakan dengan cleaning service itu.

Tak lama kemudian, ia mendengar ketukan dari luar ruangan, ia segera membetulkan posisi duduknya, agar lebih berwibawa.

"Masuk" kata Revan.

Leni pun masuk, ia sangat tegang saat berhadapan dwngan makhluk dingin di hadapannya itu.Ia memilih hanya menundukkan kepala. Ia tak berani menatap mata Revan yang sudah seperti samurai yang siap menghunusnya.

"Duduk!" suruh Revan. Leni pun duduk tanpa bersuara.

"Hei gadis...kenapa wajahmu tertunduk seperti itu?apa kamu tidak bisa menghargai orang yang mengajakmu berbicara" Kata Revan.

"Ma...maaf tuan...saya tidak berani..tolong jangan pecat saya.." kata Leni memohon.

" Tapi kamu sudah membuat file file yang aku siapkan berantakan karena kecerobohanmu!" Kata Revan dengan nada kesal.

"Apa yang bisa saya lakukan untuk Tuan, pasti akan saya lakukan Tuan..saya sangat membutuhkan pekerjaan saat ini..saya mohon jangan pecat saya." kata Leni yang terus memohon.

"Baiklah kalau begitu, silahkan susun segera berkas berkas yang kamu kacaukan ini dalam waktu 5 menit. Kalau sampai tidak selesai, kamu tahu kan resikonya?" kata Revan dengan tatapan tajam.

"ba..baik..Tuan"jawab Leni ragu.

Dengan berbekal panduan dari laptop milik Revan, Leni segera menyusun berkas berkas yang jumlahnya mencapai sekitar 50 halaman, ia menyusunnya dengan sangat teliti dan cepat. Revan yangelihatnya dibuat sangat heran dengan pekerjaan Leni, bahkan ia pun bisa memerlukan waktu lebih dari 1 jam untul menyusun berkas yang sudah berserakan itu.

Leni sama sekali tidak terlihat kesulitan saat menyusunnya. Ia terlihat sangat tenang.

"Bagaimana bisa?" gumam Revan sambil melongo.

Tepat 5 menit, Berkas berkas yang halamannya berantakan tadi sudah tersusun kembali dengan rapi. Revan terbengong sampai tak sadar bahwa berkas itu sudah disodorkan oleh Leni

"Tuan..ini sudah selesai. Apa masih ada lagi?"Tanya Leni pada Revan yang masih terbengong.

"Tuan..maaf..apa masih ada lagi.."tanya Leni lagi.

"eh...oh..tidak...tidak kamu boleh pulang sekarang." kata Revan tergagap.

"Maaf..apa Tuan masih akan memecat saya?"tanya Leni dengan nada takut.

"Tidak..kamu tidak saya pecat, kamu boleh pulang sekarang ". kata Revan.

"Terimakasih Tuan..Terimakasih...saya tidak akan mengulangi kecerobohan saya lagi..saya akan bekerja lebih giat lagi." kata Leni dengan mata berbinar. Revanpub mengangguk dan leni mohon untuk pamit.Ia pun meninggalkan ruangan Revan dengan perasaan lega, Ia pun segera pulang ke rumah. Karena anak anak yang les ditempatnya pasti sudah menunggu.

Sepeninggal Leni, Revan memeriksa kembali berkas yang telah Leni susun itu. Dan benar benar rapi,tak ada satupun halaman yang tertinggal maupun lompati.

" Gadis itu benar benar luar biasa." gumam Revan.

" Tolong cari tahu asal usul tentang OG bernama Leni,aku harap besok pagi laporannya sudah ada di mejaku saat aku datang." Revan pun menutup sambungan teleponnya. Ia pun bergegas untuk pulang.

(Babang Revan cuma nungguin si Leni doang...ya ampung Bang..pusing amat niy abangnya)

Revan: Diem lu thor..cepet nulis sana, bikin Gue paling perfect di novel lu, Kalo lu nggak bikin gue bagus kaya punya Justin, gue pecat lu jadi author.😒😒

Author: Iye iye bang..gitu aja marah..ati ati lu ntar cepet tua.😘😘

Revan;😡😡

Musibah membawa berkah

Pagi itu, Alarm ponsel Leni berbunyi. Ia pun segera bangun dan membuat sarapan sebelum berangkat kerja. Entah kenapa sejak kemarin ia terus teringat dengan Revan, asisten pribadi pemilik rumah sakit tempatnya bekerja. Ia merasa kesal jika teringat tentang Revan.

" Ih..ngapain juga aku kepikiran sama manusia es batu itu. Tapi kalo dilihat ganteng juga orangnya...mirip Sehun Oppa..uuhhhhh...." kata Leni yang membayangkan Revan yang memang mirip dengan idol korea nya.

Setelah selesai bersiap, Leni pun berangkat menuju tempat kerjanya mengendarai motor matic kesayangannya. Ia mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, karena semalam baru turun hujan, jadi banyak sekali genangan air di jalan yang berlubang. Saat sedang asyik mengendarai motor tiba- tiba..

Byuurrrr......

Sebuah mobil Sport merah hitam menyalipnya dan ada genangan air yang muncrat ke arahnya.

"Hoeee....pakai mata kalau nyertir!""teriak Leni. Tapi rupanya si pemilik mobil terua melajukan kendaraannya. Leni yang emosi segera mengejar mobil tersebut. Ia meningkatkan laju motornya. Hingga di depan rumah sakit Ia bekerja, mobil itu berhenti.

"Oh rupanya mobil sialan itu juga berhenti di sini..." umpat Leni.

Ia oun segera turun dan menggebrak kap mobil tersebut. Tak peduli seberapa mewahnya mobil itu, yang jelas pagi ini ia sangat kesal karena pakaian nya sudah basah kuyup bercampur lumpur.

"Heh..keluar loe..enak aja kabur loe..gara gara mobil loe gue jadi basah kuyub.?!" teriak Leni dari luar mobil itu.

Tak lama Leni meluapkan emosinya, si pemilik mobil keluar dengan santai. Leni sangat terkejut saat ia tahu siapa pemilik mobil tersebut. Nyalinya pun seketika menciut saat tatapan mata elangnya tertuju kepada Leni. Ia tak lain adalah Revan, asisten pribadi CEO rumah sakit tempatnya bekerja yang kemarin baru saja memberinya hukuman.

"P-p-pak Revan....maaf mungkin saya salah orang."kata Leni sambil tertunduk. Revan hanya diam sambil menatapnya tajam.

"Ma..maaf pak..mungkin saya salah orang. Saya tidak bermaksud marah marah tadi." kata Leni. Ia sangat gugup melihat Revan yang masih tetap diam.

"Jangan mengalihkan permasalahan kamu. Tadi saya tahu kamu mengejar saya pake motor jelek kamu itu!"

"Saya tunggu 5 menit diruangan saya ,kamu harus sudah bersih ketika menemui saya, karena saya benci sesuatu yang kotor. Kalau kamu telat, kamu saya pecat.!" kata Revan.

"I..i..iya Pak..saya akan segera keruangan Bapak.."jawab Leni, tapi ternyata Revan sudah lebih dulu ke ruangannya.

Tak ingin buang buang waktu, Leni langsung membersihkan diri dan langsung ke ruangan Revan. Ia sangat gugup saat menuju ke ruangan Revan yang berada di sebelah ruang CEO itu.

"Bagaimana kalau aku dipecat..akan sangat sulit menemukan pekerjaan untuk lukusan SMA sepertiku.."Batin Leni sambil terus berlari kecil menuju ruang asisten CEO.

Setibanya di depan ruang kerja Revan, Leni mengetuk pintu.

"Masuk.." sahut suara dari dalam. Leni pun segera masuk.

"4 menit 55 detik. Cukup tepat waktu."gumam Revan.

"Baiklah..sampaikan apa yang ingin kamu sampaikan" kata Revan.

"Maaf...pak.."kata Leni tidak mengerti.

"Saya bilang, sampaikan unek unek apa yang ingin kamu sampaikan kepada saya."jawab Revan tegas.

"Pak..mohon maaf sebelumnya, saya tahu Anda tadi terburu buru ke rumah sakit, Tapi bukan berarti Anda bisa mengendarai mobil Anda seenaknya. Yang saya pakai tadi seragam OG saya hari ini dan besok dan sudah sangat kotor dan basah gara gara Bapak, jadi saya ingin meminjam mesin laundry di ruangan bapak untuk mencuci baju saya, karena jika saya sampai siang nanti tidak pakai seragam, saya bisa kena tegur kepala staff Bagian Office Girl." Jawab Leni dengan berani.

"Kamu berani meminjam mesin loundry saya?" Tanya Revan.

"Maaf pak sebenarnya saya tidak cukup berani, tapi karena bapak meminta saya untuk mengeluarkan unek unek saya, jadi ya saya katakan saja."Kata Leni.

" Baik silahkan. Tapi ini tidak gratis, sebagai gantinya, kamu harus mengerjakan tugas yang saya berikan.Saya akan menghubungi Kepala Office Girl untuk membebas tugaskan kamu hari ini." Kata Revan

"Baik pak.." jawab Leni.

"Sekarang tolong kamu baca jadwal saya selama seminggu ini selama 5 menit kemudian kamu hafalkan semuanya tanpa ada kata kata yang terlewat satupun, jika ada yang terlwat, kamu harus mengulangi dari awal lagi." kata Revan sambil melemparkan sebuah buku agenda di depan Leni.

Leni mendengus kesal pada Revan.Ia pun segera membaca jadwal Revan dengan seksama. Ia pun sedikit terperangah saat tahu manusia batu di hadapannya itu, adalah seorang CEO di perusahaan yang cukup ternama di negara ini. Tapi ia juga bekerja sebagai asisten CEO di rumah sakit.

"Sudah siap?" tanya Revan setelah 5 menit kemudian. Leni pun mengangguk.

"Katakan jadwal saya selama seminggu kedepan beserta jamnya."perintah Revan.

Leni pun menjelaskan jadwal Revan secara Detail dan terperinci, bahkan ia seperti hafal diluar kepala, padahal Leni terlihat hanya sekilas saat membaca agenda tersebut.Revan sungguh terkagum kagum dengan kemampuan Leni. Tapi ia berusaha tak menunjukkan raut hetannya kepada Leni.

"Sudah Pak..." kata Leni, Revan hanya manggut manggut. Ia tak menyangka gadis sederhana di depannya ini memiliki tingkat kecerdasan tinggi.

"Leni sekarang katakan jadwal saya hari kamis minggu depan."kata Revan.Sengaja memilihkan hari dimana ia memiliki jadwal sangat padat. Dan Leni pun dengan mudah menyebutkan jadwal yang harus dilakukan Revan.

Sekali lagi itu membuat Revan terkejut dengan kemapuan Leni dalam menghafal. Padahal ia hanya sekilas saja membaca buku agenda yang diberikan Revan.

"Leni..apa saya boleh bertanya padamu?"

" Silahkan Pak.." jawab Leni.

"Apa yang memotivasi kamu bekerja sebagai Office Girl di rumah sakit ini?" tabay Revan.

"Karena saya sangat membutuhkan uang untuk pengobatan ibu saya yang sakit keras sejak saya kecil, tapi karena kondisi ibu semakin menurun,saya harus berhenti kuliah dan fokus untuk bekerja afar pengobatan ibu saya terus berlanjut. Tapi sayang sekali setahun yang lalu, ibu sudah meninggal.Saat ini saya bekerja untuk melanjutkan kuliah saya yang sempat tertunda Pak.." jawab Leni.

"Tapi mengapa kamu mau menjadi Office Girl, sedangkan yang saya lihat kamu mempunyai kecerdasan di atas rata rata?" tanay Revan.

"Saya hanya lulusan SMA pak, sedangkan semua pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan saya,membutuhkan latarbelakang pendidikan yang tinggi. Ya saya hanya pasrah Pak.." jawb Leni sambil menunduk.

Revan yang mendengar alasan Leni, hanya manggut manggut karena ia juga membenarkan apa yang dikatakan Leni.

"Len..kalau saya minta kamu jadi sekretaris pribadi saya, apa kamu bersedia?"tanya Revan.

Leni yang mendengar tawaran Revan cukup kaget, karena ia tak menyangka akan mendapat tawaran yang cukup menarik, ia tidak harus melamar pekerjaan kesana kemari, tapi ia malah pekerjaan yang datang padanya.

"Mungkin dengan aku menjadi sekretaris pribadi pak Revan, aku bisa melanjutkan kuliahku yang sempat tertunda" batin Leni.

"Leni..apa kamu keberatan dengan tawaran pekerjaan dari saya?Tenang saja saya akan menggaji kamu dengan nominal tinggi dan memberi kamu beberapa fasilitas yang bisa kamu manfaatkan. Kamu juga bisa mengambil kuliah kelas karyawan di akhir pekan, Nanti saya yang akan membantumu. Asal kamu setuju syarat yang saya berikan." kata Revan.

Leni pun mengangguk, karena ia masih tak percaya.

"Syaratnya apa saja Pak..?" tanya Leni

Revanpun memberikan Map warna coklat dan menyuruh Leni membacanya.Leni membacanya dengan sangat teliti.

"Syarat dan ketentuan untuk mendapat seluruh fasilitas kerja dan pendidikan untuk skretaris pribadi:

Datang kerja tepat waktu pukul 05.30 di rumah saya.

Menyiapkan keperluan saya sebelum bekerja. (Pakaian, sepatu, aksesoris, dll.)

Hafal semua jadwal dengan detail.

Jujur

Bertanggung jawab.

Modis dan harus menarik( tidak boleh asal asalan dalam berpakaian tapi masih dalam batas kesopanan).

Bisa menguasai 7 Bahasa asing( Inggris, Jerman, Spanyol, Mandarin, Jepang, Perancis, dan Korea.).

Jika belum bisa menguasai, atasan bersedia memfasilitasi Kursus bahasa tersebut dengan syarat 3 bulan harus sudah fasih.

Bisa menyusun File dan berkas penting dengan rapi secara cepat.

Harus selalu ada saat itu juga jika atasan membutuhkan Anda

Jika sekretaris pribadi masih dalam masa pendidikan kelas karyawan, harus mempertahankan IPK min. 3.1 untuk beasiswa hingga S1 dan IPK min. 3.5 untuk beasiswa hingga S2 jurusan Public Relation."

"Bagaimana Leni, Apa Anda keberatan dengan syarat dan ketentuan tersebut." tanya Revan.

" Saya setuju Pak.." jawab Leni dengan keyakinan penuh. Karena menurutnya tidak ada syarat yang membuatnya keberatan.

"Ada yang perlu ti ditanyakan?"tanya Revan.

"Tidak Pak..saya sudah cukup jelas. Hanya saja saya butuh waktu untuk pindah dari rumah, karena tempat tinggal saya agak jauh, mungkin saya harus menyewa kontrakan di dekat rumah bapak, agar tidak ada resiko terlambat."

" Kebetulan ada salah satu rumah saya yang tidak ditempati di dekat rumah saya yang sekarang,kamu bisa tinggal disana. Anggap saja itu fasilitas kantor, jadi kamu tidak usah membayar sewa, cukup kamu jaga kebersihannya saja." jelas Revan.

" Baik Pak terimakasih banyak."kata Leni berbinar.

"Oh ya Leni..kamu bisa mulai bekerja minggu depan, saya yang akan mengurus prosedur resign kamu dari rumah sakit ini." kata Revan.

"Iya..Pak..sekali lagi terimakasih." kata Leni.

"Hmm...sekarang kembalilah bekerja. Ingat Lusa kamu tidak lagi bekerja di sini, besok kamu bisa ambil pesangon yang sudah di siapkan pihak HRD." kata Revan.

"Iya pak..."

Sepeninggal Rwvan Leni pun berjingkrak kegirangan,Revan yang mengintip dibalik tembok tersenyum simpul saat melihatnya.

Emosi Leni

Beberaoa hari trlah berlalu, hari ini Leni akan pindah dari rumah yang saat ini ditinggalinya untuk pindah ke rumah baru di dekat rumah bossnya. Ia hanya membawa baju bajunya saja, karena disana sudah ada perabot rumah yang lengkap.

Saat ia bersiap, suara gedoran keras dan teriakan seseorang mengganggunya.

"Heh..keluar..loe..gue tau.loe di dalem!" kata suara laki itu.

Leni pun membukakan pintu. Dua orang laki laki berperawakan besar dengan lengan penuh tatto menerobos masuk dan mengacak acak isi rumah. Dan mengeluarkan semua perabotan dirumah itu.

"Hei..apa yang kalian lakukan?!mengapa kalian mengacak acak isi rumahku?" teriak Leni oenuh kemarahan.

"Sekarang bawa barang barang lo dan pergi dari sini! Togar udah jual rumah ini ke Juragan Sanip!" kata preman itu.

"Apa...rumah gue dijual bapak?" kata Leni tak percaya.

" Togar kalah judi, dia hutang ke juragan sanip dan jual rumah ini buat nglunasin hutannya." kata preman itu.

" Apa? Tapi bapak udah pergi lama dan nggak balik, nggak mungkin...nggak mungkin.." Leni langsung menghambur ke dalam dan mencari sertifikat rumahnya, tapi tidak ketemu.

" Eh..cewek..apa yang loe cari?loe cari ini?" kata preman tersebut.

" Hah? bagaiman sertifikat rumahku bisa berada di tangan kalian?"tanya Leni terkejut.

"Bokap loe yang kasih.." jawab preman itu dengan enteng.

Leni pun terduduk lemas. Ia tak menyangka ayahnya begitu tega. Togar meninggalkan istrinya yang saat itu mulai sakit sakitan. Ia juga tak pernah bekerja lagi setelah ia di PHK dari kantor tempatnya bekerja.Selama ia tidak bekerja, istrinya lah yang banting tulang bekerja entah bekerja sebagai tukang cuci, membuat kue untuk dititipkan diwarung tetangga, atau bahkan ia bekerja di pasar sebagai tukang parkir.

Beruntung Leni adalah anak yang mempunyai kecerdasan di atas rata. Ia selalu membawa pulang medali ketika mengikuti olimpiade sains di berbagai tingkat mulai kabupaten,provinsi, nasional maupu internasional. Ia selalu mendapat beasiswa dari mulai SMP hingga SMA, ia bersekolah di salah satu SMA internasional di kota J tanpa membayar sepeserpun. Asal prestasinya tidak menurun.

Ayah Leni menjadi sosok bertempramen buruk setelahb ia di PHK dari kantornya. Tak jarang Ia dan ibunya menjadi target kekerasan dari Ayahnya. Namun tak ada diantara tetangganya yang berani melerai saat Togar menghajar anak istrinya. Hingga suatu saat Togar pergi dari rumah itu dan tak pulang lagi.

Sejak saat itu, ibu Leni mulai sakit sakitan tapi tak pernah Leni membawanya ke rumah sakit karena kondisi ekonomi mereka. Tak jarang Leni harus bekerja paruh waktu dan memberikan les pada anak anak tetangga setelah ia pulang sekolah.

Setelah Lulus SMA dengan nilai yang sangat memuaskan, Leni sempat kuliah, ibunya menjual sepetak sawah peninggalan keluarganya di kampung untuk biaya masuk universitas. Leni sebenarnya tak mau, tapi ibunya terus memaksa agar ia melanjutkan pendidikannya, meski ia juga harus bekerja. Tapi ia harus berhenti di tengah jalan karena penyakit ibubya semakin parah.

"Ayah...kenapa ayah begitu tega...ini rumah peninggalan ibu satu satunya...kenapa ayah malah menjualnya?" batin Leni sambil terus menangis.

"Eh bos..bagaimana kalau kita nikmati sajian cantik di depan kita ino bos..kayanya ia masih gadis bos.." kata salah satu dari mereka.

" Eh bener lu..tapi gue duluan!dimana mana kalau maubmakan pasti Bos dulu.." kata salah satu preman itubyang mempunyai badan besar.

Mereka perlahan mendekati Leni yang sedang menangisi nasibnya. Dengan cepat, preman tersebut mendekap tubuh Leni dan mengikatnya di tempat tidur dengan posisi telentang.

Mereka menyumpal mulut Leni dengan kaus kaki agar ia tak bersuara. Saat Bos preman tersebut akan memulai aksinya, dari arah belakang Revan dengan mudah melumpuhkan para preman tersebut dengan memukul tengkuk para preman itu.

Flash back.

Revan menghubungi Leni bahwa ia akan menjemputnya setelah makan siang, karena Leni tidak bisa sembarangan masuk ke komplek perumahan tempat tinggal Revan.

Saat ia sampai di depan rumah Leni, ia melihat rumah Leni begitu berantakan. Ia segera masuk dan terkejut saat Leni sudah terikat dalam posisi telentang dengan dua orang pria berbadan besar di kamarnya.

Flashback off.

Revan langsung membuka sumpalan di mulut Leni. Dan melepaskan ikatan di tangam dan kakinya. Leni yang shock langsung tak sadarkan diri ketika Revan memapahnya untuk bangun.

" Len...bangun.."panggil Revan tapi Leni tetap tak membuka matanya.

" ****...!!" Revan segera mengangkat tubuh Leni dan menghubungi anak buahnya.

"Datanglah ke tempat yang sudah aku shareloc , cari tahu penyebabnya, dan bereskan tempat itu seperti semula. Jangan lupa bawa preman yang sedang pingsan itu ke markas." perintah Revan lewat sambungan telepon.

Ia pun meninggalkan tempat itu dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia menuju Ganendra Medichal Center untuk memberikan perawatan pada Leni yang sedang pingsan.

Sesampainya di sana Revan langsung membawa Leni menuju UGD dan ia ojn menunggu di luar, setelah beberapa saat, dokter yang menangani Leni keluar.

"Bagaimana keadaa gadis itu dok..?" tanya Revan.

" Dia baik baik saja Tuan Revan, dia hanya shock saja sekarang ia sudah sadar, setelah ini Ia sudah diperbolehkan pulang." jelas dokter itu.

Revan pun langsung masuk menemui Leni yang masih terlihat lemah.

" Kamu tenang saja, orang orangku sudah membereskan para preman biadab tadi." kata Revan.

"Terimakasih Pak Revan...kalau tidak ada Bapak mungkin saya sudah..." belum sempat Leni meneruskan ucapannya, Revan sudah menempelkan jari telunjuk di bibir Leni. Ia tahu Leni merasa sangat terguncang hari ini.

" Kita langsung pulang ke rumahku ya..ingat besok pagi kamu sudah mulai bekerja untuk saya."kata Revan.

Ia langsung membantu Leni untuk bangun dan membawanya pulang.

" Dirumah yang kamu tinggali belum ada stok makanan apapun, jadi kita akan ke supermaarket dulu untuk beli makanan." kata Revan.

"Baik pak.." Jawab Leni.

Mereka pun berhenti di depan sebuah supermarket.Revan dan Leni segera turun dari mobil.

"Ayo..." Revan menarik tangan Leni agar ia cepat mengikuti langkahnya .

"Belilah apapun yabg bisa dimasak malam ini. Aku akan menunggumu disini."kata Revan sambil menyerahkan sebuah kartu debit kepada Leni.

"Tapi Pak..saya masih ada uang untuk belanja." kata Leni.

"Sudah ambil saja, ini termasuk fasilitas dariku.Belanjalah kebutuhan di rumah dengan uang yang ada di kartu ini. Ingat kamu menggunakannya untuk kebutuhan rumah dan pekerjaan. Bukan untuk kebutuhan pribadimu.Mengerti?"kata Revan.

"Mengerti Pak.." jawab Leni. Ia segera membeli semua bahan makanan dan kebutuhan rumah dengan cepat dan segera membayarnya ke kasir.

"Sudah selesai?" tanya Revan.

"Sudah Pak.." jawab Leni.

" Hah..tak bisa kupercaya cepat sekali gadis ini.." batin Revan. biasanya ia selalu menghabiskan waktu berjam jam hanya untuk membeli kebutuhan rumah.

"Setelah ini, kita akan membeli seragam kerjamu, kulihat kamu tak punya baju kantoran yang bagus.."kata Revan.

"Hah..darimana bapak tahu saya tidak punya baju kantoran yang bagus?" tanya Leni terkejut.

"Aku membuka kopermu dan yang kulihat hanya baju jelek yang membuatku sakit mata.." Jawab Revan.

"Maaf Pak..saya memang tak banyak uang untuk beli baju bagus..bisa makan sehari tiga kali saja saya sudah sangat bersyukur."jawab Leni sedikit ketus. Karena sejujurnya ia sedikit sakit hati dengan ucapan Revan.

"Maaf aku tak bermaksud menyinggungmu..Aku hanya bicara jujur..." kata Revan yang membuat Leni bertambah kesal.

"Lalu dimana baju baju sayaa Pak..?" tanya Leni.

"Sudah kubuang semua,kan aku sudah bilang bajumu membuatku sakit mata." jawab Revan.

" Apa...bapak membuangnya? Lalu bagaimana aku ganti baju kalau bapak membuangnya..?" tanya Leni dengan nada tinggi.

"Bahkan uangku tak akan cukup jika aku harus beli baju lagi, semua pesangonku telah kupakai untuk melunasi hutang ke rentenir.." batin Leni.

"Tenang saja pakai saja kartu itu untuk membeli baju baju dan make upmu. Anggap saja.."

"Fasilitas pekerjaan."belum sempat Revan menyelesaikan kata katanya, Leni sudah memotongnya.

"Kamu berani memotong atasanmu saat berbicara?Sungguh tidak sopan." Kata Revan Kesal.

"Bapak seenaknya saja membuang baju baju saya karena menurut bapak jelek, walaupun jelek baju baju itu juga dibeli pakai uang pak.." protes Leni karena tak terima.

" Ya ..sudah..anggap saja saya mengganti rugi bajumu yang sudah saya buang,karena bajumu itu menurutku sangat jelek."kata Revan.

"Terserah bapak..!"Leni menjawabnya dengan ketus,Sednagkan Revam hanya terkekeh kecil.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!