NovelToon NovelToon

Terjerat Cinta Sang Mafia

Suasana Sekolah

Pagi yang indah menyapa seseorang yang masih berkelana di alam mimpi.

"Gia.. jangan pergi. Aku masih kangen sama kamu Gia. Jangan tinggalkan aku !!!" teriak Sean Astin yang memimpikan teman masa kecilnya.

"Gia jangan pergi !!!!" teriak Sean hingga ia terbangun dengan keringat yang bercucuran di keningnya. Sean menangis setelah mimpi bertemu dengan sang kekasih masa kecilnya. Setelah bangun dari tidurnya, ia melihat ponselnya sudah menunjukkan pukul 07.30. Ia bergegas mandi dan bersiap-siap pergi ke sekolah.

Di ruang makan, Papa Robbert dan Mama Ivanka sudah menunggu Sean untuk sarapan bersama. Oleh karena tak kunjung turun dari kamarnya, Papa Robbert meminta Mama Ivanka memanggil Sean. Papa Robbert bersiap menutup telinganya.

"SEAN..AYO MAKAN DULU SAYANG !!" teriak Mama Ivanka seperti pedagang sayur keliling.

"Untung nih telinga udah gue tutup, kalau nggak, bakal jebol nih gendang telinga gue. Hehehe.." batin Papa Robbert. Mama Ivanka melihat Papa Robbert menutup telinganya.

"Papa kenapa menutup telinga ?" tanya Mama Ivanka dengan nada sewotnya.

"Tadi aku merasakan telingaku berdengung Ma" kata Papa Robbert.

Tak lama kemudian Sean turun dari kamarnya. Terlihatlah seorang Sean Astin yang memakai seragam SMA dengan wajah tampannya. Mama Ivanka melihat mata Sean sedikit sembab.

"Kamu masih menangisi Gia ? Lebih baik kamu move on saja sayang. Terlalu banyak berharap itu tidak baik nak.." saran Mama Ivanka. Sean hanya diam dengan tatapan dinginnya.

"Aku berangkat dulu Ma.. Pa.." kata Sean kemudian berlalu meninggalkan ruang makan.

"Sean..kembali..!!!!" bentak Papa Robbert agar Sean menghentikan langkahnya. Akan tetapi Sean mengabaikan panggilan Papa Robbert. Mama Ivanka seakan menyesal meminta Sean move on dari kekasih masa kecilnya.

"Seharusnya aku tidak mengatakan itu Pa" ucap Mama Ivanka penuh penyesalan.

"Tidak apa-apa sayang. Kamu tidak salah kok menyarankan Sean untuk Move On dari Gia. Ini semua salah kita yang sudah mendoktrin Sean dan Gia sebagai sepasang kekasih hingga Sean mengingatnya sampai sekarang" kata Papa Robbert.

"Apa kamu sudah menemukan keberadaan mereka sayang ?" tanya Mama Ivanka.

"Sejauh ini belum Ma. Tapi aku akan tetap berusaha menemukan mereka." kata Papa Robbert.

"Tolong usahakan ya Pa. Kasihan Sean, dia berubah menjadi orang yang dingin dan arogan setelah kepergian Gia dan keluarganya." pinta Mama Ivanka.

"Pasti aku usahakan Ma, mereka juga sahabat kita. Aku juga merindukan mereka" kata Papa Robbert.

///Einstein International Highschool///

Sekolah swasta terbaik di kota S, tempat Sean Astin bersekolah. Robbert Astin merupakan pemilik asli Einstein International Highschool. Akan tetapi ia mempercayakan sekolah ini kepada temannya Bennedict Johnson yang menjabat sebagai kepala sekolah tetap. Tidak ada satu orangpun yang tahu bahwa pemilik Einstein International Highschool yang sebenarnya adalah Robbert Astin kecuali Sean Astin, putra tunggal Robbert dan Bennedict Johnson sendiri. Keputusan Robbert Astin dalam Einstein International Highschool adalah keputusan yang mutlak.

Sean Astin adalah pria tertampan di sekolahnya. Bukan hanya Sean, ketiga sahabat Sean juga terkenal dengan ketampanannya. Banyak sekali gadis di sekolah yang ingin menjadi kekasih dari seorang Sean Astin termasuk Vallerie Johnson. Vallerie Johnson adalah dewi dari Einstein International Highschool. Kecantikan Vallerie sudah terkenal hingga ke seluruh penjuru sekolah. Bahkan ia dijuluki sebagai bunga sekolah.

Selain menjadi pria tertampan disekolah, Sean memiliki otak yang cerdas. Ia mampu mendirikan S.A Group, perusahaan di bidang teknologi dengan usahanya sendiri. Ia menjalankan bisnisnya dibantu oleh temannya Darren Brown. Didikan yang keras dan menyakitkan dari sang kakek yang merupakan mantan king Mafia Devils menjadikannya sosok yang kuat, kejam dan tak kenal ampun. Sepeninggal kakeknya, Sean dinobatkan sebagai King Devils. Papa Robbert mengetahui itu semua dan ia tidak ingin ikut campur dengan urusan dunia bawah. Akan tetapi ia masih memantau pergerakan putranya yang kini menjadi king dari kelompok mafia terkuat.

Sean memiliki sahabat yang juga sebagai kaki tangannya dalam Devils. Ketiga sahabat Sean, Martin Drake, Jonathan Mattew dan Kenzo Alberto adalah anak sebatang kara yang ditemukan kakek Sean. Kakek Sean memberikan pendidikan dan kehidupan yang layak untuk ketiga sahabat Sean. Oleh karenanya ketiga sahabat Sean sangat setia kepadanya. Tidak ada sedikitpun niat untuk berkhianat kepada Sean.

///////////////

Sean tiba disekolah dengan mengendarai Ferrari 458 italy, mobil kesayangannya kemudian disusul oleh ketiga sahabatnya. Semua mata tertuju kepada Sean dan ketiga sahabatnya yang sedang memarkirkan mobil. Saat Sean dan sahabatnya turun dari mobil, terdengar suara histeris dari para siswi yang mengagumi kesempurnaan Sean.

"Waaah... Arjuna gue baru datang guys" kata Vallerie yang kegirangan saat melihat kedatangan Sean.

"Kalau Sean loe panggil arjuna, berarti Martin gue panggil Yudhistira dong..hahahaha.." sahut Yuna yang menyukai Martin.

"Kalau gitu Jojo gue panggil Nakula deh" celetuk Anna sembari tersenyum melihat Jonathan. Angel hanya diam dan tersenyum memandang Kenzo.

Vallerie dan ketiga sahabatnya menghampiri Sean dan Gengnya yang masih membicarakan sesuatu di parkiran.

"Hai.. Sean.. kamu udah makan ? Aku bawa bekal buat kamu loh.." kata Vallerie sembari memberikan bekal kepada Sean. Ketiga sahabat Seanl tersenyum melihat drama di setiap pagi.

Dari kejauhan terdapat tiga orang gadis yang menyaksikan drama bunga sekolah melalui jendela kelas mereka. Mereka, Jean Sky, Rose Julian dan Sally Huston juga tidak kalah cantik dengan Vallerie dan gengnya.

"Yuk kita nonton drama 4D guys." ajak Jean sembari menepuk pundak Sally.

"Alah.. paling juga ditolak" celetuk Sally.

"Gue heran deh, padahal bunga sekolah itu cantik kan ? kenapa Ice man menolaknya ??" ucap Rose bingung.

"Masih cantikan gue kali rose. Liat nih.. body gue sexy booo.." kata Jean menyombongkan diri.

"Diam !!!! Drama sudah dimulai tuh" kata Sally sok serius.

"Tadi aja bilang nggak mau nonton. Sekarang paling semangat nontonnya.." sindir Rose.

Sean berulang kali menghindar dari tangan Vallerie yang akan menyentuhnya. Akan tetapi Vallerie masih memaksakan kehendaknya.

"Pergi.. Jangan sentuh gue" bentak Sean dingin. Vallerie tetap gigih memaksa Sean agar Sean menerima bekal makanan darinya.

"Terima dong Sean. Aku bangun pagi hanya untuk memasak buat kamu loh" pinta Vallerie dengan wajah sedikit memelas. Sean melihat Vallerie dengan tatapan kesal kemudian berlalu meninggalkan Vallerie. Vallerie yang merasa diabaikan oleh Sean pun menjadi kesal. Ia memutuskan kembali ke kelasnya sebelum semua orang di sekolah melihatnya ditolak oleh seorang Sean Astin.

"Hai.. Martin.. " sapa Yuna. Martin pergi mengabaikan sapaan Yuna dan menyusul di belakang Sean.

"Hai.. Jojo.." sapa Anna. Jonathan hanya tersenyum kemudian menyusul Martin.

"Oh My God.. ganteng banget siih.." kata Anna yang bahagia mendapatkan senyuman dari Jonathan. Angel hendak menyapa Kenzo, akan tetapi kenzo memberikan isyarat dengan tangannya meminta Angel tidak menyapanya.

"Hahahahahaha... ditolak lagi guys.." kata Sally di iringi dengan tawa bahagia. Jean hanya tersenyum menyaksikan akhir drama bunga sekolah dan kawan-kawan.

"Cantik sih.. tapi murah..makanya ditolak mulu" kata Jean yang jiwa julidnya mulai muncul.

"emangnya si bungsek jualan ya?" tanya Rose yang mulai Lola (Loading/mikir lama).

"Tau ah.." kata Jean yang kesal dengan Rose. Sally tertawa melihat percakapan antara Tukang Julid dan Rose yang Lola.

"Bungsek apaan sih ?" tanya Sally dengan polosnya.

"bungsek itu singkatan bunga sekolah Sally yang cute. Lama-lama loe jadi ketularan ke-bego-an roje ya Sal.. hahahaha.." ejek Jean sambil tertawa. Bibir Sally mengerucut mendengar ejekan Jean.

"Kalau gue sih.. Mending jomblo deh daripada ditolak mulu. Malunya bisa sampai ubun-ubun kalau ditolak.. hahahaha" celetuk Rose sambil tertawa.

"Hati-hati kalau ngomong, nanti loe jadi jomblo akut beneran looh.." sahut Sally.

"Sally.. loe nyumpahi gue ??" kata Rose tidak terima.

"hahahahaha.. abisnya mulut loe asal nyablak sih Roje.." jawab Sally sambil tertawa. Rose memanyunkan bibirnya karena kesal.

Sean, Martin, Jonathan dan Kenzo masuk ke kelas. Jean dan Sally yang awalnya tertawa cekikikan menjadi diam. Rose yang melihat Jonathan ingin sekali menyapanya.

"Hai.. Jojo.." sapa Rose dengan senyum yang sengaja ia manis-maniskan. Jean dan Sally terkejut melihat Rose menyapa Jonathan. Mereka hanya saling pandang melihat sahabat mereka mencari perhatian pada Jonathan.

"Hai.. Rose.." jawab Jonathan dengan senyuman manis yang terukir di bibirnya. Martin dan Kenzo pun bingung dengan tingkah Jonathan yang tidak seperti biasanya.

Sean, Martin dan Kenzo duduk di tempat mereka, sedangkan Jonathan masih tersenyum menatap Rose yang juga tersenyum kepadanya. Tak lama kemudian Pak Danang, wali kelas mereka tiba di kelas. Semua siswa duduk ke tempatnya masing-masing termasuk Jonathan dan Rose.

"Eh.. loe naksir sama rose Jo?" tanya Kenzo sembari menepuk lengan Jonathan.

"Entahlah.. gue nggak tahu Ken" jawab Jonathan.

"Sean.. Si Vallerie itu kayaknya suka banget sama loe" kata Kenzo.

"Kalau loe mau, buat loe aja" kata Sean dengan nada dinginnya.

"Enak aja, dia bukan tipe gue" kata Kenzo merendahkan.

"Emang tipe loe seperti apa ?" tanya Jonathan.

"Tipe gue itu.... yang imut-imut gitu lah.. tapi jago berantem.." jawab Kenzo sembari tersenyum membayangkan seorang gadis.

"Ada..ada.. tuh si Yuna temannya Vallerie, dia jago bully orang.. hahahaha" kata Martin sambil tertawa.

"nggak..nggak... nggak..wajahnya tua seperti emak-emak" jawab Kenzo.

"Lagian tipe loe aneh sih.. nyari cewek itu yang cantik, sexy, yang dadanya padat berisi..." kata Martin sembari tersenyum melihat Jean yang sedang bercanda dengan Rose dan Sally. Sean, Jonathan dan Kenzo melihat arah pandangan Martin.

"Emang siapa cewek cantik, sexy dan punya dada padat berisi Tin ?" tanya Jonathan memancing Martin.

"Yaa... yang seperti Jean Sky" jawab Martin keceplosan sembari tersenyum melihat body Jean. Jonathan dan Kenzo menahan tawa saat mendengar Martin menyebut Jean sebagai tipenya. Jean mendengar namanya disebut oleh Martin.

"Apa loe manggil-manggil gue !!" tanya Jean dengan songong.

"Siapa yang manggil loe ?? kepedean banget sih jadi cewek. Nama Jean bukan loe doang" jawab Martin yang tak kalah songong. Jean pun berbalik karena merasa malu sekaligus kesal dengan Martin.

"Sabar Jean.." kata Rose menenangkan Jean. Jean hanya menghembuskan nafasnya dengan kasar untuk meredam emosinya.

"Eh.. bukannya Sally juga jago bela diri ya ??" kata Jonathan kurang yakin.

"Mana mungkin !!! mustahil !!!! tampang imut seperti itu mana bisa berkelahi ??" kata Kenzo merendahkan. Sally mendengar perkataan Kenzo. Ia pun menjadi kesal.

"Beraninya loe merendahkan gue ? Sini kita gelud. Akan gue robek mulut loe biar nggak asal nyablak" kata Sally yang sudah terbawa emosi.

"Hahahaha.. emang loe bisa ?? tampang loe aja tidak meyakinkan sama sekali" kata Kenzo kembali mengejek Sally.

"brengsek !!! loe menghina gue ?? Biar gue pukul kepala loe.. " kata Sally sambil berdiri hendak memukul Kenzo akan tetapi dicegah oleh Rose.

"Udah Sall.. malu-maluin." kata Rose menenangkan Sally.

"Justru akan memalukan jika gue kalah sama berandalan ini" kata Sally dengan emosi yang memuncak.

"Loe bilang gue berandalan ??" kata Kenzo tidak terima.

Pak Danang mulai merasa terganggu dengan ocehan siswa di kelasnya. Ia menggebrak meja agar semua siswa diam.

"Kalian semua diam atau saya hukum !!!!" teriak Pak Danang. Semua siswa pun terdiam.

"Lagian kenapa loe nggak mau ngalah sama cewek sih Ken ?" bisik Martin.

"Gue benci banget sama dia" jawab Kenzo yang juga berbisik.

"Jangan bilang gitu. Ntar naksir baru tahu rasa kau.." bisik Martin mengingatkan Kenzo.

"Nggak mungkin gue suka sama cewek kasar seperti dia" kata Kenzo kesal.

"Gue juga ogah suka sama cowok berandalan seperti loe" kata Sally. Kenzo semakin kesal dengan Sally, sama halnya dengan Sally yang juga sangat kesal dengan Kenzo.

"Gia..sampai kapan aku harus menunggumu. Kembalilah kepadaku Gia. Aku sangat merindukanmu" batin Sean

Sean masih asyik dalam lamunannya. Sejak kepergian kekasih masa kecilnya, ia memilih acuh dengan lingkungan di sekitarnya dan menghindari orang-orang yang ingin dekat dengannya.

Sean Astin

~bersambung~

Sekolah Baru

Di Mansion keluarga George, Papa Kevin dan Mama Nessa telah mempersiapkan sekolah yang baru untuk putri kesayangan mereka.

"Sayang, mulai besok kamu akan bersekolah di Einstein International Highschool. Semua persyaratan dan administrasi sudah Papa urus." kata Papa Kevin sembari menyantap makan malam.

"Katanya itu sekolah paling bagus di kota S sayang. Mama yakin kamu akan betah bersekolah disana. Kamu mau kan sekolah disana ?" tanya Mama Nessa.

"Kalau aku sih terserah Mama sama Papa aja." kata Alexa Georgia.

Matahari bersinar dengan hangat di pagi yang dingin. Seseorang mengerjapkan matanya dan bangun dari tidur nyenyaknya saat bias sang mentari masuk melalui vitrase pada jendela kamarnya. Ia ingat bahwa hari ini ia akan mulai sekolah di tempat baru. Jadi ia bergegas bersiap-siap untuk pergi ke sekolah barunya.

"ALEXA... KATANYA MAU SEKOLAH.. !!!! AYO CEPAT BANGUUNN !!!!" teriak Mama Nessa dari Ruang Makan.

"MAMA..AKU UDAH DENGAAAR JANGAN TERIAK-TERIAK" teriak Alexa sambil menuruni anak tangga menuju Ruang Makan.

"Kamu tuh yang teriak-teriak" kata Mama Nessa.

"Mama yang teriak. Paa.. Mama membuatku kesal" adu Stella kepada Papa Kevin.

"Maa.. jangan membuat putri kesayanganku kesal" kata Papa Kevin.

Alexa adalah putri satu-satunya George Kevin dan Vanessa Callista. Alexa adalah gadis manja yang sangat cantik, terkadang dia bisa bersikap konyol, ia juga gadis yang cerdas, akan tetapi dia belum berpengalaman dengan kehidupan di luar Mansion Keluarganya. George Kevin adalah CEO G.K group yang merupakan pengusaha tersukses di negara B. Ia beserta keluarga kecilnya pindah ke negara K karena ada suatu masalah yang harus mereka hindari.

"Ooh.. jadi kamu lebih membela putri kamu ??? awas aja, nggak aku kasih jatah kamu Pa.." kata Mama Nessa.

"Eh.. jangan gitu dong Ma. Kenapa kamu nggak mau ngalah sama Alexa sih ??" tanya Papa Kevin.

"Jatah apa sih Pa ? Kalau Mama nggak mau ngasih, biar aku yang ngasih" kata Alexa dengan polosnya. Papa Kevin dan Mama Nessa tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan polos Alexa.

"Udah.. kamu jangan pedulikan Mama kamu. Kita berangkat sekarang yuk.." ajak Papa Kevin segera menggandeng Alexa agar Alexa tidak terus menerus bertanya.

Sean tiba disekolah dengan mobil kesayangannya. Dibelakang Sean, disusul oleh Martin, Jonathan dan Kenzo. Seperti biasa, hampir semua siswi histeris menyaksikan beberapa pria tampan turun dari mobil.

"Guys..guys.. kita liat drama lagi yuk ?" ajak Jean.

"woke.. gue pengen lihat sampai kapan sih si bunga sekolah tidak punya urat malu ??" kata Sally penasaran.

"urat malu gimana sih ? urat bakso ada.." kata rose sambil membayangkan makan bakso.

"Makanan mulu yang loe fikirkan roje. Kalau gendut tahu rasa loe.." kata Jean.

"Biarin gendut. Asal kalian tahu, cewek gendut itu lebih memikat guys.." kata Rose.

"Udah dong, kita sedang fokus liat drama nih. Jangan sampai kelewatan loh.." kata Sally. Rose dan Jean pun mencari tempat yang strategis untuk menonton drama pagi.

Melihat kedatangan Sean, Vallerie bergegas menghampiri Sean ke parkiran. Martin, Jonathan dan Kenzo tertawa melihat Vallerie yang hampir sampai di depan Sean. Akan tetapi Sean tidak tahu jika Valerie hendak menghampirinya.

"King.." panggil Martin, Jonathan dan Kenzo secara bersamaan. Vallerie berada tepat didepan Sean.

"Brengsek !!!!" umpat Sean.

"Selamat pagi Sean.. kita sarapan bareng yuk ?? aku yang traktir deh.." ajak Vallerie. Sean hendak pergi, akan tetapi Vallerie menarik tangan Sean dan memaksa Sean pergi ke kantin bersamanya.

"Jangan ganggu gue" bentak Sean sembari melotot kepada Vallerie. Vallerie menjadi takut melihat tatapan mata Sean yang seakan ingin membunuhnya. Sean berlalu menuju ke kelasnya kemudian diikuti oleh Martin, Jonathan dan Kenzo yang menahan tawa melihat drama pagi antara Sean dan Vallerie.

Jean, Rose dan Sally yang melihat drama Bunga Sekolah tertawa terbahak-bahak karena untuk kesekian kalinya Vallerie ditolak oleh Sean. Suara tawa mereka terdengar oleh Yuna, Anna dan Angel bahkan Vallerie pun mendengarnya.

"Val.. mereka semua ngetawain loe tuh" kata Yuna.

"Gue juga denger Yun !!!" bentak Vallerie.

"Kok loe bentak gue sih Val ?" protes Yuna.

"Sorry.. gue nggak bermaksud membentak loe Yun. Gue sangat kesal sama mereka." kata Vallerie dengan kesal.

"Loe kesal dengan siapa Val ?" tanya Angel dengan tampang polosnya.

"Gengnya si Jean ngel !!!" jawab Vallerie.

"Kita harus memberi mereka pelajaran Val" usul Anna.

"Pasti. Tapi gue nggak mau nama baik sekolah ayah gue hancur hanya karena balas dendam kepada mereka. Jadi kita harus hati-hati saat memberi mereka pelajaran." kata Vallerie kemudian berlalu ke kelasnya.

Suara tawa Jean, Rose dan Sally juga terdengar oleh Sean, Martin, Jonathan dan juga Kenzo. Martin, Jonathan dan Kenzo yang sebelumnya menahan tawa di belakang Sean kini ikut tertular virus tertawa dari tiga orang gadis di kelasnya. Mereka tertawa terbahak-bahak bersama. Sean yang mendengar suara tawa ketiga sahabatnya bersama ketiga teman perempuan di kelasnya menjadi sangat kesal. Ia mengambil ponsel di dalam ranselnya dan memainkan ponselnya sambil memakaian earphone di kedua telinganya.

Di ruang kepala sekolah, Alexa bersama Papa Kevin menemui Tuan Bennedict selaku kepala dan Pak Danang selaku guru kelas.

"Jadi dia Alexa keponakan anda tuan Kevin ?" tanya Tuan Bennedict.

"Benar Tuan Bennedict. Dia keponakan saya tapi sudah saya anggap dia seperti putri saya sendiri" kata Papa Kevin.

"Untuk selanjutnya kamu ikut ke kelasnya Pak Danang ya Lex ??" kata Tuan Bennedict.

"Siap Pak.." kata Alexa dengan semangat.

"Sungguh suatu kehormatan bagi kami karena anda telah menyekolahkan keponakan anda di sekolah ini. Tapi kalau saya lihat-lihat anda dan keponakan anda ini sangat mirip loh tuan" kata Tuan Bennedict.

"Tentu saja, dia putri kakak kandung saya Tuan. Saya harus pergi sekarang karena ada meeting" kata Papa Kevin dengan nada dingin.

"Baiklah Tuan." kata Tuan Bennedict.

"Kenapa ekspresinya berbeda saat gue bilang Alexa mirip dengannya" batin Tuan Bennedict.

"Mari ikuti saya Nak. Saya akan antar ke kelas kamu." kata Pak Danang.

Sesuai dengan arahan kepala sekolah, Alexa mengikuti Pak Danang menuju ke kelasnya. Sebelum memasuki kelas, Papa Kevin memanggil Alexa.

"Sayang, kamu jaga diri kamu ya.. nanti Papa akan jemput kamu" kata Papa Kevin sembari mencium kening Alexa.

"Iya Om.." kata Alexa kemudian berlari menyusul Pak Danang.

"Heii.. dasar anak nakal !!" kata Papa Kevin sambil tertawa melihat tingkah konyol putrinya. Papa Kevin sengaja menyembunyikan kebenaran Alexa untuk menjaga keamanan putri semata wayangnya. Ia masih trauma dengan kejadian beberapa bulan yang lalu saat mereka masih di negara B.

Pak Danang masuk ke kelas tempat ia mengajar. Ia memberitahukan kepada siswanya bahwa hari ini mereka akan mendapatkan teman baru. Pak Danang pun memanggil Alexa yang masih menunggu di depan pintu. Saat Alexa menginjakkan kakinya kedalam kelas, semua mata menatapnya dengan tatapan kagum.

Lain halnya dengan Sean yang masih asyik memainkan ponsel dengan menggunakan earphone. Saat asyik bermain, tiba-tiba ponsel Sean terjatuh dari meja. Earphone yang ia pakai pun terlepas dari ponselnya. Ia mencoba mengambilnya, tangannya terhenti saat ia melihat gadis yang berdiri di samping meja guru. Ia terpana melihat kecantikan gadis yang baru masuk kedalam kelasnya.

"Apa ada yang salah yaa dengan penampilan gue ?" batin Alexa. Ia merasa tidak percaya diri saat orang menatapnya dengan tidak biasa.

"Hai.. Gue Alexa murid pindahan dari negara B" kata Alexa memperkenalkan diri sambil tersenyum.

"Ya Tuhan.. loe cantik banget sih.. bahkan lebih cantik dari bunga sekolah" kata Rose yang kagum dengan kecantikan Alexa.

"Loe akan jadi Queen di sekolah kita Alexa" kata Jean dengan kagum.

"Kalau gue cowok gue akan langsung nikahin loe Alexa" kata Sally yang juga terpesona dengan kecantikan Alexa.

Martin, Jonathan dan Kenzo yang sempat terpesona dengan Alexa mulai sadar dari hipnotis yang dipicu oleh kecantikan Alexa.

"Dia benar-benar cantik" bisik Jonathan kepada Kenzo.

"Dia memang cantik tapi dia bukan tipe gue" kata Kenzo dengan sombong. Martin fokus dengan Sean yang masih bengong melihat Alexa yang berdiri di depan kelas. Ia menepuk lengan Jonathan dan Kenzo.

"Ada apa ??" tanya Jonathan sambil berbisik. Martin menunjuk Sean dengan kepalanya. Jonathan dan Kenzo pun terkejut melihat Sean yang sebelumnya tidak pernah peduli dengan wanita, kini bisa terpesona dengan seorang gadis yang baru muncul. Baru kali ini mereka melihat Sean menatap gadis tanpa berkedip.

"Jean tolong kamu bantu Alexa jika dia kesulitan di awal-awal masuk sekolah ini" pinta Pak Danang.

"Baik Pak" jawab Jean dengan lantang. Pak Danang meminta Alexa duduk bersama Jean. Mata Sean mengikuti langkah kaki Alexa yang sedang menuju tempat duduknya. Pak Danang mengumumkan bahwa hari ini adalah jam kosong karena ada rapat bagi semua guru di sekolah. Setelah mengumumkan, Pak Danang berlalu meninggalkan kelas.

"Ekhem..Ekhem.. Ada yang tesepona nih.." kata Jonathan yang mengagetkan Sean hingga seketika tersadar dari aktivitas bengongnya.

"Siapa sih Jo ?" tanya Martin pura-pura tidak tahu. Jonathan melihat Sean sambil tersenyum.

"Apa Sean sedang terpesona ??" kata Kenzo yang membuat Sean kesal. Sean pun melotot kepada Kenzo hingga Kenzo ketakutan dan berhenti bicara. Jean, Rose dan Sally memperkenalkan dirinya kepada Alexa. Alexa pun memperkenalkan dirinya kepada Jean, Rose dan Sally.

"Lex.. loe tahu ?? Loe itu cantik banget siih.." kata Sally sembari memainkan rambut Alexa.

"Iya gue tahu kok Sal, gue emang cantik" kata Alexa sambil tersenyum dengan PeDenya.

"Loe PeDe banget sih Lex" tanya Jean yang jiwa keJulid-annya mulai muncul.

"Gue bukannya PeDe Jean, gue hanya mensyukuri apa yang Tuhan ciptakan untuk gue" kata Alexa

"Bener juga sih Jean" celetuk Rose.

Jean memperkenalkan semua teman-teman di kelas mereka. Alexa memang orang yang mudah bergaul dengan siapa saja. Oleh karena ia cepat sekali dekat dengan Jean, Rose dan Sally.

"Kalau yang duduk di belakang itu Sean Astin. dia adalah Ice man. Dia cowok paling tampan di sekolah kita. Tapi dia itu orang yang dingin, kejam dan anti dengan wanita. Setiap ada wanita yang mendekatinya, dia selalu menghindar bahkan dia tidak segan-segan mengusir wanita itu dengan kasar." ucap Jean memperkenalkan Sean. Alexa melihat Sean secara langsung.

"Kok gue seperti mengenalnya ya.." batin Alexa.

Alexa seakan terhipnotis oleh ketampanan seorang Sean Astin. Saat Sean berbalik menatapnya, ia segera membuang muka agar tidak ketahuan bahwa ia sedang mengagumi ketampanan Sean.

"Kenapa mereka mirip sekali" batin Sean.

Sean kembali tersihir dengan kecantikan Alexa. Ia tersenyum sembari menatap wajah cantik Alexa. Tanpa sengaja Rose melihat Sean yang sedang tersenyum sambil curi-curi pandang kepada Alexa.

"Sean.. kenapa loe senyum-senyum kepada Alexa ? Loe naksir sama Alexa yaa?" kata Rose. Jean, Sally, Martin, Jonathan dan Kenzo secara otomatis menoleh kearah Sean bahkan Alexa pun ikut menatap Sean. Kini, Sean tidak bisa mengelak, pipi Sean bersemu merah karena malu.

"Cieee... Ice man kita udah mulai cairr niihh.." kata Kenzo menggoda Sean.

"Waaah... bakal ada pasangan baru di kelas kita nih guys" sahut Jonathan yang juga ingin menggoda Sean. Semua teman sekelas Sean menyoraki Sean hingga kini wajahnya menjadi merah padam. Tak tahan dengan sorakan teman sekelasnya, Sean memutuskan keluar dari kelas.

Alexa Georgia

bersambung

Datang Bulan

Sean menenangkan dirinya di Toilet. Jam istirahat berbunyi. Hampir semua siswa meninggalkan kelas mereka dan pergi ke kantin untuk sekedar makan atau membeli snack ringan. Martin, Jonathan dan Kenzo pergi ke kantin terlebih dahulu. Martin sudah menghubungi Sean dan Sean meminta dipesankan makanan seperti biasa sementara dirinya masih menenangkan dirinya di toilet.

Jean, Rose dan Sally mengajak Alexa ke kantin. Alexa pun ikut serta makan di kantin. Sebelum ke kantin, Alexa meminta Jean menemaninya ke Toilet. Mereka berempat pun kini terpisah. Alexa dan Jean ke toilet, sedangkan Rose dan Sally mencari tempat untuk makan di kantin sekolah.

"Jean, loe bawa pembalut nggak ?" tanya Alexa yang sudah masuk kedalam toilet.

"Enggak Lex, emang kenapa sih ?" tanya Jean di depan pintu toilet.

"Gue lagi datang bulan dan sekarang tembus sampai rok gue kotor Jean" kata Alexa.

"Oh.. kalau begitu loe tunggu disini sebentar ya Lex, biar gue tanya ke Rose dan Sally, siapa tahu mereka membawa pembalut." kata Jean.

"baiklah tapi jangan lama-lama yaa Jean" kata Alexa. Jean meninggalkan Alexa di toilet dan mencarikan pembalut untuk Alexa.

Tanpa mereka sadari ada sepasang telinga yang mendengar percakapan Alexa dan Jean. Sean mendengar semua pembicaraan Alexa dan Jean.

"jadi dia sedang menstruasi" batin Sean.

15 menit telah berlalu akan tetapi Jean tak kunjung kembali ke toilet. Alexa pun menjadi khawatir.

"ini udah lama banget, tapi Jean belum juga kembali" gumam Alexa.

Sean mendengar suara gumaman Alexa. Ia pun mengetuk pintu toilet yang ditempati Alexa.

"Jean, loe sudah kembali ? gimana ?? ada nggak ?" tanya Alexa sembari mengeluarkan kepalanya melalui pintu yang sedikit ia buka. Ia terkejut saat melihat Sean di depan pintu toilet cewek.

"Loe ngintip gue ??" kata Alexa dengan kesal. Namun Sean tidak menjawab, ia melepaskan jaket yang dipakainya dan memberikannya kepada Alexa.

"Kenapa loe ngasih jaket loe ke gue ?" tanya Alexa.

"Temen loe mungkin lupa kalau loe ada di toilet." kata Sean. "Loe pakai jaket gue buat nutup rok loe yang kotor" lanjutnya.

Alexa dengan terpaksa menerima jaket yang dipinjamkan Sean kepadanya. Ia tutup roknya yang kotor dengan jaket milik Sean. Belum sempat ia berterimakasih, Sean sudah pergi dari kantin. Ia pun berlari menyusul Sean.

"Terimakasih" kata Alexa sambil tersenyum dan berlari melewati Sean.

Sean hanya diam tanpa menjawab perkataan Alexa. Alexa hendak ke kantin, akan tetapi ia tidak tahu letak kantin di sekolah ini. Ia berhenti dengan tiba-tiba hingga tanpa sengaja Sean menabraknya hingga Alexa tersungkur ke bawah. Ia melihat orang yang menabraknya. Ia melihat Sean dengan wajah tanpa dosanya. Bukannya minta maaf, Sean pergi begitu saja tanpa menolong Alexa.

"Benar kata Jean, dia orang yang kasar" batin Alexa.

Alexa mengikuti langkah Sean berharap agar tujuan mereka sama. Ternyata benar, Sean sedang menuju kantin. Alexa mencari keberadaan Jean, Rose dan Sally. Sedangkan Sean sudah duduk di tempat biasa ia makan. Setelah menemukan Jean, Rose dan Sally, Alexa menghampirinya.

"Jean !!! gue nungguin loe sampai jamuran !!!" kata Alexa kesal hingga bibirnya mengerucut seperti paruh burung kakak tua. Sean, Martin, Jonathan dan Kenzo yang kebetulan berdekatan dengan meja Jean, Rose dan Sally menyimak percakapan para gadis di depan mereka.

"Oh..My God, gue lupa Lex. Maaf yaa" kata Jean memelas.

"Ini ada apa sih ??" tanya Sally penasaran.

"Alexa baru saja datang bulan, dia tembus dan roknya ikut kena darah. Gue tadi mau minta pembalut ke kalian tapi gara-gara si tukang makan ini gue lupa" jelas Jean sambil menunjuk Rose.

"Kok gue sih ??" keluh Rose.

"Loe kan tadi menarik Jean agar segera makan Roje" kata Sally mengingatkan Rose.

"Oh..iya..Maaf ya Lex ??" kata Rose.

"Maaf yaa Lexaa.." kata Jean dengan perasaan bersalah.

"Boleh, tapi kalian harus mijitin gue." kata Alexa sambil tersenyum.

"Oke, gue mau.." kata Jean yang langsung memegang dada Alexa. Alexa melotot dan berteriak karena terkejut karena aset pribadinya dipegang oleh Jean. Alexa pun membalas memegang dada Jean. Sean, Martin, Jonathan dan Kenzo tak kalah terkejut. Mereka seakan menonton film dewasa.

"Jean apa yang loe lakukan ? Gue masih suci, jangan renggut kesucian gue Jean !!" kata Alexa dengan kesal sambil menyilangkan tangannya untuk menutup dada. Sally dan Rose tertawa mendengar perkataan Alexa.

"Hahahahaha... ternyata loe mesum juga yaa Lex" kata Jean yang juga menyilangkan tangan menutupi dadanya.

"Kalian berdua lebai banget siih..hahahaha" kata Rose sambil tertawa.

"Heeii... kalian berdua cocok sekali. Sama-sama mesum. Hahahahaha.." kata Sally sambil tertawa melihat kekonyolan temannya.

"Jangan meminta maaf yaa Jean, kita kan teman. Dan gue tahu loe nggak sengaja lupa" kata Alexa sembari memeluk Jean. Jean tersenyum dan membalas pelukan Alexa.

"Bukan hanya teman Lex, kita sahabat" kata Jean dengan tulus. Rose dan Sally ikut memeluk Jean dan Alexa. Sean, Martin, Jonathan dan Kenzo merasa terhibur dengan drama para wanita di depannya.

"Ternyata yang namanya cewek itu aneh banget yaa" kata Kenzo.

"Tapi mereka berbeda Ken" kata Jonathan.

"gimana ya rasanya memegang dada wanita ?" gumam Martin dengan pelan akan tetapi Sean, Jonathan dan Kenzo masih bisa mendengarnya. Tangan Martin seakan bergerak seakan sedang meremas sesuatu yang ternyata tangan Sean. Sean menarik tangannya kemudian melotot ke Martin hingga Martin ketakutan.

"Loe mau ?? Pegang aja tuh punya Jean. Kan loe suka sama Jean hahahaha.." kata Jonathan sambil tertawa.

"Kata siapa gue suka sama Jean ?" tanya Martin. Jean mendengar Martin menyebut namanya. Dia menoleh ke arah Martin.

"Apa loe ??" kata Martin dengan sewot. Jean hanya menjulurkan lidahnya kemudian membuang muka. Jonathan dan Kenzo tertawa menyaksikan Martin yang baru kali ini bicara dengan wanita. Sedangkan Sean masih menatap Alexa dengan tatapan dinginnya.

Alexa, Jean, Rose dan Sally melepaskan pelukan mereka. Sally melihat jaket yang melingkar di pinggang Alexa. Ia sangat familiar dengan jaket tersebut.

"Sebentar Lex.. ini bukannya jaket Sean ya ??" tanya Sally seakan menginterogasi Alexa. Jean, Rose, Martin, Jonathan dan Kenzo melihat pinggang Alexa.

"Oh.. iya itu jaket Sean" jawab Kenzo. Alexa bingung menjawabnya. Sean terus menatapnya dengan tatapan dingin.

"di..dia meminjamkan jaketnya ke gue" kata Alexa sedikit ragu. Mereka terkejut dengan perkataan Alexa. Pasalnya sangat mustahil bagi Sean meminjamkan barang pribadinya kepada orang lain.

"Apa benar king?" tanya Jonathan. Sean hanya diam.

"Udahlah..nggak penting jaket siapa, kita kembali makan yuk" ajak Rose. Mereka semua kembali fokus ke makanan mereka masing-masing. Terkadang Alexa mencuri pandang kepada Sean. Sean pun sering mencuri pandang kepada Alexa.

Saat asyik makan, Vallerie dan teman-temannya datang ke kantin. Mereka duduk di sebelah meja Sean. Pandangan Vallerie dan teman-temannya tertuju pada wajah yang baru mereka temui.

"Eh.. anak baru yaa.. cantik banget.." kata Angel yang kagum dengan kecantikan Alexa.

"Dia ciptaan Tuhan yang paling sempurna" kata Anna. Vallerie tidak terima jika temannya memuji orang lain.

"Masih cantikan gue lah.." kata Vallerie sambil memindai tubuh Alexa dari atas hingga bawah. Ia terkejut saat melihat di pinggang Alexa ada jaket Sean. Ia mengira Alexa mencuri jaket Sean. Ia pun melabrak Alexa yang tidak bersalah.

"Heh..gadis beasiswa !!" kata Vallerie sembari menggebrak meja tempat Alexa makan.

"Gue ??" tanya Alexa yang tidak tahu apa yang terjadi saat ini.

"Jangan ganggu dia. Dia teman gue !!! Atau loe akan berurusan sama gue !!!" bentak Jean.

"Gue nggak ada urusan sama loe ya.. jadi loe diam !!!" kata Vallerie kepada Jean. Alexa memegang tangan Jean dan mencoba menenangkan Jean. Mereka semua termasuk Sean melihat kearah Alexa dan Vallerie.

"Kenapa jaket Sean bisa ada di loe ? Loe nyuri kan??" tuduh Vallerie.

"enggak. Dia yang meminjamkannya ke gue" jawab Alexa dengan santai.

"hahaha... Nggak mungkin Sean meminjamkan barang pribadinya ke orang lain. Loe nyuri kan ? Apa Loe nggak bisa beli jaket sendiri hingga mencuri jaket Sean ? Apa begini cara orang tua loe mendidik loe ?" kata Vallerie. Alexa hanya diam menahan emosinya.

"Kalau loe pengen, loe beli sendiri dong. Jangan comot milik orang lain. Kalau loe nggak punya uang, loe bisa jual diri loe buat beli jaket mahal ini. Loe minta ajarin nyokap loe gimana caranya dapat uang dengan cepat" kata Vallerie merendahkan Alexa. Kemarahan Alexa semakin memuncak. Jean hendak menampar Vallerie akan tetapi dicegah oleh Sally.

"Biarkan Alexa menyelesaikan masalahnya sendiri" bisik Sally.

"Plaaaaakkkk !!!!" Alexa menampar Vallerie dengan sangat keras. Sean terkejut melihat keberanian Alexa.

"beraninya loe..." (kata Vallerie terpotong).

"Beraninya loe menghina orang tua gue !!! loe boleh hina gue sesuka hati loe. Gue nggak akan diam jika loe menghina orang tua gue!!!! Apa begini cara mama loe mendidik loe? Gue kasihan banget sama orang tua loe. Mungkin sangat sial bagi mereka karena sudah menghadirkan wanita ****** seperti loe !!!" kata Alexa yang meluapkan amarahnya.

"Gue kembalikan jaket loe. Gue sangat menyesal sudah memakai jaket loe hingga orang tua gue dihina seperti ini" kata Alexa sambil melempar jaket ke wajah Sean kemudian pergi dari kantin. Jean, Rose dan Sally berlari menyusul Alexa.

"What ??? dia berani sekali" bisik Jonathan kepada Kenzo.

"ssstttt !!! nanti Sean mendengar omongan loe" bisik Kenzo.

Sean hanya diam dengan tatapan penuh amarah. Semua yang ada di kantin melihat Sean dengan rasa takut. Sean berdiri dari tempatnya, ia menendang meja dengan keras dan membuang jaketnya ke tempat sampah kemudian berlalu menuju kelasnya. Martin, Jonathan dan Kenzo mengikuti Sean dibelakangnya.

"Lex.. loe gapapa ?" tanya Sally yang khawatir dengan Alexa.

"Kalian tenang aja, gue gapapa kok. Gue mau pulang dulu ya.. Rok gue kotor nih.." kata Alexa sambil mengemasi bukunya.

"Gue antar yaa.." kata Jean

"Nggak usah Jean, gue dijemput Papa kok" tolak Alexa.

Alexa lagi-lagi menabrak Sean saat ia hendak melewati pintu ruang kelas mereka. Alexa menatap Sean dengan kesal. Ia berlalu dan pergi dari kelas. Seanpun mengemasi bukunya dan pergi dari kelas. Martin, Jonathan dan Kenzo melihat kepergian Sean tanpa mengikutinya.

Vallerie mendengus kesal melihat Sean pergi dengan penuh amarah. Ia menyalahkan Alexa atas apa yang terjadi saat ini.

"Gue harus bikin perhitungan ke anak baru itu." kata Vallerie kesal.

"Tapi apa bener dia anak beasiswa itu ?" tanya Yuna kurang yakin.

"Kata ayah gue ada dua siswa baru hari ini. Katanya murid beasiswa." kata Vallerie.

"Tapi dia berani banget menampar loe Val. Dan tadi dia juga berani melempar jaket itu ke wajah Sean" kata Angel.

"Makanya kita harus balas dia. Kalau dia didiamkan, lama-lama dia bisa ngelunjak" kata Vallerie.

Alexa sudah berada di depan gerbang sekolah. Ia mencoba menghubungi Papa Kevin sambil duduk dibawah pohon yang rindang. Akan tetapi ponsel Papa Kevin tidak aktif. Ia terus mencoba menghubungi Papa Kevin. Sean melihat Alexa sedang menghubungi seseorang di dibawah pohon. Ia ingat benar bahwa rok yang dikenakan Alexa kotor karena menstruasi. Ia berniat memberikan tumpangan kepada Alexa. Ia menghentikan mobil sport kesayangannya tepat di depan Alexa. Ia membuka kaca mobilnya.

"Masuk !!!" kata Sean dingin. Alexa bingung dengan maksud Sean.

"Gue ??" tanya Alexa. Sean hanya mengangguk.

"Tapi rok gue kotor. Ini bisa mengotori mobil loe. Kalau mobil loe kotor, gue bisa dilabrak pacar loe. Loe pergi aja.. Gue akan menunggu dijemput Papa gue" kata Alexa.

"Loe mau nunggu dengan rok loe yang kotor itu ??" kata Sean. Alexa melihat roknya yang memang sudah sangat kotor.

"Mau nggak ??" teriak Sean yang mulai habis kesabarannya. Alexa mengangguk dan naik ke mobil Sean.

bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!